Anda di halaman 1dari 5

M10.LK.10.

7a

Dilema Keluarga Penerima Dana PKH,


Sudah Kecil Disunat Pula

Liputan6.com, Garut - Rencana mulia pemerintah mengentaskan kemiskinan warga tidak


mampu melalui program PKH (Program Keluarga Harapan), mendapatkan batu
sandungan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com di lapangan, ada laporan mengkhawatirkan dari
sejumlah warga penerima bantuan mengenai dugaan praktik pemotongan bantuan
hingga jual beli Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai syarat pencairan program PKH.
Jidin, salah satunya. Ia yang termasuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program PKH
itu tidak menyangka jika bantuan sebesar Rp 500 ribu per tiga bulan yang diterimanya,
bakal terkena potongan petugas pendamping PKH.
"Jika kami tidak berikan (potongan), maka ancamannya akan dicoret pada pencairan
berikutnya," ucap dia saat ditemui di rumahnya, Kampung Sukarame, Jumat, 22
September 2017.
Para penerima manfaat bantuan di Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Karang Pawitan,
Kabupaten Garut, Jawa Barat, memang banyak mengeluh. Mereka akhirnya buka suara
dan protes. Sebab, dana bantuan yang sebenarnya diperuntukkan bagi warga tidak
mampu itu, justru dipotong sejumlah petugas pendamping setiap pencairan berlangsung.
"Modusnya saat pencairan bantuan, petugas PKH yang namanya Junaedi mengumpulkan
ATM milik KPM, kemudian dicairkan sendiri dan dipotong saat diberikan," ujar mantan
ketua RW itu.
Ironis. Para penerima PKH yang seharusnya mendapatkan suntikan bantuan agar lebih
mandiri dan bebas dari kemiskinan, justru mendapatkan beban baru. Beban itu akibat
ulah tidak terpuji pendamping yang seharusnya membantu mereka.
"Potongannya bervariasi antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu," katanya.
Bahkan, ada penerima PKH tidak diberikan dengan alasan uangnya tidak cair. "Padahal,
saat dicek ke pihak bank melalui rekening koran, bantuan sudah masuk dan sudah ditarik
(cairkan)," ucap Jidin, geram.
Dalam praktiknya, untuk menghilangkan jejak saat pemotongan, pendamping PKH itu
sengaja melibatkan para kader di tiap kampung. Mereka itulah yang nantinya akan
memotong saat pencairan bantuan program PKH, selanjutnya diberikan kepada
pendamping tersebut.
"Kami geram dengan ulah dia, sebab seharusnya mereka membantu, bukan justru
membebani," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:

Sumber:
https://www.liputan6.com/regional/read/3111024/dilema-keluarga-penerima-dana-pkh-sudah-
kecil-disunat-pula

1 I Modul 3 Advokasi Sosial P PKH 2018-Joy


M10.LK.10.7b

Penyunat Dana PKH, Bantah Pernyataan Kades


dan Tuding Balik Kades Ganggaeng Terlibat

Pendamping Jamsosratu yang disebut sebagai oknum penyunat dana PKH oleh Kades
Ganggangaeng, membantah pernyataan Kades yang menudingnya sebagai pelaku yang
menarik kartu ATM dan mengambil dana milikwarga penerima manfaat dari lima desa.
Ia justru menuding balik Kades Ganggaeng terlibat dan menerima duit lebih besar.

Pandeglang, BantenTribun.id- Saeful Anwar, pendamping Jamsosratu yang disebut-sebut


Kepala Desa Ganggaeng sebagai oknum yang menarik kartu ATM milik warga Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Ganggaeng,
Kecamatan Picung, Pandeglang, membantah pernyataan kades yang menudingnya
sebagai pelaku yang menarik kartu dan mengambil dana PKH dari lima desa.
Lewat telepon dan pesan tertulis yang diterima BantenTribun, Jumat(22/6), Saeful, justru
menuding balik Kades Gofur terlibat dan mendapat bagian duit lebih besar dari aksi
penarikan dana PKH tersebut. Ia juga menyampaikan kronologis kejadian dan menilai
kades cuci tangan dari kasus tersebut.
Meskipun mengakui adanya pengumpulan kartu ATM program PKH dari warga Desa
Ganggaeng, menurutnya bukan dia sendiri yang turun kewarga untuk melakukan
penarikan. Sementara kasus penarikan kartu yang terjadi di Desa Kolelet, Kadubera, Pasir
Sadang dan Desa Bungur Copong, ia mengaku tidak tahu-menahu.
“Tidak semuanya benar yang disampaikan Kades Gofur. Saya kira kades terlibat dan mau
cuci tangan dari kasus ini, padahal mungkin dia yang lebih besar dapat bagian. Untuk
desa lain diluar Ganggaeng, saya sendiri belum pernah tahu,” kata Saeful, lewat telepon,
Jumat(22/6).
Menurutnya, penarikan ATM program PKH dari warga Ganggaeng, berawal dari informasi
yang disampaikan Nana, pegawai jasa fotocopi di Picung, yang yang menawarkan adanya
dana PKH yang terendap di ATM warga penerima anggaran tahun 2017, ahir pencairan
tahap 4.
Informasi adanya dana terendap atau sisa ini menurut Nana, aman dan sudah
dikordinasikan dengan pendamping PKH. Nana memastikan, masih kata Saeful, jika dana
itu aman karena Desa Kolelet dan Pasir sedang sudah cair.
“Informasi ini saya sampaikan penawaran ke Asmuni, keponakan saya yang kerja sebagai
staff Desa Ganggaeng. Dari informasi ini, selanjutnya Kades meminta pertemuan dengan
saya untuk ngobrol langsung dengan saya,” jelas Saeful.
Menurutnya, kades sempat menanyakan caranya dan bertanya bermasalah atau tidak.
“Lalu saya sampaikan seperti yang diceritakan Nana. Selang beberapa hari, Asmuni
datang menemui saya dengan membawa kartu yang sudah terkumpul. Lalu saya
serahkan ke Nana, hanya itu,” terangnya.

2 I Modul 3 Advokasi Sosial P PKH 2018-Joy


Saeful menceritakan lebih lanjut, jika setelah dicairkan oleh Nana, uang dan ATM
dikembalikan kepada Asmuni dan Kades Gofur.
“Saya memang bersalah karena ikut menerima bagian dari kasus penarikan itu sekitar 23
juta. Saya juga ditekan Kades untuk mengembalikan. Mobil saya juga ditarik Kades
sewaktu saya tidak ada dirumah. Sekarang bahkan status saya sebagai pendamping
Jamsosratu, juga dicopot Kepala Dinas,” urai Saeful.
Kepala Desa Ganggaeng, Gopur, sebaliknya membantah pernyataan Saeful. Menurutnya,
penarikan mobil milik Saeful, dilakukan sebagailangkah untuk jaminan agar yang
bersangkutan mengembalikan uang milik warga yang sudah diambilnya.
“Ada perjanjian atas mobil tersebut yang dibuat di kantor Polsek. Ini sebagai langkah agar
uang warga bisa dikembalikan karena timbul gejolak menjelang lebaran. Saya hanya
berfikir bagaimana menyelamatkan dan mengembalikan uang warga, apalagi mau
lebaran, apalagi mencari yang bersangkutan itu sulit karena dikejar-kejar warga dari desa
lain atas kasus yang sama,” kata Gopur, via telepon, Jumat malam (22/6).
Dikatakan Gofur, jumlah kartu yang diambil dari warga Desa Ganggaeng sebanyak 281
lembar. Jumlah uang yang sudah dikembalikan mencapai Rp 80 juta.

“Sementara gadai mobil milik Saeful yang dijadikan


jaminan, hanya Rp42,3 juta. Kami terpaksa mencari
tombokan dari mana saja yang penting warga saya
bisa terima uang untuk lebaran,” jelas kades.
Novan Hidayat, Koordinator divisi advokasi hukum
Ekspo PKH Pandeglang, meminta penegak hukum
harus mengusut kasus ini secara tuntas, untuk
memastikan siapa dalang sebenarnya dan yang
menikmati penggelapan dana PKH tersebut.
“Kasus ini harus diusut tuntas, apalagi ini
menyangkut warga kurang mampu penerima
program keluarga harapan. Jangan berhenti hanya
karena dianggap sudah dikembalikan uangnya.”
tandasnya.(kar)

Surat Perjanjian Mobil Saeful

Sumber:
http://bantentribun.id/penyunat-dana-pkh-bantah-pernyataan-kades-dan-tuding-balik-kades-
ganggaeng-terlibat/

3 I Modul 3 Advokasi Sosial P PKH 2018-Joy


M10.LK.10.7c

Kemensos
Ungkap Penyelewengan Dana PKH Rp 95 Juta di Sunter Jaya

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Sosial mengungkap kasus penyelewengan dana


Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 95 juta di Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara.
Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, penyelewengan dilakukan oknum
pendamping keluarga penerima manfaat PKH berinisial E. "Setelah kami pelajari,
memang telah terbukti ada pendamping yang menyalahgunakan posisinya melakukan
penggelapan mengutip uang-uang yang sejatinya diberikan kepada penerima PKH," kata
Idrus di Sunter, Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018).
udah dua tahun terakhir ia menyelewengkan dana PKH tersebut dan membawa kabur
uang sebsear Rp 95 juta. Akibatnya, 37 KPM PKH tidak menerima haknya dalam jangka
waktu itu. PKH sendiri merupakan sebuah program dana bantuan tunai kepada keluarga
miskin yang disalurkan oleh Kementerian Sosial.
Menipu KPM PKH Dirjen Perlindungan dan Jamimnan Sosial Kemensos Harry Hikmat
menuturkan, penyelewengan tersebut mulai terungkap ketika posisi EK sebagai
pendamping PKH digantikan oleh Yuliana. Yuliana yang berkomunikasi dengan sejumlah
penerima PKH kaget ketika para penerima menyebut bahwa mereka sudah tidak lagi
menerima dana PKH sejak 2016. "Saya ditanya pernah terima uang PKH, iya tapi sudah
lama... Tapi katanya saya masih masuk, lha saya enggak tahu orang kartunya aja kan saya
enggak megang," kata Arpiah, salah seorang warga.
Mengetahui hal tersebut, Yuliana pun mendatangi kantor Bank BNI Tanjung Priok untuk
memeriksa transaksi dalam rekening milik para KPM PKH. Baca juga: Begini Modus
Penyelewengan Dana PKH di Sunter Jaya Dana PKH tersebut memang disalurkan lewat
rekening BNI yang mestinya dimiliki oleh masing-masing KPM PKH. "Hasil pengecekan
data KPM PKH yang ada dan berdasarkan rekening koran menunjukkan adanya transaksi
bantuan PKH secara rutin," kata Harry. Padahal, para KPM PKH mengaku tidak
mempunyai kartu ATM dan membuka rekening di bank tersebut. Di sinilah peran EK
sebagai penyeleweng dana terkuak. "Dari hasil rekening koran KPM PKH menunjukkan
adanya transaksi dari KPM ke rekening atas nama EK," ujarnya. Belakangan diketahui EK
meminta KPM PKH menandatangani surat kuasa yang memperbolehkannya melakukan
transaksi melalui rekening KPM PKH. Baca juga: Cerita Warga Sunter yang Tak Sadar Dana
PKH-nya Diambil Orang Lain.
Idrus menuturkan, E telah dicopot dari jabatannya sebagai pendamping dan membawa
kasus tersebut ke ranah hukum. Perbuatan E, lanjut dia, merupakan bentuk penggelapan
yang termasuk pelanggaran pidana. "Saya sudah minta kepada Biro Hukum Kemensos

4 I Modul 3 Advokasi Sosial P PKH 2018-Joy


dan bagian hukum Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) untuk secara bersama-sama
melaporkan dapat diproses secara hukum," ujarnya. Penyelewengan dana telah
dilakukan E sejak 2016 dan merugikan 37 keluarga penerima manfaat PKH. Idrus
menambahkan, pihaknya juga telah memecat sebelas pendamping PKH di seluruh
Indonesia akibat terbukti menyelewengkan dana. Ia mengatakan, pemerintah akan
menindak tegas pelaku penyelewengan dana yang ditujukan untuk keluarga prasejahtera
tersebut. Video Pilihan

"Kami akan proses dan tindak tegas. Setelah bukti-bukti cukup, kami akan keluarkan SP-3
atau pemecatan. Tidak ada toleransi bagi yang menyelewengkan uang rakyat," kata Idrus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemensos Ungkap Penyelewengan
Dana PKH Rp 95 Juta di Sunter Jaya",

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/11/15495091/kemensos-ungkap-
penyelewengan-dana-pkh-rp-95-juta-di-sunter-jaya.
Penulis : Ardito Ramadhan
Editor : Kurnia Sari Aziza

5 I Modul 3 Advokasi Sosial P PKH 2018-Joy

Anda mungkin juga menyukai