BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah agensi dialami oleh PT. Garuda Indonesia. Chairul Tanjung
yang merupakan salah seorang komisaris PT. Garuda Indonesia menolak laporan
keuangan tahun 2019 yang dibuat oleh PT. Garuda Indonesia karena adanya keuntungan
yang sudah dicatat namun sebenarnya belum bisa diakui sebesar 239,94 juta dolar. Hal ini
dapat menyebabka PT. Garuda Indonesia akan memberikan laporan laba yang tidak
2
sebenarnya dan akan berpengaruh pada kebijakan deviden namun tuntutan ini tidak
ditanggapi serius oleh pihak manajerial PT. Garuda Indonesia.
Kasus masalah agensi lainnya terjadi pada agustus 2019 salah satu perusahaan
raksasa yakni General Eletric Company diduga melakukan manipulasi laporan keuangan
agar kinerja perusahaan tidak dapat dianalisis sehingga akan mudah bagi perusahaan untuk
membuat kebijakan pembagian deviden yang tidak sesuai dengan laba yang sebenarnya.
hal ini membuat para pemegang saham secara beramai-ramai melakukan penjualan saham
sehingga harga saham General Eletric Company mengalami penurunan.
Menurut Horne dan Wachowicz (2005) biaya keagenan / Agency cost adalah biaya-
biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa
manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual dengan pemegang
saham. Konflik-konflik keagenan dapat dikurangi dengan suatu mekanisme pengawasan,
pengontrolan dan mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait.
(jelaskan tentang teori agensi dan jelaskan hal yang menyebabkan teori agensi..
jelaskan 1 kalimat tentang teori agensi)
Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pihak manajemen adalah agen, sedangkan
pemegang saham adalah prinsipal. Penelitian Sari, dkk (2016) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial yang merupakan pemegang saham dari pihak manajemen dalam
hal ini akan aktif dalam mengambil keputusan yang tepat untuk dapat mengolah laba.
Ketika kepemilikan manajerial meningkat, maka kepentingan mereka sejajar dengan para
pemegang saham. Maka disini pihak manajer akan merasa memiliki perusahaan tersebut
dan melakukan hal terbaik demi perusahaan, dalam hal ini perusahaan mengeluarkan
kebijakan melakukan investasi untuk keuntungan dimasa depan karena melihat investasi
lebih menguntungkan sehingga perusahaan akhirnya mengeluarkan dividen yang rendah.
timbulah agency cost. Agency cost dipercaya dapat dikurangi melalui peningkatan
kepemilikan institusional dalam perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional,
semakin efektif pengawasan pemegang saham pada perusahaan untuk mengurangi agency
cost. Sehingga, Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu
banyak memegang kas, karena kas yang banyak akan mendorong pihak manajemen untuk
menggunakan kas tersebut bagi kepentingan sendiri. Tindakan manajer yang tidak sesuai
dengan kepentingan pemegang saham ini akan memicu munculnya masalah agensi
(agency problem), sehingga mengakibatkan timbulnya biaya agensi (agency cost).
Timbulnya masalah agensi ini dapat dikurangi jika pihak manajemen dapat melaksanaan
tanggung jawabnya dengan pengawasan yang memadai dari pemilik modal. Manajemen
dalam hal ini, bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai perusahan untuk memberikan
hasil yang positif bagi pemegang saham, investor dan manajemen itu sendiri.
Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap
konflik keagenan, menurut Jensen dan Meckling (1976) masalah keagenan bersumber dari dua
sumber utama. Sumber konflik pertama adalah kecenderungan pihak manajemen untuk
menggunakan lebih banyak sumber daya perusahaan. Sumber konflik kedua adalah fakta bahwa
para manajer seringkali tidak menguasai sejumlah sehingga kepemilikan menjadi terbatas. Hal ini
mendorong mereka untuk terlalu berani menghadapi resiko. Pihak manajerial tidak akan ragu-ragu
memanfaatkan laba untuk menutupi berbagai biaya dalam mengejar suatu proyek investasi. Secara
garis besar sumber konflik agensi disebabkan rasio kepemilikan yang dimiliki pihak manajerial dan
pihak institusional.
Kepemilikan manajerial merupakan presentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
perusahaan tersebut. kepemilikan manajerial yang besar mengakibatkan manajemen memiliki hak
yang sama dengan jumlah dividen yang akan dibagikan. Kepemilikan institusional adalah
presentase dari saham yang dimiliki oleh pihak institusi terhadap jumlah saham yang beredar di
pasar.
kepemilikan saham yang tinggi oleh pihak manajerial dapat menyebabkan rasio pembagian
dividen menjadi rendah karena para pihak manajemen lebih suka menahan sebagian besar laba
yang diperoleh untuk melakukan perluasan usaha. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka
4
akan semakin kuat kontrol dari pihak eksternal sehingga dapat menyebabkan biaya agensi menjadi
sangat tinggi menyebabkan jumlah deviden yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
menjadi berkurang. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa langkah-langkah untuk
mengatasi konflik keagenan ialah dengan meningkatkan insider ownership sehingga dapat
membuat kepentingan pemilik dengan kepentingan manajer menjadi sejajar.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Kepentingan Investor
6
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat
untuk pengambilan keputusan invetasi khususnya dalam menilai kinerja suatu
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan management..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lain atau manajer (agent) untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Masalah keagenan
potensial terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100
persen sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingannya sendiri, dan
bukan memaksimumkan nilai perusahaan dalam pengambilan keputusan pendanaan.
Sebagai contoh dari hal tersebut adalah manajer-pemilik mungkin saja tidak gigih lagi
dalam memaksimumkan kekayaan pemegang saham karena jatahnya atas kekayaan
tersebut telah berkurang.
Dalam hal pendanaan, para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko
sistematik dari saham perusahaan, sebab mereka melakukan investasi pada portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik. Namun berbeda dengan pihak manajer, manajer hanya peduli
pada risiko perusahaan secara keseluruhan. menurut Fama (1980) penyebabnya adalah (1)
bagian substantif dari kekayaan mereka di dalam spesifik human capital perusahaan, yang
membuat mereka non- diversiviabel (2) manajer akan terancam reputasinya, demikian juga
kemampuan menghasilkan earning perusahaan, jika perusahaan mengalami kebangkrutan.
Sehingga jika dilihat dari sudut pandang teori keagenan, menurut Jensen dan Meckling
(1976) para manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan mereka sendiri
dalam hal pembagian deviden dan bukan berdasarkan maksimalisasi nilai dalam
pengambilan keputusan pendanaan. Pendapat lain didasarkan pada asumsi bahwa para
manajer yang bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan keuangan tidak mampu
melakukan diversifikasi dalam human capital.
Sering kali pihak manajer tidak membuat keputusan yang mampu meningkatkan
nilai perusahaan. Karena banyak keputusan yang dibuat oleh manajer justru lebih
menguntungkan manajer itu sendiri dan tidak mengutamakan kepentinagan pemegang
saham. Sehingga anggapan bahwa orang-orang yang terlibat dalam perusahaan akan
berupaya memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi. Agen memiliki
kepentingan pribadi yang sebagian besar bertentangan dengan kepentingan para pemegang
saham sehingga munculah masalah keagenan. Untuk mengurangi masalah keagenan ini,
Jensen & Meckling (1976) mengidentifikasi adanya dua cara, yaitu para pemegang saham
eksternal melakukan pengawasan (monitoring) dan manajer sendiri melakukan pembatasan
8
kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang. Sebab retained earnings (saldo laba)
adalah salah satu
Kemeilikan manajerial
kepemilikan manajerial proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut
dalam pengambilan keputusan perusahaan yaitu para direktur dan komisaris. Manajer mendapat
kesempatan yang sama untuk terlibat pada kepemilikan saham dengan tujuan untuk mensetarakan
dengan pemegang saham. Kepemilikan orang dalam diukur dengan proporsi saham yang dimiliki
perusahaan pada akhir tahun dan dinyatakan dalam persentase. Semakin besar proporsi
kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan berusaha lebih giat untuk
kepentingan pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri.
Kepemilikan institusional
Kepemilikan Institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh investor institusi dari luar
perusahaan. Institusi adalah semua pihak yang berbentuk lembaga baik swasta, pemerintah dan
asing yang mempunyai saham di perusahaan tersebut. Adanya jumlah presentase saham yang
dimiliki oleh manajemen dan institusi yang tidak seimbang, maka akan menimbulkan konflik
keagenan. Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan
yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager, yaitu manajer
melaporkan laba secara opportunistic untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya (Ujiyantho;
2007). Perusahaan dengan tingkat agency cost yang rendah cenderung akan membagikan dividen
dalam jumlah yang kecil. Pemilik institusional lebih menyukai return saham yang diperoleh dari
dividen dibanding capital gain. Hal ini disebabkan karena pajak dividen dikurangkan langsung dari
sumbernya, sehingga dividen akan memberikan keuntungan pajak para pemilik institusional.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Kepemilikan Manajerial
Menurut Wijaya dan Wibawa (2010) Kepemilikan presentase saham oleh pihak
manajemen dari dewan komisaris dan direksi yang turut mengambil keputusan kepemilikan
manajerial yang besarnya dapat dihitung dari periode 2016-2018 dalam satuan persentase
sebagai berikut:
b. Kepemilikkan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan total persentase bank, perusahaan asuransi,
perusahaan yang berinvestasi, dana pensiun, dan lembaga keuangan besar lain terhadap
total modal saham sebuah perusahaan. Sesuai dengan penelitian Lucyanda dan Lilyana
(2012), variabel kepemilikan institusional diukur dengan rumus:
15
2. Sampel Penelitian
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan dengan
kriteria berikut :
a. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga
tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu 2016-2018
b. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten membagikan dividen tunai selama
tiga tahun penelitian yaitu 2016-2018.
DAFTAR ISI
KAT
PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................5
2.1 Landasan Teori....................................................................................................................5
2.1.1 Teori Keagenan...........................................................................................................5
2.1.2 Biaya Keagenan...........................................................................................................7
2.1.3 Mekanisme untuk Mengurangi Masalah Keagenan.....................................................7
2.1.4 Kebijakan Deviden......................................................................................................8
2.2 Penelitian yang Relevan........................................................................................................9
2.3 Kerangka Berpikir...............................................................................................................10
2.4 Hipotesis Penelitian.............................................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................13
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................................................13
3.2 Metode Penentuan Sampel..................................................................................................13
3.3 Definisi dan Operasional Variabel......................................................................................13
3.3.1 Variabel Dependen (Y)..............................................................................................13
3.3.2 Variabel Independen (X)...........................................................................................14
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................................................15
3.4 Metode Pengumpulan Data.................................................................................................15
3.5 Metode Analisis Data..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 17
17
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat
dan karunian-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Pengaruh Biaya Agensi : Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
terhadap Kebijakan Dividen (Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2016, 2017. 2018).”
Oleh karena itu sangat bermanfaat kiranya apabila proposal penelitian ini hadir
sebagai penambah wawasan baru dan khazanah ilmu yang senantiasa akan bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan proposal ini.
Oleh karena itu, masukan dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari
para pembaca.
MASYUDA TANJUNG
i
i