BAB I
PENDAHULUAN
nyaman atau nyeri, pada bagian punggung bawah berupa nyeri lokal, nyeri
radikular maupun keduanya yang disebabkan oleh berbagai kondisi. Keluhan ini
merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di kalangan
keluhan tersebut dan akan menjadi lebih sering disebabkan oleh sejumlah faktor
pada individu seperti faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
Metrics and Evaluation (IHME)1 yang merupakan bagian dari Global Burden of
tahun 2010 di wilayah Eropa menunjukkan bahwa tingkat insidensi terbesar nyeri
punggung bawah terjadi di Eropa Barat dengan kisaran usia 45-49 tahun sebagai
punggung bawah.1 Selain itu penelitian Xu, dkk2 di China yang mengkaji tentang
nyeri punggung bawah lebih besar yaitu 63,8% dibandingkan individu dengan
pendidikan tinggi (perguruan tinggi) 10%. Junior, dkk3 dalam penelitiannya tahun
2010 mengatakan bahwa ada beberapa faktor risiko utama yang berperan dalam
membungkuk atau jongkok.3 Selain itu menurut Darrio, dkk 4 tahun 2015
dilaporkan bahwa terdapat hubungan antara IMT dengan nyeri punggung bawah.
individu yang memiliki IMT rendah untuk mengalami nyeri punggung bawah.4
penderita pada umumnya sering mengacuhkan keluhan ini. Namun keluhan ini
harus dipikirkan sebagai keadaan yang cukup serius karena jika dibiarkan dan
atau disebut disabilitas. Dampak lain yang timbul adalah beban ekonomi yang
dialami oleh individu akibat biaya yang dihabiskan selama menderita nyeri
yang menurun.5
3
penyakit lainnya seperti penyakit jantung iskemik, infeksi saluran respirasi bawah,
Pengukuran DALYs adalah metrik standar untuk mengukur beban yang dihitung
dengan menggabungkan years of life lost (YLL) dan years lived with disability
(YLD).1 Pada banyak kasus, individu dengan nyeri punggung bawah akan terus
memiliki episode berulang yang dapat bertahan lebih lama dan menyebabkan
kecacatan yang lebih besar sehingga nyeri punggung bawah dapat menjadi
kronis.4
(IHME)1 tahun 2010 untuk mengevaluasi dampak sosial ekonomi akibat nyeri
punggung bawah dan keluhan ini diidentifikasi sebagai penyebab paling umum
dari kecacatan pada individu dewasa muda serta sebagai alasan umum hilangnya
hari kerja di Amerika Serikat yang diperkirakan mencapai 149 juta hari kerja per
tahun karena nyeri punggung bawah, dengan biaya total antara $100 - $200 miliar
per tahun yang disebabkan oleh penurunan upah dan produktivitas akibat nyeri
punggung bawah.1
demikian, hasil penelitian Rusdi6 tahun 2015 di Rumah Sakit Dr. Wahidin
kisaran usia 40 – 49 tahun, IMT obesitas, serta pekerjaan sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) karena berkaitan dengan posisi duduk lama dan statis saat bekerja
bawah.6
Umum di Terminal Angkot Jalur Dalam Kota Ambon dengan Nyeri Punggung
Bawah (Low Back Pain)’. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa resiko
NPB pada supir angkutan umum sebanyak 30%, usia 26-35 tahun dengan lama
mengemudi ± 2 jam sampai lebih dari 2 jam dalam sehari secara terus-menerus.
Menurut data rekam medik RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, jumlah pasien
yang mengalami nyeri punggung bawah meningkat tiap tahunnya. Untuk tahun
2012 tercatat jumlah kunjungan penderita nyeri punggung bawah berjumlah 216
kunjungan, tahun 2013 berjumlah 219 kunjungan dan meningkat menjadi 355
jumlah kunjungan pada tahun 2014. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa
punggung bawah. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai institusi yang berperan
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon’ mengingat belum adanya data terbaru mengenai
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2016.
Oktober 2016.
6
Oktober 2016.
2016.
Oktober 2016.
Oktober 2016.
7
1. Teoritis
penelitian analitik.
2. Praktis
bawah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah oleh beberapa
atau kekakuan lokal di bawah batas costa dan di atas lipatan glutealis
yang merangsang ujung saraf sensorik akibat proses patologik. Nyeri dapat
Nyeri alih bersifat tumpul dan terasa lebih dalam, menjalar dari
tarikan seperti posisi membungkuk, keluhan akan terasa lebih berat namun
2.2 Epidemiologi
years (DALYs).1
Gambar 2.1 Penyebab utama Disability Adjusted Life Years (DALYs) secara global
[sumber: Kaplan W, Wirtz VJ, Teeuwissw AM, Stolk P, Duthey B, Laing R. Priority
medicines for Europe and the world 2013 updated. Geneva: World Health Organization;
2013]1
yang dihitung dengan menggabungkan years of life lost (YLL) dan years
lived with disability (YLD).1 Pada banyak kasus, individu dengan nyeri
Gambar 2.2 Prevalensi disabilitas akibat nyeri punggung bawah berdasarkan usia di
wilayah Eropa
[sumber: Kaplan W, Wirtz VJ, Teeuwissw AM, Stolk P, Duthey B, Laing R. Priority
medicines for Europe and the world 2013 updated. Geneva: World Health
Organization; 2013]1
nyeri punggung bawah terjadi di Eropa Barat dengan kisaran usia 45-49
Gambar 2.3 Prevalensi disabilitas akibat nyeri punggung bawah berdasarkan jenis kelamin
[sumber: Kaplan W, Wirtz VJ, Teeuwissw AM, Stolk P, Duthey B, Laing R. Priority
medicines for Europe and the world 2013 updated. Geneva: World Health Organization;
2013]1
2.3 Neuroanatomi
1 Keterangan:
1. Vertebrae
cervicales I-
VII
2 2. Vertebrae
thoracicae I-
XII
3. Vertebrae
lumbales
I-V
4. Os sacrum
3 5. Os coccygis
a. tampak
ventral
4 b. tampak
dorsal
c. tampak
5 lateral
a b c
columna ini fleksibel serta terdapat ligamentum yang mengikat kuat seluruh
pada daerah vertebra cervical dan lumbal dikarenakan pada daerah ini banyak
nukleus pulposus dibentuk oleh zat gelatin yang banyak mengandung air,
sedikit serabut kolagen dan sedikit sel-sel tulang rawan. Apabila terjadi
akan menjadi gepeng dan dorongan keluar akibat kompresi ditahan oleh
intervertebralis.12
Saraf spinal terdiri dari 31 pasang saraf yang berawal dari chorda
melalui radix dorsal (posterior) dan radix ventral (anterior). Pada bagian
distal ganglion radix dorsal, dua radix bergabung membentuk saraf spinal.
chorda melalui neuron eferen.12 Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai
b. Ramus dorsal (posterior) terdiri dari serabut yang menyebar ke arah posterior
untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala, leher dan
c. Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior
d. Cabang visceral adalah bagian dari sistem saraf otonom (SSO). Cabang ini
simpatis SSO.
14
saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali T1
a. Pleksus cervical terbentuk dari ramus ventral keempat saraf cervical pertama
(C1, C2, C3, C4 dan sebagian C5). Saraf ini menginervasi otot leher, kulit
kepala, leher serta dada. Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini adalah
b. Pleksus brachial terbentuk dari ramus ventral saraf cervical C5, C6, C7, C8
dan saraf thoraks pertama T1, dengan melibatkan C4 dan T2. Saraf dari
pleksus brakial mensuplai lengan atas dan beberapa otot pada leher dan bahu.
c. Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal L1, L2, L3 dan L4 dengan
bantuan T12. Saraf dari pleksus ini menginervasi kulit dan otot dinding
abdomen, paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral,
yang mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, region panggul,
d. Pleksus sakral terbentuk dari ramus ventral saraf sacral S1, S2 dan S3 serta
kontribusi dari L4, L5 dan S4. Saraf dari pleksus ini menginervasi anggota
gerak bawah, bokong, dan region perineal; saraf terbesar adalah saraf skiatik.
e. Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks,
dengan kontribusi dari ramus S4. Pleksus ini merupakan awal saraf koksiks
gejala:
b. Subakut ( 2 – 3 bulan )
berikut:14
Neoplasma/ karsinoma
Infeksi
Fraktur vertebra
3) NBP nonspesifik
Terdapat juga klasifikasi lain yang dibuat oleh para ahli, seperti
atas:15
1) NPB Spondilogenik
sakroiliaka.
menekan akar saraf spinal yang menimbulkan nyeri dan defisit neurologis.
hipersensitif.
terlepas dari kebiasaan buruk atau sikap tubuh yang tidak atau kurang
fisiologik. Spasme otot atau kejang otot disebabkan oleh gerakan yang
tiba-tiba dimana jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau
kaku atau kurang pemanasan. Spasme otot ini memberi gejala khas,
dengan adanya kontraksi otot yang disertai nyeri yang hebat. Setiap
2) NPB Neurogenik
bawah, yaitu:
a) Neoplasma
Nyeri yang diakibatkan neoplasma ini sering sulit dibedakan dengan nyeri
akibat HNP. Gejala pertama yang dirasakan pada umumnya adalah rasa
sensibilitas dan vegetatif. Rasa nyeri sering timbul waktu sedang tidur
berjalan.
b) Araknoiditis
penekanan pada thecal sac dan atau akar saraf. Gejala klinis yang muncul
yaitu pasien akan mengalami nyeri punggung bawah dan juga nyeri pada
3) NPB Viserogenik
4) NBP Vaskulogenik
5) NPB Psikogenik
atau kecemasan dan depresi atau campuran antara kecemasan dan depresi
1) Usia
2) Jenis kelamin
diskus, strukur vertebra rawan terjadi herniasi pada diskus lumbalis yang
4) Pekerjaan
dari otot punggung bawah, menambah tekanan pada diskus dan tekanan
penyebab umum dari nyeri punggung bawah. Hal lain yang juga turut
otot tendon. Sama halnya dengan kerja yang memerlukan tenaga yang
5) Tingkat pendidikan
yang lebih tinggi atau dengan gelar sarjana memiliki resiko yang rendah
untuk mengalami nyeri punggung bawah. Hal ini dikaitkan dengan tingkat
badan. Juga dari penelitian yang dilakukan Mullahy tahun 2008, dikatakan
bahwa individu yang terdidik memiliki waktu untuk terlibat dalam latihan
1) Proses degeneratif
Herniasi
lumbal
90% pada masa bayi menjadi 70% pada usia lanjut). Selain itu, serat-serat
herniasi L4 ke L5 maka akar saraf yang terkena adalah L5 dan nyeri akan
terasa di atas sendi sakroiliaka, panggul, aspek lateral paha dan betis,
aspek medial kaki (nyeri yang menyebar ke panggul dan tungkai disebut
kaki dan atau jempol kaki, kesulitan berjalan dengan tumit serta parestesia
tungkai lateral, bagian distal kaki, di antara jari kaki pertama dan kedua.19
melemahnya fleksi plantar, abduksi jari kaki dan otot hamstring; kesulitan
berjalan jinjit serta parestesia pada pertengahan betis dan aspek lateral
kaki, termasuk jari kaki keempat dan kelima, terjadi atrofi gastrocnemius.19
b) Spondilosis
hasil dari formasi tulang baru dalam respon terhadap penekanan pada
ligament dan sering terjadi pada usia >50 tahun. Osteofit sendiri tidak
menimbulkan nyeri. Jika saluran dari akar saraf menyempit, hal ini dapat
menimbulkan kompresi akar saraf dan pasien akan mengalami nyeri, atau
mungkin ada mati rasa, paraestesia, atau kelemahan lower motor neurone
menyebabkan penekanan pada thecal sac dan atau akar saraf. Gejala
klinis yang muncul yaitu pasien akan mengalami nyeri punggung bawah
dan juga nyeri pada ekstremitas bawah berupa rasa terbakar hilang timbul
ditemukan pada pria maupun wanita berusia >50 tahun karena seiring
dan keras, tulang dan sendi membesar, permukaan tulang menonjol keluar
2) Inflamasi
a) Arthritis rheumatoid
terjadi kerusakan pada tulang rawan, sendi, tulang, tendon dan ligament
terjadi perubahan patologi pada sendi diartroidal sendi facet dan sendi
b) Spondilitis ankilopoetika
yang terdiri dari kriteria klinik terdapat nyeri punggung bawah dan
kekakuan lebih dari 3 bulan yang dipicu oleh aktivitas namun tidak reda
3) Gangguan metabolisme
a) Osteoporosis
pembentukan tulang.24
4) Neoplasma
pada waktu berbaring atau pada waktu malam. Dapat disebabkan oleh tumor
dll. Metastasis tumor ganas sangat sering ke corpus vertebra karena banyak
saraf sensibel dalam tulang dan menimbulkan rasa nyeri lokal atau menjalar ke
5) Kelainan congenital
a) Facet tropismus
asimetri antara sudut sendi facet kiri dan kanan vertebra lumbal. Sudut
aksial segmen gerak yang sangat penting dalam proses degenerasi diskus.
Sendi facet yang tidak simetris menyebabkan beban geser yang lebih
annulus fibrosus. Pada keadaan ini, arah sendi faset yang berlawanan akan
sendi faset, serta dapat menimbulkan nyeri punggung bawah terutama pada
gerakan mendadak.26
menjadi lebih panjang, sehingga tekanan dan tarikan pada otot dan
2.7 Diagnosis
A. Anamnesis19
1. Lokasi:
2. Cara awitan:
Nyeri pada sore atau malam hari biasanya timbul akibat aktivitas
nyeri bertambah berat dirasakan terutama saat batuk, bersin atau saat
4. Kualitas:
5. Derajat nyeri:
Seberapa hebat nyeri yang anda rasakan? (pasien diminta untuk mengukur
derajat nyeri)
31
maupun dengan skala verbal. Skala numerik terdiri dari verbal dan tulisan.
tidak nyeri, 1-3= nyeri ringan, 4-6= nyeri sedang, 7-10= nyeri
berat.29
daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka dan apabila
33
diberi nilai 0-2 dan dijumlahkan untuk mendapat nilai total 0-10.
10= nyeri hebat. Selain pada anak, skala ini juga dapat digunakan
digunakan pada pasien anak > 3 tahun dan pasien dewasa yang
angka.28
banyak perhatian.32
kesadaran.32
36
merintih (1)
Menangis, terisak- Menangis, terisak-isak (2)
isak (2)
Ketegangan Santai (0) Tidak ada perlawanan pada gerakan
otot pasif
Tegang kaku (1) Perlawanan pada gerakan pasif
Sangat tegang atau Perlawanan kuat sampai gerakan pasif
kaku (2) atau ketidakmampuan mereka untuk
menyelesaikannya
Jumlah
Apa yang anda lakukan tetapi tidak bermanfaat untuk mengurangi nyeri?
B. Pemeriksaan fisik20
Pada inspeksi dilihat bentuk dari kolumna vertebralis, apakah ada kelainan
letak segmen yang menyebabkan nyeri. Fraktur pada vertebra dapat diketahui
C. Pemeriksaan khusus
yang lain pada permukaan anterior paha pasien untuk mencegah fleksi dari
lutut. Setelah itu, pemeriksa melakukan fleksi pasif dari panggul pasien sambil
mempertahankan lutut dalam keadaan ekstensi. Interpretasi well leg raise test
positif apabila pasien merasakan nyeri pada sisi yang bersangkutan, dan
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pasien duduk pada ujung meja
membentuk tubuh dalam keadaan fleksi maksimal. Jika tidak ada perubahan,
pemeriksa meminta pasien untuk meluruskan lututnya atau salah satu lutut
diluruskan pasif dan nilai gejalanya. Jika tetap tidak ada perubahan, pemeriksa
gejalanya. Selain itu, juga dapat dilakukan fleksi leher untuk tambahan
penilaian gejala, kemudian lihat apakah gejala mereda. Hal ini harus dilakukan
3. Valsalva manuver
berada disamping pasien. Kemudian pasien diminta untuk menahan napas dan
diskus, tumor atau osteofit di kanal lumbal. Nyeri mungkin terlokalisasi atau
eksternal pada ekstremitas terkait sampai kaki bertumpu pada lutut yang
nyeri dan pada SIAS sisi yang tidak nyeri. Nyeri dinilai sesuai lokasi dan jenis
nyerinya.33
D. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
pemeriksaan LED dan morfologi darah tepi. Pada pemeriksaan ini dapat
myeloma.25
b. Pemeriksaan radiologis
41
2.8 Penatalaksanaan
sebagai berikut:
A. Nonfarmakologi
1. Terapi Manual
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit dan
pinggul.13 Terapi ini dapat dilakukan jika memenuhi syarat berikut ini:13
d) Hipomobilitas lumbal
4. Mobilisasi saraf
memungkinkan gerakan saraf yang lebih baik. Jika teknik ini mulai
5. Traksi
Traksi manual lumbal yaitu, traksi yang diberikan oleh terapis, yang
kompresi akar saraf. Saat dilakukan traksi lumbal, sering dijumpai bunyi
traksi lumbal dapat berupa kembalinya posisi sendi ke posisi semula dan
43
dari traksi lumbal yaitu mengurangi nyeri dimana saat pemberian traksi
dan nyeri pun menjadi berkurang. Selain itu, traksi lumbal yang diberikan
B. Farmakologi
tipe nyeri dan kuantitas nyeri. Mengikuti kuantitas nyeri, obat diberikan
apabila nyeri semakin parah. Tujuan pengobatan pada nyeri akut yaitu
sebaiknya tidak diberikan terlalu lama dan tidak melebihi 4 gram dalam
aktivitas fisik agar membantu pemulihan dan mengurangi kecacatan. Sama halnya
bagi penderita nyeri punggung bawah akut, disarankan untuk tetap aktif dan
lebih banyak dilakukan pendekatan aktif dengan terapi perilaku kognitif dan
terdiri dari 6 pertanyaan pilihan mulai dari tingkat terendah dengan skor 0
sampai pada skor tertinggi 5. Skor yang diberikan pada kuesioner yang
telah diisi oleh subyek penelitian dinyatakan dalam persen (%) merupakan
hasil bagi antara jumlah nilai jawaban dibagi jumlah skor tertinggi yang
Faktor Risiko
A. Usia
B. Jenis kelamin
C. Tingkat pendidikan
D. Pekerjaan
E. Obesitas
46
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Oktober 2016.
3.3.2 Sampel
yaitu penderita dengan keluhan nyeri punggung bawah yang datang ke RSUD Dr.
memiliki seluruh data variabel yang diteliti dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.
47
Z a2 × P× Q
n=
d²
Ket:
Q= 1- P
Zα ² × P ×Q
Perhitungan minimal sampel: n=
d²
n
10% dengan rumus: n' =
1−0,1
36,58
¿
0,9
Haulussy, Ambon dengan keluhan nyeri punggung bawah dan memenuhi kriteria
Pada penelitian ini yang termasuk kriteria inklusi yaitu penderita dengan
keluhan nyeri punggung bawah yang datang berobat di klinik saraf RSUD Dr. M.
kuesioner
49
Usia
Jenis
Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Pekerjaan
Nyeri Punggung
IMT Bawah
Lamanya
menderita
Derajat nyeri
Disabilitas
Klasifikasi
NPB
Keterangan:
a. Variabel utama:
b. Variabel tambahan:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
4. Pekerjaan
5. IMT
6. Lamanya menderita
7. Derajat nyeri
8. Disabilitas
9. Klasifikasi NPB
51
pengukuran ukur
mengalami
keluhan NPB
Usia Lama waktu hidup Kuesioner 1 < 20 tahun Ordinal
sejak dilahirkan 2 20 – 44 tahun
sampai dengan waktu 3 45 – 60 tahun
dilakukannya 4 >60 tahun
penelitian
Pembagian usia
sesuai dengan
penelitian
sebelumnya
olehYanra48
Jenis Identitas subyek Kuesioner 1 Laki-laki Nominal
kelamin berdasarkan organ 2 Perempuan
reproduksi saat
pengambilan data
dilakukan.
Pekerjaan Kerja yang dilakukan Kuesioner 1 PNS Nominal
oleh pasien secara 2 Wiraswasta
terus-menerus setiap 3 Petani/ buruh
hari. 4 Pensiunan
Pembagian kategori 5 Siswa
pekerjaan sesuai
penelitian
sebelumnya
olehYanra48
Tingkat Tingkat pendidikan Kuesioner 1 SD Ordinal
52
Pembagian kategori
lamanya menderita
sesuai penelitian
sebelumnya oleh
Kalangi P, Angliadi
E, Gessal J52
Disabilitas Kurangnya Kuesioner 1 0-20% Ordinal
kemampuan untuk disabilitas (Disabilitas
melakukan aktivitas Oswestry minimal)
53
Scale (VAS) (seperti yang terlihat pada Lampiran 3) dan disabilitas diukur dengan
yang terlihat pada lampiran 3) karena berdasarkan uji reliability analysis memiliki
tidur, kehidupan seks, kehidupan sosial dan bepergian. Setiap pokok pertanyaan
terdiri dari 6 pertanyaan pilihan mulai dari tingkat terendah dengan skor 0 sampai
pada skor tertinggi 5. Skor yang diberikan pada kuesioner yang telah diisi oleh
subyek penelitian dinyatakan dalam persen (%) merupakan hasil bagi antara
jumlah nilai jawaban dibagi jumlah skor tertinggi. Kuesioner Oswestry yang asli
dibandingkan hasil terjemahan tersebut dengan bentuk aslinya dan setelah dinilai
banyak kesepadanannya.44
Data dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan langsung
yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat sesuai dengan variabel yang akan
1. Editing. Tahap ini dapat dilakukan saat pengumpulan data maupun setelah data
datanya.
2. Coding. Pada tahap ini data yang telah diedit akan dilakukan pengkodean
berupa kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas kategori sesuai
4. Cleaning data. Pada tahap ini dilakukan pengecekan kembali data yang sudah
Microsoft Excel 2010 dan Statistical Packages for Social Science (SPSS) vers. 16
distribusi variabel dalam jumlah (n) dan persentase bagi variabel berskala nominal
Informed
consent
Secara garis besar, dalam penelitian ini ada 4 aspek etik penelitian, yaitu :
identitas responden.
No Kegiatan 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Penyusunan
proposal
2 Perbaikan
proposal
3 Seminar
proposal
4 Pelaksanaan
penelitian
5 Pengolahan
data, analisis
data,
penyusunan
laporan
6 Seminar hasil
BAB IV
oleh dokter spesialis saraf dan merupakan pasien dengan keluhan nyeri punggung
bawah.
di Klinik Saraf RSUD Dr. M. Haulussy yang beralamat di Jl. Dr. Kayadoe
nyeri punggung bawah berdasarkan usia, jenis kelamin, IMT, tingkat pendidikan,
dan disabilitas. Hasil penelitian didapatkan dari data umum responden, Visual
Analogue Scale (VAS) untuk derajat nyeri, dan untuk disabilitas menggunakan
Hasil analisis data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
59
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik penderita nyeri punggung
bawah
Disabilitas
- minimal 4 (9,8%)
- sedang 27 (65,9%)
- berat 7 (17,1%)
- sangat berat 2 (4,9%)
- sangat berat sekali 1 (2,4%)
persentase tertinggi pada usia > 60 tahun sebanyak 20 orang (48,8%) dan terendah
pada usia < 20 tahun yaitu tidak ada responden yang berusia < 20 tahun (0%).
persentase terendah pada penderita dengan IMT sangat kurus yaitu 1 responden
sedikit yang mengalami disabilitas sangat berat sekali yaitu sebanyak 1 responden
(2,4%).
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
usia
1 7 3 11
45-60 9,1% 63,6% 27,3% 100%
1 10 9 20
>60 5,0% 50,0% 45,0% 100%
3 21 17 41
Total 7,3% 51,2% 41,5% 100%
banyak yang mengalami NPB dengan sindroma radikular sebanyak 63,6% dan
sindroma radikular.
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
jenis kelamin
Tipe NPB
NPB
Jenis NPB dengan NPB dengan nonspesifi
Kelamin tanda bahaya sindroma radikular k Total
1 10 8 19
Laki-laki 5,3% 52,6% 42,1% 100%
Perempua 2 11 9 22
n 9,1% 50,0% 40,9% 100%
3 21 17 41
Total 7,3% 51,2% 41,5% 100%
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
pekerjaan
Tipe NPB
NPB dengan NPB dengan NPB
Pekerjaan tanda bahaya sindroma radikular nonspesifik Total
0 3 0 3
PNS 0% 100% 0% 100%
2 12 8 22
Wiraswasta 9,1% 54,5% 36,4% 100%
1 2 5 8
Petani/ buruh 12,5% 25,0% 62,5% 100%
0 4 4 8
Pensiunan 0% 50,0% 50,0% 100%
3 21 17 41
Total 7,3% 51,2% 41,5% 100%
yang terlihat pada tabel 4.4) menunjukkan bahwa kelompok PNS pada penelitian
SMP, SMA dan PT. Hasil penelitian seperti yang terlihat pada tabel 4.5
nonspesifik yaitu sebanyak 50% dan untuk kelompok penderita NPB dengan
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
tingkat pendidikan
NPB nonspesifik sedangkan kelompok penderita NPB dengan IMT normal paling
banyak mengalami NPB dengan sindroma radikular yaitu sebanyak 50% sama
halnya pada penderita NPB dengan IMT gemuk sebanyak 57,1% dan obesitas
sebanyak 55,6%.
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
IMT
Tipe NPB
NPB dengan
NPB dengan sindroma NPB
IMT tanda bahaya radikular nonspesifik Total
0 0 1 1
Sangat kurus 0% 0% 100% 100%
0 2 2 4
Kurus 0% 50,0% 50,0% 100%
1 10 9 20
Normal 5,0% 50,0% 45,0% 100%
1 4 2 7
Gemuk 14,3% 57,1% 28,6% 100%
1 5 3 9
Obesitas 11,1% 55,6% 33,3% 100%
3 21 17 41
Total 7,3% 51,2% 41,5% 100%
nyeri sedang dan nyeri berat. Seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.7, kelompok
penderita NPB dengan derajat nyeri ringan paling banyak disebabkan oleh NPB
dengan sindroma radikular sebanyak 50%, serupa dengan penderita NPB dengan
derajat nyeri sedang 61,1% sedangkan penderita NPB dengan derajat nyeri berat
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
derajat nyeri
Tipe NPB
NPB dengan
NPB dengan sindroma NPB
Derajat nyeri tanda bahaya radikular nonspesifik Total
1 8 7 16
Nyeri ringan 6,2% 50,0% 43,8% 100%
1 11 6 18
Nyeri sedang 5,6% 61,1% 33,3% 100%
1 2 4 7
Nyeri berat 14,3% 28,6% 57,1% 100%
Total 3 21 17 41
Tabel 4.8. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
lamanya menderita
Tipe NPB
NPB dengan
Lamanya NPB dengan sindroma NPB
menderita tanda bahaya radikular nonspesifik Total
0 2 4 6
Akut 0% 33,3% 66,7% 100%
0 2 3 5
Subakut 0% 40,0% 60,0% 100%
3 17 10 30
Kronis 10% 56,7% 33,3% 100%
3 21 17 41
Total 7,3% 51,2% 41,5% 100%
seperti yang terlihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa kelompok penderita NPB
akut paling banyak disebabkan oleh NPB nonspesifik 66,7% serupa dengan
yang terlihat pada tabel 4.9) menunjukkan bahwa kelompok penderita NPB
dengan disabilitas minimal paling banyak disebabkan oleh NPB dengan sindroma
radikular yaitu sebanyak 75% serupa dengan kelompok penderita NPB dengan
Tabel 4.9. Distribusi frekuensi dan persentase tipe nyeri punggung bawah berdasarkan
disabilitas
Tipe NPB
NPB
NPB dengan NPB dengan nonspesifi
Disabilitas tanda bahaya sindroma radikular k Total
0 3 1 4
Minimal 0% 75,0% 25,0% 100%
2 13 12 27
Sedang 7,4% 48,1% 44,4% 100%
0 4 3 7
Berat 0% 57,1% 42,9% 100%
0 1 1 2
Sangat berat 0% 50,0% 50,0% 100%
Sangat berat 1 0 0 1
sekali 100% 0% 0% 100%
3 21 17 41
Total 7,3% 51,2% 41,5% 100%
67
I.2 Pembahasan
dengan sindroma radikular ditandai dengan nyeri memancar pada salah satu
atau lebih dermatom lumbal atau sakral yang disebabkan oleh iritasi akar
sindroma radikular bervariasi dari 9,9% hingga 25% dan merupakan nyeri
tidak adanya perubahan struktural seperti kompresi akar saraf, cedera tulang
atau sendi yang ditandai dengan skoliosis atau lordosis yang dapat
tabel 4.1) menunjukkan bahwa yang paling banyak mengalami nyeri punggung
bawah adalah kelompok usia >60 tahun yaitu sebanyak 48,8%. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yanra EP48 di poliklinik bedah RSUD Raden
68
menurut usia yang terbanyak yaitu penderita usia 45-60 tahun sebanyak 30
(19,4%) dan terendah yaitu penderita usia <20 tahun sebanyak 2 responden
(3,0%) dari total 67 responden. Setiap orang berpotensi untuk mengalami nyeri
Pada penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa kelompok usia > 60 tahun
Menurut teori, insidens NPB dengan sindroma radikular meningkat dengan usia.
Itulah sebabnya insidens NPB dengan sindroma radikular lebih banyak dijumpai
pada penderita NPB kelompok usia > 60 tahun. 5 Hal ini dihubungkan dengan
proses degeneratif yang terjadi pada individu yang mengalami nyeri punggung
bawah.
perempuan dan kelompok laki-laki tidak jauh berbeda. Dari total 41 responden, 22
osteoporosis pascamenopause.17 Selain itu, bisa juga karena subjek pada penelitian
ini banyak berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini sepadan dengan
mengalami NPB dengan sindroma radikular (seperti yang terlihat pada tabel 4.3).
Sepadan dengan hasil penelitian Boxem KV55, yang memperoleh hasil bahwa
pada tabel 4.1) menunjukkan bahwa NPB lebih sering terjadi pada penderita
dengan penelitian Rahmadini57 di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang
(16,4%). Hal ini berkaitan dengan sikap duduk yang lama dan statis pada PNS.48
70
Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa penderita NPB dengan
yaitu sebanyak 54,5%. Hal ini dapat disebabkan karena melakukan aktivitas
dengan posisi yang kurang baik. Sikap tubuh yang tidak baik akan mengakibatkan
cepat kelelahan, ketegangan otot dan akhirnya timbul nyeri punggung bawah.57
terlihat pada tabel 4.1) menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan
SMP (19,5%) maupun PT (9,8%). Serupa dengan hasil penelitian Perdani &
postur yang tepat dan diharapkan penderita dengan tingkat pendidikan SMA
memiliki pengetahuan yang baik dalam melakukan pekerjaan dengan postur yang
tepat. Namun, nyeri punggung bawah yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh
faktor tingkat pendidikan penderita melainkan juga dapat disebabkan oleh faktor
lain seperti melakukan aktivitas dengan posisi yang kurang baik sehingga
Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa penderita NPB dengan tingkat
sebanyak 52,6% (seperti yang terlihat pada tabel 4.5). Hal ini dihubungkan
dengan posisi yang kurang baik saat melakukan aktivitas atau kerja sehingga
penderita dengan IMT normal (48,8%) lebih sering untuk mengalami NPB
(seperti yang terlihat pada tabel 4.1) dan hasil yang sama ditunjukkan dalam
penelitian Septadina & Legiran59 di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Dr.
penderita NPB terjadi pada penderita dengan IMT normal yaitu sebanyak 39
Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa penderita NPB dengan
sebanyak 50,0%. Berbeda dengan penelitian Shiri et al5 pada beberapa Universitas
cenderung terjadi pada penderita NPB yang obesitas. IMT yang tinggi merupakan
salah satu faktor risiko seseorang mengalami nyeri punggung bawah. Namun
tidak menutup kemungkinan nyeri punggung bawah juga disebabkan oleh faktor
lain seperti melakukan aktivitas atau kerja dengan posisi yang kurang baik
bahwa persentase tertinggi terjadi pada penderita dengan NPB kronis yaitu
sebanyak 73,2% (seperti yang terlihat pada tabal 4.1). Hal yang sama juga
umumnya disebabkan oleh masalah otot maupun faktor psikologis dan dapat
pada penderitanya. Penderita yang cemas cenderung akan menilai lebih terhadap
mengatasi ancaman yang datang dalam hal ini nyeri punggung bawah yang
Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa NPB kronis cenderung
disebabkan oleh NPB dengan sindroma radikular (seperti yang terlihat pada tabel
4.8). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Balague et al60, yang
menunjukkan bahwa nyeri kronis paling banyak disebabkan oleh NPB nonspesifik
bahwa persentase tertinggi penderita NPB terjadi pada responden dengan derajat
nyeri sedang yaitu sebanyak 43,9%. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
73
responden.
Dalam penelitian ini juga dikemukakan bahwa penderita NPB dengan derajat
nyeri sedang cenderung disebabkan oleh NPB dengan sindroma radikular (seperti
yang terlihat pada tabel 4.7). Berbeda dengan penelitian Trinidad et al 61, yang
derajat nyeri berat berdasarkan pengukuran VAS61. Derajat nyeri sedang yang
dialami oleh penderita NPB dengan sindroma radikular dapat disebabkan karena
responden (65,9%). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Shonafi31 dalam
(36,5%) dari total 52 responden. Disabilitas pada penderita nyeri punggung bawah
disebabkan oleh banyak faktor antara lain nyeri baik intensitas dan durasinya
maupun faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik dan gerakan lumbal,
sebanyak 48,1% (seperti yang terlihat pada tabel 4.9) dan menurut Shiri et al 63,
berkepanjangan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka dapat dibuat beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
yaitu kelompok >60 tahun sebesar 48,8% dan paling banyak disebabkan
bawah yaitu wiraswasta sebesar 53,7% dan paling banyak disebabkan oleh
sebesar 46,3% dan paling banyak disebabkan oleh NPB dengan sindroma
yaitu penderita NPB dengan IMT normal sebesar 48,8% dan paling
nyeri punggung bawah yaitu penderita NPB kronis sebesar 73,2% dan
56,7%.
bawah yaitu penderita NPB dengan derajat nyeri sedang sebesar 43,9%
sebesar 61,1%.
disabilitas sedang sebesar 65,9% dan paling banyak disebabkan oleh NPB
5.2 Saran
dengan jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitiannya lebih
optimal.
membungkuk, posisi duduk statis atau mengangkat beban yang berat saat
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Priority medicines for Europe and the world 2013 updated. Geneva:
4. Dario AB, Ferreira ML, Refshauge KM, Lima TS, Ordonana JR, Ferreira
PH. The relationship between obesity, low back pain, and lumbar disc
1117
role of obesity and physical activity in non-specific and radiating low back
2013;42(6):640-650
8. Setiadi S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6 jilid 3. Jakarta:
437-438.
10. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia sobotta jilid II. Jakarta: EGC;
2006
EGC; 2006
13. Delitto A, George SZ, Dillen LV, Whitman JM, Sowa G, Shekelle P, et al.
PERDOSSI; 2006
18. Lionel J. Risk factors for chronic low back pain. Journal Community
19. Price SA & Wilson LM. Buku patofisiologi konsep klinis proses - proses
23. Tuylu T, Sari I, Solmar D, Kozaci DL, Akar S, Gunay N, et al. Fetuin-a is
24. Chou YC, Shih CC, Lin JG, Chen TL, Liao CC. Low back pain associated
25. Thakur NA, Daniels AH, Schiller J, Valdes MA, Czerwein JK, Schiller A,
27. Dachlan LM. Pengaruh back exercise pada nyeri punggung bawah.
42(3): 1-21
30. Lecka M. Pain assessment and the role of verbal descriptor of pain in the
31. Lewis VT, Zanotti J, Dammeyer JA, Merkel S. Reliability and validity of
(CPOT) dan Wong-Baker faces rating scale dalam menilai derajat nyeri
Semarang: 2014
evidence based approach. 2nd ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall; 2013
34. Konin JG, Wiksten DL, Isear JA, Brader H. Special tests for orthopedic
36. Shankman GA, Manske RC. Fundamental orthopedic management for the
presented with chronic low back pain: a randomized clinical trial. Caspian
39. Ellis R, Phty B, Dip PG, Hing WA. Neural Mobilization: a systematic
40. Macfarlane GJ, Beasley M, Jones EA, Prescott GJ, Docking R, Keeley P,
et al. The prevalence and management of low back pain across adulthood:
82
guideline from the American college of physicians and the American pain
43. Shonafi KA. Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas
low back pain pada pasien polisaraf RSUD prof. Dr. Margono Soekarjo
48. Yanra EP. Gambaran penderita nyeri punggung bawah di poliklinik bedah
49. Perdani, Husni. Pengaruh postur dan posisi tubuh terhadap timbulnya
51. Wibowo GA. Hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada
Surakarta: 2012
54. Lizier DT, Perez MV, Sakata RK. Exercises fot treatment of nonspecific
55. Boxem KV, de Meij N, Kessels A, Kleef MV, Zundert JV. Pulsed
56. Kostova V & Koleva V. Back disorders (low back pain, cervicobrachial
58. Andini F. Risk factors of low back pain in workers. J Majority Volume 4
59. Septadina IS & Legiran. Nyeri pinggang dan faktor-faktor risiko yang
61. Trinidad JM, Carnota AI, Failde I, Torres LM. Radiofrequency for the
62. Shiri R, Lalluka T, Karppinen J, Juntura EV. Obesity as a risk factor for
LAMPIRAN
86
Lampiran 1
87
Lampiran 2
88
Lampiran 3
Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita nyeri punggung
bawah di RSUD Dr. M. Haulussy, Ambon Tahun 2016
Prosedur:
dianalisa oleh peneliti. Kuesioner terdiri atas tiga bagian, yaitu data umum
responden, Visual Analogue Scale (VAS) dan kuesioner disabilitas nyeri punggung
bawah Oswestry. Adapun cara mengisi kuesioner ini adalah peneliti memberikan
tanda [ √ ]pada kolom yang dianggap paling sesuai dengan kondisi responden.
89
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah, dampak yang
dirinya sendiri.
Segala informasi yang diperoleh selama penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan
informasi ini peneliti sampaikan. Atas bantuan dan partisipasinya peneliti ucapkan
terima kasih.
Ambon,……………………
Peneliti
Vicentia Pical
90
Lampiran 4
Peneliti
Nama : Vicentia Pical
Status : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon
Alamat : Batu Gajah, Ambon
Responden
Nama :
Alamat :
Saya (responden) telah memahami tujuan, manfaat, prosedur dan penjaminan
kerahasiaan identitas saya dalam penelitian ini. Oleh karena itu, tanpa ada paksaan
dari pihak lain saya bersedia secara sukarela untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, serta mengikuti semua proses yang dibutuhkan menjadi responden
dalam penelitian ini.
Ambon…………………
Lampiran 5
Kuesioner Penelitian
Isilah kolom dibawah ini dan berikan tanda cek (√) pada salah satu pilihan
Nama :
Usia : tahun
Berat Badan : kg
Wiraswasta Siswa
Petani/ Buruh
NBP nonspesifik
92
Interpretasi Hasil
Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan jawaban yang paling menggambarkan
keadaan anda saat ini sebagai akibat dari nyeri punggung bawah yang anda derita!
Intensitas nyeri
Nyeri yang saya rasakan adalah yang terburuk dari yang pernah terjadi
(Nilai: 5)
Perawatan pribadi
Saya dapat merawat diri saya sendiri secara normal tanpa menimbulkan nyeri
(Nilai:0)
Saya dapat merawat diri saya sendiri secara normal tetapi disertai rasa nyeri
(Nilai:1)
Saya merasa nyeri bila merawat diri saya sendiri, saya menjadi lamban dan
hati-hati (Nilai: 2)
94
Saya memerlukan beberapa bantuan untuk sebagian besar perawatan diri saya
(Nilai: 3)
Setiap memerlukan bantuan setiap hari bagi setiap segi perawatan diri saya
(Nilai: 4)
Saya tidak dapat berpakaian, susah mencuci dan tinggal di tempat tidur
(Nilai:5)
Mengangkat
Saya dapat mengangkat beban berat tanpa nyeri yang berarti (Nilai: 0)
Karena nyeri saya tidak dapat mengangkat benda yang berat dari lantai, tetapi
saya dapat melakukannya bila letak benda tersebut mudah dicapai, misalnya di
Karena nyeri saya tidak dapat mengangkat benda yang berat dari lantai, tetapi
saya dapat mengangkat benda yang tidak terlalu berat bila letaknya mudah
dicapai (Nilai: 3)
Saya hanya dapat mengangkat benda yang tidak terlalu berat bila letaknya
Berjalan
Saya tidak dapat berjalan lebih dari 2 kilometer karena nyeri (Nilai: 1)
Saya tidak dapat berjalan lebih dari 1 kilometer karena nyeri (Nilai:2)
Saya tidak dapat berjalan lebih dari 500 meter karena nyeri (Nilai:3)
Saya berada di tempat tidur sebagian besar waktu dan harus merangkak
Duduk
Saya dapat duduk pada setiap kursi selama mungkin sesuka saya (Nilai: 0)
Saya dapat duduk dikursi saya selama mungkin sesuka saya (Nilai: 1)
Karena nyeri saya tidak dapat duduk lebih dari 1 jam (Nilai: 2)
Karena nyeri saya tidak dapat duduk lebih dari ¼ jam (Nilai: 3)
Karena nyeri saya tidak dapat duduk lebih dari 10 menit (Nilai: 4)
Berdiri
Saya bisa berdiri selama saya inginkan tanpa nyeri yang berat (Nilai: 0)
Saya bisa berdiri selama saya inginkan, tetapi menimbulkan nyeri (Nilai: 1)
96
Tidur
Kehidupan seksual saya tidak ada sama sekali karena nyeri (Nilai: 5)
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial saya normal dan tidak menimbulkan nyeri yang berarti
(Nilai: 0)
Nyeri tidak memberikan pengaruh yag berarti terhadap kehidupan sosial saya
selain dari minat yang lebih besar yang memerlukan tenaga misalnya olahraga
(Nilai: 2)
Nyeri telah membatasi kegiatan sosial saya dan saya sering tidak dapat keluar
rumah (Nilai: 3)
Nyeri telah membatasi kegiatan sosial saya dan hanya dirumah saja (Nilai: 4)
Bepergian
tambahan (Nilai: 1)
Nyeri yang saya rasakan hebat, tetapi saya dapat melakukan perjalanan lebih
Nyeri memperpendek waktu bepergian saya sehingga kurang dari satu jam
(Nilai: 3)
(Nilai: 4)
Nyeri menyebabkan saya tidak bepergian sama sekali kecuali untuk berobat
(Nilai: 5)
Interpretasi Hasil
Skor yang diberikan pada kuesioner yang telah diisi dinyatakan dalam persen (%),
Jika satu bagian yang tidak terjawab atau tidak berlaku skor dihitung:
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
IMT
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Pekerjaan
Derajat nyeri
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Cumulative
Valid Percent
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 3 7.3 7.3 7.3
Valid Nyeri ringan 16 39.0 39.0 39.0
Wiraswasta 22 53.7 53.7 61.0
Nyeri
Petani/buruh 18 8 43.9
19.5 43.9
19.5 82.9
80.5
sedang
Pensiunan
Nyeri berat 78 17.1 17.1 100.0
19.5 19.5 100.0
PNS
Total 41 100.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
Lamanya menderita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Klasifikasi NPB
NPB dengan
21 51.2 51.2 58.5
sindroma radikular
Disabilitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Klasifikasi NPB
NPB dengan
NPB dengan sindroma NPB
tanda bahaya radikular nonspesifik Total
% within
10.0% 40.0% 50.0% 100.0%
Umur
45-60 Count 1 7 3 11
% within
9.1% 63.6% 27.3% 100.0%
Umur
>60 Count 1 10 9 20
% within
5.0% 50.0% 45.0% 100.0%
Umur
Total Count 3 21 17 41
% within
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
Umur
105
Klasifikasi NPB
NPB NPB
dengan dengan
tanda sindroma NPB
bahaya radikular nonspesifik Total
Perempuan Count 2 11 9 22
% within Jenis
9.1% 50.0% 40.9% 100.0%
Kelamin
Total Count 3 21 17 41
% within Jenis
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
Kelamin
106
Klasifikasi NPB
NPB
dengan NPB dengan
tanda sindroma NPB
bahaya radikular nonspesifik Total
% within
.0% 100.0% .0% 100.0%
Pekerjaan
Wiraswasta Count 2 12 8 22
% within
9.1% 54.5% 36.4% 100.0%
Pekerjaan
Petani/buruh Count 1 2 5 8
% within
12.5% 25.0% 62.5% 100.0%
Pekerjaan
Pensiunan Count 0 4 4 8
Total Count 3 21 17 41
% within
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
Pekerjaan
Klasifikasi NPB
NPB dengan
NPB dengan sindroma NPB
tanda bahaya radikular nonspesifik Total
Pendidikan SD Count 0 5 5 10
% within
0% 50.0% 50.0% 100.0%
Pendidikan
SMP Count 1 3 4 8
% within
12.5% 37.5% 50.0% 100.0%
Pendidikan
SMA Count 2 10 7 19
% within
10.5% 52.6% 36.8% 100.0%
Pendidikan
PT Count 0 3 1 4
% within
.0% 75.0% 25.0% 100.0%
Pendidikan
Total Count 3 21 17 41
% within
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
Pendidikan
NPB dengan
NPB dengan sindroma NPB
tanda bahaya radikular nonspesifik
% within
.0% .0% 100.0% 100.0%
IMT
Kurus Count 0 2 2 4
% within
.0% 50.0% 50.0% 100.0%
IMT
Normal Count 1 10 9 20
% within
5.0% 50.0% 45.0% 100.0%
IMT
Gemuk Count 1 4 2 7
% within
14.3% 57.1% 28.6% 100.0%
IMT
Obesitas Count 1 5 3 9
% within
11.1% 55.6% 33.3% 100.0%
IMT
Total Count 3 21 17 41
% within
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
IMT
109
Klasifikasi NPB
Nyeri Count 1 11 6 18
sedang
% within Derajat
5.6% 61.1% 33.3% 100.0%
nyeri
% within Derajat
14.3% 28.6% 57.1% 100.0%
nyeri
Total Count 3 21 17 41
% within Derajat
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
nyeri
110
NPB NPB
dengan dengan
tanda sindroma NPB
bahaya radikular nonspesifik
subakut Count 0 2 3 5
% within Lamanya
.0% 40.0% 60.0% 100.0%
menderita
kronis Count 3 17 10 30
% within Lamanya
10.0% 56.7% 33.3% 100.0%
menderita
Total Count 3 21 17 41
% within Lamanya
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
menderita
Klasifikasi NPB
% within
.0% 75.0% 25.0% 100.0%
Disabilitas
Sedang Count 2 13 12 27
% within
7.4% 48.1% 44.4% 100.0%
Disabilitas
Berat Count 0 4 3 7
% within
.0% 57.1% 42.9% 100.0%
Disabilitas
% within
.0% 50.0% 50.0% 100.0%
Disabilitas
Total Count 3 21 17 41
% within
7.3% 51.2% 41.5% 100.0%
Disabilitas