Anda di halaman 1dari 2

Murid SD Mengaku Mendapat Pelecehan Seksual di Sekolah

Rabu, 07 Mei 2014 | 18:25


Jakarta - Kekerasan seksual kembali terjadi dalam lingkungan pendidikan di Jakarta. Seorang
murid kelas III SDN 06 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur mengaku dilecehkan seorang
oknum guru di dalam toilet sekolah yang sudah tidak terpakai.
Akibat peristiwa yang menimpanya, murid bernisial W (10) itu trauma dan belum dapat
melanjutkan sekolah kembali.
Pelecehan seksual ini terungkap saat M (40) ibu dari W, curiga dengan cara berjalan putri
keduanya itu saat pulang dari sekolah pada Rabu (30/4) lalu. Saat ditanyakan, W mengaku hanya
digigit semut.
"Waktu pulang anak saya berjalan mengangkang, tapi dibilangnya digigit semut," kata M saat
ditemui di kediamannya di kawasan Cimanggis, Depok, Rabu (7/5).
Keesokan harinya, W yang libur sekolah, menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Namun,
pada sore hari, W mengeluhkan kemaluannya yang terasa semakin sakit.
"Dia mengeluh kemaluannya sakit, waktu saya lihat ternyata sudah bengkak," tutur M.
Seorang bidan di klinik terdekat yang didatangi W untuk memeriksakan anaknya, menyarankan
agar M diperiksa di Rumah Sakit Ibu dan Anak yang terletak tak jauh dari rumah. Saat diperiksa
dokter, W menjerit kesakitan.
"Empat jam anak saya tidak berhenti menangis. Dokter yang memeriksa menyimpulkan anak saya
telah jadi korban penganiayaan, dan saya disarankan membawa anak saya divisum," ungkapnya.
W yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh cuci dan berpenghasilan Rp 300 ribu perbulan
kebingungan lantaran tak memiliki biaya untuk visum. M diantar seorang kenalan anggota
kepolisian ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Timur dan membuat
surat rujukan visum. Namun, sang anak yang trauma masih enggan untuk divisum.
"Katanya gratis untuk visumnya, tapi sekarang anak saya yang tidak mau divisum karena trauma,"
katanya.
W hingga kini masih trauma dan belum dapat menuturkan secara rinci peristiwa yang
menimpanya. Namun, kepada sang ibu, W mengatakan peristiwa itu terjadi di toilet dan menyebut
nama seorang guru sebagai pelakunya.
"Dia hanya bilang sadar-sadar sudah di dalam toilet sekolah dan bilang nama seorang guru. Saya
ulang terus pertanyaannya dan jawabannya tetap sama," ungkapnya.
Setelah mendapat keterangan itu, M kemudian melapor kepada pihak sekolah. Namun, pihak
sekolah justru meminta agar M tak melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
"Ibu jangan lapor dulu ke polisi," kata M menirukan ucapan pihak sekolah.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Sukirno, Kepala SDN 06 Petang Pondok Rangon, Cipayung,
Jakarta Timur, membantah dugaan kekerasan seksual tersebut. Dia mengaku telah menggelar rapat
dengan para guru. Dalam rapat tersebut, guru yang disebut M menegaskan tidak melakukan tindak
pelecehan seksual yang dimaksud.
"Semua guru sudah dikumpulkan dan tidak ada yang mengakui. Guru yang dimaksud juga berani
bersumpah tidak melakukannya. Sekarang saya sedang membuat draft surat pernyataannya," kata
Sukirno saat ditemui di kantornya.
Berdasar keterangan penjaga sekolah, Sukirno menuturkan, pada Rabu (30/4), sekitar pukul 11.00
WIB, W turut membantu teman sekelasnya mengangkat bangku dari ruangan toilet yang kini
gunakan sebagai gudang ke ruangan yang akan digunakan untuk tryout murid kelas VI. Saat itu, di
sekolah hanya ada seorang guru yang mengajar pendalaman materi untuk kelas VI.

"Dan saat keluar dari toilet W biasa saja, terlihat riang dan ketawa-ketawa sama temannya," tutur
Sukirno.
Sukirno yang mengetahui peristiwa ini dari salah seorang staf guru pada Sabtu (3/5) malam
langsung menemui korban dan keluarga. Saat itu, Sukirno mempertanyakan langkah orangtua
yang sudah melapor ke kepolisian tanpa sepengetahuannya.
"Saya tanya kenapa tidak bilang dulu ke saya. Saya tidak ingin menyudutkan sesuatu yang belum
jelas. Apalagi ini anak buah saya," katanya.
Meski demikian, Sukirno menegaskan dukungannya terhadap penyelidikan yang dilakukan pihak
kepolisian. Selain memberikan dispensasi kepada WDitegaskan, jika nantinya ada guru yang
terbukti bersalah, pihaknya akan memberikan sanksi tegas.
"Saya mendukung penyelidikan ini. Saya juga kasih dispensasi untuk W sementara waktu kalau
dia belum mau masuk sekolah, diberi ijin dulu," jelasnya.
Ditemui terpisah, Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, AKBP Didik Sugiarto mengaku telah
mendapat informasi adanya dugaan kekerasan seksual yang dilakukan ooknum guru tersebut. Saat
ini, kata Didik, pihaknya masih mendalami dan mengembangkan kasus ini.
"Kami sudah mendapat informasi mengenai ini dan sedang menyelidikinya," katanya

Fana Suparman/CAH

Sumber http://m.beritasatu.com/hukum-kriminalitas/182639-lagi-murid-sd-mengaku-mendapat-
pelecehan-seksual-di-sekolah.html

Anda mungkin juga menyukai