COMBUSTIO
Disusun Oleh :
Mochamad Arif Kusmayadi
319067
A. Pengertian
epitel lainnya. Luka bakar ialah perlukaan yang disebabkan karena kontak
atau terpapar dengan zat-zat termal, chemical, elektrik atau radiasi yang
menyebabkan Luka bakar . luka bakar ialah truama pada kulit yang
medis. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang
langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan
kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya
B. Etiologi
Thermal : api, air panas, kontak dengan objek panas, berjemur, sinar
CO.
masuknya bakteri, kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk
melalui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat
subkutan.
- Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti
lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya
mempunyai tanduk).
memproduksi kolagen.
- Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut
adalah jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan
struktur internal seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan jumlah
permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan
apokrin berukuran lebih besar dan kelenjar ini terdapat aksila, anus,
dan listrik. Sehingga terjadi pengalihan dari suatu sumber panas kepada
Kebocoran ini yang terdiri atas natrium, air dan protein plasma
akibatnya resiko ileus, begitu pula aliran darah tidak lancar yang jika tidak
F. Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebab:
tanpa bekas.
lanjut
perineum
H. Manifestasi Klinis
I. Penyembuhan Combustio
Proses yang kemudian pada jaringan rusak ini adalah penyembuhan luka
1. Fase inflamasi
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari
pasca luka bakar. Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan
2. Fase proliferasi
yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasar dan mengisi
proses migrasi terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar. Proses
3. Fase maturasi
tanda-tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa jaringan parut
yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
J. Luas Combustio
bakar.
Jaringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada suhu di atas 46 oC.
bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa
tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan derajat
Pada dewasa digunakan ‘rumus 9’, yaitu luas kepala dan leher,
ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan,
e. Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif
∙ Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai
K. Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit serum
L. Komplikasi
2. Sindrom kompartemen
akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar
terjadi iskemia.
ileus paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat
M. Penaktalaksanaan Medis
pada pasien yang menderita luka bakar berat atau kecurigaan adanya jejas
inhalasi atau luka bakar di jalan nafas atas. Intubasi dapat tidak dilakukan
bila telah terjadi edema luka bakar atau pemberian cairan resusitasi yang
Pasien dengan luka bakar saja biasanya hipertensi. Adanya hipotensi awal
Terlepas dari luasnya area jejas, dua hal yang harus dilakukan sebelum
a. Intubasi
b. Krikotiroidotomi
dengan intubasi.
g. Bilasan bronkoalveolar
h. Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
a. Cara Evans
jam
2) Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24
jam
b. Cara Baxter
3. Resusitasi nutrisi
dilakukan sejak dini dan pasien tidak perlu dipuasakan. Bila pasien
bagus untuk semua pasien luka bakar dewasa. Jika pasien masih
1. Eksisi dini
hari ke 5-7) pasca cedera termis. Dasar dari tindakan ini adalah:
Pada daerah sekitar luka bakar umumnya terjadi edema, hal ini akan
penyembuhan.
mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan derajat III. Tindakan
besar.
tubuh posterior. Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi
fasial.
digunakan pada luka bakar dengan luas permukaan luka yang kecil,
sampai lapisan fascia. Teknik ini digunakan pada kasus luka bakar
dengan ketebalan penuh (full thickness) yang sangat luas atau luka
bakar yang sangat dalam. Alat yang digunakan pada teknik ini adalah
2. Skin grafting
dengan waktu
pada luka bakar pasien. Kulit yang digunakan dapat berupa kulit
produk sintesis, kulit manusia yang berasal dari tubuh manusia lain
yang telah diproses maupun berasal dari permukaan tubuh lain dari
Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan
dilakukan graftingadalah:
tekan)
Pengkajian keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata
pendekatan
1. Keluhan utama
dan alkohol
1. Pola ADL
nyeri .
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri
tonus.
3. Sirkulasi:
1. Integritas ego:
kecacatan.
1. Eliminasi:
motilitas/peristaltik gastrik.
1. Makanan/cairan:
1. Neurosensori:
1. Nyeri/kenyamanan:
cedera inhalasi.
1. Keamanan:
Tanda:
cairan/status syok.
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
∙ Mata
∙ Hidung
∙ Mulut
∙ Leher
kekurangan cairan
e. Abdomen
f. Urogenital
g. Muskuloskletal
h. Pemeriksaan neurologi
neurogenik)
i.
j. Pemeriksaan kulit
1 2
BAG TUBUH
TH TH
Ekstrimitas atas
18% 18%
(kanan dan kiri)
Ektrimitas bawah
27% 31%
(kanan dan kiri)
Genetalia 1% 1%
Pre Operasi
luka terbuka.
Post Operasi
integritas kapiler.
nyeri.
Rencana Keperawatan
Pre Operasi
oksimetri nadi, kadar gas darah arteri dalam batas normal (pH
24-28 mEq/L)
Intervensi:
sianosis.
ventilator mekanis.
Intervensi:
pernafasan.
fungsi pernafasan.
Intervensi:
infeksi.
Intervensi:
penyembuhan luka.
pasien.
HYD: Volume cairan adekuat, turgor kulit elastis dan mukosa lembab.
Intervensi:
4) Kaji perubahan/kesadaran.
luka terbuka.
Intervensi:
rileks.
Intervensi:
Post Operasi
komplikasi.
3) Kaji lokasi dan intensitas nyeri, keluhan nyeri, luas luka bakar.
integritas kapiler.
HYD: Kebutuhan cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda edema.
Intervensi:
Intervensi:
infeksi.
infeksi.
Intervensi:
nyeri.
HYD:
Intervensi:
terapi.
perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth (2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.. Alih
bahasa : dr. H.Y. Kuncara, Edisi 8. Vol 3. Jakarta : EGC.
Christine Effendy, SKp. (2004). Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (2006). Keperawatan Kritis. Vol. II. Hal. Jakarta : EGC.