Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Tubuh suatu makhluk hidup khususnya manusia dalam pertumbuhan dan perkembangannya
dipengaruhi oleh pembelahan sel yang terjadi berkelanjutan. Proses terjadinya bergantung pada
siklus suatu sel dan pembelahannya. Terdapat dua tahapan yang terjadi yaitu interfase dan
pembelahan sel yang disebut mitosis. Pada kulit yang luka bisa kembali seperti semula juga
dikarenakan terjadinya mitosis yang mengalami pembelahan sehingga mengahasilkan sel-sel
baru sama seperti sebelumnya. Pembelahan meiosis biasanya terdapat pada organ repoduksi, sel
telur, dan sel sperma. Sedangkan mitosis biasanya ada pada sel somatis atau sel penyusun tubuh.
Oleh karena itu pembelahan pada tubuh manusia sangat penting, karena jika salah satu sel rusak
atau adanya ketidaknormalan pada pembelahan maka akan menimbulkan suatu masalah baru
bagi tubuh kita.

Kata Kunci: mitosis, meiosis, siklus sel

ABSTRACT

The body of a living creature especially human in their growth and development is affected by
cell division. The process is depending on cell cycle and cell division. There are two phase of the
process, those are interface and cell division called mitosis. In order to healing the skin wounds,
mitosis is dividing the cell to replace the one that damage. Meiosis division is found on
reproductive organs, ovum, and sperm cell. Mitosis division is found on somatic cell. Therefore
cell division in human body is very important because if there is one cell that damage or
abnormality, it will create a new problem in our body.

Keywords: mitosis, meiosis, cell cycle

PENDAHULUAN

Pembelahan sel adalah proses dimana sel induk mengalami pembelahan menjadi dua atau lebih
sel anak. Pertumbuhan yang dialami manusia dikarenakan adanya pembelahan sel yang terus
menerus di dalam tubuh. Di dalam siklus sel terdapat dua tahap pembelahan yaitu interfase dan
pembelahan sel. Interfase berlangsung selama kurang lebih 15 jam. Sedangkan pada tahap
pembelahan sel yang terdiri dari kariokinesis dan sitokinesis berlangsung selama 2 jam.
Kariokinesis adalah pembelahan pada nukleoplasma dan sitokinesis adalah tahap pembelahan

1
sitoplasma. Berdasarkan sel yang dibelah dibagi kembali menjadi dua jenis yaitu pembelahan sel
prokariotik dan eukariotik.1

Perbedaan yang mencolok pada pembelahan mitosis dan meiosis yaitu pada mitosis hasil sel
anakan dari mitosis identik dengan induknya, jumlah kromosom sel anakan sama dengan jumlah
kromosom sel induk, terjadi pada hampir semua sel somatik, dan pembelahan ini berlangsung
sepanjang masa hidup organisme tersebut. Sedangkan pada meiosis hasil sel anakan dari meiosis
berbeda satu sama lain dan juga berbeda dari sel induk, kemudian jumlah kromosom sel anakan
separuh dari jumlah kromosom sel induk, terjadinya pada organ reproduksi, dan hanya
berlangsung setelah organisme menjadi dewasa.2

Makalah ini dibuat dengan tujuan sesuai dengan skenario yang dibahas mengenai kulit yang luka
akan kembali normal dikarenakan adanya pembelahan mitosis. Sehingga melalui tulisan ini
pembaca dapat mengerti seperti apa siklus sel dan pembelahan dalam tubuh manusia dan dapat
memahami apa yang terjadi pada tubuhnya sendiri.

PEMBAHASAN

MITOSIS

Pertumbuhan suatu makhluk hidup berlangsung karena adanya penambahan banyaknya sel-sel
yang menyusun tubuh dengan cara pembelahan mitosis. Berdasarkan tingkah laku dan
kedudukan kromosomnya, pembelahan ini memiliki empat fase yang disebut fase mitotik.
keempat fase tersebut adalah profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada pembelahan mitosis
ini terdapat fase istirahat yang disebut interfase dan akan dijelaskan pada pembahasan yang
selanjutnya.3 Pembelahan Mitosis memiliki beberapa fungsi yaitu membantu sel dalam
memelihara ukurannya, terjadinya keseimbangan jumlah DNA & RNA, memberikan kesempatan
untuk pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh organisme, mengganti sel yang rusak atau
mati, membantu organisme untuk reproduksi aseksual, dan meningkatkan jumlah sel kelamin
dan alat kelamin.4

Profase

Pada fase ini dibutuhkan waktu yang lama dan energi yang besar dibandingkan dengan fase
lainnya. pada profase nukleolus tidak terlihat, kemudian benang-benang kromatin mengalami

2
penebalan dan memendek sehingga kromosom yang berada di nukleus tampak jelas. Setelah itu
kromosom akan berduplikasi menjadi kromatid yang semakin lama akan memendek, menebal,
dan menyebar ke seluruh inti. Terakhir yaitu membran inti akan berdegenarasi lalu hilang namun
belum sempurna. Sedangkan pada sitoplasma terdapat pembentukan pembentukan spindel oleh
mikrotubul. Pada tahap ini kedua pasang sentriol bergerak menuju kutub sel arah yang
berlawanan.4

Metafase

Metafase merupakan tahap yang singkat dan pada fase ini kromosom mulai bergerak kearah
bidang ekuator dari benang spindel. Kemudian kromosom terikat dengan benang spindel melalui
sentromer. Fungsi dari terletaknya kromosom di bidang ekuator adalah agar pembagian jumlah
informasi DNA kepada sel anakkan sama rata jumlahnya.5

Anafase

Pada fase ini masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer kemudian masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Setiap kromosom yang biasanya berbentuk seperti huruf V
ditarik ke kutubnya oleh serabut kinetokor.6

Telofase

Mitosis diakhiri oleh telofase dengan adanya pembentukan kembali membran inti, nukleolus, dan
terjadinya pembelahan sitoplasma membentuk dua sel anakan yang sama.7

Sitokinesis

Setelah terdapat dua inti sel di kutub yang berbeda, pada tahap ini sitokinesis memisahkan
membran plasma dan sitoplasma agar terjadinya dua sel anakan yang utuh.8

MEIOSIS

Pembelahan meiosis dipakai untuk menghasilkan sel kelamin, sperma, dan sel telur. Pembelahan
ini memiliki proses yang hampir sama seperti miosis, tetapi hasil akhir dari meiosis yaitu empat
sel anakan yang jumlah selnya haploid atau setengah dari sel induknya dan juga melalui dua

3
tahap pembelahan.9 Meiosis membuat terjadinya pengurangan jumlah kromosom, selain itu
adanya kombinasi gen baru dengan cara pertukaran materi genetik antara kromosom induk.6

MEIOSIS I

Pada meiosis I terjadi pemisahan kromosom homolog yang terdiri dari lima fase yaitu Interfase I,
Profase I, Metafase I, Anafase I, dan Telofase I.

Interfase I

Pada tahap pertama ini, sel yang mengalami pembelehan akan mereplikasikan DNA pada tiap
kromosom sehingga terjadilah dua kromatid yang bergabung pada sentromer.

Profase I

Fase ini merupakan fase terlama pada pembelahan meiosis karena terdiri dari beberapa tahapan
yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis. Pada tahap leptoten, nukleus membesar
dan kromosom memadat. Dimana kromosom terdiri dari dua kromatid yang belum bisa
dibedakan. Pada tahap zigoten yaitu kromosom berpasangan atau disebut juga kromosom
homolog. Dimana kedua kromosom ini memiliki bentuk, ukuran, dan muatan gen yang sama.
Setiap pasangan disebut bivalen sedangkan saat berpasangan disebut sinapsis. Pada pakiten
kromosom semakin rapat dan membentuk sinapsis yang sempurna. Kemudian pada tahap
diploten kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid sehingga terjadi sinapsis kembali menjadi
empat kromatid yang disebut tetrad. Kromatid kromosom homolog yang saling menyilang dan
membantu untuk mengikat kromosom disebut kiasma. Terakhir yaitu diakinesis dimana
kromosom akan memadat dan memendek.10

Metafase I

Pada fase ini tetrad mulai berjajar di bidang pembelahan dengan posisi saling berhadapan
menuju kutub masing-masing dan kromatid masih tetap pada sentromernya.11

Anafase I

4
Pada fase ini tetrad akan terpisah namun masih tetap menyatu pada benang spindel di
sentromernya dimana sel anakan akan bergerak ke kutub berawanan dan terjadi pengurangan
jumlah kromosom karena pemisahan kromosom homolog.11

Telofase I

Pada tahap ini masing-masing kromosom homolog telah mencapai kutub pembelahan.5

Sitokinesis I

Pada sitokinesis satu, kromosom homolog dipisahkan dengan sekat sehingga menghasilkan dua
sel yang masing-masing berisi kromosom dan kromatid kembar.5

Interkinesis

Ini merupakan tahap antara kedua pembelahan meiosis, pada tahap ini tidak terjadi penggandaan
DNA. Pada meiosis I dihasilkan dua anakan yang haploid namun kromosomnya masih berupa
sepasang kromatid. Oleh Karen itu meiosis II yang membuat dua salinan tersebut kepada sel
anakan yang baru.

Profase II

Pada profase dua dimulai dengan membentuknya benang spindel yang sudah membelah.
Kemudian benang kromatin berubah menjadi kromosom yang bersiap memasuki metaphase
dua.10

Metafase II

Sama seperti pembelahan mitosis, kromosom mulai berjajar di bidang ekuator dimana masing-
masing kromatid berjuntai kearah kutub yang berlawanan.10

Anafase II

Pada fase ini sentromer terpisah dan pasangan kromatid terbagi menjadi dua kromosom yang
ditarik ke ujung sel-sel berlawanan.12

Telofase II

5
Pasangan kromosom yang telah terpisah akan diselebungi oleh membran inti. Lalu terjadi
pembelahan sel menjadi dua sehingga akan terbentuk empat sel anakan yang memiliki jumlah
kromosom setengah dari kromosom induk atau haploid.12

Sitokinesis II

Sama seperti pada sitokinesis I, kromosom homolog akan dipisahkan dengan sekat sehingga
mengahasilkan empat sel anakan yang haploid.

SIKLUS SEL

Sel berasal dari bahasa latin yaitu cellula yang adalah ruang kecil. Sekitar abad 1665, seorang
ilmuwan berasal dari Inggris, Robert Hooke, melakukan penelitian dengan sayutan gabus
menggunakan mikroskop. Robert Hooke memperhatikan terdapat ruangan-ruangan kecil yang
menyusun sayatan gabus tersebut dan memberi nama yaitu sel.8

Pembelahan sel memiliki dua tahap, yaitu tahap interfase dan pembelahan sel. Pada interfase
sering disebut sebagai fase istirahat walaupun sebenarnya sel tetap melakukan proses
metabolisme. Terdapat 3 tahap yaitu fase G1 (gap 1), S (sintesis), dan G2 (gap 2). Sedangkan
pada pembelahan sel atau disebut juga mitosis (M) memiliki 2 tahap seperti yang sudah dibahas
sebelumnya yaitu Kariokinesis (Profase, Metafase, Anafase, Telofase) dan Sitokinesis.10

Dalam siklus sel, terdapat istilah checkpoint yang merupa kan suatu titik pengontrolan khusus
dan terdapat sinyal untuk berhenti serta dapat mengatur siklus. Tiga point paling utama
checkpoint dapat ditemukan pada fase G1, G2, dan M. Jenis molekul yang menyusun sistem
aktivitas siklus sel sangat berpengaruh dalam memahami kerja checkpoint.13

G1 (gap 1)

Fase ini berfungsi untuk pertumbuhan sel, meningkatkan jumlah organel, dan memproduksi zat-
zat yang dipakai untuk keluar sel maupun intraseluler. Sel yang tidak mengalami pembelahan
lagi berhenti pada tahap G1.14

S (sintesis)

6
Pada tahap sintesis terjadi replikasi DNA yang nantinya digunakan untuk persiapan pembelahan
nukleus dan kromosom. Pada tahap ini juga protein-protein mulai terbentuk, sedangkan aktivitas
metabolik menurun.14

G2 (gap 2)

Pada fase G2 dilakukan penyusunan materi-materi genetik dan struktur sel tertentu yang
diperlukan untuk pergerakan kromosom dan replikasi sel. Kemudian setelah G2 selesai barulah
dimulai pembelahan sel yaitu mitosis.14

Gambar 1. Proses pembelahan sel dan terdapat letak titik checkpoint pada fase G1, G2, dan M.

(sumber : http://image.slidesharecdn.com/iv-140109185433-phpapp01/95/materi-siklus-sel-29-
638.jpg?cb=1389293748)

KESIMPULAN

Hipotesis diterima bahwa kulit yang luka dapat kembali normal karena adanya pembelahan
mitosis dengan menghasilkan sel-sel baru sehingga sel yang rusak akan tergantikan dan kembali
normal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ambarwati D. Bimbel rahasia inti biologi sma kelas 1, 2, & 3. Ed.1. Jakarta: Ozproduction;
2015. p. 173.

7
2. Elfrod S, Stansfield W. Schaum’s oulines genetika. Ed. 4. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007. p.
9.

3. Susilowarno RG, Hartono RS, Mulyadi, Mutiarsih E, Murtiningsih, et al. Biologi untuk
SMA/MA kelas xii. Ed.-. Jakarta: Grasindo; 2007. p. 89.

4. Karmana O. Cerdas belajar biologi untuk kelas xii. Ed.-. Jakarta: Grafindo Media Pratama;
2006. p. 98-102.

5. Muslim DAC, Winarni SMEW. Biologi SMA dan MA untuk kelas xii. Ed.-. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2004. p. 108.

6. Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif untuk sma/ma. Ed.-. Jakarta: Azka Press; 2007. p.
59-64.

7. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Ed. 15. Jakarta: EGC; 2000. p. 391.

8. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi M. Mudah dan aktif belajar biologi. Ed. 1. Bandung: Setia
Purna Inves; 2007. p. 75.

9. Zakrinal, Purnama S. Jago biologi sma. Ed.-. Jakarta: Media Pusindo; 2009. p. 139-43.

10. Santoso B. Biologi. Pelajaran biologi untuk sma/ma. Ed.-. Bekasi: Interplus; 2007. p. 74-6.

11. Ferinand F, Ariebowo M. Praktis belajar biologi. Ed. 1. Jakarta: Visindo Media Persada;
2007. p. 70-72.

12. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Ed.1. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2008. p. 90-1.

13. Biologi. Campbell NA, Reece JB, Michell LG. Edisi 5. Jakarta : Erlangga ; 2002. p.232.

14. Fried GH, Hademenos GJ. Schaum’s outlines biologi. Ed.2. Jakarta: Penerbit E rlangga; 2006.
p. 92-3.

Anda mungkin juga menyukai