Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR TEORI

1. Pengertian

Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu istilah atau terminologi yang

digunakan untuk menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan proses

penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil/APTS (unstable angina/UA),

infark miokard gelombang non-Q atau infark miokard tanpa elevasi segmen ST

(Non-ST elevation myocardial infarction/ NSTEMI), dan infark miokard

gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi segmen ST (ST elevation

myocardial infarction/STEMI) (Morton, 2012).

Infark miokard akut didefenisikan sebagai nekrosis miokardium yang

disebabkan oleh tidak adequatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri

koroner. Sumbatan ini sebagian besar di sebabkan oleh terjadinya trombosis

vasokontriksi reaksi inflamasi, dan microembolisasi distal. (Muttaqin,A, 2013).

Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui

merupakan suatu kesinambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran

klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda.

Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA

menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard berupa peningkatan biomarker

jantung (Ilmu penyakit dalam, jilid II).

Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidakseimbangan

permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan oleh

arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan

(Sylvia, 2009).

2. Anatomi Fisiologi Jantung

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya

sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu

di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung

menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut

juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak

jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),

sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma, dan

pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah

papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus

kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya

kira-kira 250-300 gram. Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai

pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara pericardium pleura tidak

menimbulkan gangguan terhadap jantung (Syaifuddin, 2013).


Jantung terdiri dari jaringan yang memiliki fungsi kontraksi. Dan hampir

separuh dari seluruh berat jantung, terdiri dari otot bergaris. Jika ia berkontraksi

dan berelaksasi, maka timbul perubahan-perubahan tekanan di dalam jantung dan

pembuluh darah, yang menyebabkan pengaliran darah di seluruh jaringan tubuh.

Otot jantung, merupakan jaringan sel-sel yang bersifat “Kontraktif” (pegas) dan

terdapat di dalam atrium maupun ventrikel, serta memiliki kemampuan

meneruskan rangsang listrik jantung secara mudah dan cepat di seluruh bagian

otot-otot jantung. Tiap sel otot jantung di pisahkan satu sama lain oleh

“intercalated discs” dan cabang-cabangnya membentuk suatu anyaman di dalam

jantung. “intercalated discs” inilah yang dapat mempercepat hantaran rangsang

listrik potensial di antara serabut-serabut sel otot-otot jantung. Proses demikian itu

terjadi karena “intercalated discs” memiliki tahanan aliran listrik potensial yang

lebih rendah dibandingkan bagian otot jantung lainnya. Dan keadaan inilah yang

mempermudah timbulnya  mekanisme “Excitation” di semua bagian jantung. Otot

bergaris jantung tersusun sedemikian rupa, sehingga membentuk ruang-ruang

jantung dan menjadikan jantung sebagai “a globular muscular organ”. Jaringan

serabut elastisnya membentuk suatu lingkaran yang mengelilingi katup-katup

jantung. Otot-otot atrium  umumnya tipis dan terdiri dari dua lapisan yang berasal

dari sudut sebelah kanan jantung, sedangkan otot ventrikelnya lebih tebal dan

terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan superficial, lapisan tengah dan laipsan dalam.

Ventrikel kiri memiliki dinding 2-3 kali lebih tebal daripada dinding ventrikel

kanan dan mendominasi bangunan dasar otot jantung dalam membentuk ruang-

ruangnya. Ketiga lapisan otot jantung tersebut berkesinambungan satu dengan

lainnya, dengan lapisan superficial berlanjut menjadi lapisan tengah dan lapisan
dalam. Di dalam ventrikel, ketiga lapisan otot jantung tersebut mengandung

berkas-berkas serabut otot (Masud Ibnu, 2012)

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk dan

susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya menyerupai otot

polos yaitu diluar kesadaran.

a. Bentuk

Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis

cordis. Disebelah bawah agak ruang disebut apexcordis.

b. Letak

Di dalam rongga dada sebelah depan (cavum mediastinum arteriol), sebelah

kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya

dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla mammae. Pada

tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.

c. Ukuran

Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.

d. Lapisan

1) Endokardium : Lapisan jantung sebelah dalam, yang menutupi katup

jantung.

2) Miokardium : Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk

berkontraksi.

3) Perikardium : Lapisan bagian luar yang berdekatan dengan pericardium

viseralis.

Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah

sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan. Pompa

jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai
dari ventrikel kiri – aorta – arteri - arteriola-kapiler – venula - vena cava superior

dan inferior - atrium kanan.

3. Patofisiologi

NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau

peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.

NSTEMI dapat terjadi karena trombosis akut atau proses vasokontriksi koroner.

Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tidak

stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas

otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasifaktor jaringan yang

tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol

dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat

dijumpai selmakrofag dan limfosit T yang menunjukkan adanya proses

inflamasi.Sel-sel ini akan mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti TNF α, dan

IL-6. Selanjutnya IL-6 merangsang pengeluaran hsCRP di hati.(Sudoyono Aru W,

2010).

4. Etiologi

NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan peningkatan

kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi Koroner. NSTEMI

terjadi karena thrombosis akut atau prosesvasokonstrikai koroner, sehingga terjadi

iskemia miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan miokard dengan derajat

lebih kecil, biasanya terbatas pada sub endokardium.

Keadaan ini tidak dapat menyebabkan elevasi segmen ST, namun

menyebabkan pelepasan penandanekrosis. Penyebab paling umum adalah

penurunan perfusi miokard yang dihasilkan dari penyempitan arteri koroner


disebabkan oleh thrombusnonocclusive yang telah dikembangkan pada plak

aterosklerotik terganggu.

1. Faktor resiko yg tidak dapat diubah :

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Riwayat penyakit jantung koroner

d. Hereditas

e. Ras

2. Faktor resiko yg dapat di ubah :

a. Mayor : hyperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes,

obesitas, diet tinggi lemak jenuh, kalori

b. Minor : inaktifitas fisik, emosional, agresif, ambisius, stress

psikologis berlebihan

3. Faktor penyebab

a. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada

Penyebab paling sering SKA adalah penurunan perfusi miokard oleh

karena penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada

pada plak aterosklerosis yang robek/pecah dan biasanya tidak sampai

menyumbat. Mikroemboli (emboli kecil) dari agregasi trombosit beserta

komponennya dari plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark kecil di

distal, merupakan penyebab keluarnya petanda kerusakan miokard pada

banyak pasien.

b. Obstruksi dinamik

Penyebab yang agak jarang adalah obstruksi dinamik, yang mungkin

diakibatkan oleh spasme fokal yang terus menerus pada segmen arteri
koroner epikardium (angina prinzmetal). Spasme ini disebabkan oleh

hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi

endotel. Obstruksi dinamik koroner dapat juga diakibatkan oleh konstriksi

abnormal pada pembuluh darah yang lebih kecil.

c. Obstruksi mekanik yang progresif

Penyebab ke tiga SKA adalah penyempitan yang hebat namun bukan

karena spasme atau trombus. Hal ini terjadi pada sejumlah pasien dengan

aterosklerosis progresif atau dengan stenosis ulang setelah intervensi

koroner perkutan (PCI).

d. Inflamasi dan/atau infeksi

Penyebab ke empat adalah inflamasi, disebabkan oleh yang berhubungan

dengan infeksi, yang mungkin menyebabkan penyempitan arteri,

destabilisasi plak, ruptur dan trombogenesis. Makrofag dan limfosit-T di

dinding plak meningkatkan ekspresi enzim seperti metaloproteinase, yang

dapat mengakibatkan penipisan dan ruptur plak, sehingga selanjutnya dapat

mengakibatkan SKA.

e. Faktor atau keadaan pencetus

Penyebab ke lima adalah SKA yang merupakan akibat sekunder dari

kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab berupa

penyempitan arteri koroner yang mengakibatkan terbatasnya perfusi

miokard, dan mereka biasanya menderita angina stabil yang kronik. SKA

jenis ini antara lain karena:

1) Peningkatan kebutuhan oksigen miokard, seperti demam, takikardi dan

tirotoksikosis

2) Berkurangnya aliran darah koroner


3) Berkurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada anemia dan

hipoksemia.

Kelima penyebab SKA di atas tidak sepenuhnya berdiri sendiri dan

banyak terjadi tumpang tindih. Dengan kata lain tiap penderita mempunyai

lebih dari satu penyebab dan saling terkait.

5. Manifestasi Klinis

a. Nyeri dada, berlangsung minimal 30 menit sedangkan serangan angina kurang

dari itu.Selain itu pada angina,nyeri akan hilang dengan beristirahat namun lain

halnya dengan NSTEMI.

b. Sesak Nafas, disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolik

ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hipervenntilasi.

Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya

disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.

c. Gejala gastrointestinal, peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan

muntah, dan biasanya lebih sering pada infark inferior,dan stimulasi diafragma

pada infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan.

d. Gejala lain termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel,

gelisah.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)

Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien. Pada

Trombolysis in Myocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi segmen ST

baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor outcome yang buruk. Kaul et al.

menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk meningkat secara

progresif dengan memberatnya depresi segmen ST maupun perubahan troponin


T keduanya memberikan tambahan informasi prognosis pasien-pasien dengan

NSTEMI.

b. Pemeriksaan Laboratorium

Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard lebih

spesifik dari pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin

pada darah perifer setelah 3-4 jam dan dapat menetap sampai 2 minggu.

7. Penatalaksanaan

Pasien NSTEMI harus istirahat ditempat tidur dengan pemantauan EKG untuk

deviasi segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapi harus

dipertimbangkan pada setiap pasien NSTEMI yaitu:

a. Terapi antiiskemia

Bertujuan untuk menghilangkan nyeri dada dan mencegah nyeri dada

berulang. Dapat diberikan terapi awal mencakup nitrat dan penyekat beta.

Terapi ini terdiri dari nitrogliserin sublingual dan dapat dilanjutkan dengan

intravena dan penyekat beta oral


1) Nitrat

a) Pertama kali diberikan sublingual atau spray bukal jika pasien

mengalami nyeri dada iskemia.

b) Jika nyeri menetap setelah diberikan nitrat sublingual 3X dgn interval

5 menit, direkomendasikan pemberian nitrogliserin intravena (mulai 5-

10 ug/menit).

c) Dimana laju dapat ditingkatkan 10ug/menit tiap 3-5 menit setiap

keluhan menghilang / tekanan sistolik <100 mmHg.

d) Setelah nyeri dada hilang, dapat digantikan dengan nitrat oral/dapat

menggantikan nitrogliserin intravena jika pasien sudah bebas nyeri

selama 12-24 jam.

2) Penyekat Beta

Penyekat beta oral diberikan dgn frekuensi jantung 50-60X/menit.

Antagonis kalsium yng mengurangi frekuensi jantung seperti verapamil

atau diltiazem direkomendasikan pada pasien dengan nyeri dada persisten

atau rekuren setelah terapi nitrat dosis penuh dan penyekat beta dan pada

pasien dengan kontraindikasi pengikat beta.

b. Terapi antiplatelet

1. Aspirin

Berfungsi penghambat siklooksigenase-1. Pada pemberian terapi aspirin

dpt terjadi sindrom resistensi insulin yg ditandai dgn penghambat agresasi

platelet dan/kegagalan yg dpt memperpanjang waktu pendarahan

2. Clopidogrel

Clopidogrel sebaiknya diberikan pada pasien yg direncanakan

mendapatkan pendekatan non invasif dini, pasien yang bukan merupakan


kadidat operasi koroner segera/memiliki kontraindikasi untuk operasi dan

kateterisasi ditunda selama >24-36 jam.

3. Terapi Antikoagulan

a) UFH (Unfractionated Heparin)

Manfaat UFH jika ditambah aspirin telah dibuktikan dalam 7

penelitian acak dan kombinasi UFH dan aspirin telah dignakan dalam

tatalaksana NSTEMI untuk lebih dari 15 tahun. Namun, terdapat

banyak kerugian UFH termasuk dalam ikatan yang non spesifik dan

menyebabkan inaktivasi platelet, endotel vascular, fibrin, platelet

factor 4 dan sejumlah protein sirkulasi.

b) LMWH (Low Molecular Weight Heparin)

Merupakan inhibitor utama pada sirkulasi trombin dan juga pada faktor

X sehingga obat ini mempengaruhi tidak hanya kinerja trombin dlm

sirkulasi (efek anti faktor IIa-nya) dan juga mengurangi pembentukan

trombin (efek IIa-nya). Keutungan praktik obat ini adalah absorbsi yg

cepat dan dapat diprediksi setelah pemberian subkutan.

8. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi yang terjadi akibat gagal jantung:

a. Syok kardiogenik

Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang

mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu mengakibatkan gangguan

berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan yang khas

pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut adalah

hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal
di seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply

oksigen miokardium.

b. Edema paru

Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja didalam

tubuh. Faktor apapun yang menyebabkan cairan interstitial paru meningkat

dari batas negative menjadi batas positif. Penyebab kelainan paru yang

paling umum adalah:

1) Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan

tekanan kapiler paru dan membanjiri ruang interstitial dan alveoli.

2) Kerusakan pada membrane kapiler paru yang disebabkan oleh infeksi

seperti pneumonia atau terhirupnya bahan - bahan yang berbahaya seperti

gas klorin atau gas sulfur dioksida. Masing-masing menyebabkan

kebocoran protein plasma dan cairan secara cepat keluar dari kapiler.

9. PENATALAKSANAAN

a. Istirahat

b. Diet jantung, makanan lunak, rendah garam.

c. Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi

jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan

vena dan volume darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema.

Pada saat pemberian ini pasien harus dipantau terhadap hilangnya dispnea,

ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan

ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu gejala awal

selanjutnya akan terjadi perubahan irama, bradikardi kontrak ventrikel

premature, bigemini (denyut normal dan premature saling berganti ), dan

takikardia atria proksimal.


d. Pemberian Diuretic, yaitu untuk memacu eksresi natrium dan air melalui

ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak

mengganggu istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien harus

dicatat mungkin pasien dapat mengalami kehilangan cairan setelah

pemberian diuretic, pasien juga harus menimbang badannya setiap hari turgor

kulit untuk menghindari terjadinya tanda-tanda dehidrasi.

e. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati

depresi pernapasan.

f. Pemberian oksigen

g. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif

merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk

mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam

praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien (pasien) untuk

memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah - kaidah ilmu

keperawatan.

Pengertian Asuhan Keperawatan adalah merupakan proses atau rangkaian kegiatan

pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di

berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah - kaidah

keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat

humanistic, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah

yang dihadapi klien. 


1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal pada proses asuhan keperawatan dimana

pengkajian mencakup data-data pasien sehingga dapat mengidentifikasi,

menganalisa masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan fisik, mental, sosial dan

lingkungan

a. Identitas

b. Makanan atau cairan

Gejala:

Kehilangan nafsu makan

1. Mual dan muntah

2. Pembengkakan pada ekstremitas

3. Diet jantung

c. Aktivitasistirahat

Gejala:

1. Keletihan atau kelelahan terus-menerus sepanjang hari

2. Insomnia

3. Nyeri dada dengan aktivitas

d. Sirkulasi

Gejala:

1. Riwayat hipertensi

2. Bedah jantung

3. Anemia

4. Endokarditis
e. Integritasego

Gejala:

1. Ansietas, kuatir dan takut

2. Stress yang berhubungan dengan penyakit

f. Kenyamanan

Gejala:

1. Nyeri dada, angina akut atau kronis

2. Sakit pada otot

g. Pernapasan

Gejala:

1. Dyspnea pada saat aktivitas

h. Interaksi sosial

Gejala: Penurunan keikutsertaan dalam aktifitas social yang biasa dilakukan

i. Keamanan

Gejala:

1. Perubahan dalam fungsi mental

2. Kehilangan kekuatan atau tonus otot

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dari proses keperawatan yang

mana didukung oleh penyebab serta tanda-tanda dan gejalanya. Intervensi

Keperawatan Merupakan tahap ketiga proses keperawatan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan klien berdasarkan diagnosa keperawatan yaitu prioritas

masalah, menetapkan tujuan, menetapkan kriteria hasil, mengidentifikasi tindakan

keperawatan yang tetap untuk mencapai tujuan.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan NSTEMI yaitu:


a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri ditandai dengan: penurunan curah jantung.

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor listrik,

penurunan karakteristik miokard.

c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

iskemik,kerusakan otot jantung penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplay

oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/ nekrosis jaringan miokard

e. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli

atau kegagalan utama paru.

f. Ansietas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga proses keperawatan yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien berdasarkan diagnosa keperawatan yaitu

prioritas masalah, menetapkan tujuan, menetapkan kriteria hasil, mengidentifikasi

tindakan keperawatan yang tetap untuk mencapai tujuan.

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


KRITERIA
O KEPERAWATAN
HASIL
1. Nyeri akut NOC label : Pain NIC Label : Pain NIC Label : Pain
Defenisi : Control Management Management
pengalaman
sensori dan - Klien melaporkan 1. Kaji secara 1.Untuk
emosional yang nyeri berkurang komprehensip mengetahui
tidak terhadap nyeri tingkat nyeri
menyenangkan · Klien dapat termasuk lokasi, pasien
yang muncul mengenal lamanya karakteristik,
akibat kerusakan (onset) nyeri durasi,
jaringan yang frekuensi, kualitas,
actual atau · Klien dapat intensitas nyeri
potensial atau menggambarkan dan
digambarkan faktor penyebab faktor presipitasi
dalam hal
kerusakan · Klien dapat 2. Observasi reaksi 2.Untuk
sedemikian rupa menggunakan ketidaknyaman mengetahui
(international teknik secara nonverbal tingkat
associantion for non farmakologis ketidaknyamanan
the study of pain): dirasakan oleh
awitan yang tiba- ·Klien pasien
tiba atau lambat menggunakan 3.Gunakan strategi 3.Untuk
dari intensitas analgesic sesuai komunikasi mengalihkan
ringan hingga instruksi terapeutik untuk perhatian pasien
berat dengan akhir mengungkapkan dari
yang dapat di Pain Level pengalaman nyeri rasa nyeri
antisipasi atau ·Klien melaporkan dan penerimaan
diprediksi dan nyeri berkurang klien
berlangsung <6 terhadap respon
bulan. ·Klien tidak nyeri
Batasan tampak 4. Tentukan 4.Untuk
karakteristik: mengeluh dan pengaruh mengetahui
Perubahan selera menangis pengalaman nyeri apakah nyeri yang
makan terhadap kualitas dirasakan klien
Perubahan tekanan ·Ekspresi wajah hidup( napsu berpengaruh
darah klien makan, terhadap yang
Perubahan tidak menunjukkan tidur, lainnya
frekuensi nyeri aktivitas,mood,
jantung hubungan sosial)
Perubahan ·Klien tidak 5. Tentukan faktor 5.Untuk
frekuensi yang mengurangi
pernapasan gelisah dapat factor yang dapat
Laporan isyarat memperburuk memperburuk
Diaphoresis nyeriLakukan nyeri
evaluasi dengan yang dirasakan
Sikap melindungi
klien klien
area nyeri
dan tim kesehatan
Indikasi nyeri
lain tentang ukuran
yang dapat pengontrolan nyeri
diamati yang telah
dilakukan

6.Berikan 6.untuk
informasi mengetahui
tentang nyeri apakah terjadi
termasuk pengurangan rasa
penyebab nyeri atau nyeri
nyeri, berapa lama yang
nyeri akan hilang, dirasakan klien
antisipasi terhadap bertambah.
ketidaknyamanan
dari prosedur
7.Control 7.Untuk
lingkungan mengurangi
yang dapat tingkat
mempengaruhi ketidaknyamanan
respon yang dirasakan
ketidaknyamanan klien.
klien( suhu
ruangan,
cahaya dan suara)
8. Hilangkan 8. Agar nyeri yang
faktor dirasakan klien
presipitasi yang tidak
dapat bertambah.
meningkatkan
pengalaman nyeri
klien( ketakutan,
kurang
pengetahuan)
9. Ajarkan cara 9.Agar klien
penggunaan terapi mampu
non farmakologi menggunakan
(distraksi, guide teknik
imagery,relaksasi) nonfarmakologi
dalam
memanagement
nyeri
yang dirasakan.
10.Kolaborasi 10.Pemberian
pemberian analgetik
analgetik dapat mengurangi
rasa nyeri pasiens
2 Penurunan curah Cardiaac pump 1. Aukskultasi 1. Agar
jantung effectiveness nadi, kaji mengetahui
berhubungan Status srikulasi frekuensi jantung, seberapa besar
dengan perubahan Tanda-tanda vital irama tingkatan
faktor listrik, Kriteria Hasil : jantung. perkembangan
penurunan 1. Menununjukan penyakit secara
karakteristik tanda vital dalam universal
miokard. batas normal, dan 2. Pantau tekanan
Definisi : bebas gejala darah 2. Pada kelainan
Ketidakadekuatan gagal jantung. jantung
darah yang di peningkatan
pompa oleh 2. Melaporkan tekanan darah bisa
jantung untuk penurunan episode terjadi kapanpun
memenuhi dispnea, angina. 3.Kaji kulit
kebutuhan terhadap pucat 3. Pucat atau
metabolik tubuh 3. Ikut serta dalam dan sianosis sianosis
Batasan aktvitas menunjukan
karakteristik: mengurangi menurunnya
 Perubahan beban kerja perfusi
frekuensi atau perifer sekunder
irama jantung jantung terhadap tidak
 Perubahan adekuatnya curah
preload jantung.
 Perubahan 4. Berikan oksigen
afterload tambahan dengan 4. Meningkatkan
 Perubahan kanula sediaan oksigen
kontraktilitas nasal/masker untuk kebutuhan
 Perilaku/emosi sesuai indikasi. miokard

5.Kolaborasi
pemberian 5. vasodilator
vasodilator digunakan untuk
meningkatkan
curah
jantung, dan
menurunkan
volume
sirkulasi
3. a. Ketidakefektifan NOC: NIC:
perfusi jaringan
perifer Circulation status 1. Monitor adanya 1. Penurunan
berhubungan Tissue perfusion: daerah tertentu tanda dan
dengan iskemik, cerebral. yang hanya gejala
kerusakan otot Kriteria hasil: peka terhadap neurologis atau
jantung - tanda-tanda panas, dingin, kegagalan
penyumbatan vital dalam tajam, tumpul dalam
pembuluh darah batas normal pemulihannya
arteri koronaria. - mendemonstras merupakan
Definisi: ikan awal
penurunan kemampuan pemulihan
sirkulasi darah ke kognitif. dalam
perifer yang dapat - Menunjukkan memantau TIK
mengganggu fungsi sensorik 2. Monitor TTV 2. Untuk
kesehatan. motorik karnial tiap 2-4 jam dan mengetahui
Batasan yang utuh kesadaran keadaan umun
karakteristik: pasien
 Tidak ada nadi
 Perubahan 3. Intruksikan 3. Untuk
fungsi motorik kekeluarga mengetahui
 Perubahan untuk adanya lesi
karakteristik mengopservasi atau laserasi
kulit kulit jika ada
 Kelambatan lesi atau laserasi
penyembuhan
luka perifer 4. Kaloborasi
 Penurunan nadi pemberian 4. Sebagai terapi
analgetik terhadap
kehilangan
kesadaran
4 Intoleransi NOC: NIC:
aktivitas
berhubungan - Self care: 1. Monitor 1. Untuk
dengan activity of kemampuan mengembangk
ketidakseimbanga daily(ADLs) klien untuk an kemampuan
n antar suplay kriteria hasil: perawatan diri dalam
oksigen miokard - Klien terbebas yang mandiri. perawatan diri
dan kebutuhan, dari bau badan sendiri
adanya iskemia/ - Menyatakan
nekrosis jaringan kenyamanan 2. Sediakan 2. Membantu
miokard terhadap bantuan sampai dalam
Defenisi : kemampuan klien mampu mengantisipasi
gangguan menemukan secara utuh atau
kemampuan untuk ADLs untuk merencanakan
melakukan ADL - Dapat melakukan pemenuhan
pada diri. melakukan self-care. secara
Batasan ADL dengan individual
karakteristik: bantuan
 Ketidakmampua 3. Dorong klien 3. Untuk
n untuk mandi, untuk mendorong
berpakaian, melakukan klien agar
makan, aktivitas mampu
toileting. sehari-hari memenuhi
yang normal ADL secara
sesuai mandiri
kemampuan
yang dimiliki.

4. Ajarkan klien 4. Meningkatkan


atau keluarga harga diri dan
untuk semangat terus-
mendorong menerus
kemandirian.
5. Gangguan NOC: NIC:
pertukaran gas - Respiratory
berhubungan status: gas 1. Buka jalan 1. Agar jalan
dengan gangguan exchange nafas, gunakan nafas menjadi
aliran darah ke - Respiratory teknik chin liff efektif
alveoli atau status: atau jaw thrust
kegagalan utama ventilation bila perlu
paru. - Vital sign status 2. Posisikan 2. Untuk
Defenisi: kriteria hasil: pasien untuk memberikan
kelebihan atau - Mendemostrasik memaksimalka klien posisi
kekurangan an peningkatan n ventilasi yang nyaman
dalam oksigenasi ventilasi dan 3. Identifikasi 3. Untuk lebih
dan atau oksigenasi yang pasien memperluar
pengeluaran adekuat perluhnya tempat
karbondioksida - Memelihara pemasangan pertukaran
di dalam kebersihan alat jalan nafas jalan nafas
membran kapiler paru-paru dan buatan
alveoli. bebas dari 4. Auskultasi 4. Mengetahui
Batasan tanda-tanda suara nafas, suara nafas
karakteristik: distress catat adanya tambahan
 Penurunan pernapasan suara nafas
CO2 - Mendemostrasik tambahan
 Takikardi an batuk efektif 5. Monitor 5. Melihat
dan suara nafas respirasi dan pergerakan
 Pernapasan yang bersih status O2 dada
abnormal - Tanda-tanda
vital dalam
 Warna kulit rentang normal
abnormal
6. Ansietas NOC: NIC:
berhubungan - Anxiety control 1. Gunakan 1. Perlu adanya
dengan - Coping pendekatan pendekatan
ancaman aktual Kriteria hasil: yang dari keluarga
terhadap - Klien mampu menenangkan dan orang lain
integritas mengidentifikas
biologis. i dan 2. Temani pasien 2. mengidentifik
Defenisi : mengungkapkan untuk asi rasa takut
perasan gelisa gejala cemas memberikan yang spesifik
yang tak jelas - Mengidentifikasi , keamanan dan akan
dari mengungkapkan mengurangi membantu
ketidaknyaman dan takut pasien untuk
atau ketakutan menggunakan menghadapiny
yang disertai tehnik untuk a secara
dengan respon mengontrol realistis.
autonom. cemas
Batasan - Vital sign dalam 3. Identifikasi 3. rasa takut
karakteristik: batas normal tingkat yang
 Gelisa - Postur tubuh, kecemasan berlebihan
 Insomnia eksperesi wajah, atau terus-
 Resah, bahasa tubuh menerus akan
ketakutan dan tingkat mengakibatka
 Sedih aktivitas n reaksi stress
menunjukkan yang
 Cemas, berkurangnya berlebihan.
kekhawatiran kecemasan.
4. mengurangi
4. Dorong klien perasaan
untuk tegang dan rasa
mengungkapkan cemas.
perasan,
ketakutan,
persepsi
5. dapat
5. Berikan obat digunakan
untuk untuk
menguragi menurunkan
kecemasan ansietas.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan keperawatan yang disesuaikan

dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan

kondisi klien. Pelaksanaan pada klien dengan NSTEMI antara lain meningkatkan

cardiac output, memandirikan klien untuk melakukan aktivitas, mengotrol

keseimbangan cairan, mencegah terjadinya gangguan pertukaran gas, mencegah

terjadinya kerusakan integritas kulit, memberikan informasi tentang kondisi dan

program pengobatan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah proses membandingkan efek atau hasil suatu

tindakan keperawatan dengan normal atau kriteria tujuan yang sudah dibuat

merupakan tahap akhir dari proses keperawatan evaluasi terdiri dari :

1. Evaluasi Formatif : Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon

segera pada saat dan setelah dilakukan tindakan keperawatan.

2. Evaluasi Sumatif : Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa

status kesehatan sesuai waktu pada tujuan ditulis pada catatan


perkembangan.Sedangkan evaluasi keperawatan yang diharapkan pada klien

dengan NSTEMI  yaitu :

a) Tidak terjadi penurunan cardiac output

b) Mampu  melakukan aktifitas secara mandiri

c) Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan,

d) Tidak terjadi gangguan pertukaran gas,

e) Memahami tentang kondisi dan program pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai