1105315045-3-Bab Ii PDF
1105315045-3-Bab Ii PDF
2.1 Adopsi
Kehutanan (1996) dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang
usahataninya.
sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses
Fahrianoor, 2004).
penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang
bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun
8
9
dimulai dari keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua,
sampai diterimanya ide tersebut oleh masyarakat sebagai pihak kedua. Seseorang
menerima suatu hal atau ide baru selalu melalui tahapan-tahapan. Tahapan ini
penggunaan ide-ide atau teknologi baru pada diri seseorang setelah menerima
mengadopsi suatu perilaku yang baru tersebut terjadi dalam beberapa tahapan
sebagai berikut:
1) Tahap kesadaran (awareness), dalam hal ini Petani mulai sadar tentang
adanya sesuatu yang baru, mulai terbuka akan perkembangan dunia luarnya,
2) Tahap minat (Interest), Tahap ini ditandai oleh adanya kegiatan mencari
melaksanakannya sendiri.
4) Tahap mencoba (Trial). Jika keterangan sudah lengkap, minat untuk meniru
9
10
besar, dan jika ternyata hasil penilaiannya positif, maka dimulai usaha
dimana proses adopsi tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak.
Kondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan penerima
adopsi. Oleh sebab itu, direvisi kembali oleh Rogers (1983) teorinya tentang
1. Pengetahuan
Mardikanto dan Sutarni (1982) bahwa pada tahap ini, komunikan menerima
inovasi dari mendengar dari teman, beberapa media massa, atau dari agen
memotivasi individu untuk belajar lebih banyak tentang inovasi dan kemudian
masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang produk tersebut.
10
11
inovasi akan lebih efektif disampaikan melalui media massa seperti radio,
televisi, koran atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih cepat mengetahui
benar. Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat penting dalam proses
dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja. Contoh dalam hal ini adalah ide
tentang teori kuman, yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk
2. Persuasi
Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif
terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan
apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu
individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap
ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers
11
12
karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat
3. Keputusan
inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not
adopt an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpanya pada
keberadaan suatu individu, maka inovasi akan lebih cepat diterima karena
Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses
Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu active rejection dan
passive rejection. Active rejection terjadi ketika suatu individu mencoba inovasi
dan berpikir akan mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak
inovasi tersebut. Passive rejection individu tersebut sama sekali tidak berpikir
untuk mengadopsi.
4. Implementasi
12
13
inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan
5. Konfirmasi
diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung
memperkuat keputusan tersebut. Tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih kursial.
Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap
individu.
discontinuance.
tersebut disebabkan ia merasa tidak puas atas hasil dari inovasi tersebut.
13
14
1. Sifat Inovasi
lingkungannya.
masyarakatnya).
lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding dengan teknologi yang sudah ada
14
15
(besarnya biaya), manfaat non ekonomi, maupun dampak sosial budaya dan
2. Sifat sasarannya
berikut.
Pelopor/ orang-orang yang pertama dalam suatu wilayah tertentu yang paling
cenderung indualis.
Orang yang cukup aktif dalam pembangunan desa, umur relatif muda,
pendidikan cukup tinggi, status sosial agak tinggi dan disegani oleh anggota
masyarakat.
Golongan yang mudah terpengaruh bila hal baru telah disadari dan diyakini
keunggulannya.
Kaum kolot/penolak, usia tua, statis dan pasif terhadap perubahan, dan
kurang rasional.
15
16
akan mempengaruhi kecepatan adopsi. Tentang hal ini, jika keputusan adopsi
pemerintah.
Inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media
inovasi yang disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan
5. Keadaan penyuluh
sasaran penyuluhan pada tiap tahapan adopsi sangat dipengaruhi oleh ragam
16
17
masyarakat yang meliputi: (a) luas usahatani, (b) tingkat pendapatan, (c)
2.2 Inovasi
Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap
sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain.
inovasi sama dengan teknologi yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan
akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang
Dinyatakan oleh Rogers (1983) bahwa inovasi adalah “an idea, pratice, or
object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda
yang dianggap/dirasa baru oleh individu). Kata perceived menjadi kata yang
penting karena suatu ide, praktek atau benda lain akan dianggap sebagai inovasi
bagi sebagian orang tetapi bagi sebagian lainnya tidak, tergantung apa yang
1. Karakteristik Inovasi
17
18
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/
unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa
segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain.
2) Kompatibilitas (compatibility)
pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan
3) Kerumitan (Complexity)
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit
untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan
mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat
diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam tempat
sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat cepat
18
19
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu
mengadopsi.
2. Jenis-jenis Inovasi
Dikemukakan oleh Rogers (1983) Inovasi terdiri atas empat jenis dibawah ini.
1) Penemuan yaitu kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum
sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada berbeda.
3) Duplikasi yaitu peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada.
4) Sintesis yaitu perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi
formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk
19
20
yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat
diaplikasikan dengan cara baru. Misalnya sintesis pada arloji oleh casio.
kegiatan individu untuk mencari dan memproses informasi tentang suatu inovasi
sehingga dia termotivasi untuk mencari tahu tentang keuntungan atau kerugian
dari inovasi tersebut yang pada akhirnya akan memutuskan apakah dia akan
Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) bahwa pada tahap ini, komunikan menerima
inovasi dari mendengar dari teman, beberapa media massa, atau dari agen
ini akan memotivasi individu untuk belajar lebih banyak tentang inovasi dan
pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang produk tersebut.
20
21
inovasi akan lebih efektif disampaikan melalui media massa seperti radio,
televisi, koran atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih cepat mengetahui
inovasi dengan benar. Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat penting
sebuah inovasi maka individu harus memiliki pengetahuan ini dengan memadai
bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja. Contoh dalam hal ini
adalah ide tentang teori kuman, yang mendasari penggunaan vaksinasi dan
Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif
terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan
apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu
individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap
ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers
21
22
karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat
inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not
adopt an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpanya pada
keberadaan suatu individu, maka inovasi akan lebih cepat diterima karena
Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses
Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu active rejection dan
passive rejection. Active rejection terjadi ketika suatu individu mencoba inovasi
dan berpikir akan mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak
inovasi tersebut. Passive rejection individu tersebut sama sekali tidak berpikir
untuk mengadopsi.
inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan
22
23
diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung
memperkuat keputusan tersebut. Tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih kursial.
Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap
individu.
tahap ini dan terjadi pada dua cara : a. Penolakan individu terhadap sebuah inovasi
hal ini individu menolak inovasi tersebut disebabkan ia merasa tidak puas atas
23
24
agen pengubah adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga
yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mau dan mampu melakukan
dihadapi petani dan membantu memberikan jalan keluar yang diperlukan. Oleh
kompetensi yang mengacu kepada satu bidang pekerjaan sesuai tugas pokok,
24
25
25
26
terkait.
perilaku sosial.
Dijelaskan oleh Yusri (1999), ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja
26
27
Kinerja penyuluh dipengaruhi oleh faktor dari penyuluh itu sendiri. Faktor
27
28
melaksanakan tugasnya.
2) Sistem penghargaan
Kebiasaan pola tanam yang dilakukan oleh petani secara turun temurun telah
kepada petani untuk dapat dikembangkan kearah yang lebih maju dan
Diartikan oleh Van Den Ban dan Hawkins (1999) penyuluhan sebagai
28
29
pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
lingkungan hidup.
berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan
pengaruh baik.
29
30
1. Minat dan kebutuhan artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu
keragaman budaya.
budaya.
diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari
30
31
kepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah
penyuluh.
mutu hidupnya.
Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai
31
32
Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap
(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan suka hati melakukan perubahan-
masyarakatnya.
cm) yang telah berkembang di masyarakat. Istilah legowo yang diambil dari
Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan
kelompok barisan tanaman padi dipisahkan oleh suatu lorong yang luas dan
memanjang. Bila jarak antar baris tanaman padi umumnya adalah 20 hingga 25
cm, tergantung kesuburan tanah dan keragaan varietas padi yang ditanam. Tanah
32
33
yang subur memilki lorong yang lebih sempit sedangkan keragaan varietas yang
Menurut Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi Tahun 2011 tipe dari
SistemTanam Jajar Legowo untuk padi sawah bisa dilakukan dengan berbagai tipe
yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya.
Sistem TanamJajar legowo 2:1 adalah cara tanam padi dimana setiap dua
baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari
jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah
kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem Jajar
(barisan kosong).
TanamJajar Legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman untuk tujuan
penangkaran atau produksi benih. Untuk lebih jelasnya tentang cara tanam jajar
dari Sistem TanamJajar Legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan
Umumnya tanaman pinggir menunjukkan hasil lebih tinggi atau lebih rendah dari
33
34
tanaman yang ada di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan
pertumbuhan yang lebih baik karena kurangnya persaingan tanaman antar barisan.
barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir, sinar matahari dapat
dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis. Pada lahan yang lebih
terbuka karena adanya lorong pada baris tanaman, serangan hama, khususnya
tikus, dapat ditekan karena tikus tidak suka tinggal di dalamnya dan dengan
Gambar 2.1
34
35
Untuk populasi tanaman padi yang lebih banyak, dibutuhkan benih padi dan
tenaga kerja yang lebih banyak namun tenaga kerja lebih sedikit pada penyiangan.
Kenaikan jumlah gabah yang dipanen menyebakan upah pekerja juga meningkat.
Walaupun demikian, Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 lebih menguntungkan bila
tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi
35
36
1. Semua barisan rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir memberi
hasil tinggi
Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki.
Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang
tersedia serta biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2
dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara
menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu
2) Tanam
Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan
satu bibit per lubang tanam pada potongan garis yang sudah terbentuk. Cara
36
37
laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa
3) Pemupukan
Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga satu kali jalan
pada legowo 2:1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan
legowonya.
4) Penyiangan
siang, cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong
seperti penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak
tersiang dengan alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan
tangan, bahkan sisa gulma pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak
semprot atau hand sprayer. Posisi orang berada pada barisan kosong di
dengan merata, sehingga satu kali jalan dapat melakukan penyemprotan dua
barisan legowo.
37
38
Sistem Tanam Jajar legowo 3:1 adalah cara tanam padi dimana setiap tiga
baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari
jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris
tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya
dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan
Gambar 2.2
38
39
Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1 adalah cara tanam padi dimana setiap
empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua
kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka
setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir
yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir.
pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari
Dengan demikian jarak tanam pada Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1
adalah 25 cm X 12,5 cm X 50cm, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.3
Gambar 2.3
Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1
39
40
keserasian dalam tujuan, motif, dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan
Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di perdesaan yang
sebagai berikut.
40
41
ekologi.
kesepakatan bersama.
1) Kelas belajar
2) Wahana kerjasama
sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompok tani serta dengan
pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha lainnya akan lebih
dan gangguan.
3) Unit produksi
41
42
2) Kelas Lanjut merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas pemula
500.
42
43
Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan
diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem
tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan
yang mendukung kecepatan adopsi petani dan tingkat adopsi petani di Kelompok
Tani Mina Sri Jaya terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. Pengukuran
43
44
Adopsi Inovasi
Tingkat Adopsi
Proses Adopsi Faktor yang mendukung 1. Prinsip Jajar
1. Pengetahuan Kecepatan Adopsi Legowo 2:1
2. Persuasi 1. Sifat inovasi 1) Jumlah populasi
3. Keputusan 2. Sifat sasaran tanaman perumpun
4. Pelaksanaan 3. Cara pengambilan 2) Jarak tanam
keputusan 3) Ruang terbuka
5. Konfirmasi
4) Umur bibit
4. Saluran komunikasi
5) Pemupukan
5. Keadaan penyuluh 6) Pengendalian hama
6. Ragam sumber dan penyakit
informasi 7) penyiangan
Hasil Analisis
Gambar 2.4
Kerangka PemikiranTingkat Adopsi Sistem Legowo 2:1 Di Kelompok Tani Mina
Sri Jaya Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa
Timur 2015
44