PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan jenis litologi berdasarkan analisis log ?
2. Bagaimana melakukan korelasi berdasarkan analisis data log ?
3. Bagaimana membuat penampang vertical dan genetic unit ?
4. Bagaimana menentukan lingkungan pengendapan serta analisisnya ?
1.3 Tujuan
1. Menentukan jenis litologi berdasarkan analisis data log.
2. Melakukan korelasi berdasarkan analisis data log.
3. Membuat penampang vertikal, analisis urut-urutan pengendapan dan
genetik unit.
4. Menentukan lingkungan pengendapan dan analisisnya.
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
Teknik interpretasinya, secara sederhana yaitu dengan membuat suatu garis
batas (cut off) antara shale base line (yang menyatakan nilai GR tertinggi)
dengan sand base line (yang menyatakan nilai GR terendah). Sehingga
diperoleh zona di sebelah kiri cut off sebagai zona reservoar, dan zona non-
reservoar di sebelah kanan garis cut off.
4
(Rw), dimana pada dasarnya nilai salinitas berbanding terbalik dengan
resistivitas.
5
batas kontak fluidanya, menghitung nilai resistivitas air formasi dan salinitas
air formasi.
6
Dalam teknik interpretasinya, analisa log resistivitas, utamanya adalah
untuk mengetahui indikasi batuan yang porous dan permeable yang
mengandung fluida hidrokarbon atau air. Nilai-nilai LLD/ILD, LLS/ILS, dan
MSFL umumnya ditampilkan pada satu kolom grafik, dab berdasarkan
karakteristik grafiknya, indikasi hidrokarbon ditunjukkan oleh adanya
perubahan nilai/defleksi grafik LLD/ILD yang relatif berada di kanan
terhadap defleksi grafik LLS/ILM dan MSFL. Sedangkan defleksi grafik
LLD yang relatif lebih negatif terhadap LLS/ILM dan MSFL akan
mengindikasikan adanya kandungan fluida air. Namun apabila ketiga grafik
tersebut menunjukkan grafik yang saling berhimpit tanpa adanya separasi
yang jelas maka dapat mengindikasikan suatu zona
yang impermeable atau tight.
7
2.1.5 Log Neutron
8
Gambar 2.1.4 Respon log Neutron di berbagai litologi.
Suatu grafik log Neutron akan menunjukkan defleksi ke arah nilai yang
lebih tinggi (ke arah kiri) apabila melalui suatu zona berporositas tinggi, dan
sebaliknya, grafik akan mengalami defleksi ke kanan apabila melalui zona
berporositas rendah.
Log Neutron, umumnya tidak terlepas dari log Densitas, karena kedua log
tersebut memiliki korelasi dalam menentukan jenis fluida yang terindikasi,
antara gas, minyak, dan air, serta batas kontak antar fluida tersebut. Grafik
log Neutron dan log Densitas biasanya ditampilkan pada satu kolom, dan
berdasarkan karakteristik grafik keduanya, apabila terdapat suatu cross-
over dengan jarak separasi yang besar maka merupakan indikasi dari adanya
gas. Sedangkan apabila jarak separasinya sempit dapat mengindikasikan
adanya minyak, lebih sempit lagi menunjukkan adanya fluida air.
9
kurva log yang tidak spesifik dari setiap lingkungan pengendapan membuat
interpretasi berdasarkan data terssssebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi
lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core. Bentuk
10
4. Funnel Shaped, profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan
pengkasaran kearah atas yang merupakan bentuk kebalikan dari
bentuk bell . Bentuk funnel kemungkinan dihasilkan sistem progradasi
seperti sub marine fanlobes, regressive shallow marine bar, barrier
islands atau karbonat terumbu depan yang berprogradasi di
atas mudstone, delta front atau distributary mouth bar ,crevasse splay,
beach and barrier beach, strandplain, shoreface, prograding shelf
sands dan submarine fan lobes.
5. Symmetrical Regresi, penghalusan ke atas bentuk bell
shape atau bell merupakan indikasi peristiwa regresi, sedangkan
pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili peristiwa
transgresi sedangkan konstan yaitu cilindrical shape mengindikasikan
transisi. Penentuan lingkungan pegendapan pertama kali diarahkan
kepada skala yang besar kemudian akan dianalisis ke dalam skala
kecil dengan kombinasi data yang ada yaitu data cutting dan
karakter wireline log (Walker 1992).
11
Gambar 3.1 Kontak antara gas dan minyak
BAB III
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Problem set
data log pengeboran, pensil warna, penggaris, kertas A4, double tip/lem
kertas, alat tulis menulis, kotak alat, lap kasar dan lap halus.
12
.
BAB IV
Penyajian Data
13
Pada sed-2 well ini terdapat 3 jenis litologi yang merupakan batuan
sedimen silisiklastik dengan kandungan fluida air dan hidrokarbon serta
kontak antar fluida antara lain OWC dan GOC.
14
4.1.4 SED-4 WELL
Pada sed-2 well ini terdapat 3 jenis litologi yang merupakan batuan
sedimen silisiklastik dengan kandungan fluida air dan hidrokarbon serta
kontak antar fluida antara lain OWC dan GOC.
15
BAB V
ANALISIS KUALITATIF DATA
5.1 Hasil Analisis data Log
Pada log SED-1 WELL, terdapat 4 jenis litologi yaitu, batulempung,
batupasir, serpih, dan batubara dengan kandungan fluida antara lain : air,
hidrokarbon ( minyak dan gas ), dan jenis kontak fluida Oil water contact dan
Gas oil contact. Batupasir ( 5192-5166 ft ) pada litologi ini memiliki
kandungan fluida dan gas yang membentuk OWC dan GOC dan fluida karena
perbedaan densitas diantara ketiganya. Batupasir ( 5164-5154 ft ) tidak
mengandung fluida karena nilai sp tidak terlihat. Batubara ( 5152-5152 ft )
memiliki nilai resistensi yang sangat tinggi serta nilai neutron dan densitas
yang tinggi. Batulempung ( 5136-5134 ft ) memiliki kandungan fluida berupa
air yang dapat dilihat dari refleksi log sp mengarah kekanan. Batupasir (5134-
5128 ft ) memiliki kandungan gas, minyak, dan air.
Pada log SED-2 WELL, terdapat 3 jenis litologi yaitu batulempung, sepih
dan batupasir dengan kandunga fluida berupa air dan hidrokarbon ( minyak
dan Gas bumi ) serta jenis kontak fluida berupa OWC dan GOC. Batupasir
(5186-5161 ft ) memiliki kandungan fluida berturut-turut berupa air, minyak
dan gas bumi dan membentuk OWC dan OGC. Batupasir ( 5160-5140 ft )
memiliki kandungan fluida terlihat dari log sp yang memiliki refeksi kekanan.
Batupasir ( 5118-5105 ft ) memiliki kandungan fluida berupa gas
hidrokarbon.
Pada log SED-3 WELL, terdapat 3 jenis litologi yaitu batulempung, serpih
dan batupasir dengan kandungan fluida berupa air dan hidrokarbon ( minyak
dan gas bumi ) serta kontak fluida GOC. Batupasir ( 5180-5153 ft ) memiliki
16
kandungan fluida secara berturut-turut berupa minyak dan gas serta
membentuk kontak OGC karna adanya perbedaan densitas. Serpih ( 5128-
5122 ft ) memiliki kandungan fluida berupa air yang terlihat dari log Sp yang
relative kekanan. Pada (5116-5100 ft ) sepih ditemukan kandungan fluida
berupa gas bumi.
Pada log SED-4 WELL, terdapat 3 jenis litologi yang berbeda yaitu batu
lempung, sepih dan batupasir, dengan kandungan fluida berupa air dan
hidrokarbon ( gas dan minyak bumi ) serta jenis kontak OWC dan GOC.
Batupasir ( 5190-5161 ft ) memiliki kandungan fluida secara berturut-turut
berupa air, minyak dan gas bumi dengan kontak fluida OWC dan GOC
dikarenakan perbedaan densitas keduanya. Pada ( 5130-5137 ft ) serpih
mengandung fluida berupa air karena dari log SP memiliki refleksi relative
kekanan. Serpih ( 5150-5180 ft ) mengandung fluida berupa hidrokarbon gas
bumi.
5. 2 Korelasi
17
Hasil korelasi menunjukan hubungan 4 penampang logging membentuk
suatu cebakan berupa antiklin sehingga air, minyak, dan gas bumi dapat
terakumulasi didalamnya.
18
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Minyak dan gas (migas) merupakan sumber mineral yang berasal dari
kerak bumi. Migas dapat diperoleh dari hasil eksplorasi dan eksploitasi. Dari
hasil analisis yang dilakukan pada 4 data logging didapatkan 3 jenis lotologi
batuan silisiklastik yaitu batu pasir, lempung dan serpih. Berdasarkan indikasi
pola penampang log adalah Finning upward.
6.1 Saran
19
20