Anda di halaman 1dari 5

Perencanaan Dan Intervensi Program Gizi

Mata Kuliah     : Analisis Gizi Pelayanan Kesehatan

Topik                 : Perencanaan Dan Intervensi Program Gizi

Pertemuan        : XIII

A. Pengertian Perencanaan

            Perencanaan adalah kemamppuan memilih satu kemungkinan dari berbagai


kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan
(Goetz). Menurut Maloch dan Deacon, perencanaan adalah upaya menyusun berbagai
keputusan yang bersifat pokok, yang dianggap penting dan yang akan dilaksanakan
menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu,
menurut Levey da Loomba, perencanaan sebagai suatu proses penganalisisan dan
pemahaman dari suatu system, merumuskan tujuan umum serta tujuan khusus,
memperkiraka segala kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan
rencana kerja yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan umum serta tujuan khusus
tersebut, menganalisis efektivitas dari pelbagai rencana kerja ini, memilikih satu diantara
yang paling baik, menyusun perincian program dari rencana kerja yang terpilih secara
lengkap agar dapat dilaksanakan, dan mengikatnya ke dalam suatu system
pengawasan yang terus menerus dalam rangka dapat dicapainya hubungan yang
optimal antara rencana kerja itu sendiri dengan system yang ada.

   Perencanaan berguna dalam :

1. Mempertimbangkan situasi di masa depan yang ingin dicapai (hal ini meliputi
hambatan, dorongan, maupun potensi yang ada. Maka inti dari perencanaan
pada hakikatnya adalah menentukan prioritas masalah dan langkah-langkah
serta alokasi sumber daya yang tepat).
2. Dapat memberikan petunjuk untuk menggerakkan dan melaksanakan upaya
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
3. Memudahkan pengawasan pengendalian , dan penilian karena faktor-faktor atau
indicator upaya sudah jelas digariskan dalam rencana
4. Dapat mendorong peningkatan upaya penelitian dan pengembangan yang
relevan

            Seorang ahli gizi kesehatan masyarakat harus mempunyai pengetahuan dan
keahlian dalam kesehatan masyarakat seperti berikut:

1. Kebijakan, perencanaan, dan administrasi, yaitu mengetahui struktur politik


masyarakat, menggunakan keterampilan dalam perencanaan, organisasi,
manajemen dan evaluasi system pelayanan gizi masyarakat
2. Biostatistik, yaitu mempunyai keterampilan dalam mengumpulkan, menyusun,
menganalisis dan membuat laporan demografi, kesehatan serta data konsumsi
pangan.
3. Epidemiologi, yaitu mengetahui tentang kesehaan dan pola penyebaran penyakit
dalam populasi
4. Ilmu lingkungan yaitu mengetahui faktor biologi dan kimia yang mempengaruhi
kualitas dan keamanan udara, air dan ketersediaan pangan.

            Pendekatan-pendekatan yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun


perencanaan program gizi antara lain :

1. Menggunakan intervensi gizi yang mempromosikan kesehatan dan mencegah


penyakit menular atau kronik dengan mengelola dan mengontrol kondisi
lingkungan masyarakat.
2. Mempromosikan gaya hidup sehat untuk semua orang
3. Menggunakan sumber daya (uang, tenaga) untuk mengatasi masalah kesehatan
yang memengaruhi kehidupan masyarakat luas
4. Mempunyai target masyarakat (berdasarkan pendapatan, untuk, etnik, gaya
hidup) terutama kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit, kelaparan,
atau kurang gizi
5. Membutuhkan kerja sama dengan masyarakat luas, pemimpin masyarakat,
pembuat kebijakan, petugas kesehatan dengan menilai dan merespon kebutuhan
masyarakat.
6. Secara berkelanjutan memonitor kesehatan masyarakat.

 B. Langkah Perencanaan

 1.     Diagnosis Masalah

            Yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara apa yang
diinginkan dengan kenyataan. Masalah dapat ditentukan berdasarkan pada magnitude
atau besaran masalah atau prevalensi dibandingkan dengan angka yang dianggap
sebagai masalah dalam kesehatan masyarakat atau dibandingkan dengan angka
nasional. Analisis keadaan masalah merupakan langkah paling awal dalam
perencanaan. Langkah ini sangat menentukan apakah langkah selanjutnya akan
menghasilkan rencana yang tepat.

            Diagnosis masalah terdiri dari dua hal berikut :

a.     Identifikasi masalah

Penilaian situasi harus dilakukan untuk mengetahui atau menilai situasi atau masalah
yang sedang dihadapi. Untuk itu, mengkaji kebutuhan masyarakat sangatlah penting
agar sesuai dengan apa yang menjadi masalah di suatu daerah. Oleh karena itu,
sesuatu yang sangat dibutuhkan adalah data atau informasi, baik itu data yang bersifat
subjektif seperti norma-norma dalam masyarakat, kepercayaan, gaya hidup, maupun
data yang bersifat objektif, seperti data demograsi, statistic vital, pengukuran
antropometri, tes biokimia darah, pengamatan tanda-tanda klinis atau data konsumsi
makanan dan lain-lain.

b.     Menentukan masalah utama

Dari data-data yang tersedia dalam identifikasi masalah perlu diidentifikasi urutan
prioritas masalah karena tidak mungkin semua permasalahan dapat diatasi dalam waktu
bersmaan. Penentuan prioritas masalah merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan kriteria
atau urutan masalah.
2.     Formulasi Tujuan Spesifik

            Dari hasil analisis situasi dirumuskan tujuan yang akan dicapai dan sasarannya.
Tujuan adalah gambaran suatu kedaan di masa yang akan datang, yang akan
diwujudkan melalui berbagai kegiaan yang direncanakan. Tujuan mempunyai jenjang
hierarki, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, tujuan pelaksanaan. Tujuan umum sifatnya
jangka panjang, sedangkan tujuan khusus dinyatakan secara spesifik, kuantitatif, jelas
waktunya, lokasinya, dan jelas sasarannya.

            Adapun syarat-syarat tujuan adalah : spesific, measureable, attainable, realistic,


timely.  Langkah-langkah penetapan tujuan adalah sebagai berikut :

a.     Kedua sekarang

Tujuan yang akan datang merupakan kelanjutan dari keadaan masa sekarang. Oleh
karena itu, perlu diketahui dengan jelas status masalah atau pencapai program  pada
keadaan sekarang.

b.     Kebijaksanaan dan tujuan jenjang administrasi yang lebih tinggi perlu


dipertimbangkan dalam menentukan sasaran program di kabupaten/kota.

c.     Kecenderungan masa lalu

Apa yang akan terjadi di masa yang akan datang akan mengikuti tren masa lalu. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan analisis kecenderungan 

d.     Proyeksikan potensi sumber daya

Sumber daya perlu diketahui dan ditelaah di masa yang akan datang, apakah tetap,
berkurang atau bertambah

e.     Proyeksi hambatan

Berupa  tellaah tentang hambatan yang mungkin di masa yang akan datang, seperti
hambatan berupa retensi masyarakat, hambatan kesulitan komunikasi  yang disebabkan
oleh geografi.

3.     Seleksi Model Intervensi

            Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, disusunlah alternative intervensi yang


akan dilaksanakan. Dalam hal ini, tentunya tidak semua intervensi dapat dilaksanakan
dalam waktu bersamaan dengan sumber daya yang biasanya terbatas. Oleh karena itu,
perlu untuk dipilih intervensi yang paling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam
memilih syarat yang sangat menentukan dalam pemilihan intervensi yang akan
dilakukan seperti berikut :

1. Relevan. Apakah model intervensi yang akan dilakukan relevan atau sesuai
dengan kenyatan pada saat ini atau tidak dan apakah model intervensi sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai
2. Kelayakan. Apakah model intervensi yang dipilih sesuai dengan kondisi
kesehatan yang akan berjalan.
3. Terintegrasi dengan program yang telah ada. Apakah model intervensi yang
dipilih dalam pelaksanan dapat dilaksanakan bersamaan dengan program
kesehatan yang lain sehingga bila dilihat dari segi keuangan dapat menghemat
dari total pengeluaran biaya untuk pelaksanaan program kesehatan.
4. Efektif. Apakah model intervensi yang dipilih itu efektif dalam hubungannya
dengan program yang akan dilaksanakan
5. Mudah dalam pencapaian target. Artinya intervensi yang akan dilakukan dalam
hal target mudah dicapai
6. Keefektifan biaya yang dikeluarkan. Apakah model intervensi yang dipilih akan
menggunakan biaya seminimum mungkin, tetapi output, tetapi yang dihasilkan
diharapkan dapat semaksimum mungkin.
7. Mudah dimonitor dan dievaluasi. Apakah model intervensi yang dipilih mudah
dimonitor dan dievaluasi.     
8. Berkelanjutan. Apakah model intervensi yang dipilih dapat berkelanjutan dalam
artian bahwa pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.

4.     Implementasi

            Implementasi adalah pelaksanaan dari suatu program yang sesuai dengan


perencanaan yang telah digariskan. Dimana implementasi ini berkaitan dengan
lembaga-lembaga yang harus menangani dan melaksanakannya.

5.     Evaluasi

            Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan besarnya nilai atau jumlah hasil
yang diperoleh dalam mencapai suatu objek yang telah ditetapkan terlebih dahulu
dahulu. Evaluasi merupakan salah satu proses pengamatan hasil dari program kegiatan
yang  telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan  yang diharapkan atau tidak. Evaluasi
harus mencakup hasil yang baik bagi program atau sebaliknya hal yang buruk bagi
program, tetapi evaluasi juga harus mampu memberikan kritik balik yang
menghubungkan intervensi dan implemntasi serta perencanaan.

            Evaluasi harus bersifat sebagai pengukur kebersihasilan dari program apakah
mencapai tujuan atau tidak. Dalam evaluasi ini, baik perencana, pemberi dana, maupun
pengambil kebijakan pada umumnya perlu mengetahui apakah program mempunyai
dampak positif dan apakah sudah mengalokasikan sumber dana dengan baik.

            Jenis-jenis evaluasi ditinjau dari segi dinamik terdiri dari dua macam cara :

a.     Evaluasi  secara terus menerus atau kontinu untuk kepentingan administrasi

b.     Evaluasi secara periodic yang lebih terarah khusus utuk perbaikan perencanaan.

Evaluasi meliputi beberapa hal berikut :

1. Input, terdiri dari manusia, uang, material, dan metode


2. Output, merupakan kombinasi dari input, mewakili produk akhir, merupakan
indicator antara/intervensi indicator
3. Outcome, merupakan dampak intervensi pada perilaku, status gizi, dan
kesehatan pada kelompok sasaran, keefektifan indikator dilihat dari perubahan
tingkah laku dan fisiologi contoh dalam antropometri, kematian.
4. Benefit, pengaruh sosial ekonomi yang dihasilkan dari peningkatan status gizi
dan kesehatan.

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai