Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion

Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

PERLINDUNGAN HUKUM KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH

RYAN ALFI SYAHRI / D101 08 287

ABSTRAK
Perlindungaan Hukum Kepemilikan Hak Atas Tanah. Ada 2 (dua)
Rumusan Masalah yaitu,Bagaimanakah Konsep Kememilikan Hak Atas Tanah
Dan Permasalahan Hukum Sertifikat Tanah? Bagaimanakah Perbaningan
Sistem Hak Milik Atas Tanah Di Indonesia dan Di Beberapa
Negara?Kegunaan Penulisan yaitu; Secara Teoritis; hasil penulisan ini
diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi buku hukum agraria atau
tanah, buku tentang pendaftaran tanah; pemetaan atau pengukuran tanah; dan
juga menyangkut hak-hak atas tanah;Secara Praktis; berguna bagi
masyarakat, juga diharapkan dapat berguna bagi pemerintah sebagai bahan
masukan untuk menginventarisasi tanah-tanah hak milik masyarakat; badan
pertanahan (BPN). Metode Penelitian yaitu, Penulis mandapatkan bahan
hukum melalui penelitian dengan pendekatan Yuridis normatif atau Penelitian
kepustakaan (Library Risearch), penulis tidak melakukan penelitian lapangan.
Penulis hanya menitik beratkan pada analisis Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1997”. Bahan Hukum Primer : bahan utama atau pokok, berasal dari
penelusuran peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Tanah,
khusunya kepemilikan alas haknya.Bahan Hukum Sekunder : dari buku
literatur dan tulisan-tulisan ilmiah dan berita-berita di koran dan majalah.
Bahan Hukum Tersier yaitu, bersumber dari kamus hukum. Analisis Data:
Data yang telah tersusun selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode
deskriptis analitis, yaitu menguraikan permasalahan, menyatakan pandangan
dan pendapat dan akhirnya memecahkan permasalahan yang terdapat pada
data tersebut.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, HaK, dan Tanah

I. PENDAHULUAN negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,


A. Latar Belakang moneter dan fiskal nasional, serta agama, dan
Indonesia sebagai negara kesatuan lain-lain (Pasal 10).
dengan sistem desentralisasi, kekuasaan Pentingnya tanah bagi kehidupan
negara yang berada di tangan Pemerintah manusia, sehingga tidak heran dan tidak jarang
Pusat (Pasal 1 Ayat (1) jo. Pasal 4 Ayat (1) jika setiap manusia ingin memilikinya, yang
UUD 1945 mengalami perubahan ke bisanya menimbulkan akibat hukum atau
Pemerintah Daerah sesuai Pasal 18 Ayat (5) perbedaan pendapat atau perselisihan atau
UUD 1945 yang menentukan, bahwa bahkan pertentangan di kalangan keluarga
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi terhadap penguasaan/pemilikan mengenai
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan tanah, bahkan banyaknya kasus sengketa batas
yang ditentukan undang-undang sebagai tanah dengan hak milik, di dalam masyarakat
urusan pemerintah pusat. Urusan dimaksud (baik karena tidak jelasnya batas Sebelah
menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun Barat; Sebelah Timur; maupun batas Sebelah
2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Selatan dan Sebelah Utara). Mencegah atau
Negara Republik Indoneia Tahun 2004 Nomor mengatasi masalah tersebut, pemerintah
125, Tambahan Lembaran Negara Republik membuat suatu aturan hukum yang mengatur,
Indoneia Nomor 4437, adalah politik luar
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

Sesuai dengan ungkapan E. Utrecht 1) bahwa: dan atau kepemilikan hak milik atas tanah,
Pertentangan antara kepentingan manusia maka tepatnya tanggal 24 September 1960,
dapat menimbulkan kekacauan dalam Pemerintah negara Republik Indonesia
masyarakat, bilamana di dalam masyarakat mengesahkan suatu Undang-Undang yang
tidak ada kekuasaan yakni, suatu peraturan mengatur di bidang pertanahan yaitu Undang-
tata tertib yang dapat menyeimbangkan Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
(inevenwicht houden) usaha-usaha yang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Lahirnya
dilakukan untuk memenuhi kepentingan UUPA, terjadi perubahan yang mendasar
pertentangan tersebut. dalam hukum tanah di Indonesia. Segala
Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang peraturan masalah pertanahan setelah
Dasar Negara Republik Indonesia (disingkat, berlakunya UUPA dinyatakan tidak berlaku
UUD 1945), bahwa: Bumi, air dan kekayaan lagi.
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai B. Rumusan Masalah
oleh negara dan dipergunakan sebesar- Dari permasalahan diatas penulis
besarnya bagi kemakmuran rakyat. mengangkat dua permasalahan yaitu;
Penguasaan negara dimaksud, menurut 1. Bagaimanakah Konsep Kememilikan Hak
ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Atas Tanah Dan Permasalahan Hukum
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Sertifikat Tanah?
Pokok-pokok Agraria (disingkat, UUPA) 2. Bagaimanakah Perbaningan Sistem Hak
adalah kekuasaan untuk mengatur, Milik Atas Tanah Di Indonesia dan Di
menentukan dan menyelenggarakan berbagai Beberapa Negara?
kegiatan atas bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. II. PEMBAHASAN
Oleh karena itu, Tanah sebagai bagian A. Pengaturan Hukum Tentang
dari urusan pemerintah di daerah dan Kepemilikan dan Pendaftaran Tanah
menyangkut hajat hidup orang banyak, dalam Kepemilikan hak atas tanah merupakan
hal ini di tangani oleh Badan Pertanahan mutlak diperlukan sehingga patut kita dukung
Nasional (BPN). Karena Tanah adalah, suatu sepenuhnya atas program Pemerintah tersebut
kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan agar hak-hak sebagai warga negara Indonesia
manusia, karena bukan hanya pada waktu ia mampu diraihkan dengan mengedepankan rasa
masih hidup sebagai tempat pemukimannya keadilan yang berkesinam bungan bagi Warga
atau tempat untuk mencari kebutuhan lainnya, Negara Indonesia seutuhnya bisa terwujud.
akan tetapi juga matinya pun ia tetap masih Dalam program tersebut merupakan
memerlukan akan tanah. Kebutuhan tersebut implementasi dari mandat UU Nomor 24
menunjukkan bahwa masalah tanah Tahun 1997 UUPA dan disempurnakan
merupakan masalah pokok bagi setiap orang. kembali pada UU N0. 20 tahun 2000 UUPA
Bertambahnya jumlah penduduk yang tidak dalam rangka memberikan kepastian hukum
terkendali, sehingga membutuhkan akan tanah bagi masyarakat secara umum atas
semakin bertambah pula. Oleh karena itu kepemilikan tanah kepada rakyat tidak
wajarlah bila manusia berusaha untuk pandang bulu sehingga dengan UUD 1945 Ps
mendapatkan/memperoleh tanah tersebut 33 seyogyanya mampu diwujudkan dengan
dengan jalan jual beli dengan pemilik tanah, tidak mengurangi kepentingan-kepentingan
melalui pejabat yang ditunjuki oleh Undang- pembangunan secara makro.
Undang atau dengan jalan lain diluar prosedur Kebijakan Pemerintahan dalam
undang-undang. keagarariaan di Indonesia sepertinya selalu
Selanjutnya untuk mencegah terjadinya terjadi persoalan pelik dimana terjadi
konflik atau sengketa terhadap penguasaan kontradiksi kepntingan umum dan rakyat kecil
yang tidak tercipta sinergis diantara dua
1 kepentingan namun terdapat juga prestasi yang
Utrecht, Pembaharuan Hubungan Di Indonesia,
Politis Bandung, 1987. Hlm.5 pantas dibanggakan. BPN ketika masih
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

bernama Direktorat Jenderal Agraria dalam secara sistematik dan pendaftaran tanah
Depertemen Dalam Negeri sejak tahun 1981 secara sporadik. Yang dimaksud dengan
(melalui SK Mendagri No. 189 dan 220 Tahun pendaftaran tanah secara sistematik adalah
1981 meluncurkan suatu proyek kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
administrasi/pensertifikatan secara massal kali secara serentak yang meliputi semua
bernama Proyek Operasi Nasional Agrari objek pendaftaran tanah yang belum
(Prona). Memang tingkat keberhasilannya didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah
masih terlalu rendah. suatu desa/kelurahan (Pasal 1 angka 10 PP
Dalam masa empat tahun pertama yang 24/1997). Pendaftaran tanah secara
(1981-1985) misalnya, Prona yang sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah
mentargetkan 795.000 sertifikat pertahun untuk pertama kalinya mengenai satu
ternyata realisasinya hanya mencapai rata-rata beberapa objek pendaftaran tanah dalam
250.000 sertifikat pertahun atau sekitar 30% wilayah atau bagian wilayah suatu
atau bahkan hanya setara 1,5 kali prestasi desa/kelurahan secara individual atau
pendaftaran tanah konvensional/sporadic pada massal (Pasal 1 angka 11 PP 24/1997).
masa itu yakni 168.000 sertifikat pertahun. 2. Kegiatan Pemeliharaan Data
Bandingkan misalnya dengan kinerja Proyek Pendaftaran Tanah (Bijhouding atau
Ajudikasi sejak dimulainya yaitu tahun 1994 Maintenance)
hingga menjelang akhir tahun 2000. Proyek ini Kegiatan ini adalah kegiatan
berhasil melampaui terget untuk kurun waktu pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data
tersebut dan prestasi produktivitasnya fisik dan data yuridis dalam peta
mencapai lima hingga enam kali lipat pendaftaran, daftar tanah, daftar nama,
pendaftaran tanah konvensional/sporadic. daftar surat ukur, buku tanah, dan sertifikat
B. Kegiatan Pendaftaran Tanah Menurut P dengan perubahan-perubahan yang terjadi
Nomor 24 Tahun 1997 kemudian (Pasal 1 angka 12 PP 24/1997).
Definisi pendaftaran tanah dalam Berdasarkan Pasal 36 PP 24/1997,
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pemeliharaan data pendaftaran tanah
tentang Pendaftaran Tanah (PP 24/1997) dilakukan apabila terjadi perubahan pada
merupakan penyempurnaan dari ruang lingkup data fisik atau data yuridis obyek
kegiatan pendaftaran tanah berdasarkan Pasal pendaftaran tanah yang telah terdaftar.
19 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun Perubahan fisik terjadi kalau diadakan
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok pemisahan, pemecahan, atau penggabungan
Agraria (UUPA) yang meliputi: pengukuran, bidang-bidang tanah yang sudah didaftar.
perpetaan dan pembukuan tanah, pendaftaran Perubahan data yuridis terjadi misalnya jika
dan peralihan hak atas tanah serta pemberian diadakan pembebanan atau pemindahan
tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang hak atas bidang tanah yang sudah didaftar.
kuat. Kegiatan pendaftaran tanah lebih lanjut C. Tujuan Pendaftaran Tanah Dalam PP
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 No. 24 Tahun 1997
Tahun 1997, yaitu meliputi: Tujuan Pendaftaran Tanah: Pendaftaran
1. Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk tanah bertujuan untuk (i) memberikan
Pertama Kali (Opzet atau Initial kepastian hukum dan perlindungan hukum
Registration); kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah,
Pendaftaran tanah pertama kali satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk terdaftar, agar dengan mudah dapat
objek tanah yang belum didaftarkan membuktikan dirinya sebagai pemegang hak
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor yang bersangkutan, (ii) untuk menyediakan
10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah informasi kepada pihak-pihak yang
(PP 10/1961) atau PP 24/1997. berkepentingan, termasuk Pemerintah agar
Pendaftaran tanah untuk pertama kali dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
dilaksanakan melalui pendaftaran tanah mengadakan perbuatan-perbuatan hukum
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

sehubungan dengan tanah dan rumah susun, 2. Pembuktian Pendaftaran hak lama
dan (iii) untuk dapat terselenggaranya tertib dibuktikan dengan alat-alat bukti berupa
administrasi pertanahan. Pendaftaran Tanah : bukti tertulis, keterangan saksi dan/atau
Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan keterangan dari orang yang bersangkutan,
Pertanahan Nasional, (BPN), dimana yang kadar kebenarannya ditentukan oleh
pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Kantor instansi yang berwenang.
Pertanahan (Kantor Pertanahan). Kantor D. Perlindungan Hukum Kepemilikan Hak
Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta atas Tanah dan Prosedur Pengukuran
Tanah yang diangkat dan diberhentikan oleh Batas Tanah
Menteri Negara Agraria. Obyek dari Adapun untuk memberikan kepastian
pendaftaran tanah meliputi: hukum kepada para pemegang hak atas tanah
1. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan dalam Peraturan Pemerintah ini diberikan
hak milik, hak guna usaha, hak guna penegasan mengenai sejauh mana kekuatan
bangunan, dan hak pakai; pembuktian sertipikat, yang dinyatakan
2. tanah hak pengelolaan; sebagai alat pembuktian yang kuat oleh
3. tanah wakaf; UUPA. Untuk itu diberikan, bahwa selama
4. hak milik atas satuan rumah susun; belum dibuktikan yang sebaliknya, data fisik
5. hak tanggungan; dan data yuridis yang dicantumkan dalam
6. tanah Negara. sertipikat harus diterima sebagai data yang
Pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi benar, baik dalam perbuatan hukum sehari-
(i) pendaftaran tanah untuk pertama kali, dan hari maupun dalam sengketa di Pengadilan,
(ii) pemeliharaan pendaftaran tanah. sepanjang data tersebut sesuai dengan apa
Pendaftaran tanah untuk pertama kali yang tercantum dalam surat ukur dan buku
dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara tanah yang bersangkutan (Pasal 32 Ayat (1)
sistematik dan pendaftaran tanah secara Peraturan Pemerintah ini). Masyarakat tidak
sporadik. Kegiatan pendaftaran tanah untuk dapat menuntut tanah yang sudah bersertipikat
pertama kali dilakukan dengan kegiatan atas nama orang atau badan hukum lain, jika
pengumpulan dan pengolahan data fisik, selama 5 (lima) tahun sejak dikeluarkannya
melalui kegiatan pengukuran dan pemetaan sertipikat itu dia tidak mengajukan gugatan
meliputi (i) pembuatan peta dasar pendaftaran, pada Pengadilan, sedangkan tanah tersebut
(ii) penetapan batas bidang-bidang tanah, (iii) diperoleh orang atau badan hukum lain
pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tersebut dengan itikad baik dan secara fisik
tanah dan pembuatan peta pendaftaran, (iv) nyata dikuasai olehnya atau oleh orang lain
pembuatan daftar tanah, dan (v) pembuatan atau badan hukum yang mendapat
surat ukur. persetujuannya (Pasal 32 Ayat (2) Peraturan
Pendaftaran hak atas tanah maupun hak Pemerintah ini).
milik atas satuan rumah susun dibagi menjadi Sertipikat merupakan alat pembuktian
2 (dua) bagian, yaitu: yang kuat dan bahwa tujuan pendaftaran tanah
1. Pembuktian atas tanah baru dibuktikan yang diselenggarakan adalah dalam rangka
dengan penetapan pemberian hak dari memberikan jaminan kepastian hukum di
Pejabat yang berwenang memberikan hak bidang pertanahan, menjadi tampak dan
menurut ketentuan yang berlaku, dan akta dirasakan arti praktisnya, sungguhpun sistem
asli Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) publikasi yang digunakan adalah sistem
yang memuat pemberian hak tersebut. negatif. Ketentuan tersebut tidak mengurangi
Pemberian hak milik atas satuan rumah asas pemberian perlindungan yang seimbang
susun dibuktikan berdasarkan akta baik kepada pihak yang mempunyai tanah dan
pemisahan, yang menunjukkan satuan yang dikuasai serta digunakan sebagaimana
dimiliki, dan proposional atas kepemilikan mestinya maupun kepada pihak yang
rumah susun tersebut. memperoleh dan menguasainya dengan itikad
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

baik dan dikuatkan dengan pendaftaran tanah persyaratan yang dibutuhkan masing-
yang bersangkutan atas namanya. masing;
E. Konsep Kepemilikan Hak Atas Tanah 3. Kemajuan teknologi alat-alat survey dan
Dan Permasalahan Hukum Sertifikat pemetaan yang memungkinkan
Tanah meningkatnya kepastian pengumpulan data
Tidaklah mengherankan apabila baik lapangan dan tingkat ketelitian/ reso lusi
konsep maupun praktek pendaftaran tanah data yang dikumpulkan.
sebagai bagian tak terpisahkan dari fungsi 4. Kemajuan teknologi kumputer dan
keagrarian di Indonesia mengalami teknologi kumunikasi yang memungkinkan
perkembangan yang lamban terutama pada pengelolaan basis data (database
fase perkembangan. Denyut kemajuan dalam management system) dan penghantaran
tataran konsep maupun strategi pada data kepada konsumen semakin cepat dan
pendaftaran tanah di Indonesia sepertinya baru murah atau efisiensi melalui system
dirasakan sejak tahun 1994 yakni ketika mulai jaringan (network area);
diluncurkannya system ajudikasi melalui 5. Meningkatkan eksplorasi dan eksplotasi
Proyek Administrasi Pertanahan atau yang serta reklamasi sumber-sumber sumber
lebih popular dengan sebutan Proyek Ajudi daya alam;
kasi dalam rangka pelaksanaan pendaftaran 6. Kian kompleksnya ekonomi mikro
tanah sistematak sebagaimana diamanatkan perkotaan, yang didalamnya terdapat pasar
oleh Pasal 19 UUPA (UU N0. 5 Tahun 1960 tanah yang dinamis.
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Kisah sukses negara-negara maju pada
Agraria). Praktik pendaftaran tanah dan pendaftaran tanah multiguna bisa terlalu
keagarariaan pada umumnya di Indone sia panjang bila dipaparkan namun kita bisa
yang terjadi terutama hingga beberapa tahun menarik suatu gambaran umum dari mereka
menjelang runtuhnya kekuasaan pemim pin yang mung kin bisa kita petik sebagai
tertnggi Orde Baru Soeharto, laksana proyek- pelajaran berharga kelak, yaitu; Peran
proyek pengurusan hak social dan hak pengembangan kelembagaan (institusional
ekonomik pemilik tanah yang seharusnya development) yang meliputi aspek
dilindungi menurut UUPA2. Setiap macam hak keorganisasian dan kepranataan merupakan
atas tanah wajib didaftarkan pada dan kunci pertama, mencakup amtara lain
disertifikatkan oleh Kantor Pertanahan alias pengembangan dan pelatihan sumberdaya
Badan Pertanahan Nasional/BPN yang manusia didalamnya. Kunci yang kedua
berkantor disetiap daerah Kabu paten dan adalah keberanian dan kesabaran kantor
daerah Kota, demikian lebih kurang pesan pertanahan (land office) untuk memulai dan
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) belajar terus sepanjang waktu terutama pada
Pendaftaran tanah multiguna dalam perkemba fasefase awal sekitar lima tahun, sebab di
ngannya selalu menuju intergrasinya yang Australia atau Jepang misalnya yang
lebih besar adalah berkat:3 memasukkan system informasi sumberdaya
1. Dukungan politik dan finansial dari alam dan wilayah kendala system
pemerintahan terutama pada fase-fase membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk
pertama perkembangannya, bisa running well.
2. Dukungan dunia swasta yang bersedia F. Perbandingan Sistem Hak Milik Atas
menjadi pembeli atau user data/informasi Tanah Di Indonesia dan Beberapa
tanah sesuai dengan spesifikasi dan Negara
Pertama : Cara Sporadik Inisiatip datang
dari pemohon sertifikat datang ke Kantor
2
Herman Hermit, Renungan Untuk Hari Ulang Pertanahan.
Tahun Uupa, Hak Sosial Dan Hak Ekonomik Pemilik Bila kita sebagai pemilik tanah dengan
Tanah Dalam Pikiran Rakyat Edisi 24 Sep 1996. status Hak Milik bermaksud memohon
3
Peter F. Dale Dan John D. Managemen
(Clarendon Press Oxford, 1988) sertifikat kepada Kantor Pertanahan daerah
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

Kabupaten/ Kota. Sejak berlakunya Otonomi 8. Surat penunjukkan kaveling tanah


Daerah berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 pengganti tanah yang diambil oleh
tentang Pemerintahan Daerah tidak dikenai Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
lagi istilah “Kotamadya” melainkan menjadi Apabila tidak ada satu macam pun
“Kota”. Dan menurut Pasal 11 UU ini juga dokumen yang kita punyai dari banyak
Administrasi pertanahan merupakan tugas dan kemung kinan tadi diatas, maka kita harus
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/ menguusahakan suatu dokumen apapun
Kota maka oleh sebab itu dibeberapa daerah namanya yang penting berisikan pernyataan
ada yang sudah mengganti nama “Kantor kita bahwa nama kita sebagai pemilik tanah
Pertanahan” menajadi “Dinas Pertanahan”. tersebut, dan didelengkapi oleh
Diperkirakan masih lebih banyak daerah yang keterangan/pernyataan yang meyakinkan dari
tetap menggunakan nama “Kantor sekurang-kurangnya dua orang saksi dari
Pertanahan” daripada yang sudah lingkungan masyarakat setempat yang sama
menggunakan nama “Dinas Pertanahan”. sekali tidak mempunyai hubungan keluarga
Tempat lokasi tanah berada, maka kita bisa dengan kita. Misalnya surat pernyataan kita
menempuh langkah-langkah: menganai hilangnya bukti transaksi jual beli.
1. Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik,pipil Atau surat pernyataan kita mengenai
atau kekitir hilangnya Girik/Kkikitir/Kohir atau surat
2. Akta yang dibubuhi tanda kesaksian oleh pernyataan Waris dari para ahli waris lain
Kepala Adat atau Kepala Desa berisi selain kita seandainya dokumen pernyataan
pernyataan pemindahan hak dari si X seperti itu tidak berhasil maka masih tersedia
kepada kita yang dibuat “dibawah tangan”. pilihan terkahir untuk kita yang mungkin bisa
3. Akta PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) kita tempuh yaitu dua buah dokumen
yang berisikan pernyataan pemindahan hak sekaligus yaitu :
atas tanah dari si X kepada kita. 1. Surat pernyataan dari kita selaku pemilik
4. Surat Keterangan Riwayat Tanah yang yang menyatakan yaitu:
dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi a. Bahwa kita telah menguasai secara
dan Bangunan PBB. actual tanah sekurang-kurangnya selama
5. Groose akta hak Eigendom, 9 Hak 20 tahun secara berturut-turut, atau telah
Eigendom adalah semacam “Hak Milik” memperoleh hak penguasaan tersebut
atas tanah yang keluarkan oleh kantor dari pihak-pihak lain.
agraria pada zaman penjajahan Hindia b. Bahwa penguasaan kita atas tanah
Belanda berdasarkan peraturan tersebut telah dilakukan dengan etikad
perundangan Agrarische Wet dan baik.
Agrarische Besluit. berisikan pernyataan c. Bahwa penguasaan kita atas tanah
pejabat keagrariaan yang berwenang bahwa tersebut tidak pernah diganggu gugat
tanah eigen dom tersebut telah dikonversi oleh pihak lain.
menjadi Hak Milik. d. Bahwa tanah tersebut sekarang tidak
6. Surat Keputusan pejabat keagrariaan yang dalam keadaan sengketa.
berwenang yang berisikan pernyataan e. Bahwa apabila pernyataan-pernyataan
pemberian hak milik dari kita di atas tersebut tidak sesuai dengan
negara/pemerintah kepada kita. kenyataan, maka kita bersedia dituntut di
7. Risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat muka hakim baik secara perdata maupun
Lelang yang berwenang berisikan pernya secara pidana sebagai akibat dari
taan bahwa Kita telah memanangkan lelang keterangan palsu.
atas sebidang tanah pada kesempatan acara 2. Keterangan dari Kepala Desa atau Lurah
lelang yang diselenggarakan oleh Badan dan sekurang-kurangnya dua orang saksi
Utang Piutang Negara/BUPN. yang dapat dipercaya karena fungsinya
sebagai ketua adat setempat dan/atau
penduduk yang sudah lama bermukim di
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

desa/kelurahan di mana lokasi bidang tanah belahan Amerika Latin, Afrika dan Asia
kita berada dan tidak mempunyai hubungan Tenggara, dimana propinsi terbesar rakyatnya
keluarga dengan kita. masih mengadalkan dunia pertanian
Dokumen yang disebutkan diatas tradisional, pendaftaran tanah khususnya dan
merupakan alat pembuktian data yuridis keagrariaan umumnya masih lebih
dan data fisik bidang tanah dalam rangka bekonsentrasi kepada masalah pengaturan
pendaftaran tanah (termasuk penerbitan sistem alokasi dan distribusi tanah-tanah
serti fikat). Apabila dokumen-dokumen pertanian atau apa yang biasa disebut dengan
tersebut telah digunakan untuk dasar kebijakan restribusi tanah (land reform),
pendaftarab tanah atau penerbitan sertifikat bahkan lebih mundur lagi dari itu yaitu
maka dokumen-dokumen tersebut berkutat pada tuntutan perlu nya reformasi
dinamakan warkah, yang disimpan dan keagrariaan (agrarian reform). Ketimpangan
diperlihara dengan baik oleh Kantor distribusi pendapatan dan akses kepada
Pertanahan. sumberdaya ekonomi antara kaum kaya (the
Ke Dua : Cara Sistematik, Melalui cara hevel) dan kaum miskis (the have no) yang
Pendaftaran Tanah Sistematik kita sebagai masih cukup menonjol agaknya yang
pemilik tanah dengan Hak Milik cukup menyebabkan negara – negara ini harus
dengan pertama-tama menandatangani ( memikirkan maslaah pemerataan (eguity)
umumnya malah ditanda tangani) panitia ditengah keharusannya dalam memacu
Ajudikasi di sekretariatnya di daerah perekonomiannya (economic growth).
desa/kelurahan tempat lokasi tanah kita
berada. Panitia Ajudikasi akan berada dilokasi III. PENUTUP
selama lebih kurang dela pan bulan. Pada cara A. Kesimpulan
ini kita bisa menempuh jalan mudah dengan 1. Konsep Kepemilikan Hak Atas Tanah Dan
tujuh langkah berikut : Sertifikat Tanah Di Indonesia yaitu, Hanya
Proyek Administrasi Pertanahan yaitu, hak milik saja yang tidak dibatasi masa
mempercepat proses pendaftaran bidang- berlakunya oleh negara dan karenanya ia
bidang tanah diseluruh wilayah Republik mempunyai harga atau nilai yang paling
Indonesia diselenggarakannya proyek tanah lainnya untuk bidang tanah yang
ajudikasi maka cara pendafataran tanah sama kualitasnya. Sungguhpun demikian
sistematik menjadai pilihan masyarakat. paling kuat dan tinggi status social-
Pemerintah yang dalam hal ini adalah Badan ekonominya tanah hak milik juga rawan
Pertanahan Nasional memperkirakan bahwa terhadap tangan-tanagn jahil beritikad
selama 35 tahun (sejak berlakunya PP 10/1961 buruk dari pihak lain, buktinya tak jarang
tentang Pendaftaran Tanah hingga bulan Juli kita dengan kasus dimana tanah milik
Tahun 1997 (lahirnya PP 24/1997 tentang seseorang yang belum disertifi katkan oleh
Pendaftaran Tanah serta UU N0. 20 tahun orang etrsebut tiba-tiba telah disertifikatkan
2000 yang menggantikan PP 24/1997 oleh orang lain secara “aspal” (asli tapi
pemerintah baru mampu mendaftar 16.3 juta palsu). Bahkan tak jarang pula kita dengan
bidang tanah atau 30% dari 55 juta bidang beredarnya sertifikat atas nama pemiliknya
tanah di wilayah Republik Indoneia yang yang kita kenal dengan istilah “sertifikat
memenuhi syarat untuk didaftar/disetifikatkan. ganda”. Segeralah sertifikatkan tanah milik
Artinya prestasi Kementerian Agraria atau anda, agar kepemilikan terhadap tanah
Badan Pertana han Nasional dalam bidang tersebut dijamin kepastian dan
pendaftaran tanah adalah 465 ribu bidang perlindungan hukumnya dari tangan-tangan
tanah pertahunnya. jahat atau etikad buruk pihak lain.
Berbeda dengan di negara-negara maju 2. Perbandingan Sistem Mendapatkan Hak
seperti negara-negara industri di Eropa dan Milik Atas Tanah Di Beberapa Negara,
Amerika Serikat atau Jepang dan Australia, Pertama : Cara Sporadik Inisiatip datang
dinegara-negara Dunia Ketiga terutama di dari pemohon sertifikat datang ke Kantor
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

Pertanahan.Bila kita sebagai pemilik tanah


dengan status Hak Milik bermaksud
memohon sertifikat kepada Kantor
Pertanahan daerah Kabupaten/ Kota. Sejak
berlakunya Otonomi Daerah berdasarkan
UU No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah tidak dikenai lagi
istilah “Kotamadya” melainkan menjadi
“Kota”. Berbeda dengan di negara-negara
maju seperti negara-negara industri di
Eropa dan Amerika Serikat atau Jepang dan
Australia, dinegara-negara Dunia Ketiga
terutama.

B. Saran
Bercermin dari persoalan yang muncul
dalam masyarakat masalah tanah, maka
penyelesaian terhadap masalah keberadaan
obyek tanah tidak pernah ada habis-habisnya,
dengan demikian Pemerintah tidak akan
mampu secara maksimal tanpa peran publik
ikut serta membantu menyelesaikannya
dengan didukung adanya pelaksanaan otonomi
Daerah Nomor 22 Tahun 1999 maka
Pemerintah Daerah memiliki kepntingan yang
besar terhadap pelaksanaan program
Pensertifiaktan keberadaan tanah di seluruh
Indonesia ini.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Abdurahman,Tentang dan Sekitar UUPA. Alumni, Bandung. 1984.
Aboesono. Sejarah Hukum dan Politik Agraria di Indonesia, Jilid 2, tanpa nama penerbitan
dan tahun 1987.
Arie Hutagalung, Landreform di Indonesia. CV. Mandar Maju, Bandung.1989.
A.P. Parlindungan, Hukum Agraria, Pedoman Pelaksanaan UUPA, dan Tata Cara
Pembuatan Akta Tanah. Alumni Bandung.1980.
--------,Ikatan Mahasiwa Notariat. Bandung.1986.
--------,Bunga Rampai Hukum Agraria serta Lanreform, Bagian I, IV. Mandar Maju,
Bandung.1989.
-------- Komentar Atas UUPA. CV. Mandar Maju, Bandung.1991.
Bachtiar Effendie,Kumpulan Tulisan tentang Hukum Tanah. Alumni Bandung.1982.
--------,Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan-Peraturan Pelaksanaannya. Alumni
Bandung. 1983.
Bachsan Mustapa,Hukum Agraria dalam Spektif. Remaja Karya, Bandung.1988.
Budi Harsono,UUPA, Sejarah, Isi dan Penyusunannya. Alumni Bandung.1969.
--------,Perkembangan Hukum Tanah Adat melalui Yuridprudensi Simposium UUPA dan
Kedudukan Tanah Adat Dewasa ini. BPHN, Bina Cipta.1977.
--------,Beberapa Analisa Tentang Hukum Agraria, Bagian 3. Esa Study Club.1980.

B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang_Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok_Pokok
Agraria;
Peraturan Pemerintah R.I, Nomor 40 Tahun 1996 TentangHak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah
Peraturan Pemerintah R.I, Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendftaran Tanah;
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 5, Volume 2, Tahun 2014

BIODATA

RYAN ALFI SYAHRI, Lahir di .........., .............................. Alamat


Rumah Jalan ........................................, Nomor Telepon +62....................,
Alamat Email ........................................

Anda mungkin juga menyukai