Topik 14 AGPK
Topik 14 AGPK
A. Pengertian Perencanaan
1. Mempertimbangkan situasi di masa depan yang ingin dicapai (hal ini meliputi
hambatan, dorongan, maupun potensi yang ada. Maka inti dari perencanaan
pada hakikatnya adalah menentukan prioritas masalah dan langkah-langkah
serta alokasi sumber daya yang tepat).
2. Dapat memberikan petunjuk untuk menggerakkan dan melaksanakan upaya
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
3. Memudahkan pengawasan pengendalian , dan penilian karena faktor-faktor atau
indicator upaya sudah jelas digariskan dalam rencana
4. Dapat mendorong peningkatan upaya penelitian dan pengembangan yang
relevan
Seorang ahli gizi kesehatan masyarakat harus mempunyai pengetahuan dan
keahlian dalam kesehatan masyarakat seperti berikut:
1. Diagnosis Masalah
Yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara apa yang
diinginkan dengan kenyataan. Masalah dapat ditentukan berdasarkan pada magnitude
atau besaran masalah atau prevalensi dibandingkan dengan angka yang dianggap
sebagai masalah dalam kesehatan masyarakat atau dibandingkan dengan angka
nasional. Analisis keadaan masalah merupakan langkah paling awal dalam
perencanaan. Langkah ini sangat menentukan apakah langkah selanjutnya akan
menghasilkan rencana yang tepat.
a. Identifikasi masalah
Penilaian situasi harus dilakukan untuk mengetahui atau menilai situasi atau masalah
yang sedang dihadapi. Untuk itu, mengkaji kebutuhan masyarakat sangatlah penting
agar sesuai dengan apa yang menjadi masalah di suatu daerah. Oleh karena itu,
sesuatu yang sangat dibutuhkan adalah data atau informasi, baik itu data yang bersifat
subjektif seperti norma-norma dalam masyarakat, kepercayaan, gaya hidup, maupun
data yang bersifat objektif, seperti data demograsi, statistic vital, pengukuran
antropometri, tes biokimia darah, pengamatan tanda-tanda klinis atau data konsumsi
makanan dan lain-lain.
Dari data-data yang tersedia dalam identifikasi masalah perlu diidentifikasi urutan
prioritas masalah karena tidak mungkin semua permasalahan dapat diatasi dalam waktu
bersmaan. Penentuan prioritas masalah merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan kriteria
atau urutan masalah.
2. Formulasi Tujuan Spesifik
Dari hasil analisis situasi dirumuskan tujuan yang akan dicapai dan sasarannya.
Tujuan adalah gambaran suatu kedaan di masa yang akan datang, yang akan
diwujudkan melalui berbagai kegiaan yang direncanakan. Tujuan mempunyai jenjang
hierarki, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, tujuan pelaksanaan. Tujuan umum sifatnya
jangka panjang, sedangkan tujuan khusus dinyatakan secara spesifik, kuantitatif, jelas
waktunya, lokasinya, dan jelas sasarannya.
a. Kedua sekarang
Tujuan yang akan datang merupakan kelanjutan dari keadaan masa sekarang. Oleh
karena itu, perlu diketahui dengan jelas status masalah atau pencapai program pada
keadaan sekarang.
Apa yang akan terjadi di masa yang akan datang akan mengikuti tren masa lalu. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan analisis kecenderungan
Sumber daya perlu diketahui dan ditelaah di masa yang akan datang, apakah tetap,
berkurang atau bertambah
e. Proyeksi hambatan
Berupa tellaah tentang hambatan yang mungkin di masa yang akan datang, seperti
hambatan berupa retensi masyarakat, hambatan kesulitan komunikasi yang disebabkan
oleh geografi.
1. Relevan. Apakah model intervensi yang akan dilakukan relevan atau sesuai
dengan kenyatan pada saat ini atau tidak dan apakah model intervensi sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai
2. Kelayakan. Apakah model intervensi yang dipilih sesuai dengan kondisi
kesehatan yang akan berjalan.
3. Terintegrasi dengan program yang telah ada. Apakah model intervensi yang
dipilih dalam pelaksanan dapat dilaksanakan bersamaan dengan program
kesehatan yang lain sehingga bila dilihat dari segi keuangan dapat menghemat
dari total pengeluaran biaya untuk pelaksanaan program kesehatan.
4. Efektif. Apakah model intervensi yang dipilih itu efektif dalam hubungannya
dengan program yang akan dilaksanakan
5. Mudah dalam pencapaian target. Artinya intervensi yang akan dilakukan dalam
hal target mudah dicapai
6. Keefektifan biaya yang dikeluarkan. Apakah model intervensi yang dipilih akan
menggunakan biaya seminimum mungkin, tetapi output, tetapi yang dihasilkan
diharapkan dapat semaksimum mungkin.
7. Mudah dimonitor dan dievaluasi. Apakah model intervensi yang dipilih mudah
dimonitor dan dievaluasi.
8. Berkelanjutan. Apakah model intervensi yang dipilih dapat berkelanjutan dalam
artian bahwa pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan besarnya nilai atau jumlah hasil
yang diperoleh dalam mencapai suatu objek yang telah ditetapkan terlebih dahulu
dahulu. Evaluasi merupakan salah satu proses pengamatan hasil dari program kegiatan
yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Evaluasi
harus mencakup hasil yang baik bagi program atau sebaliknya hal yang buruk bagi
program, tetapi evaluasi juga harus mampu memberikan kritik balik yang
menghubungkan intervensi dan implemntasi serta perencanaan.
Evaluasi harus bersifat sebagai pengukur kebersihasilan dari program apakah
mencapai tujuan atau tidak. Dalam evaluasi ini, baik perencana, pemberi dana, maupun
pengambil kebijakan pada umumnya perlu mengetahui apakah program mempunyai
dampak positif dan apakah sudah mengalokasikan sumber dana dengan baik.
Jenis-jenis evaluasi ditinjau dari segi dinamik terdiri dari dua macam cara :
b. Evaluasi secara periodic yang lebih terarah khusus utuk perbaikan perencanaan.
SEMOGA BERMANFAAT