Anda di halaman 1dari 6

Sahril sidik 1714201110056

S1 keperawatan kelas B

Absen 8

BIOMECHANICAL TRAUMA

Biomekanik trauma adalah proses / mekanisme kejadian kecelakaan pada saat sebelum dan
sesudah kejadian. Mengetahui bagaimana proses kejadian dan memprediksi kemungkinan
bagian tubuh atau organ yang terkena cedera.

MEKANISME TRAUMA

Mekanisme trauma :

1. Trauma tumpul
2. Kompresi
3. Ledakan
4. Tembus

Mekanisme cedera terdiri dari :

1. Cedera langsung
2. Cedera percepatan / akselerasi
3. Cedera perlambatan/deselerasi

Anamnesis :

1. Tipe kejadian trauma


Tabrakan kendaraan bermotor, jatuh atau trauma / luka tembus.
2. Perkiraan intensitas energi
Kecepatan kendaraan, ketinggian dari tempat jatuh, kaliber atau ukuran senjata.
3. Jenis tabrakan atau benturan
Mobil, pohon, dll.

Trauma Tumpul
1. Primary Collision
Terjadi pada saat mobil baru menabrak, dan penderita masih berada pada posisi masing-
masing. Tabrakan dapat terjadi dengan cara: Tabrakan depan (frontal), Tabrakan
samping (T-Bone), Tabrakan dari belakang, Terbalik (roll over).
2. Secondary Collision
Setelah terjadi tabrakan penderita menabrak bagian dalam mobil (atau sabuk pengaman).
Perlukaan yang mungkin timbul akibat benturan akan sangat tergantung dari arah
tabrakan.
3. Tertiary Collision
Setelah penderita menabrak bagian dalam mobil, organ yang berada dalam rongga tubuh
akan melaju kearah depan dan mungkin akan mengalami perlukaan langsung ataupun
terlepas (robek) dari alat pengikatnya dalam rongga tubuh tersebut.
4. Subsidary Collision
Kejadian berikutnya adalah kemungkinan penumpang mobil yang mengalami tabrakan
terpental kedepan atau keluar dari mobil. Selain itu barang-barang yang berada dalam
mobil turut terpental dan menambah cedera pada penderita.

BIOMEKANIK TABRAKAN KENDARAAN

Tabrakan Mobil

1. Tabrakan depan (frontal)


Tabrakan frontal adalah tabrakan / benturan dengan benda didepan kendaraan,yang
secara tiba-tiba mengurangi kecepatannya, sehingga secara tiba-tiba kecepatannya
berkurang.
Pada suatu tabrakan frontal dengan pasien tanpa menggunakan sabuk pengaman, pasien
akan mengalami beberapa fase sebagai berikut:
a. Fase 1
Bagian bawah pasien tergeser ke depan, biasanya lutut akan menyentuh dash board
dengan keras yang menimbulkan bekas benturan pada dash board tersebut.
Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
1) Patah tulang paha karena menahan beban berlebihan
2) Dislokasi sendi panggul karena terdorong ke depan sehingga lepas dari
mangkuknya
3) Dislokasi lutut bahkan patah tulang lutut karena benturan yang keras pada dash
board
b. Fase 2
Bagian atas pasien turut tergeser kedepan sehingga dada atau perut akan
menghantam setir.
Kemungkinan cedera yang terjadi :
1) Cedera abdomen sampai terjadi pendaran dalam. Karena terjadinya
2) Perlukaan/ruptur pada organ seperti hati,limpa, lambung dan usus
3) Cedera dada seperti patah tulang rusuk.
4) Selain itu ancaman terhadap organ dalam rongga dada seperti paru-paru, jantung
dan aorta
c. Fase 3
Tubuh pasien akan naik, lalu kepala membentur kaca mobil bagian depan atau
bagian samping
Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
1) Cedera kepala berat, ringan, atau sedang
2) Patah tulang leher / fraktur servikal
d. Fase 4
Setelah muka membentur kaca, pasien kembali terpentl ketempat duduk. Perlu
mendapat perhatian khusus apabila kursi mobil tidak tersedia head rest karena
kepala akan melanting dibagian atas sandaran kursi. Kondisi akan semakin parah
apabila pasien terpental keluar kendaraan.
Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
1) Patah tulang belakang karena proses duduk yang begitu cepat sehingga
menimbulakan beban berlebih pada tulang belakang atah tulang leher karena
tidak ada head rest
2) Multiple trauma apabila pasien terpental keluar dari kendaraan.
2. Tabrakan Dari Belakang (rear collition)
Tabrakan dari belakang memiliki biomekanik tersendiri. Badan penumpan akan
terakselerasi kedepansedangkan kepalanya tidak terakselerasi sehingga akan
menyebabkan hiperakstensi leher.
3. Tabrakan dari samping
Benturan lateral adalah tabrakan / benturan pada bagian samping kendaraan, yang
mengakselerasi penumpang menjauhi titik benturan. 31% kematian karena tabrakan
kendaraan terjadi sebagian akibat tabrakan lateral.
Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
a. Fraktur servikal
b. Fraktur iga
c. Trauma paru
d. Trauma hati / limpa
e. Trauma pelvis
f. Trauma skeletal
4. Terbalik (roll over)
Pada kendaraan yang terbalik , penumpangnya dapat mengenai/terbentur pada semua
bagian dari kompartemen penumpang. Dalam menangani kasus seperti ini harus lebih
berhati-hati karena semua bagian bisa mengalami cedera baik yang kelihatan maupun
tidak kelihatan.
Kemungkinan cedera yang akan terjadi :
a. Multiple trauma
b. Waspadai kemungkinan terjadi cedera tulang belakang dan fraktur servikal
5. Terlempar keluar (ejection)
Trauma yang dialami penumpang dapat lebih berat bila terlempar keluar dari kendaraan.
Kemungkinan terjadinya trauma meningkat 300%. Petugas gawat darurat yang
memeriksa pasien harus lebih teliti dalam mencari trauma yang tidak tampak.
a. Multiple trauma
b. Trauma kepala
c. Trauma organ dalam
d. Fraktur servikal

TABRAKAN / BENTURAN ORGAN (PERLUKAAN ORGAN)

Benturan organ dalam tubuh dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Organ solid, seperti : otak, hati, limpa, jantung dan paru-paru


2. Organ berongga, seperti : usus dan lambung

Mekanisme perlukaan pada organ dalam :


1. Benturan langsung
Trauma organ dalam terjadi ketika terjadi benturan langsung terhadap pelindung organ
tersebut.
Ct : Kontusio serebri
2. Decceleration dan acceleration injury
Pada decceleration injury ketika terjadi benturan organ dalam melaju kedepan dan robek
pada ikatan yang mengikatnya. Sebagai contoh jantung akan terlepas dari ikatannya dan
tejadi ruptur aorta.
Sedangkan pada acceleration injury contohnya adalah whiplash injury pada benturan
dari belakang.
3. Trauma kompresi
Trauma kompresi terjadi apabila bagian depan dari badan berhenti bergerak, sedangkan
bagian dalam tetap bergerak kedepan. Organ-organ terjepit dari belakang oleh bagian
belakang dinding torako abdominal.
4. Trauma karena sabuk pengaman
Sabuk pengaman mengurangi kematian sampai 67-75 % dan mengurangi trauma berat
sampai dengan sepuluh kali. Sabuk pengaman sebagai tampon ketika terjadi ruptur organ
dalam.

TRAUMA PADA PEJALAN KAKI

Terdapat 3 fase benturan yang dialami pada saat pejalan kaki tertabrak :

1. Benturan dengan bemper


2. Benturan dengan kaca depan dan tutup mesin
3. Benturan dengan tanah

TRAUMA TEMBUS (PENETRATING INJURY)

1. Senjata dengan energi rendah (low energy)


Luka tusuk pisau, luka ketika hanya terkena sisi tajam.
2. Senjata dengan energi menengah dan tinggi (medium and high energy)
Senjata dengan energi menengah ; pistoL
Energi tinggi : senjata militer dan senjata untuk berburu.
Hal-hal lain yang mempengaruhi keparahan cedera adalah hambatan udara dan jarak.
Tahanan udara akan memperlambat kecepatan peluru.
3. Trauma ledakan (blast injury)
Ledakan terjadi sebagai hasil perubahan yang sangat cepat dari suatu bahan dengan
volume yang relatif kecil, baik padat, cairan atau gas, menjadi produk-produk gas.
Trauma ledakan dapat klasifikasikan dalam 3 mekanisme kejadian trauma yaitu
a. Trauma ledakan primer
1) Merupakan hasil dari efek langsung gelombang tekanan dan paling peka
terhadap organ-organ yang berisi gas.
2) Membrana timpani adalah yang paling peka terhadap efek primer ledak dan
mungkin mengalami ruptur bila tekanan melampaui 2 atmosfir.
3) Jaringan paru akan menunjukkan suatu kantusio, edema dan rupture yang dapat
menhasilkan pneumothoraks.
4) Reptur alveoli dan vena pulmonaris dapat menyebabkan emboli udara dan
kemudian mati mendadak.
b. Trauma Ledakan Sekunder
Merupakan hasil dari objek-objek yang melayang dan kemudian membentur orang-
orang disekitarnya
c. Trauma ledakan tersier
Terjadi bila orang disekitar ledakan terlempar dan kemudian membentur suatu objek
atau tanah. Trauma ledak sekunder dan tersier dapat mengakibatkan trauma baik
tembus maupun tumpul secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai