Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres
1. Definisi Stres
bathin yang disebabkan oleh perasaan tertekan. Definisi stress menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2000) adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang di sebabkan
oleh factor ekstrinsik. Menurut American Institue of Stres (2010), tidak ada definisi yang
pasti untuk stress karena setiap individu akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres
yang sama. Stres bersifat individu dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak adanya
keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban stres yang dirasakan.
Stres yang berasal dari bahasa latin strictus, merupakan konsep yang komplikatif dan
terkadang membingungkan. Sekitar tahun 1600-an Robert Hooke membuat konsep stress
berdasarkan prinsip mekanika dan beban (tenaga ekstrernal), stress (daerah yang mendapat
tenaga), dan ketegangan (strain, kerusakan sebagai hasil beban dan stress). Penelitian ilmiah
tentang stress semula dilakukan untuk menguji bagaimana reaksi makhluk hiduo
menggunakan sumber dayanya untuk melawan atau lari dari stimulus yang mengancam, baik
menghadapi ketegangan fisik (seperti kesulitan atau emosi negatife yang dihasilkan dari
Menurut Selye (1950, dalam Sriati, 2008) Stres adalah respon tubuh yang sifatnya
nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang telah mengalami stres,
maka ia akan mengalami gangguan pada satu atau lebih dari organ tubuh, sehingga yang
bersangkutan tidak lagi dapat menjelaskan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut
distres. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan
somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis.Tidak semua bentuk stres
mempunyai konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan
eustress
(disebut stresor) yang mengancam individu dan mengurangi kemampuan individu dalam
mengatasi segala bentuk stresor (Santrock, 2002). Stres adalah reaksi organisme terhadap
rangsangan (stimulation) yang tidak menyenangkan, stres harus dipahami sebagai relasi
interaktif yang terjadi di antara system fisik, fisiologis, psikologis dan prilaku (Hanurawan,
2010).
2. Penggolongan Stres
Distress adalah stress yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan
sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau
gelisah, Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan
seorang pakar bernama Hanson mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan
hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stress. Eustres dapat meningkatkan
kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performa individu. Eustress juga dapat
seni.
Setiap individu akan mendapat efek stress berbeda-beda. Hal ini tergantung pada
Jika stressor dipersepsikan akan berakibat buruk bagi individu tersebut, maka tingkat
stress yang dirasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika stressor dipersepsikan
tidak mengancam dan individu tersebut mampu mengatasinya, maka tingkat stress
Jika intensitas serangan stress terhadap individu tinggi, maka kemungkinan kekuatan
fisik dan mental individu tersebut mungkin tidak akan mampu mengadaptasinya.
Jika pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stressor yang harus dihadapi,
stressor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi yang
berlebihan.
Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stressor yang
berbeda sehingga resiko terjadinya stress pada tingkat perkembangan akan berbeda.
Pada masa remaja cenderung memiliki fakor pemicu stress yang sedikit berbeda
meski umumnya masih sama seperti faktor-faktor lainnya. Pada fase pubertas remaja
disebutkan merupakan masa remaja sebagai fase storm and stress. Pada maasa ini
berdampak pada perkembangan emosi yang tidak stabil. Adapun beberapa faktor-
a. Faktor Biologis
b. Faktor kepribadian
3. Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain, menyalahkan diri sendiri dan
merasa bersalah.
2. Tidak dapat memenuhi harapan dari orang tua seperti kegagalan dalam
Pada sumber lain menyatakan ada beberapa sumber stress yang juga dialami oleh
remaja, yaitu :
1. Family Stres
Salah satu sumber utama stress pada remaja adalah hubungannya dengan orang
tua, karena remaja merasa bahwa mereka ingin mandiri dan bebas, tapi di lain
2. School Stres
Tekanan dalam masalah akademik cenderung tinggi pada dua tahun terakhir di
sekolah, keinginan untuk mendapat niali tinggi, atau keberhasilan dalam bidang
olahraga, yang mana remaja selalu berusaha untuk tidak gagal, ini semua dapat
menyebabkan stress.
3. Peer Stres
Stres pada kelompok teman sebaya cenderung tinggi pada pertengahan tahun
menderita, tertutup dan mempunyai harga diri yang rendah, Pada beberapa remaja,
mengurangi stress, tapi walau bagaimanapun secara psikologis itu semua tidak
Stres dapat mempengaruhi tubuh dan jiwa seseorang. Saat seseorang mengalami stres
tubuh, jiwa dan perilaku individu akan menampakkan tanda-tanda dan gejala stres. Robbins
berpengaruh terhadap stress dan dampak yang ditimbulkan dari adanya stress tersebut.
Model ini mengidentifikasikan tiga perangkat faktor yaitu lingkungan, organisasional, dan
individual yang menjadi sumber potensial dari stress. Penderita yang mengalami stress
Tanda dan gejala fisik yang muncul akibat stress adalah mudah lelah, meningkatnya
denyut jantung, insomnia, nyeri kepala, berdebar-debar, nyeri dada, napas pendek, gangguan
lambung, mual, tremor, ekstremitas dingin wajah terasa panas, berkeringat, sering flu,
menstruasi terganggu, otot kaku dan tegang terutama pada bagian leher, bahu dan
punggung.18 Tanda dan gejala psikologis stres : kecemasan, ketegangan, kebingungan dan
mudah tersinggung, menangis tiba-tiba, perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam
(kebencian), sensitif dan hyperreactivity, phobia, menarik diri dari pergaulan, menghindari
Tanda dan gejala perilaku dari stres adalah: gelisah, selalu mondar-mandir,
keras dan obatobatan, perubahan pola makan mengarah ke obesitas, perilaku makan yang
tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara
kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman serta kecenderungan untuk
Pengalaman stres sangat individual. Stresor yang sama akan dinilai berbeda oleh setiap
individual. Demikian pula, gejala dan tanda-tanda stres akan berbeda pada setiap individu.
Ada beberapa gejala yang dapat dilihat untuk mengetahui stress yang sedang dialami
seseorang. Terdapat dua gejala yang telah di kelompokkan oleh para ahli : (Abdullah, 2007)
a. Gejala Fisik
Yang termasuk dalam gejala stress bersifat fisik antara lain adalah sakit kepala,
darah tinggi, sakit jantung, atau jantung berdebar-debar, sulit tidur, sakit lambung,
mudah lelah, keluar keringat dingin, kurang nafsu makan, serta sering buang air
kecil.
b. Gejala psikis
Adapun yang termasuk gejala stress bersifat psikis antara lain ialah ; gelisah atau
cemas, kurang bias berkonsentrasi atau belajar, sering melamun, sikap masa
bodoh, sikap pesimis, selalu murung, malas bekerja atau belajar, hilang rasa rumor,
dan mudah marah. Bersikap agresif seperti kata-kata kasar dan menghina,
5. Tingkatan Stres
1. Stres normal
Stres normal yang merupakan bagian alamiah dari kehidupan. Misalnya merasakan
detak jantung yang lebih keras setelah beraktivitas, kelelahan setelah mengerjakan tugas,
2. Stres ringan
Stresor yang dihadapi yang bisa berlangsung beberapa menit atau jam. Contohnya
adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stressor ini dapat menimbulkan gejala, antara lain
kesulitan bernafas, bibir kering, lemas, keringat berlebihan ketika temperatur tidak panas,
takut tanpa ada alasan yang jelas, meresa lega jika situasi berakhir (Psychology Foundation
Of Australia, 2010).
3. Stres sedang
stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya perselisihan
yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Stressor ini dapat menimbulkan gejala
yaitu, mudah merasa letih, mudah marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung,
4. Stres berat
Situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa minggu, seperti perselisihan dengan
dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang dan kesulitan
finansial. Stressor ini dapat menimbulkan gejala yaitu, merasa tidak kuat lagi untuk
melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan segala hal, merasa tidak
dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan di masa depan (Psychology Foundation
of Australia, 2010).
tidak dapat ditentukan. Biasanya seseorang untuk hidup cenderung pasrah dan tidak
memiliki 12 motivasi untuk hidup. Seseorang dalam tingkatan stres ini biasanya
2010).
6. Tahapan stress
Menurut Amberg (1979) seperti yang dikemukakan Hawari (2008) bahwa tahapan
a. Sres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya disertai
3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya ; namun tanpa disadari
cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula.
4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun
b. Stres tahap II
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres
1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis),
4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early
imsomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle imsomnia), atau
bangun terlau pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late imsomnia).
d. Stres tahapan IV
8) Timbul perasaan ketakuatan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya.
d. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V yang
1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological
ex-haution).
sederhana.
e. Stres tahap VI
5) Pingsan dan kolaps (collapse) Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala
disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat stresor psikososial
mengendalikan sistem saraf simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf akan
mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya
Selanjutnya sistem saraf simpatis juga akan memberi sinyal ke medulla adrenal untuk
melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Selain itu hipotalamus akan
sekelompok hormon, contohnya kortisol yang akan mempengaruhi regulasi gula darah.
Sekresi ACTH juga akan memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan
beberapa hormon, sehingga efek kombinasi berbagai hormon stres tersebut akan di bawa
melalui aliran darah serta peran dari aktivasi neural cabang simpatik dari sistem saraf
memanfaatkan obat – obat penenang dan umumnya bersifat sementara. Cara kerjanya
rumit, tidak mudah dijelaskan bagi orang awam dibidang kedokteran dan psikiatri.
Pendekatan ini berfokus untuk mempengaruhi sistem saraf (nervous sistem), bisa
farmakologi boleh disebut sebagai cara pengelolaan stres awal sebelum pada
waktunya orang dibantu untuk mengelola stres yang dialami dengan sungguh –
Pendekatan ini yang terarah pada perilaku, bentuknya antara lain relaksasi,
c. Pendekatan kognitif
Metode ini dilakukan untuk membantu orang dalam mengatasi stresnya karena
menderita stres terhadap ancaman atau kerugian yang dapat diakibatkan oleh hal,
Stres dapat mempengaruhi gejolak mental. Metode meditasi dan hipnosis merupakn
salah satu cara yang efektif. Meditasi merupakan cara untuk memusatkan diri dan
perhatian pada suatu objek, pemikiran atau bayangan. Tujuannya dalam mengelola
stres adalah menambah kemampuan orang yang terkena stres berhadapan dengan hal,
Hipnosis merupakan perubahan kesadaran yang dihasilkan lewat sugesti tertentu dan
dalam keadaan berubah itu orang dapat dibantu mengubah pemahaman, ingatan, dan
perilaku. Tanpa ada orang yang ahli dan dan orangnya sendiri tidak dapat dihipnosis,
e. Terapi Musik
Metode ini salah satu cara untuk membantu mengatasi stres. Jika kadar stres pada
seseorang terlalu tinggi maka sistem kekebalan tubuhnya akan berkurang oleh sebab
itu seseorang perlu mewaspadai dirinya dari kondisi stres yang berlebihan. Manfaat
Alat ukur tingkat stres adalah kuesioner dengan sistem scoring yang akan diisi oleh
responden dalam suatu penelitian. Ada beberapa kuesioner yang sering dipakai untuk
SLSI dipublikasikan oleh Gadzella pada tahun 1991. SLSI terdiri dari data dimensi
yitu dimensi stresor dan reaksi terhadap stresor. Dimensi stressor diwakilkan dengan
lima indicator yaitu frustasi, konflik, tekanan, perubahan, dan self imposed yang
empat indicator yaitu fisiologis, psikologis, perilaku, dan penilaian kognitif yang
berjumlah 31 pertanyaan sehingga total dari pertanyaan pada SLSI adalah 54 item
Nilai uji reliabilitas dari student life stress inventory menggunakan test-retest
Kessler Psychological Distress Scale (KPDS) terdiri dari 10 pertanyaan yang diajukan
kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban dimana responden tidak pernah
mengalami stres, 2 untuk jawaban dimana responden jarang mengalami stres, 3 untuk
responden sering mengalami stres dan 5 untuk jawaban dimana responden selalu
mengalami stres dalam 30 hari terakhir. Skala pengukuran yang digunakan adalah
Perceived stress scale (PSS-10) merupakan self-report questionnaire yang terdiri dari
10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres beberapa bulan yang lalu dalam
(sebagai contoh, 0=4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0) terhadap 20 empat soal yang bersifat
masing pertanyaan (Olpin & Hesson, 2009). Soal dalam perceived stress scale ini
akan menanyakan tentang perasaan dan pikiran responden dalam satu bulan terakhir
ini. Anda akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering perasaan ataupun
sebagai berikut:
pertanyaan yang merupakan suatu skala yang terdiri dari kejadian umum yang tidak
frekuensi terjadinya dalam satu bulan, dalam bentuk skala sebagai berikut:
menunjukkan seseorang mengalami stres sedang, skor lebih dari 135 menunjukkan
Data tingkat stress diukur dengan menggunakan depression anxiety stres scale-21
merupakan versi pendek dan versi sebelumnya yaitu DASS-42. Instrumen ini
depresi, dan kecemasan, Instrumen ini merupakan jenis instrument yang diisi sendiri
oleh subjek dengan waktu pengerjaan sekitar 5-10 menit. Instrumen ini dipilih karena
mudah dalam pengisian serta sudah dilakukan validasi di Indonesia oleh Danamik
(2006).
Alat ukur ini terdiri atas tiga skala (depresi, kecenasan, stress) dengan masing-masing
skala terdiri atas 7 butir pertanyaan. Instrumen tersebut berbentuk pertanyaan tertutup
dengan pilihan jawaban tidak pernah, jarang, kadang-kadang, dan sering. Masing-
masing pilihan jawaban tersebut memiliki skor, yaitu tidak pernah (0), jarang (1),
kadang-kadang (2), dan sering (3), skor dari tiap pertanyaan selanjutnya digolongkan
tiap skala dan diinterpretasikan sesuai dengan hasil skor tersebut. Rentang skor pada
instrument ini yaitu 0-21 untuk tiap skala. Kategori hasil interpretasi berdasarkan total
1. Definisi IMT
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator
atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur
lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi
dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan
merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator didalam mengukur status gizi yang
secara tidak langsung dapat menetukan besar komposisi tubuh dengan status gizi
tertentu. Berat badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh.
karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropologi yang sangat labil, dalam
keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi
dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti
perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari
keadaan normal
IMT merupakan rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam
kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Penggunaan rumus ini
hanya dapat diterapkan pada seseorang berusia antara 19 hingga 70 tahun, berstruktur
tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau
menyusui. Pengukuran IMT ini dapat digunakan terutama jika pengukuran tebal
lipatan kulit tidak dapat dilakukan atau nilai bakunya tidak tersedia.