Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR

BAB III
GAMBARAN UMUM

3
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang Gambaran Umum Kabupaten Situbondo mengenai
kondisi geografis, karakteristik wilayah, dan penggunaan lahan dalam Penyusunan Masterplan
Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih.

3.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SITUBONDO


3.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu wilayah kabupaten yang terletak di
sebelah timur wilayah Propinsi Jawa Timur dan terkenal dengan sebutan Daerah Pantai
Pasir Putih.Secara geografis, wilayah Kabupaten Situbondo berada pada posisi 1130 30’ –
1140 42’ Bujur Timur dan 70 35’ – 70 44’ Lintang Selatan. Kedudukannya Kabupaten
Situbondo cukup strategis karena terletak pada jalan arteri primer Surabaya –
Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi dan jalan kolektor primer ke arah Bondowoso.
Luas wilayah Kabupaten Situbondo mencapai 1.638,50 Km2 atau sekitar 163.850
Ha. Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 kecamatan, 132 desa dan 4 kelurahan dengan
Kondisi wilayah administrasi berdasarkan topografinya mempunyai ketinggian antara 0 –
1.250 meter diatas permukaan air laut. Dari 17 wilayah Kecamatan yang ada 13
diantaranya memiliki pantai sedangkan 4 lainnya tidak memiliki pantai yaitu Kecamatan
Sumbermalang, Jatibanteng, Kecamatan Situbondo dan Kecamatan Panji. Wilayah
Kabupaten Situbondo secara garis besar berada di sepanjang pantai utara Pulau Jawa
dengan panjang pantai ± 150 km sehingga dominasi topografi pantai relatif lebih dominan
luas dari pada daratan.Pantai utara umumnya berdataran rendah, di sebelah selatan
merupakan daerah perbukitan, dengan rata-rata lebar wilayah mencapai 11 Km.
Kecamatan Banyuputih mempunyai wilayah luasan terluas, yaitu sekitar 481,67 Km2, dan di

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-1


LAPORAN AKHIR

wilayah Kecamatan Banyuputih juga terdapat Taman Nasional Baluran serta bentangan
hutan jati sampai dengan batas wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan luasan wilayah
terkecil adalah di Kecamatan Besuki, yaitu mencapai luasan sekitar 26,41 Km2.
Kabupaten Situbondo terdiri dari 4 wilayah kerja Pembantu Bupati, 17 Wilayah
Kecamatan, 4 Kelurahan, 132 Desa, 640 Dusun, 24 Lingkungan, 1.305 Rukun Warga (RW)
dan 3.358 Rukun Tetangga (RT). Jumlah desa terbanyak berada di Kecamatan Panji, yaitu
sebanyak 12 desa dan yang paling sedikit jumlah desa di Kecamatan Banyuputih, yaitu
sebanyak 5 desa. Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Situbondo adalah sebagai
berikut:
 Sebelah Selatan : Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi
 Sebelah Utara : Selat Madura
 Sebelah Barat : Kabupaten Probolinggo
 Sebelah Timur : Selat Bali

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-2


LAPORAN AKHIR

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-3


LAPORAN AKHIR

Peta 3.1 Peta Orientasi Wilayah Perencanaan

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-4


LAPORAN AKHIR

Peta 3.2 Peta Adminitrasi Kabupaten Situbondo

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-5


LAPORAN AKHIR

3.1.2 Kondisi Fisik Dasar


3.1.2.1 Topografi
Kabupaten Situbondo mempunyai kemiringan tanah (slope) yang bervariasi yaitu :
 0 – 2 m =27.22%
 2 – 15 m =21.24%
 15 – 40 m =10.06%
 > 40 m =41.48%
Kondisi topografi yang bervariasi yaitu mempunyai ketinggian antara 0 – 1.250
meter dari permukaan air laut.Ketinggian dominan berada antara 100 – 500 meter di atas
permukaan air laut yaitu seluas 42.38% dan yang terkecil adalah ketinggian 1.000 meter
diatas permukaan laut yakni 7.48% dari luas wilayah Kabupaten Situbondo. Berikut data
ketinggian tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Situbondo.
Tabel 3.1 Ketinggian Wilayah Kabupaten Situbondo
No Kecamatan Ketinggian
1 Sumbermalang 100 - 1.223 m
2 Jatibanteng 100 - 1.000 m
3 Besuki 0 – 500 m
4 Banyuglugur 0 – 500 m
5 Suboh 0 – 500 m
6 Mlandingan 0 – 1000 m
7 Bungatan 0 – 1250 m
8 Kendit 0 – 1000 m
9 Panarukan 0 – 500 m
10 Situbondo 0 – 500 m
11 Mangaran 0 – 50 m
12 Panji 0 – 500 m
13 Kapongan 0 – 100 m
14 Arjasa 0 – 1000 m
15 Jangkar 0 – 500 m
16 Asembagus 0 – 1000 m
17 Banyuputih 0 – 1227 m
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2015
3.1.2.2 Kemampuan Tanah
Kemampuan tanah yang akan dijelaskan adalah kedalaman efektif tanah dan
tekstur tanah. Untuk kedalaman efektif tanah rata – rata diatas 90 cm sebesar 36,07% dari
luas keseluruhan wilayah Kabupaten Situbondo.
Berdasarkan klasifikasi kemampuan tanah di Wilayah Kabupaten Situbondo yang
meliputi unsur fisik tanah, berikut adalah beberapa hal yang sangat berhubungan dengan
kemampuan tanah :
1) Tekstur tanah, adalah keadaan bahan padat anorganik atau kasar halusnya tanah
yang ditentukan berdasarkan perbandingan fraksi-fraksi debu, pasir dan liat.

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-5


LAPORAN AKHIR

Tekstur tanah di Kabupaten Situbondo ± 96.26% bertekstur sedang dan tersebar


merata di Kabupaten Situbondo, 2.75% bertekstur halus, sedangkan 0,99%
bertekstur kasar.
2) Erosi, adalah peristiwa pengikisan permukaan tanah oleh aliran permukaan,
sehingga mengakibatkan butiran-butiran tanah tergerus. Penyebab lain terjadinya
kerusakan sumber daya lahan adalah terjadinya proses erosi. Tingkat erosi di
Kabupaten Situbondo cukup tinggi yaitu meliputi areal seluas 42.804 Ha atau
seluas 26,12% dari luas wilayah Kabupaten, sedangkan yang tidak ada erosi seluas
121.046 Ha atau sekitar 73,88% dari luas Kabupaten.
3) Drainase adalah keadaan yang menunjukkan lamanya dan seringnya tanah jenuh
terhadap kandungan air atau menunjukkan kecepatan meresapnya air dari
permukaan tanah. Secara umum Kabupaten Situbondo memiliki drainase yang
cukup baik, dimana 162.903 Ha atau 99.42 % wilayahnya tidak pernah tergenang,
kadang kadang tergenang meliputi 78 Ha (0,05%) dan 869 Ha (0.53 %) wilayahnya
selalu tergenang

Kedalaman efektif tanah, yaitu tebalnya lapisan tanah dari permukaan tanah
sampai bahan baku induk atau sampai suatu lapisan dimana akar tanaman tidak dapat
menembusnya, kedalaman efektif tanah yang ada di Kabupaten Situbondo yaitu :
1) 90 cm seluas 59.105 Ha atau 36.07%
2) 90 – 60 cm seluas 30.614 Ha atau 18.68%
3) 60 – 30 cm seluas 50.195 Ha atau 30.63%
4) < 30 cm seluas 23.936 Ha atau 14.62%

3.1.2.3 Klimatologi
Berdasarkan musim yang terjadi di Kabupaten Situbondo ada dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau maka akan terlihat pada data curah hujan yang
terjadi setiap bulannya. Pada bulan-bulan basah curah hujannya lebih tinggi dari pada pada
bulan kering.
Tabel 3.2 Klimatologi Kabupaten SItubondo
curah hujan penguapan temperatur kelembaban kecepatan angin
Bulan
max min max min max min max min max min
January 11.05 0 5.2 0 27.5 11.5 24.8 90 85.75 -
February 56.5 0 4.7 0 28 56.5 25 90 84.5 -
March 81 0 5.2 0 28.3 81 26 90 82.5 -

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-6


LAPORAN AKHIR

curah hujan penguapan temperatur kelembaban kecepatan angin


Bulan
max min max min max min max min max min
April 48 0 5.2 0 29.5 48 26.5 90 66.5 -
May 53 0 6.9 0 29.3 53 28 90 90 -
June 35.5 0 6.9 0 29.3 35.5 28 90 90 -
July 27 0 3.4 0 28 27 27 90 67.5 -
August 0 0 5.6 0 26.8 0 25.3 82 70 -
September 0 0 10.3 0 28.6 0 0 85.75 0 -
October 0 0 7.7 0 32 0 30.3 69 46 -
November 88 0 0 0 32.3 88 27 90.25 52 -
December 91 0 0 0 32,3 91 26.3 95.25 61.75 -
Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2015
3.1.2.4 Geologi
Menurut struktur geologi, wilayah Kabupaten Situbondo terbagi menjadi 4 jenis,
yaitu : Alluvial Holocene, Vulkam Zaman Quater Muda, Vulkam Zaman Quater Tua, dan
Leucite. Sedangkan jenis tanah di wilayah Kabupaten Situbondo terdiri dari 8 jenis.
Adapun pembagian jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Alluvial (tanah subur, potensi pertanian tinggi).
2) Regosol (potensi pertanian rendah, tetapi kurang dapat menyimpan air).
3) Gleysol (potensi pertanian rendah, mudah terkena erosi).
4) Grumosol (tanahnya subur, tetapi mudah terkena erosi).
5) Renzina (potensi pertanian tinggi, tetapi kurang dapat menyimpan air).
6) Mediteran (mudah terkena erosi dan umumnya didaerah laut).
7) Latosol (subur, tahan erosi, potensi pertanian / perkebunan tinggi).
8) Andosol (tanahnya subur dan mudah terkena erosi).

Sedangkan untuk tekstur tanah didominasi tekstur tanah sedang/medium yang


mencakup 96,26% dari seluruh wilayah kabupaten dengan kecenderungan tidak ada erosi
sebesar 73,88% dari keseluruhan luas wilayah.

3.1.3 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di Kabupaten Situbondo didominasi oleh penggunaan lahan
untuk hutan yaitu sebesar 44,8 % dari total luas wilayah dan berupa sawah seluas 18,53 %.
Adapun untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di Kabupaten Situbondo dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-7


LAPORAN AKHIR

Tabel 3.3 Penggunaan lahan Kabupaten Situbondo


Guna lahan Luas Area Persentase
Pemukiman 3.285,0834 2,00
Sawah 30.359,6367 18,53
Pertanian Tanah Kering 27.938,3259 17,05
Kebun Campuran 414,0000 0,25
Perkebunan 1.780,2600 1,09
Hutan 73.407,5000 44,80
Semak Belukar 2.493,7000 1,52
Padang Rumput 4.970,4000 3,03
Tanah Rusak 10.736,0000 6,55
Tanah Tandus 6.315,6435 3,85
Tambak/ Kolam 1.866,5000 1,14
Rawa 182,0000 0,11
Lain-lain 100,9505 0,06
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2015

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-8


LAPORAN AKHIR

Peta 3.3 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Situbondo

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-9


LAPORAN AKHIR

3.1.4 Karakteristik Penduduk


Kabupaten Situbondo secara topografis terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu wilayah
pegunungan dan dataran/pantai. Umumnya daerah pegunungan tidak begitu padat karena
banyak wilayah hutan di dalamnya. Kecamatan yang tingkat kepadatannya di bawah 500
jiwa per kilometer persegi berturut-turut adalah : Banyuputih, Arjasa, Sumbermalang,
Kendit, Banyuglugur, Jatibanteng, Bungatan dan Asembagus. Sedangkan yang memiliki
kepadatan antara 500 hingga 1000 jiwa perkilometer persegi adalah : Jangkar, Mlandingan,
Mangaran, Kapongan, Suboh dan Panarukan. Selanjutnya untuk yang memiliki kepadatan di
atas 1000 jiwa per kilometer persegi adalah kecamatan : Situbondo, Panji dan Besuki.
Kecamatan Banyuputih yang berada di ujung timur Kabupaten Situbondo memiliki
hutan yang cukup luas yaitu hutan Baluran yang di dalamnya terdapat Taman Nasional
Suaka Marga Satwa tingkat kepadatan penduduknya hanya 113. Artinya tiap kilometer
persegi tanah dikecamatan ini hanya dihuni 113 penduduk. Padahal desa Sumberejo yang
memiliki pesantren Salafiyah cukup padat, namun karena desa Wonorejo memiliki hutan
yang sangat luas maka kepadatan penduduk se kecamatan menjadi rendah.
Secara umum laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Situbondo lebih tinggi
dibanding rata-rata pertumbuhan penduduk Jawa Timur dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,70 persen per tahun. Namun demikian jika dilihat pertumbuhan
penduduk tiap kecamatan, maka pertumbuhan sebesar itu banyak disebabkan terjadinya
booming penduduk di 5 (lima) kecamatan saja yaitu Banyuputih, Panarukan, Panji, Besuki
dan Banyuglugur. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di kecamatan Banyuputih yaitu
sebesar 1,38 persen. Tingginya pertumbuhan tersebut lebih disebabkan adanya diversifikasi
sarana dan tingkatan pendidikan formal yang ada di Pondok Pesantren Salafiyah desa
Sumberejo Kecamatan Banyuputih seperti Universitas, Sekolah Tinggi Kesehatan, SMK dan
lain sebagainya. Sementara itu laju pertumbuhan penduduk terendah terjadi di Kecamatan
Sumbermalang sebesar 0,12 persen per tahun. Rendahnya pertumbuhan penduduk di
kecamatan ini memang bisa dimaklumi karena memang mobilitas penduduknya rendah dan
perubahan ekonomi di kecamatan Sumbermalang bisa dikatakan statis. Jumlah dan
Kepadatan Penduduk Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Situbondo
No Kecamatan Jumlah penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
1 Sumbermalang 26.430 129,47 204,14
2 Jatibanteng 22.130 66,08 334,90
3 Bannyuglugur 23.278 72,66 320,37
4 Besuki 63.627 26,41 2409,20

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-10


LAPORAN AKHIR

No Kecamatan Jumlah penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk


5 Suboh 26.878 30,84 871,53
6 Mlandingan 22.451 39,61 566,80
7 Bungatan 25.037 66,07 378,95
8 Kendit 28.491 114,14 249,61
9 Panarukan 55.328 54,38 1017,43
10 Situbondo 47.764 27,81 1717,51
11 Mangaran 32.762 46,99 697,21
12 Panji 71.233 35,70 1995,32
13 Kapongan 38.018 44,55 853,38
14 Arjasa 40.440 216,38 186,89
15 Jangkar 36.930 67 551,19
16 Asembagus 47.850 118,74 402,98
17 Banyuputih 57.366 481,67 119,10
Jumlah 666.013 1.6838,50 406,48
Sumber : Kabupaten Situbondo Dalam Angka Tahun 2015

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Situbondo sebanyak 666.013 jiwa,
Sehingga pertambahan dari tahun 2013 sampai 2014 sebesar 0,80 %. Angka kepadatan
penduduk tahun 2014 di Kabupaten Situbondo setiap km2 adalah 406 jiwa. Sedangkan hasil
sensus penduduk tahun 2013 sebanyak 403 jiwa.
Jumlah Penduduk desa yang berada di Kabupaten Situbondo Tahun 2014 adalah
sebanyak 666.013 jiwa. Dalam lingkup kecamatan jumlah penduduk desa terbanyak yaitu
Kecamatan Panji 71.233 jiwa, sedangkan terendah yaitu Kecamatan Jatibanteng dengan
jumlah penduduk 22.130 jiwa.

3.1.5 Pertanian
Potensi sektor pertanian di Kabupaten Situbondo yang memberikan kontribusi
terbesar diantaranya adalah produksi dari pertanian tanaman pangan, perkebunan,
perikanan laut, tambak, hatchery, peternakan dan kehutanan. Produksi pertanian tanaman
pangan diantaranya adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang
kedelai. Produksi tanaman pangan di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya
secara umum mengalami penurunan.Jumlah Produksi Pertanian Kabupaten Situbondo
Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Produksi Pertanian Kabupaten Situbondo Tahun 2014
Produksi Produksi Produksi
Kecamatan Padi
Padi Ubi Kacang Kacang Kacang
Gogo Jagung
Sawah Kayu Tanah Hijau Kedelai
Tegal
Sumbermalang 37.306 15.136 10.032 1.820 - - -
Jatibanteng 52.051 48.231 100.296 - - - -
Banyuglugur 37.926 - 132.388 - - - -

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-11


LAPORAN AKHIR

Produksi Produksi Produksi


Kecamatan Padi
Padi Ubi Kacang Kacang Kacang
Gogo Jagung
Sawah Kayu Tanah Hijau Kedelai
Tegal
Besuki 176.147 - 78.107 - - - -
Suboh 137.523 - 50.341 - - - 86
Mlandingan 232.342 - 154.110 482 - - -
Bungatan 139.059 - 106.121 - - - -
Kendit 99.823 27.112 102.682 - - - -
Panarukan 218.352 - 185.736 - - - -
Situbondo 61.194 1.642 75.392 - - - -
Mangaran 191.748 - 81.915 - - - -
Panji 163.967 5.131 139.256 - 766 - -
Kapongan 253.013 - 166.540 - 985 - -
Arjasa 217.485 47.000 389.639 42.672 2.511 - -
Jangkar 89.295 28.272 255.786 - - 314 -
Asembagus 85.156 - 145.039 - 182 - -
Banyuputih 105.157 69.115 392.884 - 225 343 -
Jumlah 2.297.544 241.639 2.566.264 44.974 4.669 1.160 86
Sumber: Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2014
Bila dilihat besarnya kenaikan/ penurunan produksi untuk beberapa komoditi,
masing-masing sebagai berikut: produksi tanaman padi sawah turun 9,19 % , tanaman padi
gogo turun sebesar 42,60 %, tanaman jagung turun 28,79 %, tanaman ubi kayu turun 45,51
%, tanaman kacang tanah turun 70,53 %, tanaman kacang hijau turun 71,57 % dan tanaman
kedelai menunjukkan penurunan sebesar 58,25 %.
Bila dilihat dari luas panen masing-masing komoditi, beberapa komoditi mengalami
penurunan, yaitu luas panen padi sawah turun 6,19 %, luas panen padi gogo turun 30,21 %,
luas panen ubi kayu turun 11,23 %, luas panen jagung turun 15,78 %, dan luas panen
kacang tanah turun 33,75 %, luas panen kacang hijau turun 71,79 % dan kedelai turun
76,92 %.
Untuk Komoditi sayur-sayuran yang menunjukkan kenaikan produksi adalah
bawang merah, kacang panjang, cabe merah, cabe rawit, ketimun, semangka dan blewah.
Komoditi buah-buahan banyak menunjukkan penurunan produksi, kecuali rambutan, jeruk
siam, jambu biji, sawo, pisang, nangka, sirsak, sukun dan anggur yang mengalami
peningkatan produksi.
Produksi sayuran mengalami kenaikan cukup besar bila dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu bawang merah naik 30,35 % kacang panjang 571,03 %, cabe besar naik
52,89 %, cabe rawit 22,48 %, ketimun naik 100,00 %, semangka naik 24,09 %, dan blewah
naik 456,11 %. Produksi sayuran yang mengalami penurunan adalah tomat turun 13,05 %,
terong turun 57,25 %, dan melon turun 57,04 %. Produksi buah-buahan yang mengalami

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-12


LAPORAN AKHIR

peningkatan di tahun 2014 antara lain : rambutan naik 2,79 %, jeruk siam naik 27,72%,
jambu biji naik 65,36%, sawo naik 163,03 %, pisang naik 1,34 %, nangka naik 51,33 %, sirsak
naik 17,95 %, sukun naik 30,70 %, mlinjo naik 30,23 % dan anggur naik 3,55 %. Sedangkan
yang mengalami penurunan produksi antara lain: alpokat turun 19,72 %, manga turun 1,23
%, durian turun 75,84 %, pepaya turun 31,14 %, dan belimbing turun 50,21 %

3.1.6 Perkebunan
Tanaman perkebunan cukup memberikan kontribusi yang besar terhadap nilai
tambah di sektor ini yaitu komoditi kelapa, kopi, tebu, tembakau, kapuk, kapas, asam jawa,
siwalan, cengkeh, jambu mente, pinang, dan biji jarak. Produksi kelapa pada tanaman
perkebunan rakyat pada tahun 2014 sebesar 3.812 ton atau naik sebesar 907,40 % jika
dibanding tahun sebelumnya ( 378,4 ton). Sementara produksi tanaman tebu mengalami
peningkatan dari 57.518 ton di tahun 2013 menjadi 57.521,60 ton di tahun 2014,
tembakau naik dari 2.122 ton di tahun 2013 menjadi 2.356 ton di tahun 2014 dan tanaman
perkebunan lainnya seperti cengkeh, jambu mente, kapuk randu, siwalan, pinang, asam
jawa, nilam, melinjo dan jarak perubahannya cukup bervariasi dan tidak terlalu besar
kontribusinya terhadap nilai tambah sub sektor perkebunan.

3.1.7 Peternakan
Produksi sub sektor peternakan dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan
yang bervariasi dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumsi
masyarakat. Populasi ternak tahun 2014 menunjukkan perkembangan yang positif, antara
lain dapat ditunjukkkan oleh kenaikan populasi sapi potong dari 159.753 ekor menjadi
169.978 ekor atau naik 6,40 persen, sapi perah dari 102 ekor menjadi 195 ekor atau naik
91,18 persen, populasi kambing naik 1,41 persen dari 49.280 ekor menjadi 49.977 ekor,
populasi domba nail 2,60 persen, ayam kampung/ buras turun 66,26 persen, ayam ras
turun 17,79 persen dan itik turun 12,92 persen.

3.1.8 Perikanan
Potensi strategis yang dimiliki Kabupaten Situbondo adalah membentangnya
potensi laut/ pantai yang dimiliki, hampir di setiap kecamatan, kecuali Kec. Sumbermalang,
Jatibanteng, Situbondo dan Panji. Sub-sektor perikanan laut memberikan kontribusi yang
besar terhadap nilai tambah di sektor perikanan, antara lain disumbang oleh peranan

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-13


LAPORAN AKHIR

perikanan tangkap di laut, perikanan budidaya tambak dan kolam, penangkapan di perairan
umum, budidaya tambak dan hatchery, budidaya keramba jaring apung dari perikanan laut
baik yang diusahakan secara tradisional maupun modern oleh masyarakat sekitar maupun
pengusaha swasta serta hasil produksi olahan ikan laut.
Produksi dan nilai Perikanan Tangkap pada tahun 2014 menunjukkan kenaikan,
bila tahun 2013 total produksi sebesar 7.870,92 ton dengan nilai produksi Rp.
90.234.913.000,- maka di tahun 2014 total produksi sebesar 8.354,611 ton atau naik 6,15
persen dengan nilai produksi Rp. 87.289.537,- atau turun 3,26 persen. Sementara itu untuk
produksi ikan olahan di tahun 2014 menunjukkan peningkatan, produksi ikan pindang
mengalami peningkatan dari 2.616 ton menjadi 2.696 ton atau naik 12,99 persen dan ikan
kering naik dari 1.006 ton menjadi 1.936 ton atau naik 92,44 persen.
Produksi perikanan budidaya air kolam di tahun 2014 juga menunjukkan
peningkatan dari 263,135 ton pada tahun 2013 menjadi 289,50 ton atau naik 10,02 persen.
Produksi budidaya perikanan budidaya tambak di tahun 2014 naik sebesar 462,12 persen.
Produksi dan nilai budidaya keramba dan jaring apung dari tahun 2013 ke tahun 2014
memperlihatkan penurunan, untuk produksi naik sebesar 11,01 persen dan nilai produksi
turun sebesar 6,41 persen. Sedangkan produksi budidaya rumput laut di tahun 2014
terlihat mengalami kenaikan yaitu sebesar 23,05 persen. Perusahaan tambak intensif, semi
intensif dan tradisional sebanyak 147 unit dengan luas areal 834,5 Ha.
Potensi ini sangat memberikan peluang bagi masyarakat sekitarnya dalam
mengangkat kesejahteraannya. Bila dikaitkan dengan upaya meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) tentunya merupakan sumber yang strategis, karena pendapatan yang
dihasilkan oleh pengusaha tambak/hatchery sangat besar.

3.1.9 Kehutanan
Produksi sub sektor kehutanan yang paling dominan berada di Kecamatan
Banyuputih, yaitu hutan jati di perbatasan Taman Nasional Baluran dengan Banyuwangi
Utara. Selain itu juga di Kecamatan Kendit dan sebagian pula di Kecamatan Bungatan serta
sebagian kecil tersebar di Kecamatan lain.
Realisasi penjualan hasil hutan yang ada di Kabupaten Situbondo pada tahun 2014
diantaranya berupa kayu jati dan kayu rimba, kayu bakar, lak cabang, dan getah pinus.
Penjualan kayu jati oleh Perum Perhutani di tahun 2014 sebanyak 1.709,339 m3 dengan

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-14


LAPORAN AKHIR

nilai sebesar Rp.4.316.623.657,-, kayu rimba lainnya sebanyak 12,29 m3 dengan nilai
Rp.11.478.665,-.

3.1.10 Potensi Pertambangan


Wilayah Kabupaten Situbondo memiliki potensi yang cukup besar akan bahan
tambang khususnya bahan tambang/ galian golongan C. Jenis bahan yang sampai saat ini ada
dan sebagian telah diusahakan adalah:
1) Batu Tras terdapat di : Kecamatan Panarukan, Situbondo, Kapongan, Arjasa, Asembagus,
Panji.
2) Tanah liat terdapat di : Kecamatan Situbondo, Banyuputih
3) Galian Pasir terdapat di : Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Panarukan, Kecamatan
Besuki.
4) Batu Kali terdapat di : Kecamatan Mlandingan, Kendit
5) Batu Kapur terdapat di : Kecamatan Situbondo, Panarukan.
3.1.11 Potensi Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata di Situbondo, dapat dikelompokan menjadi 3
zona sebagai berikut :
1) Zona Tengah
Pantai Pasir Putih - Makam Raden Tjondrokusumo - Petilasan Syeikh Maulana Ishaq -
Pantai Gelung - Pelabuhan Kalbut - Pabrik Gula Olean.
2) Zona Barat
Pelabuhan Rakyat Besuki - Pemandian Banyu Anget - Pemandian Taman - Alam Desa
Baderan - Kompleks Makam Boro - Puncak Rengganis
3) Zona Timur
Taman Nasional Baluran - Pantai Bama - Pesantren Salafiyah Syafi’iyah - Pelabuhan
Jangkar - Air Terjun Setancak - Agro Wisata Kayumas.

3.1.12 Sarana dan Prasarana Transportasi


Salah satu prasarana pengangkutan yang sangat penting guna memperlancar roda
kegiatan perekonomian suatu daerah adalah jalan. Semakin meningkatnya suatu usaha
pembangunan sangat menuntut adanya peningkatan pembangunan jalan guna
memperlancar dan mempermudah tingkat mobilitas penduduk serta arus barang dan jasa
dari suatu daerah ke daerah lain. Panjang jalan dapat dibedakan atas Jalan Aspal dan Tanah
yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-15


LAPORAN AKHIR

Tabel 3.6 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Pengerasan


Aspal
No Kecamatan Tanah
Lapen Hot Mix
1 Sumbermalang 33,755 2,2 5,427
2 Jatibanteng 23,815 22,82 1,591
3 Banyuglugur 39,463 2,49 1,757
4 Besuki 21,299 55,481 -
5 Suboh 10,072 22,82 0,21
6 Mlandingan 23,825 4,525 1,21
7 Bungatan 29,038 11,87 1,77
8 Kendit 26,153 23,687 -
9 Panarukan 33,182 46,566 -
10 Situbondo 7,323 43,321 -
11 Mangaran 28,164 26,81 -
12 Panji 33,914 44,112 -
13 Kapongan 36,609 47,115 1,28
14 Arjasa 83,598 15,712 8,05
15 Jangkar 43,331 13,75 -
16 Asembagus 57,645 25,27 2,264
17 Banyuputih 61,6 17,94 1,1
Jumlah 592,786 424,509 24,659
Sumber: Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2015

3.2 GAMBARAN UMUM KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen
internasional, yang dituangkan dalam Milenium Development Goals (MDGs) dengan tujuan
yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV-AIDS, TB dan Malaria, serta penyakit lainnya,
dan yang tidak terkait langsung yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta
mendorong kesetaraan gender dan pembedayaan perempuan. Pembangunan kesehatan
tingkat nasional diukur melalui Indikator Kinerja SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang
kesehatan yang diatur melalui Pemenkes No 741 Tahun 2008 tentang SPM bidnag
kesehatan kabupaten/ kota.
Sarana pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun
swasta yang ada di Kabupaten Situbondo tahun 2014 meliputi 4 rumah sakit umum, 10
balai pengobatan/ klinik, 1 rumah bersalin, 17 puskesmas dengan puskesmas rawat inap
dan 4 puskesmas rawat jalan, 62 puskesmas pembantu, 30 puskesmas keliling dan 952
posyandu.

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-16


LAPORAN AKHIR

Tabel 3.7 Sarana Kesehatan Kabupaten Situbondo


NO Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Rumah Sakit 2 2 2 3 4
2 Puskesmas Keliling 25 30 30 30 30
3 Puskesmas 17 17 17 17 17
Puskesmas
4 10 14 13 13 12
Perawatan
5 Polindes 74 86 136 136 136
Puskesmas
6 62 61 59 62 62
Pembantu
7 Balai Pengobatan 2 3 6 8 10
8 Posyandu 916 916 918 919 925
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Situbondo pada tahun 2014 sebanyak 1.677
orang dengan proorsi terbesar adalah tenaga perawat 720 orang (42,93%), kemudian
tenaga bidan 613 orang (36,55%), dan tenaga medis sebanyak 141 orang (8,41%). Tenaga
kesehatan non medis melipiuti tenaga kefarmasian 106 orang, tenaga gizi 29 orang, tenaga
kesehatan masyarakat 0 orang, tenaga sanitasi 18 orang, dan tenaga fisioterapi 5 orang.
Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Ratio Per 100.000 Penduduk
Ratio per 100.000
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Presentase (%)
penduduk
1 Medis 141 8,41 21,21
2 Perawat 720 42,93 108,31
3 Bidan 613 36,55 92,21
4 Tenaga kefarmasian 106 6,32 15,94
5 Tenaga gizi 29 1,73 4,36
6 Tenaga kesehatan masyarakat 0 0 0
7 Tenaga sanitasi 18 1,07 2,71
8 Teknisi medis 45 2,68 6,77
9 Fisioterapis 5 0,3 0,75
Jumlah/ total 1.677 100 252,27
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo
Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Situbondo sampai dengan tahun 2014
sebanyak 292.198 jiwa. Dari jumlah tersebut yang tercakup dalam program Jamsesmas
sejumlah 251.846 jiwa (13,81%) dan program Jamkesda sebanyak 40.352 jiwa (86,19%).
Pelayanan kesehatan yang dijamin untuk masyarakat miskin non kuota meliputi
rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas dan jaringannya. Bagi masyarakat non miskin yang

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-17


LAPORAN AKHIR

dijamin hanya karcis loket (pendaftaran). Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di Rumah
Sakit meliputi rawat jalan dan rawat inap kelas III dilakukan secara terstruktur dan
berjenjang.
Untuk perkembangan di bidang Keluarga Berencana dapat ditunjukkan pencapaian
peserta KB aktib dan baru serta tingkat kemandirian aksesptor KB. Peserta KB aktif di
tahun 2014 sebanyak 109.174 orang, turun 6,42% dibanding dengan tahun 2013 sebanyak
116.661 ornag. Sedangkan pencapaian pesera KB baru di tahun 2014 sebanyak 35.606
orang naik sebesar 0,58% dibanding dengan tahun 2013 sebanyak 35.402 orang.
Pencapaian peserta KB yang baru menurut jenis kontrasepsi yang paling banyak
dipakai berturut-turut adalah Pil 37.8%, suntik 37,52%, implan 17,13%, kondom 3,85%,
IUD 1,44%, KP 1,37% dan KW 0,88%. Sedangkan peserta KB aktif berturut-turut adalah
suntik 33,96%, pil 30,32%, implan 21,06%, IUD 5,12%, OP 4,34%, OW 3,74%, dan kondom
1,46%

3.3 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PEMBANTU WONOREJO


3.3.1 Sejarah Puskesmas Pembantu Wonorejo
Puskesmas wonorejo berdiri pada tahun 1970 sebagai puskesmas induk,
kemudian pada tahun 2004 karena adanya otonomi daerah puskesmas Wonorejo beralih
fungsi menjadi puskesmas pembantu Wonorejo dengan puskesmas Banyuputih sebagai
induknya. Pada tahun 2011 puskesmas Wonorejo berubah menjadi puskesmas pembantu
Gadar.
3.3.2 Visi, Misi Motto dan Janji Pelayanan
Visi : Mewujudkan Kecamatan Banyuputih Sehat (Khususnya di
Wilayah Puskesmas Pembantu Wonorejo)
Misi :
1) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya
2) Memberdayakan masyarakat dan mendorong kemandirian masyarakat untuk
sehat
3) Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
4) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau
5) Meningkatkan SDM dan IPTEK dalam pelayanan kesehatan

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-18


LAPORAN AKHIR

6) Meningkatkan program inovasi sesuai dengan wilayahnya

Motto : Bekerja dengan kesungguhan, keikhlasan dan kerjasama


Janji Pelayanan : Tekad kami memberikan pelayanan terbaik dengan
mengutamakan kepuasan masyarakat
3.3.3 Demografis
Jumlah penduduk di Desa wonorejo berjumlah 6760 jiwa dengan komposisi jenis
kelamin laki-laki berjumlah 3333 jiwa dan jenis kelamin perempuan berjumlah 3427 jiwa.
3.3.4 Lokasi Tapak Puskesmas
Lokasi Gedung puskesmas memiliki luas ± 800 m2 berbentuk persegi panjang
dengan arah memanjang pada poros barat – timur dan selatan ke utara. Dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo, tapak tersebut direncanakan memiliki
peruntukkan lahan sebagai areal permukiman dan dapat menyisipkan fungsi fasilitas umum
seperti fasilitas pendidikan dan Kesehatan. Hal tersebut menjadikan tapak terpilih yang
direncanakan sebagai lokasi puskesmas telah sesuai dengan Peraturan Daerah setempat.
Batas – batas tapak puskesmas pembantu wonorejo meliputi :
 Sisi Utara : Taman Nasional Baluran dan perdagangan dan jasa
 Sisi Selatan : Lahan kosong dan permukiman
 Sisi Timur : Permukiman dan lahan pertanian
 Sisi Barat : Jalan Raya Situbondo – Banyuwangi

3.3.4.1 Kondisi Pencapaian dan Sirkulasi


Tapak terpilih puskesmas dapat diakses melalui Jalan situbondo – banyuwangi dan
masuk melalu jalan jelun. Jalan situbondo - banyuwangi merupakan jalan arteri primerder
dengan lebar badan jalan ± 8 m dengan trotoar. Jalan situbondo - banyuwangi merupakan
jalan aspal dengan kondisi yang relatif baik dan tingkat kepadatan kendaraan yang
melaluinya tergolong sedang sampai dengan ramai.

3.3.4.2 Posisi Matahari dan Arah Angin


Posisi Indonesia sebagai daerah tropis yang terletak di garis khatulistiwa
menyebabkan matahari memancarkan sinarnya sepanjang tahun. Lokasi tapak puskesmas
merupakan kondisi eksisting puskesmas pembantu wonorejo dan rencana pembangunan
dari museum kebangsaan yang relatif datar dan hampir tidak terdapat vegetasi peneduh di
dalamnya, membuat lokasi tapak terpilih tersebut akan mendapatkan sinar matahari

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-19


LAPORAN AKHIR

sepanjang tahun tanpa terhalang. Matahari terbit dari arah timur ke barat. Hal ini
mempengaruhi banyaknya cahaya yang masuk ke dalam ruangan disesuaikan dengan arah
hadap bangunan.
Arah angin pada lahan yang direncanakan sebagai puskesmas ini digunakan sebagai
pertimbangan untuk menentukan penempatan fungsi bangunan. Arah angin pada Desa
Wonorejo pada umumnya dan pada tapak terpilih berhembus dari selatan menuju ke utara
saat malam hari dan ke arah sebaliknya saat siang hari.

3.3.4.3 Kondisi Vegetasi


Kondisi vegetasi pada tapak di puskesmas tidak banyak ragamnya. Pohon jati
mendominasi di luar tapak, karena fungsi eksisting tapak sebagai puskesmas pembantu.
Beberapa jenis tanaman perdu-perduan dan rumput liar juga terlihat tumbuh tidak teratur
pada beberapa bagian tapak. Tanaman bebatang keras (pohon) tidak terlihat pada tapak,
sehingga terik matahari langsung mengenai tapak tanpa penghalang.

3.3.4.4 Kondisi Kebisingan


Tapak terpilih puskesmas berada pada daerah dengan tingkat kebisingan berat.
Lokasi berada di pinggir jalan artri perimer situbondo banyuwangi, lokasi lahan yang
berada diantara, pendidikan dan permukiman membuat suara bising menjadi permasalahan
yang mengganggu pada tapak. sumber bising terdekat berasal dari jalan arteri primer
situbondo banyuwangi. karena obyek yang direncanakan untuk dibangun pada tapak
terpilih adalah puskesmas yang membutuhkan tingkat ketenangan tinggi, maka perlu
dipersiapkan alternatif penanganan kebisingan.

3.3.4.5 Kondisi Kemiringan Lahan dan Hidrologi


Kondisi kemiringan lahan pada tapak terpilih cenderung datar yaitu <2o menurun
dari arah utara ke selatan. Pada bagian barat, timur dan tengah tapak tidak terdapat saluran
drainase yang mengalirkan air dari utara ke selatan.

3.3.4.6 Kondisi View dan Orientasi


Pada lokasi tapak terpilih puskesmas, view ke arah barat adalah ke arah Jalan raya
arteri primer situbondo banyuwangi, view ke arah utara adalah museum kebangsanaan dan
perdagangan dan jasa berupa pertokoan dan permukiman wara, view ke arah timur
merupakan pendidikan dan permukiman, sedangkan ke arah selatan adalah lahan kosong
dan permukiman.

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-20


LAPORAN AKHIR

3.3.5 Kondisi Utilitas

3.3.5.1 Jaringan Air Bersih


Air bersih di puskesmas Wonorejo masih menggunakan sumur dengan kedalaman
40 meter.

3.3.5.2 Jaringan Listrik


Kebutuhan listrik untuk memenuhi tuntutan pada puskesmas ini berasal dari PLN.
Sebagai sumber kedua apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN maka digunakan genset.

3.3.5.3 Jaringan Air Limbah


Air limbah yang berasal dari kamar mandi dan pantry serta buangan air hujan yang
berasal dari atap bangunan.

3.3.5.4 Sistem Persampahan


Sistem pembuangan sampah dibedakan antara tempat pembuangan sampah
organik dan sampah non-organik yang ditempatkan pada tempatnya yang sudah disediakan.
3.3.6 Tenaga Medis dan Fasilitas Kesehatan
Tenaga medis yang ada di puskesmas pembantu wonorejo terdiri dari perawat,
bidan, staf dan tenaga kebersihan sedangkan fasilitas kesehatan yang ada di puskemas
pembantu wonorejo berupa mobil almbulance. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel
dibawah ini.
Tabel 3.9 Tenaga Medis Puskesmas Pembantu Wonorejo
No Jenis Tenaga Jumlah Keterangan
Eksisting Kebutuhan Kekurangan
1 Perawat (S1) 1 1 1 1 PNS
2 Perawat (D3) 3 8 5 1 PNS, PTT, 2
Magang
3 Bidan (D3) 6 8 2 1 PTT, 5
Magang
4 Staf (SMA) 3 3 0 3 PNS
5 Kebersihan 1 1 0 1 Magang
(SMP)
Sumber : Hasil Survey Primer 2016

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-21


LAPORAN AKHIR

3.3.7 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi puskesmas Pembantu Wonorejo dapat dilihat gambar
dibawah ini :

Koordinator
Ni Wayan Suminten S.Kep.Ns

Bidan :
1. Bibit Hidayati, Amd.Kep Perawat :
2. Nurul Hidayati, Amd.Kep 1.Ulfa Hamdanah, Amd.Kep
3. Reni Farlina, Amd.Kep 2. Dodik Pramanto, Amd.Kep
4. Imamatun Nafi’ah, 3.Yayuk endang S, Amd.Kep
Amd.Kep 4. Ilhamiya, Amd.Kep
5. Desti M,Amd.Kep
6. Siti Nur H, Amd.Kep

Staf :
1. Nur Djannah
2. Pamuji Haryatik
3. Mukaji
4. Sukarjan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Pembantu Wonorejo

3.3.8 Pelayanan Kesehatan


Pasien yang datang dilayani pada jam pelayanan di mulai pukul 07.00 s/d 14.00,
adapun pelayanannya meliputi :
1) Dalam Gedung
a) KIA (Kesehata Ibu dan Anak)
b) BP ( Balai Pengoatan)
c) Gawat Darurat dan Rujukan
2) Luar Gedung

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-22


LAPORAN AKHIR

a) Posyandu
b) Kesling
c) P3M
d) P2 Diare
e) P2 TBC
f) P2 Demam Berdarah
g) P2 Kusta
h) Sweeping

3.3.9 Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas


Kewaspadaan bencana yang sering terjadi pada puskesmas pembantu wonorejo
adalah kecelakaan lalu laut, banjir, angin topan, dan kecelakaan lalu lintas. Sedangkan jenis
penyakit yang berada di desa wonorejo adalah common cold, penyakit pada sistem otot
dan jaringan pengikat, hipertensi, Diare, penyakit kulit alergi, konjungtifitis, penyakit kulit
infeksi, asma bronkhiale, gastris, dan nyeri kepala.

3.3.10 Ruang Eksisting Puskesmas Pembantu Wonorejo


Kondisi Ruangan eksisting puskesmas pembantu terdiri dari ruang apotik, KIA, R.
Dokter, Gudang, Loket, Poli Gigi, Poli Umum, Lab, UGD dan Kamar inap. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat Tabel di bawah ini.
Tabel 3.10 Ruang Puskesmas Pembantu Wonorejo
No Nama Ruang Keterangan Ada/Tidak Kondisi Eksisting
Ruang Kantor
1 Ruang administrasi Tidak R. Administrasi dan
kantor R. Rapat jadi
menggunakan ruang
utama
2 Ruang kepala Ada
puskesmas
3 Ruang rapat Dapat digunakan
untuk kegiatan lain
dalam mendukung
pelayanan kesehatan
(ruang multifungsi)
Ruang pelayanan
4 Ruang pendaftaran Ada
dan rekam medik
5 Ruangan tunggu Ada
6 Ruangan pemeriksaan Ada
umum
7 Ruangan gawat Ada

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-23


LAPORAN AKHIR

No Nama Ruang Keterangan Ada/Tidak Kondisi Eksisting


darurat
8 Ruangan kesehatan Ada
anak dan imunisasi
9 Ruangan kesehatan Ada
ibu dan KB
10 Ruangan kesehatan Ada
gigi dan mulut
11 Ruangan ASI Tidak Biasanya
Menggunakan
Ruang Utam, Tidak
Ada ruang Khusus
12 Ruangan promosi Dapat dipergunakan Ada
kesehatan untuk konsultasi dan
konseling
13 Ruang farmasi Sesuai dengan Ada
Standar
Pelayanan
Kefarmasian di
Puskesmas.

Ruang penerimaan
resep dapat
digabungkan
dengan ruang
penyerahan obat
dan dirancang agar
tenaga kefarmasian
dapat bertatap
muka dengan
pasien
14 Ruang persalinan Ada Menggunakan R.
UGD
15 Ruangan rawat pasca Hanya 1 tempat Ada Menggunakan R.
persalinan tidur Rawat Inap
16 Ruangan tindakan Ada Menggunakan R.
UGD
17 Ruang rawat inap Dibedakan antara Ada Campur, tidak ada
laki-laki, perempuan, pembeda antara
dan anak laki-laki dan
perempuan
18 Kamar mandi/ WC Dikondisikan untuk Ada Tidak bisa
pasien (laki-laki dan dapat digunakan digunakan disabilitas
perempuan terpisah) oleh penyandang
disabilitas
19 Laboratorium Sesuai dengan Ada Tidak berfungsi
standar pelayanan karena alat dan
laboratorium di SDM tidak memadai
puskesmas
20 Ruangan cuci linen Tidak
21 Ruangan sterilisasi Tidak
22 Ruangan Dapat memiliki Tidak
penyelenggaraan fungsi hanya sebagai
makanan tempat penyajian
makanan
23 KM/ WC untuk rawat Dikondisikan dapat Ada
inap digunakan oleh
penyandang

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-24


LAPORAN AKHIR

No Nama Ruang Keterangan Ada/Tidak Kondisi Eksisting


disabilitas
24 KM/ WC petugas Dikondisikan untuk Ada
dapat digunkan oleh
penyandang
disabilitas
25 Ruangan jaga petugas Ada
26 Gudang umum Ada
Pendukung
22 Rumah dinas tenaga Merupakan rumah Ada
kesehatan jabatan tenaga
kesehatan dan
berjumlah paling
sedikit 2 (dua) unit
23 Parkir kendaraan roda Ada
2 dan 4 serta garasi
untuk ambulans dan
puskesmas keliling

Bangunan gedung puskesmas pembantu wonorejo terdiri dari ruang apotik, KIA,
R. Dokter, Gudang, Loket, Poli Gigi, Poli Umum, Lab, UGD dan Kamar inap. Untuk lebih
jelasnya denah puskesmas pembantu wonorejo dapat dilihat dibawah ini.

B C D
Keterangan :
A : Apotik
A B : KIA
C : R. Dokter
D : Gudang
1 E : Loket
F : Poli Gigi
E G : Poli Umum
H : Lab
I : UGD
J : Kamar 1-2
F K : Kamar 3-4
G H L : Kamar 5-6
1 : Ruang Utama

I J K L

Gambar 3.2 Denah Puskemas Pembantu Wonorejo

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-25


LAPORAN AKHIR

Gambar 3.3 Kondisi Puskesmas Pembantu Wonorejo

Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD Puskesmas Banyuputih 3-26

Anda mungkin juga menyukai