Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Konstipasi merupakan suatu keadaan yang sering ditemukan pada anak yang dapat
menimbulkan masalah social maupun psikologis. Konstipasi adalah suatu keadaan dimana tidak
dapat melakukan evakuasi tinja secara sempurna yang ditandai dengan perubahan konsistensi
feses menjadi keras, ukuran besar, penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi
sering ditandai dengan gejala cemas ketika defekasi oleh karena rasa nyeri saat buang air besar.
Konstipasi jika tidak segera diatasi dapat terjadi hemoroid dan divertikel. Dampak lain akibat
konstipasi fungsional yakni gangguan aktivitas seperti kram perut, penurunan kualitas hidup
melalui produktivitas belajar yang menurun dan tingginya tingkat ketidakhadiran di sekolah. (1)

Konstipasi merupakan keluhan yang sering terjadi di dunia terutama pada populasi di
negara-negara barat. Di Amerika Serikat prevalensi konstipasi berkisar 2 – 27% dengan
sekitar2,5 juta kunjungan ke dokter dan hampir 100.000 perawatan per tahunnya.Suatu survei
pada penduduk berusia lebih dari 60 tahun di beberapa kota di Cina menunjukkan insiden
konstipasi yang tinggi, yaitu antara 15 – 20%. Laporan lain darisuatu studi secara acak pada
penduduk usia 18 – 70 tahun di Beijing memperlihatkan insiden konstipasi sekitar 6,07%.(2)

Konstipasi menjadi masalah yang sering terjadi pada anak di dunia, baik di pelayanan
primer maupun sekunder, serta melibatkan 40% bayi dan 30% anak usia sekolah. Prevalensi
dunia secara keseluruhan bervariasi karena perbedaan diantara tiap etnis tentang konstipasi yang
dialami. Prevalensi konstipasi pada anak di dunia saat ini berkisar antara 0,7% sampai 29,6%. (3)
Prevalensi konstipasi di Hongkong pada anak sekolah taman kanak-kanak usia 3-5 tahun
didapatkan sebanyak 29% (4).

Sedangkan jumlah pervalensi konstipasi di Indonesia menurut IDAI 2015 bisa mencapai
30% lebih. Konstipasi dapat menyebabkan 3% kunjungan pasien ke dokter anak umum dan 15-
25% kunjungan ke konsultan gastroenterologi anak. Sebagian besar konstipasi pada anak (>90%)
adalah fungsional yang bila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut biasanya tidak ditemukan
kelainan organik, 40% diantaranya diawali sejak usia satu sampai empat tahun.(5)
Penelitian di Indonesia pernah dilakukan pada anak sekolah taman kanak-kanak di
wilayah Senen, Jakarta. Prevalensi konstipasi didapatkan sebesar 4,4% dan didaearah Bali
Denpasar didapatkan pervalensi konstipasi pada anak 51,1% , sedangkan di Aceh belum
terdapat data mengenai jumlah pervalensi konstipasi. .(6)

Banyak factor resiko yang dapat menyebabkan konstipasi pada anak, salah satunya
adalah riwayat alergi susu sapi dan pemberian susu formula yang berlebihan dikarenakan susu
sapi mengandung mineral dan lemak yang lebih banyak dan lebih sedikit mengandung
karbohidrat serta mengandung asam palmitat pada posisi Sn1 dan Sn3 dimana asam palmitat
membutuhkan hidrolisis oleh lipase pangkreas dimana proses hidrolisis ini menghasilkan asam
palmitat bebas yang akan bereaksi dengan kalsium sehingga membentuk calcium fatty acid soap
yang sulit diserap.Pembentukan calcium fatty acid soap ini berhubungan dan bermakna dengan
tingkat kepadatan feses sehingga dapat menyebabkan konstipasi . .(7)

Anda mungkin juga menyukai