4 21 2014 Lampiran PDF
4 21 2014 Lampiran PDF
I. PENDAHULUAN
Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) merupakan instrumen untuk
mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam
SAP dan kebijakan akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses
akuntansi yang terdiri dari proses identifikasi transaksi keuangan,
menjurna ke dalam buku jurnal, memposting ke buku besar, menyusun
neraca saldo, menyusun kertas kerja konsolidasian, dan diakhiri dengan
penyusunan laporan keuangan.
Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa dan
menegaskan tentang transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana
mencatatnya. Pada prinsipnya, SAPD disusun agar para petugas yang
menjalankan fungsi akuntansi dapat memahami dan menjalankan proses
akuntansi dengan baik dan benar.
Lampiran Perwako ini akan mendeskripsikan SAPD berdasarkan elemen-
elemen laporan realisasi anggaran, laporan operasional, dan neraca
pemerintah daerah. Setiap pembahasan SAPD atas elemen laporan
keuangan akan dibahas dengan sistematika sebagai berikut :
1. Identifikasi Prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari
memahami proses bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait
siklus pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan siklus itulah tim
penyusunan SAPD mengidentifikasi prosedur-prosedur apa saja yang
harus dibuat.
2. Menentukan pihak-pihak terkait
Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak-pihak yang
terkait pada masing-masing prosedur. Masing-masing pihak memiliki
peran tersendiri agar prosedur dapat menghasilkan output yang
diinginkan.
3. Menentukan dokumen terkait
Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi dokumen-dokumen yang mengalir pada
prosedur sekaligus menetukan pihak-pihak pengguna dokumen tersebut.
Dari semua dokumen tersebut diidentifikasi dokumen mana yang valid
untuk dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan jurnal.
4. Menentukan jurnal standar
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan tim penyusun menelaah SAP
dan kebijakan akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut tim
penyusun menentukan jurnal debet dan kredit yang akan digunakan
untuk mencatat.
5. Menuangkannya dalam langkah teknis
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD ialah menyusun langkah
teknis. Langkah teknis merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi
yang menjelaskan pihak-pihak yang melaksanakan sistem akuntansi,
dokumen apa saja yang diperlukan, dan bagaimana pihak-pihak tersebut
memperlakukan dokumen-dokumen yang terkait. Selain itu, diberikan
ilustrasi atau format pencatatan dalam bentuk penjurnala akuntansi.
Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem akuntansi pemerintah
daerah dengan menambahkan bagan alir dan ilustrasi soal atau
transaksi beserta jawabannya.
Untuk memberikan gambaran bentuk penyajian sistem akuntansi
pemerintah daerah, dibawah ini diuraikan mengenai sistem akuntansi
PPKD dan sistem akuntansi SKPD yang dapat diadikan sebagai panduan
dalam sistem akuntansi pemerintah daerah.
II. SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan,
peringkasannya, dan pelaporan keuangan sebagaimana digambarkan pada
diagram alur di bawah ini :
III. PEMBUKUAN BERPASANGAN (DOUBLE ENTRY)
Transaksi keuangan dicatat secara berpasangan (double entry), yaitu
pencatatan transaksi mempengaruhi sisi debit dan sisi kredit. Setiap pencatatan
harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
IV. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami
sistem pencatatan transaksi keuangan pada lingkup Pemerintah Daerah.
Persamaan dasar akuntansi ini diuraikan dalam tahap-tahap sebagai berikut :
Persamaan akuntansi tersebut diatas digunakan dalam basis akrual untuk
menghasilkan Laporan Operasional (LO) sebagai berikut :
VI. PENJURNALAN
Sistem pencatatan transaksi berpasangan dilakukan dengan melakukan
penjurnalan, yaitu prosedur mencatat transaksi keuangan di buku jurnal. Buku
jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara kronologis (berdasarkan
urutan waktu terjadi transaksi). Proses penjurnalan harus menjaga
keseimbangan persamaan akuntansi.
Jurnal yang digunakan dalam pencatatan transaksi keuangan Pemerintah
Daerah terdiri dari:
1. Jurnal Anggaran, jurnal ini digunakan khusus untuk mencatat Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) khususnya dari DPA-SKPD dan
DPA-PPKD.
2. Jurnal Piutang, jurnal ini digunakan khusus untuk mencatat transaksi
piutang baik atas pengakuan pendapatan-LO maupun pelunasannya oleh
bendahara penerimaan.
3. Jurnal Utang, jurnal ini digunakan khusus untuk mencatat transaksi utang
baik atas pengakuan beban maupun pembayarannya oleh bendahara
pengeluaran.
4. Jurnal Penerimaan Kas, jurnal ini digunakan khusus untuk mencatat
transaksi penerimaan pendapatan-LRA oleh bendahara penerimaan.
5. Jurnal Pengeluaran Kas, jurnal ini digunakan khusus untuk mencatat
transaksi pengeluaran belanja oleh bendahara pengeluaran.
6. Jurnal Umum, jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi di luar
transaksi piutang, utang, penerimaan kas dan pengeluaran kas,
misalnya penyetoran pendapatan dari SKPD ke rekening Kas Daerah,
koreksi pembukuan, pengembalian belanja, penerimaan kas dari rekening
Kas Daerah, dan lain-lain.
VII. BUKU BESAR
Buku besar adalah buku yang berisi kumpulan rekening/akun/perkiraan,
digunakan untuk mencatat secara terpisah aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, pendapatan-LO dan beban.
Setelah transaksi keuangan dicatat ke dalam jurnal, kemudian dipindahkan ke
dalam akun buku besar. Proses pemindahan ini disebut dengan posting yang
sekaligus merupakan penggolongan dan peringkasan transaksi ke tiap-tiap akun
buku besar yang sesuai dan dilaksanakan setiap hari.
VIII. BUKTI MEMORIAL
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke
dalam Jurnal Umum. Umumnya bukti memorial digunakan untuk mencatat
transaksi non kas (tidak menyangkut uang tunai), misalnya perbaikan/koreksi
kesalahan pencatatan, penutupan transaksi di akhir tahun, dan pengakuan
aset tetap. Bukti memorial dibuat untuk setiap transaksi yang dicatat dalam
Jurnal Umum.
IX. STRUKTUR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH
Struktur utama akuntansi keuangan Pemerintahan Daerah
menggunakan konsep transaksi antar Kantor Pusat–Kantor Cabang (Home
Office–Branch Office Transaction/HOBO). Bertindak sebagai Kantor Pusat adalah
PPKD yang menjalankan fungsi konsolidator dan yang bertindak sebagai Kantor
Cabang adalah SKPD dan PPKD sebagai pengguna anggaran. Berikut adalah
gambaran konsep HOBO :
R
PPKD – KONSOLIDATOR E
K
O
RK SKPD RK SKPD N
S KUASA
I BUD
L
I
SKPD PPKD-PA KUASA BUD A
ASET TETAP S
I
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
LIS DARMANSYAH
PERATURAN WALIKOTA
TANJUNGPINANG
NOMOR TAHUN 2014 SISTEM AKUNTANSI SATUAN
TENTANG SISTEM AKUNTANSI KERJA PERANGKAT DAERAH
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG (SIA-SKPD)
Sistem akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan
pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset,
kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan
keuangan SKPD. Sistem Akuntansi SKPD meliputi:
1. Akuntansi Pendapatan – LO dan Pendapatan – LRA SKPD;
2. Akuntansi Beban dan Belanja SKPD;
3. Akuntansi Piutang SKPD;
4. Akuntansi Persediaan SKPD;
5. Akuntansi Aset SKPD;
6. Akuntansi Kewajiban SKPD;
7. Akuntansi Ekuitas SKPD;
8. Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo
9. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD.
Sistem akuntansi SKPD tidak menyelenggarakan pencatatan untuk
akuntansi anggaran secara berpasangan (double entry) dengan pertimbangan
kepraktisan dan pertimbangan biaya dan manfaat dengan kondisi:
1. Nilai anggaran pada laporan realisasi anggaran diperoleh dari dokumen
anggaran DPA SKPD atau DPPA SKPD;
2. Pengendalian anggaran yang merupakan salah satu tujuan diselenggarakan
akuntansi anggaran telah akomodasi pada sistem penatausahaan
pelaksanaan anggaran.
Sehingga, pencatatan atas transaksi realisasi anggaran baik penerimaan
kas maupun pengeluaran kas dibukukan pada akun realisasi anggaran yaitu
akun “Perubahan SAL.”
A. Akuntansi Pendapatan – LO dan Pendapatan – LRA SKPD
1. Defenisi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, dikenal 2 istilah
pendapatan, yakni Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA. Pendapatan-LO adalah
hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Sedangkan
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah.
2. Klasifikasi
Pendapatan diklasifikasi berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga
kelompok pendapatan daerah yaitu:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD);
b. Pendapatan Transfer;
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Dalam Bagan Akun Standar, Pendapatan diklasifikasikan sebagai berikut:
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 2,500,000,-
Nota
14-07-2015 Pendapatan PBB-
Kredit 4.1.1.15.01 2,500,000,-
P2-LRA
2) Pengakuan pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan
sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan
pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Jumlah
pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak, selanjutnya dilakukan
pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai,
kurang atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan.
Pendapatan ini diakui pada pendapatan LO dan Pendapatan LRA ketika
ketika wajib pajak melakukan pembayaran pajak. Dan apabila pada saat
pemeriksaan ditemukan kurang bayar maka akan diterbitkan surat
ketetapan kurang bayar yang akan dijadikan dasar pengakuan
pendapatan LO. Sedangkan apabila dalam pemeriksaan ditemukan lebih
bayar pajak maka akan diterbitkan surat ketetapan lebih bayar yang
akan dijadikan pengurang pendapatan LO.
Ilustrasi:
a) Tanggal 5 Mei 2015, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Tanjungpinang menerima pembayaran pajak hotel
bulan April dari hotel Aston Bintang 4 sebesar Rp.7,500,000,00.
Berdasarkan hal tersebut dicatat pengakuan pendapatan LO dan
pendapatan LRA dengan jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013/ Lampiran IV)
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 7,500,000,-
05-05-2015 TBP Penerimaan
8.1.1.06.01 Pajak Hotel - LO 7,500,000,-
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 7,500,000,-
05-05-2015 TBP
4.1.1.06.01 Pajak Hotel - LRA 7,500,000,-
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 36,000,000,-
Pajak Reklame
Papan/
01-09-2015 TBP
4.1.1.01.01 Billboard/ 36,000,000,-
Videotron/
Megatron-LRA
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 36,000,000,-
Pajak Reklame
01-09-2015 TBP Papan/Billboard/
4.1.1.01.01 36,000,000,-
Videotron/
Megatron-LRA
Contoh Soal:
Berikut adalah transaksi terkait piutang yang terjadi di SKPD Dinas
Pendapatan Penglolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota
Tanjungpinang selama tahun 2014:
1. Pada tanggal 17 Januari 2014, terbit SKP Daerah yang menyatakan
bahwa SKPD DPPKAD Kota Tanjungpinang memilik pendapatan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor P2 senilai Rp.15,000,000,-.
2. Tanggal 20 Februari 2014, Bendahara Penerimaan SKPD DPPKAD
menerima pembayaran pajak hotel dari Hotel BBR sebesar Rp.3,500,000,-
. Pendapatan ini disetorkan ke Kas Daerah pada tanggal 21 Februari
2014.
3. Tanggal 5 Maret 2014, Bendahara Penerimaan SKPD DPPKAD menerima
pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan sektor P2 sebesar Rp.5,000,000,-.
Bendahara penerimaan langsung menyetorkan pendapatan ini ke Kas
Daerah pada hari yang sama.
4. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata ditemukan bahwa terdapat
kurang bayar senilai Rp.500,000,- atas pajak Hotel BBR. SKPKB atas
Hotel BBR ini diterbitkan pada tanggal 22 Maret 2014. Hotel BBR
membayar pajak kurang bayar tersebut pada tanggal 27 Maret 2014.
Bendahara Penerimaan SKPD DPPKAD menyetorkan pendapatan tersebut
ke kas daerah pada tanggal 28 Maret 2014.
5. Tanggal 31 Desember 2014, diketahui terdapat sejumlah retribusi
pelayanan kesehatan yang belum dibayar oleh wajib retribusi sebesar
Rp.7,500,000,- Atas jumlah yang belum dibayar ini, SKPD Dinas
Kesehatan akan mengakuinya sebagai piutang retribusi.
Pencatatan ini oleh PPK-SKPD dilakukan dalam Buku Jurnal dan semua
pencatatan dalam buku jurnal pada setiap periode tertentu ataupun saat
transaksi terjadi (real time) diklasifikasikan sesuai dengan akunnya dengan
melakukan posting dalam Buku Besar.
c. Beban diakui setelah pengeluaran kas
Apabila dalam hal proses transaksi pengeluaran daerah terjadi perbedaan
waktu antara penetapan kewajiban daerah dan pengeluaran kas daerah,
dimana penetapan kewajiban daerah (pengakuan beban) dilakukan setelah
pengeluaran kas, maka kebijakan akuntansi pengakuan beban dapat
dilakukan pada saat barang atau jasa dimanfaatkan walaupun kas sudah
dikeluarkan. Pada saat pengeluaran kas mendahului dari saat barang atau
jasa dimanfaatkan, pengeluaran tersebut belum dapat diakui sebagai Beban.
Pengeluaran kas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Beban Dibayar
Dimuka (akun neraca).
Terkait dengan pengakuan beban setelah pengeluaran kas dapat dilakukan
pencatatan sesuai dengan perolehan dokumen sumbernya. Tembusan
dokumen sumber yang dijadikan dasar pencatatan dapat berasal dari
Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Umum Daerah (BUD).
Pencatatan berdasarkan dokumen sumber dari Bendahara Pengeluaran
Pencatatan yang dilakukan PPK-SKPD saat pembayaran dilakukan
berdasarkan dokumen sumber yang berasal dari Bendahara Pengeluaran
dilakukan dengan cara melakukan jurnal seperti di bawah ini:
1.1.06.01 Beban Dibayar Dimuka xxx
Kas di Bendahara
1.1.01.03 xxx
Pengeluaran
Bersamaan dengan pengeluaran kas yang dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran, maka PPK-SKPD juga harus mengakui belanja yang
dilakukan dengan jurnal:
5.1.01.XX Belanja xxx
7.3.04.01 Perubahan SAL xxx
Pada saat pengakuan beban berdasarkan dokumen akuntansi yang
diterbitkan oleh PPK-SKPD, maka PPK-SKPD akan melakukan pencatatan
dengan jurnal seperti di bawah ini:
9.1.01.XX Beban xxx
1.1.06.01 Beban Dibayar Dimuka xxx
Pencatatan pembayaran dilakukan dengan mekanisme Pembayaran
Langsung
Pencatatan pada saat PPK-SKPD menerima tembusan dokumen pembayaran
dari BUD (SP2D-LS) maka PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber yang
berasal dari BUD dilakukan dengan cara melakukan jurnal seperti di bawah
ini:
Jika Beban dan Belanja pegawai pada tanggal yang sama yang mana
pembayarannya melalui mekanisme LS sebesar Rp.5,000,000,- serta
pembayaran ditransfer ke Rekening Bendahara Pengeluaran kemudian oleh
bendahara pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-masing PNS.
Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, PPK-SKPD akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Simda
Keuangan/Lampiran IV)
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ Kas di Bendahara
Daftar 1.1.1.02.01 5,000,000
Pengeluaran
Gaji/ 3.1.3.01.01 RK PPKD 5,000,000
02-01-2015 Dokumen
9.1.1.01.01 Beban Gaji Pokok 5,000,000
Yang
Dipersam Kas di bendahara
1.1.1.02.01 5,000,000
akan Pengeluaran
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 5,000,000
Daftar
Gaji/
02-01-2015 Dokumen
Yang 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 5,000,000
Dipersam
akan
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006/Simda Keuangan)
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok PNS 5,000,000
Daftar
Gaji/
02-01-2015 Dokumen
Yang 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 5,000,000
Dipersam
akan
Pada Tanggal 6 Januari 2015 Beban dan Belanja pegawai (misalnya untuk
pembayaran lembur) SKPD Sekretariat Dewan Kota Tanjungpinang yang
pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU sebesar Rp.3,000,000,-
serta pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran ke masing-
masing PNS. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK-SKPD akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Simda
Keuangan/ Lampiran IV)
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Daftar Beban Uang Lembur
9.1.1.07.01 3,000,000
Honor/ PNS
06-01-2015 SP2D
Kas di Bendahara
Dokumen 1.1.1.02.01 3,000,000
Pengeluaran
lain
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Daftar Beban Uang Lembur
5.1.1.07.01 3,000,000
Honor/ PNS
06-01-2015 SP2D
Dokumen 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 3,000,000
lain
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006/Simda Keuangan)
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Daftar Beban Uang Lembur
5.2.1.03.01 3,000,000
Honor/ PNS
06-01-2015 SP2D
Dokumen 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 3,000,000
lain
b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa
1) Pendekatan Beban
Pada Tanggal 25 Januari 2015 SKPD Sekretariat Dewan Kota
Tanjungpinang melakukan pembelian Barang dan jasa yakni berupa
ATK sebesar Rp.3,050,000,- yang mana ATK tersebut akan segera
digunakan pada kegiatan. Pembelian ATK tersebut oleh Bendahara
Pengeluaran belum dilakukan Pembayaran, dan Barang dan jasa yang
dibeli telah diterima oleh Penyimpan Barang/pengurus barang dengan
Berita Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian
tersebut maka PPK-SKPD akan melakukan jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
BAST/ 9.1.2.01.01 Beban PersediaanATK 3,050,000
Dokumen
25-01-2015 yang
dipersama 2.1.5.02.01 Utang Belanja ATK 3,050,000
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
BAST/ 5.1.2.01.01 Belanja ATK 3,050,000
Dokumen
20-02-2015 yang
dipersama 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 3,050,000
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
BAST/ 5.1.2.01.01 Belanja ATK 3,050,000
Dokumen
20-02-2015 yang
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 3,050,000
dipersama
kan
2) Pendekatan Aset
Pada Tanggal 20 Maret 2015 SKPD Sekretariat Dewan Kota
Tanjungpinang melakukan pembelian Barang dan jasa berupa ATK
sebesar Rp.4,000,000,- yang mana ATK tersebut tidak langsung
digunakan/dikonsumsi secepatnya serta digunakan untuk satu periode
anggaran atau untuk sifatnya berjaga-jaga. Pembelian tersebut oleh
Bendahara Pengeluaran belum dilakukan Pembayaran serta Barang
dan jasa berupa ATK yang dibeli telah diterima oleh
Penyimpan/Pengurus Barang dengan surat Berita Acara Serah Terima
Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK-SKPD
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal No Bukti Kode Uraian Debet Kredit
Rekening
BAST/ 1.1.7.01.01 Persediaan ATK 4,000,000
Dokumen
20-03-2015 yang
dipersamaa 2.1.5.02.01 Utang Belanja ATK 4,000,000
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ 5.1.2.01.01 Belanja ATK 4,000,000
Dokumen
20-04-2015 yang
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 4,000,000
dipersama
kan
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006/Simda Keuangan)
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ 5.2.2.01.01 Belanja ATK 4,000,000
Dokumen
20-04-2015 yang
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 4,000,000
dipersama
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ 5.1.2.01.01 Belanja ATK 4,000,000
Dokumen
20-04-2015 yang
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 4,000,000
dipersama
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
SP2D/ Belanja Hibah kpd
5.1.5.04.01 40,000,000
Dokumen Kelompok Masyarakat
24-09-2015 yang
dipersama 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 40,000,000
kan
2) Pendekatan Aset
Pada Tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Dinas Kelautan Perikanan
Peternakan Pertambangan dan Energi Kota Tanjungpinang melakukan
pembelian Barang dan jasa yang akan dihibahkan/diserahkan kepada
pihak ketiga sebesar Rp.40,000,000,- dan Barang dan jasa tersebut
telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima dari Rekanan ke SKPD
dan belum dilakukan pembayaran. Serta NPHD/surat perjanjian/atau
dokumen yang dipersamakan telah ditanda tangani oleh kepala SKPD
dan barang hibah/bansos belum diserahkan kepada penerima
hibah/bansos. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK SKPD akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Persediaan Barang...
SP2D/ 1.1.7.03.01 yang akan diserahkan 40,000,000
Dokumen kpd Masyarakat
22-08-2015 yang Utang Belanja
dipersama Barang......yang
2.1.5.02.06 40,000,000
kan akan diserahkan
kpd Masyarakat
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Belanja Hibah Kepada
5.2.2.23.01 40,000,000
24-09-2015 SP2D Kelompok masyarakat
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 40,000,000
Akm Beben
Masa Tahun Harga Nilai Buku
No Uraian Penyusutan Penyusutan
Manfaat Perolehan Perolehan 2015
s/d 2015 Thn 2015
1 Kendaraan 7 2015 35,000,000 5,000,000 30,000,000 5,000,000
roda dua
Kemudian diterima pembayaran dari wajib retribusi atas SKR Daerah dan
Bendahara Penerimaan SKPD telah menerima pembayaran dari wajib
retribusi maka PPK SKPD akan mencatat dalam jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri 64 Tahun 2013/ Lampiran IV)
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
BTP/ Kas di Bendahara
Dokumen 1.1.1.02.01 500,000
Penerimaan
12-12-2015 yang
Dipersama Piutang Retribusi
1.1.3.02.17 500,000
kan Tempat Pelelangan
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
BTP/ 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 500,000
Dokumen Pendapatan
12-12-2015 yang 4.1.1.17.01 Retribusi-
Dipersama 500,000
Pendapatan Pelelangan ikan
kan LRA
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
BTP/ 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 500,000
Dokumen
12-12-2015 yang Retribusi Tempat
Dipersama 4.1.2.02.03 500,000
Pelelangan-LRA
kan
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening
anggaran(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006/Simda Keuangan)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
BTP/ 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 500,000
Dokumen
Pendapatan
12-12-2015 yang
Dipersama 4.1.2.02.03 Retribusi 500,000
kan Tempat Pelelangan
Penyisihan Piutang SKPD
Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola SKPD Mattirobulu dimana
didapatkan saldo piutang retribusi sebesar Rp.170,000,000,-. Dari saldo
piutang retribusi PPK SKPD menetapkan kualitas piutang retribusi. Adapun
kualitas piutang retribusi terdiri dari:
a. lancar;
b. kurang Lancar;
c. ragu-ragu;
d. macet.
Adapun Perhitungan Penyisihan Piutang tahun 2015 sebagai berikut:
% Taksiran Tidak Penyisihan
Uraian Jumlah Kualitas
tertagih Piutang
Piutang Retribusi 100,000,000 Lancar 0,5 % 500,000
Piutang Retribusi 50,000,000 Kurang Lancar 10 % 5,000,000
Piutang Retribusi 15,000,000 Ragu Ragu 50 % 7,500,000
Piutang Retribusi 5,000,000 Macet 100% 5,000,000
JUMLAH 18,000,000
b. Metode Perpetual
1) Berdasarkan tembusan SP2D dari BUD/Invoice, PPK-SKPD akan
mencatat Persediaan dan R/K PPKD/ pengakuan Utang.
Jurnal pengadaan Persediaan dengan Pembayaran melalui
Bendahara Pengeluaran:
1.1.07.XX Persediaan xxx
1.1.01.03 Kas di Bendahara xxx
Pengeluaran
Jurnal pengadaan Persediaan dengan Pembayaran melalui BUD:
1.1.07.XX Persediaan xxx
1.1.07.XX R/K PPKD xxx
Atau Jurnal pengadaan Persediaan dengan pengakuan Utang
1.1.07.XX Persediaan xxx
2.1.05.02 Utang Beban Persediaan xxx
2) Berdasarkan bukti memorial, pada saat penggunaan/pemakaian
persediaan, PPK-SKPD akan mencatat pengakuan Beban
Persediaan dan pengurangan Persediaan.
9.1.02.XX Beban Persediaan xxx
1.1.07.XX Persediaan xxx
Persediaan akhir merupakan saldo Persediaan awal + pembelian -
pemakaian Persediaan selama tahun berjalan.
7. ILUSTRASI:
1. Ilustrasi Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperolehpemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
Setiap pembelian persediaan akan dicatat sebagai aset, yakni
“Persediaan”. Berdasarkan bukti belanja persediaan, fungsi akuntansi
akan menjurnal akun “Persediaan” di debit dan akun “Kas” atau akun
“Utang” di kredit. Selain itu, fungsi akuntansi akan mencatat realisasi
belanja dengan mendebit akun “Belanja (sesuai nama persediaan)” dan
mengkredit akun “Perubahan SAL”.
a. Ilustrasi Pengakuan Persediaan
Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Tanjungpinang membeli persediaan berupa 5 rim
kertas HVS dan 10 pak spidol. Harga kertas HVS adalah Rp.50.000,-
/rim dan harga spidol adalah Rp.100,000,-/pak. Selama Bulan
Pebruari 2015 digunakan sebanyak 2 rim kertas HVS dan 3 pak
spidol. Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi akan
menjurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013/ Lampiran IV)
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Persediaan Alat Tulis
1.1.7.01.01 1,250,000
1/BB/ Kantor
01-02-2015
2015 Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 1,250,000
Pengeluaran
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
1/BB/ 5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 1,250,000
01-02-2015
2015 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 1,250,000
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006/ Simda Keuangan)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
1/BB/ 5.2.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 1,250,000
01-02-2015
2015 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 1,250,000
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Persediaan Alat Tulis
1.1.7.01.01 1,250,000
1/BB/ Kantor
01-02-2015
2015 Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 1,250,000
Pengeluaran
(Jurnal LO atau Neraca)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
1.1.3.01.15 Piutang PBB=P2 2,500,000
13-02-2015 SPPT Pendapatan PBB-P2-
8.1.1.15.01 2,500,000
LO
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
3. Ilustrasi Sistem Pencatatan Persediaan
Nilai persediaan dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan seiring
dengan pemakaiannya. Pencatatan yang akurat sangat dibutuhkan untuk
kelancaran operasional pemerintah daerah. Dalam akuntansi persediaan,
dikenal dua alternatif metode pencatatan persediaan yang dapat
dilakukan untuk menjaga keakuratan catatan persediaan, yaitu:
a. Metode Perpetual
Dalam metode perpetual, fungsi akuntansi selalu mengkinikan nilai
persediaan setiap ada persediaan yang masuk maupun keluar. Metode
ini umumnya digunakan untuk jenis persediaan berkaitandengan
operasional utama di SKPD dan membutuhkan pengendalian yang
kuat. Contohnya adalah persediaan obat-obatan di RSUD, persediaan
pupuk di Dinas Pertanian, dan lain sebagainya.
Ilustrasi Sistem Pencatatan Perpetual:
Pada tanggal 1 Desember 2015, Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang
membeli obat-obatan senilai Rp.30,000,000,-. Pada tanggal 18
Desember 2015, terjadi pemakaian obat-obatan senilai
Rp.10,000,000,- Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan stock
opname obat-obatan dan diketahui bahwa obat-obatan yang tersisa di
gudang adalah senilai Rp.20,000,000,- Dinas Kesehatan Kota
Tanjungpinang menggunakan metode perpetual untuk mencatat
persediaan obat-obatan yang dimilikinya.
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Perediaan Bahan Obat-
1.1.7.02.04 30,000,000,-
1/BB/ Obatan
01-12-2015
2015 Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 30,000,000,-
Pengeluaran
(Jurnal LO atau Neraca)
b. Metode Periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan
nilai persediaan ketika terjadi pemakaian persediaan. Jumlah
persediaan akhir diketahui dengan melakukan perhitungan fisik
(stock opname) pada akhir periode. Pada akhir periode inilah dibuat
jurnal penyesuaian untuk mengkinikan nilai persediaan. Metode ini
umumnya digunakan untuk jenis persediaan yang sifatnya sebagai
pendukung kegiatan SKPD, contohnya adalah persediaan ATK di
sekretariat.
Ilustrasi Sistem Pencatatan Periodik:
Jika Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinnag menggunakan metode
periodik untuk mencatat persediaan obat-obatan yang dimilikinya,
maka pencatatannya adalah sebagai berikut:
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Beban Persediaan Obat-
9.1.2.02.04 30,000,000
obatan
01-12-2015 1/BB/15
Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 30,000,000
Pengeluaran
(Jurnal LO atau Neraca)
Belanja Persediaan
5.1.2.02.04 30,000,000
Bahan Obat-obatan
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 30,000,000
(Jurnal LRA dengan
Kode Rekening Simda
Keuangan/Lampiran I)
Pengguna
Tanggal Pembeliaan Jumlah
an
Ilustrasi Pengungkapan
PERSEDIAAN
Metode pencatatan persediaan menggunakan Metode Periodik.
Pengukuran nilai persediaan menggunakan Metode Harga Pembelian
Terakhir. Persediaan sejumlah Rp.900,000,- (sembilan ratus ribu rupiah)
terdiri dari:
No Nama Peruntuk Kondisi Volume Harga/U Nilai
. an nit
1. Kertas Pelayana Baik 2 rim Rp. Rp.100.0
n 50,000 00
Persediaan Bahan
1.1.7.02.04 27.000.000
Obat-obatan
15-03-15 002/BO/2013
Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 27.000.000
Pengeluaran
Persediaan Bahan
1.1.7.02.04 24.500.000
Obat-obatan
20-05-15 003/BO/2013
Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 24.500.000
Pengeluaran
Beban Persediaan
09-08-15 9.1.2.02.04 20.500.000
Bahan Obat-obatan
Persediaan Bahan
1.1.7.02.04 20.500.000
Obat-obatan
Sebaliknya, Jika barang milik daerah tersebut akan dijual, maka bukti
transaksi berupa Berita Acara Penjualan yang diterima oleh PPK-SKPD dari
Pengelola barang akan menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk mengakui
pelepasan aset tetap. Jika penjualan aset tetap mengalami kerugian (harga
jual lebih rendah dibandingkan nilai buku) maka PPK-SKPD
Dinas/Badan/Kantor akan menjurnal ”Kas di Bendahara Penerimaan”,
“Akumulasi Penyusutan Aset Tetap”, serta ”Defisit Penjualan Aset Nonlancar”
di debit dan ”Aset sesuai jenisnya” di kredit pada buku jurnal.
1.1.01.02 Kas di Bendahara Penerimaan xxx
1.3.07.01 Akumulasi Penyusutan Aset xxx
Tetap
9.3.01.01 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx
1.3.02.XX Aset Tetap… xxx
Sebaliknya, jika terdapat keuntungan dari penjualan aset tetap tersebut
maka PPK-SKPD Dinas/Badan/Kantor akan menjurnal ”Kas di Bendahara
Penerimaan” dan “Akumulasi Penyusutan Aset Tetap” di debit serta ”Surplus
Penjualan Aset nonlancar” dan ”Aset sesuai jenisnya” di kredit pada buku
jurnal.
1.1.01.02 Kas di Bendahara Penerimaan xxx
1.3.07.XX Akumulasi Penyusutan Aset xxx
Tetap
8.4.01.01 Surplus Penjualan Aset xxx
Nonlancar
1.3.02.XX Aset Tetap… xxx
Dari pencatatan jurnal tersebut, maka PPK SKPD akan membukukannya
dalam Buku Jurnal dan secara periodik PPK SKPD kemudian
mengklasifikasikannya dengan melakukan posting dalam Buku Besar sesuai
dengan akunnya.
Selain itu, pada saat yang bersamaan, PPK-SKPD perlu mencatat transaksi
penjualan aset tetap tersebut secara basis kas untuk keperluan penyusunan
LRA dan Laporan Perubahan SAL dengan menjurnal ”Perubahan SAL” pada
sisi debit, dan ”Pendapatan dari Aset yang Tidak Dipisahkan” pada sisi kredit.
7.3.04.01 Perubahan SAL xxx
4.1.04.01 Pendapatan dari Penjualan xxx
Aset yang Tidak
Dipisahkan
7. Ilustrasi:
1. Ilustrasi Pengakuan
Pengakuan aset tetap ditandai dengan telah diterimanya atau
diserahkannya hak kepemilikan atas aset tetap dan atau pada saat
penguasaannya berpindah. Ketika pengakuan aset tetap itu terjadi, maka
fungsi akuntansi membuat jurnal pengakuan aset tetap dengan mencatat
aset tetap di sisi debit dan kas/utang atau rekening terkait di sisi kredit
berdasarkan dokumen sumber yang relevan.
Ilustrasi 1: Perolehan aset tetap dengan pembayaran sekaligus
Pada tanggal 2 April 2015 SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
membeli 10 printer dengan bukti Berita Acara Serah Terima Barang atas
pembelian 10 unit printer seharga Rp.700,000/unit. Berdasarkan
dokumen tersebut fungsi akuntansi mencatat pengakuan aset tetap
dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
1.3.2.16.07 Printer 7,000,000
BAST 05/
02-04-2015 Utang Belanja Modal
2015 2.1.5.03.02 7,000,000
Peralatan dan Mesin
Jurnal LRA:
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Belanja Modal Pengadaan
SP2D LS 5.2.2.16.07 7,000,000
10-04-2015 Printer
25/2015
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 7,000,000
Belanja Modal
Pengadaan
5.2.3.01.14 25.000.000
Bangunan Gedung
Garasi/Pool
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 25.000.000
(Jurnal LRA dengan
kode rekening
Simda
Keuangan/Lampiran IV)
Belanja Modal
5.2.3.26.03 Pengadaan 25.000.000
Konstruksi Garasi
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 25.000.000
(Jurnal LRA dengan
kode rekening
Permendagri 13/2006)
Belanja Modal
5.2.3.01.14 Pengadaan 50.000.000
Bangunan Gebung
Garasi/Pool
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 50.000.000
(Jurnal LRA dengan
kode rekening
Permendagri 64/201
3)
Belanja Modal
5.2.3.26.03 Pengadaan 50.000.000
Konstruksi Garasi
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 50.000.000
(Jurnal LRA dengan
kode rekening
Permendagri 13/200
6)
Uang Muka Pengadaan
SP2D 1.1.4.05.02 20.000.000
01-09-2015 Garasi/Pool
LS
3.1.3.01.01 RK PPKD 20.000.000
(Jurnal LO dan Neraca)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
5.2.1.11.04 Belanja Modal
Pengadaan Tanah 800,000,000
untuk Bangunan
SP2D
5.2.3.01.01 Belanja Modal
15-09-2015 LS
Pengadaan
57/2015 2,400,000,000
Bangunan Gedung
Kantor
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 3,200,000,000
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
5.2.3.01.01 Belanja Modal
Pengadaan Tanah 800,000,000
SP2D untuk Kantor
15-09-2015 LS 5.2.3.01.01 Belanja Modal
57/2015 Pengadaan Bangunan 2,400,000,000
Gedung Kantor
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 3,200,000,000
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
27-10-2015 SP2D 5.2.3.01.01 Belanja Modal 50,000,000
LS 69/ Pengadaan
2015 Bangunan Gedung
Kantor
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 50,000,000
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan
Alat Angkutan Darat 12,000,000
Bermotor
01-11-2015 BA PFB
1.5.4.01.01 Aset Lainnya 3,000,000
1.3.2.04.05 Kendaraan Bermotor
15,000,000
Beroda Dua
Jurnal yang dibuat oleh PPKD untuk mencatat penerimaan sepeda motor
ini adalah sebagai berikut:
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
1.5.4.01.01 Aset Lainnya 3,000,000
05-11-2015 BAST
1.1.8.01.01 RK PPKD 3,000,000
Jurnal yang dibuat oleh PPKD untuk mencatat penerimaan sepeda motor
ini adalah sebagai berikut:
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Kendaraan Bermotor
1.3.2.04.05 15,000,000
Beroda Dua
1.1.8.01.01 RK SKPD 3,000,000
01-20-2015 BAST Akumulasi
Penyusutan
1.3.7.01.04 12,000,000
Alat Angkutan
Darat Beromotor
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Belanja Modal
Pengadaan Bangunan
5.2.3.01.11 5,000,000,000
10-11-2015 BASTP Gedung Tempat Olah
Raga
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 5,000,000,000
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006/ Simda Keuangan)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
5.2.3.26.05 Belanja Modal
Pengadaan Konstruksi 5.000.000.000
10-11-2015 BASTP
Gedung Olah Raga
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 5.000.000.000
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Konstruksi dalam
1.3.6.01.01 10,000,000,000
Pengerjaan Stadion
2.1.5.02.01 Utang Belanja 10,000,000,000
(Jurnal LO atau Neraca)
01-12-2016 BASTP
1.3.3.01.01 Gedung dan Bangunan 15,000,000,000
Konstruksi dalam
1.3.6.01.01 15,000,000,000
Pengerjaan Stadion
(Jurnal LO atau Neraca)
DANA CADANGAN
Dana Cadangan xxx xxx
Jumlah Dana Cadangan xxx xxx
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
Aset Tak Berwujud xxx xxx
Aset Lain-lain xxx xxx
Jumlah Aset Lainnya xxx xxx
JUM LAH ASET xxx xxx
b. Ilustrasi Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis
aset tetap sebagai berikut:
1) dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat
(carrying amount);
2) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan penambahan, pelepasan atau mutasi aset tetap;
3) eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
4) kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi aset tetap;
5) jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi;
6) jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
Terkait dengan kontruksi dalam pengerjaan, laporan keuangan harus
mengungkapkan hal-hal berikut:
1) rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat
penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
2) nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;
3) jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
4) uang muka kerja yang diberikan;
5) retensi.
Berikut ini contoh ilustrasi pengungkapan aset tetap di neraca SKPD:
ASET TETAP
Aset tetap di Dinas Pekerjaan Umum sejumlah Rp.500,000,000,- (lima
ratus jutarupiah) terdiri dari:
No Nama Peruntuk Kondisi Volum Harga/Uni Nilai
an e t
1 Peralatan dan Pelayana
Baik 2 rim 50,000 100,000
. Mesin n
Diserahk
an
2 Kontruksi dalam 80
Pengerjaan kepada Baik 10,000 80,000
. unit
masyarak
at
Ilustrasi pengungkapan aset tetap pada neraca pemerintah daerah:
PERSEDIAAN
Metode pencatatan persediaan menggunakan Metode Periodik.
Pengukuran nilai persediaan menggunakan Metode Harga Pembelian
Terakhir. Persediaan sejumlah Rp.900,000 (sembilan ratus ribu rupiah)
terdiri dari:
No Nama Peruntuk Kondisi Volume Harga/U Nilai
. an nit
1. Kertas Pelayana Baik 2 rim 50,000 100,000
n
Diserahk
an
Bibit
2. kepada Baik 80 unit 10,000 80,000
Tanaman
masyarak
at
PERSEDIAAN
Persediaan sejumlah Rp.100,000,000,- (seratus juta rupiah) terdiri dari:
No SKPD Jumlah
1. Dinas Pendidikan Rp. 4,000,000
2. Dinas Kesehatan Rp. 2,000,000
3. .................................. Rp. .....................
Contoh Soal:
Berikut adalah transaksi terkait aset tetap yang terjadi di SKPD Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tanjungpinang selama tahun 2013:
1. Pada tanggal 15 Januari 2015, PPK SKPD Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil menerima Berita Acara Serah Terima Barang dari PPTK
atas pembelian sebuah mobil sedan dinas dengan perincian sebagai
berikut:
● Harga beli Rp.220,000,000,-
● Harga pengiriman oleh ekspedisi Rp.2,000,000,-
● Biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung
Rp.3,000,000,-
SP2D LS untuk pembayaran pembelian mobil dinas tersebut diterbitkan
oleh BUD tanggal 21 Januari 2015.
2. Pada tanggal 21 Pebruari 2015, SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang atas pembelian
tanah dan gedung secara lumpsum seharga Rp.500,000,000,-. Tanggal 2
Maret 2015 BUD menerbitkan SP2D LS untuk pembelian gabungan
tersebut.
Penilai properti independen menilai gedung sebesar Rp.450,000,000,-.
dan tanah sebesar Rp.150,000,000,-.
3. Pada tanggal 10 April 2015, PPTK kegiatan ABC melakukan pembelian
satu buah mesin fotokopi seharga Rp.15,000,000,- menggunakan uang
persediaan.
4. Pada tanggal 25 Mei 2015, SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
menerima hibah dari suatu lembaga berupa 10 buah unit komputer.
Harga pasar untuk komputer dengan tipe yang sama adalah sebesar
Rp.4,000,000,- per unit.
5. Pada tanggal 6 Juni 2015, dilakukan pembayaran untuk mengganti kaca
spion mobil sedan dinas yang rusak sebesar Rp.250,000,-.
6. Pada tanggal 11 Juli 2015, dilakukan upgrade terhadap sistem operasi
10 komputer sehingga kapasitasnya menjadi meningkat. Berdasarkan
upgrading tersebut, diperkirakan umur ekonomis akan meningkat
menjadi 8 tahun (sebelumnya diperkirakan umur ekonomis komputer
adalah 5 tahun). Biaya upgrading kesepuluh komputer tersebut ialah
Rp.7,000,000,-.
7. Pada tanggal 30 Desember 2015, dikeluarkan SK Kepala Daerah tentang
Penghapusan Barang Milik Daerah. Di dalam SK tersebut, terdapat aset
tetap SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ikut dihapus,
yaitu:
Tahun Nilai Peroleha
Jenis Bara Akumulasi
Jumlah Peroleha n Keterangan
ng Penyusutan
n per unit
2 unit Komputer 2005 Dimusnahk
2,500,000 2,000,000
an
1 unit Mobil Kija 2003 Akan Dijual
85,000,000 75,000,000
ng
Transaksi-transaksi di atas dicatat oleh PPK SKPD Sentosa dengan jurnal
sebagai berikut:
Nomor Kode
No Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
BAST Kendaraan Dinas Bermotor Per
1.3.2.04.01 225,000,000
01/15 orangan
1 15-01-2015
Utang Belanja Modal Perala
2.1.5.03.02 225,000,000
tan dan Mesin
Utang Belanja Modal Peralatan
2.1.5.03.02 225,000,000
dan Mesin
3.1.3.01.01 RK PPKD 225,000,000
SP2D LS
21-01-2015 Belanja Modal Pengadaan
03/15
5.2.2.04.01 Kendaraan DinasBermotor 225,000,000
Perorangan
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 225,000,000
Akumulasi Penyusutan
1.3.7.01.16 2,000,000
Peralatan Komputer
SK KDH
7a 30-12-2015 Defisit Penghapusan Aset
11/15 9.3.1.01.02 500,000
Peralatan dan Mesin
1.3.2.16.02 Personal Komputer 2,500,000
7. Ilustrasi
a. Pada tanggal 9 April 2015, SKPD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang menerima ATK dari supplier senilai
Rp.5.000.000 yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang,
tapi barang tersebut belum dibayar. Pada tanggal 11 April 2015 SKPD Dinas
PPKAD membayar ATK tersebut kepada supplier dengan menggunakan
mekanisme UP.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
9/BA 9.1.2.01. Beban ATK 5,000,00
09-04- /IV/ 01 0
2015 2015 2.1.5.02. Utang Belanja Ba 5,000,00
09 han Pakai Hahis 0
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
09-01- 7/BK 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 36.000.0
2015 M/IX 00
/201 4.1.2.16. Retribusi Fasilitas 36.000.0
5 02 i 00
Pasar yang
Dikontrakkan-
LRA
G. Akuntansi Ekuitas SKPD
1. Defenisi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, menyebutkan bahwa
ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan, Saldo ekuitas di Neraca berasal
dari saldo akhir akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
2. Klasifikasi
Pada neraca SKPD berbasis akrual yang disajikan pada neraca berbeda
klasifikasi yang terdapat pada neraca berbasis kas menuju akrual, sehingga
klasifikasi ekuitas dana lancar yang terdiri dari Pendapatan ditangguhkan,
cadangan piutang, cadangan persediaan dan (dana yang harus disediakan
untuk pembayaran Utang Jangka Pendek), serta Ekuitas Dana Investasi yang
terdiri dari Investasi Aset Tetap dan Aset Lainnya pada SKPD serta (dana yang
harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek)
3. Pihak-Pihak Terkait:
Prosedur akuntansi ekuitas ini merupakan prosedur akuntansi ikutan dari
prosedur akuntansi lainnya yang seperti prosedur transaksi kewajiban, prosedur
transaksi Belanja, prosedur transaksi Aset dan sebagainya.
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur akuntansi ekuitas SKPD adalah:
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)
Tugas PPK SKPD adalah melakukan pencatatan atas setiap transaksi ekuitas
yang terjadi berdasarkan dokumen sumber serta bukti memorial.
b. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran bertugas melakukan pembayaran atas setiap beban
dan utang yang terjadi yang akan mempengaruhi transaksi ekuitas.
c. Bendahara Penerimaan
Bendahara Penerimaan bertugas menerima pendapatan dan piutang yang
dibayar oleh pihak ketiga yang akan mempengaruhi transaksi ekuitas.
d. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
PPTK bertugas melakukan pengadaan Aset Tetap sesuai dengan prosedur
yang akan mempengaruhi transaksi ekuitas dan memberikan dokumen
tembusannya kepada PPK SKPD untuk dilakukan pencatatan.
4. Prosedur akuntansi:
Pencatatan akuntansi atas ekuitas yang dapat terjadi pada transaksi di SKPD
dilakukan seperti berikut ini:
a. Pada saat penyusunan laporan keuangan dan melakukan penutupan akun
nominal yaitu akun pendapatan LO dan akun beban.
b. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan mempengaruhi aset dan kewajiban, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dibukukan sebagai
penambah atau pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi
tersebut. Koreksi tersebut antara lain:
1) Koreksi nilai persediaan
2) Selisih Revaluasi Aset Tetap
5. Dokumen Sumber
Dokumen Sumber adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi
keuangan pemerintah daerah yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk
menghasilkan data akuntansi. Dokumen sumber yang digunakan pada
Akuntansi Ekuitas SKPD meliputi:
a. Berita Acara Inventarisasi Persediaan
b. Berita Acara Revaluasi Aset Tetap
6. Pencatatan Transaksi:
a. Pada saat penyusunan laporan keuangan
Dalam tahapan penyusunan Laporan Keuangan SKPD, setelah menyusun
Laporan Operasional perlu dilakukan penutupan akun-akun nominal dengan
tujuan:
1) Menghitung jumlah surplus/defisit dari akun pendapatan LO dan beban.
2) Memindahkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun ekuitas untuk
pencatatan periode berikutnya.
3) Menghitung ekuitas akhir periode.
Berikut contoh jurnal penutup LO.
8.1.01.XX Pendapatan-LO xxx
3.1.01.02 Surplus/Defisit-LO xxx
9.1.01.XX Beban xxx
Akuntansi SKPD membuat jurnal penutup akhir untuk menutup akun
Surplus (Defisit) – LO ke akun Ekuitas. Berikut contoh jurnal penutup
akhir
3.1.01.02 Surplus/Defisit-LO xxx
3.1.01.01 Ekuitas xxx
b. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya
1) Koreksi nilai persediaan
3.1.01.01 Ekuitas xxx
1.1.07.XX Persediaan xxx
2) Selisih Revaluasi Aset Tetap
1.3.02.XX Aset Tetap xxx
3.1.01.01 Ekuitas xxx
H. Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo
1) Jurnal
Sebagai entitas akuntansi, SKPD melakukan proses akuntansi yang
dimulai dari pencatatan transaksi hingga penyusunan dan penyajian
Laporan Keuangan. Transaksi-transaksi tersebut dicatat oleh Fungsi
Akuntansi SKPD sesuai dengan dokumen transaksinya menggunakan
Memo Jurnal ke dalam buku jurnal. Format Memo Jurnal dan Buku
Jurnal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Bukti : Nomor : Tanggal :
1
2
3
4
5
Dicatat Oleh : Disetujui : Auditor :
JUMLAH
(nama lengkap)
NIP
2) Buku Besar
Tahapan selanjutnya setelah pencatatan transaksi melalui jurnal adalah
posting ke buku besar. Dalam tahap ini, PPK SKPD mem-posting atau
memindahkan setiap akun beserta jumlahnya dari buku jurnal ke buku
besar masing-masing akun. Format buku besar yang digunakan adalah
sebagai berikut:
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
BUKU BESAR
Periode : 1 Januari s.d 31 Desember 20x1
Urusan Pemerintah :1 Urusan Wajib
Bidang Pemerintah : 1.20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Unit Organisasi : 1.20.05
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
Sub Unit Organisasi :
PPKD
1.20.05.02
Kode Rekening Buku
Besar : 1.1.3
Nama Rekening Buku : Piutang
Besar
No TANGGAL URAIAN DEBET KREDIT SALDO
JUMLAH
(nama lengkap)
NIP
3) Neraca Saldo
Pada setiap akhir periode akuntansi atau sesaat sebelum penyusunan
laporan keuangan, PPK SKPD menyusun Neraca Saldo atau Daftar Saldo
Buku Besar.Neraca Saldo adalah suatu daftar yang berisi seluruh kode
rekening beserta saldonya pada tanggal tertentu. Format Neraca Saldo
atau Daftar Saldo Buku Besar yang digunakan adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
SALDO BUKU BESAR
Periode : 1 Januari s.d 31 Desember 20x1
Urusan Pemerintah : 1.20 Urusan Wajib
Unit Organisasi : 1.20.05 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sub Unit Organisasi : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
PPKD
KODE REKENING URAIAN DEBET KREDIT
JUMLAH
(nama lengkap)
NIP
I. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD.
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat SKPD dihasilkan melalui proses
akuntansi lanjutan yang dilakukan oleh PPK-SKPD. Jurnal dan posting yang
telah dilakukan terhadap transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan
laporan keuangan.
Dari 7 Laporan Keuangan wajib yang terdapat dalam PP 71/2010, terdapat 5
Laporan Keuangan yang dibuat oleh SKPD, yaitu:
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b. Neraca;
c. Laporan Operasional (LO);
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan
e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
1. Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur penyusunan laporan keuangan adalah :
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)
PPK SKPD melakukan penyusunan atas Laporan Keuangan.
b. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran akan melakukan otorisasi dan melaporkan Laporan
Keuangan atas SKPD-nya sebagai entitas akuntansi untuk dapat
dikonsolidasikan di entitas pelaporan.
2. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan
a. Membuat Neraca Saldo
PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca
saldo atau daftar saldo buku besar.
b. Membuat Jurnal Koreksi dan Penyesuaian SKPD
PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian.Jurnal ini dibuat dengan tujuan
melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan
atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual.Jurnal penyesuaian tersebut
diletakkan dalam kolom “Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
Jurnal koreksi dan penyesuaian yang diperlukan antara lain digunakan
untuk:
1) Koreksi kesalahan/Pemindahbukuan
2) Pencatatan jurnal yang belum dilakukan
3) Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset lainnya pada akhir tahun
Penjelasan atas jurnal koreksi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Koreksi kesalahan pencatatan
Untuk melakukan koreksi atas terjadinya kesalahan pencatatan, PPK-
SKPD akan membuat bukti memorial yang akan diotorisasi oleh
Pengguna Anggaran. Berdasarkan bukti memorial yang telah diotorisasi,
PPK-SKPD langsung membuat pembetulan atas jurnal yang salah catat
tersebut. Misalnya, transaksi beban/belanja telepon dicatat pada
beban/belanja listrik. Untuk melakukan koreksi atas kesalahan tersebut,
PPK-SKPD menjurnal “Beban telepon” di debit dan “Beban listrik” di
kredit.
9.1.02.03.01 Beban telepon xxx
9.1.02.03.03 Beban listrik xxx
Karena merupakan transaksi realisasi anggaran, PPK-SKPD juga
mencatat koreksi belanja dan melakukan penyesuaian Perubahan SAL
dengan menjurnal “Belanja telepon” di debit dan “Belanja listrik” di kredit.
5.1.02.03.01 Belanja telepon xxx
5.1.02.03.03 Belanja listrik xxx
2) Pengakuan Persediaan
Apabila SKPD melakukan transaksi persediaan dengan pendekatan beban
dan metode periodik, maka pada akhir periode sebelum menyusun
laporan keuangan, secara rutin akan dilakukan stock opname setiap
akhir periode untuk mengetahui sisa persediaan yang dimiliki.
Berdasarkan berita acara stock opname, PPK-SKPD mengakui
persediaan dengan menjurnal “Persediaan sesuai jenisnya” di debit dan
“Beban Persediaan” di kredit sebesar persediaan yang ada di akhir
periode.
1.1.07.XX Persediaan xxx
9.1.02.XX Beban Persediaan xxx
3) Jurnal depresiasi
Berdasarkan daftar barang dan kebijakan akuntansi yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah, PPK-SKPD pada akhir tahun akan membuat bukti
memorial yang kemudian akan diotorisasi oleh Pengguna Anggaran untuk
mengakui depresiasi atau penyusutan atas aset tetap yang dimiliki. PPK-
SKPD akan mencatat penyusutan aset tetap dengan menjurnal “Beban
Penyusutan” di debit dan “Akumulasi penyusutan” di kredit di jurnal
umum.
Bidang Pemerintahan : 1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Unit Organisasi : 1.20.0 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit Organisasi : 1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
SKPD
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan xxx xxx xx xxx
Daerah yang Dipisahkan
6 Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxx xxx xx xxx
8
9 JUMLAH PENDAPATAN (7)
10
11 BELANJA
12 BELANJA OPERASI
13 Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx
14 Belanja Barang xxx xxx xx xxx
15 Jumlah Belanja Operasi (13 s/d 14) xxx xxx xx xxx
16
17 BELANJA MODAL
18 Belanja Tanah xxx xxx xx xxx
19 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx
20 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx
21 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx xx xxx
22 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx
23 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx
24 Jumlah Belanja Modal (18 s/d 23) xxx xxx xx xxx
25
26 JUMLAH BELANJA (15 + 24) xxx xxx xx xxx
27
28 SURPLUS/DEFISIT (29 – 58) xxx xxx xx xxx
(nama lengkap)
NIP
Bidang Pemerintahan : 1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Unit Organisasi : 1.20.0 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit Organisasi : 1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
(SKPD)
Kenaikan/
N0 URAIAN 20x1 20x0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan xxx xxx xxx xx
Daerah yang Dipisahkan
6 Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xxx xx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx xx
8
9 JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx xxx xx
10
11 BEBAN
12 Beban Pegawai xxx xxx xxx xx
13 Beban Persediaan xxx xxx xxx xx
14 Beban Jasa xxx xxx xxx xx
15 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xx
16 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xx
17 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xx
18 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xx
19 JUMLAH BEBAN xxx xxx xxx xx
20
21 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI xxx xxx xxx xx
22
23 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL xxx xxx xxx xx
24
25 SURPLUS/DEFISIT-LO xxx xxx xxx xx
Urusan Pemerintahan : 1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Unit Organisasi : 1.20.05 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit Organisasi : 1.20.05.01 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
(SKPD)
N0 URAIAN 20X1 20X0
Unit Organisasi : 1.20.05 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit : 1.20.05.01 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
(SKPD)
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
5 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
6 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
7 Piutang Pajak xxx xxx
8 Piutang Retribusi xxx xxx
9 Penyisihan Piutang (xxx) (xxx)
10 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
11 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
12 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
13 Piutang Lainnya xxx xxx
14 Persediaan xxx xxx
15 Jumlah Aset Lancar xxx xxx
16
17 ASET TETAP
18 Tanah xxx xxx
19 Peralatan dan Mesin xxx xxx
20 Gedung dan Bangunan xxx xxx
21 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
22 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
23 Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx
24 Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)
25 Jumlah Aset Tetap xxx xxx
26
27 ASET LAINNYA
28 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
29 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
30 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
31 Aset Tak Berwujud xxx xxx
32 Aset Lain-Lain xxx xxx
33 Jumlah Aset Lainnya xxx xxx
34
35 JUMLAH ASET xxx xxx
36
37 KEWAJIBAN
38
39 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
40 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
41 Uang Muka dari Bendahara Umum Daerah xxx xxx
42 Pendapatan yang Ditangguhkan xxx xxx
43 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek xxx xxx
44
45 JUMLAH KEWAJIBAN xxx xxx
46
EKUITAS
EKUITAS xxx xxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS xxx xxx
h. Membuat Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan
Arus Kas. Hal-hal yang diungkapkan di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan antara lain:
1) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
2) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
3) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
4) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; Rincian dan penjelasan
masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
5) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
dan
6) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
SKPD
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Komponen Laporan Keuangan Kota Tanjungpinang
1.4 Sumber Dana dan Jumlah yang Dikelola
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
2.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah
2.2 Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian
Target yang Telah Ditetapkan
Bab III Kebijakan Akuntansi
3.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
3.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
3.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan
3.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan
Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah
Bab IV Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
4.1 Laporan Operasional
4.2 Laporan Perubahan Ekuitas
4.3 Neraca
4.4 Laporan Realisasi Anggaran
Bab V Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
Bab VI Penutup
i. Membuat Pernyataan Tanggung Jawab
Sebagai entitas akuntansi, SKPD wajib menyelenggarakan sistem akuntansi untuk
menyusun laporan keuangan SKPD sebagai alat akuntabilitas penggunaan
anggaran dan penggunaan barang milik daerah. Laporan Keuangan SKPD
merupakan tanggung jawab pengguna anggaran sehingga pada saat
menyampaikan laporan keuangan SKPD kepada PPKD untuk dikonsolidasi harus
dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab. Surat Pernyataan
Tanggung Jawab berisi pernyataan bahwa Laporan Keuangan telah disusun
berdasarkan sistem pengendalian internal yang memadai, dan isinya telah
menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Format Surat Pernyataan
Tanggung Jawab adalah sebagai berikut:
Pernyataan Tanggung Jawab
(……………………………………)
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
dto
LIS DARMANSYAH
Pada saat penerimaan kas di BUD sebagai unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan, PPK PPKD juga sekaligus mengakui dan mencatat
penerimaan tersebut sebagai pendapatan – LRA yang dilakukan dengan
membuat jurnal berikut ini :
Pada saat penerimaan kas, PPK PPKD juga sekaligus mengakui dan mencatat
penerimaan tersebut sebagai pendapatan–LRA yang dilakukan dengan
membuat jurnal berikut ini:
Kemudian ketika pendapatan tersebut sudah menjadi hak, maka PPK PPKD
menerbitkan dokumen akuntansi/memo jurnal untuk menjadi dasar
pencatatan atas pengakuan hak tersebut sesuai dengan dokumen sumber
yang diterimanya. Pencatatan pengakuan hak atas pendapatan tersebut
dilakukan dengan membuat jurnal berikut ini:
5. Ilustrasi:
PPKD menerbitkan Dokumen Ketetapan untuk pengakuan pendapatan yang
mengindikasikan adanya hak Pemda atas suatu pendapatan (earned).
a. Prosedur Pencatatan PAD
1) Pajak Hotel
a) Tanggal 1 Februari 2015, PPKD menerbitkan SKP Daerah atas Pajak
Hotel Laguna untuk bulan januari sebesar Rp.12,000,000,- maka
fungsi akuntansi akan mencatat dengan jurnal:
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
SPT/SKP 1.1.3.01.06 Piutang Pajak Hotel 12,000,000
Daerah/
Dokumen
01-02-2015 Pendapatan Pajak
yang 8.1.1.06.01 12,000,000
Hotel-LO
dipersam
akan
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
STS/TBP 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 12,000,000
Dokumen
10-02-2015 yang Pendapatan Pajak
4.1.1.06.01 12,000,000
dipersam Hotel-LRA
akan
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
STS/TBP 7.3.4.01.01 Perubahan SAL 12,000,000
Dokumen
10-02-2015 yang Pendapatan Pajak
4.1.1.01.01 12,000,000
dipersam Hotel
akan
2) PAD dari Hasil Eksekusi Jaminan
a) Tanggal 17 Maret 2015, PPKD menerima uang jaminan dari pihak
ketiga bersamaan dengan pembayaran perizinan untuk pemasangan
iklan sebesar Rp.5,000,000. Dari transaksi tersebut pihak ketiga
menerima Tanda Bukti Pembayaran (TBP). Berdasarkan Dokumen
tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal:
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
STS/TBP 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 5,000,000
Dokumen
17-03-2015 yang Utang Jaminan
2.1.1.08.01 5,000,000
dipersam Pemasangan Iklan
akan
b) Tanggal 17 April 2015, Pihak ketiga tidak menunaikan kewajibannya,
PPKD akan mengeksekusi uang jaminan yang sebelumnya telah
disetorkan. Fungsi Akuntansi PPKD akan membuat bukti memorial
terkait eksekusi jaminan. Berdasarkan Dokumen tersebut, Fungsi
Akuntansi PPKD kemudian akan mencatat jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Simda
Keuangan/ Lampiran IV)
Jurnal LO atau Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Utang Jaminan
2.1.1.08.01 5,000,000
TBP Pemasangan Iklan
Dokumen Pendapatan Hasil
17-04-2015 yang Eksekusi atas
dipersam 8.1.4.12.02 Jaminan 5,000,000
akan Pembongkaran
Reklame-LO
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
7.3.4.01.01 Perubahan SAL 5,000,000
TBP
Pendapatan Hasil
Dokumen
Eksekusi atas
17-04-2015 yang
4.1.4.12.02 Jaminan 5,000,000
dipersam
Pembongkaran
akan
Reklame-LRA
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Perubahan
Nota 0.0.0.00.00 250,000,000
SAL
kredit/
Pendapatan
TBP/Dok
31-01-15 atas Bagian
u-men
Laba atas
yang 4.1.3.01.03 255,000,000
penyertaan
dipersam
modal pada
a-kan
perusahaan.
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
SK Piutang Tuntutan
1.1.3.04.
Pembeba Ganti Kerugian 24.000.000
03
nan/ Daerah
27-01-15
SKP2K/S Tuntutan ganti
KTJM 8.1.4.05. Kerugian daerah
24.000.000
/Dokume 01 Terhadap
n Bendahara - LO.
yang
dipersam
akan
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Nota 1.1.1.01.01 Kas di kas daerah 2.000.000
kredit/TB
P/Do
27-01-15 Piutang Tuntutan
kumen
1.1.3.04.03 Ganti Kerugian 2.000.000
yang
Daerah
dipersam
akan
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Nota
kredit/TB 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 2.000.000
P/Do
27-01-15
kumen
Tuntutan ganti
yang
4.1.4.05.01 Kerugian 2.000.000
dipersam
daerah -LRA
akan
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debet Kredit
Bukti Rekening
Nota
kredit/TB 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 2.000.000
27-01-15
P/Do
kumen Tuntutan
4.1.4.05.01 2.000.000
yang Kerugian
dipersam Daerah
akan
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
PMK/ Piutang Transfer 978.000.00
1.1.3.05.05
Dokumen DAU 0.000
01-01-15 yg Pendapatan
978.000.00
dipersama 8.2.1.03.01 Transfer DAU -
0.00
kan LO
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Nota Kredit 81.500.000.0
0.0.0.00.00 Perubahan SAL
/Dokumen 00
02-01-15 yang Pendapatan
81.500.000.0
dipersama- 4.2.1.03.01 Transfer
00
kan DAU - LRA
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Nota Kredit 81.500.000.0
0.0.0.00.00 Perubahan SAL
/Dokumen 00
02-01-15 yang
Pendapatan 81.500.000.0
dipersama- 4.2.2.01.01
DAU 00
kan
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Surat Piutang Bagi Hasil
1.1.3.05.01 240.000.000
Keputusan Pajak
Kepala
Daerah/Do
01-03-15
kumen Pendapatan Bagi
8.2.3.01.01 240.000.000
yang Hasil Pajak - LO
dipersama-
kan
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Nota 1.1.1.01.01 Kas di kas daerah 60.000.000
01-06-15
Kredit/ 1.1.3.05.01 Piutang Bagi 60.000.000
Dokumen Hasil Pajak
yang
dipersama
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Nota Kredit 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 60.000.000
/Dokumen
Pendapatan
01-06-15 yang
4.2.3.01.01 Hibah/Bagi 60.000.000
dipersama-
hasil Pajak LRA
kan
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Nota Kredit 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 60.000.000
/Dokumen
Pendapatan
01-06-15 yang
4.2.1.01.01 Bagi hasil 60.000.000
dipersama-
Pajak
kan
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Naskah Piutang
Hibah/ 1.1.3.08.01 Pendapatan 250.000.000
Dokumen Lainnya - Hibah
01-03-15
yang Pendapatan
dipersama- 8.3.1.01.01 Hibah dari 250.000.000
kan Pemerintah -LO
b) Tanggal 01 April 2015, PPKD menerima nota kredit bank atas Hibah.
Berdasarkan informasi tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD kemudian
akan mencatat jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Perubahan
Nota 0.0.0.00.00 250.000.000
SAL
Kredit/
Dokumen
01-04-15 Pendapatan
yang
8.3.1.01.0 Hibah dari 250.000.000
dipersama
Pemerintah
kan
- LRA
Jurnal LRA
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debet Kredit
Rekening
Nota Perubahan
0.0.0.00.00 250.000.000
Kredit/ SAL
Dokumen
01-04-15
yang Pendapatan
4.3.1.01.01 250.000.000
dipersama Hibah dari
kan Pemerintah
Kode
No Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
3 05-Nop-14 SK TGR 01/14 1.5.2.02.02 TGR thd PNS bukan Bendahara 50.400.000
b. PPKD
PPKD mempunyai tugas memberikan otorisasi atas transaki beban
yang terjadi serta menyetujui penerbitan dokumen pencairan dana
untuk membayar beban yang terjadi.
c. BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD akan mempunyai tugas melakukan pembayaran
atas beban dari Kas di Kas Daerah yang dikelolanya.
2. Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansi untuk pengakuan dan pencatatan beban yang
dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Bendahara Umum Daerah (BUD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah
(Kuasa BUD)menerima dokumen tagihan dari pihak ketiga atau
dokumen sumber lainnya dan menyerahkan tembusannya kepada
PPK PPKD.
b. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial
berdasarkan tembusan tagihan dari pihak ketiga atau dokumen
sumber lainnyadari BUD/Kuasa BUD.
c. Berdasarkan dokumen tersebut BUD/Kuasa BUD melakukan proses
penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur penatausahaan
keuangan, kemudian menyerahkan tembusan dokumen pembayaran
tersebut kepada PPK PPKD.
d. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan dokumen pembayaran dari BUD/Kuasa BUD.
e. PPK PPKD melakukan pencatatan akuntansi dalam buku jurnal
berdasarkan dokumen akuntansi.
f. PPK PPKD melakukan posting jurnal ke buku besar.
g. Berdasarkan saldo Buku Besar PPK PPKD menyusun Laporan
Keuangan PPKD.
3. Dokumen Sumber
a. Surat Tagihan Pihak Ketiga
b. Bukti Pengeluaran Kas
c. Kuitansi/Bukti Pembayaran
d. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
e. Dokumen Perjanjian Utang
f. Surat Tagihan dari Penerima Subsidi
g. Naskah Perjanjian Hibah Daerah
h. Bukti Memorial
i. Nota Debit
j. Bukti akuntansi lainnya
4. Pencatatan Transaksi
Dalam melakukan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi, PPK
PPKD melakukan pencatatan atau pengakuan beban dalam buku Bila
dikaitkan dengan pengeluaran kas pencatatan transaksi atas beban di
PPKD sesuai dengan prosedur akuntansi dapat dilakukan dengan 3
kondisi berikut ini:
a. Beban diakui sebelum pengeluaran kas
Dalam hal terjadi perbedaan waktu yang signifikan atau melewati
tanggal pelaporan antara penetapan kewajiban atau pengakuan
beban dan pengeluaran kas, dimana timbulnya kewajiban daerah
terjadi lebih dulu, maka kebijakan akuntansi untuk pengakuan
beban dapat dilakukan pada saat terbit dokumen transaksi
penetapan/pengakuan kewajiban walaupun kas belum dikeluarkan.
Contoh dari transaksi ini misalnya ditandatanganinya Berita Acara
Penyerahan Barang, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, diterimanya
tagihan dari pihak ketiga dan dokumen transaksi lainnya. Hal ini
selaras dengan kriteria telah timbulnya kewajiban dan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang konservatif bahwa jika beban sudah menjadi
kewajiban harus segera dilakukan pengakuan meskipun belum
dilakukan pengeluaran kas.
Terkait dengan pengakuan beban sebelum pengeluaran kas dapat
dilakukan pencatatan sesuai dengan perolehan dokumen
sumbernya. Tembusan dokumen sumber yang dijadikan dasar
pencatatan dapat berasal dari Bendahara Umum Daerah (BUD).
Pencatatan pengakuan beban yang dilakukan oleh PPK PPKD
berdasarkan dokumen sumber yang berasal dari BUD/Kuasa BUD
dilakukan dengan cara melakukan jurnal seperti di bawah ini :
Pencatatan ini oleh PPK PPKD dilakukan dalam Buku Jurnal dan
semua pencatatan dalam buku jurnal pada setiap periode tertentu
ataupun saat transaksi terjadi (real time) diklasifikasikan sesuai
dengan akunnya dengan melakukan posting dalam Buku Besar.
Terkait dengan pengakuan beban yang dilakukan dengan kondisi
bersamaan dengan pengeluaran kas (basis Kas) maka pada saat
akan dilakukan penyusunan Lapoaran Keuangan harus dilakukan
penyesuaian dan koreksi sehingga akun beban apat disajikan
dengan wajar atau tidak tersaji lebih (oversatated) maupun tersaji
kurang (understated).
c. Beban diakui setelah pengeluaran kas
Apabila dalam hal proses transaksi pengeluaran daerah terjadi
perbedaan waktu antara penetapan kewajiban daerah dan
pengeluaran kas daerah, dimana penetapan kewajiban daerah
(pengakuan beban) dilakukan setelah pengeluaran kas, maka
kebijakan akuntansi pengakuan beban dapat dilakukan pada saat
barang atau jasa dimanfaatkan walaupun kas sudah dikeluarkan.
Pada saat pengeluaran kas mendahului dari saat barang atau jasa
dimanfaatkan, pengeluaran tersebut belum dapat diakui sebagai
Beban. Pengeluaran kas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
Beban Dibayar Dimuka (akun neraca).
Terkait dengan pengakuan beban setelah pengeluaran kas dapat
dilakukan pencatatan sesuai dengan perolehan dokumen
sumbernya. Tembusan dokumen sumber yang dijadikan dasar
pencatatan dapat berasal dari Bendahara Umum Daerah
(BUD)/Kuasa BUD.
Pencatatan yang dilakukan PPK PPKD saat pembayaran dilakukan
berdasarkan dokumen sumber yang berasal dari BUD/Kuasa BUD
dilakukan dengan cara melakukan jurnal seperti di bawah ini:
e. Beban Subsidi
Berdasarkan tagihan dari penerima subsidi yang telah melaksanakan
prestasi sesuai persyaratan pemberian subsidi, PPK PPKD
menyiapkan bukti memorial terkait pengakuan beban subsidi.
Setelah diotorisasi oleh PPKD, bukti memorial tersebut menjadi
dasar bagi PPK PPKD untuk melakukan pengakuan beban dengan
jurnal “Beban Subsidi” di debit dan “Utang Beban Subsidi” di kredit.
f. Beban Hibah
PPKD dan Pemerintah Daerah Lain/PD/Masyarakat/Ormas
bersama-sama melakukan penandatanganan Naskah Perjanjian
Hibah Daerah (NPHD). Pengakuan beban hibah sesuai NPHD
dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja hibah, mengingat
kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan berdasarkan
NPHD karena harus dilakukan verifikasi atas persyaratan
penyaluran hibah. Untuk itu, PPK PPKD mencatat pengakuan beban
hibah dan kas dengan jurnal “Beban Hibah” di debit dan “Kas di Kas
Daerah” di kredit.
Sebagai transaksi realisasi anggaran, PPK PPKD juga mencatat belanja dan
melakukan penyesuaian Perubahan SAL melalui jurnal “Belanja Transfer” di
debit dan “Perubahan SAL” di kredit.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Sama halnya dengan akuntansi penerimaan pembiayaan PPKD,
akuntansi pengeluaran pembiayaan PPKD pada dasarnya juga
merupakan akuntansi yang tidak berdiri sendiri. Akuntansi
pengeluaran pembiayaan ini melekat pada pencatatan transaksi
lainnya khususnya pengeluaran kas atas transaksi aset non lancar dan
kewajiban jangka panjang. Akuntansi ini akan menjadi sebuah jurnal
komplementer yang melengkapi jurnal transaksi perolehan investasi,
transaksi pembayaran utang dan transaksi lainnya yang sejenis.
PPK PPKD mencatat pembayaran pokok pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan dengan jurnal “Kewajiban Jangka Panjang” di
debit dan “Kas di Kas Daerah” di kredit.
b. Hasil Investasi
1) Hasil Investasi Jangka Pendek
Hasil investasi jangka pendek berupa pendapatan bunga.
Pendapatan bunga ini biasanya diperoleh bersamaan dengan
pelepasan investasi jangka pendek tersebut, sehingga
pembahasannya akan digabungkan ke bagian Pelepasan
Investasi.
2) Hasil Investasi Jangka Panjang
a) Metode Biaya
Dalam metode biaya, keuntungan perusahaan tidak
mempengaruhi investasi yang dimiliki pemerintah daerah.
pemerintah daerah hanya menerima dividen yang dibagikan
oleh perusahaan. Berdasarkan pengumuman pembagian
dividen yang dilakukan oleh perusahaan investee, PPKD
dapat mengetahui jumlah dividen yang akan diterima pada
periode berjalan. Selanjutnya PPK PPKD akan menjurnal
pengakuan dividen yang akan diterima dengan mencatat
“Piutang Lainnya” di debit dan “Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan – LO” di kredit.
b) Metode Ekuitas
Berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan, PPKD dapat
mengetahui jumlah keuntungan perusahaan pada periode
berjalan. Dalam metode ekuitas, keuntungan yang diperoleh
perusahaan akan mempengaruhi jumlah investasi yang
dimiliki pemerintah daerah. PPK PPKD akan menjurnal
keuntungan dengan mencatat “Investasi” di debit dan
“Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan– LO” di kredit.
c. Pelepasan Investasi
1) Pelepasan Investasi Jangka Pendek
Dalam pelepasan investasi jangka pendek, berdasarkan Dokumen
Transaksi yang dimiliki PPKD, PPK PPKD mencatat pelepasan
dan hasil dari investasi jangka pendek dengan menjurnal “Kas di
Kas Daerah” di debit serta “Pendapatan Bunga” dan “Investasi
Jangka Pendek” di kredit.
b. Pembayaran Kewajiban
Realisasi pembayaran kewajiban dilakukan melalui proses
penatausahaan yang dimulai dari pengajuan SPP, pembuatan SPM
hingga penerbitan SP2D. Berdasarkan SP2D tersebut, PPK PPKD
akan mencatat penghapusan kewajiban terkait dengan jurnal
“Kewajiban Jangka Panjang (sesuai rincian objek terkait)” di debit
dan “Kas di Kas Daerah” di kredit.
c. Reklasifikasi Utang
Berdasarkan Dokumen Perjanjian Utang, PPK PPKD menyiapkan
bukti memorial terkait pengakuan bagian utang jangka panjang yang
harus dibayar tahun ini. Setelah diotorisasi oleh PPKD, bukti
memorial tersebut menjadi dasar bagi PPK PPKD untuk melakukan
pengakuan reklasifikasi dengan jurnal “Kewajiban Jangka Panjang”
di debit dan “Bagian Lancar Utang Jangka Panjang” di kredit.
Keterangan :
Bukti : Nomor : Tanggal :
1
2
3
4
5
Dicatat Oleh : Disetujui : Auditor :
JUMLAH
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
2. Buku Besar
Tahapan selanjutnya setelah pencatatan transaksi melalui jurnal adalah
posting ke buku besar. Dalam tahap ini, Fungsi Akuntansi PPKD mem-
posting atau memindahkan setiap akun beserta jumlahnya dari buku
jurnal ke buku besar masing-masing akun. Format buku besar yang
digunakan adalah sebagai berikut:
JUMLAH
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
3. Neraca Saldo
Pada setiap akhir periode akuntansi atau sesaat sebelum penyusunan
laporan keuangan, Fungsi Akuntansi PPKD menyusun Neraca Saldo
atau Daftar Saldo Buku Besar.Neraca Saldo adalah suatu daftar yang
berisi seluruh kode rekening beserta saldonya pada tanggal tertentu.
Format Neraca Saldo atau Daftar Saldo Buku Besar yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Unit Organisasi : 1.20.05 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sub Unit Organisasi : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
PPKD
KODE REKENING URAIAN DEBET KREDIT
JUMLAH
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
Bidang Pemerintahan : 1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Unit Organisasi : 1.20.0 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit Organisasi : 1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
PPKD
20X1 20X0
N0 URAIAN
Anggaran Realisasi (%) Realisasi
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN TRANSFER
3 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT – DANA PERIMBANGAN
4 Dana Bagi Hasil xxx xxx xx xxx
5 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx
6 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx
7 Dana Alokasi Kkhusus xxx xxx xx xxx
8 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan xxx xxx xx xxx
9
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA
11 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx
12 Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx
13 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat–Lainnya xxx xxx xx xxx
14
15 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
16 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
17 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xx xxx
18 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi xxx xxx xx xxx
19
20 Jumlah Pendapatan Transfer xxx xxx xx xxx
21
22 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
23 Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx
24 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx
25 Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
26 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah xxx xxx xx xxx
27 JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx xx xxx
28
29 BELANJA
30 BELANJA OPERASI
31 Bunga xxx xxx xx xxx
32 Subsidi xxx xxx xx xxx
33 Hibah xxx xxx xx xxx
34 Bantuan Sosial xxx xxx xx xx
35 Jumlah Belanja Operasi xxx xxx xx xxx
36
37 BELANJA TAK TERDUGA
38 Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx
39 Jumlah Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx
40 JUMLAH BELANJA xxx xxx xx xxx
41
42 TRANSFER
43 TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
44 Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
45 Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xx xxx
46 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
47 Jumlah Transfer Bagi Hasil Ke Desa xxx xxx xx xxx
48 JUMLAH TRANSFER xxx xxx xx xxx
49 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER xxx xxx xx xxx
50
51 SURPLUS/DEFISIT xxx xxx xx xxx
52
53 PEMBIAYAAN
54 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
55 Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx
56 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
57 Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx
58 Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
59 Pinjaman Dalam Negeri – Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx
Pinjaman Dalam Negeri – Lembaga Keuangan Bukan Bank
60 Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx xx xxx
61 Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx xx xxx
62 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
63 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
64 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx
65 Lainnya xxx xxx xx xxx
Jumlah Penerimaan
66 PENGELUARAN PEMBIAYAN xxx xxx xx xxx
67 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok
68 Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah
69 Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri – Lembaga
70 Keuangan Bank Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri –
71 Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx
72 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx xx xxx
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx xx xxx
73 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
74 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
Jumlah Pengeluaran xxx xxx xx xxx
75 PEMBIAYAAN NETO
76 xxx xxx xx xxx
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Bidang Pemerintahan : 1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Unit Organisasi : 1.20.0 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit Organisasi : 1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
PPKD
Kenaikan/
N0 URAIAN 20x1 20x0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan xxx xxx xxx xx
Daerah yang Dipisahkan
6 Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xxx xx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx xx
8
9 PENDAPATAN TRANSFER
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT –
11 DANA PERIMBANGAN
12 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx
13 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xx
14 Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xx
15 Dana Alokasi Kkhusus xxx xxx xxx xx
16 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan xxx xxx xxx xx
17
18 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA
19 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xx
20 Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xx
21 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat– xxx xxx xxx xx
22 Lainnya
23
24 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI xxx xxx xxx xx
25 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx
26 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xxx xx
27 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi xxx xxx xxx xx
28 Jumlah Pendapatan Transfer
29 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH xxx xxx xxx xx
30 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xx
31 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xx
32 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xx
33 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah
34 xxx xxx xxx xx
35 JUMLAH PENDAPATAN
36
37 BEBAN xxx xxx xxx xx
38 Beban Pegawai xxx xxx xxx xx
39 Beban Persediaan xxx xxx xxx xx
40 Beban Jasa xxx xxx xxx xx
41 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xx
42 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xx
43 Beban Bunga xxx xxx xxx xx
44 Beban Subsidi xxx xxx xxx xx
45 Beban Hibah xxx xxx xxx xx
46 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xx
47 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xx
48 Beban Transfer xxx xxx xxx xx
49 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xx
50 JUMLAH BEBAN xxx xxx xxx xx
51 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI
52 xxx xxx xxx xx
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON
53 OPERASIONAL xxx xxx xxx xx
54 xxx xxx xxx xx
55 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xx
56 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xx
57 Jumlah Defisit Dari Kegiatan Non Operasional xxx xxx xxx xx
58 Defisit Penjualan Aset Non Lancar xxx xxx xxx xx
59 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xx
60 Jumlah Defisit Dari Kegiatan Non Operasional
61 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xx
62
63 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON xxx xxx xxx xx
64 OPERASIONAL
65
66 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA
67
xxx xxx xxx xx
68
xxx xxx xxx xx
69 POS LUAR BIASA
xxx xxx xxx xx
70
Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xx
71
Beban Luar Biasa
POS LUAR BIASA
SURPLUS/DEFISIT-LO
Bidang Pemerintahan : 1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Unit Organisasi : 1.20.0 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit Organisasi : 1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
PPKD
Unit Organisasi : 1.20.05 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Sub Unit : 1.20.05.02 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)-
PPKD
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Kas Daerah xxx xxx
5 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
6 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
7 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
8 Piutang Pajak xxx xxx
9 Piutang Retribusi xxx xxx
10 Penyisihan Piutang (xxx) (xxx)
11 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx
15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah xxx xxx
16 Lainnya xxx xxx
17 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
18 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
19 Piutang Lainnya xxx xxx
20 Persediaan xxx xxx
21 Jumlah Aset Lancar
22
23 INVESTASI JANGKA PANJANG
24 Investasi Nonpermanen xxx xxx
25 Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx
26 Investasi dalam Surat Utang Negara xxx xxx
27 Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx
28 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx
Jumlah Investasi Nonpermanen
29 Investasi Permanen
30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx
31 Investasi Permanen Lainnya xxx xxx
xxx xxx
32 Jumlah Investasi Permanen xxx xxx
33 Jumlah Investasi Jangka Panjang
34
35 ASET TETAP xxx xxx
36 Tanah xxx xxx
37 Peralatan dan Mesin xxx xxx
38 Gedung dan Bangunan xxx xxx
39 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
40 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
41 Konstruksi dalam Pengerjaan (xxx) (xxx)
42 Akumulasi Penyusutan xxx xxx
43 Jumlah Aset Tetap
44
45 DANA CADANGAN xxx xxx
46 Dana Cadangan xxx xxx
47 Jumlah Dana Cadangan
48
49 ASET LAINNYA xxx xxx
50 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
51 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
53 Aset Tak Berwujud xxx xxx
54 Aset Lain-Lain xxx xxx
55 Jumlah Aset Lainnya
56 xxx xxx
57 JUMLAH ASET
58
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK xxx xxx
62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
63 Utang Bunga xxx xxx
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx
65 Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx
66 Utang Belanja xxx xxx
67 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx
68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
69
70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx
71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx
72 Utang Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx
73 Premium (Diskonto) Obligasi xxx xxx
74 Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx
75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx
76 JUMLAH KEWAJIBAN
77
78 EKUITAS xxx xxx
79 EKUITAS xxx xxx
80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan
Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan
Keuangan
1.3 Komponen Laporan Keuangan Kota
Tanjungpinang
1.4 Sumber Dana dan Jumlah yang Dikelola
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah
2.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah
2.2 Hambatan dan Kendala yang Ada dalam
Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Bab III Kebijakan Akuntansi
3.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan
Keuangan Daerah
3.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan
3.3 Basis Pengukuran yang Mendasari
Penyusunan Laporan Keuangan
3.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan
dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintah
Bab IV Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
4.1 Laporan Operasional
4.2 Laporan Perubahan Ekuitas
4.3 Neraca
4.4 Laporan Realisasi Anggaran
4.5 Laporan Perubahan Sal
4.6 Laporan Arus Kas
Bab V Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
Bab VI Penutup
Tanjungpinang, ……………………
d.t.o
(……………………………………)
Pernyataan Tanggung Jawab PPKD :
Tanjungpinang, ……………………
d.t.o
(……………………………………)
J. Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Daerah
Ketentuan Umum
Laporan Keuangan Konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang
merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan,
atau entitas akuntansi, sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.
Laporan keuangan pemerintah daerah disusun dengan melakukan proses
konsolidasi dari seluruh laporan keuangan entitas akuntansi yang terdapat
pada pemerintah daerah. Neraca saldo dari semua entitas akuntansi SKPD
dan entitas akuntansi PPKD menjadi dasar dalam penyusunan laporan
keuangan.
Terdapat 7 Laporan Keuangan yang dibuat oleh PPKD, yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);
3. Neraca;
4. Laporan Operasional (LO);
5. Laporan Arus Kas (LAK);
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
1. Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang melaksanakan penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah adalah sebagai berikut :
a. PPK PPKD
b. PPKD
Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan
a. Penggabungan seluruh unsur tiap komponen laporan keuangan
Konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan
menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh seluruh entitas
akuntansi yaitu yang diselenggarakan oleh seluruh SKPD dan PPKD,
Laporan keuangan yang disusun entitas akuntansi harus sudah
menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang
secara organisatoris berada di bawahnya.Laporan keuangan entitas
akuntansi yang digabungkan adalah:
Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
Neraca;
Laporan Operasional (LO);
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Sehingga menghasilkan laporan pemerintah daerah atas laporan
tersebut diatas hasil penggabungan. Format laporan keuangan
setelah penggabungan :
(dalam rupiah)
N0 URAIAN 20X1 20X0
Anggaran Realisasi (%) Realisasi
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan xxx xxx xx xxx
Daerah yang Dipisahkan
6 Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxx xxx xx xxx
8 PENDAPATAN TRANSFER
9 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT –
DANA PERIMBANGAN
10 Dana Bagi Hasil xxx xxx xx xxx
11 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx
12 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx
13 Dana Alokasi Kkhusus xxx xxx xx xxx
14 Jumlah Pendapatan Transfer Dana xxx xxx xx xxx
Perimbangan (10 s/d 13)
15
16 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA
17 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx
18 Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx
19 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah xxx xxx xx xxx
20 Pusat–Lainnya (17 s/d 18)
21 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
22 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
23 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xx xxx
24 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (22 xxx xxx xx xxx
s/d 23)
25 Jumlah Pendapatan Transfer (14 + 19 + 24) xxx xxx xx xxx
26
27 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx
28
Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx
29
Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
30
31 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (28 xxx xxx xx xxx
32 s/d 30)
33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 25 + 31) xxx xxx xx xxx
34
35 BELANJA
36 BELANJA OPERASI
37 Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx
38 Belanja Barang xxx xxx xx xxx
39 Bunga xxx xxx xx xxx
40 Subsidi xxx xxx xx xxx
41 Hibah xxx xxx xx xxx
42 Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx
43 Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42) xxx xxx xx xxx
44
45 BELANJA MODAL
46 Belanja Tanah
47 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx
48 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx
49 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx xx xxx
50 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx
51 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx
52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) xxx xxx xx xxx
53 xxx xxx xx xxx
54 BELANJA TAK TERDUGA
55 Belanja Tak Terduga
56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55) xxx xxx xx xxx
57 JUMLAH BELANJA (43 + 52 + 56) xxx xxx xx xxx
58 xxx xxx xx xxx
59 TRANSFER
60 TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
61 Bagi Hasil Pajak
62 Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xx xxx
63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
64 Jumlah Transfer Bagi Hasil Ke Desa (61 s/d xxx xxx xx xxx
65 63) xxx xxx xx xxx
66 JUMLAH TRANSFER (56)
67 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57 + 66) xxx xxx xx xxx
68 SURPLUS/DEFISIT (33 – 67) xxx xxx xx xxx
69 xxx xxx xx xxx
70 PEMBIAYAAN
71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
72 Penggunaan SiLPA
73 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx
74 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang xxx xxx xx xxx
Dipisahkan xxx xxx xx xxx
75 Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah Pusat
76 Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah xxx xxx xx xxx
Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
77 Pinjaman Dalam Negeri – Lembaga
Keuangan Bank xxx xxx xx xxx
78 Pinjaman Dalam Negeri – Lembaga
Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx
79 Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi
80 Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx xx xxx
81 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xxx xxx xx xxx
Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
83 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
84 Jumlah Penerimaan (72 s/d 83)
85 PENGELUARAN PEMBIAYAN xxx xxx xx xxx
86 Pembentukan Dana Cadangan
87 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx
88 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xxx xxx xx xxx
– Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx
89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
– Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
– Lembaga Keuangan Bank Pembayaran xxx xxx xx xxx
91 Pokok Pinjaman Dalam Negeri – Lembaga
Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx
(dalam Rupiah)
N0 URAIAN 20X1 20X0
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
5 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
6 Piutang Pajak xxx xxx
7 Piutang Retribusi xxx xxx
8 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
9 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
10 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
11 Piutang Lainnya xxx xxx
12 Persediaan xxx xxx
13 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 12) xxx xxx
14
15 ASET TETAP
16 Tanah xxx xxx
17 Peralatan dan Mesin xxx xxx
18 Gedung dan Bangunan xxx xxx
19 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
20 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
21 Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx
22 Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)
23 Jumlah Aset Tetap (16 s/d 22) xxx xxx
24
25 ASET LAINNYA
26 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
27 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
28 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
29 Aset Tak Berwujud xxx xxx
30 Aset Lain-Lain xxx xxx
31 Jumlah Aset Lainnya (26 s/d 30) xxx xxx
32
33 JUMLAH ASET (13+23+31) xxx xxx
34
35 KEWAJIBAN
36 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
37 Uang Muka dari Bendahara Umum Daerah xxx xxx
38 Pendapatan yang Ditangguhkan xxx xxx
39 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (38 s/d 39) xxx xxx
40 JUMLAH KEWAJIBAN (40) xxx xxx
41
42
EKUITAS
43 EKUITAS xxx xxx
44 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (44) xxx xxx
45
(dalam Rupiah)
N0 URAIAN 20X1 20X0
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Kas Daerah xxx xxx
5 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
6 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
7 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
8 Piutang Pajak xxx xxx
9 Piutang Retribusi xxx xxx
10 Penyisihan Piutang (xxx) (xxx)
11 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx
15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx
16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
17 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
18 Piutang Lainnya xxx xxx
19 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 18) xxx xxx
20
21 INVESTASI JANGKA PANJANG
22 Investasi Nonpermanen
23 Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx
24 Investasi dalam Surat Utang Negara xxx xxx
25 Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx
26 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx
27 Jumlah Investasi Nonpermanen (23 s/d 26) xxx xxx
28 Investasi Permanen
29 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx
30 Investasi Permanen Lainnya xxx xxx
31 Jumlah Investasi Permanen (29 s/d 30) xxx xxx
32 Jumlah Investasi Jangka Panjang (27 + 31) xxx xxx
33
34 DANA CADANGAN
35 Dana Cadangan xxx xxx
36 Jumlah Dana Cadangan (35) xxx xxx
37
38 ASET LAINNYA
39 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
40 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
41 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
42 Aset Lain-Lain xxx xxx
43 Jumlah Aset Lainnya (39 s/d 42) xxx xxx
44 JUMLAH ASET (19+32+36+43) xxx xxx
45
46 KEWAJIBAN
47 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
(dalam Rupiah)
Kenaikan/
N0 URAIAN 20x1 20x0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan xxx xxx xxx xx
Daerah yang Dipisahkan
6 Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xxx xx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxx xxx xxx xx
8 PENDAPATAN TRANSFER
9 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT –
DANA PERIMBANGAN
10 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx
11 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xx
12 Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xx
13 Dana Alokasi Kkhusus xxx xxx xxx xx
14 Jumlah Pendapatan Transfer Dana xxx xxx xxx xx
Perimbangan (10 s/d 13)
15
16 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA
17 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xx
18 Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xx
19 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah xxx xxx xxx xx
Pusat–Lainnya (17 s/d 18)
20
21 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
22 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx
23 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xxx xx
24 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (22 xxx xxx xxx xx
s/d 23)
25 Jumlah Pendapatan Transfer (14 + 19 + 24) xxx xxx xxx xx
26 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
27 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xx
28 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xx
29 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xx
30 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah xxx xxx xxx xx
(27 s/d 29)
31
32 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 24 + 30) xxx xxx xxx xx
33
34 BEBAN
35 Beban Pegawai xxx xxx xxx xx
36 Beban Persediaan xxx xxx xxx xx
37 Beban Jasa xxx xxx xxx xx
38 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xx
39 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xx
40 Beban Bunga xxx xxx xxx xx
41 Beban Subsidi xxx xxx xxx xx
42 Beban Hibah xxx xxx xxx xx
43 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xx
44 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xx
45 Beban Transfer xxx xxx xxx xx
46 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xx
47 JUMLAH BEBAN (35 s/d 46) xxx xxx xxx xx
48 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (32 – 47) xxx xxx xxx xx
49
50 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL
51 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xx
52 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka xxx xxx xxx xx
Panjang
53 Defisit Penjualan Aset Non Lancar xxx xxx xxx xx
54 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka xxx xxx xxx xx
Panjang
55 Surplus,Defisit dari Keg. Non Operasional xxx xxx xxx xx
Lainnya
56 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI xxx xxx xxx xx
KEGIATAN NON OPERASIONAL (51 s/d 55)
57
xxx xxx xxx xx
58 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (48 – 56)
59
60
61 POS LUAR BIASA
62 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xx
63 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xx
64 POS LUAR BIASA (62 - 63) xxx xxx xxx xx
65 SURPLUS/DEFISIT-LO (58 + 64) xxx xxx xxx xx
(dalam Rupiah)
N0 URAIAN 20X1 20X0
b. Melakukan Eliminasi
Setelah unsur-unsur neraca entitas akuntansi digabungkan dan
dijumlahkan maka masih terdapat akun aset yang dikonsolidasikan
(R/K SKPD) dan kewajiban yang dikonsolidasikan (R/K PPKD), Kedua
akun tersebut mempunyai nilai saldo yang sama. Akun tersebut
merupakan gabungan rekening timbal balik(resiprocal account) atas
transaksi antar entitas akuntansi SKPD dan entitas akuntansi PPKD
sehingga secara entitas pelaporan saldo akun tersebut bukan
merupakan hasil taransaksi keuangan dengan pihak eksternal. Akun
akun tersebut harus dieliminasi agar neraca daerah tidak menyajikan
hasil dari transaksi antar entitas akuntansi. Format laporan keuangan
neraca gabungan setelah eliminasi:
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Kas Daerah xxx xxx
5 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
6 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
7 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
8 Piutang Pajak xxx xxx
9 Piutang Retribusi xxx xxx
10 Penyisihan Piutang (xxx) (xxx)
11 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx
15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx
16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
17 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
18 Piutang Lainnya xxx xxx
19 Persediaan xxx xxx
20 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 19) xxx xxx
21
22 INVESTASI JANGKA PANJANG
23 Investasi Nonpermanen
24 Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx
25 Investasi dalam Surat Utang Negara xxx xxx
26 Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx
27 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx
28 Jumlah Investasi Nonpermanen (24 s/d 27) xxx xxx
29 Investasi Permanen
30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx
31 Investasi Permanen Lainnya xxx xxx
32 Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31) xxx xxx
33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 + 32) xxx xxx
34
35 ASET TETAP
36 Tanah xxx xxx
37 Peralatan dan Mesin xxx xxx
38 Gedung dan Bangunan xxx xxx
39 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
40 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
41 Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx
42 Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)
43 Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42) xxx xxx
44
45 DANA CADANGAN
46 Dana Cadangan xxx xxx
47 Jumlah Dana Cadangan (46) xxx xxx
48
49 ASET LAINNYA
50 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
51 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
53 Aset Tak Berwujud xxx xxx
54 Aset Lain-Lain xxx xxx
55 Jumlah Aset Lainnya (50 s/d 54) xxx xxx
56
57 JUMLAH ASET (20+33+43+47+55) xxx xxx
58
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
63 Utang Bunga xxx xxx
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx
65 Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx
66 Utang Belanja xxx xxx
67 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx
68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) xxx xxx
69
70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx
72 Utang Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx
73 Premium (Diskonto) Obligasi xxx xxx
74 Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx
75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) xxx xxx
76 JUMLAH KEWAJIBAN (68+75) xxx xxx
77
78 EKUITAS
79 EKUITAS xxx xxx
80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (76+79) xxx xxx
(dalam Rupiah)
N0 URAIAN 20X1 20X0
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan
Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan
Keuangan
1.3 Komponen Laporan Keuangan Kota
Tanjungpinang
1.4 Sumber Dana dan Jumlah yang Dikelola
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah
2.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah
2.2 Hambatan dan Kendala yang Ada dalam
Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Bab III Kebijakan Akuntansi
3.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan
Keuangan Daerah
3.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan
3.3 Basis Pengukuran yang Mendasari
Penyusunan Laporan Keuangan
3.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan
dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintah
Bab IV Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
4.1 Laporan Operasional
4.2 Laporan Perubahan Ekuitas
4.3 Neraca
4.4 Laporan Realisasi Anggaran
4.5 Laporan Perubahan Sal
4.6 Laporan Arus Kas
Bab V Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
Bab VI Penutup
LAMPIRAN IV
Tanjungpinang, ……………………
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
d.t.o
(……………………………………)
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
LIS DARMANSYAH
PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG
NOMOR TAHUN 2014
TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
BAGAN AKUN STANDAR
DAERAH
1 ASET
1 1 ASET LANCAR
1 1 01 Kas
1 1 01 01 Kas di Kas Daerah
1 1 01 01 01 Kas di Kas Daerah – Bank Rekening....
1 1 01 02 Kas di Bendahara Penerimaan
1 1 01 02 01 Kas di Bendahara Penerimaan Tunai
1 1 01 02 02 Kas di Bendahara Penerimaan Bank
1 1 01 03 Kas di Bendahara Pengeluaran
1 1 01 03 01 Kas di Bendahara Pengeluaran Bank
1 1 01 03 02 Kas di Bendahara Pengeluaran Tunai
1 1 01 04 Kas di BLUD
1 1 01 04 01 Kas di BLUD Rumah Sakit .........
1 1 01 05 Kas Lainnya
1 1 01 05 01 Kas Lainnya
1 1 01 06 Setara Kas
1 1 01 06 01 Setara Kas
1 1 01 06 02 Deposito Kurang dari 3 Bulan
1 1 02 Investasi Jangka Pendek
1 1 02 01 Investasi dalam Saham
1 1 02 01 01 Investasi dalam Saham
1 1 02 01 02 Dst……
1 1 02 02 Investasi dalam Deposito
1 1 02 02 01 Deposito Jangka Pendek
1 1 02 03 Investasi dalam Surat Utang Negara (SUN)
1 1 02 03 01 Investasi dalam Surat Utang Negara (SUN)
1 1 02 04 Investasi dalam Surat Bank Indonesia (SBI)
1 1 02 04 01 Investasi dalam Surat Bank Indonesia (SBI)
1 1 02 05 Investasi Dalam SPN
1 1 02 05 01 Investasi Dalam SPN
1 1 02 06 Investasi Jangka Pendek BLUD
1 1 02 06 01 Investasi Jangka Pendek BLUD
1 1 02 07 Investasi Jangka Pendek Lainnya
1 1 02 07 01 Investasi Jangka Pendek Lainnya
1 1 03 Piutang Pendapatan
1 1 03 01 Piutang Pajak Daerah
1 1 03 01 01 Piutang Pajak Kendaraan Bermotor
1 1 03 01 02 Piutang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
1 1 03 01 03 Piutang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Kode Akun Nama Akun
1 3 01 11 06 Tanah Peternakan
1 3 01 11 07 Tanah Bangunan Pengairan
1 3 01 11 08 Tanah Bangunan Jalan dan Jembatan
1 3 01 11 09 Tanah Lembiran/Bantaran/Lepe-lepe/Setren dst
1 3 01 12 Tanah Pertambangan
1 3 01 12 01 Tanah Pertambangan
1 3 01 13 Tanah Untuk Bangunan Bukan Gedung
1 3 01 13 01 Tanah Lapangan Olah Raga
1 3 01 13 02 Tanah Lapangan Parkir
1 3 01 13 03 Tanah Lapangan Penimbun Barang
1 3 01 13 04 Tanah Lapangan Pemancar dan Studio Alam
1 3 01 13 05 Tanah Lapangan Pengujian/Pengolahan
1 3 01 13 06 Tanah Lapangan Terbang
1 3 01 13 07 Tanah Untuk Bangunan Jalan
1 3 01 13 08 Tanah Untuk Bangunan Air
1 3 01 13 09 Tanah Untuk Bangunan Instalasi
1 3 01 13 10 Tanah Untuk Bangunan Jaringan
1 3 01 13 11 Tanah Untuk Bangunan Bersejarah
1 3 01 13 12 Tanah Untuk Bangunan Gedung Olah Raga
1 3 01 13 13 Tanah Untuk Bangunan Tempat Ibadah
1 3 02 Peralatan dan Mesin
1 3 02 01 Alat-Alat Besar Darat
1 3 02 01 01 Alat-Alat Besar Darat Tractor
1 3 02 01 02 Alat-Alat Besar Darat Grader
1 3 02 01 03 Alat-Alat Besar Darat Excavator
1 3 02 01 04 Alat-Alat Besar Darat Pile Driver
1 3 02 01 05 Alat-Alat Besar Darat Hauler
1 3 02 01 06 Alat-Alat Besar Darat Asphal Equipment
1 3 02 01 07 Alat-Alat Besar Darat Compacting Equipment
1 3 02 01 08 Alat-Alat Besar Darat Aggregate Concrete Equipment
1 3 02 01 09 Alat-Alat Besar Darat Loader
1 3 02 01 10 Alat-Alat Besar Darat Alat Pengangkat
1 3 02 01 11 Alat-Alat Besar Darat Mesin Proses
1 3 02 02 Alat-Alat Besar Apung
1 3 02 02 01 Alat-Alat Besar Apung Dredger
1 3 02 02 02 Alat-Alat Besar Apung Floating Excavator
1 3 02 02 03 Alat-Alat Besar Apung Amphibi Dredger
1 3 02 02 04 Alat-Alat Besar Apung Kapal Tarik
1 3 02 02 05 Alat-Alat Besar Apung Mesin Proses Agung
1 3 02 03 Alat-alat Bantu
1 3 02 03 01 Alat-alat Bantu Alat Penarik
1 3 02 03 02 Alat-alat Bantu Feeder
1 3 02 03 03 Alat-alat Bantu Compressor
1 3 02 03 04 Alat-alat Bantu Electric Generating Set
Kode Akun Nama Akun
1 3 02 15 03 Alat Pembersih
1 3 02 15 04 Alat Pendingin
1 3 02 15 05 Alat Dapur
1 3 02 15 06 Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use)
1 3 02 15 07 Alat Pemadam Kebakaran
1 3 02 16 Komputer
1 3 02 16 01 Komputer Unit/Jaringan
1 3 02 16 02 Personal Komputer
1 3 02 16 03 Peralatan Komputer Mainframe
1 3 02 16 04 Peralatan Mini Komputer
1 3 02 16 05 Peralatan Personal Komputer
1 3 02 16 06 Perlatan Jaringan
1 3 02 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat
1 3 02 17 01 Meja Kerja Pejabat
1 3 02 17 02 Meja Rapat Pejabat
1 3 02 17 03 Kursi Kerja Pejabat
1 3 02 17 04 Kursi Rapat Pejabat
1 3 02 17 05 Kursi Hadap Depan Meja Kerja Pejabat
1 3 02 17 06 Kursi Tamu di Ruangan Pejabat
1 3 02 17 07 Lemari dan Arsip Pejabat
1 3 02 18 Alat Studio
1 3 02 18 01 Peralatan Studio Visual
1 3 02 18 02 Peralatan Studio Video dan Film
1 3 02 18 03 Peralatan Studio Video dan Film A
1 3 02 18 04 Peralatan Cetak
1 3 02 18 05 Peralatan Computing
1 3 02 18 06 Peralatan Pemetaan Ukur
1 3 02 19 Alat Komunikasi
1 3 02 19 01 Alat Komunikasi Telephone
1 3 02 19 02 Alat Komunikasi Radio SSB
1 3 02 19 03 Alat Komunikasi Radio HF/FM
1 3 02 19 04 Alat Komunikasi Radio VHF
1 3 02 19 05 Alat Komunikasi Radio UHF
1 3 02 19 06 Alat Komunikasi Sosial
1 3 02 19 07 Alat-alat Sandi
1 3 02 20 Peralatan Pemancar
1 3 02 20 01 Peralatan Pemancar MF/MW
1 3 02 20 02 Peralatan Pemancar HF/SW
1 3 02 20 03 Peralatan Pemancar VHF/FM
1 3 02 20 04 Peralatan Pemancar UHF
1 3 02 20 05 Peralatan Pemancar SHF
1 3 02 20 06 Peralatan Antena MF/MW
1 3 02 20 07 Peralatan Antena HF/SW
1 3 02 20 08 Peralatan Antena VHF/FM
1 3 02 20 09 Peralatan Antena UHF
Kode Akun Nama Akun
1 3 03 05 Tugu Peringatan
1 3 03 05 01 Tugu Kemerdekaan
1 3 03 05 02 Tugu Pembangunan
1 3 03 05 03 Tugu Peringatan Lainnya
1 3 03 06 Candi
1 3 03 06 01 Candi Hindhu
1 3 03 06 02 Candi Budha
1 3 03 06 03 Candi Lainnya
1 3 03 07 Monumen/Bangunan Bersejarah
1 3 03 07 01 Monumen/Bangunan Bersejarah Lainnya
1 3 03 08 Tugu Peringatan
1 3 03 08 01 Tugu Peringatan
1 3 03 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti
1 3 03 09 01 Tugu/Tanda Batas
1 3 03 10 Rambu-Rambu
1 3 03 10 01 Bersuar Lalu Lintas Darat
1 3 03 10 02 Rambu Tidak Bersuar
1 3 03 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara
Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara - Rumwey/Threshold
1 3 03 11 01
Light
Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara - Visual Approach Slope
1 3 03 11 02
Indicator (VASI)
1 3 03 11 03 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara - Approach Light
Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara - Runway Identification
1 3 03 11 04
Light(Rells)
1 3 03 11 05 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara - Signal
1 3 03 11 06 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara - Flood Light
1 3 04 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 3 04 01 Jalan
1 3 04 01 01 Jalan Negara/Nasional
1 3 04 01 02 Jalan Propinsi
1 3 04 01 03 Jalan Daerah Kabupaten/Kota
1 3 04 01 04 Jalan Desa
1 3 04 01 05 Jalan Khusus
1 3 04 01 06 Jalan Tol
1 3 04 01 07 Jalan Kereta
1 3 04 01 08 Landasan Pacu Pesawat Terbang
1 3 04 02 Jembatan
1 3 04 02 01 Jembatan Negara/Nasional
1 3 04 02 02 Jembatan Propinsi
1 3 04 02 03 Jembatan Kabupaten/Kota
1 3 04 02 04 Jembatan Desa
1 3 04 02 05 Jembatan Khusus
1 3 04 02 06 Jembatan Pada Jalan Tol
Kode Akun Nama Akun
Lainnya
Utang Kelebihan Pembayaran Transfer Bantuan Keuangan
2 1 06 02 04
dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
Utang Kelebihan Pembayaran Lain-Lain Pendapatan yang
2 1 06 03
Sah
2 1 06 03 01 Utang Kelebihan Pembayaran Hibah
2 1 06 03 02 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan Lainnya
2 1 06 04 Utang Jangka Pendek Lainnya
2 1 06 04 01 Utang Jangka Pendek Lainnya
2 1 06 04 02 Dst………………
2 1 07 Kewajiban untuk Dikonsolidasikan
2 1 07 01 R/K PPKD
2 1 07 01 01 R/K PPKD
2 2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
2 2 01 Utang Dalam Negeri
2 2 01 01 Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan
2 2 01 01 01 Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan
2 2 01 02 Utang Dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
2 2 01 02 01 Utang Dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
2 2 01 03 Utang Dalam Negeri-Obligasi
2 2 01 03 01 Utang Dalam Negeri-Obligasi
2 2 01 04 Utang Pemerintah Pusat
2 2 01 04 01 Utang Pemerintah Pusat
2 2 01 05 Utang Pemerintah Daerah Lainnya
2 2 01 05 01 Utang Pemerintah Daerah Lainnya
2 2 01 06 Utang Dalam Negeri Lainnya
2 2 01 06 01 Utang Dalam Negeri Lainnya
2 2 02 Utang Jangka Panjang Lainnya
2 2 02 01 Utang Jangka Panjang Lainnya
2 2 02 01 01 Utang Jangka Panjang Lainnya
3 EKUITAS
3 1 EKUITAS
3 1 01 Ekuitas
3 1 01 01 Ekuitas
3 1 01 01 01 Ekuitas
3 1 01 02 Koreksi Ekuitas
3 1 01 02 01 Koreksi Nilai Persediaan
3 1 01 02 02 Selisih Revaluasi Aset Tetap
3 1 01 02 03 Koreksi ekuitas lainnya
3 1 02 Surplus/Defisit - LO
3 1 02 01 Surplus/Defisit - LO
3 1 02 01 01 Surplus/Defisit - LO
4 PENDAPATAN - LRA
4 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA
4 1 01 Pendapatan Pajak Daerah - LRA
Kode Akun Nama Akun
(sepuluh) - LRA
4 1 01 07 Pajak Restoran - LRA
4 1 01 07 01 Pajak Restoran - LRA
4 1 01 07 02 Pajak Rumah Makan - LRA
4 1 01 07 03 Pajak Kafetaria - LRA
4 1 01 07 04 Pajak Kantin - LRA
4 1 01 07 05 Pajak Warung - LRA
4 1 01 07 06 Pajak Bar - LRA
4 1 01 07 07 Pajak Jasa Boga/Katering - LRA
4 1 01 08 Pajak Hiburan - LRA
4 1 01 08 01 Pajak Hiburan - Tontonan Film/Bioskop - LRA
Pajak Hiburan - Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana -
4 1 01 08 02
LRA
Pajak Hiburan - Kontes Kecantikan, Binaraga, dan
4 1 01 08 03
sejenisnya - LRA
4 1 01 08 04 Pajak Hiburan - Pameran - LRA
Pajak Hiburan - Diskotik, Karaoke, Klab Malam dan
4 1 01 08 05
sejenisnya - LRA
4 1 01 08 06 Pajak Hiburan - Sirkus/Akrobat/Sulap - LRA
4 1 01 08 07 Pajak Hiburan - Permainan Bilyar, Golf, Bowling - LRA
Pajak Hiburan - Pacuan Kuda, Kendaraan Bermotor,
4 1 01 08 08
Permainan Ketangkasan - LRA
Pajak Hiburan - Panti Pijat, Refleksi, Mandi Uap/ Spa dan
4 1 01 08 09
Pusat Kebugaran (fitnes center) - LRA
4 1 01 08 10 Pajak Hiburan - Pertandingan Olahraga - LRA
4 1 01 09 Pajak Reklame - LRA
4 1 01 09 01 Pajak Reklame Papan/Billboard/Videotron/Megatron - LRA
4 1 01 09 02 Pajak Reklame Kain - LRA
4 1 01 09 03 Pajak Reklame Melekat/Stiker - LRA
4 1 01 09 04 Pajak Reklame Selebaran - LRA
4 1 01 09 05 Pajak Reklame Berjalan - LRA
4 1 01 09 06 Pajak Reklame Udara - LRA
4 1 01 09 07 Pajak Reklame Apung - LRA
4 1 01 09 08 Pajak Reklame Suara - LRA
4 1 01 09 09 Pajak Reklame Film/Slide - LRA
4 1 01 09 10 Pajak Reklame Peragaan - LRA
4 1 01 10 Pajak Penerangan Jalan - LRA
4 1 01 10 01 Pajak Penerangan Jalan Dihasilkan Sendiri - LRA
4 1 01 10 02 Pajak Penerangan Jalan Sumber Lain - LRA
4 1 01 11 Pajak Parkir - LRA
4 1 01 11 01 Pajak Parkir - LRA
4 1 01 12 Pajak Air Tanah - LRA
4 1 01 12 01 Pajak Air Tanah - LRA
4 1 01 13 Pajak Sarang Burung Walet - LRA
4 1 01 13 01 Pajak Sarang Burung Walet - LRA
Kode Akun Nama Akun
Serah - LRA
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Bangun Serah
4 1 04 16 04
Guna - LRA
4 1 04 17 Pendapatan Zakat - LRA
4 1 04 17 01 Pendapatan Zakat - LRA
4 1 04 17 02 Dst ..............
4 1 04 18 Pendapatan BLUD - LRA
4 1 04 18 01 Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD - LRA
4 1 04 18 02 Pendapatan Hibah BLUD - LRA
4 1 04 18 03 Pendapatan Hasil Krjasama BLUD - LRA
4 1 04 18 04 Pendapatan Lain-lain BLUD - LRA
4 1 04 19 Lain-lain PAD yang Sah Lainnya – LRA
4 1 04 19 01 Lain-lain PAD yang Sah Lainnya – LRA
4 1 04 20 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum - LRA
4 1 04 20 01 Fasilitas Sosial - LRA
4 1 04 20 02 Fasilitas Umum - LRA
4 1 04 20 03 Dst ..............
4 1 04 21 Pendapatan dari Penyelenggaraan Sekolah dan Diklat – LRA
4 1 04 21 01 Uang Pendaftaran/Ujian Masuk - LRA
4 1 04 21 02 Uang Sekolah/Pendidikan dan Pelatihan - LRA
4 1 04 21 03 Uang Ujian Kenaikan Tingkat/Kelas - LRA
4 1 04 21 04 Dst ..............
4 1 04 22 Hasil dari pengelolaan dana bergulir
Hasil dari pengelolaan dana bergulir dari Kelompok
4 1 04 22 01
Masyarakat............. - LRA
4 1 04 22 02 Dst ..............
4 1 04 23 Pendapatan Dana Kapitasi JKN – LRA
4 1 04 23 01 Pendapatan Dana Kapitasi JKN – LRA
4 2 PENDAPATAN TRANSFER - LRA
4 2 01 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - LRA
4 2 01 01 Bagi Hasil Pajak - LRA
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan sektor
4 2 01 01 01
Pertambangan - LRA
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan sektor
4 2 01 01 02
Perkebunan - LRA
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan sektor
4 2 01 01 03
Perhutanan - LRA
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal
4 2 01 01 04 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal
21 - LRA
4 2 01 01 05 Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau - LRA
Bagi Hasil Dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
4 2 01 01 06
Bangunan - LRA
4 2 01 02 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam - LRA
4 2 01 02 01 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan - LRA
4 2 01 02 02 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan - LRA
4 2 01 02 03 Bagi Hasil dari Dana Reboisasi - LRA
Kode Akun Nama Akun
5 BELANJA
5 1 BELANJA OPERASI
5 1 01 Belanja Pegawai
5 1 01 01 Belanja Gaji dan Tunjangan
5 1 01 01 01 Belanja Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi - LRA
5 1 01 01 02 Belanja Tunjangan Keluarga - LRA
5 1 01 01 03 Belanja Tunjangan Jabatan - LRA
5 1 01 01 04 Belanja Tunjangan Fungsional - LRA
5 1 01 01 05 Belanja Tunjangan Fungsional Umum - LRA
5 1 01 01 06 Belanja Tunjangan Beras - LRA
5 1 01 01 07 Belanja Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus - LRA
5 1 01 01 08 Belanja Pembulatan Gaji - LRA
5 1 01 01 09 Belanja Iuran Asuransi Kesehatan - LRA
5 1 01 01 10 Belanja Uang Paket - LRA
5 1 01 01 11 Belanja Tunjangan Badan Musyawarah - LRA
5 1 01 01 12 Belanja Tunjangan Komisi - LRA
5 1 01 01 13 Belanja Tunjangan Badan Anggaran - LRA
5 1 01 01 14 Belanja Tunjangan Badan Kehormatan - LRA
5 1 01 01 15 Belanja Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya - LRA
5 1 01 01 16 Belanja Tunjangan Perumahan - LRA
5 1 01 01 17 Belanja Uang Duka Wafat/Tewas - LRA
5 1 01 01 18 Belanja Uang Jasa Pengabdian - LRA
Belanja Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD -
5 1 01 01 19
LRA
5 1 01 01 20 Belanja Tunjangan Kesehatan DPRD
5 1 01 01 21 Dst............
5 1 01 02 Belanja Tambahan Penghasilan PNS
5 1 01 02 01 Belanja Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja
Belanja Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat
5 1 01 02 02
bertugas
5 1 01 02 03 Belanja Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja
5 1 01 02 04 Belanja Tambahan Penghasilan berdasarkan kelangkaan
5 1 01 02 05 Belanja Tambahan Penghasilan berdasarkan Prestasi Kerja
Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD
5 1 01 03
serta KDH/WKDH
Belanja Tunjangan Komunikasi Intensif Pimpinan dan
5 1 01 03 01
Anggota DPRD
5 1 01 03 02 Belanja Penunjang Operasional KDH/WKDH - LRA
Kode Akun Nama Akun
5 2 BELANJA MODAL
5 2 01 Belanja Modal Tanah
5 2 01 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Perkampungan
5 2 01 01 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Kampung
5 2 01 01 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Emplasmen
5 2 01 01 03 Belanja Modal Pengadaan Tanah Kuburan
5 2 01 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Pertanian
Belanja Modal Pengadaan Tanah Sawah Satu Tahun
5 2 01 02 01
Ditanami
5 2 01 02 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Tegalan
5 2 01 02 03 Belanja Modal Pengadaan Tanah Ladang
5 2 01 03 Belanja Modal Pengadaan Tanah Tanah Perkebunan
5 2 01 03 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Tanah Perkebunan
5 2 01 04 Belanja Modal Pengadaan Tanah Kebun Campuran
Belanja Modal Pengadaan Bidang Tanah Yang Tidak Ada
5 2 01 04 01
Jaringan Pengairan
Belanja Modal Pengadaan Tanah kebun Tumbuh Liar
5 2 01 04 02
Bercampur Jenis Lain
5 2 01 05 Belanja Modal Pengadaan Tanah Hutan
5 2 01 05 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Hutan Lebat
5 2 01 05 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Hutan Belukar
5 2 01 05 03 Belanja Modal Pengadaan Tanah Hutan Tanaman Jenis
Belanja Modal Pengadaan Tanah Hutan Alam
5 2 01 05 04
Sejenis/Hutan Rawa
Belanja Modal Pengadaan Tanah Hutan Untuk Penggunaan
5 2 01 05 05
Khusus
5 2 01 06 Belanja Modal Pengadaan Tanah Kolam Ikan
5 2 01 06 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah kolam Tambak
5 2 01 06 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah kolam ikan Air Tawar
5 2 01 07 Belanja Modal Pengadaan Tanah Danau/Rawa
5 2 01 07 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Rawa
5 2 01 07 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Danau
5 2 01 08 Belanja Modal Pengadaan Tanah Tandus/Rusak
5 2 01 08 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Tandus
5 2 01 08 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Rusak
Belanja Modal Pengadaan Tanah Alang-alang dan Padang
5 2 01 09
Rumput
5 2 01 09 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Alang-alang
5 2 01 09 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Padang Rumput
5 2 01 10 Belanja Modal Pengadaan Tanah Pengguna Lain
5 2 01 10 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Penggalian
5 2 01 11 Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Gedung
5 2 01 11 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Bangunan Perumahan/G.
Kode Akun Nama Akun
Tempat Tinggal
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Gedung
5 2 02 12 02
Perdagangan/Perusahaan
5 2 03 13 03 Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Industri
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat
5 2 04 14 04
Kerja/Jasa
5 2 05 15 05 Belanja Modal Pengadaan Tanah Kosong
5 2 06 16 06 Belanja Modal Pengadaan Tanah Peternakan
5 2 07 17 07 Belanja Modal Pengadaan Tanah Bangunan Pengairan
Belanja Modal Pengadaan Tanah Bangunan Jalan dan
5 2 08 18 08
Jembatan
Belanja Modal Pengadaan Tanah
5 2 09 19 09
Lembiran/Bantaran/Lepe-lepe/Setren dst
5 2 01 12 Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Pertambangan
5 2 01 12 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Pertambangan
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Bukan
5 2 01 13
Gedung
5 2 01 13 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan Olah Raga
5 2 02 14 02 Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan Parkir
Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan Penimbun
5 2 03 15 03
Barang
Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan Pemancar dan
5 2 04 16 04
Studio Alam
Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan
5 2 05 17 05
Pengujian/Pengolahan
5 2 06 18 06 Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan Terbang
5 2 07 19 07 Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Jalan
5 2 08 20 08 Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Air
5 2 09 21 09 Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Instalasi
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan
5 2 10 22 10
Jaringan
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan
5 2 11 23 11
Bersejarah
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Gedung
5 2 12 24 12
Olah Raga
Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Tempat
5 2 13 25 13
Ibadah
5 2 02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat-alat
5 2 02 01
Besar Darat
5 2 02 01 01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Tractor
5 2 02 01 02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Grader
5 2 02 01 03 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Excavator
5 2 02 01 04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pile Driver
5 2 02 01 05 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Hauler
5 2 02 01 06 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Asphal Equipment
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Compacting
5 2 02 01 07
Equipment
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Aggregate
5 2 02 01 08
Concrete Equipment
Kode Akun Nama Akun
Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Meja
5 2 02 17 02
Rapat Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi
5 2 02 17 03
Kerja Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi
5 2 02 17 04
Rapat Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi
5 2 02 17 05
Hadap Depan Meja Kerja Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Kursi
5 2 02 17 06
Tamu Di Ruangan Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Lemari
5 2 02 17 07
Dan Arsip Pejabat
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 18
Studio
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 18 01
Studio Visual
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 18 02
Studio Video Dan Film
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 18 03
Studio Video Dan Film A
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 18 04
Cetak
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 18 05
Computing
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 18 06
Pemetaan Ukur
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19
Komunikasi
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19 01
Komunikasi Telephone
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19 02
Komunikasi Radio SSB
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19 03
Komunikasi Radio HF/FM
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19 04
Komunikasi Radio VHF
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19 05
Komunikasi Radio UHF
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat
5 2 02 19 06
Komunikasi Sosial
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat-alat
5 2 02 19 07
Sandi
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 20
Pemancar
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 20 01
Pemancar MF/MW
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - pengadaan Peralatan
5 2 02 20 02
Pemancar HF/SW
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 20 03
Pemancar VHF/FM
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 20 04
Pemancar UHF
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Peralatan
5 2 02 20 05
Pemancar SHF
Kode Akun Nama Akun
Analyzing System
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Cavitation
5 2 02 30 04
Tunnel
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Overhead
5 2 02 30 05
Cranes
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Peralatan
5 2 02 30 06
umum
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 07
Permesinan : Model Ship Workshop
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 08
Permesinan : Propeller Model Workshop
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 09
Permesinan : Mechanical Workshop
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 10
Permesinan : Precision Mechanical Workshop
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 11
Pemesinan Painting Shop
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 12
Pemesinan : Ship Model Preparation Shop
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 30 13
Pemesinan : Electrical Workshop
5 2 02 30 14 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan MOB
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Photo And
5 2 02 30 15
Film Equipment
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Senjata
5 2 02 31
Api
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Senjata
5 2 02 31 01
Genggam
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Senjata
5 2 02 31 02
Pinggang
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Senjata
5 2 02 31 03
Bahu/Senjata Laras Panjang
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Senapan
5 2 02 31 04
Mesin
5 2 02 31 05 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Mortir
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Anti Lapis
5 2 02 31 06
Baja
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Artileri
5 2 02 31 07
Medan (Armed)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Artileri
5 2 02 31 08
Pertahanan Udara (Arhanud)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Peluru
5 2 02 31 09
Kendali/Rudal
5 2 02 31 10 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Kavaleri
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Senjata
5 2 02 31 11
Lain-Lain
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 32
Persenjataan Non Senjata Api
32 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat
5 2 02 01
Keamanan
32 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan
5 2 02 02
Persenjataan Non Senjata Api
5 2 02 33 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Amunisi
Kode Akun Nama Akun
Jalan Khusus
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 01 06
Jalan Tol
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 01 07
Jalan Kereta
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 01 08
Landasan Pacu Pesawat Terbang
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02
Jembatan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 01
Jembatan Negara/Nasional
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 02
Jembatan Propinsi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 03
Jembatan Kabupaten/Kota
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 04
Jembatan Desa
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 05
Jembatan Khusus
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 06
Jembatan Pada Jalan Tol
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 07
Jembatan Pada Jalan Kereta Api
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 08
Jembatan Pada Landasan Pacu Pesawat Terbang
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 02 09
Jembatan Penyeberangan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03
Bangunan Air Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03 01
Bangunan Waduk Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03 02
Bangunan Pengembilan Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03 03
Bangunan Pembawa Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03 04
Bangunan Pembuang Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03 05
Bangunan Pengaman Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 03 06
Bangunan Pelengkap Irigasi
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04
Bangunan Air Pasang Surut
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04 01
Bangunan Waduk Pasang Surut
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04 02
Bangunan Pengambilan Pasang Surut
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04 03
Bangunan Pembawa Pasang Surut
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04 04
Bangunan Pembuang Pasang Surut
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04 05
Bangunan Pengaman Pasang Surut
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pengadaan
5 2 04 04 06
Bangunan Pelengkap Pasang Surut
Kode Akun Nama Akun
Ikan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Hewan
5 2 05 06 05
Kebun Binatang
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Hewan
5 2 05 06 06
Pengamanan
5 2 05 07 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Tanaman
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Tanaman
5 2 05 07 01
Perkebunan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Tanaman
5 2 05 07 02
Holtikultura
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Tanaman
5 2 05 07 03
Kehutanan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Tanaman
5 2 05 07 04
Hias
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Tanaman
5 2 05 07 05
Obat dan Kosmetika
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya – Pengadaan Aset Tetap
5 2 05 08
Renovasi
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya – Pengadaan Aset Tetap
5 2 05 08 01
Renovasi
5 3 BELANJA TAK TERDUGA
5 3 01 Belanja Tak Terduga
5 3 01 01 Belanja Tak Terduga
5 3 01 01 01 Belanja Tak Terduga
5 3 01 01 02 Belanja Tak Terduga Bencana Alam
5 3 01 01 03 Belanja Tak Terduga Luar Biasa Lainnya
6 TRANSFER
6 1 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN
6 1 01 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
6 1 01 01
Kabupaten/Kota
Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
6 1 01 01 01
Kabupaten/Kota
Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
6 1 01 01 02
Kabupaten/Kota
Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
6 1 01 01 03
Desa
6 1 02 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Kepada
6 1 02 01
Pemerintahan Kabupaten/Kota/Desa
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Kepada
6 1 02 01 01
Pemerintahan Kabupaten/Kota/Desa
6 1 02 01 02 Dst............................
6 2 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN
6 2 01 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah
6 2 01 01 Transfer Bantuan Keuangan ke Propinsi
6 2 01 01 01 Transfer Bantuan Keuangan ke Propinsi
6 2 01 02 Transfer Bantuan Keuangan ke Kabupaten/Kota
6 2 01 02 01 Transfer Bantuan Keuangan ke Kabupaten/Kota
6 2 02 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Kode Akun Nama Akun
7 3 04 01 Perubahan SAL
7 3 04 01 01 Perubahan SAL
8 PENDAPATAN - LO
8 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
8 1 01 Pendapatan Pajak Daerah - LO
8 1 01 01 Pajak Kendaraan Bermotor - LO
8 1 01 01 01 PKB - Mobil Penumpang - Sedan - LO
8 1 01 01 02 PKB - Mobil Penumpang - Jeep - LO
8 1 01 01 03 PKB - Mobil Penumpang - Minibus - LO
8 1 01 01 04 PKB - Mobil Bus - Microbus - LO
8 1 01 01 05 PKB - Mobil Bus - Bus - LO
8 1 01 01 06 PKB - Mobil Barang/ Beban - Pick Up - LO
8 1 01 01 07 PKB - Mobil Barang/ Beban - Light Truck - LO
8 1 01 01 08 PKB - Mobil Barang/ Beban - Truck - LO
8 1 01 01 09 PKB - Sepeda Motor - Sepeda Motor Roda 2 - LO
8 1 01 01 10 PKB - Sepeda Motor - Sepeda Motor Roda 3 - LO
8 1 01 01 11 PKB – Kendaraan Bermotor yang Dioperasikan di Air - LO
8 1 01 02 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor - LO
8 1 01 02 01 BBNKB -Mobil Penumpang - Sedan - LO
8 1 01 02 02 BBNKB -Mobil Penumpang - Jeep - LO
8 1 01 02 03 BBNKB -Mobil Penumpang - Minibus - LO
8 1 01 02 04 BBNKB -Mobil Bus - Microbus - LO
8 1 01 02 05 BBNKB -Mobil Bus - Bus - LO
8 1 01 02 06 BBNKB -Mobil Barang/ Beban - Pick Up - LO
8 1 01 02 07 BBNKB -Mobil Barang/ Beban - Light Truck - LO
8 1 01 02 08 BBNKB -Mobil Barang/ Beban - Truck - LO
8 1 01 02 09 BBNKB -Sepeda Motor - Sepeda Motor Roda 2 - LO
8 1 01 02 10 BBNKB -Sepeda Motor - Sepeda Motor Roda 3 - LO
BBNKB -Kendaraan Bermotor yang Dioperasikan di Air -
8 1 01 02 11
LO
8 1 01 03 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor - LO
8 1 01 03 01 Pajak Bahan Bakar Premium - LO
8 1 01 03 02 Pajak Bahan Bakar Pertamax - LO
8 1 01 03 03 Pajak Bahan Bakar Pertamax Plus - LO
8 1 01 03 04 Pajak Bahan Bakar Solar - LO
8 1 01 03 05 Pajak Bahan Bakar Gas - LO
8 1 01 03 06 Dst ..............
8 1 01 04 Pajak Air Permukaan - LO
8 1 01 04 01 Pajak Air Permukaan - LO
8 1 01 05 Pajak Rokok - LO
8 1 01 05 01 Pajak Rokok - LO
8 1 01 06 Pajak Hotel - LO
8 1 01 06 01 Hotel - LO
8 1 01 06 02 Motel - LO
8 1 01 06 03 Losmen - LO
Kode Akun Nama Akun
8 1 01 06 04 Gubuk Pariwisata - LO
8 1 01 06 05 Wisma Pariwisata - LO
8 1 01 06 06 Pesanggrahan - LO
8 1 01 06 07 Rumah Penginapan dan sejenisnya - LO
Rumah Kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) -
8 1 01 06 08
LO
8 1 01 07 Pajak Restoran - LO
8 1 01 07 01 Restoran - LO
8 1 01 07 02 Rumah Makan - LO
8 1 01 07 03 Kafetaria - LO
8 1 01 07 04 Kantin - LO
8 1 01 07 05 Pajak Warung - LO
8 1 01 07 06 Pajak Bar - LO
8 1 01 07 07 Pajak Jasa Boga - LO
8 1 01 08 Pajak Hiburan - LO
8 1 01 08 01 Tontonan Film/Bioskop - LO
8 1 01 08 02 Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana - LO
8 1 01 08 03 Kontes Kecantikan, Binaraga, dan sejenisnya - LO
8 1 01 08 04 Pameran - LO
8 1 01 08 05 Diskotik, Karaoke, Klab Malam dan sejenisnya - LO
8 1 01 08 06 Sirkus/Akrobat/Sulap - LO
8 1 01 08 07 Permainan Bilyar, Golf, Bowling - LO
Pacuan Kuda, Kendaraan Bermotor, Permainan
8 1 01 08 08
Ketangkasan - LO
Panti Pijat, Refleksi, Mandi Uap/ Spa dan Pusat Kebugaran
8 1 01 08 09
(fitnes center) - LO
8 1 01 08 10 Pertandingan Olahraga - LO
8 1 01 09 Pajak Reklame - LO
8 1 01 09 01 Pajak Reklame Papan/Billboard/Videotron/Megatron - LO
8 1 01 09 02 Pajak Reklame Kain - LO
8 1 01 09 03 Pajak Reklame Melekat/Stiker - LO
8 1 01 09 04 Pajak Reklame Selebaran - LO
8 1 01 09 05 Pajak Reklame Berjalan - LO
8 1 01 09 06 Pajak Reklame Udara - LO
8 1 01 09 07 Pajak Reklame Apung - LO
8 1 01 09 08 Pajak Reklame Suara - LO
8 1 01 09 09 Pajak Reklame Film/Slide - LO
8 1 01 09 10 Pajak Reklame Peragaan - LO
8 1 01 10 Pajak Penerangan Jalan - LO
8 1 01 10 01 Pajak Penerangan Jalan dihasilkan sendiri - LO
8 1 01 10 02 Pajak Penerangan Jalan sumber lain - LO
8 1 01 11 Pajak Parkir - LO
8 1 01 11 01 Pajak Parkir - LO
8 1 01 12 Pajak Air Tanah - LO
Kode Akun Nama Akun
8 1 04 04 03 Dst ..............
8 1 04 05 Tuntutan Ganti Kerugian Daerah - LO
8 1 04 05 01 Tuntutan Ganti Kerugian Terhadap Bendahara - LO
Tuntutan Ganti Kerugian Terhadap Pegawai Negeri Bukan
8 1 04 05 02
Bendahara - LO
8 1 04 06 Komisi, Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah - LO
8 1 04 06 01 Penerimaan Komisi dari Penempatan Kas Daerah - LO
8 1 04 06 02 Penerimaan Potongan dari .............. - LO
Penerimaan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah dari
8 1 04 06 03
.............. - LO
8 1 04 06 04 Dst ..............
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07
Pekerjaan - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 01
Pekerjaan Bidang Pendidikan - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 02
Pekerjaan Bidang Kesehatan - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 03
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 04
Pekerjaan Bidang Perumahan Rakyat - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 05
Pekerjaan Bidang Penataan Ruang - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 06
Pekerjaan Bidang Perencanaan Pembangunan - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 07
Pekerjaan Bidang Perhubungan - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 08
Pekerjaan Bidang Lingkungan Hidup - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 09
Pekerjaan Bidang Pertanahan - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 10
Pekerjaan Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 11 Pekerjaan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak - LO
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
8 1 04 07 12 Pekerjaan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera - LO
8 1 04 07 13 Dst..........................
8 1 04 08 Pendapatan Denda Pajak - LO
8 1 04 08 01 Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor - LO
Pendapatan Denda Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor -
8 1 04 08 02
LO
Pendapatan Denda Pajak Bahan Bakar Kendaraan
8 1 04 08 03
Bermotor - LO
8 1 04 08 04 Pendapatan Denda Pajak Air Permukaan - LO
8 1 04 08 05 Pendapatan Denda Pajak Rokok - LO
8 1 04 08 06 Pendapatan Denda Pajak Hotel - LO
8 1 04 08 07 Pendapatan Denda Pajak Restoran - LO
8 1 04 08 08 Pendapatan Denda Pajak Hiburan - LO
Kode Akun Nama Akun
Bangunan - LO
8 2 01 02 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam - LO
8 2 01 02 01 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan - LO
8 2 01 02 02 Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan - LO
8 2 01 02 03 Bagi Hasil dari Dana Reboisasi - LO
8 2 01 02 04 Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-Rent) - LO
Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi
8 2 01 02 05
(Royalti) - LO
8 2 01 02 06 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan - LO
8 2 01 02 07 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan - LO
8 2 01 02 08 Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LO
8 2 01 02 09 Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi - LO
8 2 01 02 10 Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi - LO
8 2 01 02 11 Dst ..............
8 2 01 03 Dana Alokasi Umum (DAU) - LO
8 2 01 03 01 Dana Alokasi Umum - LO
8 2 01 04 Dana Alokasi Khusus (DAK) - LO
8 2 01 04 01 DAK Bidang Infrastruktur Jalan - LO
8 2 01 04 02 DAK Bidang Infrastruktur Irigasi - LO
8 2 01 04 03 DAK Bidang Infrastruktur Air Minum - LO
8 2 01 04 04 DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi- LO
8 2 01 04 05 DAK Bidang Keluarga Berencana - LO
8 2 01 04 06 DAK Bidang Kehutanan - LO
8 2 01 04 07 DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman - LO
8 2 01 04 08 DAK Bidang Kesehatan - LO
8 2 01 04 09 DAK Bidang Kelautan dan Perikanan - LO
8 2 01 04 10 DAK Bidang Prasarana Pemerintahan - LO
8 2 01 04 11 DAK Bidang Transportasi Perdesaan - LO
8 2 01 04 12 DAK Bidang Perdagangan - LO
8 2 01 04 13 DAK Bidang Lingkungan Hidup - LO
DAK Bidang Sarara dan Prasarana Daerah Tertinggal
8 2 01 04 14
(SPDT) - LO
8 2 01 04 15 DAK Bidang Pertanian - LO
8 2 01 04 16 DAK Bidang Energi Pedesaan - LO
DAK Bidang Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan -
8 2 01 04 17
LO
8 2 01 04 18 DAK Bidang Pendidikan - LO
8 2 01 04 19 DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat - LO
8 2 02 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - LO
8 2 02 01 Dana Otonomi Khusus - LO
8 2 02 01 01 Dana Otonomi Khusus - LO
8 2 02 01 02 Dana Tambahan Infrastruktur - LO
8 2 02 02 Dana Keistimewaan - LO
8 2 02 02 01 Dana Keistimewaan - LO
8 2 02 03 Dana Penyesuaian - LO
8 2 02 03 01 Tunjangan Profesi Guru PNSD - LO
Kode Akun Nama Akun
8 3 02 01 02 Dst...............
8 3 03 Pendapatan Lainnya - LO
8 3 03 01 Pendapatan Lainnya - LO
8 3 03 01 01 Pendapatan Lainnya - LO
8 3 03 01 02 Dst...............
8 4 SURPLUS NON OPERASIONAL - LO
8 4 01 Surplus Penjualan Aset Non Lancar - LO
8 4 01 01 Surplus Penjualan Aset Non Lancar - LO
8 4 01 01 01 Surplus Penjualan Aset Tanah - LO
8 4 01 01 02 Surplus Penjualan Aset Peralatan dan Mesin - LO
8 4 01 01 03 Surplus Penjualan Aset Gedung dan Bangunan - LO
Surplus Penjualan Aset Non Lancar/Aset Tetap Lainnya -
8 4 01 01 04
LO
8 4 01 01 05 Surplus Penjualan Aset Lain-lain - LO
8 4 01 01 06 Surplus Pelepasan Investasi Jangka Panjang - LO
8 4 01 01 07 Dst.......................
8 4 02 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO
8 4 02 01 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO
Surplus Penyelesaian Utang Dalam Negeri Sektor
8 4 02 01 01
Perbankan - LO
Surplus Penyelesaian Utang Dari Lembaga Keuangan
8 4 02 01 02
Bukan Bank - LO
8 4 02 01 03 Surplus Penyelesaian Utang Dalam Negeri- Obligasi - LO
8 4 02 01 04 Surplus Penyelesaian Utang Pemerintah Pusat - LO
8 4 02 01 05 Surplus Penyelesaian Utang Pemerintah Provinsi - LO
Surplus Penyelesaian Utang Pemerintah Kabupaten/Kota -
8 4 02 01 06
LO
8 4 02 01 07 Surplus Penyelesaian Premium (Diskonto) Obligasi - LO
8 4 02 01 08 Dst........
8 4 03 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO
8 4 03 01 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO
8 4 03 01 01 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO
8 4 03 01 02 Surplus Pelepasan Investasi jangka Pendek - LO
8 5 PENDAPATAN LUAR BIASA - LO
8 5 01 Pendapatan Luar Biasa - LO
8 5 01 01 Pendapatan Pos Luar Biasa - LO
8 5 01 01 01 Pendapatan Pos Luar Biasa - LO
9 BEBAN
9 1 BEBAN OPERASI - LO
9 1 01 Beban Pegawai - LO
9 1 01 01 Beban Gaji dan Tunjangan - LO
9 1 01 01 01 Beban Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO
9 1 01 01 02 Beban Tunjangan Keluarga - LO
9 1 01 01 03 Beban Tunjangan Jabatan - LO
9 1 01 01 04 Beban Tunjangan Fungsional - LO
9 1 01 01 05 Beban Tunjangan Fungsional Umum - LO
Kode Akun Nama Akun
9 1 02 01 09 Dst…….
9 1 02 02 Beban Persediaan Bahan/ Material
9 1 02 02 01 Beban Persediaan bahan baku bangunan
9 1 02 02 02 Beban Persediaan bahan/bibit tanaman
9 1 02 02 03 Beban Persediaan bibit ternak
9 1 02 02 04 Beban Persediaan bahan obat-obatan
9 1 02 02 05 Beban Persediaan bahan kimia
9 1 02 02 06 Beban Persediaan Makanan Pokok
9 1 02 02 07 Dst ………………
9 1 02 03 Beban Jasa Kantor
9 1 02 03 01 Beban Jasa telepon
9 1 02 03 02 Beban Jasa air
9 1 02 03 03 Beban Jasa listrik
9 1 02 03 04 Beban Jasa pengumuman lelang/ pemenang lelang
9 1 02 03 05 Beban Jasa surat kabar/majalah
9 1 02 03 06 Beban Jasa kawat/faksimili/internet
9 1 02 03 07 Beban Jasa paket/pengiriman
9 1 02 03 08 Beban Jasa Sertifikasi
9 1 02 03 09 Beban Jasa Transaksi Keuangan
Beban Jasa administrasi pungutan Pajak Penerangan Jalan
9 1 02 03 10
Umum
Beban Jasa administrasi pungutan Pajak Bahan Bakar
9 1 02 03 11
Kendaraan Bermotor
9 1 02 03 12 Dst ………………
9 1 02 04 Beban Premi Asuransi
9 1 02 04 01 Beban Jasa Premi Asuransi Kesehatan
9 1 02 04 02 Beban Jasa Premi Asuransi Barang Milik Daerah
9 1 02 04 03 Dst ………………
9 1 02 05 Beban Perawatan Kendaraan Bermotor
9 1 02 05 01 Beban Jasa Service
9 1 02 05 02 Beban Penggantian Suku Cadang
9 1 02 05 03 Beban Bahan Bakar Minyak/Gas dan pelumas
9 1 02 05 04 Beban Jasa KIR
9 1 02 05 05 Beban Pajak Kendaraan Bermotor
9 1 02 05 06 Beban Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
9 1 02 05 07 Beban Surat Tanda Nomor Kendaraan
9 1 02 05 08 Beban Perpanjangan Surat ijin Mengemudi
9 1 02 06 Beban Cetak dan Penggandaan
9 1 02 06 01 Beban cetak
9 1 02 06 02 Beban Penggandaan
9 1 02 07 Beban Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
9 1 02 07 01 Beban Jasa sewa rumah jabatan/rumah dinas
9 1 02 07 02 Beban Jasa sewa gedung/ kantor/tempat
9 1 02 07 03 Beban Jasa sewa ruang rapat/pertemuan
9 1 02 07 04 Beban Jasa sewa tempat parkir/uang tambat/hanggar
Kode Akun Nama Akun
sarana mobilitas
9 1 02 07 05 Dst..............
9 1 02 08 Beban Sewa Sarana Mobilitas
9 1 02 08 01 Beban Jasa sewa Sarana Mobilitas Darat
9 1 02 08 02 Beban Jasa sewa Sarana Mobilitas Air
9 1 02 08 03 Beban Jasa sewa Sarana Mobilitas Udara
9 1 02 08 04 Dst..............
9 1 02 09 Beban Sewa Alat Berat
9 1 02 09 01 Beban sewa Eskavator
9 1 02 09 02 Beban sewa Buldoser
9 1 02 09 03 Dst..............
9 1 02 10 Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
9 1 02 10 01 Beban sewa Meja Kursi
9 1 02 10 02 Beban sewa komputer dan printer
9 1 02 10 03 Beban sewa proyektor
9 1 02 10 04 Beban sewa generator
9 1 02 10 05 Beban sewa tenda
9 1 02 10 06 Beban sewa pakaian adat/tradisional
9 1 02 10 07 Dst...........
9 1 02 11 Beban Makanan dan Minuman
9 1 02 11 01 Beban makanan dan minuman harian pegawai
9 1 02 11 02 Beban makanan dan minuman rapat
9 1 02 11 03 Beban makanan dan minuman tamu
9 1 02 11 04 Beban makanan dan minuman pelatihan
9 1 02 11 05 Dst...........
9 1 02 12 Beban Pakaian Dinas dan Atributnya
9 1 02 12 01 Beban pakaian Dinas KDH dan WKDH
9 1 02 12 02 Beban Pakaian Sipil Harian (PSH)
9 1 02 12 03 BebanPakaian Sipil Lengkap (PSL)
9 1 02 12 04 Beban Pakaian Dinas Harian (PDH)
9 1 02 12 05 Beban Pakaian Dinas Upacara (PDU)
9 1 02 12 06 Dst...........
9 1 02 13 Beban pakaian kerja
9 1 02 13 01 Beban pakaian kerja lapangan
9 1 02 13 02 Dst...........
9 1 02 14 Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu
9 1 02 14 01 Beban pakaian KORPRI
9 1 02 14 02 Beban pakaian adat daerah
9 1 02 14 03 Beban pakaian batik tradisional
9 1 02 14 04 Beban pakaian olahraga
9 1 02 14 05 Dst…………………………………
9 1 02 15 Beban Perjalanan Dinas
9 1 02 15 01 Beban perjalanan dinas dalam daerah
9 1 02 15 02 Beban perjalanan dinas luar daerah
Kode Akun Nama Akun
9 1 02 24 03 Dst…………………………………
9 1 02 25 Beban Honorarium PNS - LO
9 1 02 25 01 Beban Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan - LO
9 1 02 25 02 Beban Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa - LO
Beban Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber -
9 1 02 25 03
LO
9 1 02 25 04 Beban Honorarium PNS Lainnya - LO
9 1 02 26 Beban Honorarium Non PNS - LO
Beban Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber -
9 1 02 26 01
LO
9 1 02 26 02 Beban Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap - LO
Beban Uang untuk diberikan kepada Masyarakat/Pihak
9 1 02 27
Ketiga
9 1 02 27 01 Beban Uang untuk diberikan Kepada Masyarakat
9 1 02 27 02 Beban Uang untuk diberikan Kepada Pihak Ketiga
9 1 02 28 Beban Hanorarium Pengelola Dana BOS
9 1 02 28 01 Beban Hanorarium Pengelola Dana BOS
9 1 02 29 Beban Barang Dana BOS
9 1 02 29 01 Beban Barang Dana BOS
Beban yang bersumber dari Dana Kapitasi Jaminan
9 1 02 30
Kesehatan Nasional
Beban yang bersumber dari Dana Kapitasi Jaminan
9 1 02 30 01
Kesehatan Nasional
9 1 02 30 02 Dst...........
9 1 03 Beban Bunga
9 1 03 01 Beban Bunga Utang Pinjaman
9 1 03 01 01 Beban Bunga Utang Pinjaman kepada Pemerintah
Beban Bunga Utang Pinjaman kepada Pemerintah Daerah
9 1 03 01 02
lainnya
Beban Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan
9 1 03 01 03
Bank
Beban Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan
9 1 03 01 04
Bukan Bank
9 1 03 01 05 Bunga Utang Pinjaman Lainnya
9 1 03 02 Bunga Utang Obligasi
9 1 03 02 01 Beban Bunga Utang Obligasi
9 1 04 Beban Subsidi
9 1 04 01 Beban Subsidi
9 1 03 01 01 Beban Subsidi kepada BUMN
9 1 03 01 02 Beban Subsidi kepada BUMD
9 1 04 01 03 Beban Subsidi kepada Pihak Ketiga Lainnya
9 1 05 Beban Hibah
9 1 05 01 Beban Hibah kepada Pemerintah
9 1 05 01 01 Beban Hibah Barang kepada Pemerintah
9 1 05 02 Beban Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya
9 1 05 02 01 Beban Hibah kepada Pemerintah Provinsi
9 1 05 02 02 Beban Hibah kepada Pemerintah Kabupaten
9 1 05 02 03 Beban Hibah kepada Pemerintah Kota
Kode Akun Nama Akun
Panas/Sistem Generator
9 1 07 01 26 Beban Penyusutan Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
9 1 07 01 27 Beban Penyusutan Kendaraan Bermotor Penumpang
9 1 07 01 28 Beban Penyusutan Kendaraan Bermotor Angkutan Barang
9 1 07 01 29 Beban Penyusutan Kendaraan Bermotor Khusus
9 1 07 01 30 Beban Penyusutan Kendaraan Bermotor Beroda Dua
9 1 07 01 31 Beban Penyusutan Kendaraan Bermotor Beroda Tiga
9 1 07 01 32 Beban Penyusutan Kendaraan Bermotor Angkutan Barang
Beban Penyusutan Kendaraan Tak Bermotor
9 1 07 01 33
Berpenumpang
9 1 07 01 34 Beban Penyusutan Alat Angkut Apung Bermotor Barang
Beban Penyusutan Alat Angkut Apung Bermotor
9 1 07 01 35
Penumpang
9 1 07 01 36 Beban Penyusutan Alat Angkut Apung Bermotor Khusus
Beban Penyusutan Alat Angkut Apung Tak Bermotor Untuk
9 1 07 01 37
Barang
Beban Penyusutan Alat Angkut Apung Tak Bermotor
9 1 07 01 38
Penumpang
Beban Penyusutan Alat Angkut Apung Tak Bermotor
9 1 07 01 39
Khusus
9 1 07 01 40 Beban penyusutan kapal terbang
Beban penyusutan perkakas konstruksi logam terpasang
9 1 07 01 41
pada pondasi
Beban penyusutan perkakas konstruksi logam yang
9 1 07 01 42
berpindah
9 1 07 01 43 Beban penyusutan perkakas bengkel listrik
9 1 07 01 44 Beban penyusutan perkakas bengkel service
9 1 07 01 45 Beban penyusutan perkakas pengangkat bermesin
9 1 07 01 46 Beban penyusutan perkakas bengkel kayu
9 1 07 01 47 Beban penyusutan perkakas bengkel khusus
9 1 07 01 48 Beban penyusutan peralatan las
9 1 07 01 49 Beban penyusutan perkakas pabrik es
9 1 07 01 50 Beban penyusutan perkakas bengkel konstruksi logam
9 1 07 01 51 Beban penyusutan perkakas bengkel listrik
9 1 07 01 52 Beban penyusutan perkakas bengkel service
9 1 07 01 53 Beban penyusutan perkakas pengangkat
9 1 07 01 54 Beban penyusutan perkakas standar (Standar Tool)
9 1 07 01 55 Beban penyusutan perkakas khusus (Special Tool)
9 1 07 01 56 Beban penyusutan perkakas bengkel kerja
9 1 07 01 57 Beban penyusutan peralatan tukang-tukang besi
9 1 07 01 58 Beban penyusutan peralatan tukang kayu
9 1 07 01 59 Beban penyusutan peralatan tukang kulit
9 1 07 01 60 Beban penyusutan peralatan ukur,gip & feting
9 1 07 01 61 Beban penyusutan alat ukur universal
9 1 07 01 62 Beban penyusutan alat ukur/test intelegensia
9 1 07 01 63 Beban penyusutan alat ukur/test alat kepribadian
Kode Akun Nama Akun
WALIKOTA TANJUNGPINANG,
dto
LIS DARMANSYAH