Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FUNGSI PELAKSANAAN (ACTUATING) DALAM MANAJEMEN

SUMBER DAYA MANUSIA

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Ahmad Yani 19103157201016

Dedi Wijaya 19103157201017

Dosen mata kuliah : Noneng Marthiawati. H. S. Kom, M. Si

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui makalah ini,
kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing.

Makalah ini membahas tentang Fungsi Actuating / Penggerakan/ Pelaksanaan


dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Telah kita ketahui bahwa pembelajaran
kita dalam pengantar manajemen ini menyangkut pembelajaran tentang perusahaan dan
hal terpenting dalam tercapainya usaha yang maju tergantung dari kemampuan sumber
daya manusia. Oleh karena itu timbul dalam pemikiran kami untuk mengambil tema
dalam pembuatan makalah ini Fungsi Actuating/Penggerakan/Pelaksanaan dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia agar kita lebih memahami dan mengerti apa dan
bagaimana arti penting sumber daya manusia dalam manajemen perusahaan.

Makalah ini akan menjelaskan seluas-luasnya mengenai Fungsi Actuating /


Penggerakan/ Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia yang kami rangkum dari
berbagi sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber lainnya. Untuk
itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat menjadi dasar dan acuan agar kita menjadi
lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan atau makalah.

Jambi, 10 April 2020

Makalah | Fungsi Pelaksanaan (Actuating) Dalam Manajemen Sumber Daya Manuasia  ii


Mata Kuliah Pengantar Manajemen
DAFTAR ISI

Kata Pengantar  ................................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1.    Latar belakang....................................................................................................... 1
1.2.     Rumusan masalah  .............................................................................................. 2
1.3.     Tujuan pembahasan ............................................................................................ 2
1.4.    Sistematika Penulisan ......................................................................................... 2
1.5.    Manfaat pembahasan   ......................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Actuating .......................................................................................... 3
2.2. Pengertian Actuating Menurut Para Ahli ........................................................... 3
2.3. Bagian Bagian Actuating .................................................................................. 4
2.4. Manfaat Actuating ........................................................................................... 22
2.5. Prinsip - Prinsip Actuating ............................................................................. 22

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 24
3.2. Saran ................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam rangka
pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill
parapekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan dengan
baik dan benar.
Pengelolaan sumber daya manusia penting, dikarenakan sumber daya manusia yang
merupakan aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya dan dikelola
dengan baik guna mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi. Maka dari itu, perlunya
manajemen manusia agar sumber daya manusia yang ada bisa dikelola dengan baik.
Seiring dengan meningkatkan intensitas persaingan, perusahaan membutuhkan
sumber daya yang bisa dengan perusahaan lain. Salah satufaktor yang
menentukan kesuksesan perusahaan terletak pada Sumber Daya Manusia perusahaan,
menurut Connoly, Mardis & Down (1997) dalam Harjanti, 2004 sumber daya manusia
memiliki kemampuan untuk menjadi faktor pembeda (distinction) perusahaan dalam
persaingan melalui kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan
mereka. Dasar yang nyata dari keberhasilan suatu perusahaan tidak lagi ditentukan oleh
proses produksi yang besar atau jenis produk yang beraneka ragam, melainkan pada
kualitas orang-orang yang berada di belakang layar perusahaan tersebut.
Fungsi actuating merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen SDM,
karena pada fungsi ini sebuah organisasi melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitasnya, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu, agarorganisasi
bisa berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi dari organisasi. Oleh karena itu,
dalam menghadapi situasi-situasi yang ada di perusahaan, perusahaan membutuhkan
beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan dengan
berjalannya fungsi actuating  ini, kelancaran dalam operasional manajemen dapat
berlangsung dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dari actuating (penggerakan)?
2. Sebutkan manfaat actuating (penggerakan)?
3. Sebutkan prinsip actuating ( penggerakan ) ?
4. Apakah pentingnya actuating (penggerakan) dalam organisasi?

1.3. Tujuan Penelitihan


1. Mengetahui pengertian dari actuating (penggerakan).
2. Mengetahui manfaat actuating (penggerakan).
3. Mengetahui prinsip actuating ( penggerakan ).
4. Mengetahui pentingnya actuating (penggerakan) dalam organisasi.

1.4.  Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama,
dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
5. Manfaat Pembahasan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian Actuating, Pengertian
Actuating Menurut Para Ahli, Bagian – Bagian Actuating, Manfaat Actuating dan
Prinsip - Prinsip Actuating.
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah  ini dan
penutup dari penulis.

1.5.   Manfaat Pembahasan


1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai actuating (penggerakan).
2. Lebih meningkatkan jiwa manajemen pada diri mahasiswa melalui actuating
(penggerakan).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Actuating


Actuating (pengarahan) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapaisasaran yang sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi, actuating artinya menggerakkan orang-orang
agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan. Actuating adalah pelaksanaan untuk bekerja. Actuating merupakan fungsi
manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini
baru dapat diterapkan setelah adanya planning (rencana), organizing (organisasi) dan
karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan, maka proses manajemen dalam merealisasi
tujuan dimulai.

2.2. Pengertian Actuating Menurut Para Ahli


2.2.1     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengarahan yaitu mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan
bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

2.2.2 George R. Terry


Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike
to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and
organizing efforts.
Artinya :
Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan  perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

2.2.3    Koontz dan O’Donnel


Directing and leading are the interpersonal   aspects of managing by which
subordinate are led to understand and contribute effectively and efficiency to the
attainment of enterprise objectives.
Artinya :
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan
oleh adanya  pengaturan terhadap bawahan – bawahan untuk dapat dipahami dan
pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Jadi, pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberitugas
dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha.

2.2.4 Keith Davis


Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.

2.3.    Bagian – Bagian Actuating


Actuating terbagi kedalam 5 bagian, yaitu :
1.   Staffing
Staffing (pengisian jabatan) adalah kegiatan untuk memperoleh karyawan yang
efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di organisasi perusahaan.
Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada pejabatnya yang akan
melaksanakan tugas-tugas pada setiap jabatan tersebut, sehingga sasaran perusahaan
dapat tercapai. Pengisian jabatan ini, dilakukan dengan cara penarikan, seleksi, dan
penempatan karyawan yang baik, sehingga para karyawan dapat bekerja efektif dalam
melakukan tugas-tugasnya.
Asas pengisian jabatan ini adalah “penempatan orang-orang yang tepat pada tempat
yang tepat dan penempatan orang-orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat” atau the
right man in the right place and the right man in the right job. Asas ini perlu dih ayati
dan diterapkan untuk menghindari terjadinya mismanagement dalam kepegawaian.
Pokok masalah yang akan dipelajari pada fungsi pengisian jabatan ini, adalah :
 Pengadaan (procurement)
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
untuk mendapatkan karyawan, baik kualitas maupun kuantitasnya sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Untuk mendapatkan karyawan yang kualitas dan kuantitasnya
baik, sehingga efektif mengerjakan tugas-tugasnya harus dilakukan dengan cara :

a.)    Job Analysis (analisis jabatan)


Adalah menganalisis pekerjaan-pekerjaan apa aja yang harus dilakukan pada suatu
jabatan, mengapa pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana melakukannya. Hasil analisis
jabatan ini adalah uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
b.)   Job Description (uraian pekerjaan)
Adalah uraian mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab seorang pejabat pada
suatu jabatan atau apa hak dan kewajibannya.
c.)     Job Specification (spesifikasi pekerjaan)
Adalah uraian syarat-syarat orang yang dapat memangku suatu jabatan tertentu, agar
ia dapat bekerja secara efektif.
 Penarikan (recruiting)
Penarikan adalah kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan. “mencari” yaitu
menetapkan sumber-sumber tenaga kerja yang akan ditarik. “mempengaruhi” adalah
menetapkan cara-cara penarikannya, seperti melalui iklan pada media massa dan melalui
para karyawan yang telah ada. Penarikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu penarikan
dengan cara internal maupun dengan cara eksternal.
Penarikan denga ncara internal, yakni karyawan yang akan mengisi lowongan jabatan
yang kosong, ditarik dari karyawan yang telah ada dalam perusahaan. Penarikan
dilakukan dengan cara “mutasi atau transfer”, baik yang sifatnya vertikal (promosi,
demosi) maupun horizontal (rotasi).
a) Promosi adalah mutasi dengan menaikkan pangkat atau jabatan seseorang,
sehingga authority dan responsibility-nya semakin besar biasanya diikuti kenaikan
pendapatan. Promosi diartikan peningkatan status (jabatan) seseorang karyawan, seperti
karyawan percobaan atau calon pegawai menjadi karyawan tetap,  atau karyawan
operasional diangkat menjadi karyawan manajerial. Dengan peningkatan status (promosi)
ini maka hak, kewajiban, dan pendapatannya akan semakin besar pula.
Dasar-dasar promosi dikenal atas:
1.  Senioritas, yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja
seorang karyawan. Kelemahan senioritas sebagai dasar promosi  adalah seorang
karyawan yang kemampuannya sangat terbatas, tetapi karena masa kerjanya lebih
lama ia yang di promosikan. Kebaikan dasar ini adalah labour turn over relative
kecil.
2.   Ability (kecakapan),  yaitu promosi yang didasarkan atas kecakapan seorang
karyawan, yang kecakapannya lebih baik mendapat prioritas pertama untuk di
promosikan.
3.    Kombinasi senioritas dan ability adalah promosi yang dilakukan berdasarkan
lamanya masa kerja dan tingkat pendidikan formal melalui ujian kenaikan golongan.
Dasar promosi kombinasi ini akan lebih baik, lebih lebih objektif, dan akan
menempatkan orang terbaik pada suatu jabatan.
b)    Demosi adalah mutasi dengan cara penurunan pangkat atau jabatan seseorang
karyawan.          
Kebaikannya :
1.      Biaya-biaya penarikan relative kecil.
2.      Perilaku karyawannya telah diketahui.
3.      Karyawannya telah berpengalaman.
4.      Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi.
5.      Karyawan yang cakap ada kesempatan untuk promosi.
6.      Memotivasi semangat kerja karyawan.
7.      Loyalitas dan kedisiplinan karyawan lebih baik.
8.      Dan lain sebagainya. 
Keburukannya :
1.   Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan, karena mutasi akan
menimbulkan lowongan yang kosong kembali.
2.      Pelaksanaan system kerjahanya tetap begitu-begitu saja.
3.      Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relative kurang.
4.      Promosinya sering didasarkan atas nepotisme.
5.      Dan lain sebagainya.
c)    Rotasi (mutasi horizontal)  adalah pemindahan seorang karyawan dari suatu jabatan
kejabatan lainnya, tetapi pangkatnya tetap, hanya pekerjaannya yang berbeda.
Mutasi/transfer karyawan dilakukan atas “keinginan karyawan atau keinginan
perusahaan”. Mutasi dilakukan bertujuan untuk penempatan kembali karyawan, kejabatan
yang lebih sesuai dengan keahliannya.
Penarikan dengan cara eksternal, yakni pelamar pekerjaan yang mengisi lowongan
jabatan yang kosong ditarik orang-orang dari luar perusahaan, yaitu :
1.      Lembaga-lembaga pendidikan
2.      Kantor penempatan tenaga kerja
3.      Pasar tenaga kerja (umum)
4.      Nepotisme atau kawan-kawan karyawan
Penarikan tenaga kerja atau sumber daya manusia ini dilakukan melalui iklan pada
media massa, seperti pada surat kabar, radio dan televisi.
Untuk memperoleh pelamar yang banyak, hendaknya iklan itu di muat pada media
massa terkenal dan peredarannya cukup luas. Semakin banyak pelamar yang
memasukkan lamarannya maka kesempatan untuk memperoleh karyawan yang sangat
memenuhi persyaratan akan semakin banyak.
 Seleksi  (selection)
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima
atau yang ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu. Dasar seleksi adalah job
specification dari perusahaan bersangkutan. Metode seleksi dikenal atas: “metode non
ilmiah dan metode ilmiah”.
Metode non ilmiah,  yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada
kiteria/standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya
didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja.
Seleksi dalam hal ini tidak berpedoman kepada job description dan job specification dari
jabatan yang akan di isi itu. Seleksi non ilmiah (observation method) ini, kurang dapat di
pertanggung jawabkan, karena kualitas dan kuantitas karyawan yang di terima tidak
sesuai dengan kebutuhan perusahaan bahkan sering menimbulkan mismanagement
kepegawaian.
Metode ilmiah, adalah seleksi yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan
kebutuhan nyata jabatan yang akan di isi serta berpedoman kepada criteria spesifikasi dan
standar-standar tertentu.
Dengan seleksi ilmiah ini diharapkan akan diperoleh karyawan yang qualified dan
penempatannya yang tepat, sehingga pembinaannya dan pengembangannya relative lebih
murah.
1.  Prosedur Seleksi
a. Seleksi surat-surat lamaran
b. Pemeriksaan referensi
c. Wawancara pendahuluan
d. Seleksi ilmu pengetahuan
e. Tespsikologi
f. Teskesehatan
g. Wawancara akhir dengan atasan langsungnya
h. Memutuskan diterima atau tidak
2.  Tingkat-tingkat Seleksi
a. Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang dilakukan menurut prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan bersangkutan dan jika lulus maka pelamar dinyatakan
diterima dengan status karyawan percobaan atau calon pegawai (capeg).
b. Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa percobaan
(capeg) dengan cara mengamati dan menilai mental, perilaku, kedisiplinan dan
kemampuan nyata calon karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
c. Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau pelatihan,
jika lulus maka calon karyawan (capeg) dingkat menjadi karyawan tetap. Dengan
status karyawan tetap ini maka semua haknya sebagai karyawan akan diterima.
3.      Penyeleksi
Penyeleksi adalah orang-orang yang melaksanakan seleksi itu, baik dilakukan
secara individu maupun kolektif. Penyeleksi ini harus jujur, objektif, dan bebas dari
pengaruh “halo efek dan nepotisme”. Jadi keputusan mereka harus berdasarkan nilai
nyata yang dicapai peserta seleksi itu.
Penyeleksi ini dapat dilakukan oleh :
a) Bagian Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = bagian personalia).
b) Pihak ketiga yang profesional.
c) Kombinasi USDM dan pihak ketiga.
USDM, dimana seleksi itu dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan
bersangkutan saja.
Pihak ketiga profesional, artinya seleksi dilakukan oleh orang-orang dariluar
perusahaan, misalnya tespsikologi dilakukan oleh ikatan sarjana psikologi dan lain-
lainnya.
Kombinasi USDM dan pihak ketiga. Misalnya tespsikologi dan pengetahuan umum
dilakukan pihak ketiga, sedang wawancara dilakukan oleh kombinasi USDM dan pihak
ketiga, hasilnya akan lebih baik. Pelaksanaan seleksi yang baik akan memperoleh
karyawan yang kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga
mismanagement kepegawaian dapat dihindarkan.
 Penempatan (placement)
Penempatan adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus
seleksi pada jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan klasifikasi-
klasifikasi pekerjanya (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan). Penempatan ini sangat penting,
karena aktivitas-aktivitas perusahaan baru dapat dilakukan, jika semua jabatan ada
pekerjanya. Dalam penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi dan
induksi.
Orientasi, artinya memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan
kewajibannya, tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah
dan struktur organisasi perusahaan serta memperkenalkannya kepada para karyawan
lama.
Induksi, adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang
telah ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-normasosial yang
berlaku (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan).
 Pelatihan (training)
Pelatihan karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerjanya. Pelatihan ini memerlukan biayatetapi biaya-biaya ini menjadi investasi jangka
panjang di bidang sumber daya manusia bagi perusahaan bersangkutan.
Pelatihan adalah proses peningkatan kemampuan teknis dan moral kerja karyawan
operasional sesuai dengan kebutuhan tugas-tugasnya (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan).
Training is the short term education process utilizing a systematic and organized
procedure by which nonmanagerial personnel learn technical knowledge and skills for a
definite purpose (Andrew F. Sikula).
Artinya :
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisasi, yang dalam kesempatan itu karyawan
operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
 Pemberhentian (separation)
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dengan suatu
perusahaan. Pemberhentian (PHK) ini disebabkan oleh keinginan perusahaan, keinginan
karyawan, kontrak kerja habis, peraturan perburuhan, pensiun, dan atau meninggal dunia.
Pemberhentian ini diatur berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 1964, P4 D,
P4 P, keputusan pengadilan atau pasal 1603, ayat (1) KUHP. Pemberhentian ini
berhubungan erat dengan status karyawan bersangkutan. Status karyawan dikenal atas
karyawan tetap, karyawan kontrak, karyawan harian lepas, karyawan honorer, dan
karyawan percobaan.  Karyawan tetap dan karyawan kontrak dapat diberhentikan
perusahaan tanpa memberikan pesangon, jika  pemberhentian itu didasarkan karena
memukul atasan atau asusila di perusahaan. Jika karyawan berhenti atas keinginan
sendiri, pesangon tidak diberikan, kecuali atas kebijaksanaan perusahaan saja. Bagi
karyawan harian lepas, honorer dan percobaan, jika diberhentikan tidak mendapat
pesangon. Setiap karyawan yang berhenti selalu membawa biaya-biaya, seperti biaya
penarikan, seleksi, dan pelatihan yang merugikan perusahaan. Jika turn-over karyawan
suatu perusahaan sering terjadi, hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan itu
kurang baik.
Labour turn-over (perputaran karyawan) adalah perbandingan antara masuk dan
berhentinya karyawan suatu perusahaan.
2.  Koordinasi
Definisi-definisi koordinasi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut.
A.     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan
mengkoordinasikan, unsur-unsur manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan serta para
bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
B.      E.F.L Brech
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan
lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan
itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
C.      G.R. Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Definisi G.R. Terry ini berati bahwa koordinasi adalah pernyataan usaha dan meliputi
ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
2.      Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini
3.      Pengarahan usaha-usaha ini
D.     Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A
Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan, instansi, unit dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi,
saling membantu, dan saling melengkapi.
Tipe – tipe Koordinasi
1)      Koordinasi vertikal  (vertical coordination) adalah kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-
kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
2)      Koordinasi horizontal (horizontal coordination) adalah mengkoordinasikan
tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan dalam setingkat organisasi (aparat) yang setingkat. Koordinasi horizontal
dibagiatas interdisciplinary dan interrelated.
Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan
tindakan-tindakan, mewujudkan, dan menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan
yang lain secara intern maupun secara ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.
Interrelated adalah koordinasi antar badan (instansi), unit-unit yang fungsinya
berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling begantungan atau mempunya
ikaitan baik, secara intern maupun ekstern yang level nya setaraf.

3.  Komunikasi
Komunikasi (communication) merupakan hal yang terpenting dalam manajemen,
karena proses manajemen baru terlaksana, jika komunikasi dilakukan. Pemberian
perintah, laporan, informasi, berita, saran, dan menjalin hubungan-hubungan hanya dapat
dilakukan dengan komunikasi saja, tanpa komunikasi proses manajemen tidak terlaksana.
Henry Clay Lindgren mengatakan bahwa effective leadership means effective
communication atau kepemimpinan yang efektif berarti komunikasi yang efektif.
Lawrence D. Brenan, mengemukakan bahwa management is communication atau
manajemen adalah komunikasi. Untuk jelasnya pengertian komunikasi ini, penulis
mengutip beberapa definisi komunikasi sebagai berikut :

A.     Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan


Komunikasi adalah suatu alat untuk menyampaikan perintah, laporan, berita, ide,
pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan agar di antara mereka terdapat
interaksi.
B.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Communication is received as the transfer of information from one person to an
other whether or not it elicits confidence. But the information transfered must be
understandable to the receiver.
Artinya :
Komunikasi digambarkan sebagai pemindahan informasi dari seseorang ke orang
lain terlepas dari dipercayai atau tidak. Tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus
dipahami sipenerima.
C.      R.C. Davis
Communication is the phase of the managerial process that transmits ide as from
one person to another for use in the performance of managerial function.
Artinya :
Komunikasi adalah suatu tahap dari proses kepemimpinan, yang memindahkan
ide seseorang ke orang lain untuk digunakan dalam fungsi-fungsinya memimpin
pekerjaan.
D.     William Albig
Communication is the process of transmitting meaningful symbols between
individuals.
Artinya :
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung
pengertian antara individu-individu.
Kesimpulan dari definisi-definisi di atas, yaitu :
1.      Komunikasi hanya dapat dilakukan, jika ada komunikator (giver) dan komunikan
(receiver)
2.      Komunikasi hanya merupakan alat untuk menyampaikan perintah, laporan,
informasi, dan lain-lainnya dari seorang komunikator kepada komunikan, jadi
bukanlah tujuan.
3.      Komunikasi haruslah dapat dipahami oleh sipenerima atau komunikan, sehingga
menimbulkan interaksi. Jika komunikasi di pahami maka pelaksanaan tugas akan
benar.
Tujuan komunikasi, yaitu untuk memberikan perintah, laporan, informasi, ide,
saran, berita, dan menjalin hubungan-hubungan dari seorang komunikator kepada
komunikan atau penerimanya.

Proses Komunikasi
Unsur - unsur Komunikasi
a) Komunikator (pemberi = giver) adalah orang yang menyampaikan pesan
komunikasiitu.
b) Pesan yaitu informasi, perintah, laporan, berita, dan lain-lainnya yang
disampaikan itu.
c) Saluran (simbolis = channel) adalah alat (simbol) yang dipergunakan untuk
berkomunikasi.
d) Komunikan (penerima = receiver) yaitu orang yang menerima pesan komunikasi
tersebut.
e) Feedback (action),  adalah reaksi yang ditimbulkan oleh komunikasi itu.
Lambang - lambang Komunikasi
a) Lambang (simbol = channel) adalahalat yang dipergunakan komunikator untuk
menyampaikan pesan yang dikomunikasikan kepada komunikan, yaitu :
b) Suara yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan suara oleh komunikator.
c) Tulisan (gambar), yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan tulisan atau
gambar-gambar oleh komunikator kepada komunikannya.
d) Gerak-gerik, yaitu pesan komunikasi disampaikan dengan gerak-gerik oleh
komunikator kepada komunikannya, misalnya dengan raut muka, telunjuk,
kedipan mata, dan lain-lainnya.
e) Warnaya itu pesan komunikasi disampaikan dengan warna oleh komunikator
kepada komunikan, misalnya lampu petunjuk jalan pada perempatan, merah
berhenti, kuning siap untuk jalan, dan hijau boleh jalan, bendera putih tanda
menyerah, dan lain-lainnya.
Fungsi - fungsi Komunikasi
a) Instructive, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan
perintah dari atasan kepada bawahannya.
b) Evaluation, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari
bawahan kepada atasannya.
c) Informative, adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan
informasi, beita, dan pesan-pesan lainnya.
d) Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-
saran, nasehat-nasehatdari seseorang kepada orang lain.
Ruang Lingkup Komunikasi
a) Public Communication (komunikasimassa) adalah komunikasi dalam arti luas,
artinya pesan komunikasi itu ditunjukkan kepada masyarakat luas, baik yang
dikenal maupun tidak. Misalnya :tulisan dalam surat kabar, majalah, buku, pidato
di televisi, dan radio.
b) Business Communication adalah komunikasi dalam arti sempit, artinya pesan
komunikasi itu dilakukan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Pesan
komunikasi itu biasanya berfungsi untuk instructive dan  evaluative, seperti
memberikan perintah dan laporan-laporan.
Tipe - tipe Komunikasi
a) Komunikasi Formal (formal communication) adalah komunikasi dalam organisasi
formal, pesannya instructive dan evaluative yang dilakukan mengikuti rangkaian
hierarki formal organisasi serta hubungannya dengan tugas-tugas dan tanggung
jawab. Pesan komunikasi ini dilakukan secara vertical dari atasan kebawahan
(perintah) atau dari bawahan keatasan (laporan).
b) 2.      Komunikasi Informal (informal communication = the grapevine =
pohonanggur) adalah komunikasi dalam organisasi informal atau formal. Pesan
komunikasinya berfungsi informative dan  evaluative, jadi tidak berhubungan
dengan tugas dan tanggung jawab. Komunikasi bertujuan memberikan berita atau
pesan dan menciptakan hubungan-hubungan manusia.
Komunikasi efektif artinya jika komunikan mengerti, mempersepsi dan
melaksanakan reaksi (action) atau tugas-tugas sesuai dengan pesan yang diberikan
oleh komunikatornya dan ada feedback-nya.

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan mengemukakan syarat komunikasi yang baik, yaitu :
1. Disampaikan pada waktu dan kondisi yang tepat.
2. Channel dan simbol-simbol komunikasi yang baik dan jelas.
3. Mempergunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mudah dipahami dan
persepsinya jelas.
4. Memperhatikan kemampuan daya tangkap dan daya nalar komunikan.
5. Komunikator menyampaikannya dengan tenang dan tidak emosional.
6. Disampaikan secara jelas dengan menghindari hambatan-hambatan komunikasi.
7. Dilakukan dengan komunikasi dua arah (two way traffic).
8. Pesan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh.
9. Jika dipahami maka terjadi reaksi (action) dan  feedback  positif yang
menimbulkan interaksi.

4.      Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para
bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah
kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan
dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan
bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang
terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang
optimal. Motivasi penting, karena dengan motivasi ini, diharapkan setiap individu
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli


1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
            Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
2. Harold Koontz
Motivation refers to the drive and effort to satisfy a want or goal.
Artinya :
            Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau
suatu tujuan.
3. Wayne F. Cascio
Motivation is a force that results from an individuals desire to satisfy their needs (e.g.
hunger, thirst, social approval). 
Artinya :
            Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk
memuaskan kebutuhannya (misalnya: rasa lapar, haus, dan bermasyarakat).
4. Stephen P. Robbine
                We will define motivation as the willingness to exert high levels of effort
toward organizational goals, conditional by efforts ability to satisfy some individual
need.
Artinya :
            Kita akan mendefinisikan motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha
seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh
kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.
5. American Encyclopedia
                Motivation: That predisposition (it self the subject of much controvency) within
the individual which arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such
factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation
behavior.
Artinya :
            Motivasi adalah kecenderungan (suatusifat yang merupakan pokok pertentangan)
dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
            Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
6. Merle J. Moskowits
            Motivaton is usually defined the initiation and direction of behavior and the study
of motivation is in effect the study of course of behavior.
Artinya :
            Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku
dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
Aspek dan Pola Motivasi
Aspek motivasi dibedakan antara aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis.
            Dalam aspek aktif atau dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif
dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif
berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
            Dalam aspek pasif atau statis,  motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan
juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan menggerakkan potensi
sumber daya manusia kearah tujuan yang diinginkan.
Dr. David Mc Clelland mengemukakan polamotivasi sebagai berikut :
1. Achievement Motivation, adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau
mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2. Affiliation Motivation, adalah dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan
dengan orang lain.
3. Competence Motivation, adalah dorongan untuk berprestasi baik dengan
melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.
4. Power Motivation, adalah dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan
dan adanya kecenderungan mengambil resiko dalam menghancurkan rintangan-
rintangan yang terjadi.

Tujuan Pemberian Motivasi


1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Jenis - Jenis Motivasi


1. Motivasi Positif (insentifpositif) manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi
positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada
umumny asenang menerima yang baik-baik saja.
2. Motivasi Negatif (insentifnegatif), manajer memotivasi bawahannya dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik
(prestasinya rendah). Dengan motivasi negatifini, semangat kerja bawahan dalam
jangka waktu pendek akan meningkat, Karena mereka takut dihukum, tetapi untuk
jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

Metode – Metode Motivasi


1. Metode Langsung (direct motivation), adalah motivasi (material dan nonmaterial)
yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasannya. Jadi, sifatnya khusus seperti memberikan pujian,
penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya.
2. Motivasi Tidak Langsung (indirect motivation), adalah motivasi yang diberikan
hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah
kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya. Misalnya: kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik,
ruangan kerja terang dan nyaman, suasana dan lingkungan pekerjaan yang baik,
penempatan karyawan yang tepat dan lain-lainnya. Motivasi tidak langsung ini
besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan, sehingga
produktivitas kerja meningkat.

5.      Leadership (kepemimpinan)
            Kepemimpinan merupakan intisari manajemen. Dengan kepemimpinan yang baik,
proses manajemen akan berjalan lancar dan karyawan bergairah melaksanakan tugas-
tugasnya. Gairah kerja, produktivitas kerja, dan proses manajemen suatu perusahaan akan
baik, jika tipe, gaya, cara atau style  kepemimpinan yang diterapkan manajernya baik.
            Tegasnya baik atau buruknya, tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan
sebagian besar ditentukan oleh kecakapan manajer dalam melaksanakan
kepemimpinannya untuk mengerahkan para bawahannya. Kecakapan dan kewibawaan
seorang manajer melakukan kepemimpinannya akan mendorong gairah kerja, kreativitas,
partisipasi, dan loyalitas para bawahan untuk menyelesaikantugas-tugasnya.
                Leader adalah orangnya, sedangkan leadership ialah gaya atau style seorang
manajer untuk mengarahkan, mengkoordinasi, dan membina para bawahannya agar mau
bekerjasama dan bekerja produktif mencapai tujuan perusahaan.

Definisi-definisi kepemimpinan yang dikemukakan para penulis adalah sebagai berikut.


 Menurut Pancasila
            Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila ialah kepemimpinan yang memiliki
jiwa Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untukm embawa serta memimpin
masyarakat lingkungannya kedalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan
kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
            Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan,
agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
 Chester Irving Barnard
            Kepemimpinan adalah kemampuan pribadi untuk menegaskan keputusan yang
memberikan dimensi mutu dan dimensi kesusilaan terhadap koordinasi kegiatan
organisasi dan perumusan tujuannya.
 Ordway Tead
                Leadership is the activity of influencing people to cooperate toward some
goals which come to find desirable.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mau
bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.
 William G. Scott
                Leadership as the process of influencing the activities of an organized group in
it efforts toward goals setting and goal achievement.
Artinya :
            Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisasi dalam
kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
 John D. Pfiffner& Robert Presthus
                Leadership is the art of coordinating and motivating individuals and group to
achieve desired ends.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu-individu
dan kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

 Harold Koontz dan Cyrill O’Donnell


                Leadership is the art of inducing subordinates to accomplish their assignment
with zeal and confidence.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan semangat keyakinan.
 Kae H. Chung dan Leon C. Megginson
                Leadership is the process of influencing other people for the purpose of
achieving shared goals.
Artinya :
            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dengan maksud untuk
mencapai tujuan bersama.

 Paul Hersey dan Kennet H. Blanchard


                Leadership is the process of influencing the activities of an individual or a
group in effort toward goal achievement in a given situation.
Artinya :
            Kepemimpinanadalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok
dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Unsur – Unsur Kepemimpinan


1. Pemimpin (leader = head) adalah orang yang memimpin.
2. Bawahan (pengikut) adalah orang-orang yang dipimpin.
3. Organisasi adalah alat dan wadah untuk melakukan kepemimpinan.
4. Tujuan (objective) adalah sasaran yang ingin dicapai.
5. Lingkungan adalah internal dan eksternal perusahaan.

Cara/Gaya/Tipe/Style Kepemimpinan
            Cara atau gaya-gaya kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin dalam
mempengaruhi para bawahannya tidak sama.
Gaya-gaya kepemimpinan menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, adalah :
1. Kepemimpinan Otoriter, yaitu jika seorang pemimpin menganut system
sentralisasi wewenang. Falsafah pemimpin, bawahan adalah untuk pemimpin
(atasan) dan menganggap dirinya yang paling berkuasa, paling pintar dan mampu.
2. Kepemimpinan Partisipatif, yaitu jika seorang pemimpin dalam melaksanakan
kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjas yang
serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi bawahannya.
3. Kepemimpinan Delegatif, yaitu jika seorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya dengan agak lengkap, sehingg abawahan itu dapat
mengambil keputusan dan kebijakan-kebijakan dengan agak bebas atau leluasa
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Gaya-gaya kepemimpinan menurut Stephen J. Carroll dan Henry L. Tosi, adalah
Kharismatik:
Mereka memiliki kesetiaan dan tanggung jawab dari pengikutnya, bukan karena
mereka memiliki kemahiran khusus atau ada pada kedudukan khusus, tetapi karena para
pengikutnya menanggapinya sebagai individu. Pengaruh kharismatik tidak dapat
dipindahkan kepada orang lain.

2.4.     Manfaat Actuating
Memberi pengarahan efektif dapat dilaksanakan oleh seorang untuk suatu
kelompok. Biasanya, manajer yang melaksanakan pengarahan karena manajer
mengetahui keahlian dan kemampuan karyawan, mengerti kapasitas dan keinginan
karyawan, mengetahui hasil dan ,mengamati etos kerja karyawan. Dengan semua latar
belakang tersebut, manajer akan mampu memilih teknik memberikan pengarahan yang
efektif untuk mendapatkan hasil yang diingin kan dengan cara yang terbaik. Manajer
yang mengarahkan karyawan, harus menggunakan instruksi-instruksi yang menunjang
pengetahuan tentang aspek untuk melakukan suatu tugas tertentu. Demikian pula untuk
dapat mengikuti tujuan, maka diliput berbagai situasi, diberi data yang rinci, dan
dikemukakan urutan langkah-langkah yang harus di tempuh.
2.5.     Prinsip - Prinsip Actuating

o Pengarahan harus jelas


o Pengarahan diberikan satu per satu
o Pengarahan harus positif
o Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat
o Pengarahan harus erat dengan motivasi
o Perintah satu aspek berkomunikasi
Mengendalikan Fungsi Manajemen
Prinsip Actuating dalam manajemen, menurut Kurniawan ( 2009 ) :
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik – baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.

Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping


menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan
serta pola hidup yang berbeda pula.

Pentingnya Actuating dalam Organisasi


Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik
kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan non manusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada
harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-
masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Actuating adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan kegiatan
mengarahkan, membimbing, menggerakan semua karyawan agar mau bekerjasama
dan bekerja efektif secara efisien, agar terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengarahan agar karyawan mampu bekerjasama dan bekerja secara efektif
untuk mencapai tujuan perusahaan yang nyata.
Dan unsur yang paling penting dalam pengarahan yaitu motivasi dan komunikasi.
Seorang manager harus mampu memotivasi karyawan agar mau mangikutinya. Dan
harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

3.2. Saran
Menjadi seorang manager dalam perusahaan harus mampu mengendalikan lima
fungsi managemen, terutama adalah pengarahan dan pergerakan. Demikianlah
makalah yang sederhana ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P, Haji. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
http://joemarnioye.blogspot.co.id/2013/02/makalah-fungsi-manajemen-actuating.html
(Diakses 1 Agustus 2013)
http://ratnairmanurakbar.blogspot.co.id/2014/05/pengarahan-actuating.html
(Diakses 23 Mei 2014).

Anda mungkin juga menyukai