Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

BAB I
Pendahluan……………………………………………………………….2
Rumusan masalah………………………………………………………..3
BAB II
Pembahasan………………………………………………………………4
BAB III
Penutup dan kesimpulan………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penetapan harga merupakan salah satu keputusan penting dalam
pemasaran global. Harga adalah satu – satunya elemen bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan bagi pemasaran, sedangkan elemen – elemen
lainnya(Produk, distribusi, dan promosi) justru membutuhkan dana.
Harga merupakan alat evaluasi dan komunikasi dalam pasar internasional.
Menetapkan harga yang tepat merupakan kunci kesuksesan dan kegagalan.
Bahkan ketika pemasar internasional memproduksi produk yang tepat,
mempromosikannya dengan benar, dan membangun jalur distribusi yang layak,
upaya tersebut akan gagal bila ia salah menetapkan harga. Sebuah penawaran
harga seharusnya mencerminkan baik kualitas maupun nilai produk yang
dipersepsikan konsumen.

Dari semua hal yang harus dihadapi oleh pemasar internasional, penetapan
harga merupakan salah satu yang paling sulit. Hal ini menjadi lebih rumit ketika
perusahaan menjual produknya pada pelanggan di berbagai negara yang
berbeda-beda. Baik mengekspor maupun mengelola operasi luar negeri,
tanggung jawab manajer adalah menetapkan dan mengendalikan harga aktual
produk di pasar yang berbeda dengan berbagai variabel yang berbeda pula,
mulai dari perbedaan tarif, biaya, sikap, persaingan, fluktuasi mata uang, serta
metode penetapan harga.

2
2. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembaca memahami makalah ini, maka kami akan
membatasi pembahasan dalam makalah yang sederhana ini. Sehingga maksud
dan tujuan kami sampai kepada pembaca. Adapun batasan masalah yang akan
kami paparkan adalah sebagai berikut :
1. Apa itu penetapan harga global?
2. Penentuan batas – batas harga & Fungsi penetapan harga?
3. Pertimbangan dasar keputusan harga untuk di pasarkan di pasar luar
negeri?
4. Tujuan penetapan harga?
5. Strategi penetapan harga?
6. Kebijakan penetapan harga?
7. Pengaruh faktor lingkungan terhadap kebijakan harga?
8. Dumping & Harga transfer?
3. Tujuan Pembahasan
1. Mampu menjelaskan pengertian harga.
2. Mampu menetukan batas - batas harga dan fungsi penetapan harga.
3. Mampu menjelaskan pertimbangan dasar keputusan harga untuk di
pasarkan di pasar luar negeri.
4. Mampu menjelaskan tujuan penetapan harga.
5. Mampu menjelaskan strategi penetapan harga
6. Mampu menjelaskan kebijakan penetapan harga
7. Mampu menjelaskan pengaruh faktor lingkungan terhadap kebijakan
harga
8. Mampu menjelaskan dumping & Harga transfer

3
BAB II
PEMBAHASAN

Penetapan Harga Global


Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun
produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dollar, ringgit, dll)
Harga (price) adalah jumlah uang yang dibebankan/dikenakan atas sebuah
produk/jasa.
Harga menurut produsen adalah sebagai nilai barang yang mampu memberikan
manfaat dalam pencapaian tujuan organisasi, memperoleh laba, mengatasi persaingan,
dll. Sedangkan menurut konsumenmemandang harga sebagai nilai barang yang mampu
memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
Penentuan harga global sendiri merupakan salah satu penetuan yang cukup rumit
dan harus menentukan harga yang disuaikan dengan fungsi dan kualitas produk tersebut.
Harga global sendiri selalu berbeda – beda dalam bebagai negara karena harga tersebut
mengalami penambahan tariff, pajak dan penambahan biaya lainnya, sehingga biasanya
letak geografis dan kurs mata uang sangat mempengaruhi harga produk tersebut.
Penentuan Batas – batas Harga & Fungsi Penetapan Harga
Ada tiga faktor utama dalam penentuan batas – batas harga :

1. Dasar harga (price floor), merupakan harga minimal yang sama dengan biaya
produk tersebut.
2. Pagu harga (price cielling), merupakan harga maksimal yang dikendalikan
oleh harga kompetitif untuk produk yang dapat dibandingkan dengan negara
tujuan.
3. Harga Optimal (optimum price), merupakan fungsi permintaan akan produk
yang ditentukan oleh kemauan dan kemampuan pelanggan untuk membeli

Fungsi penetapan harga bagi setiap perusahaan :

1. Berpengaruh dalam pendapatan, profitabilitas dan pertumbuhan perrusahaan.


2. Menentukan kelangsungan kehidupan perusahaan.

4
3. Dijadikan indicator kualitas produk.
4. Berpengaruh terhadap tingkat aktivitas promosi yang dialokasikan untuk
mendukung pemasaran produk.

Penetapan Harga dalam Konteks Global Perlu Mempertimbangkan Delapan


Faktor Berikut :
 Apakah harga mencerminkan kualitas?
 Apakah harga kompetitif?
 Apakah perusahaan hrs menjalankan market penetration, market skimming
atau tujuan lainnya?
 Tipe discount dan allowance yg bgm yg harus ditawarkan bagi pelanggan
internasional?
 Apakah harga hrs berbeda bagi segmen yg berbeda?
 Keputusan harga yg bgm yg hrs diambil apabila biaya perusahaan menurun
atau meningkat? Apakah permintaan elastis atau inelastis?
 Apakah harga yg ditetapkan perusahaan dilihat oleh pemerintah host country
sbg harga yg wajar atau eksploitatif?
 Apakah hukum dumping berlaku di host country?

Tujuan Penetapan Harga Global

1. Memaksimalkan laba/keuntungan, laba untuk memuaskan pemegang


saham, menyediakan dana ekspansi dan pengembangan produk.
2. Memaksimalkan Pendapatan, harga rendah diiringi maksimalisasi
pendapatan digunakan perusahaan agar pesaing tidak dapat menggeser
perusahaan.
3. Memaksimalkan pangsa pasar, untuk memperoleh posisi pasar
4. Kepemimpinan mutu, untuk menopang citra mutu produk yang dijual di
pasar.
5. Stabilisasi harga
6. Mencegah masuknya pesaing.
7. Mempertahankan loyalitas pelanggan & mendukung pembelian ulang.
5
8. Menghindari campurtangan pemerintah.

Biaya merupakan faktor yang penting dalam penentuan harga, karena


menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami
kerugian, seperti biaya tetap, variable, product life cyrcle cost, replacement cost, dll

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga


Penentuan harga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Strategi Penetapan Harga


Harga di pasar internasional tidak terukir di atas batu, harga itu harus dievaluasi
pada interval tertentu secara teratur dan disesuaikan bila perlu. Demikian pula, trujuan
penetapan harga mungkin berubah-ubah tergantung pada tahap daur hidup produk dans
ituasi kompetitif spesifik. Empat pendekatan harga yang paling sering dijumpai adalah
meraup laba dari segmen pasar (market skimming), penetrasi pasar, menambahkan laba
biaya produksi.
o Market skimming
Strategi penetapan harga berdasarkan pada market skimming merupakan
usaha dengan sengaja untuk mencapai suatu segmen pasar yang bersedia
membayar harga tinggi untruk suatu produk. Dalam contoh seperti itu, produk
harus menciptakan nilai yang tinggi bagi pembeli. Strategi penetapan harga ini

6
seringkali dipergunakan dalam fase introduksi siklus hidup produk ketika
kapasitas produksi dan persaingan terbatas.
o Penetapan harga penetrasi
Penetapan harga penetrasi menggunakan harga sebagai alat untuk bersaing
untuk memperoleh pasar. Mayoritas perusahaan yang menggunakan penetapan
jenis harga ini dalam pemasaran internasional berada di kawasan Pasifik. Pabrik
berskala efisien dan rendahnya tenaga kerja membuat perusahaan-perusahaan ini
dapat mengadakan “serangan mendadak” ke pasar.
o Mempertahankan pasar (Market Holding)
Strategi mempertahankan pasar seringakali dipergunakan oleh
perusahaaan yang ingin mempertahankan pengsa pasar mereka. Dalam pemasaran
di suatu negara, strategi ini seringkali berupa reaksi terhadap penyesuaian harga
oleh pesaing. Misalanya, ketika salah satu perusahaan mengumumkan penurunan
harga khusus, sebagian besar perusahaan penerbangan harus menyesuaikan harga.
o Cost-plus/peningkatan harga.
Perusahaan yang terjun di bidang ekspor seringkali menggunkan strategi
yang disebut strategi penetapan harga cost-plus untuk memperoleh pijakan di
pasar global. Terdapat dua metode penetapan harga cost-plus. Metode yang lebih
tua adalah metode akunting biaya historis, yang menentukan jumlah semua biaya
proses manufaktur langsung dan tidak langsung serta biaya umum dan
administrasi. Sebuah pendekatan yang akhir-akhir ini dipergunakan dikenal
sebagai metode estimated future cost (perkiraan biaya d masa depan)

Pesaing
Menurut Michael porter dalam kotler (1997), sifat persaingan menentukan harga
internasional, ada 5 kekuatan dalam bersaing yang berpengaruh, yaitu:
1. Pesaing dalam industry yang sama
2. Pemasok
3. Pembeli
4. Pendatang potensial/baru
5. Produsen substitusi
7
Menurut Vern Trepstra dalam zamashari (1989) ada 4 kelompokpermasalahan
penetapan harga internasional, yaitu:
Penetapan harga dan persyaratan harga dan persyaratan pembayaran penjualan
ekspor. Dalam penetapan harga internasional perusahaan akan menghadapi masalah :
Harga ekspor bisa sama/berbeda dengan harga dalam negeri. Kalau harga lebih
tinggi, karena fktor kemasan khusus (seperti memakai peti kemas); biaya pengurusan
dokumen, biaya kredit penagihan.
Kalau harga ekspor lebih rendah dari harga dalam negeri, karena beberapa alasan :
1. tingkat pendapatan yang lebih rendah di beberapa pasar luar negeri,
2. persaigan luar negeri
3. harga FOB yang terlalu tinggi, karena adanya biaya angkut, tariff dan lainnya
4. perusahaan mungkin menganggap biaya ekspor sesungguhnya lebh rendah
karena biaya penelitian dan pengembangan, biaya umum, dll sudah di bebankan kepada
penjualan dalam negeri.
Eskalasi harga dalam penjualan ekspor, adalah pertambahan harga produk melalui
beberapa langkah dari pengekspor sampai ke konsumen akhir, contoh :

Harga sasaran di pasar luar negeri $ 25,00


Dikurangi 40% margin pengecer dari harga jual $ 10,00
----------
Harga pengecer $ 15,00
Dikurangi 15% beda harga distribusi/ impor terdiri dari
harga pokok $ 1,96
----------
Harga distributor $13,04

Dikurangi 12% pajak pertambahan nilai dari harga C & F


Ditambah bea masuk $ 1,40
----------
8
Harga CIF ditambah bea masuk $ 1,40
Dikurngi 9% bea masuk dari harga CIF $ 0,96
----------
Harga CIF $ 11,64
Dikurangi ongkos angkutan laut dan asuransi $ 1,40
----------
Harga FOB pabrik untuk mencapai harga sasaran $ 9,28

Jika harga FOB lebih rendah dari harga dalam negeri, maka perusahaan harus
meninjau beberapa alternative :
1. Apabila banyak kendala terhadap pertumbuhan perusahaan dalam pasar dalam
negeri. Alternative penjualan ekspor itu sebaiknya tetap terbuka.
2. Apabila perusahaan mempunyai kelebihan kapasitas dan tidak ada lagi
peluang dalam negeri yang lebih menarik, maka perusahaan dapat
menggunakan penetapan harga biaya marginal.
3. Perusahaan dapat memperpendek saluran distribusinya sepanjang
pengurangan mata rantai distribusi itu tidak mengurangi efektifitas pemasaran.
4. Perusahaan dapat memodifikasi atau menyederhanakan produk supaya lebih
murah atau lebih mampu bersaing.
5. Perusahaan dapat mempertimbangkan alternative produksi atu perakitan di
luar negeri atau penjualan lisensi untuk menghindari mata rantai yang dapat
membengkakkan harga ekspor.

Kebijakan Penetapan Harga Global


Kebijakan penetapan harga seperti apa yang harus dipegang oleh perusahaan
global, kalau dipandang secara luas tiga posisi alterantif yang dapat diambil oleh sebuah
perusahaan terhadap penetapan harga untuk seluruh dunia.
 Perluasan/Etnosentris
Alternatif pertama dapat disebut sebgai kebijakan penetapa harga
perluasan/etnosentris. Kebijakan ini mengharuskan harga suatu barang sama
diseluruh dunia dan pengimpor menanggung ongkos kirim dan biaya impor.
9
 Adaptasi/Polisentris
Alternatif kebijakn penetapan harga kedua disebutr adaptasi/polisentris.
Kebijakan ini mengijinkan manajer anak perusahaan atau afiliasi menetapkan
berapapun harga yang mereka rasa paling cocok untuk situasi yang mereka
hadapi.
 Penemuan baru/Geosentris
Pendekatan ketiga pada penetapan harga internasional disebut penemuan
baru/geosentris. Dengan menggunakan pendekatan ini, sebuah perusahaan
tidak menetapkan satu harga untuk diberlakukan di seluruh dunia dan tidak
juga menyerahkan keputusan penentuan harga kepada anak perusahaan, tetapi
mengambil posisi diantara keduanya.
Pengaruh Lingkungan dalam Penetapan Harga Global
Banyak sekali pertimbangan linkungan yang dihadapi oleh pemasar
internasional diantaranya adalah inflasi, devlasidan revaluasi pengaturan dan
subsidi di pemerintah tingkah laku kompetitif serta permintaaan pasar, diantara
faktor ini bekerja saling barkaitan, misalnya inflasi disertai dengan pengaturan
oleh pemerintah. Diskusi dari berbagai pertimbangan dapat diikuti di bawah ini.

1. Menetapkan harga dalam lingkungan yang sedang dilanda inflasi


Inflasi atau perubahan harga yang selalu naik, merupakan
fenomena diseluruh dunia. Inflasi memerlukan penyesuaian harga secara
periodik penyesuaian ini dilakukan karena biaya meningkat yang harus
dicakup dalam harga jual yang meningkat tadi. Persyaratan yang perlu dari
penetapan harga dilingkungan yang menghadapi inflasi adalah
mempertahankan margin operasi. Tidak peduli praktik acounting biaya bila
sebuah perusahaan mempertahankan marginnya.perusahaan itu secara spesifik
melindungi dirinya dari pengaruh inflasi.
2. Devaluasi dan revaluasi
Dengan kurs sistem tukar mata uang mengambang devaluasi dan
revaluasi terjadi ketika nilai mata uang berfluktuasi di pasar mata uang.
Devaluasi merupakan menurunnya dari nilai mata uang terhadap mata uang
10
yang lain. Sebaliknya revaluasi adalah menaiknya nilai mata uang terhadap
mata uang yang lain.
3. Kendali dan subsidi pemerintah
Bila tindakan pemerintah membatasi kebebasan menejemen untuk
menyesuaikan harga dengan sendiri usaha unutk mempertahankan margin
yang dikorbankan dengan kondisi tertentu, tindakan pemeriuntah merupakan
ancaman serius terhadap kemampuan menghasilkan laba dari operasi anak
perusahaan sebuah negara yang mengalami kesulitan keuangan dan berada
ditengah krisis keuangan (misalnya kekurangan cadangan mata uang asing
yang sebagian karena inflasi, sehingga terjadi pelarian modal) berada dalam
tekanan untuk melakukan jenis tindakan. Keadaan ini terjadi dinegara Brasil
dalam waktu bertahun tahun dan dalam berbagai keadaan, pemerintah akan
mengambil langkah-langkah segera bukannya mengungkapkan terjadinya
inflasi dan kekurangan cadangan mata uang asing. Langkah-langkah seperti
ini biasanya menggunakan pengendalian biaya secara umum atau lebih
mungkin menggunakan pengendalian biaya secara selektif, kalau
pengendalian harga selektif dipilih perusahaan asing lebih dikendalikan
daripada bisnis lokal apalagi bila perusaahan asing kurang bisa memberikan
pengaruh pada putusan politik pemerintah, seperti yang dimiliki oleh menejer
lokal
4. Tingkah laku persaingan
Seperti yang telah dikemukakan semua keputusan penetapan harga
tidak hanya dipengaruhi oleh biaya tetapi juga oleh permintaan dan tindakan
pesaing, jadi hambatan lain dari fleksibilitas manajemen untuk
mempertahankan margin laba kotor dan laba operasional adalah tingkah laku
persaingan. Bila persaingan tidak bisa menyesuaikan harga mereka sebagai
respon peningkatannya bahkan bila sudah tepat mengetahui pengaruh naiknya
biaya pada laba operasi akan amat menghambat dalam menyesuaikan harga
yang diperlukan, sebaliknya bila pesaing memiliki pabrik dengan upah tenaga
kerja yang rendah atau mencari pemasok dari negara dengan upah yang
rendah sepertinya harga perlu diturunkan agar lebih kompetitif.
11
5. Permintaan pasar
Hambatan akir dari kemampuan pemilik pabrik untuk
menyesuaikan harga adalah pasar itu sendiri, sebuah perusahan harus waspada
terhadap pengaruh penyesuaian harga terhadap permintaan produk ini. Tujuan
dari suatu bisnis tidak hanya mempertahankan laba kotor dan laba operasional
dengan menghasilkan laba sebesar mungkin. Dalam beberapa situasi
pengurangan laba dapat menyebabkan laba yang lebih besar dari pada
mempertahankan margin laba. Manajemen harus waspada terhadap
kemungkinan ini.

Dumping
Dumping merupakan praktik diskriminasi harga yang menjual produk impor
dengan harga yang lebih murah daripada untuk produk yang sama di Negara asal. Selain
itu, praktik diskrimianasi harga yang menjual produk impor dengan harga yang lebih
rendah daripada biaya produksinya juga dikategorikan sebagai dumping. Berbagai begara
telah memiliki kebijakan dan prosedur masing-masing untuk melindungi perusahaan
nasionalnya dari praktik dumping.
Secara garis besar, dumping bias dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Dumping spondaris, yaitu dumping yang dilakukan secara temporer dengan
tujuan utama mengatasi masalah kelebihan kapasitas. Kelebihan kapasitas
dipasarkan ke luar negeri dengan harga berapa pun yang penting dapat terjual.
Dengan dmeikian, perusahaan bias mendapatkan pemasukan dan terhindar dari
perang harga di pasar nasionalnya.
2. Dumping predatoris, yaitu praktik dumping dengan menjual produk secara
merugi dengan tujuan mendapatkan akses ke suatu pasar dan menyingkirkan para
pesaing. Begitu pesaing mulai berguguran dan posisi perusahaan cukup kuat,
barulah harga dinaikkan.
3. Dunping persisten, yaitu jenis dumping yang paling permanen, di mana
perusahaan secara konsisten menjual produknya dengan harga lebih rendah di satu
pasar dibandingkan di pasar-pasar lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan
penerapan metode penerapan hargainkremental atau marginal untuk pasar luar
12
negeri dan metode penetapan harga penuh untuk pasar dalam negeri. Akibatnya,
konsumen dalam negeri harus berkorban dengan membayar harga yang lebih
mahal daripada konsumen Negara lain.

Penetapan Harga Transfer


Penetapan harga transfer (trasfer princing) adalah penetapan harga barang dan
jasa yang dipertukarkan dalam transaksi penjualan antar perusahaan, ketika perusahaaan
bertambah luas dan menetapkan operasi desentralisasi, pusat laba perusahaan menjadi
komponen yang menjadi penting dalam gambaran keuangan perusahaan secara umum.
Suatu sistem rasional dari penetapan harga tranfer diperlukan untuk memastikan
kemampuan penghasilan laba disetiap tingkat. Idealnya pusat laba desentrlisasi
merupakan perolehan untuk mengukuran dan mengevaluasi untuk kerja disamping
memotivasi menejemen tingkat divisi unutk mencapai sasaran korporasi. Kalau sebuah
perusahaan memperluas operasinya melewati batas-batas negara dimensi dan komplikasi
baru bertambah pada penetapan harga transfer.
o Transfer sesuai dengan biaya
Perusahaan menggunakan pendekatan transfer sebesar biaya mengakui bahwa
penjulan oleh afilasi internasional memberikan kontribusi pada kemampuan
korporasi menghasilkan laba dengan menghasilkan dan efisiensi dalam
operasi manufaktur domestik. Pendekatan ini mengasumsikan biaya yang
lebih rendah menyebabkan presentasi perusahaan afiliansi lebih baik, yang
akirnya menguntungkan seluruh organisasi
o Penetapan harga pokok plus
Perusahaan yang mengikuti metode harga pokok plus mengambil posisi
bahwa harga harus diperoleh untuk semua produk atau jasa pada setiap tahap
gerakan melewati sistem korporasi, walaupun penetapan harga pokok plus
dapat menghasilkan harga yang sama sekali tidak berhubungan dengan
kondisi persaingan atau permintaan dipasar internasional, banyak pengekspor
yang berhasil menggunakan pendekatan ini
o Penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar

13
Harga transfer berdasarkan pada pasar dihitung dari harga yang diperlukan
untuk bersaing dipasar internasional. Hambatan dari harga ini adalah dari
harga pokok tetapi terdapat variasi yang cukup besar dalam penentuan harga
pokok. Harus ada keputusan apakah harga yang dipakai didasarkan pada
tingkat volume sebenarnya atau yang direncanakan.
o Penetapan harga transfer yang menjaga jarak
Harga yang juga harus dibayar oleh pihak yang tidak berkaitan dalam
transaksi yang serupa disebut sebagai penetapan harga transfer “yang menjaga
jarak” guna menggunakan pendekatan ini harga untuk menjaga jarak harus
ditetapkan, hal ini imungkinkan akan sulit terealisasi kecuali untuk jenis
produk komuditas. Harga penjaga jarak dapat menjadi sasaran bila tidak
dipandang sebagai suatu titik melainkan suatau rentang deret harga hal
penting yang perlu diingat adalah penetapan harga menjaga jarak dalam
produk yang dibedakan tidak menghasilakn harga spesifik yang dapat
diperkirakan.
o Peraturan perpajakan dan harga trnsfer
Karena korporasi global melakukan bisnis di dunia yang memiliki
karakteristik tingkat pajak yang berbeda, terdapat intensif untuk
memaksimalkan dinegara negara dengan tingkat pajak paling rendah dan
meminimalkan penghasilan dinegara-negara dengan pajak tinggi. Pemerintah
dengan sendirinya menyadari hal itu, akir-akir ini banyak pemerintah yang
mencoba memaksimalkan pendapatan pajak nasional dengan memeriksa
penghasilan perusahaan dan memberi mandat relokasi penghasilan dan
pengeluaran.

Hambatan lain dalam penetapan harga internasional


1. Kendala perusahaan dan sistem informasi
Penetapan transfer untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat menyebabkan
penyimpangan yang tidak diharapkan dan tidak diinginkan. Perusahaan harus
menyesuaikan sistem pengendalian dan menggunakan kriteria berbeda untuk
14
mengevaluasi prestasi kerja manajerial di tempat yang hampir tidak
mengenakan pajak.
2. Hambatan bea masuk dan tarif
Biaya dan laba korporasi juga dipengaruhi oleh besarnya bea masuk impor.
Semakin tinggi bea masuk itu, semakin rendah harga transfer yang diinginkan.
Tarif bea masuk dan pajak di sebuah negara tidak selalu menciptakan tekanan
yang sama pada harga transfer.
3. Pengaturan pemerintah
Seperti yang dicatat dalam bagian di atas mengenai pengaruh lingkungan pada
penetapan harga, pengaturan pemerintah juga dapat mempengaruhi keputusan
penetapan harga transfer. Beberapa pengatruran pemerintah langsung
mempengaruhi penetapan harga pasar di sebuah negara.

Mata Uang yang Dipergunakan


Ada 2 masalah yang dihadapi dalam menggunakan mata uang untuk
menawarkan harga, yaitu :

1. Importer lebih menyukai penawaran harga dalam mata uang mereka


sendiri
2. Pengimpor maupun pengekspor tidak menghendaki resiko nilai tukar,
walaupun kedua belah pihak dapat mengansuransikan posisinya dengan
“hedging” di pasar bursa, biaya hedging cenderung mahal bila
devaluasisangat mungkin terjadi.

Cara Pembayaran

Cara pembayaran yang banyak dipakai untuk meningkatkan daya tarik kepada
pengimpor, adalah:

1. Tunai di muka, dimana pembayaran harga produk dilakukan dimuka/lebih


awal sewktu produk dikirim.
2. Letter of credit dan Time Draft atau Sight Draft, dimana draft (wesel)
ditarik oleh pengekpor/pengimpor yang mengaksepnya dengan menulis
15
perkataan “accepted” dan menandatangani, dimana dengan adanya tanda
tangan tersebut merupakan kewajiban hokum untuk membayar.
3. Open Document, dimana penjualan dilakukan denga persyaratan yang
disepakati kedua belah pihak tanpa dokumen yang menyatakan dengan
jelas segala kewajiban pembayaran di pihak pengimpor.
4. Konsinyasi, dimana pengekspor masih belum melepaskan haknya sampai
pengimpor menjual barangnya, penjualan dengan car ini terbatas untuk
cabang atau anak perusahaan di luar negeri.

16
BAB III

PENUTUP

Simpulan dan Saran

Strategi penetapan harga sangat ditentukan oleh keputusan yang diambil oleh
manjemen mengenai bauran produk, strategi pembuatan merek, dan mutu produk.
Strategi distribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil
didalam gabungan antara strategi periklanan dan armada penjualan strategi penetapan
harga juga mempengaruhi keputusan pembauran pemasaran lainnya. Harga seperti halnya
komponen pemasaran lainnya, merupakan alat untuk mendapatkan tanggapan pasar.

17
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Fuazy, Achmad. 2010. Pemasaran Internasional. Malang.


Chandra, G. 2001. Pemasaran Global. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Jain, Subhash. 1996. Manajemen Pemasaran Internasional. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2004 Pemasaran Global: internetisasi dan Internasionalisasi. Penerbit
ANDI, Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai