Anda di halaman 1dari 15

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

- 249 -

1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Dokumen Hukum

2. IKHTISAR JABATAN:

Melakukan penyiapan bahan dokumen hukum dan perjanjian dalam rangka


penerbitan, pembelian kembali (buy-back), dan penukaran (switching) instrumen
pembiayaan syariah serta evaluasi kinerja konsultan hukum.

3. TUJUAN JABATAN:

Terwujudnya dokumen hukum dan perjanjian dalam rangka penerbitan


instrumen pembiayaan syariah yang akuntabel dan kredibel untuk mendukung
pengelolaan pembiayaan syariah dalam rangka memenuhi pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui Surat Berharga Syariah
Negara yang cukup, efisien, aman dan berkelanjutan.

4. URAIAN TUGAS DAN KEGIATAN:

4.1. Merumuskan bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja


(Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator
Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang
pengelolaan pembiayaan syariah.

4.1.1. Mempelajari disposisi Kepala Subdirektorat untuk memberikan


bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja),
Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta
Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di
bidang pengelolaan pembiayaan syariah, dan menugaskan para
Kepala Seksi sesuai bidang tugasnya untuk menyusun konsep
bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK dan IKU
Direktorat;
4.1.2. Membahas penyusunan konsep bahan masukan Renstra, Renja,
RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat, bersama pelaksana;
4.1.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan masukan
Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat sesuai
pembahasan beserta konsep nota dinas pengantar;
4.1.4. Meneliti bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan
IKU Direktorat dan menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat
disertai nota dinas pengantar.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 250 -

4.2. Merumuskan draft dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian


kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah.

4.2.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk melakukan


penyusunan draft dokumen hukum dalam rangka penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah
dan menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan dan
menyusun konsep pengkajian dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah;
4.2.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana dan konsultan
hukum mengenai konsep pengkajian dokumen hukum dalam
rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah;
4.2.3. Menugaskan pelaksana dan konsultan hukum untuk menyusun
konsep penyusunan draft dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah sesuai dengan hasil pembahasan;
4.2.4. Meneliti dan mengoreksi konsep penyusunan draft dokumen hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah, dan menyampaikan kepada
Kasubdit;
4.2.5. Membahas konsep penyusunan draft dokumen hukum dalam
rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya
dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep penyusunan
draft dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.2.6. Meneliti dan mengoreksi konsep penyusunan draft dokumen hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah sesuai pembahasan beserta konsep
surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada
Kasubdit.

4.3. Merumuskan draft dokumen hukum dalam rangka perjanjian dengan


pihak-pihak terkait dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah.

4.3.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk melakukan


penyusunan draft dokumen hukum perjanjian dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah dan menugaskan pelaksana dan konsultan
hukum untuk mengumpulkan bahan dan menyusun konsep
perjanjian dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 251 -

4.3.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana dan konsultan


hukum mengenai konsep perjanjian dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah;
4.3.3. Menugaskan pelaksana dan konsultan hukum untuk menyusun
konsep penyusunan draft perjanjian dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah sesuai dengan hasil pembahasan;
4.3.4. Meneliti dan mengoreksi konsep penyusunan draft perjanjian
dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah, dan menyampaikan
kepada Kasubdit;
4.3.5. Membahas konsep penyusunan draft perjanjian dokumen hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah bersama Kasubdit dan Kepala Seksi
lainnya dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep
penyusunan draft perjanjian dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah sesuai pembahasan beserta konsep nota
dinasnya;
4.3.6. Meneliti dan mengoreksi konsep penyusunan draft perjanjian
dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai pembahasan
beserta konsep surat Kasubdit dan Direktur serta
menyampaikannya kepada Kasubdit.

4.4. Mengkoordinasilan penatausahaan dokumen hukum penerbitan dalam


rangka mendukung Pembiayaan Syariah.

4.4.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk


menatausahakan dokumen hukum Penerbitan dalam rangka
mendukung Pembiayaan Syariah termasuk sistem pengkodean
(codering) dan menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan
dan menyusun konsep penatausahaan dokumen hukum Penerbitan
dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah;
4.4.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai konsep
penatausahaan dokumen hukum Penerbitan dalam rangka
mendukung Pembiayaan Syariah;
4.4.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep penatausahaan
dokumen hukum Penerbitan dan perjanjian dalam rangka
mendukung Pembiayaan Syariah sesuai dengan hasil pembahasan;
4.4.4. Meneliti dan mengoreksi konsep penatausahaan dokumen hukum
Penerbitan dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah, dan
menyampaikan kepada Kasubdit;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 252 -

4.4.5. Membahas konsep penatausahaan dokumen hukum Penerbitan


dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah bersama Kasubdit
dan Kepala Seksi lainnya dan menugaskan pelaksana untuk
melaksanakan penatausahaan dokumen hukum Penerbitan dalam
rangka mendukung Pembiayaan Syariah sesuai pembahasan dan
menyusun laporan hasil penatausahaan;
4.4.6. Meneliti dan mengoreksi laporan penatausahaan dokumen hukum
Penerbitan dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah, dan
menyampaikan kepada Kasubdit.

4.5. Mengkoordinasilan penatausahaan dokumen hukum perjanjian dalam


rangka mendukung Pembiayaan Syariah.

4.5.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk


menatausahakan dokumen hukum perjanjian dalam rangka
mendukung Pembiayaan Syariah termasuk sistem pengkodean
(codering) dan menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan
dan menyusun konsep penatausahaan dokumen hukum perjanjian
dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah;
4.5.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai konsep
penatausahaan dokumen hukum perjanjian dalam rangka
mendukung Pembiayaan Syariah;
4.5.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep penatausahaan
dokumen hukum perjanjian dalam rangka mendukung Pembiayaan
Syariah sesuai dengan hasil pembahasan;
4.5.4. Meneliti dan mengoreksi konsep penatausahaan dokumen hukum
perjanjian dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah, dan
menyampaikan kepada Kasubdit;
4.5.5. Membahas konsep penatausahaan dokumen hukum perjanjian
dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah bersama Kasubdit
dan Kepala Seksi lainnya dan menugaskan pelaksana untuk
melaksanakan penatausahaan dokumen hukum perjanjian dalam
rangka mendukung Pembiayaan Syariah sesuai pembahasan dan
menyusun laporan hasil penatausahaan;
4.5.6. Meneliti dan mengoreksi laporan penatausahaan dokumen hukum
perjanjian dalam rangka mendukung Pembiayaan Syariah, dan
menyampaikan kepada Kasubdit.

4.6. Merumuskan konsep kajian dokumen hukum dalam rangka penerbitan,


pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah.

4.6.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk bahan


kajian dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah dan
menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan dan
menyusun konsep bahan kajian dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 253 -

4.6.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai konsep


bahan kajian dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
4.6.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan kajian
dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai dengan hasil
pembahasan;
4.6.4. Meneliti dan mengoreksi konsep bahan kajian dokumen hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah, dan menyampaikan kepada
Kasubdit;
4.6.5. Membahas konsep bahan kajian dokumen hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya
dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan kajian
dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai pembahasan
beserta konsep nota dinasnya;
4.6.6. Meneliti dan mengoreksi konsep bahan kajian dokumen hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah sesuai pembahasan beserta konsep
surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada
Kasubdit.

4.7. Mengevaluasi kinerja konsultan hukum dalam rangka penerbitan,


pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah.

4.7.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk Menyusun


evaluasi kinerja konsultan hukum kajian dokumen hukum dalam
rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah dan menugaskan pelaksana untuk
mengumpulkan bahan dan menyusun konsep evaluasi kinerja
konsultan hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali,
dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
4.7.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai konsep
evaluasi kinerja konsultan hukum dalam rangka penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
4.7.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep evaluasi kinerja
konsultan hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali,
dan penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai dengan hasil
pembahasan;
4.7.4. Meneliti dan mengoreksi konsep evaluasi kinerja konsultan hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah, dan menyampaikan kepada
Kasubdit;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 254 -

4.7.5. Membahas konsep evaluasi kinerja konsultan hukum dalam rangka


penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya
dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep evaluasi
kinerja konsultan hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.7.6. Meneliti dan mengoreksi konsep evaluasi kinerja konsultan hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah sesuai pembahasan beserta konsep
surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada
Kasubdit.

4.8. Merumuskan konsep kajian dokumen hukum dalam rangka penerbitan,


pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah.

4.8.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk Menyusun


evaluasi kinerja konsultan hukum kajian dokumen hukum dalam
rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah dan menugaskan pelaksana untuk
mengumpulkan bahan dan menyusun konsep evaluasi kinerja
konsultan hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali,
dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
4.8.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai konsep
evaluasi kinerja konsultan hukum dalam rangka penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
4.8.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep evaluasi kinerja
konsultan hukum dalam rangka penerbitan, pembelian kembali,
dan penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai dengan hasil
pembahasan;
4.8.4. Meneliti dan mengoreksi konsep evaluasi kinerja konsultan hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah, dan menyampaikan kepada
Kasubdit;
4.8.5. Membahas konsep evaluasi kinerja konsultan hukum dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran instrumen
pembiayaan syariah bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya
dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep evaluasi
kinerja konsultan hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah sesuai
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.8.6. Meneliti dan mengoreksi konsep evaluasi kinerja konsultan hukum
dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
instrumen pembiayaan syariah sesuai pembahasan beserta konsep
surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada
Kasubdit.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 255 -

4.9. Merumuskan rencana kerja Agen Penjual & Konsultan Hukum dalam
rangka penerbitan SBSN dengan cara bookbuilding untuk mendukung
Pembiayaan Syariah.

4.9.1. Menugaskan pelaksana untuk menyusun rencana kerja Agen


Penjual & Konsultan Hukum serta dokumen surat perjanjian kerja
dalam rangka penerbitan SBSN untuk mendukung Pembiayaan
Syariah sesuai pembahasan dan menyusun laporan hasil
penatausahaan;
4.9.2. Meneliti dan mengoreksi laporan rencana kerja dokumen seleksi
Agen Penjual & Konsultan Hukum serta dokumen surat perjanjian
kerja dalam rangka penerbitan SBSN untuk mendukung
Pembiayaan Syariah, dan menyampaikannya kepada Kasubdit.

4.10. Merumuskan bahan masukan tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan


(LHP) yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional.

4.10.1. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan tanggapan atas LHP


yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional;
4.10.2. Membahas bahan masukan tanggapan atas LHP yang telah
dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional bersama kepala
seksi lainnya dan pelaksana;
4.10.3. Menugaskan pelaksana untuk mengoreksi dan menyiapkan bahan
masukan tanggapan atas LHP yang telah dilakukan oleh aparat
pengawasan fungsional sesuai dengan hasil pembahasan dan
membuat konsep nota dinas pengantar;
4.10.4. Mengoreksi konsep nota dinas dan bahan masukan tanggapan
atas LHP yang telah dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional
dan menyampaikannya kepada Direktur Pembiayaan Syariah.

4.11. Merumuskan bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat, bahan


masukan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja
Direktorat Jenderal dan Kementerian, yang meliputi antara lain Analisis
Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP).
4.11.1. Menerima dan mempelajari disposisi dari Kepala Subdirektorat
untuk menyusun rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan
monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan
syariah, serta koordinasi dengan pihak/unit terkait;
4.11.2. Mengarahkan dan menugaskan pelaksana untuk menyusun
rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring, dan
pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah, serta
koordinasi dengan pihak/unit terkait;
4.11.3. Meneliti rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring,
dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah;
4.11.4. Menyampaikan rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan
monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan
syariah, kepada Kepala Subdirektorat;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 256 -

4.11.5. Melaksanakan rapat pembahasan dengan para Kepala


Subdirektorat dan Kepala Seksi, dengan dipimpin Direktur dalam
rangka perumusan dokumen evaluasi, serta pelaksanaan
monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan
syariah.

4.12. Membina pegawai pada Seksi Seksi Dokumen Hukum untuk


meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.

4.12.1. Memberikan nasehat, menegakkan dan meningkatkan disiplin


bawahan;
4.12.2. Memberikan kesempatan bawahan untuk mengembangkan diri;
4.12.3. Mengusulkan mutasi dan promosi bawahan;
4.12.4. Memberikan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan bawahan.

5. BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN:

5.1. Disposisi dari Kepala Subdirektorat Peraturan dan Kebijakan Operasional;


5.2. Kesepakatan dan keputusan rapat teknis;
5.3. Konsep surat/nota dinas yang disiapkan pelaksana;
5.4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
5.5. Laporan hasil pelaksanaan tugas Subdirektorat;
5.6. Surat dari instansi terkait;
5.7. Pertanyaan DPR;
5.8. LHP aparat pengawasan fungsional;
5.9. Data dan informasi terkait dengan pembiayaan yang berbasis syariah;
5.10. Fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI;
5.11. Sharia’ Standar Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial
Institution (AAOIFI).

6. ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN:

6.1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara;


6.2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
6.3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6.4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6.5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara;
6.6. Undang-Undang tentang APBN;
6.7. Undang-Undang tentang Perpajakan;
6.8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia;
6.9. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 257 -

6.10. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian;
6.11. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
6.12. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
6.13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
6.14. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil;
6.15. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil;
6.16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
6.17. Keputusan Presiden mengenai pelaksanaan APBN;
6.18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.01/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Keuangan;
6.19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.01/2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di
Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55 /PM.1/2007;
6.20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) di Lingkungan
Departemen Keuangan;
6.21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan
Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan;
6.22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.01/2010 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan;
6.23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
6.24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang Rencana
Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014;
6.25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 759/KM.1/2010 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Strategis Unit-Unit Organisasi di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
6.26. Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-16/PU/2010 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
Tahun 2010-2014;
6.27. Keputusan Direktur Jenderal tentang Strategi Pengelolaan Utang Tahunan;
6.28. Peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait di bidang pengelolaan
pembiayaan syariah;
6.29. Keputusan atau Peraturan Menteri Keuangan lainnya yang terkait
pelaksanaan tugas;
6.30. Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Utang dan Kode Etik Pegawai
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
6.31. Prosedur Operasi Standar (Standart Operating Procedures/SOP) terkait
dengan pengelolaan pembiayaan syariah;
6.32. Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 258 -

6.33. Referensi terkait dengan pembiayaan yang berbasis syariah


6.34. Internet.

7. HASIL KERJA:

7.1. Konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja


(Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator
Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang
pengelolaan pembiayaan syariah;
7.2. Draft dokumen hukum dalam rangka Pembiayaan Syariah;
7.3. Draft perjanjian yang berkaitan dengan pembiayaan syariah;
7.4. Daftar inventarisasi dokumen hukum yang berkaitan dengan pembiayaan
syariah;
7.5. Kompilasi dokumen hukum dalam rangka Pembiayaan Syariah;
7.6. Konsep kajian dokumen hukum dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
7.7. Konsep hasil evaluasi kinerja konsultan hukum dalam rangka penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran instrumen pembiayaan syariah;
7.8. Konsep nota dinas Direktur Pembiayaan Syariah untuk menyampaikan
konsep dokumen hukum yang memerlukan tandatangan Menteri
Keuangan atau pejabat lain melalui Direktur Jenderal Pengelolaan Utang;
7.9. Konsep rencana kerja Agen Penjual & Konsultan Hukum dalam rangka
penerbitan SBSN dengan cara bookbuilding untuk mendukung Pembiayaan
Syariah;
7.10. Konsep surat Direktur Pembiayaan Syariah kepada pihak/instansi terkait
dalam rangka koordinasi pelaksanaan tugas Direktorat Pembiayaan
Syariah;
7.11. Konsep tanggapan LHP aparat pengawasan fungsional pada Direktorat
Pembiayaan Syariah;
7.12. Konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Dokumen Hukum;
7.13. Konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat yang
meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

8. WEWENANG:

8.1. Mengajukan konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana


Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta
Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di
bidang pengelolaan pembiayaan syariah;
8.2. Mengajukan draft dokumen hukum dalam rangka Pembiayaan Syariah;
8.3. Mengajukan draft perjanjian yang berkaitan dengan Pembiayaan Syariah;
8.4. Mengajukan daftar inventarisasi dokumen hukum yang berkaitan dengan
Pembiayaan Syariah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 259 -

8.5. Mengajukan kompilasi dokumen hukum dalam rangka Pembiayaan


Syariah;
8.6. Mengajukan usul, saran, dan pendapat kepada Kepala Subdirektorat
Pengkajian Peraturan dan Kebijakan Operasional;
8.7. Mengoreksi dan memaraf konsep surat, laporan, daftar, atau dokumen lain
mengenai Pembiayaan Syariah;
8.8. Mengajukan konsep tanggapan LHP aparat pengawasan fungsional pada
Direktorat Pembiayaan Syariah;
8.9. Mengikuti pembahasan dengan instansi terkait mengenai Pembiayaan
Syariah;
8.10. Menjaga kerahasiaan pelaksanaan tugas;
8.11. Mengajukan dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Dokumen
Hukum;
8.12. Mengajukan konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat
yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

9. TANGGUNG JAWAB:

9.1. Kebenaran konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana


Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta
Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di
bidang pengelolaan pembiayaan syariah;
9.2. Kebenaran draft dokumen hukum dalam rangka Pembiayaan Syariah yang
diajukan;
9.3. Kebenaran draft perjanjian yang berkaitan dengan Pembiayaan Syariah
yang diajukan;
9.4. Kebenaran daftar inventarisasi dokumen hukum yang berkaitan dengan
Pembiayaan Syariah yang diajukan;
9.5. Kebenaran kompilasi dokumen hukum dalam rangka Pembiayaan Syariah
yang diajukan;
9.6. Kebenaran substansi usulan, saran, dan pendapat kepada Kepala
Subdirektorat Pengkajian Peraturan dan Kebijakan Operasional;
9.7. Kebenaran substansi konsep nota dinas, surat, laporan, daftar, atau
dokumen lain yang terkait dengan tugas Direktorat Pembiayaan Syariah;
9.8. Kebenaran substansi atas pendapat dan saran dalam pembahasan dengan
instansi terkait;
9.9. Terjaganya kerahasiaan pelaksanaan tugas;
9.10. Kebenaran konsep tanggapan LHP aparat pengawasan fungsional pada
Direktorat Pembiayaan Syariah;
9.11. Kebenaran dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Dokumen
Hukum;
9.12. Kebenaran konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat
yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 260 -

10. DIMENSI JABATAN:

10.1. Dimensi Finansial:


Nilai instrument pembiayaan berbasis syariah yang akan diterbitkan
untuk satu tahun anggaran, disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan
dalam APBN, yang terdiri dari:
10.1.1. Total nilai nominal penerbitan SBSN dan instrumen pembiayaan
syariah lainnya dalam denominasi rupiah;
10.1.2. Total nilai nominal penerbitan SBSN dan instrumen pembiayaan
syariah lainnya dalam valuta asing;
10.1.3. Total nilai Barang Milik Negara dan objek yang dijadikan sebagai
underlying asset dalam penerbitan SBSN;
10.1.4. Total nilai nominal penerbitan Sukuk Ritel;
10.1.5. Total nilai nominal penerbitan SBSN dalam rangka pembiayaan
proyek infrastruktur;
10.1.6. Total nilai nominal pembelian kembali SBSN;
10.1.7. Jumlah potensi dan daya serap pasar keuangan syariah.
10.2. Dimensi Non Finansial:
10.2.1. Jenis dan jumlah instrumen pembiayaan syariah berupa SBSN,
terdiri dari:
10.2.1.1. SBSN dalam denominasi Rupiah atau Valas;
10.2.1.2. Sukuk Ritel;
10.2.1.3. Sukuk Jangka Pendek (Islamic Treasury-bills);
10.2.1.4. SBSN untuk pembiayaan proyek infrastruktur
(project financing).
10.2.2. Jenis dan jumlah akad/perjanjian Sukuk, antara lain meliputi:
10.2.2.1. Ijarah;
10.2.2.2. Mudharabah;
10.2.2.3. Musharakah;
10.2.2.4. Istisna';
10.2.2.5. Perjanjian atau akad lainnya sepanjang sesuai
dengan prinsip syariah atau berdasarkan kombinasi
dari perjanjian atau akad lainnya tersebut.
10.2.2.6. Jenis dokumen penerbitan SBSN, yang terdiri dari:
10.2.2.7. Perjanjian jual beli (akad al-bai’);
10.2.2.8. Perjanjian sewa dan menyewa (Ijarah);
10.2.2.9. Perjanjian pengelolaan Aset SBSN;
10.2.2.10. Pernyataan pembelian Aset SBSN;
10.2.2.11. Pernyataan penjualan Aset SBSN oleh Perusahaan
Penerbitan SBSN;
10.2.2.12. Pernyataan kepemilikan Barang Milik Negara;
10.2.2.13. Penetapan Barang Milik Negara sebagai Aset SBSN;
10.2.2.14. Ketentuan dan syarat (Terms and Conditions) SBSN;
10.2.2.15. Perjanjian wali amanat (declaration of trust).
10.2.3. Unit koordinasi terkait pembiayaan syariah:
10.2.3.1. Menteri Keuangan;
10.2.3.2. Komite Syariah SBSN;
10.2.3.3. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 261 -

10.2.3.4. Unit-unit terkait di lingkungan Ditjen Pengelolaan


Utang;
10.2.3.5. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
10.2.3.6. Direktorat Jenderal Pajak;
10.2.3.7. Biro Hukum Departemen Keuangan;
10.2.3.8. Instansi Pengguna Barang Milik Negara;
10.2.3.9. Bank Indonesia;
10.2.3.10. Bapepam dan Lembaga Keuangan;
10.2.3.11. Bappenas;
10.2.3.12. SROs/Dealers /Bank Penata Usaha/Wali Amanat;
10.2.3.13. Market analysts, pelaku pasar, dan investors;
10.2.3.14. Mejelis Ulama Indonesia/ Dewan Syariah Nasional;
10.2.3.15. International Islamic Financial Market (IIFM);
10.2.3.16. International Financial Services Board (IFSB);
10.2.3.17. Accounting and Auditing Organisation for Islamic
Financial Institutions (AAOIFI);
10.2.3.18. Islamic Development Bank (IDB);
10.2.3.19. Islamic Research and Training Institute (IRTI);
10.2.3.20. Lembaga keuangan syariah dalam dan luar negeri;
10.2.3.21. Asosiasi syariah di bidang ekonomi, perbankan,
asuransi, dan pasar modal;
10.2.3.22. Rating Agencies;
10.2.3.23. Instansi dan unit kerja terkait lainnya.
10.2.4. Barang Milik Negara dan objek yang dapat digunakan sebagai
dasar penerbitan Surat Berharga Syariah Negara, dapat berupa: (i)
tanah dan/atau bangunan, dan (ii) selain tanah dan/atau
bangunan yang jenis, nilai dan spesifikasinya ditetapkan oleh
Menteri.
11. HUBUNGAN KERJA :
11.1. Kepala Subdirektorat dalam hal menerima tugas dan pengarahan serta
mengajukan usul, saran, dan pendapat mengenai pelaksanaan tugas;
11.2. Para Kepala Seksi pada Subdirektorat Pengkajian Peraturan dan
Kebijakan Operasional dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas;
11.3. Para pejabat terkait di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
dalam hal identifikasi Barang Milik Negara yang akan dijadikan aset
SBSN;
11.4. Para pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran dalam hal
pelaksanaan tugas;
11.5. Bappenas dalam hal pelaksanaan tugas;
11.6. Bank Indonesia dalam hal pelaksanaan tugas;
11.7. Biro Hukum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan dalam rangka
penyiapan dokumen hukum dan konsep perjanjian yang terkait dengan
Pembiayaan Syariah;
11.8. Para donor/lender dalam hal penyusunan konsep perjanjian Pembiayaan
Syariah;
11.9. Instansi dan unit terkait lainnya dalam rangka penyusunan Offering
Memorandum.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 262 -

12. MASALAH DAN TANTANGAN JABATAN:

Terbatasnya perangkat peraturan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah,


infrastruktur kelembagaan, dan infrastruktur pasar SBSN akan berdampak
negatif terhadap perumusan standar dokumen hukum dan perjanjian dalam
rangka penerbitan instrumen pembiayaan syariah, sehingga dapat
menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja
pengelolaan pembiayaan syariah tidak tercapai secara optimal. Untuk itu,
diperlukan konsep standar penyusunan dokumen hukum dan perjanjian
untuk masing-masing struktur Surat Berharga Syariah Negara dalam rangka
penerbitan instrumen pembiayaan syariah yang akuntabel, kredibel serta
menjamin kepastian hukum untuk mendukung pengelolaan pembiayaan
syariah dalam rangka memenuhi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara melalui Surat Berharga Syariah Negara yang cukup, efisien,
aman dan berkelanjutan.

13. RISIKO JABATAN :

Tidak Ada.

14. SYARAT JABATAN :

14.1. Pangkat/ golongan : Penata (III/c)


14.2. Pendidikan formal : Strata 1
14.3. Diklat/Kursus :
14.3.1. Diklatpim Tk.IV;
14.3.2. Legal Drafting;
14.3.3. Islamic Financial Legal Documentations & Contracts;
14.3.4. Contract Drafting;
14.3.5. Financial Market;
14.3.6. Capital Market;
14.3.7. Islamic Financing.
14.4. Syarat lainnya :
14.4.1. Menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan;
14.4.2. Memiliki pengetahuan hukum perjanjian;
14.4.3. Memiliki dasar pengetahuan ekonomi dan/atau keuangan
syariah;
14.4.4. Memahami peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan negara, badan hukum dan kelembagaan negara;
14.4.5. Memahami peraturan perundang-undangan di bidang SBSN
dan pasar modal;
14.4.6. Memahami instrument pembiayaan syariah;
14.4.7. Memahami prosedur dan mekanisme penerbitan SBSN;
14.4.8. Memahami SOP;
14.4.9. Memahami Kode Etik Pegawai DJPU;
14.4.10. Standar Kompetensi:
14.4.10.1. In-Depth Problem Solving & Analysis (2);
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 263 -

14.4.10.2. Planning and Organizing (2);


14.4.10.3. Continuous Improvement (2);
14.4.10.4. Policies, Processes & Procedures (2);
14.4.10.5. Stakeholder Service (3);
14.4.10.6. Integrity (3);
14.4.10.7. Team Leadership (2);
14.4.10.8. Interpersonal Communication (2);
14.4.10.9. Written Communication (2).

15.KEDUDUKAN JABATAN:

KEPALA SUBDIREKTORAT
PERATURAN SBSN DAN
EVALUASI KINERJA

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


KEPALA SEKSI
PERATURAN PERENCANAAN DAN
DOKUMEN HUKUM
PEMBIAYAAN SYARIAH EVALUASI KINERJA

Perumus Bahan Dokumen Hukum Senior


Perumus Bahan Dokumen Hukum Junior
Pemroses Bahan Dokumen Hukum Senior
Pemroses Bahan Dokumen Hukum Junior
Penyaji Bahan Dokumen Hukum Senior
Penyaji Bahan Dokumen Hukum Junior

Penata Usaha Senior


Penata Usaha Senior
Penata Usaha Senior

Anda mungkin juga menyukai