Pada jurnal 5 membahas tentang interaksi levedopa benzerazide dengan nutrisi enteral.
Berikut adalah beberaapa point pentingnya :
Levodopa adalah obat untuk menangani gejala penyakit Parkinson, seperti tubuh gemetar, tubuh menjadi kaku, dan kesulitan untuk bergerak. Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang memengaruhi kerja otak untuk mengoordinasi pergerakan otot.. Cara mempertahankan penyerapan dan kemanjuran levodopa : 1. memisahkan pemberian levodopa dengan asam amino 2. pemberian Levodopa-benserazide baiknya dipisahkan dari nutrisi enteral. Beberapa kasus Parkinson dilaporkan bahwa adanya gejala yang memburuk saat diberi makanan enteral, pasien mendapat diet protein tinggi dengan suplemen arginin dan glutamin (mengandung 7 mg arginin dan 7 mg glutamin) yang dapat membahayakan penyerapan levodopa-benserazid. Penelitian Carmargo et al., menunjukkan bahwa L-arginin dapat bersaing dengan pintu masuknya levodopa melalui membran enterosit, sehingga penyerapan levodopa menjadi lebih rendah dan pemberian diet tinggi protein dapat meningkatkan fluktuasi motorik pada pasien dengan penyakit Parkinson. Sehingga untuk mencegah gejala penyakit Parkinson yang memburuk, disarankan untuk pemberian levodopa diberikan 2 jam sebelum atau sesudah nutrisi enteral. Contoh kasus : Pada pasien usia 67 tahun dengan penyakit parkinson dirawat di unit perawatan intensif karena kehilangan kesadaran dan pneumonia. Sebelum masuk, gejala pasien dikontrol dengan baik dengan levodopa benserazide 125mg (mengandung levodopa 100 mg dan benserazide 25 mg) secara oral dua kali sehari. Setelah masuk ke unit perawatan intensif naso-lambung, tabung nasogastrik diperbaiki untuk dukungan nutrisi. Terapi empiris, terapi antibiotik dan resusitasi telah dilakukan. Konsultan layanan gizi merekomendasikan diet tinggi protein dan healagen yaitu kombinasi arginin dan glutamin yang biasa digunakan sebagai perbaikan luka dan jaringan lunak serta sintesis kolagen untuk pasien. Dua hari setelah masuk ICU, tingkat kesadaran pasien meningkat, tetapi terjadi kekakuan di leher. Satu minggu kemudian tremor dan kekakuan pasien semakin memburuk. Dosis levodopa benserazide 100/25 mg pasien kemudian ditingkatkan hingga tiga kali sehari. Namun, gejalanya tidak terselesaikan dengan baik. Kemudian dilakukan pemberian Levodopa-benserazide yang dipisahkan dengan pemberian nutrisi enteral, menimbulkan efek positif yaitu getaran dan kekakuan mulai membaik, selama periode 4 minggu juga tingkat kesadaran, pneumonia pasien membaik.