DI RS PMI BOGOR
DISUSUN OLEH :
NIM : 18190000067
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
2. Anatomi Fisiologi
Saluran pernafasan terdiri dari saluran napas bagian atas dan saluran nafas bagian
bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri dari : rongga
hidung, nasofaring, orofaring dan laringofaring.
Saluran nafas bagian bawah terdiri dari laring, trakea,
bronkus dan paru-paru.Paru-paru terdiri dari paru
kanan dan kiri.Paru kanan terdiri dari 3 lobus dan
paru kanan terdiri dari 2 lobus. Saluran udara hingga
mencapai paru-paru adalah :
a. Hidung
Ketika udara masuk ke rongga hidung, udara
tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel-partikel yang kasar disaring
oleh rambut-rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel halus akan
dijerat dalam lapisan mukosa, gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior di
dalam rongga hidung dan ke superior di dalam saluran pernafasan bagian bawah.
b. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
bersambungan dengan aesofagus. Udara yang sudah disaring, dihangatkan dan
dilembabkan menuju ke faring akibat dorongan gerakan silia. Dari sini lapisan
mukosa akan ditekan dan dibatukkan ke luar. Air untuk pelembaban dihasilkan oleh
lapisan mukosa, sedangkan panas yang disuplai ke udara inspirasi berasal dari
jaringan di bawahnya yang kaya akan pembuluh darah. Jadi udara inspirasi telah
disesuaikan sedemikian rupa sehingga bila mencapai faring hampir bebas dari debu.
c. Laring
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
faring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya
vokalisasi, laring juga melindungi jalan nafas bawah dan obstruksi benda asing dan
memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara.
d. Trakea
Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang fungsinya untuk mempertahankan
agar trakea tetap terbuka. Trakea dilapisi oleh lendir yang terdiri atas epitelium
bersilia. Jurusan silia ini bergerak jalan ke atas ke arah laring; maka dengan gerakan
ini debu dan butir halus yang turut masuk bersama pernafasan dapat dikeluarkan.
e. Bronkus
Dari trakea udara masuk ke dalam bronkus. Bronkus memiliki percabangan yaitsu
bronkus utama kiri dan kanan yang dikenal sebagai karina. Karena memiliki saraf
yang menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.
Bronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebih besar yang arahnya hampir vertikal,
sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan lebih
sempit. Cabang utama bronkus bercabang lagi
menjadi bronkus lobaris dan kemudian
segmentalis percabangan ini terus berjalan
menjadi bronkus yang ukurannya makin lama
makin kecil sampai akhirnya menjadi bronkus
terminalis yaitu saluran udara terkecil yang
tidak mengandung alveoli.
f. Bronkiolus
Saluran udara ke bawah sampai ke tingkat bronkiolus terminalis merupakan
saluran penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. Setelah bronkiolus
terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru yaitu tempat pertukaran gas.
Asinus terdiri dari bronkiolus respiratorik, duktus alvedansi sakus. Alveolus dari
terminalis alveolus dipisahkan dari alveolus di dekatnya oleh dinding septus atau
septum. Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein yang dinamakan surfaktan yang dapat
mengurangi tegangan pertukaran dalam mengurangi resistensi pengembangan pada
waktu inspirasi dan mencegah katub alveolus pada ekspirasi.
g. Alveoulus
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari
pembuluh darah kapiler dengan udara.
Terdapat sekitar 300 juta alveoli di
kedua paru dengan diameter masing-
masing rata-rata 0,2 milimeter.
h. Paru-paru
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru
beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam
rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan
rongga perut oleh diafragma.
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru
memilki :
a. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
b. Permukaan costo vertebra, menempelpada bagian dalam dinding dada,
c. Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
d. Basis, terletak pada diafragma
Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru
kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik
yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus
alveolar dan alveoli.Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/ pertukaran gas.
Paru-paru dibungkus oleh pleura.Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral.Sedangkanpleura parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam.Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada
gesekan dengan dinding dada.
Fisiologi Pernafasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada
pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigendipungut melalui hidung
dan mulut pada waktu bernafas; oksigen masukmelalui trakea dan pipa bronkial ke
alveoli, dan dapat behubungan eratdengan darah didalam kapiler pulmonaris.Hanya satu
lapisan membran,yaitu membran alveoli kapiler,yang memisahkan oksigen dari darah.
Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung.Dari sini dipompa didalam arteri kesemuabagian tubuh.Dan
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95% jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru,karbondioksida, salah satu hasil buanganmetabolisme,
menembus membran alveoler kapiler darah ke alveoli, dansetelah melalui pipa bronkial
dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidungdan mulut.Empat proses yang berhubungan
dengan pernafasan pulmoneratau pernafasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkanparu-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang
di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu
tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.Hal ini
merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernafasan.Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak
O2.
Pernafasan jaringan atau pernafasan interna, darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat.Sel jaringan memungut oksigen
dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima,
sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi, yaitu karbondioksida.Perubahan-perubahan
berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna
dan pernafasan eksterna dan pernafasan interna atau pernafasan jaringan. Udara yang
dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20
persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru, besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500
ml sampai 5000 ml atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini,
kira-kira 1/10-nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang dihirup
masuk dan diembuskan keluar pada pernafasan biasa dengan tenang.Kapasitas
vital,volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas
paling kuat disebut kapasitas paru - paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada
seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan ,3-4 liter. Kapasitas itu
berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-
paru),dan kelemahan otot pernafasan.
3. Etilogi
4. Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien
yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.
4. Web Of Caustion
5. Manifestasi Klinis
1) Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
2) Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk hebat
dan lesu
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
3) Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
6. Penatalaksanaan Medis
Menurut Meldawati (2009), Penatalaksaan untuk pneumonia tergantung pada
penyebab sesuai dengan yang ditemukan oleh pemeriksaan sputum Pengobatan dan
mencakup, antara lain:
1) Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakterialis pneumonia lain juga dapat
diobati dengan antibiotic untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder
2) Istrahat
3) Hidrasi untuk membantu melancarkan sekresi
4) Tekhnik-tekhnik bernafas dalam untuk menningktakan ventilasi alveolus dan
mengurang resiko atelektasis.
5) Juga diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang
diidentifikasi dari biakan sputum.
2) Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda- beda berdasarkan kelompokumur
tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, reaksi dinding dada,grunting, dan
sianosis.Pada bayi-bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting.Gejala yang sering
terlihat adalah tapikneu, retraksi, sianosis, batuk, panas, daniritabel.
Pada pra-sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk
(nonproduktif / produktif), tapikneu, dan dispneu yang ditandai reaksi dinding
dada.Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas, batuk
(nonproduktif / produktif), nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. Pada
semuakelompok umur, akan dijumpai adanya napas cuping hidung.Pada auskultasi,
dapat terdengar pernapasan menurun.Fine crackles (ronkhibasah halus) yang khas
pada anak besar, bisa juga ditemukan pada bayi. Gejala lainpada anak besar adalah
dull (redup) pada perkusi, vokal fremitus menurun, suaranafas menurun, dan
terdengar fine crackles (ronkhi basah halus) didaerah yangterkena. Iritasi pleura
akan mengakibatkan nyeri dada, bila berat dada menurunwaktu inspirasi, anak
berbaring kearah yang sakit dengan kaki fleksi. Rasa sakitdapat menjalar ke leher,
bahu dan perut.
Pemeriksaan berfokus pada bagian thorak yang mana dilakukan dengan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dan didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Inspeksi: Perlu diperhatikan adanya tahipne, dispne, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensis abdomen, batuk semula nonproduktif
menjadi produktif, serta nyeri dada saat menarik napas. Batasan takipnea pada
anak usia 2 bulan -12 bulan adalah 50 kali / menit atau lebih, sementara untuk
anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah 40 kali / menit atau lebih. Perlu
diperhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam pada fase inspirasi. Pada
pneumonia berat, tarikan dinding dada akan tampak jelas.
b. Palpasi: Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membeasar,
fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin
mengalami peningkatan (tachichardia)
c. Perkusi: Suara redup pada sisi yang sakit
d. Auskultasi: Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara
mendekatkan telinga ke hidung / mulut bayi. Pada anak yang pneumonia akan
terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas
berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa
resolusi. Pernapasan bronkial, egotomi, bronkofoni, kadang-kadang terdengar
bising gesek pleura.
NIC :
1) Penghisapan jalan napas
2) Fisioterapi dada
b. Pola napas tidak efektif
NOC : Status Pernapasan : Kepatenan Jalan Napas
NIC :
1) Managemen Jalan Napas
2) Terapi Oksigen
c. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
NOC : Termoregulasi
NIC :
1) Regulasi Temperatur
2) Pengobatan Deman
3) Managemen Cairan
d. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit
NOC : kontrol nyeri
NIC :
1) Managemen nyeri
2) Pemberian Analgetik
3) Monitor TTV
3. Intervensi Keperawatan
b. Regulasi Temperatur
Aktivitas :
Monitor temperatur tiap 2 hari
Monitr temperatur BBL hingga stabil
Selalu sediakan alat untuk memonitr suhu inti
Monitor tekanandarah, nadi dan respirasi
Monitor warnakulit dan temperatur
Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermia dan
hipertermia
Pantauasupannutrisi dan cairan yang adekuat
BedungBBllangsung estela
lahiruntukmencegahkehilangna panas
Jagakehangatansuhutubuh BBL
Pakaikanstockinettecapuntukemncegahkehilangan panas
BBL
Ajarkanpasien cara ntukmencegahkelebihan dan strok
panas
Tempatkan
BBLdalamruanganisolasiataudibawahpenghangatbilap
erlu
Diskusikanpentingnyatermoregulasi dan
kemungkinanefeknegatifdaridingin yang berlebihan
Ajarkanpasien, terutamapasienlansia, cara
mencegahhypotermi jira terexposeudaraddingin
Ajarkanindikasidarikeletihan dan
penatalaksanaanemergency yang tepat
Ajarkan indikasi dari hypotermia dan penatalaksanaan
emergency yang tepat
Guakan matras panas dan kantong hangat untuk
mengatur perubahan suhu tubuh
Atur temperatur lingkungan sesuai kebutuhan pasien
Beri obat yang tepat untuk mencegah atu kontrol
menggigil
Atur pemberian obat anti piretik
Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk
mengatur perubahan temperatur.
A. PENGKAJIAN
1. Biodata / Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : An. E
No Register : 08.110.900
Umur : 1 tahun
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : -
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : jl.Cimanuk
Tanggal masuk RS : 25 Mei 2012
Tanggal Pengkajian : 26 Mei 2012
Catatan kedatangan : Kursi roda ( ), Ambulan ( ), Brankar ( √ )
2. Riwayat Kesehatan/keperawatan
a. Keluhan utama/alasan masuk RS
An E (59 th) datang ke RS dr. M. Yunus Bengkulu pada tanggal 25
Mei 2012, jam 10.20 wib dengan keluhan batuk berdahak dan sesak
napas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS) :
Faktor pencetus: Orang tua anak mengatakan sesak napas
didahului oleh batuk pilek seminggu sebelum masuk RS.
Muncul keluhan ( ekaserbasi) : Orang tua anak mengatakan
sesak napas sejak 6 hari sebelum masuk RS.
Sifat keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas timbul
perlahan-lahan, sesak napas terus menerus dan bertambah
dengan aktivitas.
Berat ringannya keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak
napas cenderung bertambah sejak 2 hari sebelum masuk RS.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi : Orang tua
anak mengatakan upaya untuk mengatasi sesak adalah dengan
istirahat dan minum obat batuk ( OBH ).
Keluhan lain saat pengkajian : Orang tuan anak juga
mengatakan batuk dengan dahak yang kental dan sulit untuk
dikeluarkan, sehingga terasa lengket di tenggorokkan. Orang
tua anak mengatakan kesulitan bernapas.Orang tua anak
mengutarakan kondisi badan anak nya terasa lemah dan ujung -
ujung jarinya terasa dingin.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) :
Orang tua anak mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap
makanan, debu, dan lain-lain.
d. Riwayat kesehatan keluarga (RKK) :
Orang tua anak mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai penyakit sesak napas seperti yang dialaminya dan tidak
ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dan penyakit
menular lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi, asma,TB dan
lain-lain.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Klien tampak lemah, klien tampak kesulitan bernapas
dan klien tampak gelisah.
BB : 10 kg (turun 2 kg dari 60 kg menjadi 58 kg )
TB : 70 cm
TTV : TD : 130 / 90 mmHg, ND : 120 x / i, RR : 32 x / i, S : 39 ºC
Sistem integumen (kulit) : turgor kulit buruk (tidak elastis) dan pucat
Kepala : Simestris dan rambut warna hitam, tidak ada ketmbe, bersih.
Mata : DBN, konjuntiva tidak anemis,ukuran pupil normal.
Telinga : DBN
Kuku : Kuku pucat dan sedikit sinosis
Hidung : Pernapasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat
Thorak /paru
Inspek : RR : 32x/i, penggunaan otot bantu pernapasan (+),
takipnea (+),dispnea (+),pernapasan dangkal, dan rektrasi
dinding dada tidak ada.
Palpasi : fremitus menurun pada kedua paru
Perkusi : redup
Auskultrasi : bunyi napas bronkial, krekels (+),stridor (+).
Vaskular periper : akral dingin, capilarry repille kembali dalam 5 detik
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil foto rontgen : menunjukkan infiltrasien lobaris (sebagianlobus
pada kedua paru).
b. AGD :menunjukkan alkalosis respiratorik (pH naik,PCO2 turun,HCO3
normal)
c. Pemeriksaan sputum: ditemukan kuman Stapilococcus aureus dan
Diplococcus pneumonia
d. Pemeriksaan darah rutin didapatkan :
Leokosit = 16.000/mm3
Hb = 10,5 gr/dl
Trombosit =265.000/mm3
Hematokrit = 44%
Albumin = 3,01 gr/dl
Protein total = 5,86 gr/dl
DO: menetap.
Kolaborasi :
Berikan analgesik dan atitusip Obat ini digunakan untuk
sesuai indikasi. menekan batuk non produktif
atau proksismal atau
menurunkan mukosa
berlebihan, meningkatkan
kenyamanan atau istirahat
umun.
Perubahan Setelah Mandiri :
nutrisi kurang dilakuakn Identifikasi faktor yang Pilihan intervensi terganggung
dari kebutuhan intervensi menimbulkan mual atau pada penyebab masalah.u
tubuh keperawatan muntah misalnya: sputum kebersihanmulut setelah
berhubungan selama 3 x banyak, pengobatan aerosol, muntah, setelah tindakan
dengan 24 jan, dispenea berat, nyeri. aerosol dan drainase postur
anoreksia, diharapkan sebelem maka.
akibat toksin kebutuhan Berikan wadah tertutup untuk Menghilangkan tanda bahaya,
bakteri dan rasa nutrisi dapat sputum dan buang sesering rasa bau, dari lingkungan pasien
sputum . terpenuhi. mungkin. Berikan atau bantu. dan dapat menurunkan mual.
Jadwalkan pengobatan Menurunkan efek mual yang
pernapasan sedikitnya 1 jam berhubungan dengan
sebelum makan. pengobatan ini.
Auskultasi bunyi usus. Bunyi usus mungkin menurun /
Observasi atau palpasi tak ada bila proses infeksi
distensi abdomen. memanjang. Distensi abdomen
terjadi sebagai akibat menelan
udara atau menunjukkan
pengaruh toksin, bakteri pada
saluran GI.
Berikan makan dengan pori Tindakan ini dapat meningkatka
kecil dan sring termasuk masukkan meskipun nafsu
dengan makan kering ( roti makan mungkin lambat untuk
panggang ) dan makanan kembali.
yang menarik untuk pasien.
Evaluasi status nutrisi umum, Adanya kondisi kronis ( PPOM
ukuran berat badan dasar. atau alkoholisme ) atau
keterbatasan keuangan dapat
menimbulkan malnutrisi,
rendahnya tahanan terhadap
innfeksi lambatnya respon
terhadap terapi.
1 Kamis, 27 09.00
1. Mengkaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan
Mei 2012 WIB gerakan dada.
Dengan Hasil : RR = 25x/i,
2. Mengukur TTV
Dengan hasil :
TD : 120/80mmhg
N : 80 x/i
RR : 26x /i
3. Mengauskultasi area paru, mencatat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis, krekels, mengi stridor.
Dengan hasil : bunyi nafas bronkial, krekels,
mengi, dan srtidor tidak ada.
4. Membantu pasien latihan napas dan mengajarkan
melakukan batuk efektif, Dengan Hasil : Klien
melaksanakan latihan nafas sesuai yang
dianjurkan dan dapat melakukan batuk efektif
dan mengeluarkan dahak.
5. Melakukan Penghisapan sekret sesuai indikasi.
Dengan Hasil : sekret bisa keluar
6. Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
(Kecuali kontra indikasi) dan menaawarkan air
hangat
Dengan Hasil : intake cairan 2000 ml dan pasien
mau minum air hangat.
7. Memberikan obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodolator, analgesik.
8. Mengawasi sinar X dada, GDA,
Dengan Hasil: Rontgen menunjukkan infiltrasi
meyebar, dan GDA tidak normal.
2 Kamis, 27 09.00
1. Mententukan karakteristik nyeri, misalnya :
6. EVALWASI
2 Rabu, 26 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan nyeri berkurang
Klien mengatakan badannya masih lemah
O:
Klien tampak agak nyaman
Gelisah berkurang
Dispneu berkurang
TTV:
TD : 125/80 mmHg
o N : 100 x/i
RR : 27x /i
Mukosa bibir masih kering dan pucat
Dispnea (+)
Perfusi paru redup
Premetus menurun pada kedua paru
Akral hangat sianosis
Kapilari refile kembali dalam 2-3 detik
Klien masih pucat dan sianosis
O:
Klien dapat mengeluarkan dahaknya
Krekels dan stredor (-)
Dispnea tidak ada
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/i
RR : 25x /i
P : Intervensi dilanjutkan :
Pantau terus TTV
Auskultasi area paru
Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
Awasi GDA
2 Kamis, 27 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan tidak nyeri lagi
Klien mengatakan badannya sudah merasa
segar
O :
Klien merasa nyaman
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 25x /i
Mukosa bibir masih kering dan pucat
Dispnea (-)
Perfusi paru redup
Akral hangat
Kapilari refile kembali dalam 2-3 detik
Klien masih pucat dan sianosis
P : Intervensi dilanjutkan :
Pantau terus TTV
Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
3 Kamis, 27 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan saat batuk sputum keluar.
Klien mengatakan masih blum nafsu makan
dan hanya mampu menghabiskan ½ porsi setiap
kali makan (pagi, siang dan malam)
O:
Klien tampak mengeluarkan sputum saat batuk
dan sudah berkurang
Klien tampak mengabiskan makanan dalam ½
porsi setiap kali makan
Kulit klien masih tampak kering
Hb : 10 gr / dl
Protein total : 5,86 gr / dl
Albumin 3,00 gr / dl
BB : 61 kg
TTV:
TD : 120/80 mmhgs
N : 80 x/i
RR : 25x /i
Akral hangat
A : Masalah teratasi sebagian :
Mengidentifikasi
pengeluaran sputum, observasi distensi
abdomen, dan status gizi
P : Intervensi Keperawatan dilanjutkan
Indentifikasi mual
Menjadwalkan pengobatan
Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi
sering
Evaluasi terus status nutrisi
1 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan sudah tidak batuk
Klien mengatakan sudah tidak sesak
O:
Klien mengatakan tidak ada sputum
Krekels dan stredor (-)
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/i
RR : 24x /i
P : Intervensi dihentikan
2 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan tidak nyeri lagi
Klien mengatakan badannya sudah segar
O :
Klien merasa nyaman
TTV:
TD : 120/80 mmHg
o N : 80 x/i
RR : 24x /i
Mukosa bibir normal dan tidak pucat lagi
Dispnea (-)
Perfusi paru Normal
Akral hangat
Kapilari refile kembali dalam 2 detik
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
3 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan tidak batuk lagi
Klien mengatakan sudah nafsu makan dan
mampu menghabiskan 1 porsi penuh setiap kali
makan (pagi, siang dan malam)
O:
Klien tidak tampak batuk lagi dan tidak ada
sputum
Klien tampak mengabiskan makanan dalam 1
porsi penuh setiap kali makan
Kulit klien sudah normal
Hb : 14 gr / dl
Protein total : 7,5 gr / dl
Albumin 3,4gr / dl
BB : 62 kg
TTV:
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/i
RR : 24x /i
Akral hangat
A : Masalah teratasi.