Anda di halaman 1dari 25

FISIKA ZAT PADAT

“SEMIKONDUKTOR “

Oleh :

Nama : Theresia Erica Resi

NIM : 1701050019

Kelas / Semester : A /VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik

walaupun jauh dari kesempurnaan, dimana makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata

kuliah Fisika Zat Padat.

Dengan terselesaikannya tugas ini, saya mengucapkan terima kasih terutama kepada

dosen mata kuliah Fisika Zat Padat yang telah menganjurkan kami mengerjakan tugas ini.

Saya menyadari bahwa hasil akhir dari tugas ini masih sangat jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan demi kesempurnaan

tugas ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca guna menambah ilmu dan perluasan

wawasan, terutama dalam pemahaman mengenai bahan semikonduktor dalam kehidupan

sehari – hari .

Kupang, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3

2.1 Defiisi semikonduktor.............................................................................................2

2.2 Jenis- jenis atau klasifikasi semikonduktor.............................................................3

2.3 Sifat bahan semikonduktor......................................................................................10

2.4 Karakteristik Bahan semikonduktor........................................................................11

2.5 Penggunaan Bahan Semikonduktor.........................................................................12

2.6 Prinsip Kerja Semikonduktor..................................................................................17

BAB III PENUTUP.............................................................................................................21

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara sederhana zat padat dikelompokkan sebagai isolator, semikondukor, dan
kondukor. Bahan Isolator adalah material yang susah menghantarkan arus lisrik,
sedangkan bahan konduktor adalah material yang dapat menghantarkan arus lisrik. Bahan
Semikondukor adalah sutau material dengan sifat konduktivitas di antara konduktor dan
isolator, contohnya silicon, germanium. Untuk menjelaskan konduktivias bahan seringkali
menggun`akan konsep pita energy. Ada dua pita energy yaitu pita valensi dan pita
konduksi. Pita valensi adalah pita energy yang mungkin diisi oleh electron dari zat padat
hingga komplit. Setiap pita memiliki 2N electron dengan N adalah jumlah atom. Bila
masih ada elektron yang tersisa akan mengisi pita konduksi. Pada suhu 0 K, pita konduksi
terisi sebagian untuk bahan konduktor, sedangkan untuk isolator dan semikonduktor tidak
ada elektron yang mengisi pita konduksi.
Bahan semikonduktor intrinsik (murni), yaitu yang terdiri dari unsur silikon saja atau
unsur germanium saja. Perlu diketahu bahwa semikonduktor yang digunakan dalam
pembuatan dioda dan transistor  terdiri dari campuran bahan semikonduktor instrinsik
dengan unsur kelompok V atau kelompok III. Sehingga semikonduktor yang dihasilkan
adalah semikonduktor ekstrinsik.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa definisi dari semikonduktor ?
2 Apa saja jenis-jenis atau klasifikasi semikonduktor ?
3 Bagaimana sifat bahan semikonduktor ?
4 Bagaimana karakteristik bahan semikonduktor ?
5 Apa saja penggunaan bahan semikonduktor ?
6 Bagaimana prinsip kerja semikonduktor ?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui definisi dari semikonduktor.
2 Untuk mengetahui jenis-jenis atau klasifikasi semikonduktor.
3 Untuk mengetahui sifat bahan semikonduktor.
4 Untuk mengetahui karakteristik bahan semikonduktor.
5 Untuk mengetahui penggunaan bahan semikonduktor.
6 Untuk mengetahui prinsip kerja semikonduktor.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Semikonduktor
a Pengertian Umum

Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator (isolator) dan konduktor. Bahan-
bahan logam seperti tembaga, besi, timah, disebut sebagai konduktor yang baik sebab
logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa sehingga elektronnya dapat
bergerak bebas.
b Pengertian Khusus

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada


diantara insulator (isolator) dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator (isolator) pada temperature yang sangat rendah, namun pada temperatur
ruangan bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103
sampai 10-8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih kecil dari 6
eV .
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena
celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi bahan
isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga memungkinkan
elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan
tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian tegangan, perubahan suhu dan sebagainya).
Oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Bahan semikonduktor dapat berubah sifat kelistrikannya apabila temperatunya
berubah. Dalam keadaan murninya mempunyai sifat sebagai penyekat ;sedangkan pada
temperatur kamar ( 27 ° C ) dapat berubah sifatnya menjadi bahan penghantar. Sifat-
sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh
temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut
sangat sensitif.-

2
2.2 Jenis- jenis dan Klasifikasi Semikonduktor
Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik       
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur
saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang
memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya. Perhatikan gambar
berikut :

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan


yang terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini
disebabkan karena adanya pemakaian 1 buah electron bersama () oleh dua atom Si yang
berdekatan. 
Menurut teori pita energi, pada T  = 0 K pita valensi semikonduktor terisi penuh
elektron, sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah
energi kecil, yakni dalam rentang 0,18 - 3,7.
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting
dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel periodik dan
mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk
tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-
atom tetangganya. Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam dua
dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar
terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat sebagai
insulator.

3
Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi
Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1
eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang (300K),
sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan diri
dariikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas
(gambar 2.2). Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita
valensi ke pita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan
kovalen terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah
dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang
ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah
yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika
elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan
terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak
dari lubang yang lama ke lubang baru.

4
Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen yang
terputus.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat dituliskan
sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat adanya
dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan arah
yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.
Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan
sebagai:
J npqn p 
Dimana:
 n dan p = konnsentrasi elektron dan lubang (m-3)
n  lubang (m2 V-1 s-1) p = mobilitas elektron dandan
n p q n p  konduktivitas (S cm-1)=
Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka pada
semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron.
Beberapa properti dasar silikon dan germanium diperlihatkan pada tabel dibawah
ini :
Properti Silikon Germanium
Energi terlarang/gap (eV) 1,1 0,67
Mobilitas elektron, (m2V-1s-1 ) 0,135 0,39
Mobilitas lubang, (m2V-1s-1 ) 0,048 0,19
Konsentrasi intrinsik, ni (m-3 ) 1,5 ´ 1016 2,4 ´ 1019
Resistivitas intrinsik, (  9 m) 2300 0,46

5
2. Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

Silikon yang didoping dengan phosphor


Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai
penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N (Silikon +
Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon + Boron, Galium atau Indium).
Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme doping, yang dimaksudkan
untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen
sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Mekanisme ini dilakukan
dengan jalan memberikan atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga
apabila atom pengotor memiliki kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat
elektron bebas yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom pengotor,
pembawa muatan didominasi oleh elektron saja atau lubang saja. Apabila
semikonduktor murni diberikan pengotor dengan valensi kurang (valensi 3) maka akan
terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa muatan. Mekanisme ini
menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau tipe – P).

a. Semikonduktor tipe-n
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor pentavalen
(antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom pengotor
(dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki
muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon
dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan
kovalen lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar

6
2.3). Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi
elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik.
Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n
karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Karena
atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
donor.

Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti terlihat pada


gambar dibawah ini :

b. Semikonduktor tipe-p

7
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n, semikonduktor
tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalen
(aluminium, boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya
silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi
sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah
atom trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga
ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang
tidak berpasangan yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa
muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron,
maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
Pada bahan semikonduktor yang bertindak sebagai pembawa muatan dengan
sebagian terbesar berupa lubang-lubang yang dihasilkan dengan pemasukan tak
murni, dan sebagian kecil berupa electron-elektron bebas yang dihasilkan oleh
energi terminal. Dipihak lain, dalam semikonduktor tipe-n , sebagian terbesar dari
pembawa muatan adalah electron-elektron bebas dan hanya mengandung lubang-
lubang yang berjumlah kecil. Jika dipakai secara terpisah, baik semikonduktor tipe
n maupun semikonduktor tipe p, masing-masing tidak lebih berguna dari sebuah
penghambat (resistor) karbon. Tetapi, dengan memasukkan tak-murnian kedalam
suatu kristalsedemikian rupa hingga bertipe p, maka hasilnya berupa suatu
penghantar satu arah. Pembahasan berikut ini akan menjelaskan mengapa
demikian.
Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan proton yang
sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya disingkirkan. Sebagai
akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu muatan positif dan disebut ion positif.
Sebaliknya, jika suatu atom netral diberi satu elektron tambahan, atom akan
bermuatan negatif dan dikenal sebagai ion negatif.

8
Pembawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1.lubang-lubang dan ion-ion
negative. Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif
Gambar tersebut menunjukkan suatu semikonduktor tipe p. Masing-masing
tanda plus lambang dari suatu lubang, sedangkan masing-masing tanda minus yang
dilingkari itu merupakan representasi suatu atom akseptor yang mengandung bahan
lubang-lubang tersebut. Secara bersama lubang dan atom akseptor merupakan
satuan yang netral. Namun bila suatu lubang menghilang karena terjadi
rekombinasi dengan suatu elektron, maka atom akseptor bersangkutan akan
mengandung muatan negatif yang berlebihan dan menjadi ion negative. Dalam
keadaan yang ditunjukkan gambar1, bahan tipe p tersebut netral karena jumlah
tanda plus sama dengan jumlah tanda minus.
Begitu pula dalam gambar 2 telah ditunjukkan semikonduktor tipe n. Disini
tanda minus melambangkan elektron bebas, tanda plus melambangkan elektron
bebas, sedangkan tanda yang dilingkari itu melambangkan atom donor yang
mengandung elektron bebas dalam orbitnya. Setiap elektron bebas bersama dengan
atom donor bersangkutan merupakan satuan yang netral. Jika salah satu elektron
tersebut meninggalkan orbitnyadari sekeliling atom donor dan pindah ke orbit atom

9
Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima
dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni.
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada berikut:

Elemen semikonduktor pada tabel periodik


c. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah sebuah
resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki resistansi. Cara ini
dipakai untuk membuat resistor di dalam sebuah komponen semikonduktor.
Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas pada volume
semikonduktor itu sendiri.

2.3 Sifat Bahan Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator.


Contoh, silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor, isolator,
maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya.
Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat
kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron
menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang
membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika
mendapat energi.

10
2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena
pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat
bebas menghantarkan listrik.

3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur
konduksi.Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau
semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt
(eV). Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron untuk
berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60
x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan
ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi.
Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon
adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah
biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada
suhu kerja yang rendah pula.

2.4 Karakteristik Bahan Semikonduktor

Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system periodik


golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon
semikonduktor ditemukan dalam bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan
memiliki konduktivitas panas yang tinggi sehingga dapat digunakan dengan efektif
untuk mengurangi efek panas pada pembuatan semikonduktor laser.
Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk dari
logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non logam
pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6) sehingga membentuk ikatan yang
stabil (valensi 8). Semikonduktor gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP,
sedangakan gabungan II dan VI misalnya CdTe dan ZnS.

11
2.5 Penggunaan Bahan Semikonduktor

Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik yang


memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro, sehingga
peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih kecil. Beberapa
komponen elektronik yang menggunakan bahan semikonduktor yaitu:
1. Transistor

Transistor merupakan komponen elektronik yang dibuat dari materi


semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan arus yang mengalir melewatinya
dan dapat berfungsi sebagai saklar elektronik dan gerbang elektronik.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu
pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagaisaklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai

12
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.
2. Thermistor

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau


sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor
adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika
suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini
merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat
hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor
secara umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient),
dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik
jika perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya.

13
3. SR (Silicon Control Rectifier)

SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai


fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk
keluarga semikonduktordengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.
Sebagai pengendalinya adalahgate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR
sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif
Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPNTrioda.
4. IC (Integrated Circuit)

Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen


dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang
dipakai sebagai otak peralatan elektronika.
Integrated Circuit merupakan komponen elektronik yang terdiri atas beberapa
terminal transistor yang tergabung membentuk gerbang. Masing – masing gerbang
dapat dioperasikan sehingga membentuk logika tertentu yang dapat mengendalikan

14
pengoperasian suatu perangkat elektronik. Gabungan dari beberapa buah IC dan
komponen lain dapat diproduksi dengan menggunakan bahan semikonduktor
dalam bentuk chip. Chip multifungsi ini kemudian dikenal sebagai mikroprosesor
yang berkembang hingga sekarang.
Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah
mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik
terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang dipakai
oleh mikroprosesor adalah 60nm.
Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-
20 dalamfabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang
menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang dilakukan
oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke
dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang sangat besar bagi
perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil, tepercaya, kecepatan
"switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan kemudahan dalam
menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tabung vakum.
Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana.
Radio, televisi, komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang
merupakan bagian penting dari masyarakat modern. Contohnya,
sistem transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini.
Banyak skolar percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu
merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.
5. Dioda

Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat
semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat
arus dari arah sebaliknya. Diodasebenarnya tidak memiliki karakter yang
sempurna, melainkan memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan
tegangan komplek yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi yang
digunakan serta parameter penggunaannya.
Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung
hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan
semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium. Di karenakan
pengembangannya yang dilakukan secara terpisah, dioda kristal (semikonduktor)

15
lebih populer di bandingkan dengan dioda termionik. Dioda termionik pertama kali
ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873, sedangkan dioda kristal
ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Gambar Tentang Pengertian Dioda

Dioda merupakan peranti semikonduktor yang dasar. Diode memiliki banyak


tipe dan tiap tipe memiliki fungsi dan karakteristik masing-masing. Kata Dioda
berasal dari Di (Dua) Ode (Elektrode), jadi Diode adalah komponen yang
memiliki dua terminal atau dua electrode yang berfungsi sebagai penghantar arus
listrik dalam satu arah. Dengan kata lain diode bekerja sebagai Konduktor bila
beda potensial listrik yang diberikan dalam arah tertentu (Bias Forward) tetapi
diode akan bertindak sebagai Isolator bila beda potensial listrik diberikan dalam
arah yang berlawanan (Bias Reverse) Tipe dasar dari diode adalah diode
sambungan PN.

16
Macam-macam Semikonduktor dan Penggunaannya

NAMA SEMIKONDUKTOR KEGUNAANNYA


Barium Titinate (Ba Ti) Termistor
Bismuth Telirida (B12 Te3) Konversi termoeletrik
Cadmium Sulfida (Cd S) Sel Foto Conductif
Galliun Arsenida (Ga As) Dioda, transistor, laser, led, geberator,
gelombang mikro
Germanium (Ge) Dioda, transistor
Indium Antimonida (In Sb0 Magneto resistor, piezo resistor,
detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida (In As) Piezo resistor
Silikon (Si) Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
Selenium (Se) Rectifier
Aluminium Stibium (Al Sb) Dioda penerangan
Gallium Pospor (Ga P) Dioda penerangan
Indium Pospor (In P) Filter infra merah
Tembaga oksida Rectifier
Plumbung Sulfur (Pb S) Foto sel
Plumbung Selenium (Pb Se) Foto sel
Indium Stibium (In Sb) Detektor infra merah

Alasan utama bahan semikonduktor sangat berguna ialah bahwa perilaku


semikonduktor dapat dengan mudah dimanipulasi dengan penambahan doping.
Konduktiitas semikonduktor dapat dikendalikan oleh pengenalan medan listrik,
dengan paparan cahaya, dan bahkan tekanan dan panas, dengan demikian dapat
membuat sensor yang baik.

2.6 Prinsip Kerja Semikonduktor

Dalam kinerja semikonduktor penulis mengambil transistor sebagai contoh


dari cara kerja semikonduktor.
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa;
keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.Untuk mengerti cara kerja
semikonduktor ,misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan
elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen),
tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan
(chargecarriers). Sehingga, air murni dianggap sebagaiisolator . Jika sedikit garam

17
dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena
sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers,ion) terbentuk.
Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak.
Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya
tidak bebas. Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator,
namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik , dengan sebuah proses
yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak
mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas
dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik
memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh
kelebihanelektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk
negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah
terbentuk. Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling
luarnya, pembawa muatanyang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan
positif), akan terbentuk di dalam tata letak Kristal silikon. Dalam tabung hampa,
pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah
katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa
membuat pembawa muatan positif (hole). Dapat disimak bahwa pembawa muatan
yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang
lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam
materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode
junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n
dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung
berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-
p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas
darimateri semikonduktor, asalkan tata letak kristal silikon tetap dipertahankan.
Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah
doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan
antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan
sifat penguatan arus (current gain)dari transistor tersebut.Jumlah doping yang

18
diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu
berbanding seratu  juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor.
Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu
pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi
isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan.
Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu
menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada
satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan
untuk menyapu pembawa muatan dalams ejumlah besar semikonduktor dapat
dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik didalam metal adalah
inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam
semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator, sedangkan metal
tidak. Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan,
yaitu electron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar
adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah
depletion zone. Depletion zone initerbentuk karena transistor tersebut diberikan
tegangan bias terbalik, oleh tegangan yangdiberikan di antara basis dan emiter.
Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh duadiode yang disambungkan,
sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode.
Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong Kristal
silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.
 Prinsip Dasar Semikonduktor

 Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti


dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah
konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni.Bahan- bahan  logam
seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam
memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat
bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu memiliki inti
29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron  (-).  Sebanyak 28 elektron menempati orbit-
orbit bagian dalam membentuk inti yang  disebut nucleus.Dibutuhkan energi yang
sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektron-elektron ini. Satu buah
elektron lagi yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar.Orbit terluar

19
ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron
valensi. Karena hanya ada satu elektron dan jaraknya ‘jauh’ dari nucleus, ikatannya
tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan energi yang sedikit saja elektron terluar ini
mudah terlepas dari ikatannyaPada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas
bergerak atau berpindah-pindah dari satu nucleus ke nucleus lainnya.  Jika diberi
tegangan potensial listrik, elektron-elektron  tersebut dengan mudah berpindah ke
arah potensial yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus
listrik.Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah, dan
dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-elektron ini.Dapat
ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya memiliki elektron
valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling “semikonduktor”
adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi

20
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang berjudul Semikonduktor ini, dapat disimpulkan bahwa
semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103 sampai 10-
8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih kecil dari 6 eV. Dan
bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor, oleh karena itu
semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Semikonduktor memeliki dua karaktristik, yaitu semikonduktor elementer dan
semikonduktor gabungan. Semikonduktor juga diklasifikasikan menjadi
semikonduktor intrinsik dan semikonduktor intrinsik. Semikonduktor Intrinsik
terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki ikatan kovalen sempurna seperti
Si, Ge, C dan sebagainya, sedangkan. Semikonduktor Ekstrinsik Terbentuk dari
semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai penghasil elektron
konduksi atau hole. Bahan semi kondukto dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
komponen-komponen listrik seperti dioda, transistor, IC(Integated Circuit).

21
DAFTAR PUSTAKA
Owen Bishop.2004. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Arthur Beiser.1978.Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.

Kenneth Krane.1992. Fisika Modern. Jakarta: UI Press.

22

Anda mungkin juga menyukai