Makalah Stroke
Makalah Stroke
LATAR BELAKANG
Stroke atau gangguan perdarahan otak (GPDO) merupakan ppenyakit neurologis yang
sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi
otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya ganggan peredaran otak dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda
klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ( global ) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam aau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang paling sering
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, gangguan proses
berfikir daya ingat, dan bentuk-bentu kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi
otak.
Badan kesehatan sedunia WHO memperkirakan sekitar 15 juta orang terserang stroke
setiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kematian utama urutan kedua pada kelompok
usia diatas 60 tahun, dan urutan kelima penyebab kematiian pada kelompok usia 15-59 tahun.
Diindonesia prevalensi stroke terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan
usia harapan hidup dan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak diimbangi
dengan perbaikan prilaku dan pola hidup yang sehat.
BAB II
KONSEP DASAR
Definisi
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah
kebagian otak.( brunner &suddarth)
Stroke adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang
timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah fokal otak yang
terkena ( WHO, 1989 ).
Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadia:
1) Trombosis
Bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau leher
2) Embolisme serebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain
3) Iskemia
Penurunan aliran darah ke area otak
4) Hemoragi serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak.
Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka kehilangan sementara
atau parmanen gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi. (brunner & suddarth)
Faktor resiko terjadinya stroke adalah:
1) Hipertensi
Dapat disebabkan oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dpat menimbulkan pecahnya
pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral.
2) Aneurisma pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni nerupa penebalan pada satuu tempat yang diikuti
oleh penipisan ditempat lain. Pada daerah penipisa yang maneuvertertentu dapat
menimbulkan perdarahan.
3) Kelainn jantung
Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke
otak
4) Diabetes melitus
Pada diabetes melitus viskositas darah meningkat sehingga memperlambat aliran darah
kususnya serebral
5) Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak
6) Polocitemia
Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi
otak menurun
7) Peningkatan kolesterol
Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis danterbentuknya embolus dari lemak
8) Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol sehingga dapat
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
9) Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi
aterosklerosis
10) Kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh
darah. (pembuluh darah menjadi kaku)
Klasifikasi stroke
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Stroke hemoragik
Terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas,
namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan penyebab
yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
2) Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak.
Umumnya terjadi setelh istirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan,
kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
( brunner & suddrrth)
Patofisiologi
Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus
atau embolus. Thrombus umumnya terjadi karena penkembangan ateroklerosis pada dinding
pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi
berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia, akhirnya terjadi
infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
karotis. Terjadiny blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang
cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh
pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau
ruangan subaracnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya
konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh
akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabka herniasi otak
sehingga timbul kematian. Disamping itu darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang
subracranoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada
daerah tersebut menimbulkan aliran berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis
jaringan otak.
Manifestasi klinis
Defisit lapang penglihatan
Kehilangan penglihatan perifer : kesulitan melihat pada malam hari
Diplopia : penglihatan ganda
Defisite motorik
Hemiparesis : kelemahan wajah,lengan,dan kaki pada sisi yang sama
Hemiplegia : paralisis wajah, lengan dan kaki
Ataksia : berjalan tidak mantap
Disartria : kesulitan dalam membentuk kata
Defisit sensori
Kebas dan semutan pada bagian tubuh
Defisit verbal
Afasia ekspresif : tidak mampu membetuk kata yang dapat dipahami
Afasia reseptif : tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak
masuk akal.
Afasia global : kombinasi afasia ekspresif dan afasi resptif
Defisit kognitif
Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
perubahan penilaian
defisit emosional
kehilangan kontrol diri
labilitas emosional
penurunan tpleransi pada situasi yang menimbulkan stres
depresi
menarik diri
rasa takut, bermusuhan dan marah
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
Lumbal fugsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat
mencapai 250 mg di dalam serumdan kemudian berangsur-angsurturun kembali
Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri
CT scan kepala
Untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
MRI
Untuk mengetahui adanya edema, infark hematom dan bergesernya struktur otak
Angiografi
Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang
terganggu
USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana (masalah sistem karotis)
EEG
Untuk melihat masalah yang timul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai
mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu berikan oksigen
sesuai kebutuhan
Tanda-tanda vital usahakan stabil
Bed rest
Perrtahankan keseimbangan cairan dan elektrlolit
Kantung kemih yang penuh kosongkan
Pencegahan
Yang dapat diperbuat untuk mencegah suatu stroke adalah dengan cara menghindari faktor
resiko, seperti:
Hipertensi
Merokok
Diabetes melitus
Obesitas
Pengobatan
Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS)
Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
Medikasi anti trombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting
dalam pembentukan thrombus dan embolisasi
Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari
tempat lain dalam sistem kardiovaskular.
Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi:
1. hipoksia serebral
2. penurunan aliran darah serebral
3. luasnya area cidera.
(smeltzer C.Suzanne, 2002)
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan adanya peningkatan volume intrakranial,
penekanan jaringan otak dan edema serebral.
2. Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral, okulasi
otak vasospasme, dan edema otak.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubugan dengan akumulasi sekret, kemampuan
batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder dan perubahan tingkat kesadaran.
4. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia, kelemahan
neuromuskular pada ekstremitas.
5. Resiko tinggi terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan luas lapang pandang,
penurunan sensasi saraf ( panas/dingin)
6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tira baring lama.
7. Kerusakan komuniksi verbal berhubungan dengan efek kerusakan pada area bicara di
hemisfer otak, kehilangan kontrol tonus otot fasial atau oral.
8. Takut yang berhubungan denganparahnya kondisi
9. Gangguan konsep diri citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi.
BAB III
TINJAUAN SKENARIO
Ny. D usia 60 tahun, agama islam, alamat Rt 02 Mendalo darat. Masuk Rumah Sakit Raden
Mataher Jambi tanggal 05 februari 2012, Ny. D dirawat diruang Neuro kelas II dengan alasan
masuk klien tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki klien. Keluarga klien mengatakan
klien menderita penyakit darah tinggi. Saat dilakukan pengkajian klien tampak lemah,
ekstremitas atas dan bawah pada daerah dekstra tidak bisa digerakkan, mulu sebelah kanan
tampak miring, nafsu makan kurang, hanya ¼ porsi yang dimakan, akral teraba dingin,
kapiler refil > 4 detik, mukosa bibir kering, wajah pucat. Keluarga klien mengatakan semua
aktifitas klien dirumah sakit dibantu oleh keluarga, klien tampak bedrest total, keadaan oto
menurun, sulit berkomunikasi. Dari pemeriksaan didapatkan hasil :
TD : 200/100 mmHg, Nd : 80x/i, S : 37 derajat celcius, RR : 20x/i
Pemeriksaan labor lengkap, CT scan.
BAB IV
PENUTUP
INTERVENSI RASIONAL
Berikan penjelasan kepada keluarga Keluarga lebih berpatisipasi dalam
pasie tentang sebab peningkatan TIK proses penyembuhan
dan akibatnya
Berikan klien bed rest total dengan Perubahan pada tekanan intrakranilakan
posisi terlentang tanpa bantal dapat menyebabkan resiko herniasi otak
Monitor tanda-tanda status neurologi dg Dapt mengurangi kerusakan otak lebih
GCS lanjut
Monitot TTV seperti TD,nadi,suhu, Pada keadaan norml autoregulasi
respirasi dan hati-hati pada hipertensi mempertahankan keadaan tekanan
sistolik darah sistemik berubah secara fliktuasi
Monitor input dan output Hipertemi dapat menyebabkan
peningkatan IWL dan meningkatkan
resiko dehidrasi terutama pada pasien
yang tidak sadar
Anjurkan klien untuk menghindri batuk Batuk dan mengejan dpat menyebabkan
dan mengejan berlebihan peningkatan intrakranial dan potensial
terjadi perdarahn ulang
Berikan terapi sesuai intruksi dokter
Steroid
Aminofel Menurunkan permeabilitas kafiler
Antibiotika Menurunkan edema serebri
Menurunkan metabolik sel/konsumsi
dan kejang.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba medika.
Smeltzer, Suzanne C. Dan Brenda G.Bare. 2002.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth. Edisi ke 8. Jakarta: EGC
http:// tutiiskandar.wordpress.com/2009/01/30/makalah-stroke/just another Wordpress.com
Mansjoer,Arief, et al. 2000. Kapita selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius