Anda di halaman 1dari 68

SKRIPSI

Desember 2017
Hubungan Kualitas Tidur dengan Migren pada Mahasiswa
Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin

Diusulkan Oleh :

Anildhah Wahab
C 111 14 359

Pembimbing:
Dr. dr. Audry Devisanty Wuysang, M. Si. Sp. S.
DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

UNTUK MENYELESAIKAN STUDI PADA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017
Hubungan Kualitas Tidur dengan Migren pada Mahasiswa
Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

ANILDHAH WAHAB

C111 14 359

Pembimbing :

Dr. dr. Audry Devisanty Wuysang, M. Si. Sp. S.

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

MAKASSAR

2017

ii
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya

saya. Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa

tulisan, data, gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi atau belum dipublikasi,

telah direferensi sesuai dengan ketentuan akademis.

Saya menyadari plagiarisme adalah kejahatan akademik, dan melakukannya

akan menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi akademik

yang lain.

Makassar, 27 Desember 2017

Anildhah Wahab

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua dengan segala keterbatasan yang
vi
penulis miliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dalam

rangka penyelesaian studi di semester akhir dalam mengikuti jenjang preklinik

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Shalawat serta salam senantiasa

tercurah atas junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para

pengikutnya yang senantiasa istiqamah di jalan Islam.

Dengan rahmat dan petunjuk Yang Maha Kuasa, kemudian disertai usaha,

doa, serta arahan dan bimbingan dokter pembimbing, maka skripsi yang berjudul

“Hubungan Kualitas Tidur dengan Migren pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin” dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis menemui hambatan–

hambatan, tetapi atas izin Allah kemudian bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

hambatan tersebut dapat teratasi.

Dengan tulus ikhlas dan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada Allah SWT kemudian orangtua tercinta Ayahanda Abd Wahab

S,Sos M,Si dan Ibunda Hj. Hamsinah Wahab S,Sos atas doa, ketulusan, dan kasih

sayangnya selama ini, serta kepada saudaraku tersayang M. Taufiq Wahab atas

perhatian, motivasi dan bantuan selama ini.

Ucapan terima kasih penulis haturkan pula kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, para Pembantu Dekan,

staf Pengajar, dan tata usaha yang telah memberikan bantuan dan bimbingan

kepada penulis.

vii
2. Dr. dr. Audry Devisanty Wuysang, M.Si, Sp.S selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan berbagai bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan dan

membantu kami dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

3. Dr. dr. Andi Kurnia Bintang Sp.S (K), MARS selaku penguji dalam skripsi ini

yang telah meluangkan waktunya untuk turut memberikan perbaikan ataupun

saran dalam penulisan skripsi ini.

4. dr. Ashari Bahar, M.kes, Sp.S, FINS selaku penguji dalam skripsi ini yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran yang membangun

kepada penulis.

5. Staf pengajar dan karyawan Departemen Ilmu bagian saraf Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Pimpinan, staf pengajar, dan seluruh

karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

6. Sahabat–sahabatku Astri, Indah, Feni, Cindy, Mardha, Arwidya, Suci, Farnida,

Dini, Amni, Anisah, Eka yang telah berjuang bersama, saling menyemangati

dan mendoakan.

7. Rekan-rekan seperjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Angkatan 2014 (Neutrof14vine) atas kebersamaan, bantuan, dan motivasi

selama ini.

8. Alfiandy Kamal, Nurhardiyanti, Rahmi yang telah membantu dalam

perhitungan sampel serta memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi

ini.

9. Teman-teman sepembimbing Ayub Ade Yususf, Hilman Hafiz yang telah

berjuang bersama dalam penyelesaian skripsi ini.


viii
10. Seluruh pihak yang tidak sempat disebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa

berkontribusi dalam perbaikan upaya kesehatan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Makassar, Desember 2017

Penulis

ix
ABSTRAK

Migren merupakan penyakit dengan sakit kepala berulang yang mempunyai

karakteristik berupa nyeri kepala unilateral, bisa ringan sampai berat serta dapat

mengganggu aktivitas fisik. Perubahan pola tidur seperti kuang tidur, bekerja

berlebihan, serta sering tidur larut malam merupakan salah satu penyebab terjadinya

migren. Migren dan perubahan pola tidur merupakan salah satu penyebab terjadinya

migren. Migren dan kualitas tidur merupakan masalah yang sering dijumpai pada

mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas

tidur dengan migren pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universtas Hasanuddin.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross

sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017 di Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chis-Square.

Distribusi data berdasarkan usia mayoritas berusia 21 tahun berjumlah 55 orang

(54,5%). Distribusi data berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden adalah

perempuan berjumlah 74 orang (74%). Hasil penelitian didapatkan sampel yang

mengalami migren dengan kualitas tidur buruk berjumlah 35 orang (42,7%), dan

sampel yang tidak mengalami migren dengan kualitas tidur baik berjumlah 15 orang

(83%), Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengn migren

(nilai p = 0,039) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Kata Kunci: Kuslitas tidur, migren

x
ABSTRACT

Migraine is a disease with recurrent headaches that have characteristics of

unilateral headaches, can be mild to severe and may interfere with physical

activity. Changes in sleep patterns such as sleeping, overwork, and frequent sleep

late at night is one cause of migraine. Migraine and sleep patterns change is one of

the causes of migraine. Migraine and sleep quality is a common problem for

students. The purpose of this study was to determine the relationship between

sleep quality with migraine on the students of Faculty of Medicine Universtas

Hasanuddin. This was an observational analytic study with cross sectional design.

The study was conducted in October 2017 at the Faculty of Medicine, Hasanuddin

University. The data were collected using questionnaire. The analysis used in this

research is Chis-Square test. Distribution of data by age of majority aged 21 years

amounted to 55 people (54.5%). Distribution of data by sex, the majority of

respondents are women amounted to 74 people (74%). The result of the research

showed that there were migraine with poor sleep quality was 35 people (42,7%),

and non migraine sample with good sleep quality was 15 people (83%). It was

concluded that there was a relationship between sleep quality and migraine p =

0,039) to Hasanuddin University Faculty of Medicine students.

Keywords: Sleep quality, migraine

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN CETAK ............................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME ............................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI .........................................................................................................
................................................................................... Error! Bookmark not defined.ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................
..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................
.................................................................................... Error! Bookmark not defined.i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Tidur ............................................................................ 5
2.1.1 Pengertian Tidur ................................................................... 5
2.1.2 Kualitas Tidur ....................................................................... 5
2.1.3 Fisiologi Tidur ...................................................................... 7
2.1.4 Kebutuhan Tidur pada Masa Remaja ................................... 8
2.1.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan
Kuantitas Tidur .................................................................... 9
2.2 Migren ................................................................................................. 11
2.2.1 Epidiemologi ........................................................................ 11
2.2.2 Definisi dan Klasifikasi Migren ........................................... 11
2.2.3 Patofisiologi Migren ............................................................ 13
xii
2.2.4 Hubungan Kualitas Tidur dengan Migren ............................ 15
2.2.5 Faktor Pemicu Migren…..…………………… ................... 17

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS


3.1 Kerangka Teori……………………………… .................................... 18
3.2 Kerangka Konsep ................................................................................ 19
3.3 Definisi Operasional............................................................................ 19
3.4 Hipotesisi Penelitian ........................................................................... 20
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 21
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21
4.2.1 Tempat Penelitian ................................................................. 21
4.2.2 Waktu Penelitian ................................................................. 21
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 21
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................... 21
4.3.2 Sampel Penelitian ................................................................. 21
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel ................................................... 21
4.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 22
4.4.1 Variabel Terikat .................................................................... 22
4.4.2 Variabel Bebas ...................................................................... 22
4.5 Kreteria Inklusi dan Eksklusi .............................................................. 22
4.5.1 Kreteria Inklusi..................................................................... 22
4.5.2 Kreteria Eksklusi .................................................................. 23
4.6 Jenis Data dan Instrumen Penelitian ................................................... 23
4.6.1 Jenis Data ............................................................................. 23
4.6.2 Instrumen Penelitian ............................................................ 23
4.7 Manajemen Peneletian ........................................................................ 23
4.7.1 Pengumpulan data………………………………………… 23
4.7.2 Penyajian Data ..................................................................... 25
4.8 Etika Peneletian………………........................................................... 25

xiii
BAB 5 HASIL PENELITIAN .............................................................................. 26
BAB 6 PEMBAHASAN ....................................................................................... 28
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ......................................................................................... 32
7.2 Saran .................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 33
LAMPIRAN .......................................................................................................... 37

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1: Distribusi kualitas tidur mahasiswa ................................................ 26

Tabel 5.2: Distribusi Migren pada mahasiswa ................................................. 27

Tabel 5.3 : Membandingkan kualitas tidur mahasiswa dengan terjadinya

migren pada mahasiswa ................................................................ 27

xv
DAFTAR SINGKATAN

NKP = Nyeri Kepala Primer

NKK = Nyeri Kepala Kronik

EEG = Elektroensefalogram

REM = Rapid Eye Movement

NREM = Non Rapid Eye Movement

RAS = Reticular Activating System

BSR = Bulbar Synchronizing Regional

SWS = Slow Wave Sleep

IHS = International Headache Society

PSQI = Pittsburgh Sleep Quality Index

CSD = cortical spreading depression

GABA = Gamma-aminobutirat acid

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidur merupakan kebutuhan dasar setiap orang. Pada kondisi istirahat dan

tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh

hingga berada dalam kondisi yang optimal (Trilaksono Pranoto, 2010).

Perubahan pola tidur umumnya disebabkan oleh tuntutan aktivitas sehari-hari

yang berakibat pada berkurangnya kebutuhan untuk tidur, sehingga sering

mengantuk yang berlebihan di siang harinya (Anurugo Dito, 2012).

Kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur

(kuantitas tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur

meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang

diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti

kedalaman dan kepulasan tidur. Kualitas tidur dikatakan baik jika tidak

menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam

tidur, kualitas tidur yang buruk merupakan faktor resiko terjadinya masalah fisik

dan psikologis. Masalah fisik yang dapat ditimbulkan antara lain kelelahan, nyeri

kepala primer, dan penurunan sistem imun (Redline dkk, 2007).

Penelitian di Italia, seperti yang dikutip oleh Linawaty dkk (2013)

seseorang dengan migren diketahui memiliki kualitas tidur yang lebih buruk

dibandingkan yang tidak menderita migren. Migren diperkirakan prevalensinya

di dunia mencapai 10%; wanita lebih banyak dari pada pria. Beberapa studi

1
2

menunjukkan bahwa prevalensi seumur hidup (lifetime prevalence) pada wanita

sebesar 25%, sedangkan pada pria hanya sebesar 8%. Usia penderita migren

terbanyak sekitar 21-55 tahun. Beberapa faktor predisposisi migren adalah

riwayat keluarga (genetik), usia (sering pada pubertas), menstruasi, terlambat

makan, rangsangan berlebihan (sorotan cahaya, bau yang menyengat), perubahan

cuaca, terlalu banyak atau kurang tidur dan stress (Waty, Lina, 2010). Kualitas

tidur yang buruk dapat menyebabkan terjadinya serangan migren karena kualitas

tidur yang buruk dapat mengubah proses modulasi nyeri sehingga nyeri lebih

peka terhadap nyeri yang menjadi mekanisme penyebab terjadinya migren.

Melihat fakta dari uraian diatas, maka peneliti tertarik dan merasa perlu

dilakukannya penelitian terhadap mahasiswa yang mengalami migren akibat

kualitas tidur buruk, khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin angkatan 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas diperoleh rumusan masalah yaitu:

Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan migren pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan migren pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.


3

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin kualitas tidur baik.

2. Mengetahui jumlah mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin kualitas tidur buruk.

3. Mengetahui jumlah penderita migren di antara mahasiswa yang

mengalami kualitas tidur baik pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4. Mengetahui jumlah penderita migren di antara mahasiswa yang

mengalami kualitas tidur buruk pada mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

5. Membandingkan kualitas tidur mahasiswa dengan terjadinya migren

pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menerapkan ilmu yang mempelajari selama proses pembelajaran di


perguruan tinggi serta meningkatan pengetahuan tentang topik yang
akan diteliti.
2. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini, diharapkan dapat sebagai

tambahan informasi mengenai migren, sehingga dapat memberi

informasi kesehatan yang sesuai dengan keluhan yang dirasakan pasien

dan bagaimanakah cara mereka untuk menanggulanginya.


4

3. Sebagai acuan bagi penelitian lain yang tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dengan migren.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Tidur
2.1.1 Pengertian Tidur
Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversibel yang

ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan

ambang respon terhadap stimulus eksternal dibandingkan dengan keadaan

terjaga (Sadock, 2010). Waktu tidurnya kurang dari 3 jam dalam 24 jam

dapat menyebabkan seseorang mudah marah dan cakupan perhatiannya

berkurang. Kurang tidur dalam waktu lama menyebabkan kesulitan

berkonsentrasi, kemunduran performa umum, mudah terpengaruh dan bisa

terjadi halusinasi (Puri K, 2011).

2.1.2 Kualitas Tidur


Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, lesu dan apatis,

kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata

perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau

mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas tidur, menurut American Psychiatric

Association (2000), dalam Wavy (2008), didefinisikan sebagai suatu

fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur

meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu

yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek

5
6

subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Daniel et al, 1998;

Buysse, Universitas Sumatera Utara 1998).

Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat bervariasi dan individual

yang dapat dipengaruhi oleh waktu yang digunakan untuk tidur pada

malam hari atau efesiensi tidur. Beberapa penelitian melaporkan bahwa

efisiensi tidur pada usia dewasa muda adalah 80-90% (Dament et al, 1985;

Hayashi & Endo, 1982 dikutip dari Carpenito, 1998). Kualitas tidur

ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada

malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan

kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik

dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak

mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik

sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang Lai (2001) dalam

Wavy (2008).

Kualitas tidur seseorang dapat dianalisa melalui pemeriksaan

laboratorium yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak.

Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat

menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam

otak. Ini sangat dipengaruhi oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari

keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit lain yang diderita. Tipe

gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, betha, tetha dan

delta (Guyyton & Hall, 2007).


7

Selain itu, kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak

menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah

dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda

fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik

dan psikologis yang dialami (Hidayat, 2006).

2.1.3 Fisiologi Tidur


Fisiologi tidur dibedakan menjadi dua tipe: tidur rapid eye

movement (REM) dan non-REM (NREM). Kedua tipe ini ditentukan oleh

perbedaan dalam pola electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan

tonus otot (CDC, 2008). Reticular Activating System (RAS) dapat

memberikan stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan

proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan

katekolamin seperti norepineprin dan pada saat tidur disebabkan adanya

pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang

otak tengah yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR). Sistem pada

batang otak yang mengatur siklus dalam tidur yaitu RAS dan BSR. Tidur

REM (Rapid Eye Movement) dimulai dengan meningkatnya asetilkolin,

yang mengaktifkan korteks serebrum sementara bagian otak lain tidak

aktif, kemudian tidur REM (Rapid Eye Movement) diakhiri dengan

meningkatnya serotonin dan norpinefrin serta meningkatkan aktivasi otak

depan hingga mencapai keadaaan bangun (King LA, 2010).


8

2.1.4 Kebutuhan Tidur pada Usia Remaja

Setiap individu berdasarkan kelompok usia memiliki durasi tidur

yang berbeda-beda. Pola tidur dewasa relatif lebih stabil sepanjang masa

dewasa muda hingga dewasa menengah. Siklus tidur dewasa muda dan

menengah terdiri dari tahap 3 mencapai 38%, tahap 4 mencapai 10-15%

serta tahap 2 yang mendominasi sekitar 45-55% dari total tidur. Secara

keseluruhan tahapan tidur dewasa muda dan menengah terdiri dari 75-80%

tidur NREM dan 20-25% tidur REM (Library of Congress Cataloging-in-

Publication Data, 2012).

National Sleep Foundation mengajurkan pada usia dewasa muda

untuk tidur dengan waktu 7-9 jam setiap malam dan mencapai tahapan

tidur yang optimal sehingga merasakan segar saat bangun di pagi hari dan

tubuh melakukan aktivitas sesuai fungsinya. Kebutuhan tidur yang cukup

tidak ditentukan dari jumlah jam tidur (kuantitas tidur) tetapi juga

kedalaman tidur (kualitas tidur). Seseorang dapat tidur dengan waktu

singkat dengan kedalaman tidur yang cukup sehingga pada saat bangun

tidur terasa segar kembali dan pola tidur demikian tidak akan menganggu

kesehatan akan tetapi jika kurang tidur sering terjadi dan berlangsung terus

menerus dapat menganggu kesehatan fisik maupun psikis. Kualitas tidur

seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda

kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Pitaloka

RD, 2016).
9

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Tidur

a. Penyakit

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat

menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu

tidur yang banyak daripada biasanya. Di samping itu siklus bangun- tidur

selama sakit dapat mengalami gangguan.

b. Lingkungan

Lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.

Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat

menghambat upaya tidur.

c. Kelelahan

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus REM yang dilaluinya.

Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.

d. Gaya hidup

Individu yang bergantu jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar

bisa tidur dalam waktu yang tepat.

e. Stress emosional

Anxietas (kegelisahan) dan depresi sering kali mengganggu tidur

seseorang. Kondisi anxietas dapat meningkatkan kadar norepinephrin

darah melalui stimulus saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan

berkurangnya siklus REM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga

saat tidur.
10

f. Stimulan dan alkohol

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat

merangsang sistem saraf pusat sehingga dapat mengganggu pola tidur.

Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus

tidur REM.

g. Medikasi

Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorrang.

Betabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan

narkotik, diketahui dapat menekan tidur REM dan menyababkan

seringnya terjaga di malam hari.

h. Motivasi

Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan

lelah seseorang. Sebaliknya perasaan bosan atau tidak adanya motivasi

untuk terjaga sering kali dapat menyebabkan kantuk.

i. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat

proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses

tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein

yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat

juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur

(Hidayat, 2006).
11

2.2 Migren

2.2.1 Epidemiologi

Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan

75% diantaranya adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia

tetapi biasanya muncul pada usia 10 – 40 tahun dan angka kejadiannya

menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura lebih sering

dibandingkan migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1 (Agustin,

D. 2012).

Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang

(16,54%) atau 45 juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari

45 juta tersebut merupakan wanita. 75% dari jumlah di atas adalah tipe

tension headache yang berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar

dan bekerja sebanyak 62,7%. Onset migren terjadi pada usia dibawah 30

tahun pada 80% kasus dan menurun seiring bertambahnya usia. Risiko

terjadinya migren semakin besar pada orang yang memiliki riwayat

keluarga penderita migren. Sekitar 75% sampai 80% pengidap migren

memiliki anggota keluarga dekat yang mengidap nyeri kepala (Adnyana, O.

2012).

2.2.2 Definisi dan Klasifikasi Migren

Migren sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicranias (hemi:

setengah, cranium: tengkorak kepala) adalah nyeri kepala yang umumnya

unilateral yang berlangsung selama 4 - 72 jam, sekitar 2/3 penderita migren


12

predileksinya unilateral, dengan sifat nyeri yang berdenyut, dan lokasi

nyeri umumnya di daerah frontotemporal dan diperberat dengan aktivitas

fisik. Prevalensi migren lebih sering pada perempuan dibanding laki-laki,

diperkirakan dua sampai tiga kali lebih sering pada perempuan (Price,

2003).

Secara garis besar migren diklasifikasikan menjadi dua oleh

International Headache Society (IHS) 1998, yaitu migren tanpa aura atau

common migren dan migren dengan aura atau classic migren. Yang paling

sering terjadi adalah migren tanpa aura yaitu sekitar 80% dari semua

pengidap migren.

1. Migren dengan aura atau classic migren diawali dengan adanya deficit

neurologi fokal atau gangguan fungsi saraf/aura, terutama visual dan

sensorik bebauan seperti melihat garis bergelombang, cahaya terang,

bintik gelap, diikuti nyeri kepala unilateral, mual dan kadang muntah

kejadian ini umumnya berurutan dan manifestasi nyeri biasanya tidak

lebih dari 60 menit.

2. Migren tanpa aura atau common migren yaitu nyeri pada salah satu

bagian sisi kepala dengan disertai mual, fotofobi dan fonofobi,

intensitas nyeri sedang sampai berat, nyeri diperparah saat aktivitas dan

berlangsung selama 4 sampai 72 jam.


13

2.2.3 Patofisiologi migren

Vasodilatasi arteri yang berkombinasi dengan inflamsi neurogenik,

dalam sirkulasi ekstrakranial, secara khusus melibatkan cabang frontal dari

arteri temporalis superfisial, sehingga menimbulkan rasa sakit berdenyut

khas di bagian frontal. Aktivasi system saraf simpatik dan ascending

reticular aurosal system (ARAS), gejala yang muncul adalah otonom dan

sensorik, masing-masing merupakan sebab sekunder terhadap rasa sakit

dari sakit kepala (Goadsby, 2011).

Hipereksitabilitas kortikal dan pengeluaran kation dan neuro-

transmitter dengan aktivasi sekunder dari jalur trigeminal dan

menyebabkan pengeluaran neuropeptide vasoaktif dan substansi

proinflamasi. Ini menyebabkan dilatasi pembuluh darah meningen dan

inflamasi neurogenik di ujung saraf nyeri primer di kepala yang berada

pada arteri, leptomeningen, dan sinus nasalis. Neuronal spreading korteks

yang lambat pada pola sequential atau depresi menyebar seiring dengan

adanya penurunan cerebral blood flow. Gejala yang muncul aura sensori,

motorik atau terkadang jalur cortical yang lebih tinggi termasuk bahasa.

Lamanya kebutuhan tidur adalah sangat bervariasi antara setiap orang dan

sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan seseorang

untuk dapat berfungsi optimal. Pada suatu penelitian membuktikan bahwa

tidur kurang dari 6 jam dapat menyebabkan defisit kognitif, juga


14

dilaporkan remaja yang gangguan tidur mengalami gangguan emosi,

akademik, dan defisit penampilan sosial (Lance JW, 1993).

Tahapan bangun dan tidur dikarakteristikkan oleh pengukuran

fisiologik yang dinilai dengan polisomnografi. Tidur terdiri dari fase rapid

eye movement (REM) dan non rapid eye movement (NREM), fase NREM

dibagi menjadi empat tingkat dimana tingkat 1 dan 2 merupakan tidur

NREM ringan sedangkan 3 dan 4 merupakan tidur NREM yang dalam,

disebut juga delta atau slow wave sleep (SWS). Siklus tidur yang normal

dimulai dari tingkat 1 diikuti tingkat 2 kemudian SWS dan kembali dengan

cepat ketingkat 2 dan kemudian tidur REM dimulai. Pola tidur berubah

sejalan dengan pertumbuhan usia. Bayi baru lahir mengalami tidur REM

yang lebih panjang dibandingkan dengan anak-anak dan dewasa. Bayi

cukup bulan akan menghabiskan sekitar 50% total waktu tidurnya pada

tidur REM. Pada usia 10 tahun, total tidur REM akan menyerupai proporsi

pada orang dewasa yaitu 20 sampai 25% waktu tidur. Gangguan tidur

berupa berkurangnya kualitas maupun kuantitas tidur yang menyebabkan

terjadinya migren (Jones, 2012).

Umumnya dipicu oleh perubahan neurotransmitter, kadar serotonin

mempengaruhi tidur REM dan migren, dimana serotonin bekerja mengatur

tidur REM. Selama serangan migren terjadi pemecahan produk serotonin.

Normalnya, ketika seseorang tidur, akan melalui 4 fase tidur dimana fase 1

dan 2 fase awal tidur, fase 3 dan 4 adalah fase tidur nyenyak. Jika
15

seseorang sampai pada fase tidur nyenyak, tubuh akan memproduksi zat

serotonin dan dopamine yang berfungsi memberikan perasaan segar saat

bangun tidur. Serotonin dan dopamine bisa berkurang akibat kualitas tidur

yang buruk. Pada fase 1 dan 2 terdapat fase tambahan yaitu fase REM , jika

kita terbangun ketika berada di fase REM (fase dimana bola mata tampak

bergerak-gerak meskipun kelopak mata tertutup), maka kita akan

mengalami migren saat terbangun dari tidur (Jones, 2012).

2.2.4 Hubungan kualitas tidur dengan Migren

Penelitian yang dilakukan oleh Andrew dan Peter tentang sirkadian

menemukan bahwa orang dengan jam sirkadian yang lebih pendek dapat

tidur lebih awal dan bangun dipagi hari juga lebih awal karena mereka

mendapat istirahat yang cukup di malam hari. Sedangkan mereka dengan

jam sirkadian yang lebih panjang, ritme internal membuat mereka tidur

lebih lambat di malam hari. Mereka juga kesulitan bangun di pagi hari

karena mereka tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk istirahat

dimalam hari. Adrew dan Peter menyimpulkan bahwa panjang sirkadian

bervariasi pada setiap individu. Jam sirkadian cenderung lebih lama di

masa remaja dan lebih menurun di usia tua (Andrew H and Peter JG,

2013).

Irama sirkadian adalah jam biologis tubuh yang mengatur fisiologis

tubuh selama siklus 24 jam. Jam inilah yang mengatur pada malam hari

menghasilkan melatonin dari kelenjar pineal. Irama sikardian ini nantinya


16

akan terkoneksi ke hipotalamus sebagai pusat control tubuh (Andrew H and

Peter JG, 2013).

Gen hPer2 berperan dalam membantu hipotalamus mengatur pola

terjaga tubuh. Andrew dan Peter menemukan bahwa pada keluarga yang

memiliki fase tidur lanjut yang berat (ASP) dengan jam sirkadian yang

drastis pendek, terjadi perubahan pada gen CKIdelta mereka. Gen CKIdelta

adalah enzim yang berguna dalam dalam regulasi gen hPer2 di

hipotalamus. Hubungan klinis antara migren dan tidur didukung oleh

penuturan penderita migren. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa

gangguan dari rutinitas tidur normal sehari-hari, antara lain begadang,

bangun lebih awal dari biasanya, perubahan pola waktu dalam kinerja

bahkan berlebihan adalah pemicu dari sakit kepala (Andrew H and Peter

JG, 2013).

Ada tiga kemungkinan hubungan antara keduanya yaitu gangguan

tidur menyebabkan nyeri kepalan nyeri kepala menyebabkan gangguan

tidur, serta faktor intrinsik yang menjadi pencetus keduanya. Nyeri kepala

(migren) belum diamati sebagai penyebab langsung gangguan tidur mayor

kecuali depresi pada nyeri kepala dan penggunaan analgetik berlebihan

Kadar serotonin mempengaruhi tidur REM dan migren, karena serotonin

bekerja dalam mengatur tidur REM dan migren, karena serotonin bekerja

dalam mengatur tidur REM. Selama serangan migren, terjadi pemecahan


17

produk serotonin 5-hydroxyindoleacetic (5-HIAA), sehingga juga akan

terjadi gangguan tidur (Fathul LA, 2013).

2.2.5 Faktor pemicu

1. Perubahan hormone estrogen

Perubahan hormon estrogen yang banyak terdapat pada wanita

dapat memicu migren. Khususnya pada saat jumlah estogen sedang

tidak stabil, misalnya pada saat sebelum dan selama masa haid, selama

masa kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi atau jika sedang

menjalani terapi hormon.

2. Stimulasi indera tubuh

Cahaya yang terlalu terang, suara yang terlalu keras, atau bau

tertentu yang sangat menyengat seperti bau parfum dan asap rokok

dapat menjadi pemicu.

3. Makanan dan minuman

Kandungan yang terdapat pada makanan dan minuman dapat

menjadi pemicu. Minuman beralkohol seperti bir dan wine atau

kandungan kafein yang terdapat pada kopi sebaiknya dihindari.

Mengkonsumsi coklat, keju, makanan yang banyak mengandung MSG

atau pengawet juga merupakan pemicu migren.


BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disusun
kerangka teori penelitian sebagai berikut :

Penyakit Lingkungan

kelelahan Stres

Kualitas Tidur
Minum
Gaya hidup
alkohol

Disfungsi Disfungsi nukleus


hipotalamus serotogernik dan
(disfungsi SCN) dan adregenik pada
badan pineal nucleus rafe, LC

Penurunan Penurunan
plasma serotonin,
melatonin noradrenalin
Migren

Perubahan Stimulasi indra


hormon tubuh (parfum,
estrogen Makanan dan asap rokok )
minuman

Keterangan :
= Menyebabkan

18
19

3.2 Kerangka Konsep

Kualitas Tidur Migren


buruk

↓ serotonin
↓noradrenalin
↓ plasma melatonin
Keterangan :
Variabel terikat
Variabel bebas
Variabel antara

3.3 Definisi Operasional


1. Migren: Nyeri kepala sebelah yang biasa dialami oleh seseorang sekitar 4-72

jam, diperparah oleh aktivitas fisik, dan disertai dengan gejala-gejala otonom

seperti muntah, mual, fotofobia, dan fonofobia di ukur menggunakan kriteria

diagnosis IHS (International Headache Society)

2. Kualitas tidur: Kepuasan seseorang terhadap tidur sehingga pada saat bangun

orang tersebut tidak merasa lelah, segar, tidak sakit kepala, dan lesu. Kualitas

tidur dapat di nilai dengan kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index)
20

Kriteria Objektif

1. PSQI: Kuesioner yang digunakan menilai kualitas tidur seseorang yang terdiri

dari 19 pertanyaan dan dikelompokkan dalam 7 komponen kemudian

dijumlahkan jika jumlahnya 1-4 maka dikategorikan kualitas tidur baik, jika

jumlahnya 5-21 maka dikategorikan kualitas tidur buruk.

2. Kriteria diagnosis migren menurut IHS (International Headache Society:

Pertanyaan nomor 1 (ya), Pertanyaan nomor 2 (ya), Pertanyaan nomor 3

sekurang-kurangnya 2 dari karakter tersebut, Pertanyaan nomor 4 sekurang-

kurangnya ada 1 keluhan lain dikategorikan migren.

3.4 Hipotesis Penelitian


Adanya hubungan antara kualitas tidur dengan migren pada mahasiswa angkatan

2014 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.


BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

rancangan potong lintang. Pengambilan subjek berdasarkan probability sampling

yaitu simple random sampling.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai November

2017.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitin adalah Mahasiswa angkatan 2014 Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin diambil dari populasi yang

memenuhi kriteria penelitian dan secara tertulis telah menyatakan

bersedia ikut serta dalam penelitian dan telah menandatangani lembar

persetujuan atau informed consent.

21
22

4.3.3 Cara pengambilan sampel

Penghitungan besar sampel pada penelitian ini memakai rumus

besar sampel untuk penelitian analitik korelatif sebagai berikut (Dahlan,

2009):

N = Zα² P Q= (1,96)² X 0,45 X (1-0,45)


d² 0,1²

Keterangan :

Zα = Kesalahan tipe I ditetapkan 5 % = 1,96

d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki ditetapkan sebesar 10%

Q = 1-P

P = Proporsi gangguan tidur pada remaja dengan NKP yaitu 65,7%

(Gilman dkk, 2007)

Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus di atas

ditetapkan jumlah sampel minimal sebesar 96 orang.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel terikat

Migren

4.4.2 Variabel bebas

Kualitas tidur

4.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

4.5.1 Kriteria Inklusi

Subjek yang memenuhi kriteria dari penelitian ini yaitu mahasiswa

Fakultas Kedokteran Unhas angkatan 2014.


23

4.5.2 Faktor Eksklusi

1. Riwayat trauma kepala ringan hingga berat dalam 3 bulan

sebelumnya.

2. Telah didiagnosis menderita tumor otak.

4.6 Jenis Data dan Instrumen Penelitian

4.6.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

melalui kuesioner penelitian.

4.6.2 Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dan istrumen penelitian yang dipergunakan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner.

4.7 Manajemen Penelitian

4.7.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada peneliti ini yaitu data primer. Data

primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

data, yaitu dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan

secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur subjek penelitian

adalah PSQI dan untuk mendiagnosis migren diberikan kreteria diagnosis

migren menurut IHS. Instrumen ini merupakan suatu kuesioner yang

mengukur kualitas tidur yang telah banyak digunakan pada penelitian-

penelitian yang menilai kualitas tidur di luar maupun dalam negeri.


24

Kuesioner PSQI terdiri dari 7 kelompok dengan total 19 buah

pertanyaan tentang kebiasaan-kebiasaan tidur seseorang dalam 58 sebulan

terakhir. Untuk menilai efisiensi tidur pada komponen nomor 4 berdasarkan

hasil penjumlahan dan pembagian nilai yang diperoleh dari skor item

pertanyaan nomor 1, 3, 4. Penghitungannya adalah dengan menjumlahkan

lamanya waktu tidur (dalam jam) dibagi waktu lamanya di atas tempat

tidur kemudian dikalikan 100%. Jika hasilnya >85% diberi skor 0, 75-84%

diberi skor 1, 65-74% diberi skor 2, dan <65% diberi skor 3. Total skor

kuesioner PSQI diperoleh dengan menjumlahkan skor 1-7 dengan rentang

0-21. Skor tinggi menunjukkan kualitas tidur yang buruk (Buysse,1989).

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam 7 sub bagian

yaitu :

1. Kualitas tidur subjektif

2. Latensi tidur

3. Durasi tidur

4. Efisiensi kebiasaan tidur

5. Gangguan tidur

6. Penggunaan obat-obat tidur

7. Gangguan fungsi harian

Berdasarkan respon terhadap pertanyaan tersebut, masing-masing sub

bagian akan dikalkulasi dalam skala Likert 0 sampai 3. Angka 0

menunjukkan tidak adanya kebiasaan tersebut, sedangkan angka 3

menunjukkan presentasi yang tinggi dari kebiasaan tersebut. Semua sub


25

bagian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total dengan rentang nilai 0 -

21. Instrumen ini telah mengalami uji reliabilitas, dengan koefisien korelasi

interclass (r)=0,87. Uji validitas PSQI yang dilakukan pada 59 penelitian

kualitas tidur di Indonesia pada 30 orang responden mendapatkan hasil

nilai Cronbach alpha 0,766 (Buysse dkk, 1989; Backhaus dkk, 2002,

Agustin, 2012).

4.7.2 Penyajian Data

Seluruh data yang diperoleh dari penelitian yang telah dikumpulkan

kemudian diolah dengan menggunakan sistem pengolahan data lalu

dilakukan analisis. Hasil akan disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan

narasi sesuai pustaka yang ada.

4.8 Etika Penelitian

Hal-hal yang terkait dengan etika dalam penelitian ini adalah:

1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak terkait sebagai

permohonan izin untuk melakukan penelitian.

2. Menjaga kerahasiaan identitas pasien sehingga diharapkan tidak ada pihak

yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang

terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.


BAB 5

HASIL PENELITIAN

Data diperoleh dari hasil pengumpulan data berupa data primer

(pengisian kuesioner) terhadap mahasiswa angkatan 2014 Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin. Pengumpulan data dilakukan dalam

waktu 1 bulan dengan jumlah responden yang diperoleh sebesar 100 orang

yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh diolah menggunakan

Microsoft Excel dan SPSS. Penyajian data peneliti ini meliputi hasil analisis

univariat dn bivariat. Hasil analisis univariat adalah deskripsi kualitas tidur,

deskripsi migren. Hasil analisis bivariat adalah data dianalisis menggunakan

metode Chi-square, yaitu metode statistic yang digunakan untuk melihat

kemaknaan dan hubungan antara masing-masing veriabel (karakteristik

individu dan hubungan kualitas tidur dengan migren terhadap mahasiswa

angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin).

Tabel 5.1: Distribusi kualitas tidur mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (n = 100)

Kualits Tidur Jumlah Persentase


Baik 18 18%
Buruk 82 82%
Total 100 100%
Sumber : Data primer

Berdasarkan dari tabel 5.1 bahwa dari 100 responden, kualitas tidur

baik 18 orang (18%), sedangkan kulitas tidur buruk 82 orang (82%).

26
27

Tabel 5.2: Distribusi Migren pada mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Migren Jumlah Persentase


Tidak 62 62%
Ya 38 38%
Total 100 100%
Sumber : Data primer

Berdasarkan hasil dari tabel 5.2 bahwa dari 100 responden, penderita

migren didapatkan 38 orang (38%) sedangkan tidak mengalami migren 62

orang (62%).

Tabel 5.3 : Membandingkan kualitas tidur mahasiswa dengan

terjadinya migren pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

Kualitas Tidur Migren Total P


Value
Ya Tidak
N % N % N %
Baik 3 16,7% 15 83,3% 18 100% 0,039
Buruk 35 42,7% 47 57,3% 82 100%
Total 38 38,0% 62 62,0% 100 100%
Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 5.3 bahwa dari 100 responden dapat dijelaskan bahwa

persentase responden yang mengalami migren lebih tinggi pada kualitas tidur yang

buruk 35 orang (42,7%) dibandingkan dengan responden kualitas tidurnya baik 3

orang (16,7%). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square diperoleh nilai p Value=

0,039, dimana p < 0,005 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna

antara kualitas tidur dengan migren pada responden.


BAB 6

PEMBAHASAN
6.1 Kualitas Tidur

Kebutuhan tidur yang cukup tidak ditentukan dari jumlah jam tidur (kuantitas

tidur) tetapi juga kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur adalah kepuasan

seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan

lelah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva

merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau

mengantuk (Hidayat, 2006) dan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

menurut Hidayat (2006) seperti: penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress

emosional, motivasi, dan nutrisi yang banyak dialami oleh mahasiswa. Berdasarkan

tabel 5.1 dari 100 responden menunjukkan bahwa sebagian besar kualitas tidur

responden adalah buruk sebanyak 82 orang (82%). Masalah tidur pada mahasiswa

sangat sering terjadi dan dilaporkan memiliki prevalensi yang bervariasi mulai 5%

sampai dengan 43% (Reigstad dkk, 2009). Guo dkk. (2014) mempublikasikan hasil

penelitian tentang gangguan tidur pada mahasiswa di China yang memperoleh angka

prevalensi 39,6%. Penelitian lain yang serupa mendukung penelitian tersebut dengan

prevalensi 66%-90%. National Sleep Foundation mengajurkan pada usia dewasa

muda untuk tidur dengan waktu 7-9 jam setiap malam dan mencapai tahapan tidur

yang optimal sehingga merasakan segar saat bangun di pagi hari dan tubuh

melakukan aktivitas sesuai fungsinya.

28
29

6.2 Kejadian migren

Migren dapat digambarkan sebagai sakit kepala episodik, berlangsung selama

4-72 jam, disertai rasa mual dan muntah. Beberapa serangan migren diawali oleh

suatu pancaran cahaya atau aura (migren klasik), gejala pada penglihatan. Ada

keadaan yang sama sekali terbatas dari gejala-gejalanya sebelum serangan lagi. Sakit

kepala yang dialami sehari hari bukanlah migren. Seseorang yang mengalami migren

jarang sekali memeriksakan dirinya pada pelayanan kesehatan, karena dianggap

sebagai penyakit biasa. Padahal jika hal ini terjadi secara terus-menerus tanpa

diperiksakan maka akan menggangu aktivitas sehari-hari dan membuat mereka sangat

cemas. Jika hal ini terjadi pada mahasiswa, maka akan mempengaruhi konsentrasi

dalam belajar dan kondisi kesehatannya.Berdasarkan tabel 5.2 dari 100 responden

menunjukkan bahwa yang mengalami kejadian migren pada responden sebanyak 38

orang (38%). Maka mahasiswa harus bisa mengatasi migren dengan cara mengenali

dan menghindari faktor pencetus, jumlah serangan dan tingkat keparahan migren

dapat dikurangi. Ada beberapa faktor pencetus diluar kemampuan kita untuk bisa

mengontrolnya seperti makan makanan yang bergizi, makan teratur, mengatasi stres,

tidur dan beraktifitas secara teratur, dan bergaya hidup sehat. Ada pun hal yang harus

dihindari antara lain makanan yang dapat mencetuskan migren dan menghindari asap

rokok baik sebagai perokok pasif atau pun pasif.


30

6.3 Hubungan kulaitas tidur dengan migren

Tidur yang baik memiliki peran penting dalam pemulihan tubuh. Pada

manusia, irama sirkadian secara normal muncul pada malam hari bersama dengan

melatonin. Hal ini menyimpulkan bahwa melatonin adalah fasilitator tidur internal

pada manusia yang menghambat proses terjaga/bangun. Melatonin meningkatkan

kecenderungan untuk tidur seseorang, melatonin adalah molekul yang bertanggung

jawab terhadap sinkronnya internal tubuh dengan lingkungan. Dalam patofisiologi

migren, melatonin berperan dalam terjadinya cortical spreading depression (CSD)

dengan efeknya kesistem oksida nitrit, GABA, dan glutamatercik (Peres, 2005).

Hasil uji statistic Chis-square diperoleh p value = 0,039. Hal ini

menunjukkan ada hubungan antara kualitas tidur dengan migren pada mahasiswa

pendidikan dokter Universitas Hasanuddin. Pada tabel 5.3 menjelaskan responden

yang mengalami migren lebih banyak pada responden yang kualitas tidurnya buruk

35 orang (42,7%) dibandingkan dengan responden dengan kualitas tidurnya baik 3

orang (16,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Gilman et all yang

menjelaskan bahwa migren yang termasuk kedalam nyeri kepala primer sering kali

dicetuskan oleh kualitas tidur yang buruk (Gilman at all, 2007). Hasil penelitian lain

oleh The-Third Nord-Trondelag Health Study dalam Larsson menjelaskan adanya

keterkaitan gangguan tidur yang termasuk kedalam penilaian kualitas tidur seseorang

dengan terjadinya migren. Hal ini mengemukakan bahwa kualitas tidur yang buruk

dapat mengubah proses modulasi nyeri sehingga menjadi lebih peka terhadap nyeri

(Larsson B, 2008).
31

Migren merupakan sindrom kompleks yang berhubungan dengan berbagai

kondisi termasuk gangguang cemas menyeluruh, insomnia, maupun depresi.

Sejumlah mekanisme penyebab migren diduga akibat adanya sensitisasi sentral,

adanya gangguan pada modulasi nyeri sentral, disfungsi hipotalamus, serta kombinasi

keempat mekaanisme tersebut. Sekresi melatonin oleh badan pineal secara substansial

ditekan oleh paparan cahaya. Penderita migren akan lebih rentan terhadap serangan

sepanjang musim panas saat siang hari dan berlangsung hampir sepanjang hari

selama beberapa bulan (Bruera at all, 2008).

Hampir 50% serangan migren teradi pada pukul 4 dan 9 pagi mengikuti irama

sirkardian, namun serangan migren tidak memiliki keterkaitan dengan stadium tidur.

Penderita mungkin saja terbangun karena serangan migren diluar tidur fase REM atau

serangan tersebut muncul pada stadium 3 dan 4 tidur RAS. 60% pasien migren

menjelaskan adanya euphoria patologis, iritabalitas, depresi, lapar, haus, dan

mengantuk sepanjang 24 jam yang mendahului serangan migren. Gejala tersebut

merupakan gejala yang terjadi sebagai akibat dari disfungsi hipotalamus Berdasarkan

penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan kualitas tidur yang buruk dapat

menyebabkan terjadinya serangan migren karena kualitas tidur yang buruk dapat

mengubah proses modulasi nyeri sehingga nyeri lebih peka terhadap nyeri yang

menjadi mekanisme penyebab terjadinya migren (Bruera at all, 2008).


BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2014

mayoritas memiliki kualitas tidur buruk.

2. Terdapat beberapa Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

angkatan 2014 yang menderita migren.

3. Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan migren pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dimana jumlah mahsiswa yang

menderita migren lebih banyak mengalami kualitas tidur buruk dibandingkan

dengan mahasiwa dengan kualitas tidur yang baik.

7.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya diperlukan untuk menelti faktor-faktor lain yang

dapat menyebabkan migren selain faktor kualitas tidur.

2. Perlunya informasi yang lebih mengenai faktor resiko untuk migren sehingga

kejadian migren pada mahasiswa dapat berkurang.

3. Bagi penderita migren disarankan untuk lebih menjaga kesehatan dengan tidur

yang teratur dan jangan tidur terlalu larut malam.

32
DAFTAR PUSTAKA

Alberti A. 2006. Headache and Sleep. Sleep Medicine Review;10(6):431-437.

Anurugo, Dito. 2012. Penatalaksanaan Migren. [Thesis] RS PKU Muhammadiyah

Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia. CDK-198/ vol. 39 no. 10.

Andre H and Peter JG. Migreine and sleep: New Connections. Journal of Cerebrum.

2013. Hal : 1-11.

Bruera O, Sanchez G, Levin G, Cristina S, and Meidina C. Plasma Melatonin Pattern

in Chronic and Episodic Headaches: Evaluation During Sleep and Waking.

Funtcional Neurologi. 2008. 77-81

Carlson NR. Physiology of behavior ed 11.University of Massachusetts, Amherst,

2013. ISBN-13:978-0-205-87194-0.p.299

CDC. Perceived insufficient rest or sleep among adults—United States, 2008.

MMWR 2009;58:1175–9.

Fathul LA dan Imam AA. Hubungan perubahan pola tidur dengan kejadian migren

pada mahasiswa tingkat IV semester VII prodi SI Keperawatan di STIKES

Pemkab Jombang, 2013 : 7.

Gilman, Palermo, Kabbouche, Hersey A, and Powers. Primary Headache and sleep

Disturbance in Adolesent. Headache. 2007. 1189-1194

Goadsby, Peter J; Raski, Neil H. 2011. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine, 2

Edition, McGraw Hill, Section II Chapter 6.

Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2007. Aktivitas Otak-Tidur dalam Buku Ajar Fisiologi

kedokteran ed.9. Jakarta: EGC.

33
34

Headache Classification Subcommitee of the International Headache Society. The

International Headache Classification Disorder: 2nd Edition. Cephalgia

2004; 24 Suppl 1:1-160

Hidayat, A. A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba

Medika.

Jones, H, Royden Jr; Srinivasan, Jayashri; Allam, Gregory J; Baker, Richard A, 2012.

Netter’s Neurology 2 Edition, Saunders, Elseviers Inc

King LA. Psikologi umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta : Salemba Medika,

2010

Larsson B. Headache Prevalence and Characteristics Among Adolescent in the

General Population. The Journal of Headache and Pain. 2008. 327-334.

Lance JW: mechanism and management of headache .5th ed. London: Butterworth.

1993.

Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.Clinical sleep disorders, 2012

Lina Waty, Supriatmo, Saing, B. 2013. Relationship between Migren and Sleep

Disorders in Adolescents. Paediatrica Indonesiana;53(4):214-17.

Moldofsky, H. 2001. Sleep and Pain. Sleep Medicine Reviews;5(5):387–398.

Moran, A., Everhart, D. 2012. Adolescent Sleep: Review of Characteristics,

Consequences, and Intervention. Journal of sleep disorders:

treatment&care;1(2).

National Sleep Foundation. How much sleep do we really need? Washington, DC:

National Sleep Foundation; 2010. Diakses melalui


35

http://www.sleepfoundation.org/article/how-sleep-works/how-much-sleepdo-

we-really-need pada tanggal 12 November 2017

Perdossi. 2013. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri

Kepala. Surabaya: Airlangga University Press.

Pitaloka RD, Utami GT, Novayelinda R. Hubungan kualitas tidur dengan tekanan

darah dan kemampuan konsentrasi belajar mahasiswa program studi ilmu

keperawatan universitas riau. JOM vol. 2 No. 2 , 2015

Puri K. Buku ajar psikiatri edisi 2. Jakarta : EGC, 2011

Peres M. Melatonin: The Pineal Gland and Their Implication for Headache

Disorders. Cephalgia. 2005. 403-411.

Price, A., Wilson, L. 2006. Pathophysiology : Clinical Concepts of Disease

Processes. New York: Mosby.

Price, Sylvia dan Lorraine M.Wilson. Patofisiologi edisi 6.Jakarta : EGC.2003

Redline, S., Isser, A. S., Rossen, C. L., Johnson, N. L., Kirchner, H. L., Emancipator,

J., Kibler, A. M. (2007).

Sadock, Benjamin J, Sadock, Virginia A. Buku ajar psikiatri klinis edisi 2. Jakarta:

EGC, 2010

Stovner LJ, Hagen K, Jensen R, Katsarava Z, Lipton RB, Scher AI, Steiner TJ, et al.

2007. The global burden of headache: a documentation of headache

prevalence and disability worldwide. Cephalalgia. 27: 193-210.

Vande Ven, Rob CG; Kaja, Simon; Plomp, Jaap: Frants, Rune R; van de

Maagdenberg, Rn MJM; Ferrari, Michel D, 2007, genetic Models of Migren.


36

Clinical Implications of Basic Neuroscience Research. Arch Neurol/Volume

64.

Waty, Lina. 2010. Hubungan Migren Terhadap Terjadinya Gangguan Tidur Pada

Remaja. [Thesis] Program Magister Klinis – Spesialis Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan

Wilkinson, Marcia dan Anne Mac Gregor, (2002). Seri Kesehatan bimbingan Dokter

pada Migren dan Sakit Kepala Lainnya. Jakarta : Dian Rakyat

WHO. 2012. Headache Disorders. Tersedia di:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs277/en [diakses 6 November

2015].
37

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Anildhah Wahab


NIM : C111 14 359
Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 27 Juni 1996
Alamat : Jl. Perumnas Antang Blok 2, Pattunuang Dlm 3 no 103
Agama : Islam
Suku : Bugis
Nama Orang Tua
Ayah : Abd. Wahab S,Sos M.Si
Ibu : Hj. Hamsinah Wahab S.Sos

Riwayat Pendidikan
Tahun 2002 Lulus TK Rama Makassar
Tahun 2008 Lulus SDN Unggulan Toddopuli Makassar
Tahun 2011 Lulus SMP Negeri 8 Makassar
Tahun 2014 Lulus SMA Negeri 17 Makassar
Tahun 2014-Sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
38

Lampiran 2

LEMBAR INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nama saya Anildhah Wahab, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin . Saya akan melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Kualitas Tidur dengan Migren pada Mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin”.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara kualitas tidur dengan migren pada Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan Saudara untuk mengisi pertanyaan-

pertanyaan yang tertera pada kuesioner terlampir untuk disertakan dalam data

penelitian. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas maupun jawaban yang saudara

berikan. Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya

mohon kesediaan Saudara sekalian untuk menandatangani persetujuan yang telah

saya siapkan.
39

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin: L / P

Alamat :

Pekerjaan :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai penelitian ini, saya
menyatakan bersedia secara sukarela tanpa paksaan untuk menjadi responden
penelitian ini dan menaati semua prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini.
Saya mengerti bahwa prosedur penelitian terhadap saya tidak akan menyebabkan hal-
hal yang merugikan bagi saya.
Makassar, …………………… 2017

Responden

Saksi 1 Saksi 2 (……………………)


NIM

(……………………) (……………………)

NIM NIM

Penanggung Jawab, Peneliti Utama


Nama : Anildhah Wahab
Alamat : Jl. Perumnas Antang Blok 2, Pattunuang Dlm 3 no 103
No. Telpon : 085343864325
40

Lampiran 4

KUESIONER KUALITAS TIDUR (PSQI)


Pittsburgh Sleep Quality Index
1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
41

5. 5. Seberapa sering masalah-masalah Tidak 1x 2x ≥ 3x


dibawah ini mengganggu tidur pernah seminggu seminggu seminggu
anda? dalam (1) (2) (3)
sebulan
terakhir
(0)
a. Tidak mampu tertidur selama 30
menit sejak berbaring
b. Terbangun ditengah malam atau dini
hari
c. Terbangun untuk ke kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan baik
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam hari
g. Kepanasan di malam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri ( memiliki luka)
j. Alasan lain.......
6. Selama sebulan terakhir, seberapa
sering anda menggunakan obat tidur
7. Selama sebulan terakhir,seberapa
sering anda mengantuk ketika
melakukan aktivitas di siang hari
8. Selama satu bulan terakhir, berapa
banyak masalah yang anda
dapatkan dan anda selesaikan
permasalahan tersebut?
Sangat Cukup Cukup Sangat
Baik (0) Baik (1) buruk Buruk
(2) (3)
9. Selama bulan terakhir, bagaiman
anda menilai kepuasan tidur anda?
42

DIAGNOSIS MIGREN

NAMA : ANGKATAN :
NIM : ALAMAT :
UMUR :
1) Sekurang-kurangnya 5 kali serangan yang memiliki kreteria 2-4
Ya ( ) Tidak ( )

2) Apakah setiap sakit kepala berlangsung selama 4 – 72 jam ? (Tidak diobati


atau pengobatan tidak cukup)
Ya ( ) Tidak ( )

3) Karakteristik sakit kepala


a. Lokasi sakit kepala unilateral Ya () Tidak ( )
b. Berdenyut Ya () Tidak ( )
c. Intensitas sakit kepala Ya () Tidak ( )
sedang/berat
d. Memberat dengan pergerakan atau
menyebabkan menghindari Ya () Tidak ( ) aktifitas rutin
(berjalan, naik tangga)

4) Keluhan lain saat sakit kepala :


a. Disertai mual/muntah Ya () Tidak ( )
b. Photophobia dan phonophobia Ya () Tidak ( )
43

Lampiran 5
44
45
46
47

Lampiran 6
Data kuesioner
UMUR JENIS KOMPONEN KOMPONEN KOMPONEN KOMPONEN KOMPONEN KOMPONEN KOMPONEN KUALITAS
NO JUMLAH MIGREN
(TAHUN) KELAMIN 1 2 3 4 5 6 7 TIDUR
1 22 Perempuan 1 2 3 3 1 0 1 11 BURUK TIDAK
2 21 Perempuan 1 0 2 3 0 0 3 9 BURUK TIDAK
3 20 Laki-laki 1 0 2 3 0 0 3 9 BURUK TIDAK
4 21 Perempuan 1 0 0 1 6 0 2 10 BURUK TIDAK
5 21 Perempuan 1 0 2 3 0 0 2 8 BURUK TIDAK
6 21 Perempuan 1 0 2 2 0 0 2 7 BURUK TIDAK
7 21 Perempuan 0 0 0 1 1 0 2 4 BAIK TIDAK
8 21 Perempuan 0 1 2 1 1 0 2 7 BURUK TIDAK
9 21 Perempuan 2 1 2 3 1 0 3 12 BURUK Ya
10 21 Perempuan 2 0 2 3 1 0 3 11 BURUK TIDAK
11 22 Perempuan 1 1 1 2 1 0 3 9 BURUK TIDAK
12 20 Perempuan 1 0 3 3 2 0 2 11 BURUK Ya
13 22 Perempuan 0 0 1 3 2 0 2 8 BURUK TIDAK
14 21 Perempuan 1 1 2 3 0 0 1 8 BURUK TIDAK
15 21 Perempuan 2 3 0 1 1 0 3 10 BURUK TIDAK
16 21 Laki-laki 2 5 3 3 1 0 2 16 BURUK Ya
17 21 Laki-laki 1 3 2 3 2 0 3 14 BURUK Ya
18 21 Perempuan 0 1 1 2 1 0 0 5 BAIK TIDAK
19 21 Laki-laki 2 2 3 3 1 0 3 14 BURUK Ya
20 21 Laki-laki 1 0 0 2 1 0 1 5 BAIK Ya
21 21 Perempuan 1 1 2 3 1 0 3 11 BURUK TIDAK
22 21 Perempuan 1 0 2 3 1 0 1 8 BURUK TIDAK
23 21 Perempuan 1 2 3 3 0 0 2 11 BURUK Ya
24 21 Perempuan 1 0 1 2 1 0 3 8 BURUK TIDAK
25 20 Perempuan 0 0 1 3 0 0 1 5 BAIK Ya
26 21 Laki-laki 0 0 1 2 1 0 1 5 BAIK TIDAK
27 20 Perempuan 1 0 1 3 0 0 2 7 BURUK TIDAK
28 21 Perempuan 2 2 2 3 2 2 2 15 BURUK Ya
29 23 Perempuan 1 0 2 3 0 0 3 9 BURUK TIDAK
30 21 Perempuan 1 2 2 3 1 0 3 12 BURUK TIDAK
31 20 Perempuan 1 1 1 2 1 0 2 8 BURUK TIDAK
32 21 Perempuan 0 0 1 2 0 0 1 4 BAIK TIDAK
33 19 Perempuan 1 1 1 1 0 0 1 5 BAIK Ya
34 21 Perempuan 0 0 0 1 1 0 1 3 BAIK TIDAK
35 22 Perempuan 1 1 2 3 1 0 3 11 BURUK TIDAK
36 21 Perempuan 1 2 2 3 1 0 1 10 U TIDAK
37 20 Perempuan 1 3 2 3 1 0 1 11 BURUK TIDAK
38 21 Perempuan 2 2 3 3 1 0 3 14 BURUK Ya
39 21 Perempuan 2 1 1 2 1 2 1 10 BURUK Ya
40 22 Perempuan 1 0 0 2 1 0 1 5 BAIK TIDAK
41 21 Laki-laki 0 2 1 2 2 1 2 10 BURUK Ya
42 20 Laki-laki 1 2 1 1 2 0 2 9 BURUK TIDAK
43 21 Perempuan 2 0 2 3 1 0 3 11 BURUK TIDAK
44 22 Perempuan 1 1 1 2 0 0 2 7 BURUK TIDAK
45 20 Perempuan 1 2 0 3 3 1 0 10 BURUK TIDAK
46 21 Laki-laki 1 2 2 3 1 0 1 10 BURUK TIDAK
47 21 Perempuan 1 0 2 3 2 0 3 11 BURUK Ya
48 21 Perempuan 1 1 3 2 1 0 2 10 BURUK Ya
49 22 Perempuan 1 2 1 2 2 0 3 11 BURUK Ya
50 21 Perempuan 1 1 2 1 2 0 1 8 BURUK TIDAK
48

51 20 Perempuan 1 1 2 3 1 0 2 10 BURUK Ya
52 21 Perempuan 1 1 1 2 1 0 1 7 BURUK TIDAK
53 20 Perempuan 1 0 3 3 1 0 1 9 BURUK TIDAK
54 22 Perempuan 2 1 3 3 1 0 2 12 BURUK TIDAK
55 21 Perempuan 2 2 2 3 1 0 3 13 BURUK Ya
56 21 Perempuan 1 1 2 3 1 0 2 10 BURUK TIDAK
57 20 Laki-laki 2 2 3 3 1 0 2 13 BURUK Ya
58 21 Perempuan 1 1 2 3 2 0 3 12 BURUK Ya
59 22 Perempuan 2 1 2 1 1 0 2 9 BURUK TIDAK
60 22 Perempuan 1 1 2 3 1 0 2 10 BURUK TIDAK
61 21 Perempuan 0 0 0 2 1 1 1 5 BAIK TIDAK
62 22 Laki-laki 2 3 1 2 0 0 3 11 BURUK TIDAK
63 21 Laki-laki 1 2 3 3 1 0 3 13 BURUK Ya
64 24 Perempuan 0 0 2 3 0 0 0 5 BAIK TIDAK
65 21 Laki-laki 1 1 2 3 1 0 1 9 BURUK TIDAK
66 20 Perempuan 2 3 2 3 1 0 3 14 BURUK Ya
67 20 Laki-laki 2 2 2 3 0 0 1 10 BURUK Ya
68 22 Perempuan 1 1 2 0 1 0 3 8 BURUK TIDAK
69 20 Perempuan 0 1 3 0 1 0 0 5 BAIK TIDAK
70 21 Perempuan 1 1 2 2 1 0 3 10 BURUK TIDAK
71 20 Laki-laki 2 2 3 3 0 0 1 11 BURUK TIDAK
72 22 Perempuan 0 1 3 3 1 0 1 9 BURUK TIDAK
73 21 Perempuan 2 3 2 2 1 0 2 12 BURUK TIDAK
74 21 Perempuan 2 1 2 3 2 0 2 12 BURUK Ya
75 21 Perempuan 1 2 2 3 1 0 2 11 BURUK TIDAK
76 22 Perempuan 0 1 2 3 1 0 1 8 BURUK Ya
77 21 Laki-laki 1 1 0 1 1 0 1 5 BAIK TIDAK
78 21 Laki-laki 1 0 2 2 1 0 2 8 BURUK TIDAK
79 20 Perempuan 2 1 2 3 1 0 2 11 BURUK Ya
80 20 Laki-laki 1 2 2 3 0 0 2 10 BURUK TIDAK
81 22 Perempuan 1 0 2 3 1 0 0 7 BURUK TIDAK
82 20 Laki-laki 1 1 2 3 1 0 3 11 BURUK Ya
83 20 Laki-laki 1 1 0 1 0 0 2 5 BAIK TIDAK
84 21 Laki-laki 1 3 2 3 2 0 2 13 BURUK Ya
85 21 Perempuan 2 2 2 2 1 0 2 11 BURUK TIDAK
86 21 Laki-laki 2 0 2 3 1 0 3 11 BURUK TIDAK
87 21 Perempuan 1 1 2 3 1 0 2 10 BURUK Ya
88 20 Perempuan 2 1 3 2 1 0 2 11 BURUK Ya
89 22 Perempuan 0 0 0 1 1 0 3 5 BAIK TIDAK
90 21 Laki-laki 1 0 0 1 1 0 0 3 BAIK TIDAK
91 20 Laki-laki 1 1 1 2 1 0 3 9 BURUK Ya
92 20 Perempuan 1 1 2 3 0 0 3 10 BURUK Ya
93 22 Perempuan 1 0 2 3 2 0 3 11 BURUK Ya
94 21 Perempuan 1 0 2 2 1 0 3 9 BURUK Ya
95 20 Perempuan 0 0 1 1 0 0 2 4 BAIK TIDAK
96 20 Perempuan 0 0 1 1 0 1 2 5 BAIK TIDAK
97 21 Laki-laki 1 1 2 3 2 0 1 10 BURUK Ya
98 21 Laki-laki 1 1 1 2 2 1 1 9 BURUK Ya
99 22 Perempuan 1 1 2 1 2 0 1 8 BURUK Ya
100 21 Perempuan 1 2 3 1 0 0 3 10 BURUK Ya
49

LAMPIRAN 7

HASIL PENGELOLAHAN DATA DENGAN PROGRAM SPSS

Statistics

UMUR (TAHUN)

N Valid 100

Missing 1

Mean 20.97

Std. Deviation .771

Minimum 19

Maximum 24

UMUR (TAHUN)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 19 1 1.0 1.0 1.0

20 24 23.8 24.0 25.0

21 55 54.5 55.0 80.0

22 18 17.8 18.0 98.0

23 1 1.0 1.0 99.0

24 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0


50

Statistics

JENIS KELAMIN

N Valid 100

Missing 0

JENIS KELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 26 26.0 26.0 26.0

Perempuan 74 74.0 74.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Statistics

KUALITAS TIDUR

N Valid 100

Missing 0

KUALITAS TIDUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 18 18.0 18.0 18.0

BURUK 82 82.0 82.0 100.0


51

Statistics

KUALITAS TIDUR

N Valid 100

Total 100 100.0 100.0

Statistics

MIGREN

N Valid 100

Missing 0

MIGREN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK 62 62.0 62.0 62.0

Ya 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

MIGREN * KUALITAS TIDUR Crosstabulation

KUALITAS TIDUR

BAIK BURUK Total

MIGREN TIDAK Count 15 47 62

% within KUALITAS TIDUR 83.3% 57.3% 62.0%

Ya Count 3 35 38
52

% within KUALITAS TIDUR 16.7% 42.7% 38.0%

Total Count 18 82 100

% within KUALITAS TIDUR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

a
Pearson Chi-Square 4.240 1 .039

b
Continuity Correction 3.208 1 .073

Likelihood Ratio 4.679 1 .031

Fisher's Exact Test .059 .033

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.84.

b. Computed only for a 2x2 table

a
Symmetric Measures

Value

N of Valid Cases 100

a. Correlation statistics are


available for numeric data only.

Anda mungkin juga menyukai