(Minggu 3/ Sesi 4)
TEAM 3
Buatlah sebuah deskripsi 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12, spasi: 1,5.
Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang
membawa dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut
dengan ambivalensi ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.
Belum selesai masalah kejahatan pembajakan informasi, yang dilakukan oleh para
hackers, sudah muncul masalah hoax yang mulai meresahkan masyarakat. Minat baca
yang rendah diduga kuat menyebabkan hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu
pendek’ dimana-mana. Belum selesai lagi masalah hoax, akhir-akhir ini sudah muncul
lagi masalah pornografi di media sosial, dalam hal ini whatsapp, bahkan Keminfo
mulai mengeluarkan ancaman-ancaman tertentu berkenaan dengan hal ini.
Apa pandangan anda mengenai kasus tersebut? Pandangan anda harus mencerminkan
nilai-nilai Pancasila.
Pandangan kami dalam kasus yang terjadi pada sekarang ini adalah adanya masalah
moral dan etika yang terjadi pada masyarakat kita, masalah yang terjadi saat ini
mungkin saja disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menarapkan nilai-
nilai pancasila pada setiap elemen berbangsa dan ber-negara, masyarakat harusnya
lebih bijak memanfaatkan media sosial, misalnya, memastikan terlebih dahulu akurasi
konten yang akan dibagikan, mengklarifikasi kebenaranya, memastikan manfaatnya,
baru kemudian menyebarkanya. Berita hoax cenderung memberi perintah atau ajakan
untuk segera share dan sebarkan, pada bagian akhir dari informasi yang disebut hoax.
Tentu sebuah ide dan gagasan ketika hendak ingin mencapai suatu kepentingan
tertentu, upaya yang bersifat konsolidatif akan dilancarakan dengan salah satu cara
memberikan intruksi untuk menyebarkan informasi itu. Namun sebelum itu akan
muncul pertanyaan, apa yang melatarbelakangi seseorang akan langsung
menyebarkan informasi yang baru ia dapat kepada orang lain? Beberapa beranggapan
informasi itu menarik, ada yang menganggap informasi itu benar, ada yang
beranggapan informasi itu bersumber dari data yang kredibel. Dan mustahil ada
seorang yang bodoh, tanpa berfikir, dengan serta merta menyebarkan
informasi hoax tanpa pernah tau bersumber dari mana dan apakah datanya benar.
Karena ada sebuah catatan tambahan untuk mengintruksikan share dan sebarkan. Ini
yang menjadi pertanyaan mendasar kita. Andaikata ada sebuah informasi hoax yang
bersumber dari data bohong, namun ditampilkan dengan adanya data statistic
rekayasa, dan foto-foto yang meyakinkan, seseorang yang kritispun akan percaya dan
tidak akan segan-segan untuk menyebarkan informasi tersebut.
Menurut kami pada era saat ini sulit membedakan informasi yang benar dan salah, hal
terpenting adalah meningkatkan literasi media dan media sosial. Kami mengimbau
masyarakat untuk menyelidiki benar atau tidak informasi yang akan dibagikanya, jika
tidak benar, memuat fitnah, hingga anjuran kekerasan yang sangat jelas menentang
nilai – nilai pancasila, informasi itu tak perlu disebarkan. Kekeliruan berfikir
semacam ini pada akhirnya membuat problem awal kita tentang informasi bohong (
Tujuan dari dibentuknya cyber law sendiri menurut Sunarto (2006:42) adalah :
Dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juga
tidak ada istilah pornografi, tetapi “muatan yang melanggar kesusilaan”. Penyebarluasan
muatan yang melanggar kesusilaan melalui internet diatur dalam
Pelanggaran terhadap pasal 27 ayat (1) UU ITE dipidana dengan pidana penjara
paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 milyar (pasal 45
ayat [1] UU ITE).
Pasal 28
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA).
Pasal 14
Pasal 15
Sumber Literasi :
2. https://hoaxcapede.wordpress.com/uu-hoax/
3. www.hukumonline.com
4. https://kominfo.go.id/content/detail/8863/penebar-hoax-bisa-dijerat-segudang-
pasal/0/sorotan_media