Anda di halaman 1dari 15

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


STAF SARANA DAN PRASARANA

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP)


PENGAMANAN KANTOR SSARPRAS POLRI

I. PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai alat negara yang


berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri;
b. Staf Sarana dan Prasarana Polri yang selanjutnya disingkat Ssarpras Polri
adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan dalam bidang
manajemen sarana dan prasarana pada tingkat Mabes Polri yang berada
di bawah Kapolri. Di dalam pelaksanaan tugasnya Ssarpras Polri memiliki
peran yang sangat strategis terutama berkaitan dengan pengadaan
barang/jasa pemerintah serta pelayanan terhadap masyarakat;
c. bahwa kantor Ssarpras Polri terletak di Jalan Raya Bekasi Timur 86
Cipinang Jakarta Timur yang merupakan kawasan perkantoran dimana
terdapat bangunan kantor dan pergudangan dari beberapa satker Polri
yaitu Ssarpras Polri, Pusdokkes Polri dan gudang/bengkel Divisi
Telematika dan Informatika Polri, yang saat ini sebagai salah satu obyek
vital Polri;
d. mengingat lokasi perkantoran Ssarpras Polri tersebut merupakan salah
satu obyek vital, karena lokasi perkantoran Ssarpras Polri yang sangat
dekat berbatasan dengan lingkungan masyarakat umum, maka hal
tersebut sangat potensi menimbulkan kerawanan terhadap adanya
ancaman maupun gangguan yang dapat mengakibatkan terganggunya
aktivitas perkantoran tersebut;
e. dengan situasi suhu politik di Indonesia yang semakin meningkat
belakangan ini, maka sebagian akumulasi permasalahan dari berbagai
daerah telah bermuara di wilayah DKI Jakarta sebagai sentral
pemerintahan, dimana ditemukan banyaknya aksi/kegiatan unjuk rasa
dari berbagai elemen masyarakat, sehingga perlu dipersiapkan sistem
pengamanan kantor Ssarpras Polri;
2

f. sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan


kesiapsiagaan kesatuan dan memaksimalkan pengamanan serta
mengantisipasi adanya ancaman dan gangguan yang akan timbul,
dipandang perlu dibuatkan Standar Operasi Prosedur (SOP) pengamanan
kantor Ssarpras Polri.

2. Dasar.

a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia;
b. Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman pengendalian
massa;
c. Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan kekuatan
dalam tindakan Kepolisian;
d. Peraturan Kapolri Nomor 21 tahun 2010 tanggal 14 September 2010
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada
Tingkat Mabes Polri;
e. Prosedur Tetap Kapolri Nomor : Protap/01/X/2010 tanggal 8 Oktober
2010 tentang penanggulangan anarki.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud.
Standar Operasi Prosedur (SOP) pengamanan kantor Ssarpras Polri ini
adalah sebagai pedoman yang harus diketahui, dilaksanakan oleh
seluruh personel di lingkungan perkantoran Ssarpras Polri dalam rangka
melakukan pengamanan dari ancaman, gangguan secara terpadu dan
terorganisir untuk menciptakan kondisi lingkungan yang aman, tertib dan
kondusif.

b. Tujuan.
agar diperoleh persamaan persepsi dan kesatuan bertindak serta dapat
dilaksanakan oleh seluruh personel di lingkungan perkantoran Ssarpras
Polri sehingga dapat menjamin adanya suasana bekerja yang aman,
tertib dan kondusif.

4. Ruang lingkup.

Ruang lingkup Standar Operasi Prosedur (SOP) pengamanan kantor Ssarpras


Polri ini meliputi sasaran pengamanan, prosedur dan mekanisme pengamanan
personel, materil/barang Polri dan kegiatan di lingkungan Ssarpras Polri,
struktur organisasi pengamanan serta administrasi dan anggaran.

5. Sistematika . . . . .
3

5. Sistematika.

I. PENDAHULUAN
II. SASARAN PENGAMANAN
III. PROSEDUR DAN MEKANISME PENGAMANAN
IV. STRUKTUR ORGANISASI PENGAMANAN
V. ADMINISTRASI DAN ANGGARAN
VI. PENUTUP

6. Pengertian.

a. Standar Operasi Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah


pedoman tertulis yang mengatur secara sistematis untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi yang
merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan yang harus dilalui
untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu;
b. penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh personel Polri
yang bersifat pencegahan (preventif) dengan memberikan perlindungan,
pengayoman, pelayanan dan memelihara keselamatan jiwa dan harta
benda untuk kepentingan masyarakat dan negara;
c. patroli adalah suatu bentuk kegiatan yang sifatnya bergerak dari suatu
tempat ke tempat tertentu yang dilakukan oleh anggota/personel Polri di
lingkungan perkantoran guna mencegah terjadinya pelanggaran disiplin
dan ketertiban dan mencegah terjadinya suatu tindak pidana kriminal
serta memberikan rasa aman, perlindungan penganyoman dan
pelayanan kepada obyek yang dipatroli;
d. pengamanan adalah rangkaian kegiatan/tugas personel Polri untuk
membuat situasi dan kondisi terasa aman sehingga lingkungan menjadi
tenang dan orang didalamnya tidak merasa khawatir;
e. kondusif adalah situasi tenang, mendukung untuk memberikan hasil
yang diinginkan;
f. aman adalah suatu keadaan dimana personel Polri maupun masyarakat
dapat melakukan kegiatan tanpa gangguan yang dapat menghambat
dalam melakukan aktivitas;
g. bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan personel Polri maupun
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis;
h. kecelakaan adalah keadaan yang terjadi akibat dari kelalaian dan bukan
kesengajaan yang membawa korban manusia dan/atau harta benda;
i. gangguan keamanan adalah kejadian yang membawa kerugian,
hambatan, rintangan terhadap seseorang dan dapat membahayakan bagi
orang lain;
4

j. gudang adalah bangunan atau suatu ruangan khusus yang digunakan


untuk tempat penyimpanan barang-barang, yang mempunyai
administrasi khusus, jelas batas-batasnya dan ada sistem pengamannya;
k. barang adalah setiap benda baik berwujud atau tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak yang dapat diperdagangkan,
dipakai/dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang;
l. barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN/APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang syah;
m. pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh personel
Polri untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau
keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
terhadap orang, barang dan tempat.

II. SASARAN PENGAMANAN


7. Jenis Sasaran Pengamanan.
a. tempat;
b. personel;
c. barang/materiil;
d. kegiatan.
8. Pembagian Sasaran Pengamanan.
a. tempat/lingkungan.
1) Wilayah Tengah:
a) Gedung Utama;
b) Gedung Lapangan Tenis;
c) Bangunan Bengpalang; dan
d) Gudang eks Timor.
2) Wilayah Barat:
a) Masjid Nurul Iman;
b) Gedung Pusdokkes;
c) Pom Bensin;
d) Kantor Subbaginnis dan Gudang arsip Puskeu; dan
e) Perkantoran dan gudang domat.
3) Wilayah Timur:
a) Gedung Pertemuan;
b) Kantor Baginfosarpras dan Kantor Bhayangkari;
c) Museum dan Koperasi;
d) Gudang Arsip;
e) Gudang Balkir/bengkel Senpi;
f) Kantor Depo Harkan Divti; dan
g) Pergudangan Domat.
b. Personel.
1) personel Sarpras Polri;
2) Bhayangkari/PHL/cleaning servis; dan
3) tamu.
c. materiil . . . . .
4

c. materiil/barang Polri.
1) inventaris kantor;
2) fasilitas kantor; dan
3) barang persediaan (stok gudang).

d. kegiatan.
1) kegiatan dinas; dan
2) kegiatan non dinas.

9. Ketentuan tanda pengenal identitas.

a. anggota Polri dan PNS Polri.

1) setiap anggota Polri/PNS Polri dan karyawan non anggota Polri/PNS


wajib menggunakan tanda pengenal khusus yang diberikan oleh
Bagian Renmin Ssarpras Polri selama jam dinas/selama berada di
kantor Ssarpras Polri;
2) jenis-jenis tanda pengenal:
a) tanda pengenal Personel Polri warna biru;
b) tanda pengenal non personel Polri (Bhayangkari/PHL/cleaning
servis) warna hijau;

b. tamu.

1) seluruh tamu yang berkunjung ke perkantoran Ssarpras Polri wajib


menggunakan tanda pengenal khusus tamu;
2) tanda pengenal tamu berwarna kuning dan putih;
3) tanda pengenal warna kuning dipasang saat melapor di pintu
masuk utama Ssarpras Polri dan dikembalikan saat meninggalkan
kantor Ssarpras Polri dengan menyerahkan kartu tersebut di Pos
pintu masuk Ssarpras Polri;
4) tanda pengenal warna kuning diganti dengan tanda pengenal warna
putih saat melapor di piket gedung utama;
5) tanda pengenal tamu wajib digunakan dimanapun selama tamu
tersebut berada di Ssarpras Polri.

III. PROSEDUR DAN MEKANISME PENGAMANAN

10. Kegiatan Pengamanan.

a. Penjagaan.

1) kegiatan penjagaan kantor Ssarpras Polri dilaksanakan secara terus


menerus dalam waktu 1 X 24 jam.

2) kegiatan . . . . .
5

2) kegiatan penjagaan meliputi :


a) Piket pengawas;
b) Penjagaan pintu masuk dan keluar;
c) Penjagaan Gudang Domat.

3) kegiatan piket pengawas berkedudukan di lobby gedung utama


Ssarpras Polri pada lantai I (dasar), bertugas :
a) melakukan pengawasan seluruh kegiatan di lingkungan
kantor/gedung utama Ssarpras Polri selama 1 x 24 Jam;
b) melakukan pengawasan kegiatan gudang Ssarpras Polri,
kantor Div TI Polri, Poliklinik Pusdokes Polri dan gedung LKOK
Polri;
c) mengawasi kegiatan keluar masuk personel maupun tamu
Ssarpras Polri di gedung utama Ssarpras Polri;
d) mengendalikan kegiatan penjagaan pintu masuk dan keluar
serta gudang.

4) kegiatan Pos Penjagaan pintu utama Ssarpras Polri, meliputi :

a) memeriksa setiap kendaraan dan tamu yang masuk dan keluar


kantor Ssarpras Polri;
b) melakukan pengawasan terhadap aktivitas di depan kantor
Ssarpras Polri;
c) melakukan pengawasan dengan melakukan patroli secara
periodik keseluruh lingkungan Ssarpras Polri yang berbatasan
dengan masyarakat/asrama Polri;
d) melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap kegiatan di
gedung Serbaguna, Masjid dan Toko/Kantin yang ada di
dalam lingkungan Ssarpras Polri;
e) membuat jadwal tugas pengamanan kantor Ssarpras Polri dan
mengisi buku mutasi sesuai surat perintah yang dikeluarkan
oleh Assarprass Kapolri/Kabagrenmin Ssarpras Polri;
f) melaksanakan pengamanan kantor Ssarpras Polri sesuai
jadwal tugas pengamanan kantor Ssarpras Polri, termasuk
penugasan anggota Satpamkol untuk menaikkan dan
menurunkan Bendera Merah Putih pada pukul 06.00 WIB dan
pukul 18.00 WIB waktu setempat;
g) menempati pos yang telah ditentukan termasuk penjagaan
pintu utama Ssarpras Polri dan pos yang dianggap rawan;
h) memeriksa dan mencatat identitas kendaraan, orang dan
barang yang keluar masuk dengan menggunakan miror set
detector/hand held metal detector/unit satwal Ssarpras Polri;
i) menjaga dan mengatur keluar masuknya kendaraan personel
Ssarpras Polri maupun tamu dan dicatat dalam buku mutasi;
j) mencatat . . . . .
6

j) mencatat dalam buku mutasi setiap kejadian di lingkungan


tanggungjawabnya;
k) melaksanakan pengecekan dan pemeriksaan seluruh pintu
kantor, terutama diluar jam kerja atau malam hari termasuk
kegiatan yang dilaksanakan diluar jam dinas;
l) bagi petugas jaga/anggota yang mendapat giliran istirahat
memanfaatkan waktu istirahat di tempat yang sudah
ditentukan;
m) dalam pelaksanaan tugas pengamanan kantor Ssarpras Polri
agar senantiasa berkoordinasi dengan petugas jaga instansi
lain (Polsek, Pemadam Kebakaran, PLN, piket Mabes Polri, dll).

5) Pengaturan personel tugas jaga:

a) personel piket pengawas sesuai dengan jadwal dan surat


perintah yang dikeluarkan oleh Assarpras Kapolri;
b) petugas pos penjagaan dilakukan peleton Satpamkol Ssarpras
Polri yang dibagi dalam bentuk shift/kelompok secara
bergantian sesuai jadwal/surat perintah yang dikeluarkan oleh
Assarpras Kapolri;
c) petugas penjagaan Domat dilakukan personel Domat Ssarpras
Polri sesuai dengan jadwal dan surat perintah yang
dikeluarkan oleh Assarpras Kapolri.

b. Patroli.

1) dalam rangka pelaksanaan pengamanan kantor Ssarpras Polri maka


dilaksanakan kegiatan patroli;
2) kegiatan patroli dilaksanakan oleh anggota piket pengawas maupun
anggota pos penjagaan pintu masuk dan keluar;
3) kegiatan patroli oleh piket pengawas dilaksanakan sesuai dengan
situasi, sedangkan kegiatan patroli oleh anggota pos penjagaan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal secara terus menerus dan
bergantian terhadap seluruh sasaran pengamanan baik pada jam
dinas maupun diluar jam dinas;
4) petugas yang melakukan patroli wajib melakukan pengecekan
terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi umum, setiap
hasil pengecekan dan setiap hal menonjol yang ditemukan selama
melaksanakan patroli harus dilaporkan kepada pimpinan jaga untuk
dilaporkan kepada pimpinan secara berjenjang;
5) dalam melaksanakan kegiatan patroli oleh anggota piket pengawas
maupun anggota pos penjagaan dilaksanakan dengan berjalan kaki
atau menggunakan kendaraan;

c. Pemeriksaan . . . . .
7

c. Pemeriksaan identitas tamu dan pemeriksaan barang/materil.

1) Pemeriksaan Identitas tamu.


a) seluruh tamu yang berkunjung ke perkantoran Ssarpras Polri
wajib menggunakan tanda pengenal khusus tamu;
b) tanda pengenal tamu berwarna kuning;
c) tanda pengenal tamu tersebut dipasang saat melapor di pintu
masuk utama Ssarpras Polri dan dikembalikan saat
meninggalkan kantor Ssarpras Polri dengan menyerahkan
kartu tersebut di pos pintu masuk Ssarpras Polri;
d) tanda pengenal tamu wajib digunakan dimanapun selama
tamu tersebut berada di Ssarpras Polri;
e) tanda pengenal tersebut diatas diterima di pintu masuk utama
dan dipasang saat datang ke kantor Ssarpras Polri dan
dilepas/diserahkan di pintu masuk utama saat keluar kantor
Ssarpras Polri;
f) seluruh tamu saat melapor di pintu masuk utama Ssarpras
Polri wajib mengisi buku tamu dan meninggalkan identitas diri
berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya;
g) setelah tamu meninggalkan identitas diri berupa KTP/SIM atau
tanda pengenal lainnya tersebut kemudian petugas
memberikan kepada tamu kartu tanda pengenal khusus;
h) identitas diri berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya
milik tamu dikembalikan saat meninggalkan kantor Ssarpras
Polri dengan menyerahkan kartu tanda pengenal tersebut di
pos pintu masuk Ssarpras Polri.

2) Pemeriksaan Barang/Materil.

a) setiap barang/materil yang dimasukkan/dibawa ke kantor


Ssarpras Polri wajib dilakukan pemeriksaan;
b) barang yang dimasukkan/dibawa ke kantor Ssarpras Polri
yang dilakukan pemeriksaan yaitu :
(1) barang/materil yang terkait dengan pengadaan barang
/jasa yang dilaksanakan oleh Ssarpras Polri yang akan
dimasukkan ke dalam gudang Ssarpras Polri;
(2) barang/materil yang terkait dengan pengadaan barang
/jasa yang tidak dimasukkan ke dalam gudang Ssarpras
Polri;
(3) barang/materil yang terkait dengan pemeliharaan sarana
dan prasarana serta fasilitas yang ada di lingkungan
Ssarpras Polri;
(4) barang-barang lain yang dipandang perlu untuk
dilakukan pemeriksaan;
(5) barang . . . . .
8

(5) barang/materil yang terkait dengan pengadaan barang /


jasa yang dilaksanakan oleh Ssarpras Polri yang akan
dimasukkan ke dalam gudang Ssarpras Polri, dilakukan
pencatatan dalam mutasi piket penjagaan selanjutnya
dibawa ke gudang Ssarpras Polri;
(6) barang/materil yang terkait dengan pengadaan barang
/jasa yang tidak dimasukkan kedalam gudang sarpras
Polri, dilakukan pencatatan dalam mutasi piket
penjagaan selanjutnya dilaporkan ke piket pawas untuk
dilanjutkan sesuai dengan tujuan pengguna
barang/materil tersebut;
(7) barang/materil yang terkait dengan pemeliharaan sarana
dan prasarana dan fasilitas yang ada di lingkungan
Ssarpras Polri, dilakukan pencatatan dalam mutasi piket
penjagaan selanjutnya dilaporkan ke piket pawas atau ke
Bagrenmin Ssarpras Polri;
(8) barang-barang lain yang dipandang perlu untuk
dilakukan pemeriksaan.

11. Pelibatan personel.

a. Situasi aman.
1) pelaksanaan pengamanan dipimpin oleh Kasatgas :
Kabagrenmin Ssarpras Polri dibantu oleh Kadomat Ssarpras Polri,
perwakilan Div TI Pol dan perwakilan Pusdokkes Polri;
2) pengamanan di pintu gerbang masuk kantor Ssarpras Polri
dilakukan oleh piket Satpamkol Ssarpras Polri dibawah kendali piket
pengawas bertempat di lobby gedung utama Ssarpras Polri;
3) pengamanan di satker Div TI Pol dan Pusdokkes Polri dilakukan
oleh piket satker masing-masing dibawah kendali piket pengawas
bertempat di lobby gedung utama Ssarpras Polri, apel piket
dilakukan didepan gedung utama Ssarpras Polri setiap hari pada
jam 08.00 WIB dan jam 20.00 WIB;
4) sistem koordinasi dilakukan menggunakan alat komunikasi yang
ada;

b. Situasi Rawan.

1) pelaksanaan pengamanan dipimpin oleh kasatgas Kabagrenmin


Ssarpras Polri dibantu oleh Kadomat Ssarpras Polri, perwakilan Div
TI Pol dan perwakilan Pusdokkes Polri;
2) pengamanan di pintu gerbang masuk kantor Ssarpras Polri
dilakukan oleh piket Satpamkol Ssarpras Polri dibawah kendali piket
pengawas bertempat di lobby gedung utama Ssarpras Polri, dengan
dibantu perlibatan kekuatan dari :

a) 1 (satu) . . . . .
9

a) 1 (satu) regu dari Birojianstra dan Bagrenmin Ssarpras Polri;


b) 1 (satu) regu dari Birobekum Ssarpras Polri;
c) 1 (satu) regu dari Biropal Ssarpras Polri;
d) 1 (satu) regu dari Birofaskon Ssarpras Polri;
e) 1 (satu) regu dari Domat Ssarpras Polri.

12. Pengamanan tempat khusus.

a. tempat parkir.
1) setiap personel Ssarpras Polri wajib memarkir kendaraan
dinas/pribadi sesuai dengan tempat yang telah disediakan;
2) tamu Ssarpras Polri wajib memarkir kendaraannya di tempat yang
telah disediakan untuk parkir tamu;
3) parkir lobby gedung utama khusus untuk kendaraan Assarpras
Kapolri atau tamu VVIP.

b. Sistem Pengamanan Gudang.

1) penjagaan gudang.
a) seluruh gudang yang ada di Ssarpras Polri harus di monitor dan
dijaga selama 1 x 24 jam;
b) penjagaan, pengawasan lingkungan luar gudang selama jam
dinas dilaksanakan oleh personel Ssarpras Polri;
c) penjagaan, pengawasan gudang diluar jam dinas dilaksanakan
oleh piket pengawas dan piket Domat.

2) Pengamanan keluar masuk barang dilakukan sebagai berikut:


a) pos penjagaan memeriksa identitas pengemudi, surat jalan,
jenis dan jumlah barang, serta kendaraannya dan dicatat di
buku mutasi, selanjutnya petugas mengarahkan sesuai dengan
tujuan pengiriman barang;
b) barang-barang yang masuk diluar hasil pengadaan, dilaporkan
terlebih dahulu ke piket pengawas untuk selanjutnya diarahkan
sesuai dengan tujuan;
c) barang-barang yang masuk hasil pengadaan langsung
diarahkan oleh petugas jaga ke gudang Domat untuk diterima
Subbagrimalur Domat;
d) barang-barang yang keluar dari gudang Domat harus dilengkapi
surat jalan yang dikeluarkan Kassubagekspedisi Domat.

3) Monitoring.
monitoring pengamanan gudang menggunakan CCTV yang
terpasang di ruang piket, ruang Kabagrenmin dan ruang Assarpras
Kapolri.

c. Sistem . . . . .
10

c. Sistem pengamanan kegiatan Gedung Serbaguna.

1) pengamanan kegiatan dinas.


a) apabila dilaksanakan rapat dinas di lingkungan Ssarpras Polri
maka pengamanan oleh personel Ssarpras Polri;
b) apabila dilaksananakan rapat dinas/pertemuan yang melibatkan
kehadiran Kapolri, maka pengamanan melibatkan personel dari
Divpropam Polri dan Polda Metro Jaya.

2) pengamanan kegiatan non dinas.


pengamanan kegiatan non dinas dilakukan oleh tugas jaga
Satpamkol dan bila diperlukan dibantu oleh piket pengawas dan
Polsek setempat.
d. Sistem pengamanan di dalam gedung Pusdokkes dan Div TI Pol diatur
oleh personel Pusdokkes dan Div TI Pol;
e. Sistem pengamanan kegiatan agama/masjid dilaksanakan oleh pengurus
masjid dan anggota pos penjagaan;
f. Sistem pengamanan Pompa Bensin dilaksanakan oleh petugas Pompa
Bensin.

13. Pengamanan keadaan darurat.

a. Kebakaran :
1) melakukan prosedur panggilan luar biasa (PLB);
2) menghubungi dinas pemadam kebakaran terdekat;
3) melakukan pemadaman sesuai dengan prosedur dan peralatan yang
tersedia;
4) melakukan evakuasi personel dan mengamankan arsip
penting/rahasia dibawah kendali Kasubsatker masing-masing;
5) apabila api sudah padam, adakan APP dan amankan TKP;
6) laporkan kepada satuan atas.

b. Gempa Bumi :
1) tindakan pertama lakukan prosedur panggilan luar biasa(PLB);
2) koordinasi dan hubungi instansi terkait;
3) lakukan evakuasi personel Ssarpras Polri (Polri/PNS), tamu
khususnya yang berada dalam gedung utama dan lingkungan
Ssarpras Polri melalui tangga utama dan tangga darurat (tidak
menggunakan lift) menuju lapangan terbuka;
4) pengamanan dokumen dan materiil yang penting milik dinas maupun
pribadi personel Ssarpras Polri;
5) berikan APP kepada personel Ssarpras Polri agar tetap standby;

6) laporkan . . . . .
11

6) laporkan kepada satuan atas;


7) setelah melakukan kegiatan pengamanan agar melaksanakan analisa
dan evaluasi.

c. Kerusuhan di sekitar lingkungan kantor :


1) pengamanan dipimpin oleh Kasatgas;
2) sebelum melaksanakan pengamanan, Kasatgas memberikan APP
kepada seluruh anggota Satwal dan personel Ssarpras Polri termasuk
Katim 1 s/d 6;
3) Katim 1 s.d 6 memimpin dan mengendalikan personelnya yang
melakukan pengamanan di masing-masing sektor yang telah
ditentukan;
4) selama pengamanan, koordinasi menggunakan jalur komunikasi
angkasa (HT Trungking atau HT Stasioner);
5) pengemban fungsi pengawasan dan pengamanan internal,
melaksanakan pengamanan terhadap personel Polri yang melakukan
pengamanan;
6) koordinasi Polres terdekat untuk meminta bantuan pengamanan
apabila kerusuhan semakin meningkat dan anarkis serta
membahayakan keamanan kantor Ssarpras Polri;
7) setelah melakukan kegiatan pengamanan agar melaksanakan analisa
dan evaluasi.

IV. STRUKTUR ORGANISASI PENGAMANAN

15. Umum.

a. Penanggung Jawab : Assarpras Kapolri;


b. Pengawas : 1) Karojianstra Ssarpras Polri;
2) Karopal Ssarpras Polri;
3) Karobekum Ssarpras Polri;
4) Karofaskon Ssarpras Polri;
c. Kasatgas : Kabagrenmin Ssarpras Polri;
d. Wakil Kasatgas : 1) Kadomat Ssarpras Polri;
2) Perwakilan Div TI Pol;
3) Perwakilan Pusdokkes Polri.

16. Khusus.

a. Tim 1 mengkoordinir pengamanan kantor lantai 1 dan gudang dan


Museum Robekum Ssarpras Polri;
Ketua Tim : Kabaginvent Robekum Ssarpras Polri.

b. Tim 2 . . . . .
12

b. Tim 2 mengkoordinir pengamanan kantor lantai 2 dan kantor


Baginfosarpras Rojianstra Ssarpras Polri.
Ketua Tim : Kabaginfosarpras Rojianstra Ssarpras Polri.

c. Tim 3 mengkoordinir pengamanan kantor lantai 3 dan gudang


Ropal, Bengkel, Gudang Senpi dan Museum Senjata;
Ketua Tim : Kabaginvent Ropal Ssarpras Polri;

d. Tim 4 mengkoordinir pengamanan kantor lantai 4 dan gudang Faskon;


Ketua Tim : Kabagwasbang Rofaskon Ssarpras Polri;

e. Tim 5 mengkoordinir pengamanan gudang Domat, Pom Bensin, LKOK


dan Poliklinik;
Ketua Tim : Kasubbagrimalur Domat Ssarpras Polri;

f. Tim 6 mengkoordinir pengamanan Masjid, Lapangan Tennis, kantor


Bhayangkari dan Gedung Serbaguna Ssarpras Polri;
Ketua Tim : Kasubbagsumda Bagrenmin Ssarpras Polri.

V. ADMINISTRASI DAN ANGGARAN

23. Administrasi.

a. Penjagaan kantor Ssarpras Polri.


1) penjagaan kantor Ssarpras Polri disamping tugas pokok pelayanan
masyarakat harus tetap selalu memperhatikan fungsinya sebagai
pengamanan kantor Ssarpras Polri, oleh karenanya sistem
penjagaan kantor Ssarpras Polri harus dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab;
2) mencatat dalam buku mutasi setiap perkembangan situasi di dalam
dan di luar kantor Ssarpras Polri, termasuk tamu-tamu Ssarpras
Polri;
3) melaporkan kejadian kepada Assarpras Kapolri tentang situasi dan
kondisi serta perkembangannya baik tertulis maupun melalui alkom
yang ada;

b. piranti lunak yang harus diterapkan secara konsisten dan konsekuen:

1) Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman


pengendalian massa;
2) Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan
kekuatan dalam tindakan Kepolisian;
3) Prosedur Tetap Kapolri Nomor : Protap/01/X/2010 tanggal
8 Oktober 2010 tentang penanggulangan anarki.
13

c. barang/materiil:

1) Persenjataan, antara lain : tongkat Polri, borgol, pelontar gas air


mata dan senjata api;
2) Pengeras suara, antara lain : mega phone, sound system dan
sirine;
3) Alkom antara lain :
a) Alkom elektronik : HT, SSB, Faximille dan Telephone;
b) Alkom tradisional : lonceng dan kentongan;
4) Alat penerang antara lain : senter dan lampu sorot;
5) P3K, ambulance dan alat pemadam kebakaran.

d. Koordinasi.
Dalam pelaksanaan tugas penjagaan kantor Ssarpras Polri dan
penanggulangan harus selalu memelihara koordinasi pada setiap
perkembangan situasi lintas fungsi maupun lintas sektoral berdasarakan
Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) yang telah ada.

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1) dalam hal telah dilakukan tindakan represif terhadap kerusuhan
yang menyerang secara brutal ataupun serangan fisik secara
mendadak, maka tindakan tersebut akan dikaji oleh Dewan Kode
Etik Kepolisian untuk meneliti apakah tindakan-tindakan tersebut
dilakukan secara obyektif, profesional dan proporsional serta
apakah telah sesuai dengan prosedur tindakan Kepolisian yang
berdasarkan pertimbangan hukum dan kewajiban hukum yang
layak;
2) dalam hal serangan fisik sedemikian rupa, dimana kekuatan
serangan lebih besar dari pada kekuatan sendiri, dan apabila telah
dilakukan upaya yang maksimal, namun tidak memungkinkan
mengatasi serangan fisik tersebut, maka pemegang Kodal
(Assarpras Kapolri) dapat mengambil keputusan khusus, sesuai
situasi yang dihadapi dan segera melaporkan ke Mabes Polri.

24. Anggaran.

a. Situasi Aman dan Rawan.


Dukungan administrasi, sarana dan prasarana serta operasional yang
dibutuhkan dalam situasi aman dan rawan menggunakan anggaran rutin
Ssarpras Polri.

b. Situasi Anarki.
Dukungan administrasi, sarana dan prasarana serta operasional yang
dibutuhkan dalam situasi anarki menggunakan anggaran rutin dan
anggaran kontinjensi Ssarpras Polri.
14

VI. PENUTUP

Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan kantor Ssarpras Polri


ini dibuat guna dipedomani oleh setiap anggota Polri/PNS Ssarpras Polri dalam
menghadapi situasi aman, situasi rawan, situasi anarki, kebakaran, bencana alam di
kantor Ssarpras Polri.

Dikeluarkan di : Jakarta
pada tanggal : Oktober 2012
ASISTEN KAPOLRI BIDANG SARANA DAN PRASARANA

Paraf :

1. Konseptor/Kbgrenmin : ....
Drs. Drs. H. ANTON BACHRUL ALAM,S.H.
2. Kataud : ..... INSPEKTUR JENDERAL POLISI

Anda mungkin juga menyukai