Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VI

(Persero) Danau Kembar, yang beralamat pada Jln. Lintas Alahan Panjang Desa

Kayu Jao Kec. Gunung Talang Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat. Telp.

08116606656. E-mail: ptpn6danaukembar@yahoo.co.id

3.2 Desain penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2014:8) metode penelitian kuantitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Nazir (2014:43) metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan menurut

Arikunto (2013:3) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang

sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

1
Sedangkan penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2012:58) penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini hubungan yang digunakan adalah

hubungan kasual. Menurut Sugiyono (2014:37) hubungan kausal adalah

hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel

yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif asosiatif

merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan lebih

dari dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih

spesifik untuk memperoleh data sesuai dengan masalah yang ada tujuannya

dengan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut

dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik

kesimpulan.

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan (X 1),

motivasi kerja (X2) dan disiplin kerja (X3) sedangkan yang menjadi variabel

terikat adalah kinerja karyawan (Y).

3.3.2 Defenisi Operasional Variabel

Operasional variabel sebagai seperangkat petunjuk yang lengkap tentang

apa yang harus diamati peneliti dan bagaimana mengukur variabel atau konsep.

2
Berikut ini adalah defenisi operasional variabel dan indikator dari masing-masing

variabel yaitu:

Tabel 3.1 Variabel dan Defenisi Operasional Variabel

Nama Variabel Defenisi Operasional Variabel Indikator Variabel


Gaya Gaya kepemimpinan adalah 1. Orientasi partisipatif
Kepemimpinan perwujudan dari pemimpin itu 2. Orientasi direktif
sendiri, yang bertindak untuk 3. Orientasi suportif
mempengaruhi bawahannya dalam 4. Prestasi kerja
mencapai tujuan
perusahaan/organisasi. Dimana
setiap pemimpin mempunyai gaya
atau ciri khas yang berbeda-beda.
Motivasi Kerja Motivasi merupakan dorongan 1. Kebutuhan fisiologis
terhadap serangkaian proses prilaku 2. Kebutuhan rasa aman
manusia pada pencapaian tujuan. 3. Kebutuhan untuk
Sedangkan elemen-elemen yang disukai
terkandung dalam motivasi 4. Kebutuhan harga diri
meliputi unsur membangkitkan, 5. Kebutuhan
mengarahkan, menjaga, pengembangan diri
menunjukkan intensitas, bersifat
terus-menerus dan adanya tujuan.
Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu 1. Mematuhi semua
aturan yang harus dipatuhi oleh peraturan perusahaan
setiap orang, baik tertulis maupun 2. Penggunaan waktu
tidak dalam bentuk sikap, tindakan, secara efektif
tingkah laku yang sesuai dengan 3. Tanggung jawab
peraturan dari tiap-tiap organisasi dalam pekerjaan dan
guna menjalankan manajemen yang tugas
baik. 4. Tingkat absensi
Kinerja kinerja karyawan merupakan hasil 1. Efektivitas
Karyawan kerja baik secara kuantitas dan 2. Tanggung jawab
kualitas yang telah dicapai oleh 3. Kedisiplinan
karyawan 4. Inisiatif

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

3
Menurut Sugiono (2016:117) mengatakan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpilan. Sedangkan menurut Husein Umar (2013:77) mendefenisikan

populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi anggota sampel.

Penelitian dilakukan pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)

Danau Kembar. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek

atau subyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dibagian produksi

pada PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Danau Kembar yang berjumlah 67

orang karyawan.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiono (2016:118) mengatakan sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi

kurang dari seratus (<100), maka seluruh populasi dijadikan sampel sehingga

penelitian merupakan penelitian sampel jenuh yang berjumlah 67 orang karyawan

produksi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Sumber Data

4
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data Sugiyono (2016:137). Data primer dari penelitian ini

mencakup data yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara VI

(Persero) Danau Kembar berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang

terdiri dari: variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja

dan Kinerja Karyawan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

Sugiyono (2016:137). Sifat dari data sekunder ini adalah sebagai

pendukung data primer. Data ini berupa data pegawai/karyawan PT.

Perkebunan Nusantara VI (Persero) Danau Kembar

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara untuk memilih, menemukan dan

menyimpan berbagai instrument pengumpulan data. Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian Sugiyono (2016:137) adalah:

1. Kuisioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

5
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan

diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliiti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil.

3. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan

orang, maka observasi tidak terbatas pada orang.

3.6 Instrumen Penelitian dan kisi-kisi Instrumen Penelitian

3.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari

para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.

(Syofian Siregar, 2015:75)

Sedangkan menurut Sugiono (2016:147) pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.

6
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert. Dengan Skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap

item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Tabel 3.2 Skala Likert

Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2016:94)

3.6.2 Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen

Variabel Indikator No item Skala


Gaya 1. Orientasi partisipatif 1-2
Kepemimpinan 2. Orientasi direktif 3-4 Ordinal
3. Orientasi suportif 5-6
4. Prestasi kerja 7-8
Motivasi Kerja 1. Kebutuhan fisiologis 9-10
2. Kebutuhan rasa aman 11-12
Ordinal
3. Kebutuhan untuk disukai 13
4. Harga diri 14
5. Pengembangan diri 15-16
Disiplin Kerja 1. Mematuhi semua peraturan 17-18 Ordinal
perusahaan
2. Penggunaan waktu secara 19-20
efektif
3. Tanggung jawab dalam 21-22

7
pekerjaan dan tugas
4. Tingkat absensi 23-24

Variabel Indikator No item Skala


Kinerja 1. Efektivitas 25-26
Karyawan 2. Tanggung jawab 27-28 Ordinal
3. Kedisiplinan 29-30
4. Inisiatif 31-32

3.7 Uji Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat validitas suatu

kuesioner. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat

kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai.

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada

objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validitas atau

kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

ingin diukur (a valid measure if it succesfully measure the phenomenon).

Menurut Sugiyono (2014:121) Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas

instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi pearson

product moment sebagai berikut:

r xy =n ¿ ¿

Keterangan:
r xy = koefisien korelasi skor butir (X) dengan skor total (Y)
n = ukuran sampel (responden)
X = skor butir

8
Y = skor total
X2 = kuadrat skor butir X
Y2 = kuadrat skor butir Y
XY = perkalian skor butir X dengan skor butir Y
Sumber:Supardi (2017:146)
Rumus diatas dipergunakan untuk menguji korelasi skor butir dengan skor

total dengan derajat kebebasan α =0,05. Instrumen dianggap valid apabila r hitung

lebih besar dari rtabel. Setelah instrumen diujicobakan instrumen yang tidak valid

harus dibuang dan tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Imam Ghozali (2012:41) Uji Reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Sedangkan menurut Supardi (2017:155) alat ukur yang reliabl adalah bila

alat itu digunakan untuk mengukur suatu gejala yang berlainan senantiasa

menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi

hasil ukuran yang sama. Perhitungan reliabilitas butir instrumen penelitian

berbentuk skala mempergunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

2
k ∑ si
r 11= ( )(
k −1
1
∑ s2t )
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
k = banyaknya butir tes
2
∑ si = skor total varians butir
2
∑ st = skor varians total

9
Sumber: Supardi (2017:156)

Untuk uji signifikan reliabilitas dengan derajat kebebasan α =0,06. Apabila

rhitung lebih besar rtabel maka instrumen angket dalam bentuk skala secara

keseluruhan dinyataka reliabel. Dan apabila rhitung lebih kecil dari rtabel maka

instrumen angket dalam bentuk skala tidak reliabel dan tidak layak untuk

mengumpulkan data penelitian.

3.8 Uji Kelayakan Alat Analisis

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji hipotesis, sesuai dengan ketentuan bahwa dalam uji

regresi linier harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar penelitian

tidak bias dan untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam

penelitian. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, uji

autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

3.8.1.1 Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 110) tujuan dari uji normalitas adalah untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel

lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik

parametrik tidak dapat digunakan. Dasar pengambilan untuk uji normalitas data

adalah:

10
1. Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau

grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.8.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105-106) uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai

VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.

3.8.1.3 Uji Autokorelasi

Menurut Imam Ghozali (2013: 110) uji autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pada penelitian ini

untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson

(DW test).

Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

11
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4–dl<d<4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4–du≤d≤4–dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak Ditolak du<d<4-du
Sumber: Imam Ghozali, 2013

3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan

keputusan untuk uji heteroskedastisitas:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu

teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian kuntitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data

tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawan rumusan

12
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan.

Menurut Sugiono (2016:147) analisis statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Penelitian yang

dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) yang jelas akan menggunakan

statistik deskriptif. Metode deskriptif ini berupa uraian tentang masalah yang

berhubungan dengan gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan disiplin kerja.

3.9.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan analisis hubungan dua variabel atau lebih, yaitu

antara variabel bebas dengan variabel terikat (Supardi, 2017:199). Hubungan

korelasi terdiri atas dua jenis yaitu: Bevariate Correlation and Multivariate

Correlation. Bevariate Correlation yaitu: analisis terhadap hubungan antara dua

variabel yaitu satu variabel bebas dan satu lagi variabel terikat. Multivariate

Correlation yaitu: analisis hubungan antara lebih dua variabel bebas dengan satu

variabel terikat. Variabel terikat atau yang dipengaruhi disebut dengan dependent

variable. Variabel bebas atau yang mempengaruhi disebut independent variable.

Tingkat keeratan hubungan atau korelasi antar variabel dapat dilihat dari

angka koefisien korelasi yang dapat disajikan dalam bentuk tabel interpretasi

koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi


Nilai Koefisien Interpretasi

13
Korelasi
KK = 0 Tidak ada korelasi
0,00 < KK ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah/lemah sekali
0,21 < KK ≤ 0,40 Korelasi rendah/lemah tapi pasti
0,41 < KK ≤ 0,70 Korelasi yang cukup berarti
0,71 < KK ≤ 0,90 Korelasi yang tinggi, kuat
0,91 < KK < 0,99 Korelasi sangat tinggi, kuat sekali, sangat diandalkan
KK = 1 Korelasi sempurna
3.9.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis Regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana

perubahan variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya. Pada

penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah gaya kepemimpinan (X1),

motivasi kerja (X2), disiplin kerja (X3) dan kinerja karyawan sebagai variabel

dependen (Y).

Menurut Sugiyono (2016:192) secara umum regresi berganda dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Keterangan :
Y = kinerja karyawan.
a = konstanta
b = koefisien Regresi
X1 = gaya kepemimpin
X2 = motivasi kerja
X3 = disiplin kerja
e = standar eror

3.9.4 Uji Hipotesis

Interval estimasi yang kita kembangkan sebelumnya merupakan salah satu

teknik di dalam statistik untuk membuat kesimpulan (inference) tentang sifat

populasi berdasarkan data sampel.

14
3.9.4.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji t pada tingkat

signifikansi (α) sebesar 5%, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika nilai thutung < ttabel atau jika nilai sig. α > 0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

2. Jika nilai thutung > ttabel atau jika nilai sig. α < 0,05 maka H o ditolak dan Ha

diterima.

Ho : tidak adanya pengaruh variabel X terhadap Kinerja Karyawan

Ha : adanya pengaruh variabel X terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Supardi (2017:213) thitung dapat dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

n−2
t hitung = √
√1−r 2
Keterangan:

thitung = nilai thitung

n = jumlah responden

3.9.4.2 Uji Secara Simultan (Uji F)

Uji secara simultan digunakan untuk menguji seluruh variabel independen

gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan disiplin kerja yang diteliti, mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen kinerja kerja

karyawan dilakukan dengan membandingkan nilai fhitung dengan nilai ftabel. Menurut

Sugiyono (2016:192) nilai fhitung dapat dicari dengan rumus:

15
f R2 /k
hiting=
( 1−R2 )/ ( 1−k−1)

Keterangan:
R2 = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independent
n = jumlah anggota sampel

Kriteria keputusan:

1. Jika nilai fhiting > ftabel atau sig. < α =0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

a. Jika nilai fhitung < ftabel atau sig. > α =0,05, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Berarti vatiabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

3.9.5 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kebenaran

menggunakan model regresi. Jika nilai (R2) mendekati angka 1, maka variabel

bebas semakin dekat hubungannya dengan variabel terikat atau dapat dikatakan

bahwa penggunaan model tersebut dapat dibenarkan. Dari koefisien determinasi

ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa

variabel (X) terhadap variasi naik turunnya variabel (Y), yang sisanya dapat

dinyatakan pula dapat persentase.

Menurut Riduwan (2015:224) untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel (X) terhadap (Y) dapat ditentukan dengan rumus koefisien

16
determinan. Koefisien determinan adalah kuadrat dari koefisien PPM yang

dikalikan dengan 100%, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel (X)

mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel (Y). Derajat koefisien

determinasi dicari dengan menggunakan rumus:

KP=r 2 x 100 %

Keterangan:
KP = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien korelasi

Dari koefisien determinasi (R2) dapat diketahui ketepatan dari analisis

regresi linear berganda. (R2) merupakan besarnya variabel sumbangan seluruh

variabel terikat. Interprestasi terhadap hasil koefisien determinasi (R2) berarti:

1. Jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin mendekati satu, berarti

variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan secara linear oleh variabel

kinerja karyawan. Jadi semakin besar (R2) semakin tepat regresi yang

dipakai sebagai alat peramalan karena totalnya varian dapat menjelaskan

variabel kinerja karyawan.

2. Jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin mendekati nol, maka

sumbangan variabel diatas terhadap variabel bebas dan variabel terikat

semakin kecil. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien

determinasi pada (R2) berada antara 0 dan 1 atau 0< R2 >1.

17

Anda mungkin juga menyukai