Anda di halaman 1dari 4

 

INFEKSI JAMUR CANDIDA PADA PENDERITA HIV/AIDS

Pujiana Endah Lestari


Bagian Biomedik Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

HIV / AIDS remains a global problem, more than 34 million people infected with HIV / AIDS. When a person
with HIV / AIDS will become vulnerable to opportunistic infections. Manifestations of Candida fungal opportunistic
infections in people with HIV / AIDS is most commonly a Oropharyngeal candidiasis. In addition, oral fungal infections
include: acute pseudomembranous candidiasis, acute atrophic candidiasis, chronic atrophic candidiasis, chronic
hyperplastic candidiasis and candida cheilosis. Fungal infections are common in people with HIV / AIDS as it relates
to the level of immunosuppression, which can be an indicator of HIV infection and prediction of progression to AIDS
infection.

Keywords : infection, Candida, HIV/AIDS

Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS TELAAH PUSTAKA


(Human Immunodeficiency Virus / Acquired PATOGENESIS INFEKSI HIV/AIDS
Immune Deficiency Syndrome) masih menjadi
masalah global. Lebih dari 34 juta penduduk Penyakit HIV dimulai dengan infeksi
dunia saat ini menderita HIV / AIDS. akut yang tidak dapat diatasi sempurna oleh
Diperkirakan pada tahun 2011 penderita HIV respons imun adaptif, dan berlanjut menjadi
baru 2,5 juta dan penderita meninggal infeksi jaringan limfoid perifer yang kronik dan
karena AIDS sebanyak 1,7 juta.1 Negara progresif. Perjalanan penyakit HIV dapat
Indonesia masuk dalam taraf epedemik diikuti dengan memeriksa jumlah virus di
terkonsentrasi HIV/AIDS dengan prevalensi plasma dan jumlah sel T CD4+ dalam darah.
lebih dari 5% yaitu 16,59%, hal ini sangat Infeksi primer HIV pada fetus dan neonatus
mengkhawatirkan.2 Demikian juga di terjadi pada situasi sistim imun imatur,
Kabupaten Jember Jawa Timur jumlah sehingga penjelasan berikut merupakan
penderita HIV/AIDS mengalami peningkatan, ilustrasi patogenesis yang khas dapat diikuti
penderita HIV/AIDS yang memeriksakan diri di pada orang dewasa. 7
Rumah Sakit Soebandi Jember tahun 2012 Infeksi primer terjadi bila virion HIV
naik sekitar 50% dibanding tahun 2011. Sejak dalam darah, semen, atau cairan tubuh
awal januari hingga akhir november 2012 lainnya dari seseorang masuk ke dalam sel
tercatat 190 penderita HIV/AIDS. Penderita orang lain melalui fusi yang diperantarai oleh
baru tahun 2011 rata – rata 5 orang perbulan reseptor gp120 atau gp41. Tergantung dari
meningkat dua kali lipat pada tahun 2012 tempat masuknya virus, sel T CD4+ dan
menjadi 10 orang perbulan.3 monosit di darah, atau sel T CD4+ dan
AIDS adalah sekumpulan gejala dan makrofag di jaringan mukosa merupakan sel
infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya yang pertama terkena. Sel dendrit di epitel
sistem imunitas tubuh manusia akibat infeksi tempat masuknya virus akan menangkap
virus HIV. Virusnya sendiri bernama Human virus kemudian bermigrasi ke kelenjar getah
Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang bening. Sel dendrit mengekspresikan protein
memperlemah imunitas pada tubuh manusia. yang berperan dalam pengikatan envelope
Orang yang terkena virus ini akan menjadi HIV, sehingga sel dendrit berperan besar
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun dalam penyebaran HIV ke jaringan limfoid. Di
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan jaringan limfoid, sel dendrit dapat menularkan
yang telah ada dapat memperlambat laju HIV ke sel T CD4+ melalui kontak langsung
perkembangan virus, namun penyakit ini antar sel. 7
belum benar-benar bisa disembuhkan.4 Beberapa hari setelah paparan
Suatu infeksi jamur sangat umum pertama dengan HIV, replikasi virus dalam
terkait dengan infeksi HIV/AIDS, telah jumlah banyak dapat dideteksi di kelenjar
dilaporkan terdapat hubungan dengan getah bening. Replikasi ini menyebabkan
penyakit retroviral akut yang dapat menjadi viremia disertai dengan sindrom HIV akut
ciri utama infeksi HIV/AIDS,5 tetapi umumnya (gejala dan tanda nonspesifik seperti infeksi
ditemukan sejak serokonversi fase asimtomatik virus lainnya). Virus menyebar ke seluruh tubuh
dan berhubungan dengan peningkatan risiko dan menginfeksi sel T subset CD4 atau T
untuk perkembangan AIDS.6 Oral candidiasis helper, makrofag, dan sel dendrit di jaringan
telah terbukti menjadi penanda yang limfoid perifer. Setelah penyebaran infeksi HIV,
signifikan, tergantung pada jumlah CD4+ terjadi respons imun adaptif baik humoral
dalam perkembangan penyakit HIV.5 maupun selular terhadap antigen virus.
Penulisan artikel bertujuan untuk Respons imun dapat mengontrol sebagian
menelaah infeksi jamur Candida pada dari infeksi dan produksi virus, yang
penderita HIV/AIDS. menyebabkan berkurangnya viremia dalam
12 minggu setelah paparan pertama. 7

  35
Stomatogantic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 35-38
 

Setelah infeksi akut, terjadilah fase Acute pseudomembranous


kedua dimana kelenjar getah bening dan candidiasis. Disebut juga oral thrush. Gejala
limpa menjadi tempat replikasi HIV dan klinis; tampak plak / pseudomembran, putih
destruksi sel. Pada tahap ini, sistem imun masih seperti sari susu, mengenai mukosa bukal,
kompeten mengatasi infeksi mikroba lidah dan permukaan oral lainnya.
oportunistik dan belum muncul manifestasi Pseudomembran tersebut terdiri atas
klinis infeksi HIV, sehingga fase ini disebut juga kumpulan hifa dan sel yeast, sel radang,
masa laten klinis (clinical latency period). bakteri, sel epitel, debris makanan dan
Pada fase ini jumlah virus rendah dan jaringan nekrolitik. Bila plak diangkat tampak
sebagian besar sel T perifer tidak dasar mukosa eritematosa atau mungkin
mengandung HIV. Kendati demikian, berdarah dan terasa nyeri sekali. 9
penghancuran sel T CD4+ dalam jaringan Acute atrophic candidiasis. Disebut
limfoid terus berlangsung dan jumlah sel T juga midline glossitis, antibiotic candidiasis,
CD4+ yang bersirkulasi semakin berkurang. glossodynia, antibiotic tongue, acute
Lebih dari 90% sel T yang berjumlah 1012 erythematous candidiasis. Mungkin
terdapat dalam jaringan limfoid, dan HIV merupakan kelanjutan kandidiasis
diperkirakan menghancurkan 1-2 x 109 sel T pseudomembran akut akibat menumpuknya
CD4+ per hari. Pada awal penyakit, tubuh pseudomembran. Daerah yang terkena
dapat menggantikan sel T CD4+ yang hancur tampak khas sebagai lesi eritematosa,
dengan yang baru. Namun setelah beberapa simetris, tepi berbatas tidak teratur pada
tahun, siklus infeksi virus, kematian sel T, dan permukaan dorsal tengah lidah, sering
infeksi baru berjalan terus sehingga akhirnya hilangnya papila lidah dengan pembentukan
menyebabkan penurunan jumlah sel T CD4+ di pseudomembran minimal dan ada rasa nyeri.
jaringan limfoid dan sirkulasi. 5 Sering berhubungan dengan pemberian
Pada fase kronik progresif, pasien antibiotik spektrum luas, kortikosteroid sistemik,
rentan terhadap infeksi lain, dan respons imun inhalasi maupun topikal. 9
terhadap infeksi tersebut akan menstimulasi Chronic atrophic candidiasis.
produksi HIV dan destruksi jaringan limfoid. Disebut juga denture stomatitis, denture-sore
Transkripsi gen HIV dapat ditingkatkan oleh mouth. Bentuk tersering pada pemakai gigi
stimulus yang mengaktivasi sel T, seperti tiruan (1 di antara 4 pemakai) dan 60% di atas
antigen dan sitokin. Sitokin (misalnya TNF) usia 65 tahun, serta wanita lebih sering
yang diproduksi sistem imun alamiah sebagai terkena. Gambaran khas berupa eritema
respons terhadap infeksi mikroba, sangat kronis dan edema di sebagian palatum di
efektif untuk memacu produksi HIV. Jadi, bawah prostesis maksilaris. Ada 3 stadium
pada saat sistem imun berusaha yang berawal dari lesi bintik-bintik (pinpoint)
menghancurkan mikroba lain, terjadi pula yang hiperemia, terbatas pada asal duktus
kerusakan terhadap sistem imun oleh HIV. 7 kelenjar mukosa palatum. Kemudian dapat
Penyakit HIV berjalan terus ke fase meluas sampai hiperemia generalisata dan
akhir dan letal yang disebut AIDS dimana peradangan seluruh area yang
terjadi destruksi seluruh jaringan limfoid perifer, menggunakan gigi tiruan. Bila tidak diobati
jumlah sel T CD4+ dalam darah kurang dari pada tahap selanjutnya terjadi hiperplasia
200 sel/mm3, dan viremia HIV meningkat papilar granularis. chronic atrophic
drastis. Pasien AIDS menderita infeksi candidiasis sering disertai candida cheilosis,
oportunistik, neoplasma, kaheksia (HIV wasting tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala
syndrome), gagal ginjal (nefropati HIV), dan ringan. C.albicans lebih sering ditemukan
degenerasi susunan saraf pusat (ensefalopati pada permukaan gigi tiruan daripada di
HIV). 7 permukaan mukosa. Bila ada gejala,
umumnya pada pasien dengan peradangan
INFEKSI JAMUR CANDIDA PADA PENDERITA granular atau generalisata, keluhan dapat
HIV/AIDS berupa rasa terbakar, pruritus dan nyeri ringan
sampai berat. 9
Infeksi oportunistik merupakan Chronic hyperplastic candidiasis.
penyakit yang jarang terjadi pada orang Disebut juga candida leukoplakia. Gejala
sehat, tetapi menyebabkan infeksi pada bervariasi dari bercak putih, yang hampir
individu yang sistem imunnya terganggu, tidak teraba sampai plak kasar yang melekat
termasuk infeksi HIV. Organisme-organisme erat pada lidah, palatum atau mukosa bukal.
penyakit ini sering hadir dalam tubuh, tetapi Keluhan umumnya rasa kasar atau pedih di
umumnya dikendalikan oleh sistem kekebalan daerah yang terkena.2 Tidak seperti pada
tubuh yang sehat. Ketika seseorang terinfeksi kandidiasis pseudomembran, plak disini tidak
HIV/AIDS berkembang infeksi oportunistik. dapat dikerok. Harus dibedakan dengan
Umumnya bagian intra oral yang paling leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering
banyak dialami penderita AIDS yakni infeksi dihubungkan dengan rokok sigaret dan
jamur Candida. 8 Terdapat 5 macam infeksi keganasan. Terbanyak pada pria, umumnya
jamur Candida di rongga mulut yaitu; acute di atas usia 30 tahun dan perokok. 9
pseudomembranous candidiasis, acute Candida chelosis. Sinonim perleche,
atrophic candidiasis, chronic atrophic angular cheilitis, angular stomatitis. Khas
candidiasis, chronic hyperplastic candidiasis, ditandai eritema, fisura, maserasi dan pedih
candida cheilosis. pada sudut mulut. Biasanya pada mereka

  36
Infeksi Jamur Candida pada Penderita HIV/AIDS…. (Pujiana)
 

yang mempunyai kebiasaan menjilat bibir T CD4+. Imunosupresi biasanya didahului oleh
atau pada pasien usia lanjut dengan kulit periode laten secara klinis yang lama. Selama
yang kendur pada sudut mulut. Juga karena infeksi fase asimptomatik, jumlah sel T CD4+
hilangnya dimensi vertikal pada 1/3 bawah masih mendekati normal tetapi fungsi sel T
muka karena hilangnya susunan gigi atau CD4+ tampaknya terganggu, seperti yang
pemasangan gigi palsu yang jelek dan oklusi ditunjukkan oleh kegagalan sel T CD4+
yang salah. Biasanya dihubungkan dengan berproliferasi dalam respon untuk mengingat
chronic atrophic candidiasis karena antigen, mitogens, dan alloantigen HLA dan
pemakaian gigi tiruan. defek produksi sitokin T-helper 1 (Th1), seperti
Oropharyngeal candidiasis. interleukin-2 (IL-2) dan gamma interferon (IFN-
ˠ).
Oropharyngeal candidiasis (OPC) sering 13 Hasil proses patogen ini adalah kerusakan

manifestasi awal infeksi HIV dan sekitar 80-90% jaringan limfoid, menyebabkan imunosupresi
pasien dengan AIDS akhirnya berat. Ketika jumlah sel T CD4+ jatuh di bawah
mengembangkan OPC pada beberapa 200 sel µl darah-, AIDS dapat didiagnosis. 14
tahap penyakit mereka.10 Candida albicans Respon imun terhadap HIV dan patogen
adalah spesies yang bertanggung jawab lainnya kolaps, dan pasien sangat rentan
untuk sebagian besar kasus OPC. terhadap infeksi oportunistik yang disebabkan
Kemampuan C. albicans untuk melekat pada oleh mikroorganisme yang biasanya
sel-sel epitel bukal sangat penting dalam dikendalikan dengan baik oleh imunitas yang
membangun kolonisasi oral. Setelah kolonisasi, diperantarai sel, seperti jamur Candida.
organisme tersebut dapat bertahan selama Jamur Candida adalah organisme
berbulan-bulan atau bertahun-tahun dalam komensal dalam mulut dari orang sehat, ada
jumlah yang rendah karena tidak adanya kemungkinan bahwa mekanisme pertahanan
peradangan. ukuran populasi kecil ini adalah membatasi proliferasi pada status carrier
hasil dari mekanisme pertahanan host yang terganggu selama proses multifase infeksi HIV.
efektif dalam rongga mulut. Genotip strain Namun, gangguan yang tepat yang
Candida yang diperoleh dari pasien terinfeksi mendukung perkembangan Candida pada
HIV dengan OPC menunjukkan frekuensi permukaan mukosa pada urutan
distribusi genotipe yang sama dengan yang perkembangan infeksi HIV belum jelas.
terlihat pada non HIV/AIDS, menunjukkan Meskipun dari data klinis diketahui dengan
bahwa HIV/AIDS tidak disebabkan oleh strain baik faktor-faktor predisposisi yang
Candida virulen yang khusus, tapi mungkin menyebabkan oral candidiasis bahwa
hasil dari defek mekanisme pertahanan host. keseimbangan antara C. Albicans dan host
11 melibatkan imunitas yang diperantarai sel
Gejala OPC bisa sangat bervariasi yang utuh, populasi sel dan mekanisme yang
dan dari lesi oral asimtomatik, dengan mulut terlibat dalam imunitas protektif terhadap
yang menyakitkan, rasa terbakar di lidah dan mikroorganisme di lokasi mukosa. 15
terkait disfagia. Tanda-tanda klinis meliputi
eritema difus dan bercak putih yang muncul KESIMPULAN DAN SARAN
sebagai lesi yang berlainan pada permukaan
mukosa bukal, tenggorokan, lidah dan gusi.10 Infeksi jamur Candida sering
OPC parah pada akhirnya dapat ditemukan pada penderita HIV/AIDS yang
mengganggu kualitas hidup dan berhubungan langsung dengan tingkat
menghasilkan pengurangan asupan cairan imunosupresinya, yang dapat menjadi
atau makanan. Komplikasi yang paling serius indikator infeksi HIV dan prediksi
dari OPC yang tidak diobati adalah perkembangan infeksinya menjadi AIDS.
perpanjangan dari infeksi ke kerongkongan, Dokter gigi sebagai deteksi dini penyakit
yang mengarah ke asupan gizi menurun. 10 medis umum, dengan adanya manifestasi
infeksi oral candidiasis terutama
PEMBAHASAN oropharyngeal candidiasis dapat curiga
adanya infeksi HIV/AIDS dan dapat
AIDS merupakan penyakit sistem merencanakan penatalaksanaanya dengan
imun manusia yang disebabkan oleh virus HIV. tepat.
Defek imunitas seluler terkait dengan AIDS
dapat menjadikan orang yang terinfeksi DAFTAR PUSTAKA
beresiko terhadap berbagai infeksi
oportunistik. Infeksi yang disebabkan oleh 1. AmfAR, The Foundation for AIDS
jamur Candida merupakan infeksi yang paling Research. 2012. Statistics: Worldwide.
umum, yaitu jamur dimorfik yang biasanya http://www.amfar.org/about_hiv_and_ai
ada dalam rongga mulut dalam keadaan ds/facts_and_stats/statistics__worldwide/
nonpatogenik pada indivudu sehat, tetapi di
bawah kondisi yang menguntungkan jamur 2. Ditjen PP & PL Kemenkes RI.2012. Statistik
Candida memiliki kemampuan untuk berubah Kasus HIV/AIDS di Indonesia.
menjadi bentuk hifa patogen (yang http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf
menyebabkan penyakit). 12
Infeksi HIV mengarah pada 3. Tempo, 30 november 2012. Angka
hilangnya kompetensi imunitas, gambaran Penderita HIV/AIDS terus Berlipat.
yang paling mencolok adalah penurunan sel www.tempo.com,

37

 
Stomatogantic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 35-38
 

4. Wikipedia Bahasa Indonesia, Samaranayake and T. W. MacFarlane


Ensiklopedia Bebas. 2012. HIV/AIDS. (ed.), Oral candidosis. Wright, London
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

5. Dull, J. S., Sen P., Raffanti S., and


Middleton J.R. Oral Candidiasis as A
Marker of Acute Retroviral Illness. South.
Med. J 1991. 84:733–735.

6. Dodd, C. L., Greenspan D., Katz M.H.,


Westenhouse J.L., Feigal D.W., and
Greenspan J.S. Oral Candidiasis in HIV
Infection: Pseudomembranous and
Erythematous Candidiasis Show Similar
Rates of Progression to AIDS. AIDS 1991;
5:1339–1343

7. HIV AIDS online clinic. 2012. Perjalanan


Penyakit dan Respon Imunologi HIV
AIDS. http://hivaidsclinic.wordpress.com/
2012/08/13/ perjalanan-penyakit-dan-
respon-imunologi-hiv-aids/

8. Harian Analisa, 27 desember 2012. 80


Persen Penderita HIV AIDS Mengalami
Candidiasis. http://www.analisadaily.
com/news/read/2012/12/27/96525/80_p
ersen_penderita_aids_alami_candidiasis/
#.UOX7u6BdvMw

9. Suyoso, S. 2011. Kandidiasis mukosa.


http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id

10. Silverman, S.J.r, Gallo J.W., McKnight


M.L., Mayer P., de Sanz S., Tan M.M.
Clinical Characteristics and
Management Responses in 85 HIV-
infected Patients with Oral Candidiasis.
Oral Surg. Oral Med. Oral Pathol. Oral
Radiol. Endod 1996. 82, 402—407.

11. Powderly, W.G., Robinson K., Keath E.J.


Molecular Typing of Candida albicans
Isolated from Oral Lesions of HIV-infected
Individuals. AIDS 1992; 6, 81—84

12. Shetti A., Ishita G., and Shivyogi M.C.


Oral Candidiasis: Aiding in the Diagnosis
of HIV—A Case Report. Hindawi
Publishing Corporation Case Reports in
Dentistry 2011.

13. Clereci, M., and Shearer G.M. A TH1-TH2


Switch is a Critical Step in the Etiology of
HIV Infection. Immunol. Today 1993;
14:107–111

14. Centers for Disease Control and


Prevention. Revised classification system
for HIV infection and expanded
surveillance case definition for AIDS
among adolescents and adults. Morbid.
Mortal. Weekly Rep 1993. 41:1–19.

15. Samaranayake, L. P. 1990. Host Factors


and Oral Candidiasis, p. 66–103. In L. P.

  38

Anda mungkin juga menyukai