Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEWA MENYEWA

Disusun Oleh:
Nama: Heru hermawan
Kelas: XI-IIS

SMAS MIFTAHUL HUDA


TAHUN PELAJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sewa menyewa” ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas pendidikan agama dengan judul “Sewa menyewa”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami
buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Cianjur, 26 maret 2020

Penyusun
HERU HERMAWAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mmakhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
orang lain, masing-masing berhajat kepada orang lain, bertolong-tolongan, tukar
menukar untuk memenuhi kebuatuhan hidupnya baik dengan cara jual beli, sewa
menyewa, pinjam meminjam atau suatu usaha yang lain yang bersifat pribadi
maupun untukk kemaslahatan umat.
Dalam pergaulan sehari-hari ada kalanya kita sebagai manusia dihadapkan
pada suatu permasalahan keluarga yang mau tidak mau harus dihadapi. Ada
kalanya keberadaan kitab suci umat Islam sering kita abaikan, padahal Al-Quran
dan As-sunnah merupakan pedoman hidup bagi umat Islam karena didalamnya
telah diatur sedemikian lengkapnya tentang kehidupan dan tata cara beribadah
baik itu berhubungan dengan Allah SWT sebagai Maha Pencipta juga didalam Al-
Qur’an pun telah diuraikan bagaimanana cara kita berhubungan dengan sesama
makhluk hidup lainnya.
Selain merupakan satu-satunya agama yang di ridhoi Allah, Islam juga
merupakan sebuah agama yang sangat sempurna karena selain permasalahan
akhirat Islam juga sangat lengkap dalam mengatur semua kehidupan umatnya di
dunia seperti Muamalah. Apa arti muamalah ? Mengapa sewa menyewa
merupakan bagian dari muamalah ?
Sebelum kita bahas tentang sewa-menyewa yang merupakan bagian dari
muamalah , sebaiknya kita mengetahui apa arti muamalah itu sendiri.
Secara bahasa kata Muamalah adalah masdar dari kata asmala-yu’amilu
mu’amalatan yang berarti saling bertindak, saling berbuat, dan saling beramal.
Dalam Fiqih muamalah memiliki dua macam pengertian yaitu pengertian
muamalah secara sempit dan pengertian muamalah secara luas. Secara sempit
muamalah adalah : Aturan allah yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya
dengan cara yang paling baik ( Idris Ahmad ), sedangkan secara sempit muamalah
adalah : tukar menukar barang atau sesuatu yang sangat bermanfaat dengan cara-
cara yang telah ditentukan (Rasyid Ridho ).
Muamalah merupakan bagian dri rukun Islam yang mengatur hubungan
antara seseorang dengan orang lain. Contoh hokum Islam yang termasuk
muamalah salah satunya adalah Ijarah atau sewa-menyewa.
Dalam makalah ini akan kami jelaskan secara sederhana tentang definisi
ijarah, landasan hukum, rukun dan syrat sah ijarah, juga pembagian dan hukum
ijarah.
B. Rumusan Masalah
1. Mendefinisikan Ijarah ?
2. Menyebutkan Landasan Hukum Ijarah ?
3. Menyebutkan rukun syarat sah Ijarah ?
4. Menyebutkan berapa macam pembagian dan hokum Ijarah ?
5. Batalnya sewa menyewa ( Ijarah )
C. Tujuan

C. Tujuan

Dari materi muamalah tentang sewa-menyewa ini kami susun dalam


sebuah bentuk sebuah makalah, disamping untuk menambah wawasan kami
sebagai pemakalah kami juga berharap dengan pembahsan ini kami dan segenap
pembaca lainnya mampu menjadikan ilmu ini sebagai salah satu rujukan dalam
melakukan setiap langkah kehidupan, Kami pun berharap makalah ini akan
bermanfaat bagi semua pembaca sehingga kita dapat mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sewa menyewa atau Al-Ijarah berasal dari kata al-Ajru yang berarti
Al’Iwadhu ( ganti )dari sebab itu Ats Tsawab ( pahala ) dinamai Ajru ( upah ).
Menurut etimologi, ijarah adalah menjual manfaat. Demikian pula artinya
menurut terminologi syara’. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dikemukakan
beberapa definisi ijarah menurut pendapat beberapa ulama fiqih :
a. Ulama Hanafiyah, akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti.
b. Ulama Asy-Syafi’iyah, akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung
maksud tertentu an mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan
pengganti tertentu.
c. Ulama Malikiyah dan Hanabilah, menjadikan milik sesuatu kemanfaatan yang
mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti.
Menurut pengertian syara’, Al-Ijarah ialah ; Urusan sewa menyewa yang
jelas manfaatnya dan tujuannya, dapat diserahterimakan, boleh diganti dengan
upah yang telah diketahui ( gajian tertentu ).seperti halnya barang itu harus
bermanfaat, misalkan: rumah untuk di tempati, mobil untuk di naiki.
Para ulama mendefinisikan ijarah ialah sewa menyewa atas manfaat satu
barang dan atau jasa antara pemilik objek sewa dengan penyewa untuk
mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik objek sewa.[1]
Pemilik yang menyewakan manfaat di sebut Mu’ajjir (orang yang
menyewakan). Pihak lain yang memberikan sewa di sebut Musta’jir ( orang yang
menyewa=penyewa ) dan, sesuatu yang di akadkan untuk di ambil manfaatnya di
sebut Ma’jur ( sewaan ). Sedangkan jasa yang diberikan sebagai imbalan
manfaatnya di sebut Ajran atau Ujrah (upah). Dan setelah terjadi akad Ijarah telah
berlangsung orang yang menyewakan berhak mengambil upah, dan orang yang
menyewa berhak mengambil manfaat, akad ini di sebut
pula Mu’addhah (penggantian).
B. Dasar Hukum
Dasar-dasar hokum atau rujukan Ijarah adalah Al-Qur’an, Al-Sunnah, dan
AL-Ijma’.
1. Dasar hukum Ijarah dalam Al-Qur’an adalah :

(6 : ⺂ ) ⺂
“Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah
upahnya.”(Al-Talaq: 6).
2. Dasar Hukun Ijarah Dari Al-Hadits:
( ÿ  ⺂  ' ) 䁓   䁓  쳌 䁓 䁓 䁓 䁞  '   䁓   䁓'  䁓   䁓   䁓
“Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh, beritahukanlah upahnya.”
(HR. Abdul Razaqdari Abu Hurairah).

Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bahwa Rasulullah SAW,
bersabda:

(  ' 䁚)      䁚  䁓  ' 䁓     䁓   䁓   䁓ϻ ˸䁓 䁓'    䁓 䁓䁚


“Berikanlah olehmu upah orang bayaran sebelum keringatnya kering”

3. Landasan Ijma’nya ialah :


Umat Islam pada masa sahabat telah ber ijma’ bahwa ijarah di perbolehkan sebab
bermanfaat bagi manusia.
C. Rukun Ijarah
Menurut ulama Hanfiyah, rukun Ijarah adalah ijab dan qabul, antara lain
dengan menggunakan kalimat: al-ijarah, al-isti’jar, al-iktira; dan al-ikra.
Ada pun menurut jumhur ulama, rukun ijraha ada 4, yaitu :
1. Aqid (orang yang akad).
2. Shigat akad.
3. Ujrah (upah).
4. Manfaat.
D. Syarat sah Ijarah
Ada 5 syarat sah dari Ijarah, diantaranya :
1. Kerelaan dari dua pihak yang melakukan akad ijarah tersebut,
2. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang di akadkan, sehingga
mencegah terjadinya perselisihan,
3. Kegunaan dari barang tersebut,
4. Kemanfaatan benda di bolehkan menurut syarat,
5. Objek transaksi akad itu (barangnya) dapat di manfaatkan kegunaannya
menurut criteria, dan realita.
E. Pembagian dan hukum Ijarah
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pada dasarnya, ijarah atau sewa menyewa di definisikan ssebagai hak


untuk memanfaatkan barang/jasa dengan imbalan tertentu. Ada yang
menerjemahkan ijarah sebagai jual beli jasa ( upah-mengupah), yakni mengambil
manfaat tenaga manusia, ada pula yang menerjemahkan sewa-menyewa yaitu
mengambil manfaat dari barang yang dipersewakan.
Transaksi Ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat ( hak guna 0,
bukan pemindahan kepemilikan ( hak milik ). Jadi pada prinsipnya ijarah hamper
sama dengan prinsip jual beli.

Anda mungkin juga menyukai