Hormon Reproduksi
Hormon-hormon reproduksi dibuat di testis ovarium,
adrenal korteks, berguna dalam pembentukan sperma dan
ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormon-
hormon reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi
disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti glukokortikoid
dan mineralkortikoid. Hormon reproduksi seperti androgen
dan esterogen, bearasal dari sel-sel zona retikularis dan zona
fasikulata, yang berperan dalam pembentukan sifat seks
sekunder.
121 | H o r m o n reproduksi
Gambar 12. Biosintesis hormon-hormon reproduksi
123 | H o r m o n reproduksi
6.2. Testosteron
Testosteron (C-19 ketosteroid) disintesis di sel-sel
leidig testis, melalui 3 tahapan yaitu : (1) kolesterol,
pregnenolon, progesteron, hidroksiprogesteron,
androstenedion dan menjadi testosteron (2) kolesterol,
pregnenolon, hidroksipregnenolon, dehidroepiandrosteron,
androstenedion, testosteron dan (3) DHEA dapat langsung
menjadi testosteron tanpa melalui androstenedion.
Testosteron mengalami 19-hidroksilasi membentuk 19-
hidroksitestosteron atau 19-hidroksiandrostenedion, oksidasi
C19 ini membentuk derivat keto dan liolisis aldehid
membentuk gugus keto, akibatnya pada C19 hilang
membentuk cincin aromatik. Dalam mekanisme ini senyawa
metirapon merupakan inhibitor proses hidroksilasi dengan
menghambat enzim 19-hidroksilase. Hal ini merupakan
salah satu penyebab pembentukan testosteron terhambat.
6.3. Estrogen
Estrogen (C-18 ketosteroid) mempunyai cincin asam
amino aromatik, terdiri dari struktur estradiol (paling aktif),
estron dan estriol (tidak aktif). Estrogen dapat disintesis
dalam testis, ovarium, adrenal, plasenta, prekusornya berupa
testosteron dan androstenedion. Estrogen utama yang
terdapat diurin dalam bentuk estriol. Estrogen akan disintesis
dalam plasenta pada masa kehamilan. Kadar estriol dalam
urin dipakai untuk menilai keadaan hubungan fetus dan
plasenta pada kondisi distres (kegawatan fetus), dalam hal
ini kadar estriol dalam urin wanita hamil menurun dengan
cepat. Estriol dihidroksilasi dari estron pada C-11 serta
mengalami reduksi keton pada C-17. Estriol dalam urin
berkonyugasi dengan sulfat dan glukoronat. Senyawa
kompleks 2-hidroksiestradiol–katekolesterogen merupakan
inhibitor mekanisme metilasi katekolamin normal. Contoh
senyawa kompleks tersebut yaitu katekolamin yang
125 | H o r m o n reproduksi
meningkat dapat menyebabkan wanita hamil mengalami
hipertensi.
6.5. Relaxin-progestational
Relaxin-progestational merupakan hormon yang
dihasilkan oleh corpusluteum dan plasenta, relaksasi
simpanan pubis menjelang dan waktu melahirkan untuk
memperluas jalan lahir. Progesteron tak efektif jika
diberikan peroral untuk pil KB dipakai sintetisnya yaitu
noretindron (norlutein) dan noretinodrel (enovid).
127 | H o r m o n reproduksi
di bagian tepi, dan medulla di bagian tengahnya. Bagian
luarnya dilapisi oleh epitel germinal yang merupakan
modifikasi peritoneum. Jaringan ikat fibrosa membentuk
tunika albugenia di bagian korteks. Frame work jaringan
ikat di bagian korteks berisi berbagai macam folikel ovarium
dalam berbagai tingkat perkembangan. Folikel ovarium
terdiri atas oosit primer, sel folikular dan jaringan ikat.
Folikel ovarium terdiri atas folikel primordial, folikel
primer, folikel sekunder (antral), dan folikel matang (Folikel
Graaf). Selain folikel-folikel ovarium terdapat juga sel
stroma.
130 | H o r m o n reproduksi
Bila seorang wanita tidak mengalami kehamilan,
maka LH tidak ada dan korpus luteum dipertahankan hanya
selama kurang lebih 14 hari. Korpus luteum akan
berdegenerasi dan menjadi korpus luteum menstruasi. Bila
seorang wanita mengalami hamil, maka HcG disekresi
plasenta. Korpus luteum akan dipertahankam selama kurang
lebih 3 bulan. Korpus luteum kehamilan berukuran besar,
dengan diameter kurang lebih 5 cm, dan mensekresi
hormone. Setelah masa kehamilan mencapai usia kurang
lebih 4 bulan kehamilan, plasenta mulai sekresikan relaxin
yang digunakan untuk melebarkan bukaan pelvis saat partus
(Gartner & Hiatt, 2001: 461-473).
131 | H o r m o n reproduksi
Sajian :Ovarium kucing
Pewarnaan: Hematoxylin Eosin
Perbesaran: 4 x 10
Keterangan gambar:
K : Korteks
M : Medulla
A : Folikel de Graaf
132 | H o r m o n reproduksi
Sajian :Ovarium kucing : Folikel de Graaf
Pewarnaan : Hematoxylin Eosin
Perbesaran : 10 x 10
Keterangan gambar:
O : Oosit
G : Sel-sel granulosa
A : Antrum berisi liquor folliculli
133 | H o r m o n reproduksi
Sajian : Ovarium kucing: Korpus luteum
Pewarnaan :
Hematoxylin Eosin
Perbesaran: 4 x 10
Keterangan gambar:
K : Korpus luteum
F : Folikel atresia
134 | H o r m o n reproduksi
6.8. Testis Sekresi Hormon Reproduksi
Testis terletak di dalam skrotum. Pada masa fetal,
testis berkembang dalam ruang abdomen atas, berhubungan
dengan ginjal. Pada minggu terakhir masa gestasi, testis
akan turun sampai ke skrotum. Peritoneum yang terikat
membentuk tunika vaginalis yang menutupi testis kecuali
sedikit bagian posterior, hal ini menyebabkan testis dapat
bergerak bebas dalam skrotum.
137 | H o r m o n reproduksi
Sajian : Testis
Pewarnaan : Hematoxylin Eosin
Perbesaran: 4 x 10
Keterangan gambar:
T:Tubulus seminiferus
I : Jaringa ikat
P: Pembuluh darah
138 | H o r m o n reproduksi
Sajian : Testis
Pewarnaan : Hematoxylin Eosin
Perbesaran : 10 x 10
Keterangan gambar:
T: Tubulus seminiferus
I: Jaringan ikat dengan Sel Interstitial (Leydig)
139 | H o r m o n reproduksi