Bab I CTPS
Bab I CTPS
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sebagai bagian
dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki 3 fungsi dan tugas
pokok yaitu, pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat bangsa. Berdasarkan
fungsi dan tugas pokok tersebut maka PNS harus mampu memberi keputusan-keputusan
strategis mulai dari memformulasi kebijakan sampai penetapannya dalam berbagai sektor
Tujuan dari Pelatihan Dasar CPNS ini adalah untuk membentuk karakter PNS
dan membentuk kemampuan bersikap dan bertindak profesional mengelolah tantangan dan
yang didasari nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan
masyarakat.
Regional Bukittinggi dalam hal ini, bekerjasama dengan OPD BKPSDM Pemerintah Kota
Sawahlunto mendukung setiap tahapan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini, mulai dari
kesehatan sekarang menjadi sorotan publik dikarenakan beberapa hal yang terlihat oleh
masalah yang timbul diakibatkan kurangnya dan turunnya kesadaran dan kepedulian PNS
1
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
Indikator utama yakni: Lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan
yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk kecamatan. Contoh prilaku sehat seperti
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu indikator Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada beberapa tatanan diantaranya Tatanan Rumah Tangga,
Tatanan Sekolah, Tatanan Fasilitas Kesehatan dan Tatanan Tempat-tempat Kerja. Hal ini
berarti perilaku CTPS menjadi indikator PHBS yang sangat penting dan ada di setiap
tatanan. Penerapan CTPS lebih difokuskan di sekolah melalui program Usaha Kesehatan
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang rawan terhadap penularan
berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan perut seperti diare, thypoid,
kecacingan dan lain-lain. Kebiasaan anak-anak mengkonsumsi jajanan secara bebas diikuti
perilaku anak-anak tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan akan
mengakibatkan berbagai kuman penyakit mudah masuk ke dalam tubuh, karena tangan
adalah bagian tubuh yang paling banyak tercemar kotoran dan bibit penyakit (Mia Kartika,
dkk, 2016).Tangan merupakan salah satu media tempat masuknya kuman penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat menular melalui tangan antara lain diare, thypoid, influenza,
ISPA, kecacingan dan flu burung. Mencuci tangan secara tepat dengan menggunakan sabun
dapat mengurangi risiko penyakit diare sebesar 42 sampai 47 % (Mia Kartika, dkk, 2016).
2
Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Lunto. Jumlah kasus diare dua bulan terakhir ini Juli dan Agustus mengalami
Dengan alasan tersebut di atas, maka Penulis menyusun Laporan Aktualisasi ini dengan
judul " Pengurangan Angka Kejadian Diare Melalui Sosialisasi Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Di SDN 12 Kubang Barat Wilayah Kerja Puskesmas Lunto Kota
Sawahlunto".
A. IDENTIFIKASI ISU
1. Ruangan pelayanan pasien TBC bercampur dengan pasien lain di Poli Umum
Puskesmas Lunto.
Puskesmas Lunto.
3. Tingginya Angka Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Dasar Pada
Identifikasi isu merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar dapat
menyusun rancangan aktualisasi. Dari daftar isu-isu yang didapat penulis menentukan
3
B. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU
Layak).
4
Layak : masuk akal / realistis / Logis
Dari rumus di atas di dapatkan isu yang actual yaitu “Tingginya Angka
Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Dasar". Penulis menentukan daftar isu
selanjutnya penulis memilih isu utama yang dianalisis dengan menggunakan metode
Urgency, Seriousness, Growth (USG). Isu utama yang dipilih selanjutnya ditentukan
nilai-nilai dasar ASN (ANEKA, WoG, Pelayanan Publik, Manajemen ASN) di unit
kerja. Berdasarkan identifikasi tersebut, di dapatlah beberapa penyebab isu yang terjadi
b. Masih rendahnya budaya cuci tangan pakai sabun (CTPS) bagi siswa di
a. Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
5
Tabel 1.2 Analisis USG
itas
1 Masih rendahnya angka indikator CTPS di Desa 3 4 4 11 2
Kubang Tangah.
2 4 5 4 14 1
Masih rendahnya budaya cuci tangan pakai
Barat
4= besar
3= sedang
2= kecil
1= sangat kecil
10
Berdasarkan analisis USG diatas maka masalah yang diangkat oleh penulis adalah
Masih Rendahnya Budaya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Murid SDN 12
RANCANGAN AKTUALISASI
Identifikasi Isu : 1. Ruangan pelayanan pasien TBC bercampur dengan pasien lain
Dasar
Isu Yang diangkat : Tingginya Angka Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah
Dasar.
Gagasan Pemecahan Isu : Menurunkan Angka Kejadian Diare Melalui Sosialisasi Cuci
11
akan dilakukan dengan dan diskusi mengenai catatan hasil
habituasi.
Puskesmas.
Penanggungjawab kegiatan.
12
sosialisasi
2. Melakukan koordinasi
dengan
Penanggungjawab
Sanitarian terkait
pelaksanaan kegiatan
Sosialisasi
aktualisasi 2.Mengkonsultasikan
pemberitahuan kepada
Puskesmas.
3.Memberikan surat
pemberitahuan kepada
akan diadakannya
13
5 Pembuatan leaflet 1. Membuat Rancangan Rancangan
2.Mengkonsultasikan Dokumentasi
Kepala Puskesmas
Puskesmas
sosialisasi kegiatan
2. Membagikan Leaflet
3.Menyampaikan materi
jawab
14
(CTPS). 3.Mengkonsultasikan rancangan Laporan
disetujui mentor
4. Mencetak laporan
Draft Laporan
5. Meminta tanda tangan Kepala
Laporan Kegiatan
Puskesmas untuk pengesahan
yang telah
laporan
ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.
Dokumentasi
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. DESKRIPSI UMUM
Kondisi Geografis
Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di provinsi Sumatra Barat, Indonesia.
Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten
di Sumatra Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten
Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan
dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia Belanda,
15
kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik,
sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Di kota yang didirikan pada
tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian
telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka
yang Berbudaya".
yaitu antara 250 meter sampai 650 meter di atas permukaan laut. Bagian utara kota ini
memiliki topografi yang relatif datar meski berada pada sebuah lembah, terutama daerah
yang dilalui oleh Batang Lunto, di mana di sekitar sungai inilah dibentuknya pemukiman
dan fasilitas-fasilitas umum yang didirikan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.
Sementara itu bagian timur dan selatan kota ini relatif curam dengan kemiringan lebih
dari 40%.
27 Desa. Berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar di Bagian Utara, Kabupaten Solok
di sebelah Selatan dan Barat serta dengan Kabupaten Sijunjung di bagian Timur.
16
Kondisi Ekonomi
kawasan sedang dikembangkan untuk menjadi daerah sentral industri kerajinan dan
sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun masa
depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, sebab cadangan
17
yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Sedangkan dapat tidaknya
pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang mengalami
penambangan sendiri.
Sawahlunto telah membangun sebuah rumah sakit umum daerah tipe C. Selain itu sarana
Gambar 2.2
18
Visi Pemerintah Kota Sawahlunto: “Dengan Kebersamaan Kita Wujudkan
yang Beriman, Kreatif dan Berdaya Saing (dengan memberikan Beasiswa atau Kartu
Sawahlunto Pintar)
9. Mewujudkan Kota berbasis Smart City dan peningkatan kualitas Pelayanan Publik
Tanjung Medan Desa Lunto Barat Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto dengan
19
luas daerah 3947 Ha yang dibagi atas 4 Desa yaitu Lunto Barat 511 Ha, Lunto Timur 489
Ha, Pasar kubang 932 Ha, Kubang Tangah 2015 Ha dengan batas wilayah sebagai
berikut:
20
Puskesmas Lunto pada Tahun 2018 memiliki jumlah penduduk sebanyak 4271
2. Sumber Daya
21
Jumlah dan komposisi pegawai yang sekarang bekerja di Puskesmas Lunto
Tabel 2.2
KEPERAWATAN
1.S.1 Keperawatan / Profesi 1 1
2.D.IV Kebidanan 3 3
3.D.III Kebidanan 4 4 2 10
4.D.III Keperawatan 5 1 6 12
TENAGA KESEHATAN NON
KEPERAWATAN
1.S.1 Kesehatan Masyarakat 1 1
2.D.III Gizi 1 1
3.D.III Kesling 1 1
4.D.III Kesehatan Gigi 1 1
5.D.III Analis Kesehatan 1 1
6.D.III Medical Record / APIKES 1 1
7.D.III Farmasi / AKFAR 1 1
TENAGA ADMINISTRASI
1.SLTA / SMK / Sederajat 2 2 4
2.SLTP 1 1 2
22
Jumlah 23 8 11 42
BiBi
Biaya
Biaya/ Anggaran
Lunto.
Tabel 2.3
Utama
23
1 Puskesmas Induk Unit 1
2 Puskesmas Pembantu Unit 2
3 Polindes Unit 1
4 Posyandu Unit 11
5 Desa Siaga/Poskesdes Unit 4
6 Laboratorium Unit 1
Tabel 2.4
1 Kendaraan dinas
- Roda 4 Unit 3
- Roda 2 9
2 Laptop/computer Unit 10
3 Printer Unit 3
4 Proyektor & Layar Unit 1
5 TV Unit 1
6 Audio System Unit 2
24
7 Kulkas Unit 2
8 Dispenser Unit 2
9 Wifi Unit 1
10 Tabung Oksigen Unit 4
11 Kursi Roda Unit 2
12 Tempat Tidur Pasien Unit 8
13 Meja Unit 27
14 Kursi Unit 45
tata kerja organisasi dapat memanfaatkan sumber daya yang ada seperti
Pelaksanaan Pelayanan
25
kesehatan melalui :
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan lingkungan
b. Kesehatan jiwa
a. Kunjungan puskesmas
b. Pelayanan umum
d. UGD
Visi
26
Visi Puskesmas Lunto yaitu “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan
Misi :
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas maka ditetapkan misi Puskesmas Lunto
sebagai berikut :
berkeadilan.
Tata Nilai
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Pada Pasal 5,
menyelenggarakan fungsi:
28
Uraian tugas pokok dan fungsi perawat di Puskesmas antara lain :
Poskesdes.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Lunto terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Sub
Bagian Tata Usaha dan Koordinator Bidang yang mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Adapun bagian tersebut sebagai
berikut:
b. Penanggungjawab Kepegawaian
29
c. Penanggungjawab Rumah Tangga
d. Penanggungjawab Gizi
e. Penanggungjawab P3
f. Penangungjawab Perkesmas
d. Penanggungjawab Kefarmasian
e. Penanggungjawab Laboratorium
30
STRUKTUR ORGANISASI UTPD PUSKESMAS LUNTO
KEPALA PUSKESMAS
dr.Lili Novri Yanti KASUBAG.TATA USAHA
Ns. Liska Putri Yendra, S.Kep
Penata
NIP. 197910252009042001
B. DESKRIPSI KHUSUS
Pada saat ini penulis di tempatkan dibagian Poli Umum. Berdasarkan PERMENPAN-
RB Nomor 25 Tahun 2014 Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya Tugas pokok
Berdasarkan tugas pokok perawat tersebut rancangan aktualisasi ini merujuk kepada
pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi CTPS untuk membantu kegiatan
lintas program yaitu UKS karena tingginya angka kejadian diare dikalangan anak usia
Pada saat habituasi, penulis akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan Sasaran
Kinerja Pegawai/ penugasan Atasan dan/ atau keatifitas sendiri. Kegiatannya yaitu
2. Role Model
Role Model merupakan Pegawai atau siapa saja, sosok tokoh panutan yang bekerja di
unit kerja atau instansi peserta, yang menurut peserta layak menjadi contoh/teladan
berdasarkan materi materi yang telah dipelajari pada agenda nilai-nilai dasar PNS dan
Sosok yang penulis jadikan sebagai role model adalah dr. Lili Novri Yanti yang
merupakan Kepala Puskesmas Lunto. Beliau adalah sosok pimpinan yang bisa mengayomi
bawahannya. Beliau memiliki rasa disiplin yang tinggi baik dalam aturan maupun pekerjaan.
beliau penuh ide dan banyak masukan serta nasehat yang sangat diperlukan untuk menjadi
seorang ASN yang profesional. Beliau sangat bertanggungjawab akan pekerjaan yang beliau
32
emban. Dalam pekerjaan beliau mengutamakan pelayanan publik dan jauh dari tindakan
korupsi, kolusi dan nepotisme. Penjelasan diatas merupakan alasan penulis menjadikan beliau
33
BAB III
REALISASI AKTUALISASI
Tabel 3.1
kerja
Waktu Pelaksanaan 2 September 2019
Output Kesepakatan waktu untuk berkonsultasi dengan
mentor.
Dokumentasi
Tahapan kegiatan :
Penjelasan : Hari pertama saya off campus saya berencana akan menemui Kepala
Puskesmas selaku mentor saya.Sebelum saya menemui mentor, dengan sopan saya
bertanya kepada KaSuBag Tata Usaha apakah Kepala Puskesmas datang hari ini ke
puskesmas.. Akan tetapi Kepala Sub Bagian Tata Usaha mengatakan bahwa Kepala
Puskesmas cuti sampai tanggal 5 September 2019 dan akan kembali masuk kerja
pada tanggal 6 September 2019. Pada tanggal 6 September 2019 saya minta izin
34
kepada mentor dengan sopan untuk melakukan kolsultasi rancangan aktualisasi
setelah jam pelayanan selesai sehingga pelayanan kesehatan tetap berjalan dengan
baik.
. Output : hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah kesepakatan waktu untuk
4. Melakukan konsultasi dan diskusi mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama
masa habituasi.
pertanggungjawabkan.
Output : output dari kegiatan ini adalah notulen atau catatan hasil diskusi.
35
Tabel 3.2
Kubang Barat
Waktu Pelaksanaan 7 dan 11 September 2019
Output notulen atau catatan hasil diskusi dan dokumen jadwal
Puskesmas
Puskesmas
.
Tahapan kegiatan
izin kegiatan sesuai dengan tata naskah dan masukan dari mentor pada saat
konsultasi dengan jelas dan konsisten sesuai dengan isu yang diangkat.
Output : output dari kegiatan ini adalah rancangan surat permohonan izin
36
kegiatan.
pada tanggal 19 September 2019 karena hari itu murid SDN 12 Kubang Barat
supaya anak- anak tidak merasa lapar. Dalam hal ini saya akan selalu
Output : hasil dari kegiatan ini adalah notulen atau catatan hasil diskusi dan
dokumen jadwal.
37
Gambar 3.3 Penulis sedang diskusi dengan mentor terkait kegiatan yang akan
Output : output dari kegiatan ini adalah surat permohonan izin yang
38
Gambar 3.4 penulis berdiskusi dengan mentor dan meminta
Tabel 3.3
Dokumentasi
Tahapan kegiatan
39
akan dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi
kegiatan yang akan dilakukan dengan jujur dan transparan. Saya juga
pelaksanaan kegiatan dan menyepakati SDN yang akan dilibatkan dalam kegiatan
Output : output dari kegiatan ini adalah nota kesepakatan bersama kolaborasi
kegiatan.
kegiatan Sosialisasi
40
kegiatan yang akan dilakukan dengan jujur dan transparan. Saya juga
melalui musyawarah.
Output : output dari kegiatan ini adalah nota kesepakatan bersama kolaborasi
kegiatan.
Tabel 3.4
kegiatan aktualisasi
41
Waktu Pelaksanaan 15 September 2019
Output Draft surat pemberiatahuan
Dokumentasi
Tahapan kegiatan
sesuai dengan tata naskah dengan cermat dan teliti, saya juga membuat surat
pemberitahuan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan penuh
tanggungjawab.
Output :Output dari kegiatan ini adalah draft surat pemberitahuan kegiatan.
September 2019.
Puskesmas.
42
pemberitahuan saya melakukan konsultasi serta meminta persetujuan kepada mentor
dengan ramah dan sopan , dalam melakukan konsultasi saya menerima kritik dan
Gambar 3.8 surat pemberitahuan yang telah ditandatangani mentor selaku Kepala
kepada pihak sekolah ramah serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dengan
43
Gambar 3.9 Penulis sedang memberikan surat pemberitahuan kegiatan sosialisasi
Tabel 3.5
leaflet
Dokumentasi
Tahapan kegiatan
referensi materi yang akurat dengan sumber yang benar. Pengumpulan referensi
materi ini saya lakukan secara mandiri menggunakan fasilitas pribadi tanpa
membuat rancangan leaflet sesuai dengan referensi materi yang sudah saya
44
kumpulkan dengan cermat dan teliti, dan saya juga membuat leaflet tersebut
Gambar 3.10 Referensi sumber materi pembuatan leaflet dan rancangan leaflet
Puskesmas
rancangan leaflet dan meminta persetujuan kepada mentor dengan ramah dan
sopan, dalam melakukan konsultasi saya menerima kritik dan saran dari
45
Gambar 3.11 Penulis sedang konsultasi dengan mentor dan draft yang telah
5. Mencetak leaflet yang telah disetujui oleh mentor selaku Kepala Puskesmas
peserta sosialisasi agar lebih efektif dan efisien dan penuh tanggungjawab serta
teliti agar tidak ada kesalahan agar penggunaan kertas tidak ada yang sia-sia.
46
Gambar 3.12 Proses cetak leaflet dan hasil cetak leaflet pada tanggal 18
September 2019.
Tabel 3.6
47
Realisasi Aktualisasi kegiatan 6
dokumentasi kegiatan
Tahapan kegiatan
Penjelasan : Pada tanggal 19 September 2019 saya bersama tim yang telah dibentuk
kegiatan, sebelum sosialisasi dimulai saya meminta tim saya menyerahkan absensi
kepada peserta sosialisasi dengan sopan untuk diisi secara langsung oleh peserta
kegiatan.
Output : output dari kegiatan ini adalah lembar absensi peserta sosialisasi
Gambar 3.13 Penulis menyerahkan absensi kepada peserta sosialisasi pada tanggal 19
September 2019.
2. Membagikan Leaflet
Penjelasan : Setelah pengisian absensi oleh peserta sosialisasi selesai, sebelum saya
48
membuka acara terlebih dahulu saya membagikan leaflet yang telah dibuat
sebelumnya sebagai inovasi sumber informasi yang lebih sederhana dan mudah
dipahami oleh peserta dan juga bisa dibawa pulang kepada masing-masing peserta
dengan sopan.
Penjelasan : Setelah pemaparan materi sosialisasi dan tanya jawab seputar materi
yang disampaikan oleh narasumber, maka dari seluruh peserta sosialisasi yang
berjumlah 34, sebagian besar peserta termotivasi untuk melakukan tanya jawab
dan mempraktekkan kembali cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang benar.
49
Gambar 3.15 Penulis menyampaikan materi sosialisasi pada tanggal 19
September 2019.
Gambar 3.16 Proses tanya jawab dengan murid SDN 12 Kubang Barat
50
Gambar 3.17 Penulis sedang melihat proses praktik CTPS yang dilakukan
Gambar 3.18 Foto bersama dengan pihak SDN 12 Kubang Barat pada
Tabel 3.7
51
Kegiatan Pelaporan Kegiatan Sosialisasi Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
Waktu 20 - 25 September 2019
Pelaksanaan
Output Catatan Hasil Pencapaian
Rancangan Laporan
mentor
Draft Laporan
Dokumentasi
Tahapan Kegiatan
52
Gambar 3.19 catatan hasil pencapaian aktualisasi dibuat pada tanggal
20 September 2019.
tanggung jawab.
Puskesmas
baik dan sopan. Saya menghargai semua kritikan dan saran dari mentor
Output : hasil dari kegiatan ini adalah rancangan laporang yang telah
53
Gambar 3.21 Rancangan laporan aktualisasi yang telah disetujui mentor
4. Mencetak laporan
dan teliti supaya tidak ada kesalahan pada saat mencetak sehingga tidak
54
Gambar 3.22 Penulis sedang melakukan proses cetak laporan pada
Gambar 3.23 Penulis mencetak laporan dan draft laporan aktualisasi pada
dengan sopan dan ramah sehingga kegiatan yang saya lakukan dapat
dipertanggungjawabkan.
Output : output dari kegiatan ini adalah laporan kegiatan yang telah
55
Gambar 3.24 Penulis meminta tanda tangan Kepala Puskesmas dan
56
1. Ilmu pengetahuan mengenai nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran PNS yang telah
dibeli sebelum pelaksanaan Habituasi yaitu pada proses pembelajaran klasikal yang telah
dilaksanakan sebelumnya dalam kurun waktu 1 (satu) bulan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
2. Adanya dukungan dari atasan, mentor,dan rekan kerja dalam pelaksanaan realisasi aktualisasi.
5. Respon positif dari pihak SDN 12 Kubang Barat terhadap adanya sosialisasi Cuci Tangan
6. Tersedianya fasilitas untuk melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di SDN 12 Kubang
Barat.
Dalam merealisasikan kegiatan aktualisasi selain dapat terwujud dengan faktor pendukung
tentu dalam pelaksanaannya ada faktor penghambat juga. Namun, kendala tersebut tidak terlalu
menghambat proses realisasi aktualisasi tersebut. Faktor penghambat realisasi aktualisasi tersebut
tiba - tiba pihak sekolah meminta pesertanya ditambah dengan dokter kecil yang baru sehingga
leaflet yang dibagikan kurang dan tidak semua murid yang bisa membawa leaflet pulang
kerumah.
57
BAB IV
ANALISA
Tahapan Kegiatan :
2. Melakukan konsultasi dan diskusi mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama
masa habituasi.
Akuntabilitas
Dalam melakukan konsultasi kepada mentor, jika saya tidak tanggung jawab
Nasionalisme
58
menghormati. Saya melakukan dengan musyawarah mufakat dan
mentor.
Etika Publik
Pada Saat konsultasi dengan mentor saya bersikap hormat dan sopan
Dalam melakukan konsultasi dengan mentor, jika saya tidak sopan dan
hormat maka saya tidak akan mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas
Anti Korupsi
Saat konsultasi dengan mentor saya sesuai dengan jadwal yang telah
Dalam melakukan konsultasi dengan mentor, jika saya tidak jujur maka
Barat
Tahapan Kegiatan :
3. Meminta tanda tangan Kepala Puskesmas untuk legalitas surat permohonan izin
pelaksanaan kegiatan.
59
Keterkaitan dengan Subtansi Mata Pelatihan :
Akuntabilitas
membuat dengan jelas dan konsisten sesuai dengan isu yang diangkat.
Nasionalisme
Etika Publik
Dalam melaksanakan kegiatan ini, jika saya tidak sopan dan ramah
Tahapan Kegiatan :
60
2. Melakukan koordinasi dengan Penanggungjawab Sanitarian terkait pelaksanaan
kegiatan Sosialisasi.
Nasionalisme
melalui musyawarah.
maka keputusan yang diperoleh tidak teraplikasikan dengan baik dan tidak
Komitmen Mutu
pelayanan.
Dalam kegiatan ini jika saya tidak berkolaborasi maka tidak akan tercapai
Whole of Government
61
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak berkolaborasi dengan pihak terkait
kegiatan aktualisasi
Tahapan Kegiatan :
Puskesmas.
Akuntabilitas
dipertanggungjawabkan.
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak bertanggung jawab maka kegiatan ini
Nasionalisme
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar maka saya menyalahi aturan dan sulit dipahami oleh
62
penerima surat.
Etika Publik
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak bersikap sopan dan ramah maka adanya
Tahapan Kegiatan :
Puskesmas.
3. Mencetak leaflet yang telah disetujui oleh mentor selaku Kepala Puskesmas
Akuntabilitas
leaflet.
Dalam pembuatan leaflet ini, jika saya tidak melakukannya dengan penuh
tanggung jawab maka adanya informasi yang tidak benar yang diterima
Nasionalisme
63
dengan menerima kritik dan saran dari mentor untuk perbaikan leaflet
melalui musyawarah.
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak melakukan musyawarah maka akan
Etika Publik
Dalam kegiatan ini jika saya melakukannya tidak sesuai dengan aturan
Komitmen Mutu
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak cermat dan teliti maka akan ada
Tahapan Kegiatan :
2. Membagikan Leaflet
Akuntabilitas
64
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak bertanggung jawab terhadap amanah
yang diberikan maka tidak akan ada yang memberikan materi ini dan
Nasionalisme
Etika Publik
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak jujur dan sopan maka kemungkinan
Tahapan Kegiatan :
4. Mencetak laporan.
65
Keterkaitan dengan Subtansi Mata Pelatihan :
Akuntabilitas
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak bertanggungjawab dan profesional maka
Etika Publik
Dalam pembuatan laporan ini, pada saat saya berkonsultasi dengan mentor
dan meminta tanda tangan mentor saya lakukan dengan sopan sebagai
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak sopan dalam meminta tanda tangan
Komitmen Mutu
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak teliti dalam membuat laporan maka
laporan saya tidak sempurna sehingga akan terjadi kesalahan arti dalam
laporan.
Anti Korupsi
Dalam pembuatan laporan kegiatan ini saya bersikap jujur dengan tidak
Dalam kegiatan ini, jika saya tidak jujur maka laporan saya tidak dapat
66
dipertanggungjawabkan hasilnya.
4.2 Realisasi Aktualisasi Dan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Visi :
Terwujudnya masyarakat sehat yang kreatif, inovatif , unggul dan sejahtera di wilayah kerja
Puskesmas Lunto
Misi :
Keterkaitan antara realisasi aktualisasi dan kontribusi pada saat habituasi terhadap visi
Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi isu dan faktor penyebab serta kegiatan yang akan
Tahapan Kegiatan :
Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-misi organisasi adalah
sebagai berikut :
67
Konsultasi yang penulis lakukan mengenai isu, faktor dan kegiatan yang akan
dilakukan dengan mentor di instansi kerja adalah untuk mencapai Visi “Mewujudkan
Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam Bidang Kesehatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 4 Puskesmas Lunto yaitu meningkatkan
sosialisasi
Tahapan Kegiatan :
b. Berkonsultasi dengan Kepala Puskesmas selaku mentor terkait dengan kegiatan yang
akan dilakukan
c. Meminta tanda tangan Kepala Puskesmas untuk legalitas surat permohonan izin
pelaksanaan kegiatan
Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-misi organisasi adalah
sebagai berikut :
Persiapan membuat surat izin untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang penulis lakukan
adalah untuk mencapai Visi “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam
Bidang Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 4
Tahapan Kegiatan :
68
a. Melakukan koordinasi dengan Penanggungjawab Program UKS terkait SDN yang
kegiatan Sosialisasi
Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-misi organisasi adalah
sebagai berikut :
Melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang penulis lakukan adalah untuk mencapai
Visi “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam Bidang Kesehatan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 4 Puskesmas Lunto yaitu
aktualisasi
Tahapan Kegiatan :
Puskesmas.
Membuat dan memberikan surat pemberitahuan kegiatan yang penulis lakukan adalah
untuk mencapai Visi “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam Bidang
69
Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 4 dan ke 5
pelayanan prima dengan selalu menerapkan prinsip “5 S” ( senyum, sapa, santun, sentuh dan
sehat ).
Tahapan Kegiatan :
Puskesmas
c. Mencetak leaflet yang telah disetujui oleh mentor selaku Kepala Puskesmas
Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-misi organisasi adalah
sebagai berikut :
Pembuatan leaflet yang penulis lakukan adalah untuk mencapai Visi “Mewujudkan
Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam Bidang Kesehatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 1 dan ke 4 Puskesmas Lunto yaitu
Tahapan kegiatan :
b. Membagikan Leaflet
70
Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-misi organisasi adalah
sebagai berikut :
Melaksanakan kegiatan sosialisasi Cuci Tangan Pakai sabun (CTPS) yang penulis lakukan adalah
untuk mencapai Visi “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam Bidang
Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 1 sampai ke
masyarakat melalui upaya promotif dan preventif, Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
kesehatan ibu, anak, lansia, penyandang disabilitas dan gangguan jiwa, Meningkatkan
Tahapan kegiatan :
4. Mencetak laporan
Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-misi organisasi adalah
sebagai berikut :
Membuat laporan dalam evaluasi kegiatan yang penulis lakukan adalah untuk mencapai
Visi “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul Dalam Bidang Kesehatan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lunto dengan pelaksanaan dari misi ke 4 Puskesmas Lunto yaitu
71
4.3 Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai- Nilai Organisasi
4.3.1 Konsultasi kepada mentor mengenai rancangan aktualisasi serta kegiatan yang
Nilai-nilai organisasi yang terkait dengan realisasi kegiatan konsultasi isu, faktor
penyebab serta kegiatan yang akan dilakukan dengan mentor di instansi kerja adalah Loyal,
Unggul, Niat, Total, Optimis Sigap, Inovatif, Amanah , Giat dan Actualisasi.
4.3.2 Persiapan kegiatan sosialisasi CTPS kepada murid SDN 12 Kubang Barat
Nilai-nilai organisasi yang terkait dengan realisasi kegiatan Persiapan membuat surat
izin untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi adalah Niat, Total, Optimis, Inovatif, Amanah ,
Nilai-nilai organisasi yang terkait dengan realisasi kegiatan koordinasi dengan pihak
terkait adalah Loyal, Unggul, Niat, Total, Optimis Sigap, Inovatif, Amanah , Giat dan
Actualisasi.
aktualisasi
penyerahan surat pemberitahuan sosialisasi adalah Loyal, Unggul, Niat, Total, Optimis
72
4.3.5 Pembuatan leaflet tentang Cuci Tangan Pakai Sabun 6 Langkah
Nilai-nilai organisasi yang terkait dengan realisasi kegiatan pembuatan leaflet adalah
Nilai-nilai organisasi yang terkait dengan realisasi kegiatan sosialisasi Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) adalah Loyal, Unggul, Niat, Total, Optimis Sigap, Inovatif, Amanah ,
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mendapatkan pelayanan yang maksimal. Selama proses habituasi (off kampus) di Puskesmas
Lunto telah dilaksanakan rangkaian kegiatan dalam pemecahan isu yang terkait masalah
“Tingginya Angka Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Dasar”. Sesuai dengan gagasan
pemecahan masalah yang dirumuskan penulis yaitu “Menurunkan Angka Kejadian Diare
Melalui Sosialisasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di SDN 12 Kubang Barat Wilayah
a. Adanya izin dari atasan untuk melaksanakan aktualisasi tentang Pengurangan Angka
Kejadian Diare Melalui Sosialisasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di SDN 12
tentang Pengurangan Angka Kejadian Diare Melalui Sosialisasi Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Di SDN 12 Kubang Barat Wilayah Kerja Puskesmas Lunto Kota
Sawahlunto.
74
c. Adanya pembuatan leaflet untuk media penyuluhan yang berisi materi sosialisasi
melalui surat pemberitahuan yang diberikan kepada pihak SDN 12 Kubang Barat.
Sosialisasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di SDN 12 Kubang Barat Wilayah
aktualisasi, maka dapat menciptakan lingkungan yang positif serta tercapainya visi-
misi Puskesmas Lunto yaitu “Mewujudkan Masyarakat Kreatif, Inovatif Dan Unggul
B. Saran
Mutu dan Anti Korupsi), Pelayanan Publik dan WoG sangat dibutuhkan dalam
b. Diharapkan anak-anak SDN 12 Kubang Barat dapat menerapkan budaya Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) yang benar dan agar lebih terbiasa untuk melakukan kegiatan
c. Diharapkan keikutsertaan para Guru untuk mendukung program Cuci Tangan Pakai
75