Difteri
Difteri
Difteri laring
Terdapat didaerah faring, pada keadaan lain dapat mengenai faring, serta menimbulkan
buulneck pada keadaan yang berat.
Toksin menyebar cepat, peningkatan HR dan penurunan tekanan darah, disertai dengan
adanya perdarahan pada hidung mulut, dan terjadinya heart blok.
Ditemukan adanya pustule, ulkus dan membrane kotor, serta dapat menyebabkan terjadinya
neuritis.
5. TATALAKSANA AWAL
a) Isolasi
b) Istirahat
c) Evaluasi ekg untuk mementukan ada tidaknya AV Blok
d) Cegah obstruksi jalan nafas
TATALAKSANA LANJUTAN
a) Menghilangkan eksotoksin
b) Makanan cair dan lunak
6. Pencegahan
a). Imunisasi remaja 15-18 tahun, dewasa 10 tahun sekali, anak-anak 2,4,6,15,18 bulan.
V. SRTUKTURISASI
Manifestasi klinis
Anamnesis,pemeriksa
an fisik,
b. etiologi
Corinerum diftheriae berbentuk batang,gram positif,berspora,tidak berkapsul, dengan
masa inkubasi 2-6 hari,
c. Epidimiologi
WHO 2016:342 kasus di dunia. Diindonesia tahun 2012: 1525 kasus, Kemenkes 2017: 95
kabupaten/ kota di Indonesia, yang melaporkan adanya KLB sebayak 7 provinsi.
d.faktor resiko
Peningkatan populasi padasuatu daerah, malnutrisi, status imunitas,,pelayanan
kesehatan,dan sosio ekonomi
host yang rentan yaitu anak usia kurang dari 12 tahun, personal hygiene yang buruk,
lingkungan yang padat penduduk.
e. Manifestasi Klinis
inkubasi 2-7 hari gejala
demam tidak terlalu tinggi, lesu,filek, anoreksia,sianosis
f. Tatalaksana
tatalaksana umum: isolasi pasien 2-3 minggu,sampai swab positif, observasi
komplikasi, tilah baring, cairan adekuat,makan makanan lunak yang cukup protein
dan kalori.