Bunyi dapat didefinisikan dari segi objektif yaitu perubahan tekanan udara akibat
gelombang tekanan dan secara subjektif adalah tanggapan pendengaran yang diterima oleh
manusia. Bunyi memerlukan media (air, udara, zat padat) untuk dapat merambat yang
berupa gelombang longitudinal. Jangkauan frekuensi yang dapat didengar manusia adalah
antara 20 - 20.000 Hz yang disebut frekuensi audio. Frekuensi dibawah 20 Hz disebut
infrasonik dan diatas 20 KHz disebut ultrasonik yang keduanya tidak dapat didengar oleh
telinga manusia normal.
c. Penerima.
Manusia menerima perubahan tekanan udara di telinga dan dikirim ke saraf untuk
respon pendengaran di otak.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah temperatur udara, arah dan kecepatan angin,
kelembaban dan tekanan udara.
1
ditimbulkan oleh beberapa sumber/ sumber ganda seperti lalu lintas, kawasan industri dan
pemukiman.
2
Metoda pengendalian
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan bising lingkungan. Beberapa
diantaranya disebutkan di bawah ini.
1. Pengendalian sumber.
Cara ini sangat efektif dan ekonomis contohnya bising akibat getaran orang yang
berjalan dapat direduksi dengan melapisi lantai dengan karpet atau gabus.
2. Penataan kota.
Perkembangan kota, terutama transportasi banyak menimbulkan masalah kebisingan.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan penataan kota yang dapat mengurangi
kebisingan sampai batas yang diizinkan.
3. Perencanaan lokasi bangunan.
Diupayakan ada pengelompokan lokasi bangunan sesuai dengan fungsinya. Lokasi
rumah sakit, sekolah, kantor, hendaknya jauh dari jalan raya, daerah industri dan
bandar udara atau terminal.
4. Rancangan arsitektur dan struktur bangunan.
Pengendalian bising ruangan, perlu memikirkan fungsi ruang dan lokasinya. Ruang
istirahat hendaknya ditempatkan pada daerah yang tenang. Kekuatan, tebal dan jenis
lantai dan dinding juga perlu mendapat perhatian karena mempengaruhi transmisi
suara. Pada dasarnya, semua bahan bangunan dan lapisan permukaan mempunyai
kemampuan menyerap bunyi dalam taraf tertentu.
Jenis-jenis absorban.
Bunyi di dalam ruang tertutup akan mengalami refleksi, difusi, difraksi, transmisi dan
absorbsi. Untuk mereduksi bising di dalam ruangan digunakan absorban untuk menyerap/
absorb gelombang bunyi. Mekanisme absorbsi ini angat penting dalam pengendalian
kebisingan apabila kesulitan menangani sumbernya. Udara, permukaan tanah, pohon,
rumput dll juga dapat menyerap gelombang suara yang besarnya tergantung pada
frekuensi, kelembaban dan temperatur.
Mekanisme absorbsi
Materi absorbsi bersifat transducer yaitu dapat mengubah energi akustik menjadi bentuk
lain, biasanya panas. Mekanisme pengubahannya berbeda-beda tergantung pada jenis
absorbennya tetapi hasilnya sama yaitu sebagian energi akustiknya hilang ketika
gelombang mencapai absorban.
3
Koefisien absorbsi suara didefinisikan sebagairasio antara energi yang diserap terhadap
energi yang menimpa permukaannya. Bila dimisalkan jendela dengan luas 1 m2
mentransmisikan suara 100 % (semuanya) dan tanpa merefleksikan energi akustik yang
melewatinya, maka dikatakan sebagai bersifat absorban 100 %. Satuan ini, 1 m2 dari
seluruh permukaan disebut dengan sabin.
1. Materi porus.
Ciri utama dari bahan porus adalah mempunyai banyak pori-pori yang berhubungan
dengan udara luar. Gelombang suara yang menyentuh permukaan porus menyebabkan
udara di dalam pori bergetar, bergerak bebas dan menimbulkan gaya gesek (shear
force), sebagian energi diubah menjadi panas dan diserap oleh dinding absorban.
Porositas efektif absorban yaitu perbandingan volume pori yang berhubungan dengan
udara luar terhadap volume total menentukan jumlah energi suara yang mungkin
masuk dan direduksi oleh absorban.
2. Panel akustik.
Penyerap panel atau selaput yang tidak dilubangi dan kedap udara dapat berfungsi
sebagai absorben. Setiap bahan kedap yang dipasang pada lapisan padat dan terpisah
oleh rongga udara akan berfungsi sebagai panel dan bergetar bila tertumbuk
gelombang bunyi. Getaran lentur panel tersebut akan menyerap energi bunyi datang
dan mengubahnya menjadi panas.
Panel jenis ini adalah penyerap frekuensi rendah yang efisien. Bila energi suara yang
datang mempunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi panelmaka terjadi
absorbsi maksimum. Pada prinsipnya, frekuensi resonansi sistem panel, tergantung
pada kekakuan, ukuran, ketebalan, modulus elastisitas dan dimensi rongga udara.
Formula empiris panel tipis dan fleksibel untuk mendapatkan resonansi adalah :
170
fres = --------------------
(0,124 m.d)
Panel yang biasa digunakan untuk pengendalian bising adalah panel kayu, plastik,
kaca dan plat logam. Diantara panel dan dinding dapat juga dipasang materi porus
untuk membantu meningkatkan penyerapan suara pada frekuensi rendah.
4
Absorbsinya dapat ditingkatkan dengan memasang bahan porus di dalam rongga.
Resonator ini efektif untuk suara berfrekuensi rendah. Hal ini dapat dilihat dari
hubungan rumus di bawah ini.
A = 0,159 {C / fres }2
A : absorbsi (m2-sabin)
C : kecepatan suara di udara (m/d)
Penutup
Pada saat ini, sangat banyak sumber-sumber kebisingan yang mengganggu kenyamanan
sehingga diperlukan metoda penurunannya. Penggunaan absorban adalah salah satu cara
yang digunakan untuk itu dengan berbagai variasinya.
Daftar pustaka
1. Alexandre, et al, Road Traffic Noise, Applied Science Publishers Ltd, London, 1975.
2. Beranek, L. L, Noise And Vibration Control, McGraw - Hill Inc, New York, 1971.
3. Cunnif, P. F, Environmental Noise Pollution, John Wiley & Son, New York, 1974
4. Doele, L. L, Terjemah Prasetio, Akustik Lingkungan, McGraw - Hill, 1972
5. Duerden, C, Noise abatement, Buttleworth & Co, London, 1970