1. Subjektif :
Keluhan Utama
- Mual (+)
- BAK ada, warna kuning pekat, frekuensi 1-2x/hari, nyeri saat BAK tidak ada
Riwayat Pengobatan
1
Berobat ke dokter diberi Paracetamol 3 x 500 mg dan vitamin
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Kesadaran : Sadar
Suhu : 36,5 °C
BB : 47,5 kg
TB : 150 cm
BB/U : 109 %
TB/U : 97 %
BB/TB : 113 %
2
Status Internus
Kepala : Normochepal.
Torak
Paru
Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan (statis dan dinamis), retraksi dinding
dada (-)
Jantung
Abdomen
3
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Pemeriksaan Laboratorium
4
3. Assesment (penalaran klinis) :
Seorang pasien perempuan, berusia 12 tahun 5 bulan dibawa ibunya ke IGD RSUD
Lubuk Sikaping dengan keluhan utama demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan ini disertai nyeri sendi, nyeri kepala, nyeri ulu hati, mual, muntah sebanyak 4x,
sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit dan berisi apa yang dimakan, bintik merah
dikulit, buang air besar tidak ada sejak 2 hari ini, buang air kecil ada, warna kuning pekat,
Manifestasi klinis utama demam berdarah dengue adalah demam yang tinggi,
dengan gejala lain yang sering ditemukan pada demam dengue seperti muka kemerahan
(facial flushing), anoreksia, mialgia da artralgia. Gejala lain dapat berupa nyeri epigastrik,
jual, muntah, nyeri didaerah subkostal kanan atau nyeri abdomen difus, kadang disertai
sakit tenggorok. Manifestasi perdarahan dapat berupa uji tourniquet yang positif, petekie
spontan yang dapat ditemukan di daerah ekstremitas, aksila, muka dan palatum mole.
Epistaksis dan perdarahan gusis dapat ditemukan, kadang disertai dengan perdarahan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien sakit sedang, Tekanan darah
120/67, nadi 81x/menit, napas 20x/menit, suhu 36,50C. Pada kulit di ektremitas atas
tampak ptekie . Pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium. Hal ini
dikarenakan demam berdarah dengue yang dialami pasien. Pada pemeriksaan penunjang
%, IgG Dengue (+), IgM Dengue (-). Pada demam berdarah dengue terjadi kebocoran
plasma yang secara klinis berbentuk efusi pleura, apabila kebocoran plasma lebih berat
dapat ditemukan asites, efusi pleura, dan penebalan dinding kandung empedu.
5
Peningkatan nilai hematokrit (≥20 % dari data dasar) dan penurunan kadar protein plasma
didiagnosis dengue shock syndrome. Tatalaksana yang diberikan pada pasien adalah
IVFD RL 800 cc 2 jalur dalam 30 menit selanjutnya IVFD RL 20 tpm makro, Infus
Paracetamol tab 3 x 500 mg, jika T< 38,50C, trolit 4 x 1 sachet. Setelah koreksi cairan
39000/mm3, hematokrit 44,5%. Pasien diberikan MB 2000 kkal. Prinsip utama tatalaksana
DSS adalah pemberian cairan yang cepat dengan jumlah yang adekuat. Selain itu bila
ditemukan faktor ko-morbid dan penyulit seperti hipoglikemia dan gangguan asam basa,
4. Plan :
Penatalaksanaan
1. Nutrisi
MB 2000 kkal
2. Medikamentosa
Injeksi Ranitidin 2 x 50 mg
6
Trolit 4 x 1 sachet
4. Pasang monitor
Follow Up Tanggal 10 Februari 2020
- Mual (+)
- BAK ada, warna kuning pekat, frekuensi 1-2x/hari, nyeri saat BAK tidak ada
Kesadaran: CMC
TD: 107/ 71 mmHg, HR: 109 x/menit nadi kuat angkat, RR: 18x/menit, T: 36,5,0 O C
7
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal
P/
Injeksi Ranitidin 2 x 50 mg
Trolit 4 x 1 sachet