Anda di halaman 1dari 2

Causa dan manajemen Pelvic Inflammatory Disease (PID)!

Pelvic Inflammatory Disease (PID) disebabkan oleh koloni mikroorganisme endoserviks


yang naik ke endometrium dan tuba fallopi menyebabkan terjadinya infeksi dan inflamasi.
Inflamasi dapat meluas menjadi endometritis, salpingitis, dan peritonitis. PID umumnya
disebabkan oleh mikroba PMS N. gonorrhoeae dan C. trachomatis. Mikroorganisme endogen
yang terdapat di vagina dan mikroorganisme darah dapat ditemukan pula pada traktus
genitalia wanita. Mikroorganisme darah yang dapat ditemukan Prevotella dan
peptostreptococci serta G. vaginalis.

Gejala utama PID termasuk nyeri pelvis, gerakan servikal, pembengkakan adnexal, dan
demam. Diagnosis PID dapat ditegakkan dengan pertimbangan beberapa gejala lain seperti
gejala genitourinari, termasuk namun tidak terbatas pada nyeri abdominal, sekret vagina yang
banyak, menorrhagia, metrorrhagia, demam, menggigil, dan gejala urinaria. Perlu
digarisbawahi bahwa beberapa wanita tidak mengalami gejala tersebut selain gejala utama.
Peningkatan leukosit polimorfonuklear dapat terdeteksi pada sekret vagina pasien dengan
PID.

Kriteria Diagnosis PID


Gejala
Umum
Tanda
Pembengkakan organ pelvis
Leukorrhea dan/atau mucopurulent endocervicitis
Kriteria lain untuk meningkatkan spesifisitas diagnosis
Biopsi endometrial menunjukkan endometritis
Peningkatan CRP atau ESR
Suhu tubuh lebih dari 38℃
Leukositosis
Gonorrhea atau Chlamydia positif
Kriteria tambahan
USG abses tubo-ovarian
Laparoscopy menunjukkan salpingitis

Terapi

Outpatient Treatment
Regimen A
Cefoxitin, 2 g intramuscularly, plus probenecid, 1 g orally concurrently, or
Ceftriaxone, 250 mg intramuscularly, or
Equivalent cephalosporin
Plus:
Doxycycline, 100 mg orally 2 times daily for 14 days
With or without:
Metronidazole, 500 mg orally 2 times daily for 14 daysa
Regimen B
Ofloxacin, 400 mg orally 2 times daily for 14 days, or
Levofloxacin, 500 mg orally once daily for 14 days
With or without:
Metronidazole, 500 mg orally 2 times daily for 14 daysa

Inpatient Treatment
Regimen A
Cefoxitin, 2 g intravenously every 6 hours, or
Cefotetan, 2 g intravenously every 12 hours,
Plus:
Doxycycline, 100 mg orally or intravenously every 12 hours
Regimen B
Clindamycin, 900 mg intravenously every 8 hours
Plus:
Gentamicin, loading dose intravenously or intramuscularly (2 mg/kg of body
weight) followed by a maintenance dose (1.5 mg/kg) every 8 hours
aUse of metronidazole recommended in those cases in which bacterial vaginosis is
diagnosed concurrently with PID.

1. Manajemen leukorrhea patologis!


Leukorrhea non infektif dapat disebabkan oleh hiperesterogenemia. Beberapa
mikroorganisme dapat menyebabkan terjadinya leukorrhea seperti N. gonorroeae,C.
trachomatis, dll.

2. Faktor infertilitas pada pria!


Tidak diketahui 48,5%
Abnormalitas semen idiopatik 26,4%
Varicocele 12,3%

Anda mungkin juga menyukai