Anda di halaman 1dari 105

TUGAS REGISTRASI OBAT

BIOZIM PLUS®

KELOMPOK 9

Agnes Cindy 1306408473


Bimmo Ciptono K. 1306480313
Clara Jikesya 1306479766
M. Fridho Damora H. 1306480591
Nisrina Dhia Fauziah 1306397053
Viktoria Mardhika E. 1306411921

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
DOKUMEN REGISTRASI OBAT
(COMMON TECHNICAL DOCUMENT)

Nama Obat Jadi : BIOZIM PLUS®

Bentuk Sediaan : Serbuk oral

Komposisi
RAHASIA
: Tiap sachet (2.0 g serbuk) mengandung :
- Dalam 12 mg viable cell 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. Boulardii ATCC MYA-796 0,6x109CFU
- Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
- Enzim protease 50 mg
- Susu Skim 500 mg
- Dekstrosa 936 mg
- Perisa (artifisial vanilla) 2 mg
Jenis dan Besar Kemasan : Dus berisi 10 sachet @ 2.0 g serbuk

Kepada YTH.
Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia
Jl. Percetakan Negara 23
JAKARTA

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


Nama Obat Jadi : BIOZIM PLUS®

Bentuk Sediaan : Serbuk oral


BAGIAN I : DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN INFORMASI PRODUK
PART I : ADMINISTRATIVE
Komposisi : Tiap sachetDATA AND PRODUCT
(2.0 g serbuk) mengandungINFORMATION
:
- Dalam 12 mg viable cell 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. Boulardii ATCC MYA-796 0,6x109CFU
- Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
- Enzim protease 50 mg
- Susu Skim 500 mg
- Dekstrosa 936 mg
- Perisa (artifisial vanilla) 2 mg

Jenis dan Besar Kemasan : Dus berisi 10 sachet @ 2.0 g serbuk

Nama Pendaftar : PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia

Nama Produsen : PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


BAGIAN I : DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN INFORMASI PRODUK
PART I : ADMINISTRATIVE DATA AND PRODUCT INFORMATION

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


Surat Pengantar

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


Cover Letter
SURAT PENGANTAR

Jakarta, 22 September 2017


No : 03/R/SKI-V/VIII/17
Lampiran : 1 Berkas Dokumen Registrasi Obat
Hal : Penyerahan berkas registrasi

Kepada
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat

Dengan hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi suplemen
kesehatan kami (terlampir) sebagai berikut :

Nama Produk : BIOZIM PLUS®

Zat Aktif : Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 , Bifidobacterium longum ATCC


15707, Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA -796 ,
Fruktooligosakarida (FOS), Enzim Protease

Kemasan : Dus berisi 10 sachet @ 2.0 g serbuk


Pendaftar : PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia

Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia

Dr. Agnes Cindy, M. Farm., Apt

Bag.I, Vol.I, SubBag.0, Hal 5


Daftar Isi Keseluruhan
Comprehensive Table of Contents
BAGIAN I DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN INFORMASI
PART I OBAT
ADMINISTRATIF DOCUMENT AND PRODUCT
INFORMATION
Surat Pengantar
Covering Letter I, 0, 1

Sub Bagian A Daftar Isi Keseluruhan


Section A Comprehensive Table of Content I, A, 2
Sub Bagian B Dokumen Administratif
Section B Administrative Document
1. Formulir Registrasi
Application Form I, B.1,8
2. Pernyataan Pendaftar
Applicant Declaration I, B.2, 11
3. Sertifikat dan dokumen administratif (sesuai dengan
status produksi: produk lokal, impor, lisensi,
kontrak atau ekspor)
Certification and other administration document
(depend on production status: local, import,
license, contract or export product) I, B.3, 14
3.1 Obat Lokal
For locally manufactured products (excluding
the above):
3.1.1 Izin Industri Farmasi
License of pharmaceutical industries I, B.3.1.1, 15
3.1.2 Sertifikat CPOB
GMP certificate I, B.3.1.2, 18
3.2 Obat Kontrak
For contract manufacturing: -
3.2.1 Izin Industri Farmasi pendaftar dan
penerima kontrak
License of pharmaceutical industries
and contract manufacturer -
3.2.2 Perjanjian Kontrak
Contract manufacturing agreement -
3.2.3 Sertifikat CPOB Industri Farmasi
pendaftar dan penerima kontrak
GMP certificate of applicant and
contract manufacturer -
3.3 Obat Lisensi
For manufacturing “under-license” -
3.3.1 Izin Industri Farmasi penerima lisensi
atau dokumen penunjang dengan bukti
yang cukup untuk badan/institusi riset
sebagai pemberi lisensi
License of pharmaceutical industries -
3.3.2 Sertifikat CPOB Industri Farmasi
penerima lisensi
GMP certificate of manufacturer -

Bag.I, Vol.I, SubBag.A


3.3.3 Perjanjian Lisensi
”under-license” agreement -

3.4 Obat Ekspor


For exported products:
3.4.1 Izin Industri Farmasi
License of pharmaceutical industries -
3.4.2 Sertifikat CPOB
GMP Certificate -
3.4.3 Persetujuan tertulis dari negara tujuan
yang disahkan oleh instansi berwenang
di negara tujuan ekspor
Written entry approval from destination
country legalized by the authorized
institution -
3.4.4 Performa invoice untuk obat yang tidak
beredar di Indonesia
Performa invoice for drugs that are not
marketed in Indonesia -

3.5 Obat Impor


For imported products: -
3.5.1 Izin industri Farmasi atau PBF Importir
License of pharmaceutical industries/
importer/wholesaler -
3.5.2 Surat Penunjukan dari industri farmasi
atau pemilik obat di luar negeri
Letter of authorization -
3.5.3 Certificate of Pharmaceutical Product
dari negara produsen dan/atau negara
dimana diterbitkan sertifikat pelulusan
bets (lampiran 23) kecuali obat baru
yang belum beredar atau sedang dalam
proses registrasi di negara produsen
Certificate of Pharmaceutical Product
issued by the competent authority in the
country of origin according to the
current WHO format (Appendix 11)
except for unregistered new drug or ini
the process of registration in country of
intended manufacturer -
3.5.4 Site master file industri farmasi di luar
negeri, yang belum mempunyai obat
dengan persyaratan sama yang disetujui
beredar di Indonesia
Site master file of manufacturer (unless
previously submitted) -
3.5.5 Sertifikat CPOB dari produsen di luar
negeri (kecuali sudah tercakup dalam
dokumen lain)

Bag.I, Vol.I, SubBag.A


Vol, SubBag, Hal
GMP certificate from overseas
manufacture (unless submitted in other
documents) -
3.5.6 Inspeksi terakhir produsen dari instansi
berwenang setempat.
Latent inspection of authorized institution
to manufacturer.
4. Hasil Pra Registrasi I, B.4, 20
5. Kuitansi Pembayaran I, B.5, 21
6. Dokumen lain (NIE, formulir registrasi, informasi
obat, dan penandaan pada kemasan) yang telah
disetujui sebelumnya (untuk registrasi variasi) -

Sub Bagian C Informasi Obat


Section C Product Information I, C,
1. Informasi Obat
Product Information I, C.1, 22
1.1 Brosur
Package Insert I, C.1.1, 23
1.2 Ringkasan karakteristik obat
Summary of Product Characteristic (Product
Data Sheet) I, C.1.2, 26
1.3 Matriks sandingan antara dokumen yang telah
disetujui sebelumnya dibandingkan dokumen
yang diajukan (untuk registrasi variasi) -
2. Penandaan pada kemasan
Labelling
2.1 Penandaan Bungkus Luar (Dus)
Labelling for Unit Carton I, C.2.1, 28
2.2 Kemasan Vial I, C.2.2, 29

BAGIAN II DOKUMEN MUTU


PART II QUALITY DOCUMENT

Sub Bagian A Daftar Isi Bagian II


Section A Table of Contents of Part II Dossier II, A, 30

Sub Bagian B Ringkasan Dokumen Mutu


Section B Quality Overall Summary II, B, 32

Sub Bagian C Dokumen Mutu


Section C Body of Data
S. Zat Aktif
Drug Substance II, C.S, 34
S1 Informasi Umum
General Information II, C.S1, 34
S2 Proses Produksi dan Sumber Zat Aktif
Manufacture II, C.S2, 34
S3 Karakterisasi
Characterisation II, C.S3, 36

Bag.I, Vol.I, SubBag.A


S4 Kontrol terhadap Zat Aktif
Control of Drug substance II, C.S4, 36
S5 Baku Pembanding
Reference Standards or Materials II, C.S5, 37
S6 Sistem Kemasan
Container Closure System II, C.S6, 38
S7 Stabilitas
Stability -

P. Obat
Drug Product
P1 Deskripsi dan Komposisi II, C.P1, 39
Description and Composition
P2 Pengembangan Farmasetika II, C.P2, 39
Pharmaceutical Development
P3 Proses Produksi II, C.P3, 41
Manufacture
P4 Kontrol terhadap Zat Tambahan II, C.P4, 41
Control of Excipients
P5 Spesifikasi dan Metode Pengujian Obat II, C.P5, 43
Spesification and Evaluation Methode of Drug
P6 Baku Pembanding II, C.P6, 45
Reference Standards or Materials
P7 Sistem Kemasan II, C.P7, 45
Container Closure System
P8 Stabilitas II, C.P8, 47
Stability
P9 Bukti Ekivalensi -
Product Interchangeability, Equivalence
Evidence

Sub Bagian D Daftar Referensi


Section D List of Key Literature References

BAGIAN II DOKUMEN MUTU


PART II QUALITY DOCUMENT

Sub Bagian A Tinjauan Studi Nonklinik


Section A

Sub Bagian B Ringkasan Studi Nonklinik


Section B

Sub Bagian C Laporan Studi Nonklinik


Section C

Sub Bagian D Daftar Referensi


Section D List of Key Literature References

Bag.I, Vol.I, SubBag.A


Bag.I, Vol.I, SubBag.A
Dokumen Administratif
Admininstrative Documents
Bag.I, Vol.I, SubBag.B
Formulir Pendaftaran
Application Form
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA
NATIONAL AGENCY FOR DRUG AND FOOD CONTROL REPUBLIC OF INDONESIA

DOKUMEN RAHASIA
Confidential FORMULIR REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
No Pendaftaran APPLICATION FORM FOR DRUG AND BIOLOGICAL PRODUCT
Application Number

A. KETERANGAN LENGKAP PENDAFTAR DAN PRODUSEN


Details Of Applicant and Manufacturer
Kode/Code **
Nama Pendaftar
PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia
Applicant’s Name

Alamat Pendaftar
Jalan Raya Bogor KM 10, Jakarta Timur
Applicant’s Address

Nama Produsen*
PT. Pharmaprob Jakarta – Indonesia
Manufacturer’s Name*

Alamat Produsen
Jalan Raya Bogor KM 10, Jakarta Timur
Produsen’s Address

Nama dan Alamat Peruntukan ** Kode ***


Nama and Address Role** Code***
Produsen Lain
Other manufacturers

* : Produsen yang bertanggung jawab untuk pelulusan bets


Manufacturer responsible for final batch release
** : misalnya penyiapan obat setengah jadi, kemasan, granulasi, bentuk sediaan setengah jadi, dll.
e.g. “prepares semi-finished product”, “packaging”,“granulation”, “manufactures bulk finished dosage form”, etc
*** : Kode (diisi oleh Badan POM)
Code (office use only)

B. URAIAN PRODUK
Details Of Product

Nama Obat
BIOZIM PLUS®
Product Name

Tiap sachet (2.0 g serbuk) mengandung :


- Dalam 12 mg Viable cell 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796 0,60 x 109 CFU
Bentuk Sediaan dan Kekuatan
Dosage Form & Strength - Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
- Enzim protease 50 mg
- Susu Skim 500 mg
- Dekstrosa 936 mg

- Perisai (artifisial vanilla) 2 mg

Kelas Terapi
Therapetic Class
Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.10
Indikasi Suplemen untuk membantu memelihara kesehatan sistem pencernaan
Indication

Jenis Obat Tunggal Kombinasi


Type of Product Single Combination √

Pemerian
Product Description Serbuk putih kekuningan dengan rasa manis
Status Produksi Lokal Impor

Production Status Local Import

Lisensi Kontrak
Underlicense Contract manufacturing

Kemasan Dus berisi 10 sachet @ 2.0 g serbuk


Packaging

Kemasan Lain yang Terdaftar


Other Packaging Registered

C. FORMULA
Formulation Details
1. Zat Aktif
Drug Subtances
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama
generis INN
Note : Attach additional pages as required. Name of Drug substance/s should be written
according to INN names
Satuan Dosis
Unit Dose : Tiap 2.0 g
CAS NO. Nama Jumlah Satuan
CAS NO. Name Quantity Unit

Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 viable cell 0,35 x 109 CFU


Bifidobacterium longum ATCC 15707 viable cell 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. Boulardii ATCC MYA-796
viable cell 0,60 x 109 CFU
500 mg
Fruktooligosakarida (FOS)
50 mg
Enzim protease

2. Zat Tambahan
Excipients

Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama generis INN
Note : Attach additional pages as required.
Name of Drug substance/s should be written according to INN names
CAS NO. Nama Jumlah Satuan Fungsi
CAS NO. Name Quantity Unit Type
Susu skim 500 mg Melindungi bakteri selama
pembekuan
Dekstrosa 936 mg Pemanis
Perisa (artifisial vanilla) 2 mg Perisa

D. DOKUMEN TEKNIS
TECHNICAL DOCUMENT
Jumlah Jumlah Halaman Jumlah salinan
Volume Number of pages Number of copies
Number of

Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.11


Volumes
Dokumen Administrasi dan Informasi
Produk
Administration Data dan Product
BAGIAN I
Information I 31 Halaman 1 rangkap
Part I
1. Ijin Industri
2. Sertifikat CPOB
3. rancangan penandaan

BAGIAN II Dokumen Mutu


I 49 Halaman 1 rangkap
Part II Quality Document

BAGIAN III Dokumen Non-klinik


Part III Nonclinical Document

BAGIAN IV Dokumen Klinik


Part IV Clinical Document

E. CARA PEMBUATAN NO BATCH

No Batch : A3I1710000

A = Jenis sediaan (Padat)


3 = Nama produk (Serbuk)
I17 = Kode untuk bulan (September 2017)
10000 = Jumlah yang dibuat

F. INFORMASI HPR

Hasil Pra-registrasi Ada Tidak


Result of Pre-Registration Available Not available

Kategori Registrasi Suplemen Jalur HK


150
Type of Submission kesehatan Path WD

Biaya Registrasi Ya Tidak Jumlah


10.000.000
Fee Yes  No Amount

G. INFORMASI HARGA

HNA Rp 7.200
HET Rp 8.000

Diisi Oleh Badan POM


Office Use only

Nomor FERO ATC


Tanggal Penerimaan Kelas
Sub
Kelas

Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.12


Pernyataan Pendaftar
Application Declaration
PERNYATAAN PENDAFTAR
APPLICANT DECLARATION

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam
dokumen registrasi untuk pemasaran atau perbaikan berkala dari :
I the undersigned certify that all the information in the accompanying documentation
concerning an application for a marketing authorization for or periodic review of:

Nama Obat
Product name : BIOZIM PLUS®

Nama Zat Aktif


Generic name (s) : Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 , Bifidobacterium
longum ATCC 15707, Saccharomyces cerevisiae var.
boulardii ATCC MYA-796, Fruktooligosakarida (FOS),
Enzim Protease

Kekuatan per unit dosis


Strength(s) per dosage unit : Tiap sachet (2.0 g serbuk) mengandung :
- Dalam 12 mg Viable cell 1,25 x 109 CFU
mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536
0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707
0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. boulardii
ATCC MYA-796 0,60 x 109 CFU
- Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
- Enzim protease 50 mg
- Susu skim 500 mg
- Dekstrosa 936 mg
- Perisa (artifisial vanilla) 2 mg

Bentuk Sediaan
Dosage form : Serbuk oral
Pendaftar
Applicant company : PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia

adalah terkini dan benar. Saya juga menyatakan bahwa saya mempunyai penjelasan dan
saya menjamin kebenarannya.
Is correct and true, and reflects the total current information available. I further certify
that I have exemined the following statement and I attest to their accuracy.

1. Proses pembuatan obat ini dibuat sesuai dengan Pedoman CPOB.


National guideline on Good Manufacturing Process (GMP), is applied in full in all
premisws involved in the manufacture of this product.

2. Formula tiap bentuk sediaan sama dengan formula indukBag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.13
dan catatan bets.
The formulation per dosage form correlates with the master formula and with the
batch manufacturing record form.

3. Prosedur pembuatan benar-benar sesuai dengan formula induk dan catatan bets.
The manufacturing procedure is exactly as specified in the master formula and batch
manufacturing record form.
4. Seluruh bets zat aktif dan zat tambahan diperoleh dari sumber yang terdaftar.
All batch of active pharmaceutical ingredient(s) and excipient(s) are obtained from the
source (s) specified in the accompanying documentation

5. Tiap bets zat aktif dan zat tambahan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan
mengikuti semua spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of drug substance(s) and excipient(s) is tested or certified againts the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for the manufacturing purposes.

6. Tiap bets kemasan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of the container/closure system is tested or certified against the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for manufacturing purposes.

7. Tiap bets obat juga diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui dan dipasarkan.
Each batch of the finished product is tested or certified (in an accompanying
certificate of analysis for that batch) against the specifications in the accompanying
documentation and complies fully with those specifications before it is released for
manufacturing purposes

8. Personal yang menyetujui obat yang akan dipasarkan adalah yang berkompeten sesuai
dengan pedoman CPOB.
The person releasing the product for sale is an authorized person as defined by
national guidelines concerning good manufacturing practice.

9. Prosedur pembuatan formula untuk pengawasan obat harus tervalidasi. Metoda analisa
tervalidasi akurasi, presisi, spesifitas dan linieritas sesuai pedoman CPOB.
The procedures for control of the finished product have been validated for this
formulation. The assay method has been validated for accuracy, precision, specificity
and linearity in compliance with national guidelines.

10. Pemegang ijin edar memiliki prosedur tetap untuk penanganan penarikan kembali
obat.
The market authorization holder has a standard operating procedure for handling
batch recalls of its products.

11. Semua dokumen mengacu pada pedoman CPOB.


All the documentation refered to in this certificate is available for review during a
GMP inspection.

Nama
Name (print or type) : Dr. Agnes Cindy, M. Farm., Apt Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.14
Jabatan
Position in company : QC Manager
Nomor telepon
Telephone number : 021-7847754
Fax number : 021-7678039

Alamat email
E-mail address : agnes.cindy@pharmaprob.co.id

Tanda Tangan
Signature :

Tanggal
Date : 22 September 2017
Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.
Sertifikat & Dok Adm
Certificate & other Adm Docs
Sertifikat dan Dokumen Administratif yang Diserahkan
Submitted Certification and Other Administration Documents

3.1. Obat Lokal

3.1.1. Izin Industri Farmasi

3.1.2. Sertifikat CPOB

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.16


KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1010/Menkes/SK/IX/2017

Membaca:
1. Surat permohonan perusahaan No. PO/DIR/I/15/2013 Tanggal 7 Maret 2017 hal
Permohonan Izin Industri Farmasi dengan kelengkapan dokumen per tanggal 7
Maret 2017
2. Rekomendasi dari Badan POM Nomor 1710/AUDIT/CPOB/2015 Tanggal 8
April 2017 hasil Audit Pemenuhan Persyaratan CPOB
3. Rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor
5986/DINKES/IZIN/2009 Tanggal 9 Mei 2017 hal Pemenuhan Persyaratan
Administratif

Menimbang: bahwa permohonan PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia tersebut dapat


disetujui, oleh karena itu perlu menerbitakan Izin Industri Farmasi

Mengingat:
1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 Tahun 1949);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3274);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3821);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang No 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
,
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 5063);
Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.17
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan
Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha


Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
25, Tambahan lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3596).

10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3781).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4975).

12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerja


Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5004).

13. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5126).

14. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan


Pemberian Izin Usaha Industri.

15. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,


Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005
tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen.

16. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,


dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010


tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010


tentang Industri Farmasi.

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.18


MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan menteri kesehatan tentang industri farmasi PT. Pharmaprob
Jakarta - Indonesia
Kedua : Memberikan izin kepada PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) 1.036.588.4-177 Dengan Ketentuan
Sebagai Berikut:
1. Jenis Industri : Manufaktur Farmasi
2. Bentuk Sediaan yang diproduksi : Suplemen makanan
a. Lokasi Industri : Jalan Raya Bogor KM 10
Jakarta Timur
3. Nama penanggung jawab
a. Produksi : Clara Jikesya S.Farm, Apt
b. Pemastian Mutu : M. Fridho Damora, S.Farm, Apt
c. Pengawasan Mutu : Dr. Agnes Cindy, M. Farm., Apt
5. Harus Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Melaksanakan pelaporan sesuai yang ditetapkan oleh menteri
7. Izin Industri Farmasi berlaku untuk seterusnya selama industri farmasi
yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan produksi dan
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana mestinya
apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : 1 September 2017

DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP


NIP. 19631103 199003 2 001

Salinan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Kesehatan
2. Menteri Perindustrian
3. Menteri Perdagangan
4. Kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan
5. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di Jakarta
6. Kepala Balai Besar/ Balai POM DKI Jakarta di Jakarta
7. Kepala Dinas Kesehatan Kota di Jakarta Selatan
8. Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia di Jakarta

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.19


Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
The National Agency for Drug and Food Control of the Republic of Indonesia

Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia (Badan POM RI) No. HK. 00.05.3.0027 tanggal 2 Januari tahun 2007 tentang
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, dan No. HK.03.1.23.09.10.9030
tanggal 22 September 2010 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tahun 2006 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik tahun 2006, Kepala Badan POM RI dengan ini memberikan:

By virtue of the Decree of the Head of The National Agency for Drug and Food Control
of the Republic of Indonesia (NADFC) No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 on
the implementation of Good Manufacturing Practice, and No. HK.03.1.23.09.10.9030
dated September 22, 2010 on the Changes of the Decree of the Head of the National
Agency for Drug and Food Control No. HK.00.05.3.0027 year 2006 on the
Implementation of Good Manufacturing Practice year 2006, hereby the Head of NADFC
confers:

SERTIFIKAT

A Certificate

on

Cara Pembuatan Obat Yang Baik

Good Manufacturing Practice for Pharmaceutical Products

Nomor Sertifikat : 3211 / CPOB / A / IX /2017

Certificate number

Kepada : PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia

To

Alamat : Jalan Raya Bogor KM 10 Jakarta Timur


Address

Nomor Izin Industri Farmasi : PO.07.70.7.7795

Pharm.Industry License Number


Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.2, Hal.20
Tanggal Izin Produksi : 7 Agustus 2017

Date of License

Bentuk Sediaan : Serbuk oral

Dosage Form

Aktivitas : Suplemen Makanan

activity

Berlaku Sampai Dengan : 7 Agustus 2021

Valid Until

Sertifikat ini akan dibatalkan apabila terjadi perubahan yang mengakibatkan tidak
dipenuhi persyaratan Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tanggal 2
Januari tahun 2007 dan No. HK.03.1.23.09.10.9030 tanggal 22 September 2010.
Should any change occurs resulting in incompliance with of Good Manufacturing
Practice in pursuance of the Decree of the Head of the National Agency of Drug and
Food Control Republic of Indonesia No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 and No.
HK.03.1.23.09.10.9030 dated September 22, 2010, this certificate shall be revoked.

Jakarta, 7 Juli 2017

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

HEAD OF NATIONAL AGENCY FOR DRUG AND FOOD CONTROL

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP

NIP. 19631103 199003 2 001

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.2, Hal.21


Hasil Pra Registrasi

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.4.


HASIL PRA REGISTRASI

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.4, Hal.22


Kuitansi Pembayaran

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.5.


KUITANSI PEMBAYARAN

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.5, Hal.23


Bag.I, Vol.I, SubBag.C
Informasi Obat
Product Information
Informasi Obat yang Diserahkan
Submitted Product Information

1.1 Brosur
1.2 Ringkasan Karakteristik Obat

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1, Hal.24


BROSUR

BIOZIM PLUS®
Campuran Probiotik dan Prebiotik dengan Enzim Protease
PT. Pharmaprob Jakarta-Indonesia

Deskripsi Serbuk berwarna putih kekuningan yang mengandung


kombinasi dari 3 jenis spesies dari probiotik hidup dan
FOS (fruktooligosakarida) sebagai prebiotik dan
dilengkapi dengan enzim protease

Komposisi Tiap 2 g serbuk mengandung Lactobacillus


acidophillus ATCC 4536 viable cell 0,35 x 109 CFU,
Sacharromyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-
796 viable cell 0,60 x 109 CFU, dan Bifidobacterium
longum ATCC 15707 viable cell 0,30 x 109
CFU, Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg, Enzim protease
50 mg, Susu skim, Dekstrosa, dan Perisa (artifisial vanilla)

Indikasi Memelihara kesehatan sistem pencernaan

Dosis dan Pemberian Sehari satu sampai dua kali 1 sachet, atau sesuai anjuran
dokter. Dapat dikonsumsi langsung atau dicampur air

Interaksi Obat Perlu diperhatikan untuk pemberian bersama antibiotik,


sebaiknya diberikan jeda 1-2 jam

Perhatian & Peringatan Jauhkan dari jangkauan anak. Penggunaan probiotik atas
anjuran dan pengawasan dari dokter. Wanita hamil dan
menyusui sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter sebelum mengkonsumsi probiotik.

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1.1, Hal.25


Penyimpanan Simpan pada suhu ruang (15-25ºC)

Kemasan
Dus berisi 10 sachet @ 2 g serbuk
No reg :-
No batch : A3I1710000
Mfg. date : 15 Sep 2017
Exp. date : 15 Sep 2019
HET : Rp 8000

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1.1, Hal.26


RINGKASAN KARAKTERISTIK OBAT

Pemerian Serbuk berwarna putih kekuningan dengan rasa manis


Komposisi Tiap 2 g serbuk mengandung Lactobacillus acidophillus ATCC
4536 viable cell 0,35 x 109 CFU, Sacharromyces cerevisiae var.
boulardii ATCC MYA-796 viable cell 0,60 x 109 CFU, dan
Bifidobacterium longum ATCC 15707 viable cell 0,30 x 109
CFU, Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg, Enzim protease 50 mg,
Susu skim, Dekstrosa, dan Perisa (artifisial vanilla)
Indikasi Memelihara kesehatan sistem pencernaan
Interaksi Obat Perlu diperhatikan untuk pemberian bersama antibiotik, sebaiknya
diberikan jeda 1-2 jam
Peringatan Jauhkan dari jangkauan anak. Penggunaan probiotik atas anjuran dan
pengawasan dari dokter. Wanita hamil dan menyusui sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi
probiotik
Penyimpanan Simpan pada suhu ruang (15-25ºC)
Kemasan
Dus berisi 10 sachet @ 2 g serbuk
No reg :-
No batch : A3I1710000
Mfg. date : 15 Sep 2017
Exp. date : 15 Sep 2019
HET : Rp 8000

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1.2, Hal.27


Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2.
Penandaan Kemasan
Labelling
Penandaan Pada Kemasan yang Diserahkan
Submitted Labelling

2.1 Penandaan Bungkus Luar (Dus)


2.2 Kemasan sachet

Bag..I, Vol.I, SubBag.C.2.1, Hal.28


PENANDAAN BUNGKUS LUAR (DUS)

Bag..I, Vol.I, SubBag.C.2.1, Hal.29


Etiket

Nama Obat Jadi : BIOZIM PLUS®


Bentuk Sediaan : Serbuk Oral
Jenis dan Besar Kemasan : Dus berisi 10 sachet @ 2 g serbuk
Nama Industri Farmasi/ : PT. Pharmaprob Indonesia
PBF Terdaftar

Bag..I, Vol.I, SubBag.C.2.1, Hal.30


KEMASAN SACHET

Bagian depan kemasan Bagian belakang kemasan

Bag..I, Vol.I, SubBag.C.2.2, Hal.31


BAGIAN II: DOKUMEN MUTU
PART II: QUALITY DOCUMENT

Bag.II, Vol.I, SubBag.A


Daftar Isi Bagian II

Bag.II, Vol.I, SubBag.A


Table of Contents of Part II
Bag, SubBag, Hal.
Sub Bagian A. Daftar Isi Bagian II II, A, 32
Section A. Table of contents of Part II Dossier

Sub Bagian B. Ringkasan Dokumen Mutu II, B, 34


Section B. Quality Overall Summary

Sub Bagian C. Dokumen Mutu II, B, -


Section C. Body of Data

S. ZAT AKTIF / DRUG SUBSTANCE II, B.S.1, 36


S1. INFORMASI UMUMII, C, 34
1.1 Tata Nama II, B.S.1, 36
1.2 Rumus Kimia II, B.S.1, 37
1.3 Sifat-sifat Umum II, B.S.1, 37
S2. PROSES PRODUKSI DAN SUMBER ZAT AKTIF
II, B.S.2, 39
2.1 Produsen II, B.S.2, 39
2.2 Deskripsi Proses Pembuatan dan Kontrol Proses II, B.S.2, 39
2.3 Pengendalian Bahan -
2.4 Pengendalian Tahap Kritis dan Menengah -
2.5 Validasi Proses dan Evaluasi -
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan -
S3. KARAKTERISASI
3.1 Elusidasi Struktur dan Karakteristik Lain -
3.2 Pengotoran -
S4. SPESIFIKASI DAN PENGUJIAN ZAT AKTIF II, B.S.4, 42
4.1 Pemerian II, B.S.4, 42
4.2 Prosedur Analisis II, B.S.4, 42
4.3 Validasi Prosedur Analisis -
4.4 Analisis Bets -
4.5 Justifikasi Spesifikasi -
S5. BAKU PEMBANDING II, B.S.4, 47
S6. SPESIFIKASI DAN PENGUJIAN KEMASAN II, B.S.4, 47
S7. STABILITAS II, B.S.7, 48

P. SERBUK CAMPURAN PROBIOTIK, PREBIOTIK, DAN


ENZIM PROTEASE II, B.P.1, 49
P1. Deskripsi dan Komposisi II, B.P.1, 49
Description and Composition
P2. Pengembangan Farmasetika II, B.P.1, 49
Pharmaceutical Development
2.1 Informasi Studi Pengembangan
Information on Development Studies -
2.2 Komponen Produk Jadi
Components of the Drug Product II, B.P.1, 49
2.3 Produk Akhir
Finished Product -

Bag.II, Vol.I, SubBag.A, Hal.32


2.4 Pengembangan Proses Produksi
Manufacturing Process Development -
2.5 Sistem Penutupan Kemasan
Container Closure System II, B.P.3, 50
2.6 Sifat Mikrobiologi
Microbiological Attributes -
2.7 Kompatibilitas
Compability -
P3. Proses Produksi / Manufacture II, B.P.3, 50
3.1 Formula II, B.P.3, 50
3.2 Proses Produksi dan Pengawasan Proses
Manufacturing Process and Process Control II, B.P.3, 51
3.3 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara
Control of Critical Steps and Intermediates -
3.4 Validasi dan/atau Laporan
Process Validation and/or Evaluation -
P4. Spesifikasi dan Metode Pengujian Zat Tambahan /
Specification and Evaluation Methode of Drug II, B.P.4, 53
4.1 Spesifikasi / Specification II, B.P.3, 53
4.2 Prosedur Analisis / Analytical Procedures II, B.P.3, 54
4.3 Bahan Tambahan yang Berasal dari
Manusia atau Hewan
Excipient of Human or Animal Origin -
4.4 Bahan Tambahan Baru / Novel Excipients -

P5. Spesifikasi dan Metode Pengujian Obat / Spesification and


Evaluation Methode of Drug II, B.P.5, 60
5.1 Spesifikasi / Specification II, B.P.5, 60
5.2 Prosedur Analisis / Analytical Prosedures II, B.P.5, 60
5.3 Validasi Proses Analisis
Validation of AnalyticalProcedures -
5.4 Analisis Bets / Batch Analyse -
5.5 Karakterisasi Cemaran
Characterisation of Impurities -
5.6 Alasan Pemilihan Spesifikasi
Justification of Specification(s) -
P6. Baku Pembanding / Reference Standards or Materials
II, B.P.6, 67
P7. Sistem Kemasan / Container Closure System II, B.P.7, 68
P8. Stabilitas / Stability II, B.P.8, 69
P9. Bukti Ekivalensi
Product Interchangeability, Equivalence Evidence -

Sub Bagian D. Daftar Referensi


Section D. List of Key Literature References -

Bag.II, Vol.I, SubBag.A, Hal.33


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Ringkasan Dokumen Mutu


Quality Overall Summary

Bag.II, Vol.I, SubBag.B


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Dokumen Bagian II yang Diserahkan


Submitted Part II Dossier

DOKUMEN MUTU :
S Zat Aktif
S.1 Informasi Umum
1.1 Tata Nama
1.2 Rumus Kimia
1.3 Sifat-sifat umum
S.2 Proses Produksi Dan Sumber Zat Aktif
2.1 Produsen
2.2 Uraian dan Kontrol Proses Pembuatan
2.3 Kontrol terhadap Bahan
2.4 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Senyawa Antara
2.5 Validasi Proses dan/atau Evaluasi
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan
S.3 Karakterisasi
3.1 Elusidasi dari Struktur dan Karakteristik Lain
3.2 Bahan Pengotor
S.4 Spesifikasi Dan Metode Pengujian Zat Aktif
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Validasi Prosedur Analisis
4.4 Analisis Bets
4.5 Alasan Pemilihan Spesifikasi
S.5 Baku Pembanding
S.6 Spesifikasi Dan Pengujian Kemasan
S.7 Stabilitas

P. OBAT
P.1 Pemerian Dan Formula
1.1 Deskripsi
1.2 Komposisi
P.2 Pengembangan Produk
2.1 Informasi Studi Pengembangan
2.2 Komponen Obat
2.3 Obat
2.4 Pengembangan Proses Pembuatan
2.5 Sistem Kemasan
2.6 Atribut Mikrobiologi
2.7 Kompatibilitas
P.3 Proses Produksi
3.1 Formula Bets
3.2 Proses Produksi dan Pengawasan Proses
3.3 Kontrol Terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara
3.4 Validasi dan/atau Laporan
P.4 Kontrol terhadap Zat Tambahan
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Zat Tambahan yang Bersumber dari Hewan dan/atau Manusia

Bag.II, Vol.I, SubBag.B, Hal.34


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

4.4 Zat Tambahan Baru


P.5 Spesifikasi Dan Metode Pengujian Obat
5.1 Spesifikasi
5.2 Prosedur Analisis
5.3 Laporan Validasi Metode Analisis
5.4 Analisis Bets
5.5 Karakterisasi Zat Pengotor
5.6 Justifikasi Spesifikasi
P.6 Baku Pembanding
P.7 Spesifikasi Dan Metode Pengujian Kemasan
P.8 Stabilitas
P.9 Bukti Ekivalensi

Bag.II, Vol.I, SubBag.B, Hal.35


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Dokumen Mutu
Body of Data

Bag.II, Vol.I, SubBag.B


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Dokumen Mutu

S Zat Aktif

S1. INFORMASI UMUM


1.1. Tata Nama
a. Lactobacillus acidophilus ATCC 4536
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Spesies : Lactobacillus acidophilus
b. Bifidobacterium longum ATCC 15707
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Kelas : Actinobacteria
Ordo : Bifidobacteriales
Famili : Bifidobacteriaceae
Genus : Bifidobacterium
Spesies : Bifidobacterium longum
c. Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces boulardii
d. Fruktooligosakarida
Fruktooligosakarida (FOS) adalah suatu polisakarida yang diproduksi dari
degradasi inulin atau proses transfruktosilasi. Inulin atau polifruktosa adalah polimer
residu D-fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan (21) dengan (12) D-glukosa.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.1, Hal.36


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Proses lainnya adalah transfruktosilasi dari -fruktosidase Aspergillus di sukrosa.


Hasilnya adalah formula umum GFn, di mana n berkisar antara 1-5. Berbanding
terbalik dengan FOS dari inulin, tidak hanya terdapat ikatan (21) tetapi juga
ikatan-ikatan lain dalam jumlah terbatas. FOS tidak terdigesti atau tercerna di
lambung, sehingga berakhir di kolon sebagai makanan bakteri kolon. FOS dapat
diperoleh dari pisang, yogurt, bawang merah, asparagus, dan lain-lain.

e. Enzim Protease
Enzim protease, disebut juga peptidase atau proteinase, adalah enzim
golongan hidrolase yang akan memecah protein menjadi molekul yang lebih
sederhana, seperti menjadi oligopeptida pendek atau asam amino, dengan reaksi
hidrolisis pada ikatan peptida. Protease muncul di semua organisme, dari eukariot
hingga virus. Umumnya, protease didapatkan dari bakteri genus Bacillus,
Pseudomonas, dan Aspergillus. Di industri, protease banyak digunakan sebagai
deterjen, bahan baking, mengontrol pembekuan darah, atau degradasi tertarget protein
patogen. Penggunaan ini tergantung kepada pH optimal protease, sebab ada protease
yang aktif pada pH asam, netral, dan basa.

1.2. Sifat-sifat Umum


a. Lactobacillus acidophilus
Lactobacillus acidophilus secara umum merupakan bakteri gram postif berbentuk
kokus atau batang, bersifat non motil (tidak bergerak), dan nonspora. Bakteri ini
memproduksi asam laktat sebagai produk utama dan menggunakan laktosa sebagai
sumber karbon utama untuk memproduksi energi. L. acidophilus tumbuh baik dengan
oksigen atau tanpa oksigen, di kondisi lingkungan sangat asam sekalipun (pH  4-5). L.
acidophilus merupakan bakteri homofermentatif, yaitu bakteri yang memproduksi asam
laktat sebagai satu-satunya produk akhir.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.1, Hal.37


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

b. Bifidobacterium longum
Bifidobacterium longum adalah bakteri gram positif, bersifat mikroaerotoleran
anaerob, berwarna putih dan glossy, mampu bertahan dari asam lambung dan empedu
sehingga mampu berkoloni di saluran pencernaan. B. longum memproduksi asam laktat
untuk mencegah organisme patogen. Bakteri ini dikenal sebagai mikroba pertama yang
berkoloni di saluran pencernaan bayi. B. longum dapat mencegah diare, infeksi patogen,
dan kanker kolon; menjaga berat badan; menjaga kesehatan tulang; menurunkan kadar
kolesterol tubuh; meningkatkan imunitas. Karena sifat-sifatnya ini, B. longum sering
ditambahkan ke produk makanan
c. Sacharomyces cerevisiae var. boulardii
Saccharomyces boulardii adalah ragi alami yang diekstraksi dan buah leci dan
mangga. Bakteri ini bersifat keras, tahan terhadap asam dan suhu, tidak terpengaruh oleh
agen antibakteri, stabil, dan cepat beradaptasi. S. boulardii banyak digunakan sebagai
probiotik yang menguntungkan di usus kecil dan usus besar. S. boulardii dapat
melindungi tubuh dari mikroorganisme patogen, mencegah infeksi, mengobati iritasi
pencernaan, mencegah diare (oleh patogen ataupun nonpatogen), mendegradasi toksin
dari C. difficile, dan meningkatkan respon imun.
d. Fruktooligosakarida
Fruktooligosakarida berupa serbuk putih yang mudah larut dalam air.
Fruktooligosakarida merupakan prebiotik yang berguna bagi bakteri usus.
Fruktooligosakardia mampu meningkatkan kemampuan adaptasi bakteri, mengurangi
metabolit toksik, mencegah diare, meningkatkan absorpsi mineral (seperti besi dan
kalsium), mencegah konstipasi, mengurangi tekanan darah dan konsentrasi kolesterol,
meningkatkan produksi vitamin dan asam folat
e. Enzim Protease
Enzim protease yang digunakan berupa serbuk kekuningan yang mudah larut dalam
air. Protease mampu memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti
menjadi oligopeptida pendek atau asam amino, dengan reaksi hidrolisis pada ikatan
peptida.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.1, Hal.38


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

S2. PROSES PRODUKSI DAN SUMBER ZAT AKTIF


2.1. Produsen
A. Mikroorganisme (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum,
Saccharomyces boulardii)
Nama : American Type Culture Collection
Alamat : 10801 University Boulevard, Manassas, VA 20110 USA
B. Fruktooligosakarida (FOS)
Nama : Richest Group Ltd.
Alamat : No.999, Jiangyue Rd., Minhang Dist.,Shanghai 201114, China
C. Enzim Protease
Nama : Xi’an Lyphar Biotech Co., Ltd.
Alamat : No.11, South of Tangyan Road, High-Tech Industrial Zone, Xi'an
City, Shaanxi Provine, China

2.2. Deskripsi Proses Pembuatan dan Kontrol Proses


Probiotik merupakan substansi mikroorganisme hidup yang telah dimurnikan dan
bermanfaat jika dikonsumsi. Mikroorganisme yang digunakan adalah Lactobacillus
acidophilus ATCC 4536, Bifidobacterium longum ATCC 15707, dan Saccharomyces
boulardii ATCC MYA-796. Prebiotik yang digunakan adalah FOS (fruktooligosakarida).
Enzim protease yang digunakan adalah enzim protease hasil isolasi dari Bacillus
licheniformis.

2.2.1. Sumber Material, Sistem Perbenihan, dan Produksi Material


Mikroorganisme yang digunakan sebagai bahan probiotik harus sesuai dengan bakteri
usus manusia, agar dapat membantu dan tumbuh bermanfaat. L. acidophilus, B. longum, dan
S. boulardii diperbanyak dalam cell bank. Kultur Lactobacillus acidophilus ditumbuhkan di
agar MRS (agar De Man, Rogosa, dan Sharpe) pada suhu 37oC selama 24 jam. Kultur
Bifidobacterium longum ditumbuhkan dalam agar MRS (agar De Man, Rogosa, dan Sharpe)
yang telah ditambahkan 0,05% L-sistein HCl. Penambahan L-sistein HCl ini dimaksudkan
untuk membuat kondisi menjadi anaerob sebab Bifidobacterium longum tumbuh di kondisi
anaerob. Kultur Saccharomyces boulardii ditumbuhkan dalam media SDA (Saboraud
Dextrose Agar) pada suhu 28˚C selama 24 jam.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.2, Hal.39


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Media kultur, yaitu agar MRS dan SDA merupakan media kultur padat yang telah
sesuai untuk bakteri yang digunakan. Media tidak boleh menyebabkan sensititisasi pada
manusia, sehingga harus bebas dari substansi tersebut.

2.2.2. Kontrol Kultur Produksi


Untuk mengontrol produksi agar terbentuk produk yang bebas dari kontaminasi,
dilakukan uji kontaminasi. Uji kontaminasi yang dilakukan adalah uji kontaminasi bakteri
dan ragi; dan identifikasi bakteri aerob dan anaerob. Uji kontaminasi bakteri dilakukan
dengan metode pewarnaan gram dan diamati di bawah mikroskop. Identifikasi bakteri
aerob/anaerob dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, yaitu dengan menumbuhkan
masing-masing bakteri pada dua medium berbeda, pada dua kondisi berbeda (kondisi biasa
dan anaerob), lalu dilihat turbiditas atau tingkat kekeruhan medium. Cara kedua yaitu dengan
uji katalase, karena katalase hanya dimiliki oleh bakteri aerob. Ragi S. boulardii pada media
SDA diuji setelah inkubasi dan diberi pewarnaan laktofenol biru dan safranin selama masing-
masing 1 menit, lalu diamati di bawah mikroskop.

2.2.3. Persiapan Mikroorganisme Sebagai Bahan Aktif Produk


Setelah inkubasi, sebanyak 20 mL aquadestilata steril ditambahkan ke dalam botol
kultur Roux untuk mensuspensikan dan memicu pertumbuhan bakteri. Pencampuran
dilakukan selama 30 menit. Suspensi dipindahkan secara aseptik ke dalam labu erlenmeyer
steril 500 mL.
Sebelum dikeringbekukan, jumlah koloni pada suspensi dihitung dengan metode agar
tuang. Sebanyak 1 mL sampel suspensi dimasukkan ke dalam tabung uji yang mengandung 9
mL aquadest steril untuk membuat 10-1 bakteri, lalu dibuat 7 seri pengenceran. Kemudian
hasil pengenceran dituangkan sebanyak 1 mL ke dalam media cair yang sesuai dengan
masing-masing mikroorganisme. Cawan petri dipadatkan dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 37oC. Setelah diinkubasi, jumlah koloni pada masing-masing cawan dihitung. Jumlah
koloni ini ditandai sebagai jumlah koloni sebelum dikeringbekukan (sebelum freeze dry, No).
Suspensi disentrifugasi dalam 50 mL tabung sentrifugasi pada kecepatan 10000 rpm
selama 30 menit dan dicuci tiga kali menggunakan aquadest steril. Cairan supernatan
dibuang, kemudian pelet (padatan yang berisikan sel-sel bakteri) diresuspensikan kembali
dalam aquadest steril, lalu disentrifugasi. Pelet dipindahkan secara aseptik ke dalam labu
steril, dan disimpan dalam suhu 2o-8oC. Pelet akhir Lactobacillus acidophilus,

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.2, Hal.40


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Bifidobacterium longum, dan Saccharomyces boulardii sebagai zat aktif telah siap untuk
dicampurkan dan diproses.

Mikroorganisme dari cell bank

Inkubasi 12-18 jam

Penumbuhan kultur dalam media cair masing-masing

Panen kultur setelah 10-12 jam

Kontrol terhadap kultur (uji kontaminasi)

Ada kontaminan Tidak ada kontaminan

Buang kultur, biakkan


Pembuatan suspensi
lagi yang baru
Penghitungan
jumlah koloni (No)

Pembuatan pelet mikroorganisme

Simpan pelet untuk proses produksi

2.3. Kontrol terhadap Bahan


-

2.4. Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Senyawa Antara


-

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.2, Hal.41


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

2.5. Validasi Proses dan/atau Evaluasi


-

2.6. Pengembangan Proses Pembuatan


-

S3. KARAKTERISASI/SPESIFIKASI
-

S4. PENGUJIAN ZAT AKTIF


4.1. Pemerian
a. Lactobacillus acidophilus ATCC 4536
Pelet dalam vial
b. Bifidobacterium longum ATCC 15707
Pelet dalam vial
c. Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796
Pelet dalam vial
d. Fruktooligosakarida (FOS)
Serbuk berwarna putih hingga kuning muda
e. Enzim protease yang digunakan diisolasi dari Bacillus licheniformis
Serbuk berwarna kuning muda

4.2. Prosedur Analisis


1. Uji Pewarnaan Garam
Prosedur:
1. Pelet berisi bakteri dilarutkan ke dalam medium hingga tercampur. Gunakan
beberapa tetes dari suspensi tersebut untuk menginokulasi bakteri pada suhu 37°C
selama 24 hingga 48 jam.
2. Dibuat sediaan preparat di atas kaca objek yang telah dibersihkan dengan alkohol
70%.
3. Teteskan larutan pewarna kristal violet sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 5
menit.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.3, Hal.42


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

4. Cuci preparat dengan menggunakan air kemudian dikeringkan.


5. Tuang cairan lugol dan diamkan selama 45-60 detik kemudian cuci kembali dengan
air.
6. Cuci preparat dengan menggunakan alkohol dengan cara mencelupkan ke dalam
bejana berisi alkohol 96% dan goyang-goyangkan selama 30 detik atau sampai zat
warna tidak mengalir lagi, setelah itu cuci kembali dengan air.
7. Tuangkan air fukhsin dan biarkan selama 1-2 menit, kemudian cuci dengan air dan
keringkan.
8. Teteskan minyak immeri ke atas sediaan lalu lakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop.
Pengamatan: bakteri gram positif berwarna ungu kebiruan, sementara bakteri gram
negatif berwarna ungu kemerahan.
2. Identifikasi Bifidobacterium longum
Sebanyak 1 gram sediaan diambil dari vial berisi Bifidobacterium longum kemudian
dilarutkan dalam 9 mL larutan salin steril. Satu mL suspensi dituang dalam tube dan
disentrifugasikan (3 menit, 14 100 g). Supernatan dibuang dan reagen preparat PrepMan
Ultra ditambahkan sebanyak 200 mcg. Campuran divorteks selama 1 menit dan
diinkubasikan pada suhu 100C selama 10 menit, inkubasi pada suhu 100°C selama 10
menit dalam tanur dan didinginkan dalam suhu ruang selama 2 menit. Sampel
disentrifugasi dengan kondisi awal dan 50 -100 μg supernatan yang mengandung DNA
diambil dan dipindahkan pada tube baru. Supernatan kemudian dianalisis dengan
amplifikasi PCR sesuai dengan primer BiLON-1 (TTCCAGTTGATCGCATGGTC) dan
BiLON-2 (GGGAAGCCGTATCTCTACGA) dengan 831 pasang basa dengan suhu
annealing 59°C. Pemisahan elektroforesis dilakukan dengan agarosa 1% dalam 0,75x
Buffer TAE selama 50 min dalam 20°C.
Pengenceran diinokulasi pada media MRS. Secara anaerob bakteri diisolasi setelah
24 jam inkubasi. Koloninya pada medium agar berbentuk melingkar, halus dan
keputihan. Secara morfologis termasuk dalam bakteri gram positif, batang non-motil.
Batangnya dibedakan (bentuk Y dan V), cabang juga terlihat. Bakteri tidak membentuk
spora. Bakteri tidak tumbuh pada 150C dan menunjukkan pertumbuhan yang terbatas
pada 250C. Tingkat pertumbuhan yang baik diamati pada 370C. Bakteri bisa tumbuh
hanya dalam kondisi anaerob. Tidak ada pertumbuhan yang diamati pada kondisi aerob.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.4, Hal.43


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Pada media Triple Sugar Irion Agar keduanya menunjukkan fermentasi glukosa dan
laktosa. Pada basis bakteri tersebut diidentifikasikan sebagai Bifidumbacterium longum.
3. Identifikasi Lactobacillus acidophillus
Pellet berisi bakteri dilarutkan ke dalam medium hingga tercampur. Gunakan
beberapa tetes dari suspensi tersebut untuk menginokulasi bakteri pada suhu 37°C
selama 24 hingga 48 jam. Kemudian DNA Kromosom di isolasi dalam 10 mL Kaldu
MRS. Sel dicuci dengan 10 mL air deionisasi. Pelet kemudian diresuspensikan dalam 1
mL LiCl 5 M dan diinkubasi 1 jam dalam pengocokan terus menerus. Sel dicuci sekali
lagi dengan 1 mL air deionisasi dan di resuspensikan dalam protoplasting buffer (25 mM
sucrose,50 mM Tris HCl pH 8.0, 10 mM EDTA, 10 mg of lysozyme ml-1, 100 μg of
RNaseA ml-1) Setelah inkubasi selama 1 jam dalam suhu 37C, pelet diresuspensikan
dalam protoplasting buffer tanpa sukrosa dan lisozim, dan 100 mcL 10% SDS.
Campuran di ekstraksi dengan fenol-kloroform-isoamil alkohol (25:24:1) dan kloroform-
isoamil alkohol (24:1). setelah itu dilarutkan dengan 100 μL buffer TE.
Primer yang digunakan adala primer 16-1A 5'-GAATCGCTAGTAATCG-3’dan
primer 23-1B 5'-GGGTTCCCCCATTCGGA-3'. 30 μL larutan mengandung 10pmol
setiap primer, 0,2 mM DNtP, dapar reaksi dengan 1,5 mM MgCl2, 5 U Taq polymerase
dan 10 ng template DNA. Lalu diamplifikasi 94°C selama 2 menit, 35 siklus dalam 94°C
selama 30 s, 55°C selama 1 menit, 72°C selama 1 min, dan 72°C selama 10 min.
Elektroforesis dilakukan pada 1.4% agarose gel dan dilihat dengan transiluminasi UV
dengan EtBr. Hasil kemudian di digesti dengan 11 enzim berbeda. Selanjutnya
disekuensing untuk memastikan.
Bakteri diisolasi setelah masa inkubasi 24 jam. Koloninya berwarna pucat sampai
putih pucat. Koloni menjadi kasar setelah 48 jam inkubasi dan filamen memutar terlihat.
Ketika diinkubasi selama 72 jam, terdapat massa di bagian tengah koloni yang bisa
terlihat jelas. Tidak ada formasi pigmen yang diamati. Bakteri bersifat gram positif,
berbentuk batang yang memiliki ujung bulat terjadi secara tunggal, berpasangan, atau
rantai yang pendek. Memiliki diameter rata-rata 1,05 μm. Bakteri tidak bergerak.
Pertumbuhan terjadi baik dalam kondisi aerob dan anaerob namun pertumbuhan
berlimpah terjadi pada kondisi anaerob. Pertumbuhan tidak terjadi pada 150C dan 250C.
Tapi pertumbuhan diamati pada suhu 350C. Bakteri tidak menunjukkan pertumbuhan di
atas 450C. Pada basis di atas bakteri diidentifikasi sebagai Lactobacillus acidophilus.
4. Identifikasi Saccharomyces cerevisiaae var. boulardii

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.4, Hal.44


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Isolat Saccharomyces cervisiae var boulardii diukur kemampuannya untuk


memfermentasi galaktosa, maltoda, dan rafinosa dan kemamppuan untuk tumbuh dalam
media minimum dengan dekstrosa (50). Fermentasi gula diukur dengan replikasi plat dari
media YEPD ke media galaktosa, maltose, atau rafinosa sebagai sumber karbon, dan
antimycin A untuk mencegah respirasi.
Untuk analisis RFLP, kurang lebih 3 mg DNA selular didigesti dengan 20 U
endonuclease restriksi EcoRI selama 6 jam pada 37°C. Fragmen DNA dipisahkan
melalui 0,7% gel agarose dalam dapar TAE (40 mM Tris-asetat, 0,2 mM EDTA [pH
8.3])selama 20 jam dengan 2V/cm dan divisualisasi dengan UV transiluminasi pada 302
nm setelah pewarnaan EtBr.
Ketika pengenceran diinokulasi pada media Sabuk Dextrose Agar Sabouraud, ragi
seperti jamur diisolasi setelah inkubasi 48 jam. Koloninya pada medium SDA berwarna
krem, halus, kecil dan berbentuk lensa. Ragi seperti jamur diwarnai dengan warna biru
Safarnin dan Lactophenol. Periksa di bawah mikroskop untuk mempelajari karakteristik
morfologi ragi. Selnya berbentuk oval memanjang, selalu terlihat berkelompok. Sel
tunggal dengan kuncup juga diamati. Ragi menunjukkan pertumbuhan sedikit di 15OC
namun pertumbuhan maksimum di 28OC. Fermentasi Karbohidrat seperti glukosa,
dekstrosa, dan maltosa dan GA laktosa dapat memproduksi gas. Pada hasil ini ragi
seperti jamur diidentifikasi sebagai Saccharomyces boulardii.
5. Perhitungan Bakteri Metode Agar Tuang
Lelehkan nutrien agar tuang dalam 6 tabung dengan penangas air mendidih, setelah
mencair, diamkan pada penangas air dengan suhu 50OC sampai media tersebut
diperlukan. Lakukan pengenceran sampel secara bertingkat dengan memindahkan 1 ml
sampel secara aseptik ke dalam larutan pengencer (99 ml air suling steril) sehingga
didapat pengenceran 10-2, 10-4, dan 10-6. Kocok hasil pengenceran sampai homogen
dan pindahkan secara aseptik dengan pipet steril dari hasil pengenceran 10-2. Lakukan
hal yang sama untuk memindahkan 1 ml dan 0,1 ml ke dalam cawan petri steril dari
hasil pengenceran 10-4. Demikian pula, pindahkan masing-masing 1 ml dan 0,1 ml ke
dalam cawan petri steril dari hasil pengenceran 10-6. Dengan demikian, akan didapati
sampel masing-masing dengan pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5,10-6, dan 10-7. Secara
spesifik, tuangkan agar cair dari tabung ke dalam masing-masing cawan petri yang telah
mengandung sampel yang telah diencerkan tersebut. Goyangkan hati-hati masing-
masing cawan petri hingga homogen. Biarkan beberapa waktu hingga agar dingin dan
memadat. Inkubsai pada 37OC. Setelah diinkubasi, hitung jumlah koloni pada masing-

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.4, Hal.45


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

masing cawan, baik koloni yang ada di permukaan agar maupun yang ada di dalam agar.
Dari data yang didapat, hitung konsentrasi bakteri pada sampel asli. Untuk alasan
statistik, gunakan hanya cawan yang mempunyai kisaran 30-300 koloni. Setiap unit
koloni mewakili turunan dari suatu sel tunggal. Oleh karena itu, jumlah sel-sel bakteri
dalam sampel asli ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dalam cawan dengan
faktor pengenceran
6. Fruktooligosakarida (FOS)
FOS diidentifikasi menggunakan instrumentasi HPLC. Kolom yang digunakan
adalah Shim-Pack SCR-101C yang merupakan kolom penukar ligan. Temperatur kolom
dijaga pada suhu 80OC dan detektor yang digunakan adalah detektor indeks refraktif
RID-10A. Fase gerak yang digunakan adalah aqua bidest dengan menggunakan laju alir
1mL/menit. Sampel diinjeksikan ke dalam HPLC sebanyak 20 μL. Sebelum diinjeksikan
ke dalam HPLC, sampel disaring dengan kertas saring, kemudian filtratnya
dideionisasikan dengan resin penukar ion. Konsentrasi FOS dapat ditentukan
berdasarkan luas area puncak FOS pada kromatogram HPLC. Sukrosa dan oligomer
dapat terelusi berdasarkan derajat polimerisasinya. Glukosa dan fruktosa adalah
komponen terakhir yang terelusi sedangkan pentasakarida akan memiliki waktu retensi
yang lebih pendek.
7. Enzim Protease
Penentuan aktivitas enzim protease yang diperoleh dilakukan menurut cara Bergmeyer.
Prosedur :
1. Sebanyak 1 mL larutan 2% kasein dicampur dengan 1 mL buffer borat (0,01 M pH
8,0), 0,20 ml HCl 0,05 M dan 0,20 mL ekstrak enzim protease yang akan ditetapkan
aktivitasnya
2. Iinkubasi pada suhu 37°C selama 10 menit
3. Tambah 2 mL asam trikhloroasetat 0,1 M, dibiarkan pada suhu 37°C selama 10
menit, kemudian disentrifugasi.
4. Bagian filtrat 1,5 mL dicampur dengan 5 mL dinatrium karbonat 0,5 M dan 1 ml
pereaksi Folin Ciocalteu's
5. Biarkan 20 menit pada suhu 37°C, lalu dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 578 nm.
6. Untuk penetapan blanko, larutan enzim diganti dengan air suling dan untuk
penetapan standar, larutan enzim diganti dengan standar tirosin (5 mmol/mL).
7. Aktivitas protease dihitung dalam satuan U (unit) per mL ekstrak enzim.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.4, Hal.46


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

4.3. Validasi Prosedur Analisis


-

4.4. Analisis Bets


-

4.5. Justifikasi Spesifikasi


-

S5. BAKU PEMBANDING


a. Lactobacillus acidophillus ATCC 4356
b. Bifidobacterium longum ATCC 15707
c. Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796
d. Fruktooligosakarida (FOS)
e. Enzim protease yang digunakan diisolasi dari Bacillus licheniformis

S6. SPESIFIKASI DAN PENGUJIAN KEMASAN


Produk akhir berupa serbuk dimasukkan ke dalam kemasan berupa sachet yang terbuat
dari PET (polietilen tereftalat/aluminium foil. Serbuk produk dimasukkan ke dalam kemasan
menggunakan mesin pengisi dan penyegel otomatis. Sachet yang sudah tersegel dimasukkan
ke dalam kemasan sekunder berupa dus/boks yang terbuat dari karton. Setiap dus berisi 10
sachet.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.4, Hal.47


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

S7. STABILITAS

No Bahan Kondisi Stabil Suhu Stabil


1 Lactobacilllus acidophilus Aerob 37oC
2 Bifidobacterium longum Anaerob 37oC
3 Saccharomyces boulardii Aerob 28oC
4 Protease - 37oC

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.S.7, Hal.48


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

P. CAMPURAN PROBIOTIK PREBIOTIK DENGAN PROTEASE

P1. DESKRIPSI DAN KOMPOSISI


1.1 Deskripsi
Nama produk : Biozim Plus®
Bentuk Sediaan : Serbuk oral
Pemerian : Serbuk putih kekuningan dengan rasa manis
Berat Sediaan :2g
Kemasan : Sachet

1.2 Komposisi
Formula tiap 2 gram serbuk dalam sachet mengandung:
 Dalam 12 mg viable cell (sel hidup) 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796 0,60 x 109 CFU
 Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
 Enzim protease 50 mg
 Susu skim 500 mg
 Dekstrosa 936 mg
 Perisa (artifisial vanilla) 2 mg

P2. PENGEMBANGAN FARMASETIK


2.1 Informasi Studi Pengembangan
-

2.2 Komponen Produk Jadi


2.2.1 Bahan Aktif
Biozim Plus® mengandung probiotik yang terdiri dari 3 mikroorganisme murni yang
paling banyak terdapat di dalam saluran pencernaan manusia, yaitu Lactobacillus
acidophillus ATCC 4536, Bifidobacterium longum ATCC 15707, dan Saccharomyces
cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796, dengan dosis ≥106 CFU/hari sebagai probiotik.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.1, Hal.49


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

2.2.2 Bahan Tambahan


a. Susu skim
Susu skim sebagai pelindung bakteri dari pembekuan selama proses freeze drying (agen
cryoprotectant).
b. Dekstrosa
Dekstrosa digunakan sebagai pengisi dan memberikan rasa yang menarik pada sediaan,
sehingga nyaman saat dikonsumsi.
c. Perisa vanila
Perisa vanila digunakan untuk meningkatkan rasa sediaan.

2.3 Produk Jadi


-

2.4 Pengembangan Proses Pembuatan


-

2.5 Sistem Kemasan


Serbuk dikemas dalam sachet berbahan dasar politetilen kedap udara yang dilapisi dengan
aluminium foil.

2.6 Atribut Mikrobiologi


-

2.7 Kompatibilitas
-

P3. PROSES PRODUKSI


3.1 Formula
3.1.1 Formula 1 Sachet
Setiap sachet berisi 2 gram serbuk yang mengandung:
 Dalam 12 mg viable cell (sel hidup) 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796 0,60 x 109 CFU

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.3, Hal.50


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

 Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg


 Enzim protease 50 mg
 Susu skim 500 mg
 Dekstrosa 936 mg
 Perisa (artifisial vanilla) 2 mg

3.1.2 Perhitungan Bahan


Jumlah produksi dalam satu bets = 10000 sachet @ 2 gram
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 4 mg x 10.000 = 40 g
Bifidobacterium longum ATCC 15707 2 mg x 10.000 = 20 g
Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796 6 mg x 10.000 = 60 g
Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg x 10.000 = 5000 g
Enzim protease 50 mg x 10.000 = 500 g
Susu skim 500 mg x 10.000 = 5000 g
Dekstrosa 936 mg x 10.000 = 9360 g
Perisa (artifisial vanilla) 2 mg x 10.000 = 20 g

3.2 Proses Produksi dan Pengawasan Proses


1. Kultur bakteri dibuat. Kultur digunakan sebagai inoculum untuk prekultur cair dan
dipanen 10-12 jam setelah inokulasi.
a. Kultur bakteri Lactobacillus acidophilus dibuat dengan menumbuhkan bakteri
tersebut pada MRS agar dengan kondisi suhu 37oC selama 24 jam.
b. Bifidobacterium longum ditumbuhkan pada MRS agar yang ditambahkan dengan
0,05% L-sistein HCl untuk membuat kondisi menjadi anaerob serta menstimulasi
pertumbuhan.
c. Ragi Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ditumbuhkan pada Saboraud Dextrose
Agar pada suhu 28oC selama 24 jam.
2. Lalu masing-masing kultur disuspensikan ke dalam 20 mL aquadest steril selama 30
menit, kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 100 mL dan disentrifugasi
dengan kecepatan 10000 rpm selama 30 menit dan diambil peletnya.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.3, Hal.51


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

3. Pelet disuspensikan kembali ke dalam 20 mL aquadest steril dan disentrifugasi dengan


kecepatan 1000 rpm selama 30 menit dan diambil peletnya. Proses ini diulangi hingga 3
kali.
4. Masing-masing pelet mikroorganisme dipindahkan ke labu steril 250 mL sesuai jumlah
masing-masing dalam formulasi, ditambahkan susu skim 30% dan FOS, selanjutnya
dibekukan pada suhu -80oC selama 24 jam sehingga bakteri dan yeast menjadi dorman,
lalu dilakukan freeze drying dengan alat freeze dryer suhu -45oC selama 18 jam dengan
tekanan 0,080 Pa.
5. Viabilitas sel mikroorganisme dihitung. Sel diencerkan dengan berbagai konsentrasi
dalam larutan peptone/0,85% saline. Sampel dituang ke dalam agar MRS dan diinkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam. Kemudian log jumlah sel hidup (viable cells) dihitung
menggunakan rumus:
% viability = 100 x N/No

= 100 x log = 99,04%

dimana,
No : log CFU sebelum proses freeze dry
N : log CFU setelah proses freeze dry
6. Enzim protease ditambahkan 25 mL air dan 125 mL nitrogen cair, lalu dilakukan freeze
drying dengan nitrogen cair melalui alat freeze drier suhu -195,8oC selama 20 jam dengan
tekanan 0,040 Pa.
7. Serbuk kering campuran probiotik-prebiotik dicampurkan dengan serbuk enzim protease,
kemudian ditambahkan dengan dekstrosa dan perisa artifisial vanila.
8. Serbuk akhir yang diperoleh dikemas dalam kantung politetilen kedap udara yang dilapisi
dengan aluminium foil, lalu disimpan dalam suhu ≤25°C.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.3, Hal.52


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.3, Hal.53


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

3.3 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara


-

3.4 Validasi dan/atau Laporan


-

P4. SPESIFIKASI DAN METODE PENGUJIAN ZAT TAMBAHAN


4.1 Spesifikasi
4.1.1 Air Murni
Definisi : Air Murni adalah air yang memenuhi persyaratan air minum, yang
dimurnikan dengan cara destilasi, penukar ion, osmosis balik atau proses lain
yang sesuai. Tidak mengandung zat tambahan lain.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau.
pH : 5,0-7,0; lakukan penetapan secara potensiometrik pada larutan yang
ditambahkan 0,30 mL larutan kalium klorida P jenuh pada 100 mL zat uji.

4.1.2 Susu Skim


Definisi : Susu skim merupakan serbuk spray dried dengan 1% lemak susu yang
berasal dari susu sapi segar yang telah menjalani pasteurisasi legal dan telah
diberi perlakuan panas dan penguapan lebih lanjut sebelum dilakukan spray
dried.
Pemerian : Serbuk halus putih kekuningan, mudah mengalir, berbau dan berasa seperti
susu
pH : 6,5-6,8
Kelarutan : Sangat larut dalam air
Batas mikroba : Tidak lebih dari 10000 CFU/g

4.1.3 Dekstrosa
Definisi : Suatu gula yang diperoleh dari hidrolisis pati, mengandung satu molekul air
hidrat atau anhidrat.
Pemerian : Hablur tidak bewarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau;
rasa manis.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.54


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam
etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.

4.2 Prosedur Analisis


4.2.1 Air Murni
a. Pengujian pH Air Murni
Lakukan penetapan secara potensiometrik pada larutan yang ditambahkan 0,30 mL
larutan Kalium klorida P jenuh pada 100 mL zat uji.

b. Uji Klorida
Pada 20 mL zat uji dalam tabung pembanding warna tambahkan 5 tetes asam nitrat P dan
1 mL perak nitrat LP, dan campur perlahan: terjadi kekeruhan dalam waktu 10 menit yang
tidak lebih keruh dari 20 mL Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera pada Pereaksi
dalam Wadah yang mengandung 10 μg Cl (0,5 bpj), diamati dengan arah tegak lurus tabung
dengan dasar gelap dengan cahaya yang masuk dari samping.

c. Uji Sulfat
Pada 100 mL tambahkan 1 mL barium klorida LP: tidak terjadi kekeruhan.

d. Uji Amonia
Lakukan penetapan kadar sebagai berikut: dalam wadah dengan volume kurang dari 50
mL, encerkan 50 mL dengan 50 mL Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera pada
Pereaksi dalam Wadah 1271 dan gunakan larutan ini sebagai larutan uji. Untuk volume 50
mL atau lebih gunakan 100 mL Air Steril untuk Injeksi sebagai larutan uji. Pada 100 mL
larutan uji tambahkan 2 mL kalium raksa (II) Iodida alkalis LP: segera terjadi warna kuning
yang tidak lebih gelap dari Air dengan Kemurnian tinggi yang ditambah dengan 30 μg NH3
(0,6 bpj untuk Air Steril untuk Injeksi dalam wadah dengan volume kurang dari 50 mL; 0,3
bpj untuk wadah dengan volume 50 mL atau lebih).

e. Uji Kadar Kalsium


Pada 100 mL air tambahkan 2 mL ammonium oksalat P: tidak terjadi kekeruhan.

f. Uji Karbondioksida
Pada 25 mL air tambahkan 25 mL kalsium hidroksida LP: campuran tetap jernih.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.55


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

g. Logam Berat
Pada 40 mL air murni atau pH antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N
(gunakan kertas indikator dengan rentang pH pendek), tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP
yang dibuat segar, dan didiamkan selama 10 menit; jika diamati dengan arah tegak lurus
dengan dasar putih, warna cairan tidak lebih tua dari warna campuran 50 mL air murni
dengan asam asetat 1 N dalam jumLah yang sama.

h. Zat Mudah Teroksidasi


Pada 100 mL tambahkan 10 mL asam sulfat 2 N, panaskan hingga mendidih. Untuk Air
Steril untuk Injeksi dalam wadah dengan volume kurang dari 50 mL,tambahkan 0,4 mL
kalium permanganat 0,1 N, dan didihkan selama 5 menit, untuk volume 50 mL atau lebih
tambahkan 0,2 mL kalium permanganat 0,1 N, didihkan selama 5 menit. Bila terbentuk
endapan dalam tangas es hingga suhu kamar dan saring melalui penyaring kaca masir: warna
merah muda tidak hilang sempurna.

i. Zat Padat Total


Tidak lebih dari 0,004% untuk Air Steril untuk Injeksi dengan kemasan kurang dari 30
mL; tidak lebih dari 0,003% untuk kemasan 30 mL atau lebih, tetapi kurang dari 100 mL;
tidak lebih dari 0,002% untuk kemasan 100 mL atau lebih; lakukan penetapan seperti pada
Zat padat total dalam Air Murni.

4.2.2 Susu Skim


a. Uji Kandungan Pati
Susu diambil 3 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi, rebus dan dinginkan pada suhu
ruang. Tambahkan tiga tetes dari Larutan Iodin biru. Susu positif mengandung pati bila
berubah menjadi biru.
b. Uji Kandungan Maltosa
Sebanyak 20,25 mL susu dituang kedalam corong. Susu kemudian direbus dan
ditambahkan 5% asam laktat. Larutan kemudian disaring dan diambil 5 mL filtrat.
Ditambahkan 2-3 tetes larutan 1% iodin. Reaksi positif jika berubah warna menjadi coklat.
c. Uji Kandungan Garam

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.56


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Sebanyak 5 mL AgNO3 0,13% diambil dan dimasukkan ke tabung reaksi. Tambahkan


K2CrO4 10% sebanyak dua tetes. Goncang merata dan tambahkan 1 mL susu. Goncangkan.
Hasil positif bila berwarna kuning.
d. Uji Kandungan Detergen
Sebanyak 5 mL susu dalam tabung uji diambil dan ditambakan larutan 0,5% Bromo
kresol. Hasil positif bila warna ungu muncul.
e. Uji Kandungan Fruktosa
Sebanyak 1 mL susu diambil dan dimasukkan dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 mL
larutan resorsinol dan campur. Masukkan tabung dalam penangas air selama 5 menit. Angkat
dan lihat warna yang terbentuk. Susu yang diterima jika tetap berwarna putih dan tidak
tampak warna merah.
f. Uji Kandungan Urea
Sebanyak 5 mL susu ditambahkan dalam 20 mg bubuk kedelai. Tambahkan dua tetes
bromtimol biru 0,5%. Larutan diaduk hingga 10 menit. Adanya warna biru menandakan
adanya kandungan urea.
g. Uji Kandungan Bikarbonat
Sebanyak 5 mL susu ditambahkan dengan 5 mL alkohol absolut. Goncangkan.
Tambahkan 3 tetes asam rasalat 1%. Jika muncul warna merah muda menandakan adanya
kandungan bikarbonat.
h. Uji Kandungan Glukosa
Sebanyak 1 mL sampel susu ditambahkan dengan 1 mL reagen Barfoed yang telah
dimodifikasi. Panaskan selama 3 menit dalam penangas air. Setelah 3 menit, dinginkan
segera dibawah air mengalir. Tambahkan 1 mL asam fosfomolibdat untuk mengeruhkan
larutan. Larutan akan berwarna biru jika ada kandungan glukosa.
i. Uji Batas Mikroba
Sampel diencerkan menjadi 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5. Pengenceran dilakukan dengan
cara mempersiapkan 5 tabung reaksi yang berisi 9 mL buffer peptone water (BPW). Satu
mililiter susu dimasukkan ke tabung pertama, maka didapatkan pengenceran susu 10-1.
Selanjutnya, 1 mL susu dari tabung pengenceran 10-1 dimasukkan ke tabung kedua, maka
didapatkan pengenceran 10-2. Selanjutnya, 1 mL susu dari tabung pengenceran 10-2
dimasukkan ke tabung ketiga, maka didapatkan pengenceran 10-3 . Selanjutnya, 1 mL susu
dari tabung pengenceran 10-3 dimasukkan ke tabung keempat, maka didapatkan pengenceran
10-4 . Selanjutnya, 1 mL susu dari tabung pengenceran 10-4 dimasukkan ke tabung kelima,
maka didapatkan pengenceran 10-5 . Sampel dengan pengenceran 10-3 ,10-4 , dan 10-5

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.57


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

selanjutnya masing-masing diambil 1 mL dan dimasukkan ke cawan petri. Kemudian, kira -


kira 15 mL PCAcair (diamkan dalam penangas 55 C) ditambahkan ke dalam cawan petri.
Cawan diputar ke depan dan ke belakang (dengan cara manual) atau membentuk angka
delapan agar larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya dan didiamkan sampai
menjadi padat. Cawan petri diletakkan pada o posisi terbalik dan diinkubasi pada suhu 37 C
selama 24 jam (Anonimous, 1998). Total Plate Count (TPC) dilaporkan sebagai cawan
spreader bila cawan banyak ditumbuhi oleh rantai koloni tidak terpisah secara jelas dengan
total area yang melebihi 75%. Rata-rata jumLah koloni dari setiap pengenceran, kemudian
dilaporkan jumLahnya sebagai TPC. Angka dibulatkan menjadi 2 angka yang sesuai, bila
angka ketiga sama dengan 6 atau di atasnya, maka angka ketiga menjadi 0 (nol) dan angka
kedua naik 1 angka, misalnya 456 menjadi 460 atau 4,6x102 . Bila angka ketiga 4 atau di
bawahnya, maka angka ketiga menjadi 0 (nol) dan angka kedua tetap, misal 454 menjadi 450
atau 4,5x102. Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0 (nol) dan
angka kedua adalah angka genap, misal 445 menjadi 440 atau 4,4x102. Bila angka ketiganya
5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0 (nol) dan angka kedua dibulatkan ke
angka genap terdekat, misal 455 menjadi 460 atau 4,6x102 (Anonimus, 1998). Kriteria dapat
dilihat pada tabel berikut.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.58


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

4.2.3 Desktrosa
a. Identifikasi
Tambahkan beberapa tetes larutan 1:20 dalam 5 mL tembaga (II) tartrat alkali LP panas
terbentuk endapan merah tembaga oksida. Sejumlah glukosa dianalisis sepektrum
inframerahnya dengan KBr dan dibandingkan dengan dekstrosa BPFI.
b. Rotasi Jenis

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.59


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Hasil pengujian diantara +52.6% dan +53,2% dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang mengandung 10 gram zat dan 0,2 mL ammonium
hidroksida 6N per 100 mL.
c. Keasaman
Larutkan 5,0 mg dalam 50 mL air air bebas karbon dioksida P, tambahkan fenolftalein
LP, dititrasi dengan NaOH 0,020 N LV hingga merah muda. Tidak lebih dari 0,30 mL untuk
netralisasi.
d. Kandungan Air
Menggunakan metode III Farmakope Indonesia Edisi V. Antara 7,5% - 9,5% untuk
bentuk hidrat dan tidak lebih dari 0,5% untuk anhidrat. Pengeringan dilakukan pada suhu
105°C selama 16 jam.
e. Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,1%.
f. Batas Klorida
Tidak lebih dari 0,018%; lakukan penetapan menggunakan 2,0 gram dan bandingkan
dengan kekeruhan 0,5 mL asam klorida 0,02 N.
g. Batas Sulfat
Tidak lebih dari 0,025%; lakukan penetapan menggunakan 2,0 gr dan bandingkan dengan
kekeruhan 0,5 mL Asam Sulfat 0,020 N.
h. Batas Arsen
Menggunakan metode I Farmakope Indonesia Edisi V. Tidak lebih dari 1 bpj.
i. Logam Berat
Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 4,0 gr dalam air hingga 25
ml.
j. Dekstrin
Refluks 1 gram serbuk halus dengan 20 ml etanol P, hasilnya yaitu larut semua.
k. Pati Larut Sulfit
Larutkan 1 gram dalam 10 ml air, tambahkan 1 tetes iodium LP, hasilnya yaitu larutan
berwarna kuning.

4.3 Zat Tambahan yang Berasal dari Manusia/Hewan


-
4.4 Zat Tambahan Baru
-

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.4, Hal.60


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

P5. SPESIFIKASI DAN METODE PENGUJIAN PRODUK JADI


5.1 Spesifikasi
Bentuk : Serbuk granul
Warna : Putih Kekuningan
Sudut Reposa : 25° – 30°
Tapped Density : Kurang dari 0,600
Bulk Density : Kurang dari 0,500
Laju Alir : Good (4 – 10 g/s)
Uji Spesifikasi Probiotik : Sesuai Persyaratan
Uji Potensi Probiotik : Sesuai Persyaratan
Uji Patogenik : Harus Negatif
Kadar Air : 7%

5.2 Prosedur Analisis


a. Susut pengeringan
1. Lakukan penetapan dengan cara memanaskan 10 mg pada tekanan 0,007 mmHg
hingga 0,03 mmHg dan suhu 56ᵒC di atas fosfor pentoksida hingga bobot tetap.
2. Lakukan tiga kali pengujian dan tetapkan harga rata-ratanya.

b. Sudut Reposa (Angle of Repose)


1. Timbang 100 mg sampel produk yang akan diuiji.
2. Jatuhkan serbuk kedalam flow meter.
3. Hitung sudut serbuk yang dengan mengukur jari – jarinya (r) dan tingginya (h),
dengan rumus tan α = h/r.
4. Pengujian dilakukan tiga kali dan hitung rata - rata
Kriteria berdasarkan USP 32
Kriteria Sudut
Excellent 25° - 30°
Good 31° - 35°
Fair 36° - 40°
Passable 41° - 45°
Poor 46° - 55°

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.61


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

Very poor 56° - 65°


Very-very poor >66°

c. Bulk Density
1. Timbang 50 mg serbuk sampel
2. Masukkan serbuk kedalam tabung yang memiliki ukuran volume pada alat
3. Catat volume serbuk.

4. Hitung bulk density dengan rumus Bulk Density =

5. Lakukan pengujian tiga kali dan hitung rata – rata.

d. Tapped Density
1. Timbang 50 mg serbuk sampel.
2. Masukkan serbuk kedalam tabung yang memiliki ukuran volume pada alat.
3. Jalankan alat Tapped hingga tercapai 200 ketukan per menit.
4. Catat volume serbuk pada tabung.

5. Hitung Tapped Density dengan rumus Tapped Density =

6. Lakukan pengujian tiga kali dan hitung rata-rata.

e. Laju Alir
1. Timbang 50 mg serbuk produk.
2. Alirkan serbuk kedalam flow meter.
3. Hitung lama waktu serbuk mulai dari serbuk mulai jatuh hingga tidak ada lagi yang
tersisa.
4. Hitung kemampuan laju alir dengan membagi massa serbuk dengan lama waktu jatuh.
5. Lakukan pengujian tiga kali dan hitung rata-rata.
Kriteria: Menurut The Science of Dosage Forms, M. E.Aulton
Laju alir (g/s) Sifat aliran
>10 Sangat mudah mengalir
4-10 Mudah mengalir
1,6-4 Kohesif
<1,6 Sangat kohesif

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.62


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

f. Pengujian Spesifik Probiotik


1. Pewarnaan Gram
Larutkan sejumlah serbuk produk, goreskan sedikit diatas kaca objek yang telah
dibersihkan dengan alkohol 70%. Teteskan pewarna kristal violet sebanyak 2-3 tetes dan
diamkan selama 5 menit. Cuci preparat dengan air mengalir, kemudian dikeringkan.
Tuangkan cairan lugol selama 45-60 detik, kemudian dicuci dengan air dan keringkan.
Cuci dengan alkohol 96% dengan cara mencelupkan kaca objek ke dalam bejana yang
berisi alkohol 96% dan goyang-goyangkan selama 30 detik atau sampai zat warna tidak
mengalir lagi, kemudian cuci dengan air dan keringkan. Terakhir tuangkan air Fukhsin
biarkan selama 1-2 menit, cuci dengan air dan keringkan. Teteskan minyak immersi
diatas sediaan, dan periksa dengan mikroskop. Pada pengamatan dibawah mikroskop,
akan terlihat perbedaan antara bakteri gram positif dan negatif yaitu, warna ungu kebiruan
pada gram positif dan ungu kemerahan pada gram negatif.
2. Bifidobacterium longum
Pengujian dilakukan dengan modifikasi prosedur pada protokol PrepMan®Ultra
untuk kultur murni (Applied Biosystems, Foster City, USA) agar dapat mengisolasi DNA
langsung dari sediaan probiotik. Satu gram dari sediaan diambil dan dilarutkan dalam 9
mL larutan salin steril. Satu mL suspensi dituang dalam tube dan disentrifugasikan (3
menit, 14 100 g). Supernatan dibuang dan reagen preparat PrepMan Ultra ditambahkan
sebanyak 200 mcg. Campuran divorteks selama 1 menit dan diinkubasikan pada suhu
100C selama 10 menit, inkubasi pada suhu 100°C selama 10 menit dalam tanur dan
didinginkan dalam suhu ruang selama 2 menit. Sampel disentrifugasi dengan kondisi awal
dan 50 -100 μg supernatan yang mengandung DNA diambil dan dipindahkan pada tube
baru. Supernatan kemudian dianalisis dengan amplifikasi PCR sesuai dengan primer
BiLON-1 (TTCCAGTTGATCGCATGGTC) dan BiLON-2
(GGGAAGCCGTATCTCTACGA) dengan 831 pasang basa dengan suhu annealing
59°C. Pemisahan elektroforesis dilakukan dengan agarosa 1% dalam 0,75x Buffer TAE
selama 50 min dalam 20°C.
Pengenceran probiotik diinokulasi pada media agar-agar nutrisi (MRS), secara
anaerob bakteri diisolasi setelah 24 jam inkubasi. Koloninya pada medium agar berbentuk
melingkar, halus dan keputihan. Secara morfologis termasuk dalam bakteri gram positif,
batang non-motil. Batangnya dibedakan (bentuk Y dan V), cabang juga terlihat. Bakteri
tidak membentuk spora. Bakteri tidak tumbuh pada 150C dan menunjukkan pertumbuhan
yang terbatas pada 250C. Tingkat pertumbuhan yang baik diamati pada 370C. Bakteri bisa

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.63


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

tumbuh hanya dalam kondisi anaerob. Tidak ada pertumbuhan yang diamati pada kondisi
aerob. Studi biokimia menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mencairkan agar-agar
dan menggunakan sitrat sebagai sumber karbon, namun urea tidak digunakan. Tes metil
merah positif. Tes Voges - Proskauer positif. Bakteri tersebut mengfermentasi semua
karbohidrat kecuali rhamnose, ribose dan pati tanpa produksi gas. Susu digumpalkan. Uji
arginin negatif. Tidak menunjukkan pertumbuhan kaldu natrium klorida pada berbagai
konsentrasi (6,5, 7,5 dan 12,5%). Pada media Triple Sugar Irion Agar keduanya
menunjukkan fermentasi glukosa dan laktosa. Pada basis bakteri tersebut
diidentifikasikan sebagai Bifidumbacterium longum.
3. Lactobacillus acidophillus
Bakteri diisolasi dari probiotik, kemudian disimpan dalam suhu -80oC dalam Kaldu
MRS dan 30% gliserol, kultur dikembangkan secara anaerobik di medium MRS.
Kemudian DNA Kromosom di isolasi dalam 10 mL Kaldu MRS. Sel dicuci dengan 10
mL air deionisasi. Pelet kemudian diresuspensikan dalam 1 mL LiCl 5 M dan diinkubasi
1 jam dalam pengocokan terus menerus. Sel dicuci sekali lagi dengan 1 mL air deionisasi
dan di resuspensikan dalam protoplasting buffer (25 mM sucrose,50 mM Tris HCl pH
8.0, 10 mM EDTA, 10 mg of lysozyme ml-1, 100 μg of RNaseA ml-1) Setelah inkubasi
selama 1 jam dalam suhu 37C, pelet diresuspensikan dalam protoplasting buffer tanpa
sukrosa dan lisozim, dan 100 mcL 10% SDS. Campuran di ekstraksi dengan fenol-
kloroform-isoamil alkohol (25:24:1) dan kloroform-isoamil alkohol (24:1). setelah itu
dilarutkan dengan 100 μL buffer TE.
Primer yang digunakan adala primer 16-1A 5'-GAATCGCTAGTAATCG-3’dan
primer 23-1B 5'-GGGTTCCCCCATTCGGA-3'. 30 μL larutan mengandung 10pmol
setiap primer, 0,2 mM DNtP, dapar reaksi dengan 1,5 mM MgCl2, 5 U Taq polymerase
dan 10 ng template DNA. Lalu diamplifikasi dengan kondisi predenaturasi 94°C selama 2
menit; 35 siklus untuk denaturasi dalam 94°C selama 30 detik, annealing 55°C selama 1
menit, extension 72°C selama 1 menit; dan post extension 72°C selama 10 menit.
Elektroforesis dilakukan pada 1.4% agarose gel dan dilihat dengan transiluminasi UV
dengan EtBr. Hasil kemudian di digesti dengan 11 enzim berbeda. Selanjutnya
disekuensing untuk memastikan.
Serbuk probiotik diinokulasi pada media agar-agar nutrisi (MRS), bakteri diisolasi
setelah masa inkubasi 24 jam. Koloninya berwarna pucat sampai putih pucat. Koloni
menjadi kasar setelah 48 jam inkubasi dan filamen memutar terlihat. Ketika diinkubasi
selama 72 jam, terdapat massa di bagian tengah koloni yang bisa terlihat jelas. Tidak ada

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.64


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

formasi pigmen yang diamati. Bakteri bersifat gram positif, berbentuk batang yang
memiliki ujung bulat terjadi secara tunggal, berpasangan, atau rantai yang pendek.
Memiliki diameter rata-rata 1,05 μm. Bakteri tidak bergerak. Pertumbuhan terjadi baik
dalam kondisi aerob dan anaerob namun pertumbuhan berlimpah terjadi pada kondisi
anaerob. Pertumbuhan tidak terjadi pada 15oC dan 25oC. Tapi pertumbuhan diamati pada
suhu 35oC. Bakteri tidak menunjukkan pertumbuhan di atas 45oC. Bakteri tidak
membentuk spora. Studi biokimia dari bakteri menunjukkan tidak ada pencairan gelatin,
sitrat digunakan sebagai sumber karbon, sementara urea tidak terpengaruh. Uji merah
metil positif. Tes Voges-Proskauer positif. Bakteri memfermentasi semua karbohidrat
kecuali rhamnosa, ribosa dan pati tanpa produksi gas. Susu digumpalkan. Tidak
menunjukkan pertumbuhan kaldu natrium klorida pada berbagai konsentrasi (6.5, 7.5 dan
12.5%). Pada media Triple Sugar Iron Agar keduanya menunjukkan fermentasi glukosa
dan laktosa. Pada basis di atas bakteri diidentifikasi sebagai Lactobacillus acidophilus.
4. Saccharomyces cerevisiaae var. boulardii
Isolat Saccharomyces cervisiae var boulardii diukur kemampuannya untuk
memfermentasi galaktosa, maltoda, dan rafinosa dan kemamppuan untuk tumbuh dalam
media minimum dengan dekstrosa (50). Fermentasi gula diukur dengan replikasi plat dari
media YEPD ke media galaktosa, maltose, atau rafinosa sebagai sumber karbon, dan
antimycin A untuk mencegah respirasi.
Untuk analisis RFLP, kurang lebih 3 mg DNA selular didigesti dengan 20 U
endonuclease restriksi EcoRI selama 6 jam pada 37°C.Fragmen DNA dipisahkan melalui
0,7% gel agarose dalam dapar TAE (40 mM Tris-asetat, 0,2 mM EDTA [pH 8.3])selama
20 jam dengan 2V/cm dan divisualisasi dengan UV transiluminasi pada 302 nm setelah
pewarnaan EtBr.
Ketika pengenceran Biozim Plus® Sachet diinokulasi pada media Sabuk Dextrose
Agar Sabouraud, ragi seperti jamur diisolasi setelah inkubasi 48 jam. Koloninya pada
medium SDA berwarna krem, halus, kecil dan berbentuk lensa. Ragi seperti jamur
diwarnai dengan warna biru Safarnin dan Lactophenol. Periksa di bawah mikroskop
untuk mempelajari karakteristik morfologi ragi. Selnya berbentuk oval memanjang, selalu
terlihat berkelompok. Sel tunggal dengan kuncup juga diamati. Ragi menunjukkan
pertumbuhan sedikit di 150C namun pertumbuhan maksimum di 280C. Fermentasi
Karbohidrat seperti glukosa, dekstrosa, dan maltosa dan GA laktosa dapat memproduksi
gas. Pada hasil ini ragi seperti jamur diidentifikasi sebagai Saccharomyces boulardii.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.65


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

g. Penentuan Potensi Prebiotik Probiotik


1. Pembuatan inokulum
 Tanam bakteri patogen (E.Coli) pada agar miring, inkubasi selama 24 jam pada
temperatur 37oC.
 Bakteri dari pertumbuhan diatas kemudian diencerkan dalam 5 ml larutan NaCl
fisiologis.
 Siapkan 4 tabung steril, isi masing-masing tabung dengan 9 ml NaCl fisiologis.
 Suspensi bakteri patogen diencerkan dengan cara, ambil 1 ml suspensi pada point
5 dan masukan pada tabung 1, kocok homogen (10x). Ambil 1 ml dari tabung 1
dan masukkan ke dalam tabung 2, kocok homogen (100x). Ambil 1 ml dari tabung
2 dan masukkan ke dalam tabung 3, kocok homogen (1.000x). Dan terakhir ambil
1 ml dari tabung 3 dan masukkan ke dalam tabung 4, kocok homogen (10.000x).
 Dari hasil pengenceran tersebut di atas yang digunakan sebagai inokulum adalah
pengenceran 10.000 x (setara dengan 106 bakteri/ml).
2. Pembuatan lapisan dasar
 Siapkan 6 cawan petri steril dan diisi 10 ml lapisan dasar (medium 2). Usahakan
merata menutupi seluruh permukaan alas cawan petri. Biarkan membeku.
3. Pembuatan lapisan pembenihan
 Siapkan 6 tabung reaksi steril. Isi masing-masing tabung dengan 4 ml lapisan
perbenihan (medium 11) yang telah diencerkan. Setelah suhu mencapai 45-60oC
masukkan 1 ml suspensi bakteri yang setara dengan 106 bakteri/ml.
 Kocok homogen, setelah itu tuangkan pada setiap cawan petri yang sudah berisi
lapisan dasar. Ratakan pada seluruh permukaan cawan petri, biarkan hingga
membeku.
4. Pembuatan larutan stok produk prebiotik probiotik
 Timbang seksama sampel setara dengan 9,5 mg zat aktif (berupa 3 mg
Lctobacillus, 1,5 mg Bifido, dan 5 mg Saccharomyces). Larutkan dalam air suling
secukupnya dan encerkan dengan dapar fosfat pH 7,4 hingga diperoleh kadar 100
μg/ml. Kemudian saring dengan penyaring bakteri.
 Lakukan pengenceran terhadap larutan stok hingga diperoleh 6 konsentrasi yang
berbeda, 30, 25, 20, 15, 10, 5 μg/ml.
5. Cara meneteskan larutan sampel

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.66


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

 Teteskan setiap pengenceran sebanyak 20 μg/ml pada silinder atau cakram kertas
(diameter 6 mm)
 Pada waktu meneteskan pada silinder besi tahan karat jangan kena dinding
silinder
 Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.

h. Pemeriksaan Bakteri Patogen


i. Staphylococcus aureus
1. Secara mikroskopis dengan pewarnaan Gram
Bersifat Gram positif berbentuk kokus bergerombol seperti anggur
2. Bentuk koloni
Membentuk pigmen kuning keemasan
3. Dapat menghemolisis agar darah (hemolisis tipe beta)
4. Uji katalase: Staphylococcus aureus menghasilkan enzim katalase yang dapat
menguraikan hidrogen peroksida (H2O2), menjadi O2 dan H2O.
5. Peragian manitol
Meragi manitol dalam media kaldu nutrisi cair yang mengandung brom-kresol
ungu, warna ungu menjadi kuning.
Pada media manitol salt agar (MSA), warna media MSA berubah manjadi kuning.
ii. Pseudomonas aeruginosa
1. Secara mikroskopis dengan pewarnaan Gram
Bersifat Gram negatif berbentuk batang.
2. Bentuk koloni
Koloni bulat halus membentuk pigmen kehijauan (piosianin) yang larut dalam air
dan berdifusi pada media perbenihan.
Pigmen tumbuh baik pada suhu kamar (28oC).
Dapat menghemolisis agar darah.
Dalam media centrimide, warna media berubah menjadi hijau.
iii. Escherichia coli
1. Secara mikroskopis dengan pewarnaan gram. Bersifat Gram negatif, berbentuk
batang pendek, dapat membentuk rantai
2. Koloni bulat konveks, halus dengan pinggir yang nyata. Beberapa galur E.Coli
dapat menghemolisis agar darah.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.67


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

3. Escherichia coli meragi karbohidrat dengan membentuk gas


4. Reaksi fermentasi (reaksi gula-gula): gerak (+), indol (+), merah metil (+), sitrat (-
), Voges Proskauer (-), glukosa (+/g), laktosa (+/g), manitol (+/g), maltosa (+/g),
sakarosa (-/g).
5. Pada perbenihan Eosin Methylen Blue (EMB) agar, koloni memberikan pigmen
hijau metalik.
6. Pada perbenihan Salmonella Shigella (SS) agar, koloni mukoid dan keruh.
iv. Salmonella typhi
1. Secara mikroskopis dengan pewarnaan Gram, bersifat Gram negatif berbentuk
batang.
2. Tidak meragi laktosa.
3. Pada perbenihan EMB, koloni mukoid, kecil non-metalik, pada perbenihan SS
agar koloni mukoid dan jernih.

i. Kandungan Air
Kandungan air (% kebasahan) dari serbuk kering ditentukan dengan menggunakan alat
moisture analyzer. Sebelum dilakukan pengukuran, alat terlebih dahulu dipanaskan selama 10
menit. Kemudian, sejumlah sampel serbuk kering (100 mg) diambil dan diletakkan diatas
wadah alumunium. Pengukuran dilakukan pada suhu 102 ± 2 oC. Angka yang terbaca pada
alat menunjukkan presentase bobot serbuk kering. Menurut persyaratan yang dibuat oleh
BPOM, persentase kebasahan dari suatu produk harus dibawah 10%.

P6. BAKU PEMBANDING


Baku pembanding yang digunakan, yaitu:
 Lactobacillus acidophillus ATCC 4356
 Bifidobacterium longum ATCC 15707
 Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796
 Fruktooligosakarida (FOS)
 Enzim protease yang digunakan diisolasi dari Bacillus licheniformis

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.5, Hal.68


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

P7. SPESIFIKASI DAN PENGUJIAN KEMASAN


8.1. Spesifikasi
Kemasan primer : Wadah berbentuk sachet yang terbuat dari politetilen kedap udara
yang dilapisi dengan aluminium foil, terlindung dari cahaya pada suhu
≤25°C.
Kemasan sekunder : Dus terbuat dari kertas karton yang dapat dilipat, berisi 10 sachet
campuran probiotik prebiotik dengan protease serbuk kering.

8.2. Pengujian Kemasan


Ketika bahan baku untuk kemasan dari supplier sampai, bahan baku harus segera
diperiksa. Hal ini dilakukan agar menjamin bahwa bahan baku memenuhi spesifikasi dan
syarat. Bahan baku pengemas dapat diterima/dibebaskan atau ditolak. Jika dibebaskan, bahan
baku tersebut dapat diproses kemudian menjadi pengemas produk; namun jika ditolak, bahan
baku tersebut dimusnahkan atau dikembalikan kepada supplier.
Bahan pengemas primer produk Biozim Plus® merupakan sachet dan bahan pengemas
sekundernya adalah kardus/boks dari karton. Pemeriksaannya adalah sebagai berikut.
A. Uji Visual
Uji visual dilakukan terhadap penandaan teks dan spesifikasi desain bahan
pengemas sesuai yang dipersyaratkan. Teks dan desain pada sampel pengemas
primer dan sekunder diperhatikan secara seksama dan dicocokkan sesuai
spesifikasi yang dipersyaratkan. Pada pengemas, harus dijamin bahwa teks seperti
expired date (tanggal kadaluarsa) dan nomor bets tidak luntur dan jelas terbaca.
Selain itu, warna kotak boks karton juga harus sesuai dengan spesifikasi warna
pembungkus yang ditetapkan.
B. Uji Ketebalan
Uji ketebalan dilakukan menggunakan suatu alat penggaris Millitest Mahr yang
telah dikalibrasi.
C. Uji Kekuatan Tinta Cetakan
Uji kekuatan tinta cetakan dilakukan terhadap brosur menggunakan alat Rub Proof
Test Karl Schroder KG.
Selain secara fisik, pemeriksaan juga dilakukan terhadap proses pengisian produk ke
dalam sachet, yaitu uji permeasi wadah untuk menetapkan permeabilitas kelembaban wadah
yang berbahan aluminium berlapis polietilena.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.7, Hal.69


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

P8. STABILITAS
Pengujian stabilitas bertujuan untuk melihat dan mendapatkan bukti kemampuan
produk untuk mempertahankan kualitasnya dalam batas spesifikasi yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan yang dipengaruhi suhu, kelembaban, dan
cahaya, serta untuk menentukan periode uji ulang untuk bahan obat atau masa guna produk
obat dalam kondisi penyimpanan yang dianjurkan. Pengujian stabilitas dapat menjamin
identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian produk.
Uji stabilitas sediaan Biozim Plus® dilakukan secara real-time selama 2 tahun yang
disimpan pada 25oC ± 2oC/60% RH ± 5% RH. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan ke-
0, 3, 6, 9, 12, 18, dan 24, dengan jumLah sampel yang digunakan adalah 3 batch. Sediaan
dinyatakan memenuhi syarat uji kestabilan apabila viabilitas sampel tidak kurang dari 107
CFU/g.

Bag.II, Vol.I, SubBag.B.P.8, Hal.69


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

DAFTAR REFERENSI

Bunešová, V., Vlková, S., Hovorková, P., Musilová, S., Kmet’, V. (2014). Direct
Identification of Bifidobacteria from Probiotic Supplements. Czech J. Food Sci., 32(2),
132–136.
Cullough, M. J. M. C., Clemons, K. V, Cusker, J. H. M. C., & Stevens, D. A. (1998). Species
Identification and Virulence Attributes of Saccharomyces boulardii (nom .inval .).
Journal of Clinical Microbiology, 36(9), 2613–2617.
Dairy Development Department. (2017). Quality Control | Dairy Development. Retrieved 21
September 2017, from http://dairy.maharashtra.gov.in/en/content/Quality_Control
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Erdoúrul, O & Erbülür, F. (2006). Isolation and Characterization of Lactobacillus bulgaricus
and Lactobacillus casei from Various Foods. Turk J Biol, 30, 39–44.
Moreira, J. L. S., Mota, R. M., Horta, M. F., Teixeira, S., Neumann, E., Nicoli, J. R., &
Nunes, Á. C. (2005). Identification to the species level of Lactobacillus isolated in
probiotic prospecting studies of human, animal or food origin by 16S-23S rRNA
restriction profiling. BMC Microbiology, 9, 1–9.
Shah, F., Khan, K. I., Jaffery, K. T., & Medical, R. (2013). Isolation and Freeze Drying of
Certain Probiotic Strains. International Research Journal of Pharmacy, 4(11), 40–45.
Sidira, M., Alex, G., Petros, Y., Athanasios, K., Zoi, P., Constatinos, S., & Yiannis, K.
(2010). Effect of Probiotic-Fermented Milk Administration on Gastrointestinal Survival
of Lactobacillus casei ATCC 393 and Modulation of Intestinal Microbial. Journal of
Molecular Microbiology and Biotechnology.
Sidira, M., Saxami, G., Dimitrellou, D., Santarmaki, V., Galanis, A., & Kourkoutas, Y.
(2013). Monitoring survival of Lactobacillus casei ATCC 393 in probiotic yogurts using
an efficient molecular tool. Journal of Dairy Science, 96(5), 3369–3377.
United States Pharmacopeial Convention. (2009). United States Pharmacopeia. USA: USP
Convention
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

LAMPIRAN
Waktu Persyaratan Viabilitas sampel
Uji Viabilitas (CFU/g)
(bulan) Zat Aktif (CFU/g) Batch No. Batch No. Batch No.
A3I1710000 A3I1710001 A3I1710002
0 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,35 x 109 0,38 x 109 0,36 x 109
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,30 x 109 0,30 x 109 0,31 x 109
Saccharomyces cerevisiae 107 0,60 x 109 0,62 x 109 0,60 x 109
3 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,31 x 109 0,30 x 109 0,28 x 109
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,26 x 109 0,25 x 109 0,24 x 109
Saccharomyces cerevisiae 107 0,54 x 109 0,57 x 109 0,54 x 109
6 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,24 x 109 0,22 x 109 0,19 x 109
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,19 x 109 0,14 x 109 0,16 x 109
Saccharomyces cerevisiae 107 0,50 x 109 0,43 x 109 0,43 x 109
9 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 1,73 x 108 1,83 x 108 1,75 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 1,26 x 108 1,08 x 108 1,11 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 4,81 x 108 3,19 x 108 3,36 x 108
12 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 1,34 x 108 1,47 x 108 1,25 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,81 x 108 0,76 x 108 0,79 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 2,21 x 108 2,28 x 109 2,35 x 108
18 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,84 x 108 0,89 x 108 0,90 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,68 x 108 0,54 x 108 0,65 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 1,52 x 108 1,69 x 108 1,58 x 108
24 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,17 x 108 0,18 x 108 0,18 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,12 x 108 0,14 x 108 0,11 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 0,47 x 108 0,43 x 108 0,45 x 108
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS Lactobacillus acidophilus ATCC 4357


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS Bifidobacterium longum ATCC 15707


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS FRUKTOOLIGOSAKARIDA (FOS)


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS ENZIM PROTEASE


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS SKIM MILK


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS DEKSTROSA


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS CELL CULTURE GRADE WATER


PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS

PT. Pharmaprob – INDONESIA Tanggal Permohonan: 20 September 2017


Jl. Raya Bogor No. 99, Jakarta

SERTIFIKAT ANALISIS BIOZIM-PLUS®


No.12/IX/QC/2017

Komposisi
Nama Produk: Biozim-Plus® Setiap bungkus (2 gram) mengandung:
Bentuk Produk: Serbuk granul Lactobacillus acidophillus
No. Bets: A3I1710000 Bifidobacterium longum
Tgl Produksi: 21 September 2017 Saccharomyces cerevisiae var. Boulardii
Tgl Pemeriksaan: 23 September 2017 Fruktooligosakarida (FOS).
Tgl Kadaluarsa: 21 September 2019 Enzim protease yang digunakan diisolasi
dari Bacillus licheniformis

No. Pengujian Persyaratan Hasil


Granul Putih
1. Pemerian Sesuai
Kekuningan
2. Sudut Reposa 25° - 30° 27,38°
3. Tapped Density ‹ 0,600 0,5359
4. Bulk Density ‹ 0,500 0,3721
5. Laju Alir Good (4 – 10 g/s) 4,2 g/s
Kandungan
a. Lactobacillus acidophillus a. ≥ 1 x 107 a. 0,36 x 109
6. b. Bifidobacterium longum b. ≥ 1 x 107 b. 0,31 x 109
c. Saccharomyces cerevisiae var. c. ≥ 1 x 107 c. 0,63 x 109
Boulardii
7. Uji Patogenik Harus Negatif Negatif
8. Uji Kadar Air ‹ 7% 6,6 %
9. Uji Potensi Probiotik Sesuai Persyaratan Sesuai

Kesimpulan: Sediaan Biozim-Plus® dengan nomor bets A3I1710000 memenuhi persyaratan

Jakarta, 28 September 2017

Manager Pengawasan Mutu Pemeriksa

(Dr. M. Fridho D. H., M. Farm., Apt.) (Clara Jikesya, M. Farm., Apt.)

Anda mungkin juga menyukai