Anda di halaman 1dari 8

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053

Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

STATUS NUTRISI LANSIA DAN RISIKO JATUH PADA LANSIA

Sofia Rhosma Dewi


(Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 49 Jember, email : sofiarhosma84@gmail.com)

ABSTRAK

Malnutrisi pada lansia dapat menyebabkan gangguan fungsi otot, gangguan


kognitif, penurunan massa tulang, dan peningkatan morbiditas. Gangguan fungsi
otot dan penurunan massa tulang akan mempengaruhi fungsi motorik lansia yang
dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi postur tubuh yang menjadi salah
satu prediktor jatuh pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara status gizi lansia dan risiko jatuh di UPT PSTW
Jember. Penelitian ini adalah korelasional yang dilakukan dengan pendekatan
cross sectional. Ada 77 responden dalam penelitian ini dari total 140 lansia di
UPT PSTW Jember. Responden diambil secara purposive sampling. Data yang
diambil menggunakan MNA untuk status gizi dan TUG untuk risiko jatuh, data
dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman. Analisis statistik
menunjukkan nilai p 0,081 yang berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara
status gizi lansia dan risiko jatuh. Turunnya usia lanjut dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti gangguan sensorik, perubahan patologis, riwayat jatuh dan
lingkungan.

Kata kunci: Lansia, Status Gizi, Jatuh

ABSTRACT

Malnutrition in elderly could lead to impaired muslce’s function, cognitive


impairment, bone mass declining and increased morbidity. Impaired muscle’s
function and bone mass declining will affect elderly’s motoric function that could
lead to imbalance postural function that become one of elderly’s fall predictors.
The purpose of this study is to find out the correlational between elderly’s
nutritional status and risk of fall in UPT PSTW Jember. It’s a correlational
research conducted with cross sectional approach. There were 77 respondents
who take a part in this study from the total 140 elderly in UPT PSTW Jember. The
respondent taken by purposive sampling. The data taken by MNA for nutritional
status and TUG for risk of fall the the data analysed using spearman correlation
test. Statystical analysis show p value 0,081 which mean there were no significant
correlation between elderly’s nutritional status and risk of fall. Fall in elderly
were affected by the other factors such as sensory impairment, patological
changes, history of fall and environment.

Key words : Elderly, Nutritional Status, Fall

22
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

PENDAHULUAN fungsi kognitif, penurunan massa


tulang dan meningkatkan angka
Indonesia merupakan salah
kematian.
satu negara berkembang dengan
Gangguan kerja otot dan
jumlah lansia terbanyak di dunia.
Indonesia diproyeksikan memasuki penurunan massa tulang diketahui
akan menggangu kemampuan
periode lansia pada tahun 2010 –
motorik lansia yang selanjutnya
2035 dengan jumlah lansia
sangat mempengaruhi keseimbangan
diperkirakan mencapai 48, 2 juta
postural lansia. Keseimbangan
jiwa pada tahun 2035 . Peningkatan
postural merupakan salah satu faktor
jumlah lansia disebabkan oleh
penting yang dibutuhkan seseorang
peningkatan usia harapan hidup
agar dapat melaksanakan aktifitas
penduduk Indonesia. Usia harapan
fungsional. Selain itu keseimbangan
hidup di Indonesia mencapai 70,8
postural juga diketahui merupakan
tahun pada 2015.
salah satu prediktor kejadian jatuh
Peningkatan usia harapan
pada lansia.
hidup merupakan salah satu indikator
Jatuh pada lansia merupakan
kemajuan pembangunan kesehatan di
suatu negara. Namun di sisi lain salah satu sindroma geriatrik yang
peningkatan usia harapan hidup yang paling banyak menyita perhatian.
Hamid et al (2017) menyebutkan
berdampak pada peningkatan angka
bahwa resiko jatuh pada lansia akan
ketergantungan nasional.
semakin meningkat seiring dengan
Pertambahan usia yang
pertambahan usia. Kejadian jatuh
dialami lansia membawa
pada lansia setiap tahunnya tercatat
konsekuensi terhadap penurunan
sekitar 30% terjadi pada lansia
fungsi organ tubuh. Perubahan
berusia 65 tahun atau lebih dan pada
degeneratif yang terjadi pada lansia
lansia berusia 80 tahun atau lebih
juga dibarengi oleh munculnya
angka kejadian jatuh meningkat
sindroma geriatri yang menyebabkan
menjadi 50% di seluruh dunia.
angka ketergantungan lansia semakin
Kejadian jatuh dapat membawa
tinggi.
Yuniarti (2011) dampak serius yang dapat
meningkatkan angka morbiditas dan
menyebutkan bahwa lansia selalu
mortalitas pada lansia karena pada
beresiko terhadap malnutrisi karena
tahapan lansia seorang individu akan
adanya proses penurunan asupan
beresiko mengalami osteoporosis dan
makanan akibat perubahan fungsi
bila terjadi jatuh maka resiko
usus, inefektifitas metabolisme,
kegagalan homeostasis dan defek terjadinya fraktur akan semakin
nutrien. Semakin tua usia seseorang tinggi.
Studi pendahuluan yang
maka resiko seorang individu untuk
dilakukan oleh peneliti terhadap 10
mengalami malnutrisi akan semakin
lansia di UPT PSTW Jember
tinggi. Apabila hal ini tidak
ditemukan 5 beresiko malnutrisi dan
tertangani dengan baik dapat
6 lansia yang membutuhkan waktu
menyebabkan defisiensi energi
lebih dari 13 detik dalam
protein dan nutrisi lainnya. Lebih
menyelesaikan Timed Up and Go
lanjut Chien dan Guo (2014)
Test yang berarti lansia tersebut
menyebutkan bahwa malnutrisi pada
lansia dapat menyebabkan kejadian beresiko untuk jatuh. Dari studi
pendahuluan tersebut peneliti tertarik
gangguan kerja otot, penurunan

23
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

untuk mencari korelasi antara status cross sectional yang melibatkan 77


nutrisi lansia dan resiko jatuh pada responden yang terpilih melalui
lansia. Tujuan penelitian ini adalah purposive sampling dari 140 lansia
untuk mengetahui hubungan antara binaan di UPT PSTW Jember. Data
status nutrisi dengan resiko jatuh pada penelitian ini dikumpulkan
pada lansia. dengan menggunakan MNA dan
TUG yang kemudian dianalisis
METODE PENELITIAN dengan mengginakan uji korelasi
spearman.
Penelitian ini adalah penelitian
korelasional dengan pendekatan

HASIL PENELITIAN

Karakteristik lansia yang menjadi responden pada penelitian ini adalah


sebagai berikut :

Tabel 1 Karakteristik Umum Responden Penelitian (Sumber: Data Primer


Penelitian, Januari 2019)

Karakteristik Jumlah Persentase


Umur (tahun)
60 – 69 37 48,05
70 – 79 27 35,04
80 – 89 10 12,99
90 – 99 3 3,89
Jenis Kelamin
Perempuan 35 45,45
Laki – laki 42 54,54
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 28 36,36
SD 37 48,05
SMP 7 9,09
SMA 5 6,49
Agama
Islam 70 90,9
Kristen 5 6,49
Hindu 2 2, 61
Status Pernikahan
Lajang 5 6,5
Cerai hidup 14 18,18
Cerai mati 58 75,32
Riwayat penyakit
Hipertensi 50 64,94
Gout 14 18,18
Lainnya 13 16,88
Tajam Penglihatan
Utuh 28 36,64
Turun 49 64,36

24
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

Tajam Pendengaran
Utuh 52 67,53
Menurun 25 32,47
Riwayat Jatuh
Ya 40 51,95
Tidak 37 48,05

Indeks Massa Tubuh


Underweight 8 10,34
Normal 49 63,63
Oerweight 20 26,03
Obesitas 0 0
Kemandirian ADL
Mandiri 68 88,31
Ketergantungan ringan 0 0
Ketergantungan moderat 9 11,69
Ketergantungan total 0 0
Fungsi Kognitif
Normal 45 58,44
Gangguan kognitif sedang 31 40,26
Gangguan kognitif berat 1 1,3
Total 77 100

Berdasarkan data pada tabel 1 dapat mayoritas adalah SMP, beragama


diketahui bahwa mayoritas islam, status pernikahan cerai mati,
responden yang terlibat dalam memiliki riwayat penyakit hipertensi,
penelitian ini berusia 60 – 69 tahun, fungsi penglihatan dan pendengaran
berjenis kelamin laki – laki dengan utuh, memiliki riwayat jatuh, dan
tingkat pendidikan responden indeks massa tubuh.

Tabel 2 Status Nutrisi Lansia (Sumber: Data Primer Penelitian, Januari 2019)

Status nutrisi Jumlah Persentase


Malnutrisi 4 5,2
Resiko malnutrisi 55 71,4
Normal 18 23,4
Total 77 100

Berdasarkan data pada tabel 2 dapat responden beresiko mengalami


disimpulkan bahwa mayoritas malnutrisi.

25
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

Tabel 3 RIsiko Jatuh Lansia (Sumber: Data Primer Penelitian, Januari 2019)

Resiko jatuh Jumlah Persentase


Normal 28 36,4
Resiko jatuh 48 62,3
Perlu bantuan dalam mobilisasi 1 1,3
Total 77 100

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat yang dibutuhkan untuk


dilihat bahwa mayoritas responden menyelesaikan TUG adalah 14 – 24
beresiko untuk jatuh dengan waktu detik.

Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Spearman antara Status Nutrisi dan Resiko Jatuh
Lansia

Parameter Jumlah
Koefisien korelasi 0,028
Signifikansi 0,081
Total 77

Tabel 4 menunjukkan bahwa korelasi didapatkan data 63,63% responden


kedua variabel memiliki signifikansi memiliki BMI normal dan 88,31%
0,081 yang berarti kedua variabel responden mandiri dalam pemenuhan
tidak berkorelasi dan memiliki ADL. Namun demikian hasil
koefisien korelasi 0,028 yang berarti pengamatan peneliti menunjukkan
korelasi kedua variabel sangat lemah. bahwa selain aktifitas terjadual yang
telah disusun oleh pengelola PSTW,
PEMBAHASAN lansia banyak memiliki waktu luang
yang diisi dengan bercengkerama
Hasil tabulasi data pada tabel 2 atau sekedar duduk – duduk. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas menunjukkan bahwa responden
responden beresiko malnutrisi. Leslie mengalami penurunan aktifitas.
dan Hankey (2015) menyebutkan Sesuai dengan pendapat Leslie dan
bahwa proses menua selalu diiringi Hankey (2015) yang menyebutkan
dengan berbagai perubahan yang bahwa penurunan aktifitas fisik
menyebabkan kebutuhan nutrisi berkontribusi terhadap penurunan
lansia menjadi tidak terpenuhi. Lebih laju pengeluaran energi yang
lanjut disebutkan beberapa faktor berdampak pada jumlah makanan
yang mempengaruhi timbulnya yang dikonsumsi dimana lansia akan
kondisi anoreksia pada lansia cenderung mengurangi intake
diantaranya (1) penurunan makanannya sehingga menyebabkan
pengeluaran energi, (2) perubahan penurunan intake mikronutrien.
fisik (3) perubahan patologis dan (4) Pendapat ini didukung oleh fakta
faktor sosial. dimana beberapa responden
Penurunan pengeluaran energi mengatakan bahwa terkadang
pada lansia diantaranya disebabakan responden tidak menghabiskan satu
oleh penurunan BMI dan penurunan porsi jatah makannya karena merasa
aktifitas fisik. Dari data penelitian kenyang sehingga mereka akan

26
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

memakan setengah porsi saja dan Berdasarkan data pada tabel 3


sisanya akan dimakan beberapa jam diketahui bahwa mayoritas
kemudian atau saat jam makan responden beresiko jatuh.
berikutnya.ang berpengaruh terhadap Rubenstein dan Josephson (2006)
munculnya kondisi anoreksia pada menyebutkan bahwa kejadian jatuh
lansia. pada lansia dipengaruhi oleh faktor
Dari faktor fisik beberapa hal resiko yang terbagi menjadi faktor
yang mempengaruhi munculnya resiko intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
anoreksia adalah hormonal, kadar resiko intrinsik meliputi (1) gaya
sitokin, penurunan sensasi pengecap berjalan, (2) neuropati perifer, (3)
dan atau penghidu, dan perubahan disfungsi vestibular, (4) kelemahan
organ pencernaan. Dari hal – hal otot, (4) gangguan penglihatan (5)
tersebut yang peneliti amati muncul kondisi patologis, (6) peningkatan
pada responden adalah perubahan usia, (7) gangguan pemenuhan ADL,
organ pencernaan lansia dimana (8) hipotensi orthostatis, (8)
mayoritas responden sudah tidak demensia, dan (9) obat. Sedangkan
memiliki gigi geligi yang lengkap. faktor ekstrinsik terdiri dari (1)
Hal ini akan menyusahkan lansia faktor lingkungan , (2) penggunaan
dalam proses pencernaan makanan. alas kaki yang kurang tepat, dan (3)
Selain itu kondisi patologis lansia penggunaan restrain. Dari berbagai
sedikit banyak mempengaruhi faktor tersebut beberapa hal yang
kondisi anoreksia. Berdasarkan hasil peneliti amati terdapat pada lansia
penelitian sebanyak 16,88% yang menimbulkan resiko jatuh
responden menderita penyakit seperti adalah sebagai berikut.
asma dan TBC yang mana kondisi ini Hasil pemeriksaan fisik pada
dapat mempengaruhi status nutrisi responden didapatkan data adanya
lansia karena dapat menyebabkan penurunan fungsi sensori pada lansia
penurunan nafsu makan dan ditandai dengan 63,64% responden
kemampuan menelan makana yang mengalami penurunan fungsi
berdampak pada penurunan intake penglihatan. Fungsi penglihatan
makanan. sangat berpengaruh terhadap fungsi
Faktor sosial psikologis juga keseimbangan karena penglihatan
berpengaruh terhadap status nutrisi menghasilkan input sensori yang
lansia. Faktor – faktor seperti diperlukan dalam proses
kehilangan dan terpisah dari orang mempertahankan keseimbangan.
terdekat akan sangat berdampak Sebanyak 64,94% responden
terhadap intake makanan lansia. memiliki riwayat hipertensi dan
berdasarkan pengamatan peneliti responden mengungkapkan jika
mayoritas responden hidup terpisah sering mngeluh pusing. Keluhan
dari keluarganya dan seluruh pusing mengindikasikan adanya
responden terpisah dari pasangannya, gangguan pada proses input dan
terlihat dari status persnikahan pengolahan sensori di cerebellum
responden yang berstatus cerai mati, sehingga mempengaruhi kerja sistem
cerai hidup, dan lajang. Tidak adanya vestibularis dalam mempertahankan
support person dapat menyebabkan keseimbangan. Dilihat dari fungsi
lansia merasa malas dan bosan untuk kognitif responden dapat diketahui
makan. bahwa ditemukan 40,26% responden
yang memiliki gangguan kognitif

27
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

sedang. Gangguan fungsi kognitif berdampak pada keseimbangan


akan berpengaruh terhadap lansia.
kemampuan pengambilan keputusan Tidak adanya korelasi antar
dalam mengkoordinasikan gerak dua variabel bisa jadi disebabkan
lansia sehingga resiko jatuh pun karena timbulnya resiko jatuh pada
meningkat. Berdasar tabel 5.1 responden lebih banyak berhubungan
sebanyak 51,95% responden dengan faktor intrinsik responden
memiliki riwayat jatuh. Lansia dan faktor eksternal lingkungan.
dengan riwayat jatuh umumnya akan Faktor intrisnsik diantaranya riwayat
beresiko mengalami jatuh berulang jatuh, penurunan fungsi kognitif,
karena jatuh akan menimbulkan fungsi penglihatan, kondisi patologis
trauma tersendiri bagi lansia (hipertensi dan gout) dan riwayat
sehingga lansia merasa takut. jatuh. Sedangkan faktor eksternal
Selain faktor intrinsik, faktor lebih banyak berhubungan dengan
ekstrinsik seperti (1) faktor lingkungan.
lingkungan , (2) penggunaan alas
kaki yang kurang tepat, dan (3) SIMPULAN
penggunaan restrain juga berperan
dalam meningkatkan resiko jatuh Berdasarkan uraian yang telah
lansia. dari pengamatan peneliti, disampaikan maka dapat
jarak antar wisma di PSTW relatif disimpulkan bahwa:
jauh, dengan kamar mandi di luar 1. Mayoritas responden di UPT
kamar, jalan penghubung berbatu. PSTW Jember beresiko
Kondisi ini dapat meningkatkan mengalami malnutrisi
resiko jatuh pada lansia. Dari hasil 2. Mayoritas responden di UPT
wawancara yang dilakukan oleh PSTW Jember beresiko jatuh
peneliti pada beberapa responden, 3. Status nutrisi dan reiko jatuh pada
beberapa responden mengatakan lansia di UPT PSTW Jember tidak
pernah memiliki riwayat jatuh berkolerasi signifian dengan
terpeleset saat berjalan karena koefisine korelasi rendah artinya
kondisi tanah licin setelah hujan. korelasi keduanya rendah.
Data pada tabel 4 menunjukkan
nilai signifikansi korelasi dua SARAN
variabel adalah 0,081 yang berarti
antara status nutrisi lansia dengan 1. Lansia binaan UPT PSTW Jember
resiko jatuh pada lansia tidak diharapkan mampu menjaga
berkorelasi signifikan. Berbeda kemandirian dalam ADL dan
dengan penelitian Chien dan Guo mempertahankan kondisi
(2014) yang menyebutkan bahwa keseimbangannya
malnutrisi pada lansia dapat 2. UPT PSTW harus memodifikasi
menyebabkan kejadian gangguan program pembinaan lansia supaya
kerja otot, penurunan fungsi kognitif, lansia tidak bosan dan
penurunan massa tulang dan bersemangat dalam menjaga
meningkatkan angka kematian serta kemandiriannya serta tidak
penelitian Leslie dan Hankey (2015) merasa kesepian dan terbuang.
yang menyebutkan bahwa kondisi 3. UPT PSTW harus dapat
anoreksia pada lansia dapat memodifikasi lingkungan seperti
menimbulkan kelemahan otot yang memasang paving dan

28
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No.1, Juni 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

meningkatkan penerangan Underweight and


sehingga meningkatkan keamanan Overweight / Obesity with
lansia. Oral Health Among
Independently living
DAFTAR PUSTAKA Brazilian Elderly. Nutrition
, III(29), pp. 152 - 157.
Anak, D. B. G. d. K. I., 2011. Buku Posner, B., Jette, A., KW, S. &
Pedoman Pelayanan Gizi Miller, D., 2013. Nutrition
Lanjut Usia. 1 penyunt. and Health Risk in The
Jakarta: Kementrian Elderly : The Nutrition
Kesehatan RI. Screening Initiative.
Eto, F., 2011. Causes Fall In Elderly. American Journal of Public
Medical Care for The Health, 7(83), pp. 972 - 979.
Elderly , 7(44), pp. 299 - Tsai, A., TL, C. & JY, W., 2013.
305. Short Form MIni Nutritional
Hamed, A., Mohammed, N. & Aly, Asessment with Either BMI
H., 2017. Elderly Fall or Calf Circumference is
Preva;ence and Associated Effective in Rating The
Factors in Sohag Nutritional Status of Elderly
Governorate. The Egyptian Taiwanese : A National
Journal of Community Cohort Study. British
Medicine, 35(4), pp. 1 - 13. Journal of Nutrition ,
Krishnaswamy, B. & Usha, G., 2012. III(110), pp. 1126 - 1132.
Falls in Older People, Y, S. et al., 2016. Association
Chennai City: Madras Between Functional
Medical College and Capacity Decline and
Goverment General Nuritional Status Based on
Hospital. The Nutrition Screening
Leslie, W. & Hankey, C., 2015. Initaitive Checklist : A 2
Aging, Nutritional Status Year Cohort Study of
and Aging. Healthcare Japanese Community
Jounal, 3(3), pp. 648 - 658. Dwelling Elderly. PLOS
MIng, H. C. & How, R. G., 2014. one, 11(11), pp. 1 - 10.
Nutritional status and Falls Yuniarti, A., Said, S. & A, S., 2011.
in Community Dwelling Nutritional Status Related
Old People : A Longitudinal To Quality Of LIfe Of
Study of A Population Elderly People in
Based. Plos One, 9(3), pp. 1 Rappokaling Makassar,
- 10. Makassar: Universitas
Nacimentos, J. et al., 2013. Hasanudin.
Association between

29

Anda mungkin juga menyukai