Anda di halaman 1dari 7

Nama Muhammad Ilham Al-Fayyaadl Imanullah

NPM 11.2013.1.00409
Jurusan Teknik Pertambangan
Mata Kuliah K3 Pertambangan

RESUME/SUMMARY
KEPMEN ESDM NO.555 K/26/M.PE/1995
“TAMBANG TERBUKA”

 Cara Kerja Yang Aman


1. Di sekitar bagian tambang baik yang masih ada kegiatan maupun yang
sudah ditinggalkan dan dapat menimbulkan bahaya, harus diberi pagar
pengaman dengan tinggi sekurang-kurangnya 80 sentimeter atau
dipasang tanda peringatan.
2. Jalan masuk ke setiap tempat kerja pada kegiatan tambang harus
dirawat.
3. Setiap Jalan masuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) yang
mempunyai kemiringan lebih dari 40 derajat harus dilengkapi
dengan tangga yang dipasang secara tetap atau jalan bertangga.
Apabila tangga dipasang lebih curam dari 75 derajat harus
dilengkapi pagar sandaran punggung.
4. Tangga tetap sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus terpasang
kuat dan aman.
5. Tangga tetap yang panjangnya lebih dari 10 meter harus mempunyai
lantai istirahat pada setiap selang jarak 10 meter dan ujung tangga
tersebut harus menonjol 90 sentimeter pada tiap lantai.
6. Penggunaan kereta gantung (cable way) atau kendaraan yang
berjalan di atas reI untuk pengangkutan orang harus mendapat izin
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
7. Mulut sumuran, bak penampung, dapur pemanggangan atau
corongan harus diberi pagar pengaman.

 Cara Kerja
1. Kepala Teknik Tambang harus menjamin bahwa kemantapan
lereng penambangan, penimbunan, dan material lainnya telah
diperhitungkan dalam perencanaan tambang.
2. Penimbunan tanah penutup hanya dapat dilakukan pada jarak
sekurang-kurangnya 7,5 meter dari ujung teras atas penambangan.
3. Dilarang melakukan penggalian potong bawah (undercutting) pada
permuka kerja, teras atau galeri, kecuali mendapat persetujuan Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.
4. Permuka kerja harus aman dari batuan menggantung dan pada waktu
pengguguran batuan, para pekerja di tempat tersebut harus menyingkir.
5. Apabila suatu pekerjaan harus dilakukan secara manual pada
permuka kerja yang tingginya lebih dari 2,5 meter dari lantai kerja,
para pekerja tambang harus memakai sabuk pengaman atau pelana
pengaman.
6. Permuka kerja tambang permukaan pada bagian atas daerah kegiatan
tambang bawah tanah hanya dapat dibuat setelah mendapat persetujuan
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
7. Dilarang bekerja atau berada di atas timbunan aktif batu pecah, kecuali :
a. Berdasarkan perintah seorang pengawas tambang;
b. curahan baru ke dan dari timbunan telah dihentikan;
c. telah diperoleh kepastian bahwa corongan di bawah timbunan telah
ditutup dan
d. pekerja mengenakan sabuk pengaman yang dihubungkan
dengan tali yang sesuai panjangnya, diikatkan secara kuat dan
aman pada titik tetap di atasnya.

 Tinggi Permuka Kerja dan Lebar Teras Kerja


1. Kemiringan, tinggi dan lebar teras harus dibuat dengan baik dan aman
untuk keselamatan para pekerja agar terhindar dari material atau benda
jatuh.
2. Tinggi jenjang (bench) untuk pekerjaan yang dilakukan pada lapisan
yang mengandung pasir, tanah liat, kerikil, dan material lepas lainnya
harus :
a. tidak boleh lebih dari 2,5 meter apabila dilakukan secara manual;
b. tidak boleh lebih dari 6 meter apabila dilakukan secara mekanik
dan
c. tidak boleh lebih dari 20 meter apabila dilakukan dengan
menggunakan clamshell, drag line, bucket wheel excavator atau
alat sejenis kecuali mendapat persetujuan Kepala Pelaksana
Inspeksi Tambang.
3. Tinggi jenjang untuk pekerjaan yang dilakukan pada material kompak
tidak boleh lebih dari 6 meter, apabila dilakukan secara manual.
4. Dalam hal penggalian dilakukan sepenuhnya dengan alat mekanis
yang dilengkapi dengan kabin pengaman yang kuat, maka tinggi
jenjang maksimum untuk semua jenis material kompak 15 meter,
kecuali mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
5. Studi kemantapan lereng harus dibuat apabila :
a. tinggi jenjang keseluruhan pada sistem penambangan berjenjang
lebih dari 15 meter
b. tinggi setiap jenjang lebih dari 15 meter.
6. Lebar lantai teras kerja sekurang-kurangnya 1,5 kali tinggi jenjang atau
disesuaikan dengan alat- alat yang digunakan sehingga dapat bekerja
dengan aman dan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman (safety
berm) pada tebing yang terbuka dan diperiksa pada setiap gilir kerja
dari kemungkinan adanya rekahan atau tanda-tanda tekanan atau tanda-
tanda kelemahan lainnya.

 Penirisan Bendungan
1. Setiap tambang permukaan harus mempunyai sistem penirisan
yang terencana dengan kapasitas yang cukup.
2. Untuk mengurangi air yang masuk ke daerah open cut harus dibangun
tanggul pengelak dan penirisan bersistem.
 Bendungan
1. Bendungan harus dibuat sesuai dengan rancangan teknisi yang
berkemampuan.
2. Lebar dasar tanggul yang terbuat dari material pasir harus sekurang-
kurangnya 6 kali tinggi tanggul, dan sudut kemiringan dinding harus
lebih kecil dari 60 derajat terhadap big datar atau tidak melebihi sudut
timbunan material isian.
3. Kayu yang digunakan pada bangunan tanggul harus cukup kuat serta
dipasang dengan kokoh.
4. Dilengkapi instalasi pipa atau kanal yang mampu mengalirkan air dan
membatasi permukaan air sekurang-kurangnya 60 sentimeter di bawah
permukaan tanggul.

 Pengoperasian Monitor
1. Monitor yang dioperasikan secara manual harus dilengkapi dengan
alat pemberat keseimbangan. Selama operasi, monitor harus secara
terus menerus dikendalikan oleh operator. Jarak monitor dari
dinding teras penambangan sekurang-kurangnya sama dengan tinggi
dinding teras tersebut.
2. Dalam radius 3 meter dari monitor harus bebas kayu, bongkahan batu
atau rintangan lainnya.
3. Dilarang orang berada di depan monitor yang sedang beroperasi.
4. Pekerja tambang yang sedang dilatih mengoperasikan monitor, harus
diawasi oleh seorang pekerja tambang yang berpengalaman.
5. Tekanan air monitor harus cukup kuat menyemprot sampai ke dinding
teras atas.
6. Tinggi dinding teras penambangan tidak boleh lebih dari 6 meter,
kecuali ditentukan lain oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

 Pompa Dan Pipa


1. Pompa tanah yang dipasang di atas air harus dilengkapi dengan alat
yang dapat menaikkan pompa tersebut apabila diperlukan.
2. Ujung pipa isap pompa tanah, harus digantung pada kaki tiga atau alat
yang mempunyai fungsi serupa dan dilengkapi dengan pengapung serta
dipagar.
3. Rumah mesin pompa tanah harus dilengkapi dengan alat isyarat bunyi
yang dikendalikan oleh petugas pipa isap.
4. Rumah mesin pompa harus beratap dan ruangannya harus selalu kering
dan bersih.
5. Pompa semprot harus dilengkapi dengan meter penunjuk.
6. Sebelum menjalankan pompa semprot petugas pompa harus terlebih
dahulu memberitahukan kepada operator monitor.
7. Sekitar ujung pipa isap dari pompa semprot harus diberi pagar
pengaman dan diberi tanda peringatan bahaya.
8. Pipa penyalur lumpur harus dipasang dengan baik dan tidak boleh
digunakan sebagai jalan orang.

 Kelistrikan Dan Permesinan


1. Setiap motor listrik, lampu pada rumah mesin pompa, instalasi jig, dan
classifier harus kedap air.
2. lnstalasi listrik harus dilengkapi dengan pembumian.
3. Tiang listrik hantaran udara dan atau lampu standar harus ditempatkan
pada lokasi yang tidak terkena semprotan monitor maupun dekat tebing.
4. lnstalasi kabel listrik tidak boleh melintas pada pipa baja atau besi.
5. Lampu sorot harus ditempatkan pada lokasi yang kering tidak mudah
tergenang air di belakang monitor dan diarahkan ke front penambangan.
6. Lampu sorot yang dapat dipindahkan harus dilengkapi dengan alat
pengaman kebocoran arus (leakage breaker).

 Alat
1. Kondisi tanah tempat alat pemindah tanah beroperasi harus cukup kuat
dan dalam kondisi aman serta stabil, untuk mencegah gerakan yang tidak
disengaja pada saat melakukan pemuatan, alat pemuat harus diganjal
balok pengaman.
2. Daerah dalam radius kerja alat pemindah tanah harus bebas dari rintangan
dan dilarang orang berada dalam daerah tersebut.
3. Sebelum menjalankan alat pemindah tanah, operator harus terlebih
dahulu memberikan tanda bunyi sebagai peringatan.
4. Alat pemindah tanah harus dioperasikan sesuai dengan petunjuk
pabriknya mengenai bahan, kecepatan, putaran, dan kemiringan daerah
kerja.
5. Dilarang mengayunkan alat gali (dipper) atau ember (bucket) di
atas kabin kendaraan pengangkut sebelum operator keluar dari kabin
dan berada di tempat aman, kecuali kendaraan tersebut telah dirancang
khusus dapat melindungi operator dari kejatuhan benda.
6. Dilarang menggunakan alat pemindah tanah untuk mengangkat
atau mengangkut bahan berbahaya.
7. Apabila alat pemindah tanah sedang berpindah tempat, maka alat gali
atau ember gali harus diangkat sedikit dari tanah tetapi tidak
mengganggu pangan operator dan untuk dragline, ember harus ditahan
sedekat mungkin ke lengan alat tersebut.

 Tindakan Pencegahan
1. Dilarang menumpang di ember alat pemindah tanah untuk tujuan
transportasi.
2. Dilarang bekerja atau melintas di bawah mangkok alat muat (loader)
yang sedang operasi.
3. Pada waktu malam hari atau jarak pang yang kurang terang, alat
pemindah tanah harus dilengkapi dengan lampu penerangan yang
cukup.

 Menyingkir Dalam Keadaan Bahaya


1. Apabila seseorang yang ditugaskan bertanggungjawab pada suatu
bagian dari pertambangan menyadari bahwa kemungkinan bahaya akan
timbul, maka :
a. harus memeriksa atau menyuruh orang untuk memeriksa kondisi
daerah yang terancam bahaya dan mengambil tindakan
pengamanan;
b. harus segera memerintahkan para pekerja yang berada di
daerah tersebut untuk menyingkir dalam hal kondisi tidak dapat
diamankan;
c. setelah melaksanakan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf b
kemudian memberitahukan kepada atasan langsung bahwa
terdapat bahaya dan para pekerja telah menyingkir
d. dilarang memasuki tempat yang berbahaya sebelum daerah tersebut
dinyatakan aman.
2. Pekerja tambang yang mengetahui atau menurut dugaannya ada
ancaman bahaya, harus :
a. menyuruh orang menyingkir dari daerah berbahaya tersebut dan
b. segera memberitahukan kepada orang yang bertanggung jawab
terhadap daerah berbahaya tersebut.
3. Keadaan berbahaya tersebut dan tindakan perbaikan yang telah
dilaksanakan untuk mengatasi bahaya tersebut harus dicatat dalam buku
tambang.

Anda mungkin juga menyukai