BIOZIM PLUS®
KELOMPOK 9
Komposisi
RAHASIA
: Tiap sachet (2.0 g serbuk) mengandung :
- Dalam 12 mg viable cell 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. Boulardii ATCC MYA-796 0,6x109CFU
- Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
- Enzim protease 50 mg
- Susu Skim 500 mg
- Dekstrosa 936 mg
- Perisa (artifisial vanilla) 2 mg
Jenis dan Besar Kemasan : Dus berisi 10 sachet @ 2.0 g serbuk
Kepada YTH.
Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia
Jl. Percetakan Negara 23
JAKARTA
Kepada
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat
Dengan hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi suplemen
kesehatan kami (terlampir) sebagai berikut :
Hormat kami,
PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia
P. Obat
Drug Product
P1 Deskripsi dan Komposisi II, C.P1, 39
Description and Composition
P2 Pengembangan Farmasetika II, C.P2, 39
Pharmaceutical Development
P3 Proses Produksi II, C.P3, 41
Manufacture
P4 Kontrol terhadap Zat Tambahan II, C.P4, 41
Control of Excipients
P5 Spesifikasi dan Metode Pengujian Obat II, C.P5, 43
Spesification and Evaluation Methode of Drug
P6 Baku Pembanding II, C.P6, 45
Reference Standards or Materials
P7 Sistem Kemasan II, C.P7, 45
Container Closure System
P8 Stabilitas II, C.P8, 47
Stability
P9 Bukti Ekivalensi -
Product Interchangeability, Equivalence
Evidence
DOKUMEN RAHASIA
Confidential FORMULIR REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
No Pendaftaran APPLICATION FORM FOR DRUG AND BIOLOGICAL PRODUCT
Application Number
Alamat Pendaftar
Jalan Raya Bogor KM 10, Jakarta Timur
Applicant’s Address
Nama Produsen*
PT. Pharmaprob Jakarta – Indonesia
Manufacturer’s Name*
Alamat Produsen
Jalan Raya Bogor KM 10, Jakarta Timur
Produsen’s Address
B. URAIAN PRODUK
Details Of Product
Nama Obat
BIOZIM PLUS®
Product Name
Kelas Terapi
Therapetic Class
Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.10
Indikasi Suplemen untuk membantu memelihara kesehatan sistem pencernaan
Indication
Pemerian
Product Description Serbuk putih kekuningan dengan rasa manis
Status Produksi Lokal Impor
√
Production Status Local Import
Lisensi Kontrak
Underlicense Contract manufacturing
C. FORMULA
Formulation Details
1. Zat Aktif
Drug Subtances
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama
generis INN
Note : Attach additional pages as required. Name of Drug substance/s should be written
according to INN names
Satuan Dosis
Unit Dose : Tiap 2.0 g
CAS NO. Nama Jumlah Satuan
CAS NO. Name Quantity Unit
2. Zat Tambahan
Excipients
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama generis INN
Note : Attach additional pages as required.
Name of Drug substance/s should be written according to INN names
CAS NO. Nama Jumlah Satuan Fungsi
CAS NO. Name Quantity Unit Type
Susu skim 500 mg Melindungi bakteri selama
pembekuan
Dekstrosa 936 mg Pemanis
Perisa (artifisial vanilla) 2 mg Perisa
D. DOKUMEN TEKNIS
TECHNICAL DOCUMENT
Jumlah Jumlah Halaman Jumlah salinan
Volume Number of pages Number of copies
Number of
No Batch : A3I1710000
F. INFORMASI HPR
G. INFORMASI HARGA
HNA Rp 7.200
HET Rp 8.000
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam
dokumen registrasi untuk pemasaran atau perbaikan berkala dari :
I the undersigned certify that all the information in the accompanying documentation
concerning an application for a marketing authorization for or periodic review of:
Nama Obat
Product name : BIOZIM PLUS®
Bentuk Sediaan
Dosage form : Serbuk oral
Pendaftar
Applicant company : PT. Pharmaprob Jakarta - Indonesia
adalah terkini dan benar. Saya juga menyatakan bahwa saya mempunyai penjelasan dan
saya menjamin kebenarannya.
Is correct and true, and reflects the total current information available. I further certify
that I have exemined the following statement and I attest to their accuracy.
2. Formula tiap bentuk sediaan sama dengan formula indukBag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.13
dan catatan bets.
The formulation per dosage form correlates with the master formula and with the
batch manufacturing record form.
3. Prosedur pembuatan benar-benar sesuai dengan formula induk dan catatan bets.
The manufacturing procedure is exactly as specified in the master formula and batch
manufacturing record form.
4. Seluruh bets zat aktif dan zat tambahan diperoleh dari sumber yang terdaftar.
All batch of active pharmaceutical ingredient(s) and excipient(s) are obtained from the
source (s) specified in the accompanying documentation
5. Tiap bets zat aktif dan zat tambahan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan
mengikuti semua spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of drug substance(s) and excipient(s) is tested or certified againts the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for the manufacturing purposes.
6. Tiap bets kemasan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of the container/closure system is tested or certified against the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for manufacturing purposes.
7. Tiap bets obat juga diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui dan dipasarkan.
Each batch of the finished product is tested or certified (in an accompanying
certificate of analysis for that batch) against the specifications in the accompanying
documentation and complies fully with those specifications before it is released for
manufacturing purposes
8. Personal yang menyetujui obat yang akan dipasarkan adalah yang berkompeten sesuai
dengan pedoman CPOB.
The person releasing the product for sale is an authorized person as defined by
national guidelines concerning good manufacturing practice.
9. Prosedur pembuatan formula untuk pengawasan obat harus tervalidasi. Metoda analisa
tervalidasi akurasi, presisi, spesifitas dan linieritas sesuai pedoman CPOB.
The procedures for control of the finished product have been validated for this
formulation. The assay method has been validated for accuracy, precision, specificity
and linearity in compliance with national guidelines.
10. Pemegang ijin edar memiliki prosedur tetap untuk penanganan penarikan kembali
obat.
The market authorization holder has a standard operating procedure for handling
batch recalls of its products.
Nama
Name (print or type) : Dr. Agnes Cindy, M. Farm., Apt Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.14
Jabatan
Position in company : QC Manager
Nomor telepon
Telephone number : 021-7847754
Fax number : 021-7678039
Alamat email
E-mail address : agnes.cindy@pharmaprob.co.id
Tanda Tangan
Signature :
Tanggal
Date : 22 September 2017
Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.
Sertifikat & Dok Adm
Certificate & other Adm Docs
Sertifikat dan Dokumen Administratif yang Diserahkan
Submitted Certification and Other Administration Documents
Membaca:
1. Surat permohonan perusahaan No. PO/DIR/I/15/2013 Tanggal 7 Maret 2017 hal
Permohonan Izin Industri Farmasi dengan kelengkapan dokumen per tanggal 7
Maret 2017
2. Rekomendasi dari Badan POM Nomor 1710/AUDIT/CPOB/2015 Tanggal 8
April 2017 hasil Audit Pemenuhan Persyaratan CPOB
3. Rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor
5986/DINKES/IZIN/2009 Tanggal 9 Mei 2017 hal Pemenuhan Persyaratan
Administratif
Mengingat:
1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 Tahun 1949);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4975).
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana mestinya
apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : Jakarta
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia (Badan POM RI) No. HK. 00.05.3.0027 tanggal 2 Januari tahun 2007 tentang
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, dan No. HK.03.1.23.09.10.9030
tanggal 22 September 2010 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tahun 2006 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik tahun 2006, Kepala Badan POM RI dengan ini memberikan:
By virtue of the Decree of the Head of The National Agency for Drug and Food Control
of the Republic of Indonesia (NADFC) No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 on
the implementation of Good Manufacturing Practice, and No. HK.03.1.23.09.10.9030
dated September 22, 2010 on the Changes of the Decree of the Head of the National
Agency for Drug and Food Control No. HK.00.05.3.0027 year 2006 on the
Implementation of Good Manufacturing Practice year 2006, hereby the Head of NADFC
confers:
SERTIFIKAT
A Certificate
on
Certificate number
To
Date of License
Dosage Form
activity
Valid Until
Sertifikat ini akan dibatalkan apabila terjadi perubahan yang mengakibatkan tidak
dipenuhi persyaratan Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tanggal 2
Januari tahun 2007 dan No. HK.03.1.23.09.10.9030 tanggal 22 September 2010.
Should any change occurs resulting in incompliance with of Good Manufacturing
Practice in pursuance of the Decree of the Head of the National Agency of Drug and
Food Control Republic of Indonesia No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 and No.
HK.03.1.23.09.10.9030 dated September 22, 2010, this certificate shall be revoked.
REPUBLIK INDONESIA
1.1 Brosur
1.2 Ringkasan Karakteristik Obat
BIOZIM PLUS®
Campuran Probiotik dan Prebiotik dengan Enzim Protease
PT. Pharmaprob Jakarta-Indonesia
Dosis dan Pemberian Sehari satu sampai dua kali 1 sachet, atau sesuai anjuran
dokter. Dapat dikonsumsi langsung atau dicampur air
Perhatian & Peringatan Jauhkan dari jangkauan anak. Penggunaan probiotik atas
anjuran dan pengawasan dari dokter. Wanita hamil dan
menyusui sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter sebelum mengkonsumsi probiotik.
Kemasan
Dus berisi 10 sachet @ 2 g serbuk
No reg :-
No batch : A3I1710000
Mfg. date : 15 Sep 2017
Exp. date : 15 Sep 2019
HET : Rp 8000
DOKUMEN MUTU :
S Zat Aktif
S.1 Informasi Umum
1.1 Tata Nama
1.2 Rumus Kimia
1.3 Sifat-sifat umum
S.2 Proses Produksi Dan Sumber Zat Aktif
2.1 Produsen
2.2 Uraian dan Kontrol Proses Pembuatan
2.3 Kontrol terhadap Bahan
2.4 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Senyawa Antara
2.5 Validasi Proses dan/atau Evaluasi
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan
S.3 Karakterisasi
3.1 Elusidasi dari Struktur dan Karakteristik Lain
3.2 Bahan Pengotor
S.4 Spesifikasi Dan Metode Pengujian Zat Aktif
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Validasi Prosedur Analisis
4.4 Analisis Bets
4.5 Alasan Pemilihan Spesifikasi
S.5 Baku Pembanding
S.6 Spesifikasi Dan Pengujian Kemasan
S.7 Stabilitas
P. OBAT
P.1 Pemerian Dan Formula
1.1 Deskripsi
1.2 Komposisi
P.2 Pengembangan Produk
2.1 Informasi Studi Pengembangan
2.2 Komponen Obat
2.3 Obat
2.4 Pengembangan Proses Pembuatan
2.5 Sistem Kemasan
2.6 Atribut Mikrobiologi
2.7 Kompatibilitas
P.3 Proses Produksi
3.1 Formula Bets
3.2 Proses Produksi dan Pengawasan Proses
3.3 Kontrol Terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara
3.4 Validasi dan/atau Laporan
P.4 Kontrol terhadap Zat Tambahan
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Zat Tambahan yang Bersumber dari Hewan dan/atau Manusia
Dokumen Mutu
Body of Data
Dokumen Mutu
S Zat Aktif
e. Enzim Protease
Enzim protease, disebut juga peptidase atau proteinase, adalah enzim
golongan hidrolase yang akan memecah protein menjadi molekul yang lebih
sederhana, seperti menjadi oligopeptida pendek atau asam amino, dengan reaksi
hidrolisis pada ikatan peptida. Protease muncul di semua organisme, dari eukariot
hingga virus. Umumnya, protease didapatkan dari bakteri genus Bacillus,
Pseudomonas, dan Aspergillus. Di industri, protease banyak digunakan sebagai
deterjen, bahan baking, mengontrol pembekuan darah, atau degradasi tertarget protein
patogen. Penggunaan ini tergantung kepada pH optimal protease, sebab ada protease
yang aktif pada pH asam, netral, dan basa.
b. Bifidobacterium longum
Bifidobacterium longum adalah bakteri gram positif, bersifat mikroaerotoleran
anaerob, berwarna putih dan glossy, mampu bertahan dari asam lambung dan empedu
sehingga mampu berkoloni di saluran pencernaan. B. longum memproduksi asam laktat
untuk mencegah organisme patogen. Bakteri ini dikenal sebagai mikroba pertama yang
berkoloni di saluran pencernaan bayi. B. longum dapat mencegah diare, infeksi patogen,
dan kanker kolon; menjaga berat badan; menjaga kesehatan tulang; menurunkan kadar
kolesterol tubuh; meningkatkan imunitas. Karena sifat-sifatnya ini, B. longum sering
ditambahkan ke produk makanan
c. Sacharomyces cerevisiae var. boulardii
Saccharomyces boulardii adalah ragi alami yang diekstraksi dan buah leci dan
mangga. Bakteri ini bersifat keras, tahan terhadap asam dan suhu, tidak terpengaruh oleh
agen antibakteri, stabil, dan cepat beradaptasi. S. boulardii banyak digunakan sebagai
probiotik yang menguntungkan di usus kecil dan usus besar. S. boulardii dapat
melindungi tubuh dari mikroorganisme patogen, mencegah infeksi, mengobati iritasi
pencernaan, mencegah diare (oleh patogen ataupun nonpatogen), mendegradasi toksin
dari C. difficile, dan meningkatkan respon imun.
d. Fruktooligosakarida
Fruktooligosakarida berupa serbuk putih yang mudah larut dalam air.
Fruktooligosakarida merupakan prebiotik yang berguna bagi bakteri usus.
Fruktooligosakardia mampu meningkatkan kemampuan adaptasi bakteri, mengurangi
metabolit toksik, mencegah diare, meningkatkan absorpsi mineral (seperti besi dan
kalsium), mencegah konstipasi, mengurangi tekanan darah dan konsentrasi kolesterol,
meningkatkan produksi vitamin dan asam folat
e. Enzim Protease
Enzim protease yang digunakan berupa serbuk kekuningan yang mudah larut dalam
air. Protease mampu memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti
menjadi oligopeptida pendek atau asam amino, dengan reaksi hidrolisis pada ikatan
peptida.
Media kultur, yaitu agar MRS dan SDA merupakan media kultur padat yang telah
sesuai untuk bakteri yang digunakan. Media tidak boleh menyebabkan sensititisasi pada
manusia, sehingga harus bebas dari substansi tersebut.
Bifidobacterium longum, dan Saccharomyces boulardii sebagai zat aktif telah siap untuk
dicampurkan dan diproses.
S3. KARAKTERISASI/SPESIFIKASI
-
Pada media Triple Sugar Irion Agar keduanya menunjukkan fermentasi glukosa dan
laktosa. Pada basis bakteri tersebut diidentifikasikan sebagai Bifidumbacterium longum.
3. Identifikasi Lactobacillus acidophillus
Pellet berisi bakteri dilarutkan ke dalam medium hingga tercampur. Gunakan
beberapa tetes dari suspensi tersebut untuk menginokulasi bakteri pada suhu 37°C
selama 24 hingga 48 jam. Kemudian DNA Kromosom di isolasi dalam 10 mL Kaldu
MRS. Sel dicuci dengan 10 mL air deionisasi. Pelet kemudian diresuspensikan dalam 1
mL LiCl 5 M dan diinkubasi 1 jam dalam pengocokan terus menerus. Sel dicuci sekali
lagi dengan 1 mL air deionisasi dan di resuspensikan dalam protoplasting buffer (25 mM
sucrose,50 mM Tris HCl pH 8.0, 10 mM EDTA, 10 mg of lysozyme ml-1, 100 μg of
RNaseA ml-1) Setelah inkubasi selama 1 jam dalam suhu 37C, pelet diresuspensikan
dalam protoplasting buffer tanpa sukrosa dan lisozim, dan 100 mcL 10% SDS.
Campuran di ekstraksi dengan fenol-kloroform-isoamil alkohol (25:24:1) dan kloroform-
isoamil alkohol (24:1). setelah itu dilarutkan dengan 100 μL buffer TE.
Primer yang digunakan adala primer 16-1A 5'-GAATCGCTAGTAATCG-3’dan
primer 23-1B 5'-GGGTTCCCCCATTCGGA-3'. 30 μL larutan mengandung 10pmol
setiap primer, 0,2 mM DNtP, dapar reaksi dengan 1,5 mM MgCl2, 5 U Taq polymerase
dan 10 ng template DNA. Lalu diamplifikasi 94°C selama 2 menit, 35 siklus dalam 94°C
selama 30 s, 55°C selama 1 menit, 72°C selama 1 min, dan 72°C selama 10 min.
Elektroforesis dilakukan pada 1.4% agarose gel dan dilihat dengan transiluminasi UV
dengan EtBr. Hasil kemudian di digesti dengan 11 enzim berbeda. Selanjutnya
disekuensing untuk memastikan.
Bakteri diisolasi setelah masa inkubasi 24 jam. Koloninya berwarna pucat sampai
putih pucat. Koloni menjadi kasar setelah 48 jam inkubasi dan filamen memutar terlihat.
Ketika diinkubasi selama 72 jam, terdapat massa di bagian tengah koloni yang bisa
terlihat jelas. Tidak ada formasi pigmen yang diamati. Bakteri bersifat gram positif,
berbentuk batang yang memiliki ujung bulat terjadi secara tunggal, berpasangan, atau
rantai yang pendek. Memiliki diameter rata-rata 1,05 μm. Bakteri tidak bergerak.
Pertumbuhan terjadi baik dalam kondisi aerob dan anaerob namun pertumbuhan
berlimpah terjadi pada kondisi anaerob. Pertumbuhan tidak terjadi pada 150C dan 250C.
Tapi pertumbuhan diamati pada suhu 350C. Bakteri tidak menunjukkan pertumbuhan di
atas 450C. Pada basis di atas bakteri diidentifikasi sebagai Lactobacillus acidophilus.
4. Identifikasi Saccharomyces cerevisiaae var. boulardii
masing cawan, baik koloni yang ada di permukaan agar maupun yang ada di dalam agar.
Dari data yang didapat, hitung konsentrasi bakteri pada sampel asli. Untuk alasan
statistik, gunakan hanya cawan yang mempunyai kisaran 30-300 koloni. Setiap unit
koloni mewakili turunan dari suatu sel tunggal. Oleh karena itu, jumlah sel-sel bakteri
dalam sampel asli ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dalam cawan dengan
faktor pengenceran
6. Fruktooligosakarida (FOS)
FOS diidentifikasi menggunakan instrumentasi HPLC. Kolom yang digunakan
adalah Shim-Pack SCR-101C yang merupakan kolom penukar ligan. Temperatur kolom
dijaga pada suhu 80OC dan detektor yang digunakan adalah detektor indeks refraktif
RID-10A. Fase gerak yang digunakan adalah aqua bidest dengan menggunakan laju alir
1mL/menit. Sampel diinjeksikan ke dalam HPLC sebanyak 20 μL. Sebelum diinjeksikan
ke dalam HPLC, sampel disaring dengan kertas saring, kemudian filtratnya
dideionisasikan dengan resin penukar ion. Konsentrasi FOS dapat ditentukan
berdasarkan luas area puncak FOS pada kromatogram HPLC. Sukrosa dan oligomer
dapat terelusi berdasarkan derajat polimerisasinya. Glukosa dan fruktosa adalah
komponen terakhir yang terelusi sedangkan pentasakarida akan memiliki waktu retensi
yang lebih pendek.
7. Enzim Protease
Penentuan aktivitas enzim protease yang diperoleh dilakukan menurut cara Bergmeyer.
Prosedur :
1. Sebanyak 1 mL larutan 2% kasein dicampur dengan 1 mL buffer borat (0,01 M pH
8,0), 0,20 ml HCl 0,05 M dan 0,20 mL ekstrak enzim protease yang akan ditetapkan
aktivitasnya
2. Iinkubasi pada suhu 37°C selama 10 menit
3. Tambah 2 mL asam trikhloroasetat 0,1 M, dibiarkan pada suhu 37°C selama 10
menit, kemudian disentrifugasi.
4. Bagian filtrat 1,5 mL dicampur dengan 5 mL dinatrium karbonat 0,5 M dan 1 ml
pereaksi Folin Ciocalteu's
5. Biarkan 20 menit pada suhu 37°C, lalu dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 578 nm.
6. Untuk penetapan blanko, larutan enzim diganti dengan air suling dan untuk
penetapan standar, larutan enzim diganti dengan standar tirosin (5 mmol/mL).
7. Aktivitas protease dihitung dalam satuan U (unit) per mL ekstrak enzim.
S7. STABILITAS
1.2 Komposisi
Formula tiap 2 gram serbuk dalam sachet mengandung:
Dalam 12 mg viable cell (sel hidup) 1,25 x 109 CFU mengandung :
Lactobacillus acidophillus ATCC 4536 0,35 x 109 CFU
Bifidobacterium longum ATCC 15707 0,30 x 109 CFU
Saccharomyces cerevisiae var. boulardii ATCC MYA-796 0,60 x 109 CFU
Fruktooligosakarida (FOS) 500 mg
Enzim protease 50 mg
Susu skim 500 mg
Dekstrosa 936 mg
Perisa (artifisial vanilla) 2 mg
2.7 Kompatibilitas
-
dimana,
No : log CFU sebelum proses freeze dry
N : log CFU setelah proses freeze dry
6. Enzim protease ditambahkan 25 mL air dan 125 mL nitrogen cair, lalu dilakukan freeze
drying dengan nitrogen cair melalui alat freeze drier suhu -195,8oC selama 20 jam dengan
tekanan 0,040 Pa.
7. Serbuk kering campuran probiotik-prebiotik dicampurkan dengan serbuk enzim protease,
kemudian ditambahkan dengan dekstrosa dan perisa artifisial vanila.
8. Serbuk akhir yang diperoleh dikemas dalam kantung politetilen kedap udara yang dilapisi
dengan aluminium foil, lalu disimpan dalam suhu ≤25°C.
4.1.3 Dekstrosa
Definisi : Suatu gula yang diperoleh dari hidrolisis pati, mengandung satu molekul air
hidrat atau anhidrat.
Pemerian : Hablur tidak bewarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau;
rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam
etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.
b. Uji Klorida
Pada 20 mL zat uji dalam tabung pembanding warna tambahkan 5 tetes asam nitrat P dan
1 mL perak nitrat LP, dan campur perlahan: terjadi kekeruhan dalam waktu 10 menit yang
tidak lebih keruh dari 20 mL Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera pada Pereaksi
dalam Wadah yang mengandung 10 μg Cl (0,5 bpj), diamati dengan arah tegak lurus tabung
dengan dasar gelap dengan cahaya yang masuk dari samping.
c. Uji Sulfat
Pada 100 mL tambahkan 1 mL barium klorida LP: tidak terjadi kekeruhan.
d. Uji Amonia
Lakukan penetapan kadar sebagai berikut: dalam wadah dengan volume kurang dari 50
mL, encerkan 50 mL dengan 50 mL Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera pada
Pereaksi dalam Wadah 1271 dan gunakan larutan ini sebagai larutan uji. Untuk volume 50
mL atau lebih gunakan 100 mL Air Steril untuk Injeksi sebagai larutan uji. Pada 100 mL
larutan uji tambahkan 2 mL kalium raksa (II) Iodida alkalis LP: segera terjadi warna kuning
yang tidak lebih gelap dari Air dengan Kemurnian tinggi yang ditambah dengan 30 μg NH3
(0,6 bpj untuk Air Steril untuk Injeksi dalam wadah dengan volume kurang dari 50 mL; 0,3
bpj untuk wadah dengan volume 50 mL atau lebih).
f. Uji Karbondioksida
Pada 25 mL air tambahkan 25 mL kalsium hidroksida LP: campuran tetap jernih.
g. Logam Berat
Pada 40 mL air murni atau pH antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N
(gunakan kertas indikator dengan rentang pH pendek), tambahkan 10 mL hidrogen sulfida LP
yang dibuat segar, dan didiamkan selama 10 menit; jika diamati dengan arah tegak lurus
dengan dasar putih, warna cairan tidak lebih tua dari warna campuran 50 mL air murni
dengan asam asetat 1 N dalam jumLah yang sama.
4.2.3 Desktrosa
a. Identifikasi
Tambahkan beberapa tetes larutan 1:20 dalam 5 mL tembaga (II) tartrat alkali LP panas
terbentuk endapan merah tembaga oksida. Sejumlah glukosa dianalisis sepektrum
inframerahnya dengan KBr dan dibandingkan dengan dekstrosa BPFI.
b. Rotasi Jenis
Hasil pengujian diantara +52.6% dan +53,2% dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang mengandung 10 gram zat dan 0,2 mL ammonium
hidroksida 6N per 100 mL.
c. Keasaman
Larutkan 5,0 mg dalam 50 mL air air bebas karbon dioksida P, tambahkan fenolftalein
LP, dititrasi dengan NaOH 0,020 N LV hingga merah muda. Tidak lebih dari 0,30 mL untuk
netralisasi.
d. Kandungan Air
Menggunakan metode III Farmakope Indonesia Edisi V. Antara 7,5% - 9,5% untuk
bentuk hidrat dan tidak lebih dari 0,5% untuk anhidrat. Pengeringan dilakukan pada suhu
105°C selama 16 jam.
e. Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 0,1%.
f. Batas Klorida
Tidak lebih dari 0,018%; lakukan penetapan menggunakan 2,0 gram dan bandingkan
dengan kekeruhan 0,5 mL asam klorida 0,02 N.
g. Batas Sulfat
Tidak lebih dari 0,025%; lakukan penetapan menggunakan 2,0 gr dan bandingkan dengan
kekeruhan 0,5 mL Asam Sulfat 0,020 N.
h. Batas Arsen
Menggunakan metode I Farmakope Indonesia Edisi V. Tidak lebih dari 1 bpj.
i. Logam Berat
Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 4,0 gr dalam air hingga 25
ml.
j. Dekstrin
Refluks 1 gram serbuk halus dengan 20 ml etanol P, hasilnya yaitu larut semua.
k. Pati Larut Sulfit
Larutkan 1 gram dalam 10 ml air, tambahkan 1 tetes iodium LP, hasilnya yaitu larutan
berwarna kuning.
c. Bulk Density
1. Timbang 50 mg serbuk sampel
2. Masukkan serbuk kedalam tabung yang memiliki ukuran volume pada alat
3. Catat volume serbuk.
d. Tapped Density
1. Timbang 50 mg serbuk sampel.
2. Masukkan serbuk kedalam tabung yang memiliki ukuran volume pada alat.
3. Jalankan alat Tapped hingga tercapai 200 ketukan per menit.
4. Catat volume serbuk pada tabung.
e. Laju Alir
1. Timbang 50 mg serbuk produk.
2. Alirkan serbuk kedalam flow meter.
3. Hitung lama waktu serbuk mulai dari serbuk mulai jatuh hingga tidak ada lagi yang
tersisa.
4. Hitung kemampuan laju alir dengan membagi massa serbuk dengan lama waktu jatuh.
5. Lakukan pengujian tiga kali dan hitung rata-rata.
Kriteria: Menurut The Science of Dosage Forms, M. E.Aulton
Laju alir (g/s) Sifat aliran
>10 Sangat mudah mengalir
4-10 Mudah mengalir
1,6-4 Kohesif
<1,6 Sangat kohesif
tumbuh hanya dalam kondisi anaerob. Tidak ada pertumbuhan yang diamati pada kondisi
aerob. Studi biokimia menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mencairkan agar-agar
dan menggunakan sitrat sebagai sumber karbon, namun urea tidak digunakan. Tes metil
merah positif. Tes Voges - Proskauer positif. Bakteri tersebut mengfermentasi semua
karbohidrat kecuali rhamnose, ribose dan pati tanpa produksi gas. Susu digumpalkan. Uji
arginin negatif. Tidak menunjukkan pertumbuhan kaldu natrium klorida pada berbagai
konsentrasi (6,5, 7,5 dan 12,5%). Pada media Triple Sugar Irion Agar keduanya
menunjukkan fermentasi glukosa dan laktosa. Pada basis bakteri tersebut
diidentifikasikan sebagai Bifidumbacterium longum.
3. Lactobacillus acidophillus
Bakteri diisolasi dari probiotik, kemudian disimpan dalam suhu -80oC dalam Kaldu
MRS dan 30% gliserol, kultur dikembangkan secara anaerobik di medium MRS.
Kemudian DNA Kromosom di isolasi dalam 10 mL Kaldu MRS. Sel dicuci dengan 10
mL air deionisasi. Pelet kemudian diresuspensikan dalam 1 mL LiCl 5 M dan diinkubasi
1 jam dalam pengocokan terus menerus. Sel dicuci sekali lagi dengan 1 mL air deionisasi
dan di resuspensikan dalam protoplasting buffer (25 mM sucrose,50 mM Tris HCl pH
8.0, 10 mM EDTA, 10 mg of lysozyme ml-1, 100 μg of RNaseA ml-1) Setelah inkubasi
selama 1 jam dalam suhu 37C, pelet diresuspensikan dalam protoplasting buffer tanpa
sukrosa dan lisozim, dan 100 mcL 10% SDS. Campuran di ekstraksi dengan fenol-
kloroform-isoamil alkohol (25:24:1) dan kloroform-isoamil alkohol (24:1). setelah itu
dilarutkan dengan 100 μL buffer TE.
Primer yang digunakan adala primer 16-1A 5'-GAATCGCTAGTAATCG-3’dan
primer 23-1B 5'-GGGTTCCCCCATTCGGA-3'. 30 μL larutan mengandung 10pmol
setiap primer, 0,2 mM DNtP, dapar reaksi dengan 1,5 mM MgCl2, 5 U Taq polymerase
dan 10 ng template DNA. Lalu diamplifikasi dengan kondisi predenaturasi 94°C selama 2
menit; 35 siklus untuk denaturasi dalam 94°C selama 30 detik, annealing 55°C selama 1
menit, extension 72°C selama 1 menit; dan post extension 72°C selama 10 menit.
Elektroforesis dilakukan pada 1.4% agarose gel dan dilihat dengan transiluminasi UV
dengan EtBr. Hasil kemudian di digesti dengan 11 enzim berbeda. Selanjutnya
disekuensing untuk memastikan.
Serbuk probiotik diinokulasi pada media agar-agar nutrisi (MRS), bakteri diisolasi
setelah masa inkubasi 24 jam. Koloninya berwarna pucat sampai putih pucat. Koloni
menjadi kasar setelah 48 jam inkubasi dan filamen memutar terlihat. Ketika diinkubasi
selama 72 jam, terdapat massa di bagian tengah koloni yang bisa terlihat jelas. Tidak ada
formasi pigmen yang diamati. Bakteri bersifat gram positif, berbentuk batang yang
memiliki ujung bulat terjadi secara tunggal, berpasangan, atau rantai yang pendek.
Memiliki diameter rata-rata 1,05 μm. Bakteri tidak bergerak. Pertumbuhan terjadi baik
dalam kondisi aerob dan anaerob namun pertumbuhan berlimpah terjadi pada kondisi
anaerob. Pertumbuhan tidak terjadi pada 15oC dan 25oC. Tapi pertumbuhan diamati pada
suhu 35oC. Bakteri tidak menunjukkan pertumbuhan di atas 45oC. Bakteri tidak
membentuk spora. Studi biokimia dari bakteri menunjukkan tidak ada pencairan gelatin,
sitrat digunakan sebagai sumber karbon, sementara urea tidak terpengaruh. Uji merah
metil positif. Tes Voges-Proskauer positif. Bakteri memfermentasi semua karbohidrat
kecuali rhamnosa, ribosa dan pati tanpa produksi gas. Susu digumpalkan. Tidak
menunjukkan pertumbuhan kaldu natrium klorida pada berbagai konsentrasi (6.5, 7.5 dan
12.5%). Pada media Triple Sugar Iron Agar keduanya menunjukkan fermentasi glukosa
dan laktosa. Pada basis di atas bakteri diidentifikasi sebagai Lactobacillus acidophilus.
4. Saccharomyces cerevisiaae var. boulardii
Isolat Saccharomyces cervisiae var boulardii diukur kemampuannya untuk
memfermentasi galaktosa, maltoda, dan rafinosa dan kemamppuan untuk tumbuh dalam
media minimum dengan dekstrosa (50). Fermentasi gula diukur dengan replikasi plat dari
media YEPD ke media galaktosa, maltose, atau rafinosa sebagai sumber karbon, dan
antimycin A untuk mencegah respirasi.
Untuk analisis RFLP, kurang lebih 3 mg DNA selular didigesti dengan 20 U
endonuclease restriksi EcoRI selama 6 jam pada 37°C.Fragmen DNA dipisahkan melalui
0,7% gel agarose dalam dapar TAE (40 mM Tris-asetat, 0,2 mM EDTA [pH 8.3])selama
20 jam dengan 2V/cm dan divisualisasi dengan UV transiluminasi pada 302 nm setelah
pewarnaan EtBr.
Ketika pengenceran Biozim Plus® Sachet diinokulasi pada media Sabuk Dextrose
Agar Sabouraud, ragi seperti jamur diisolasi setelah inkubasi 48 jam. Koloninya pada
medium SDA berwarna krem, halus, kecil dan berbentuk lensa. Ragi seperti jamur
diwarnai dengan warna biru Safarnin dan Lactophenol. Periksa di bawah mikroskop
untuk mempelajari karakteristik morfologi ragi. Selnya berbentuk oval memanjang, selalu
terlihat berkelompok. Sel tunggal dengan kuncup juga diamati. Ragi menunjukkan
pertumbuhan sedikit di 150C namun pertumbuhan maksimum di 280C. Fermentasi
Karbohidrat seperti glukosa, dekstrosa, dan maltosa dan GA laktosa dapat memproduksi
gas. Pada hasil ini ragi seperti jamur diidentifikasi sebagai Saccharomyces boulardii.
Teteskan setiap pengenceran sebanyak 20 μg/ml pada silinder atau cakram kertas
(diameter 6 mm)
Pada waktu meneteskan pada silinder besi tahan karat jangan kena dinding
silinder
Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
i. Kandungan Air
Kandungan air (% kebasahan) dari serbuk kering ditentukan dengan menggunakan alat
moisture analyzer. Sebelum dilakukan pengukuran, alat terlebih dahulu dipanaskan selama 10
menit. Kemudian, sejumlah sampel serbuk kering (100 mg) diambil dan diletakkan diatas
wadah alumunium. Pengukuran dilakukan pada suhu 102 ± 2 oC. Angka yang terbaca pada
alat menunjukkan presentase bobot serbuk kering. Menurut persyaratan yang dibuat oleh
BPOM, persentase kebasahan dari suatu produk harus dibawah 10%.
P8. STABILITAS
Pengujian stabilitas bertujuan untuk melihat dan mendapatkan bukti kemampuan
produk untuk mempertahankan kualitasnya dalam batas spesifikasi yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan yang dipengaruhi suhu, kelembaban, dan
cahaya, serta untuk menentukan periode uji ulang untuk bahan obat atau masa guna produk
obat dalam kondisi penyimpanan yang dianjurkan. Pengujian stabilitas dapat menjamin
identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian produk.
Uji stabilitas sediaan Biozim Plus® dilakukan secara real-time selama 2 tahun yang
disimpan pada 25oC ± 2oC/60% RH ± 5% RH. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan ke-
0, 3, 6, 9, 12, 18, dan 24, dengan jumLah sampel yang digunakan adalah 3 batch. Sediaan
dinyatakan memenuhi syarat uji kestabilan apabila viabilitas sampel tidak kurang dari 107
CFU/g.
DAFTAR REFERENSI
Bunešová, V., Vlková, S., Hovorková, P., Musilová, S., Kmet’, V. (2014). Direct
Identification of Bifidobacteria from Probiotic Supplements. Czech J. Food Sci., 32(2),
132–136.
Cullough, M. J. M. C., Clemons, K. V, Cusker, J. H. M. C., & Stevens, D. A. (1998). Species
Identification and Virulence Attributes of Saccharomyces boulardii (nom .inval .).
Journal of Clinical Microbiology, 36(9), 2613–2617.
Dairy Development Department. (2017). Quality Control | Dairy Development. Retrieved 21
September 2017, from http://dairy.maharashtra.gov.in/en/content/Quality_Control
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Erdoúrul, O & Erbülür, F. (2006). Isolation and Characterization of Lactobacillus bulgaricus
and Lactobacillus casei from Various Foods. Turk J Biol, 30, 39–44.
Moreira, J. L. S., Mota, R. M., Horta, M. F., Teixeira, S., Neumann, E., Nicoli, J. R., &
Nunes, Á. C. (2005). Identification to the species level of Lactobacillus isolated in
probiotic prospecting studies of human, animal or food origin by 16S-23S rRNA
restriction profiling. BMC Microbiology, 9, 1–9.
Shah, F., Khan, K. I., Jaffery, K. T., & Medical, R. (2013). Isolation and Freeze Drying of
Certain Probiotic Strains. International Research Journal of Pharmacy, 4(11), 40–45.
Sidira, M., Alex, G., Petros, Y., Athanasios, K., Zoi, P., Constatinos, S., & Yiannis, K.
(2010). Effect of Probiotic-Fermented Milk Administration on Gastrointestinal Survival
of Lactobacillus casei ATCC 393 and Modulation of Intestinal Microbial. Journal of
Molecular Microbiology and Biotechnology.
Sidira, M., Saxami, G., Dimitrellou, D., Santarmaki, V., Galanis, A., & Kourkoutas, Y.
(2013). Monitoring survival of Lactobacillus casei ATCC 393 in probiotic yogurts using
an efficient molecular tool. Journal of Dairy Science, 96(5), 3369–3377.
United States Pharmacopeial Convention. (2009). United States Pharmacopeia. USA: USP
Convention
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
LAMPIRAN
Waktu Persyaratan Viabilitas sampel
Uji Viabilitas (CFU/g)
(bulan) Zat Aktif (CFU/g) Batch No. Batch No. Batch No.
A3I1710000 A3I1710001 A3I1710002
0 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,35 x 109 0,38 x 109 0,36 x 109
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,30 x 109 0,30 x 109 0,31 x 109
Saccharomyces cerevisiae 107 0,60 x 109 0,62 x 109 0,60 x 109
3 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,31 x 109 0,30 x 109 0,28 x 109
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,26 x 109 0,25 x 109 0,24 x 109
Saccharomyces cerevisiae 107 0,54 x 109 0,57 x 109 0,54 x 109
6 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,24 x 109 0,22 x 109 0,19 x 109
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,19 x 109 0,14 x 109 0,16 x 109
Saccharomyces cerevisiae 107 0,50 x 109 0,43 x 109 0,43 x 109
9 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 1,73 x 108 1,83 x 108 1,75 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 1,26 x 108 1,08 x 108 1,11 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 4,81 x 108 3,19 x 108 3,36 x 108
12 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 1,34 x 108 1,47 x 108 1,25 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,81 x 108 0,76 x 108 0,79 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 2,21 x 108 2,28 x 109 2,35 x 108
18 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,84 x 108 0,89 x 108 0,90 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,68 x 108 0,54 x 108 0,65 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 1,52 x 108 1,69 x 108 1,58 x 108
24 Lactobacillus acidophillus ATCC 107 0,17 x 108 0,18 x 108 0,18 x 108
4536
Bifidobacterium longum ATCC 15707 107 0,12 x 108 0,14 x 108 0,11 x 108
Saccharomyces cerevisiae 107 0,47 x 108 0,43 x 108 0,45 x 108
PT. Pharmaprob Indonesia Biozim Plus® - Serbuk Probiotik, Prebiotik, Protease RAHASIA
SERTIFIKAT ANALISIS
Komposisi
Nama Produk: Biozim-Plus® Setiap bungkus (2 gram) mengandung:
Bentuk Produk: Serbuk granul Lactobacillus acidophillus
No. Bets: A3I1710000 Bifidobacterium longum
Tgl Produksi: 21 September 2017 Saccharomyces cerevisiae var. Boulardii
Tgl Pemeriksaan: 23 September 2017 Fruktooligosakarida (FOS).
Tgl Kadaluarsa: 21 September 2019 Enzim protease yang digunakan diisolasi
dari Bacillus licheniformis