NIM : 20160420143
SOAL
1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang sistem pemungutan pajak yang diterapkan di
Indonesia? Menurut Anda, mengapa sistem tersebut yang dipilih?
3. Apa yang Anda ketahui tentang Surat Tagihan Pajak (STP)? Apa perbedaan STP
dengan SKP?
STP (Surat Tagihan Pajak) adalah surat yang dikeluarkan untuk melakukan
penagihan atas tagihan pajak atau sanksi administrasi sedangkan SKP (Surat
Ketetapan Pajak) adalah surat yang diterbitkan atas hasil pemeriksaan untuk
menetapkan bahwa wajib pajak memiliki kurang bayar, lebih bayar atau nihil yang
diakibatkan ketidakbenaran dalam mengisi SPT. Terdapat beberapa fungsi yang dapat
membedakan antara STP dengan SKP, antara lain:
5. Apa saja syarat permohonan penundaan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan?
a. Surat Teguran
Utang pajak yang tidak dilunasi setelah lewat 7 (tujuh) hari dari tanggal jatuh
tempo pembayaran, akan diterbitkan Surat Teguran.
b. Surat Paksa
Utang pajak setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran
tidakdilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajak
dengan dibebanibiaya penagihan pajak dengan Surat Paksa . Utang pajak
harus dilunasi dalam jangkawaktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan
oleh Jurusita Pajak. Biaya penyampaian Surat Paksa yang dibebankan kepada
Wajib Pajak adalah sebesar Rp 50.000,00(lima puluh ribu rupiah).
c. Surat Sita
Utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan
olehJurusita Pajak tidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan
penyitaan, dengandibebani biaya pelaksanaan Surat Perintah Melakukan
Penyitaan. Biaya penyampaianSurat Sita yang dibebankan kepada Wajib Pajak
adalah sebesar Rp Rp 75.000,00 (tujuhpuluh lima ribu rupiah).
d. Pengumuman Lelang
Dalam jangka waktu paling singkat 14 (empat belas) harisetelah tindakan
penyitaan,utang pajak belum juga dilunasi akan dilanjutkan dengan
pengumuman lelang melaluimedia masa.
e. Lelang
Penjualan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang yang
disita,dilaksanakan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman
lelang. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum
dibayar maka akandibebankan bersamasama dengan biaya iklan untuk
pengumuman lelang dalam surat kabar, biaya biaya lain sehubungan
pemeliharaan barang, dan biaya lelang pada saat pelelangan
7. Sebutkan kriteria WP tertentu yang berhak mendapatkan SKPPKP:
a. Pasal 17C UU KUP
1) tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;
2) tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak;
3) Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan
keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3
(tiga) tahun berturut-turut; dan
4) tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mem
b. Pasal 17D UU KUP
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dapat diberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak adalah:
1) Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas;
2) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan
jumlah tertentu;
3) Wajib Pajak badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar
sampai dengan jumlah tertentu; atau
4) Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar
sampai dengan jumlah tertentu.
8. Sebutkan hal-hal yang dapat diajukan gugatan oleh Wajib Pajak atau Penanggung
Pajak ke Badan Peradilan Pajak!
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain
yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;
d. penerbitan Surat Keputusan Pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang
dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
9. Putri adalah seorang pengusaha yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi di
KPP Pratama Sleman. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2018, Putri belum
menyampaikan SPT Tahunan PPh OP sehingga KPP Pratama Sleman menerbitkan
Surat Teguran. Karena tidak ada tanggapan dan Putri belum juga menyampaikan SPT,
KPP Pratama Sleman melakukan pemeriksaan pajak terhadap Putri. Pada bulan
Desember 2018, KPP Pratama Sleman menetapkan Pokok PPh OP Terutang Putri
adalah sebesar Rp 500.000.000,00.
a. Apabila Putri tidak mempunyai kredit pajak, produk hukum apa saja yang
dikeluarkan oleh KPP Pratama Sleman dan berapa nilainya?
Jadi Upaya apa saja yang dapat dilakukan Wajib Pajak apabila tidak menyetujui
seluruh hasil pemeriksaan yang dikeluarkan KPP Pratama Yogyakarta pada saat
pemeriksaan masih berlangsung adalah dengan cara mengajukan pembahasan
dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan. Tim Quality Assurance Pemeriksaan
adalah tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pajak dalam rangka membahas
hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak
dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan guna menghasilkan Pemeriksaan
yang berkualitas. Sesuai namanya, Tim Quality Assurance Pemeriksaan hanya
memperkuat hasil pemeriksaan. Memperkuat dasar hukum dilakukan koreksi.
Bukan pemeriksaan ulang.
b. Upaya hukum apa saja yang dapat dilakukan Wajib Pajak apabila masih tidak
menyetujui seluruhnya hasil pemeriksaan yang dikeluarkan KPP Pratama
Yogyakarta setelah pemeriksaan selesai dan terbit SKPKB?
1. Pengajuan Keberatan
Wajib Pajak yang merasa tidak puas atas ketetapan pajak yang dikenakan dan
berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau
pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya, Wajib Pajak dapat mengajukan
keberatan. Permohonan keberatan yang diajukan harus memenuhi syarat
sesuai ketentuan perpajakan berlaku. Dalam proses keberatan Wajib Pajak juga
perlu memperhatikan ketentuan terkait pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain yang digunakan, untuk dapat dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatan. Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling
lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus
memberi keputusan atas keberatan yang diajukan, dan Surat Keputusan
Keberatan diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak
jangka waktu 12 (dua belas) bulan tersebut berakhir
2. Pengajuan Banding
Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan
atas keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan
banding ke Badan Peradilan Pajak. Syarat pengajuan banding adalah:
Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dalam
waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan keberatan diterima dilampiri surat
Keputusan Keberatan tersebut, Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu)
Surat Banding, Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12
(dua belas) bulan sejak Surat Banding diterima. Dalam hal permohonan
banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak
berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan.
3. Peninjauan Kembali (PK)
Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Putusan Banding, maka Wajib
Pajak masih memiliki hak mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah
Agung. Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat diajukan 1 (satu) kali
kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak. Pengajuan permohonan
PK dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak
diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan Hakim
Pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap atau ditemukannya bukti
tertulis baru atau sejak putusan banding dikirim. Mahkamah Agung mengambil
keputusan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan PK diterima.
c. Sanksi apa yang dikenakan kepada Wajib Pajak apabila upaya hukum
sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) tersebut ditolak/tidak dikabulkan?
Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari
jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.