Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Terbentuknya suatu janin dimulai dengan proses yang panjang. Pada pembahasan terdapat tiga
proses utama pada perkembangan janin. Pertama terjadi fertilisasi yaitu pertemuan antara sel
sperma dan sel telur yang kemudian akan mengalami pembelahan secara terus menerus sampai
menjadi morula dan diakhiri dengan terbentuknya blastokis. Kedua yaitu implantasi dimana
blastokis yang telah terbentuk mulai masuk ke dinding rahim/endometrium dan disana terjadi
banyak proses sampai akhirnya masuk kedalam proses ketiga yaitu gastrulasi. Pada gastrulasi
akan terbentuk tiga lapisan embrional hipoblast, tiga lapisan itu adalah ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Masing-masing dari ketiga lapisan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda untuk
membentuk berbagai organ tubuh janin tersebut. setelah semua proses ini selesai maka organ
yang ada pada janin di rahim ibu hamil sudah lengkap.

Kata Kunci: fertilisasi, implantasi, gastrulasi, tiga lapisan embrional

ABSTRACT

A fetal goes through a long process of development. In our discussion, there are three main
process of fetal development. The first thing is fertilization that is the moment when a sperm and
egg join together. Then it will have cleavage into so many cells until it become morula and ends
with blastocyst. The second thing is implantation which the blastocyst start to enter the
endometrium. There are so many processes that happened in implantation. The third process is
called gastrulation, in this process hypoblasts become three germ layers. Those are ectoderm,
mesoderm, and endoderm. Each of those layers has a different function to develop into organs.
After all that process is done, it means all the organs have already completed.

Keywords: fertilization, implantation, gastrulation, three germ layers

PENDAHULUAN

Sebelum terjadinya fertilisasi banyak proses yang harus dilalui mulai dari bagaimana sperma
dikeluarkan dari tubuh laki-laki hingga masuk kedalam organ reproduksi perempuan. Sperma

1
dihasilkan pada testis yang didalamnya terdapat tubulus seminiferous. Didalamnya terdapat sel
leydig yang mensintesis hormone testosterone. Kemudian ada juga sel sertoli yang bertugas
memberikan nutrisi demi pertumbuhan spermatogonia yang nantinya menghasilkan sel sperma
yang haploid. Terakhir, barulah sprema dikeluarkan dalam jumlah besar melalui uretra yang
berguna untuk pembuangan urine dan penyaluran sel sperma yang nantinya akan keluar melalui
penis. Proses keluarnya sel sperma dari penis ini disebut ejakulasi. Pada wanita jumlah sel telur
yang dihasilkan sangat terbatas jumlahnya. Sel telur ini diovulasikan setiap bulan sejak
mentruase pertama kali. Wanita akan mengalami masa subur dalam waktu selama 33 sampai 41
tahun atau bisa dalam usia 12 hingga 45 tahun. Sel telur yang dihasilkan ini disebut ovulasi. Pada
siklus ini, apabila sel telur tidak dibuahi makan akan dikeluarkan bersamaan dengan peluruhan
dinding rahim, hal ini disebut menstruasi. Apabila sel telur dibuahi makan proses fertilisasi akan
dimulai hingga sampai kepada pembentukan janin pada rahim ibu hamil.1

Tujuan dari penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui mengenai proses
perkembangan janin dalam tubuh manusia mulai dari fertilisasi hingga terbentuknya tiga lapisan
embrional yang nantinya akan terbentuk organ-organ dan juga bisa menambah pengetahuan
pembaca mengenai bagian-bagian yang akan membentuk suatu janin.

PEMBAHASAN

FERTILISASI

Fertilisasi merupakan proses bersatunya sperma yang berasal dari laki-laki dan ovum yang
berasal dari perempuan di daerah tuba falopi. Biasanya proses ini terjadi pada oosit sekundar
yang mengandung sel telur(ovum) dibuahi sperma. Sehingga pada saat spermatozoa masuk ke
saluran reproduksi tidak langsung terjadi pembuhan tetapi ada proses yang harus dilalui yaitu
kapasitasi dan reaksi akrosom.2 Proses pembuahan terjadi pada saat masa subur wanita. Masa
subur wanita dapat dilihat melalui beberapa patokan yaitu terjadinya ovulasi selama 14± 2 hari
sebelum haid yang akan datang, sperma dapat melakukan pembuahan dan hidup dalam waktu 48
jam setelah ejakulasi, dan sel telur (ovum) dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi.

Fertilisasi juga memiliki tiga fase :

2
a. Penembusan korona radiata

Dalam reproduksi laki-laki dihasilnya 200 hingga 300 juta spermatozoa yang akan masuk
kedalam saluran reproduksi wanita. Namun pada fase ini hanya 300 hingga 500 spermatozoa
yang dapat sampai ke tempat pembuahan. Nantinya hanya ada satu sperma yang diperlukan
untuk pembuahan. Sedangkan sperma lainnya membantu untuk menembus lapisan yang
melindungi sel telur. Sel sperma tersebut akan mengalami kapasitasi lalu menembus korona
radiata.4

b. Penembusan zona pelusida

Zona pelusida mengandung glikoprotein yang dapat memudahkan sperma untuk melekar dan
melakukan reaksi akrosom. Dimana akrosom pada sperma akan mengeluarkan enzim-enzim
yang dapat membantunya menembus zona pelusida. Pada saat kepala sperma menyentuh
permukaan oosit, permeabilitas dari zona pelusida akan berubah. Kemudian akan dikeluarkan
enzim-enzim lisosom pada membrane oosit untuk menghambat masuknya spermatozoa sehingga
hanya ada 1 yang bisa menembus zona pelusida sedangkan lainnya akan menempel pada zona
pelusida tersebut.4

c. Penyatuan oosit dan membran sel sperma

Setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit. Sel plasma pada keduanya menyatu.
Kemudian terjadi penyatuan sebenarnya antara selaput oosit dan selaput pada kepala belakang
sperma yang bagian akrosomnya sudah tidak dibungkus selaput plasma karena sudah hilang pada
reaksi akrosom. Kepala dan ekor dari spermatozoa akan masuk ke sitoplasma oosit sedangkan
selaputnya akan tertinggal di permukaan.4

Terakhir spermatozoa akan memasuki ovum, setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum,
ekornya akan terlepas dan tertinggal di luar dan kedua inti itu akan bersatu dan membentuk
zigot.5

PEMBELAHAN (CLEAVAGE)

Setelah kurang lebih 24 jam, zigot yang dihasilkan akan mulai mengalami pembelahan yang
disebut cleavage. Zigot mengalami pembelahan awal mitosis, kemudian menghasilkan sel yang

3
lebih kecil dibandingkan induknya yang disebut blastomer. Mula-mula sel akan membelah
menjadi 2 sel. Kemudian terjadi pembelahan lagi menjadi 4 hingga terdapat 16 sel yang nantinya
disebut morula. Tahap morula ini terjadi sekitar tiga hingga empat hari setelah fertilisasi. Setelah
pembelahan sel terus menerus terbentuk ruangan yang dinamakan blastula.5

Kini morula memiliki dua lapisan yaitu inner cell mass yang nantinya akan terbentuk embrio dan
outer cell mass yang nantinya akan terbentuk trofoblas hingga plasenta. Kemudian terjadi
perembesan cairan pada rongga inner cell mass sampai menembus ke zona pelusida lalu terjadi
ruangan antar sel yang membuat Inner cell mass akan berkumpul pada satu sisi dan disebut
embrioblas. Sedangakan outer cell mass akan disebut trofoblas. Sel bola yang terbentuk ini
disebut blastokis.4,5

Gambar 1. Blastokis

IMPLANTASI

Setelah sekitar sepuluh hari setelah fertilisasi, blastokis mulai menanamkan dirinya pada
endometrium. Sel blastokis bagian luar akan mengsekresikan substansi yaitu enzim proteolitik
untuk memecah endometrium sehingga blastokis dapat masuk. Kemudian lapisan uterus ini akan
mulai menyelimuti blastokis.2,6

Pada saat blastokis masuk ke endometrium, uterus sedangan berada dibawah pengaruh
progesterone dari korpus luteum yang masih aktif dan membuat endometrium dinding Rahim
jadi kaya pembuluh darah dan banyak kelenjar selaput lendir yang terbuka dan aktif. Kemudian
sel trofoblas akan masuk kedalam endometrium sehingga terjadi implantasi. Pada hari ke delapan
sel-sel trofoblas akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblas. Pada sinsitiotrofoblas akan terbentuk vakuola-vakula yang kemudian menyatu

4
dan membentuk lakuna. Pembuluh darah ibu kemudian akan masuk dan mengisi di lakuna dan
akhirnya menjadi sinusoid. Sinsitiotrofoblas menembus lebih dalam ke stroma dan merusak
lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler ibu, sehingga darah ibu mengalir melalui sistem
trofoblas sehingga terjadilah sirkulasi utero-plasenta. Kemudian sel trofoblas tersebut akan terus
berkembang hingga menjadi plasenta yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi
untuk embrioblas yang akan menjadi janin.4

Pada bagian dalam inner cell mass ini akan terbagi menjadi dua yaitu pada bagian atas disebut
epiblast sedangkan bagian bawah disebut hipoblast. Kemudian pada epiblast akan terbentuk
rongga yang disebut amnion. Sedangkan pada hipoblast akan terbentuk lapisan yang
mengelilingi blastosol dan membentuk dinding kandung kuning telur(rongga eksoselom). Setelah
itu akan mulai terbentuk rongga eksoselom, lempeng korion, dan rongga korion.7

Gambar 2. Implantasi

Kemudian pada bagian dalam sitotrofoblas terbentuk sel baru membentuk jaringan ikat lembut
yang bernama mesoderm ekstrembrional. Sedangkan yang berbatasan dengan sitotrofoblas
disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural. Bagian yang berbatasan dengan kandung
kuning telur bernama mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Lalu pada lapisan mesoderm
ekstraembrional terbentuk rongga yang semakin lama membesar dan menyatu. Rongga ini
disebut selom ekstraembrional/rongga korion. Karena semakin lama selom ekstraembrional
semakin besar sehingga mereka akan makin jauh dan jaringan embrional akan terpisah dengan
sitotrofoblas dan dihubungkan dengan connecting stalk(tangkai penghubung) yang nantinya akan
menjadi tali pusat.7

5
Pada hari ke 13, defek permukaan di endometrium telah sembuh.3 Namun, terkadang sering
terjadi perdarahan di tempat implantasi akibat meningkatnya aliran darah ke dalam lakuna dan
hal ini dapat disangka perdarahan haid biasa, sehingga menyebabkan ketidaktepatan dalam
memperkirakan tanggal harapan kelahiran karena terjadi kira-kira pada hari ke 28 daur haid.8

Di sisi embrioblas, tampak sel lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium
membentuk primary villi. Sementara itu, hipoblas menghasilkan sel-sel yang bermirasi ke dalam
membrane eksoselom, sel-sel ini berpoliferasi dan membentuk rongga di dalam rongga
eksoselom yang disebut yolk sac sekunder atau yolk sac definitif. Sel mesodermal mengadakan
penetrasi ke primary villi membentuk secondary villi, kemudian mesoderm dalam vili
berdeferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler sehingga membentuk vili tersier. Pada
permukaan chorion akan dikelilingi oleh vili – vili dan vili pada embrionic pole yang
berkembang dikenal dengan nama chorion frondosum, vili pada embrionic pole yang tidak
berkembang disebut chorion leave. Endometrium berkembang hingga menjadi decidua dan
decidua yang berhubungan dengan chorion disebut decidua basalis,decidua yang berhubungan
dengan embrionic pole disebut decidua kapsularis, sedangan decidua yang tidak berhubngan
dengan embrio disebut sebagai decidua parietalis. Decidua basalis bersama dengan chorion
frondosummenjadi plasenta dan decidua basalis dengan chorion leave nantinya akan berkembang
menjadi selaput ketuban.8-10

GASTRULASI

Pada tahap ini blastula akan menjadi gastrula. Pada lapisan epiblast dan hipoblast akan terbentuk
3 lapisan embrionik, yaitu endoderm(lapisan dalam), mesoderm(lapisan tengah), dan
ektoderm(lapisan luar). Ketiga lapisan ini yang nantinya akan bertumbuh dan berkembang
menghasilkan berbagai organ tubuh.11

Sebelum terbentuk 3 lapisan embrionik, terdapat primitive streak yang memiliki ujung disebut
nodus primitive. Didaerah nodus dan primitive streak, epiblast akan bergerak ke
dalam/invaginasi terus menurus sehingga terbentuk rongga arkenteron. Rongga ini akan tumbuh
menjadi endoderm sebagai lapisan luar saluran pencernaan dan organ, selain itu juga menjadi
mesoderm yang membentuk jaringan lainnya seperti ginjal, jantung, dan otot. Pada bagian luar

6
disebut animal pole yang membentuk lapisan ektoderm. Ketiga lapisan ini disebut lapisan
germinal embrio.4

Setelah fase gastrulasi terjadi fase neurulasi. Sel-sel ektoderm akan berubah menjadi panjang dan
tebal yang disebut sebagai neural plate(lempeng saraf), pembenukan ini terjadi pada kutub
animal. Kemudian karena pertumbuhan sel di ektoderm epidermis lebih cepat dibandingkan
neural plate sehingga membuat lapisan neural plate menjadi tertekan dan terjadi invaginasi.
Bagian perlekukannya disebut neural fold. Semakin lama akan terbentuk neural groove yaitu
bagian paling dalam dari lipatan neural ektoderm tersebut. setelah neural fold menyatu akhirnya
terbentuk sebuah tabung yang disebut neural tube. Lubang dari neural tube disebut neural canal/
neurocoel. Neural tube nantinya akan menjadi otak dan sumsum tulang belakang, saraf tepi otak
dan tulang belakang, persarafan indra seperti mata, hidung, dan kulit, chromatophore kulit dan
alat tubuh yang berpigmen.4

Gambar 3. Pembentukan neural tube

PEMBENTUKAN TIGA LAPISAN EMBRIONAL

Lapisan Derivat Ektoderm

Pada lapisan ektoderm akan terbentuk epidermis kulit dan turunannya seperti kelenjar kulit,
kuku, dan rambut. Selain itu juga membentuk sistem syaraf pusat seperti otak dan sumsum
tulang belakang. Juga terbentuk sistem syaraf tepi, epitel sensorik seperti mata; telinga; hidung,
kelenjar susu, kelenjar subkutan, dan email gigi.12

7
Setelah sebelumnya terjadi neurulasi dimana terbentuknya neural tube. Kemudian akan terbentuk
sistem syaraf pusat lalu terbentuk 3 gelembung otak yaitu proensefalon(otak depan/forebrain),
mesensefalon(otak tengah/midbrain), dan rombensefalon. Proensefalon nantinya akan menjadi
dua bagian yaitu telensefalon dan diensefalon. Telensefalon akan menjadi serebrum/otak besar
sedangkan diensefalon akan menjadi optic cup, optic stalk, dan talamus. Pada mesensefalon tidak
berdiferensiasi. Lalu rombensefalon akan terbagi dua menjadi metensefalon yang nantinya
membentuk sereblum, dan mielensefalon yang akan membentuk medulla oblongata.13

Lapisan Derivat Mesoderm

Pada lapisan ini mulanya terbentuk lembaran tipis jaringan yang longgar dikedua sisi tengah,
kemudian sel yang terletak dekat dengan garus tengah berpoliferasi membentuk jaringan tebal
disebut mesoderm paraksial dan lapisan mesoderm di lateral tetap tipis yang disebut lempeng
lateral. Lalu karena adanya penyatuan rongga-rongga pada lempeng lateral, terbentuklah dua
lapisan yaitu mesoderm parietal(somatik) dan lapisan mesodermal visceral(splanknik). Pada
mesoderm paraksial akan membentuk somitomer yang menjadi mesenkim kepala dan tersusun
menjadi somit di segmen oksipital dan kaudal pada hari ke 20 perkembangan. Pembentukan
somit ini nantinya akan membentuk miotom/jaringan otot, skleretom/ tulang rawan dan tulang,
dan dermatom/ jaringan subkutis kulit. Semuanya merupakan jaringan penyokong tubuh.
Terdapat mesoderm intermediate yang menghubungkan mesoderm paraksial dan lempeng lateral
yang akan berdiferensiasi menjadi struktur urogenital. Pada bagian ini terbentuk sistem
urinarium dan gonad. Pada mesoderm lempeng lateral yang dipisah menjadi lapisan parietal dan
viseral. Nantinya lapisan parietal dengan ektoderm diatasnya akan membentuk dinding tubuh
lateral dan ventral. Sedangkan lapisan viseral dan endoderm embrional akan membentuk dinding
usus. Sel-sel mesoderm lapisan parietal yang mengeilingi rongga intraembrional membentuk
membrane mesotelial atau membrane serosa yang melapisi rongga peritoneum, pleura, dan juga
perikardium, sedangkan sel-sel mesoderm viseral membentuk membrane serosa tipis
membungkus semua organ. Selain itu mesoderm juga menghasilkan jantung, arteri, vena
pembuluh limfe, dan semua sel darah.4

8
Gambar 4. Lapisan Derivat Mesoderm

Lapisan Derivat Endoderm

Lapisan endoderm akan membentuk lapisan epitel pada gastrointestinal dan saluran pernapasan.
Selain itu juga membentuk jaringan parenkim amandel, hati, timus, tiroid, dan pancreas. Lalu
terbentuk juga lapisan epitel kandung kemih dan uretra.12

Pada entoderm akan terbentuk lengkungan sehingga embrio yang berbentuk datar menjadi
melengkung. Hal ini disebut gut tube. Terdapat tiga bagian utama pada primitive gut yaitu
foregut, midgut, dan hindgut(termasuk cloaca). Foregut tertutup oleh lapisan ektoderm dan
endoderm disebut membrane oropharingeal, memisahkan stomadeum dengan faring, lalu
membrane ini akan pecah dan terhubung dengan faring. Di hind gut terdapat cloacal membrane,
memisahkan proctodeum dengan upperanal canal dan membrane ini akan pecah sehingga
terbentuk primitive anal.14

9
Gambar 5. Hasil 3 Lapisan Embrional

KESIMPULAN

Perkembangan janin dimulai dari tahap fertilisasi atau bertemunya sel sperma dan sel telur,
kemudian dilanjutkan dengan implantasi dimana blastokis mulai masuk kedalam endometrium.
Setelah itu terjadi gastrulasi yaitu pembentukan tiga lapisan embrional yang nantinya akan
menjadi organ-organ dari janin tersebut. Setelah semua proses ini selesai maka janin yang ada
dalam rahim ibu akan memiliki organ yang lengkap.

DAFATAR PUSTAKA

1. Ferdinand F, Ariebowo M. Praktis belajar biologi. Ed.- Jakarta: Visindo Media Persada; 2007.
h. 186-9.

2. Farrer H. Perawatan maternitas. Ed.2. Jakarta: EGC; 1999. h. 33.

3. Mufida WA. Fertilisasi dan kehamilan. Edisi : 6 Desember 2012. Diunduh dari http://w-afif-
mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-67833-1%20BioMed-Fertilisasi%20dan
%20Kehamilan.html , 23 Januari 2017.

4. Karlinah N, Yanti E, Arma N. Bahan ajar embriologi manusia. Ed.1. Yogyakarta: Deepublish;
2015. h. 22-30.

5. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Ed.1. Jakarta: EGC;
2007. h. 95-8.

6. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Ed. 5. Jakarta: Erlangga; 2004. h. 165.

10
7. Yulaikhah L. Seri asuhan kebidanan kehamilan. Ed.-. Jakarta: EGC; 2008. h. 31-7.

8. Sadler TW. Langman embriologi kedokteran. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2000.h.29-93.

9. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance system reproduksi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.43-
5.

10. Yulaikhah L. Kehamilan: Seri asuhan kebidanan. Jakarta: EGC; 2006.

11. Abdullah EM, Saktiyono, Lutfi. IPA terpadu jilid 2A. Ed.-. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.
h. 15.

12. http://discovery.lifemapsc.com/library/review-of-medical-embryology/chapter-25-germ-
layers-and-their-derivatives diunduh pada tanggal 24 Januari 2017.

13. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran sel & molekuler. Ed.5. Jakarta: FK
UKRIDA; 2016. h. 217-36.

14. Priastini S, Hartono B. Buku ajar biologi dan molekuler. Edisi ke 4. Jakarta: Ukrida;
2014.h.210-310.

11

Anda mungkin juga menyukai