BAB III
GAMBARAN UMUM
3
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang Gambaran Umum Kabupaten Situbondo mengenai
kondisi geografis, karakteristik wilayah, dan penggunaan lahan dalam Penyusunan Masterplan
Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih.
wilayah Kecamatan Banyuputih juga terdapat Taman Nasional Baluran serta bentangan
hutan jati sampai dengan batas wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan luasan wilayah
terkecil adalah di Kecamatan Besuki, yaitu mencapai luasan sekitar 26,41 Km2.
Kabupaten Situbondo terdiri dari 4 wilayah kerja Pembantu Bupati, 17 Wilayah
Kecamatan, 4 Kelurahan, 132 Desa, 640 Dusun, 24 Lingkungan, 1.305 Rukun Warga (RW)
dan 3.358 Rukun Tetangga (RT). Jumlah desa terbanyak berada di Kecamatan Panji, yaitu
sebanyak 12 desa dan yang paling sedikit jumlah desa di Kecamatan Banyuputih, yaitu
sebanyak 5 desa. Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Situbondo adalah sebagai
berikut:
Sebelah Selatan : Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Barat : Kabupaten Probolinggo
Sebelah Timur : Selat Bali
Kedalaman efektif tanah, yaitu tebalnya lapisan tanah dari permukaan tanah
sampai bahan baku induk atau sampai suatu lapisan dimana akar tanaman tidak dapat
menembusnya, kedalaman efektif tanah yang ada di Kabupaten Situbondo yaitu :
1) 90 cm seluas 59.105 Ha atau 36.07%
2) 90 – 60 cm seluas 30.614 Ha atau 18.68%
3) 60 – 30 cm seluas 50.195 Ha atau 30.63%
4) < 30 cm seluas 23.936 Ha atau 14.62%
3.1.2.3 Klimatologi
Berdasarkan musim yang terjadi di Kabupaten Situbondo ada dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau maka akan terlihat pada data curah hujan yang
terjadi setiap bulannya. Pada bulan-bulan basah curah hujannya lebih tinggi dari pada pada
bulan kering.
Tabel 3.2 Klimatologi Kabupaten SItubondo
curah hujan penguapan temperatur kelembaban kecepatan angin
Bulan
max min max min max min max min max min
January 11.05 0 5.2 0 27.5 11.5 24.8 90 85.75 -
February 56.5 0 4.7 0 28 56.5 25 90 84.5 -
March 81 0 5.2 0 28.3 81 26 90 82.5 -
Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Situbondo sebanyak 666.013 jiwa,
Sehingga pertambahan dari tahun 2013 sampai 2014 sebesar 0,80 %. Angka kepadatan
penduduk tahun 2014 di Kabupaten Situbondo setiap km2 adalah 406 jiwa. Sedangkan hasil
sensus penduduk tahun 2013 sebanyak 403 jiwa.
Jumlah Penduduk desa yang berada di Kabupaten Situbondo Tahun 2014 adalah
sebanyak 666.013 jiwa. Dalam lingkup kecamatan jumlah penduduk desa terbanyak yaitu
Kecamatan Panji 71.233 jiwa, sedangkan terendah yaitu Kecamatan Jatibanteng dengan
jumlah penduduk 22.130 jiwa.
3.1.5 Pertanian
Potensi sektor pertanian di Kabupaten Situbondo yang memberikan kontribusi
terbesar diantaranya adalah produksi dari pertanian tanaman pangan, perkebunan,
perikanan laut, tambak, hatchery, peternakan dan kehutanan. Produksi pertanian tanaman
pangan diantaranya adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang
kedelai. Produksi tanaman pangan di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya
secara umum mengalami penurunan.Jumlah Produksi Pertanian Kabupaten Situbondo
Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Produksi Pertanian Kabupaten Situbondo Tahun 2014
Produksi Produksi Produksi
Kecamatan Padi
Padi Ubi Kacang Kacang Kacang
Gogo Jagung
Sawah Kayu Tanah Hijau Kedelai
Tegal
Sumbermalang 37.306 15.136 10.032 1.820 - - -
Jatibanteng 52.051 48.231 100.296 - - - -
Banyuglugur 37.926 - 132.388 - - - -
peningkatan di tahun 2014 antara lain : rambutan naik 2,79 %, jeruk siam naik 27,72%,
jambu biji naik 65,36%, sawo naik 163,03 %, pisang naik 1,34 %, nangka naik 51,33 %, sirsak
naik 17,95 %, sukun naik 30,70 %, mlinjo naik 30,23 % dan anggur naik 3,55 %. Sedangkan
yang mengalami penurunan produksi antara lain: alpokat turun 19,72 %, manga turun 1,23
%, durian turun 75,84 %, pepaya turun 31,14 %, dan belimbing turun 50,21 %
3.1.6 Perkebunan
Tanaman perkebunan cukup memberikan kontribusi yang besar terhadap nilai
tambah di sektor ini yaitu komoditi kelapa, kopi, tebu, tembakau, kapuk, kapas, asam jawa,
siwalan, cengkeh, jambu mente, pinang, dan biji jarak. Produksi kelapa pada tanaman
perkebunan rakyat pada tahun 2014 sebesar 3.812 ton atau naik sebesar 907,40 % jika
dibanding tahun sebelumnya ( 378,4 ton). Sementara produksi tanaman tebu mengalami
peningkatan dari 57.518 ton di tahun 2013 menjadi 57.521,60 ton di tahun 2014,
tembakau naik dari 2.122 ton di tahun 2013 menjadi 2.356 ton di tahun 2014 dan tanaman
perkebunan lainnya seperti cengkeh, jambu mente, kapuk randu, siwalan, pinang, asam
jawa, nilam, melinjo dan jarak perubahannya cukup bervariasi dan tidak terlalu besar
kontribusinya terhadap nilai tambah sub sektor perkebunan.
3.1.7 Peternakan
Produksi sub sektor peternakan dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan
yang bervariasi dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumsi
masyarakat. Populasi ternak tahun 2014 menunjukkan perkembangan yang positif, antara
lain dapat ditunjukkkan oleh kenaikan populasi sapi potong dari 159.753 ekor menjadi
169.978 ekor atau naik 6,40 persen, sapi perah dari 102 ekor menjadi 195 ekor atau naik
91,18 persen, populasi kambing naik 1,41 persen dari 49.280 ekor menjadi 49.977 ekor,
populasi domba nail 2,60 persen, ayam kampung/ buras turun 66,26 persen, ayam ras
turun 17,79 persen dan itik turun 12,92 persen.
3.1.8 Perikanan
Potensi strategis yang dimiliki Kabupaten Situbondo adalah membentangnya
potensi laut/ pantai yang dimiliki, hampir di setiap kecamatan, kecuali Kec. Sumbermalang,
Jatibanteng, Situbondo dan Panji. Sub-sektor perikanan laut memberikan kontribusi yang
besar terhadap nilai tambah di sektor perikanan, antara lain disumbang oleh peranan
perikanan tangkap di laut, perikanan budidaya tambak dan kolam, penangkapan di perairan
umum, budidaya tambak dan hatchery, budidaya keramba jaring apung dari perikanan laut
baik yang diusahakan secara tradisional maupun modern oleh masyarakat sekitar maupun
pengusaha swasta serta hasil produksi olahan ikan laut.
Produksi dan nilai Perikanan Tangkap pada tahun 2014 menunjukkan kenaikan,
bila tahun 2013 total produksi sebesar 7.870,92 ton dengan nilai produksi Rp.
90.234.913.000,- maka di tahun 2014 total produksi sebesar 8.354,611 ton atau naik 6,15
persen dengan nilai produksi Rp. 87.289.537,- atau turun 3,26 persen. Sementara itu untuk
produksi ikan olahan di tahun 2014 menunjukkan peningkatan, produksi ikan pindang
mengalami peningkatan dari 2.616 ton menjadi 2.696 ton atau naik 12,99 persen dan ikan
kering naik dari 1.006 ton menjadi 1.936 ton atau naik 92,44 persen.
Produksi perikanan budidaya air kolam di tahun 2014 juga menunjukkan
peningkatan dari 263,135 ton pada tahun 2013 menjadi 289,50 ton atau naik 10,02 persen.
Produksi budidaya perikanan budidaya tambak di tahun 2014 naik sebesar 462,12 persen.
Produksi dan nilai budidaya keramba dan jaring apung dari tahun 2013 ke tahun 2014
memperlihatkan penurunan, untuk produksi naik sebesar 11,01 persen dan nilai produksi
turun sebesar 6,41 persen. Sedangkan produksi budidaya rumput laut di tahun 2014
terlihat mengalami kenaikan yaitu sebesar 23,05 persen. Perusahaan tambak intensif, semi
intensif dan tradisional sebanyak 147 unit dengan luas areal 834,5 Ha.
Potensi ini sangat memberikan peluang bagi masyarakat sekitarnya dalam
mengangkat kesejahteraannya. Bila dikaitkan dengan upaya meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) tentunya merupakan sumber yang strategis, karena pendapatan yang
dihasilkan oleh pengusaha tambak/hatchery sangat besar.
3.1.9 Kehutanan
Produksi sub sektor kehutanan yang paling dominan berada di Kecamatan
Banyuputih, yaitu hutan jati di perbatasan Taman Nasional Baluran dengan Banyuwangi
Utara. Selain itu juga di Kecamatan Kendit dan sebagian pula di Kecamatan Bungatan serta
sebagian kecil tersebar di Kecamatan lain.
Realisasi penjualan hasil hutan yang ada di Kabupaten Situbondo pada tahun 2014
diantaranya berupa kayu jati dan kayu rimba, kayu bakar, lak cabang, dan getah pinus.
Penjualan kayu jati oleh Perum Perhutani di tahun 2014 sebanyak 1.709,339 m3 dengan
nilai sebesar Rp.4.316.623.657,-, kayu rimba lainnya sebanyak 12,29 m3 dengan nilai
Rp.11.478.665,-.
dijamin hanya karcis loket (pendaftaran). Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di Rumah
Sakit meliputi rawat jalan dan rawat inap kelas III dilakukan secara terstruktur dan
berjenjang.
Untuk perkembangan di bidang Keluarga Berencana dapat ditunjukkan pencapaian
peserta KB aktib dan baru serta tingkat kemandirian aksesptor KB. Peserta KB aktif di
tahun 2014 sebanyak 109.174 orang, turun 6,42% dibanding dengan tahun 2013 sebanyak
116.661 ornag. Sedangkan pencapaian pesera KB baru di tahun 2014 sebanyak 35.606
orang naik sebesar 0,58% dibanding dengan tahun 2013 sebanyak 35.402 orang.
Pencapaian peserta KB yang baru menurut jenis kontrasepsi yang paling banyak
dipakai berturut-turut adalah Pil 37.8%, suntik 37,52%, implan 17,13%, kondom 3,85%,
IUD 1,44%, KP 1,37% dan KW 0,88%. Sedangkan peserta KB aktif berturut-turut adalah
suntik 33,96%, pil 30,32%, implan 21,06%, IUD 5,12%, OP 4,34%, OW 3,74%, dan kondom
1,46%
sepanjang tahun tanpa terhalang. Matahari terbit dari arah timur ke barat. Hal ini
mempengaruhi banyaknya cahaya yang masuk ke dalam ruangan disesuaikan dengan arah
hadap bangunan.
Arah angin pada lahan yang direncanakan sebagai puskesmas ini digunakan sebagai
pertimbangan untuk menentukan penempatan fungsi bangunan. Arah angin pada Desa
Wonorejo pada umumnya dan pada tapak terpilih berhembus dari selatan menuju ke utara
saat malam hari dan ke arah sebaliknya saat siang hari.
Koordinator
Ni Wayan Suminten S.Kep.Ns
Bidan :
1. Bibit Hidayati, Amd.Kep Perawat :
2. Nurul Hidayati, Amd.Kep 1.Ulfa Hamdanah, Amd.Kep
3. Reni Farlina, Amd.Kep 2. Dodik Pramanto, Amd.Kep
4. Imamatun Nafi’ah, 3.Yayuk endang S, Amd.Kep
Amd.Kep 4. Ilhamiya, Amd.Kep
5. Desti M,Amd.Kep
6. Siti Nur H, Amd.Kep
Staf :
1. Nur Djannah
2. Pamuji Haryatik
3. Mukaji
4. Sukarjan
a) Posyandu
b) Kesling
c) P3M
d) P2 Diare
e) P2 TBC
f) P2 Demam Berdarah
g) P2 Kusta
h) Sweeping
Ruang penerimaan
resep dapat
digabungkan
dengan ruang
penyerahan obat
dan dirancang agar
tenaga kefarmasian
dapat bertatap
muka dengan
pasien
14 Ruang persalinan Ada Menggunakan R.
UGD
15 Ruangan rawat pasca Hanya 1 tempat Ada Menggunakan R.
persalinan tidur Rawat Inap
16 Ruangan tindakan Ada Menggunakan R.
UGD
17 Ruang rawat inap Dibedakan antara Ada Campur, tidak ada
laki-laki, perempuan, pembeda antara
dan anak laki-laki dan
perempuan
18 Kamar mandi/ WC Dikondisikan untuk Ada Tidak bisa
pasien (laki-laki dan dapat digunakan digunakan disabilitas
perempuan terpisah) oleh penyandang
disabilitas
19 Laboratorium Sesuai dengan Ada Tidak berfungsi
standar pelayanan karena alat dan
laboratorium di SDM tidak memadai
puskesmas
20 Ruangan cuci linen Tidak
21 Ruangan sterilisasi Tidak
22 Ruangan Dapat memiliki Tidak
penyelenggaraan fungsi hanya sebagai
makanan tempat penyajian
makanan
23 KM/ WC untuk rawat Dikondisikan dapat Ada
inap digunakan oleh
penyandang
Bangunan gedung puskesmas pembantu wonorejo terdiri dari ruang apotik, KIA,
R. Dokter, Gudang, Loket, Poli Gigi, Poli Umum, Lab, UGD dan Kamar inap. Untuk lebih
jelasnya denah puskesmas pembantu wonorejo dapat dilihat dibawah ini.
B C D
Keterangan :
A : Apotik
A B : KIA
C : R. Dokter
D : Gudang
1 E : Loket
F : Poli Gigi
E G : Poli Umum
H : Lab
I : UGD
J : Kamar 1-2
F K : Kamar 3-4
G H L : Kamar 5-6
1 : Ruang Utama
I J K L