Anda di halaman 1dari 3

Hukum internasional

1. a. Memiliki kebiasaan yang mana pola tindakan itu sifatnya umum.


b. Kebiasaan itu bisa diterima sebagai hukum
 Jus cogen : norma yang diakui oleh masyarakat internasional memiliki kedudukan
tertinggi dalam hukum internasional.
 YA! Indonesia mengakui Jus Cogen, Contoh nya Dalam Pasal 53 Vienna
Convention on the Law of Treaties 1969 (VCLT), suatu perjanjian internasional
akan null and void ketika bertentangan dengan Jus Cogens (dalam konvensi ini
disebut sebagai peremptory norms, yaitu sebutan lain dari Jus Cogens). Pasal
terebut menjelaskan juga bahwa Jus Cogens ini adalah norma yang diakui oleh
hukum internasional sebagai norma yang tidak boleh disimpangi oleh suatu
apapun.
2. ratifikasi the United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) ke dalam UU
No. 17 Tahun 1985 dianggap tidak serta merta mengganti UU No. 4 Tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia sampai 10 tahun kemudian muncul UU No. 6 Tahun 1996 yang
mengotorisasi keberlakuan UNCLOS tersebut
satu lembaga peradilan yang sama yakni Mahkamah Agung menolak23 penerapan the
1958 New York Convention on Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral
Awards meski pada saat itu telah diratifikasi melalui Keputusan Presiden No. 34 Tahun
1981. Argumen penolakan tersebut didasarkan atas belum adanya peraturan pelak-
sananya.
3. Monis : Aturan hukum nasional dan internasional yang telah diterima oleh suatu negara
sama-sama menentukan apakah suatu tindakan itu sesuai dengan hukum atau tidak.
Contoh Negara nya : Belanda, Jerman dan Jepang
Dualis : menekankan perbedaan antara hukum nasional dan internasional, dan mewajibkan
pengubahan hukum internasional menjadi hukum nasional. Contoh Negara nya : Amerika
Serikat, Inggris dan Australia.
4. laut teritorial adalah suatu bagian atau wilayah kedaulatan suatu negara yang luasnya
dihitung mulai dari garis pantai ke arah laut sepanjang 12 mil.
ZEE adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai, yang mana dalam
zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan
berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya,
ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.
High Sea adalah emua bagian dari laut yang tidak termasuk bagian dari laut teritorial
atau perairan dalam suatu Negara.
YA! Indonesia sejak tahun 2014 telah memiliki payung hukum yang menekankan
kewilayahan laut Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014
tentang Kelautan, yang disahkan pada tanggal 17 Oktober 2014, dan dicantumkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5603.
5. Berdasarkan konvensi hukum laut bahwa masing2 negara pantai memiliki hak pada ZEE
adalah :
 Hak berdaulat ( souvereign rights ) untuk mengadakan ekplorasi dan eksploitasi,
konversi dan pengurusan sumber kekayaat alam hayati dan non hayati dari
perairan, dasar laut dan tanah bawah.
 Hak berdaulat ( souvereign rights ) atas kegiatan2 ekplorasi dan eksploitasi seperti
produksi energi dari air dan angin.
 Yuridiksi untuk pendirian dan pemanfaatan pulau buatan, instalasi dan bangunan,
riset ilmiah kelautan, perlindungan dan pembinaan dari lingkungan maritim.
Kewajiban Negara pantai :
 Negara pantai wajib mepublikasikan secara jelas tentang bahaya-bahaya
yang terkait dengan navigasi.
 Negara pantai wajib menyediakan kebutuhan dasar terkait dengan
pelayaran seperti misalnya mercusuar dan juga fasilitas penyelematan bagi
kapal yang membutuhkan pertolongan;
 Negara pantai tidak boleh menghalangi kapal asing dengan hak lintas
damai. Pengaturan mengenai larangan bagi negara pantai untuk
menghalangi kapan asing dengan hak lintas damai yang melintasi laut
teritorialnya
 Negara pantai tidak boleh memungut biaya dari kapal asing yang melewati
laut teritorialnya.
6. - Zona lintas damai : wilayah atau zona yang digunakan untuk melintasnya kapal asing
dan tidak boleh monopoli bagi negara pantai dalam memanfaatkan laut sebagai sarana
transportasi.
- ALKI : Alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur
Laut Kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut internasional.
- Di Atur di : Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban
Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam Melaksanakan Hak Lintas Alur Laur
Kepulauan Melalui Alur Laut Kepulauan yang Ditetapkan (PP 37/2002)
- Melintas tanpa menunda memulai alur laut kepulauan; 2. Tidak melakukan semua
kegiatan yang mengancam atau menggunakan kekuatan bersenjata yang melawan
kedaulatan, kesatuan wilayah atau kebebasan politik dari negara kepulauan, artau
melakukan kegiatan lain yang melanggar prinsip-prinsip hukum internasional dalam
piagam PBB; 3. Tidak melakukan semua kegiatan yang tidak terkait dengan kegiatan
melintas yang normal secara cepat dan terus menerus kecuali dalam keadaan force
majeur atau berhalangan; 4. Memenuhi semua ketentuan Bab II UNCLOS 1982 yang
relevan terkait dengan selat untuk pelayaran internasional.
7. Dasar hukum :
- Alinea IV pembukaan UUD 1945
- Pasal 11 UUD 1945
- Konvensi wina tentang hubungan diplomatic 1961
- UU no 1 tahun 1982 tentang pengesahan konvensi wina
- UU no 37 tahun 1999 tentang hubungan luar negeri
8. - Politik luar negeri adalah Politik yg dilakukan untuk menjalin kerjasama dengan
negara lain sesuai asas Bebas dan Aktif
- Hubungan luar negri adalah hubungan internasional antar negara yang bekerja sama
tanpa campur tangan negara lain.
9. Hak Istimewa ini disebut Hak ekterritoriality, yaitu mereka tidak tunduk kepada
kekuasan peradilan sipil dan peradilan perdana tempat mereka ditempatkan.
Kekebalan diplomatik adalah hak istimewa yang diberikan kepada anggota diplomat
sebuah negara yang sedang bertugas dinegara lain. Hak tersebut menjadikan mereka
kebal hukum atas semua pelanggaran yang mereka lakukan dinegara mereka
ditugaskan. Akan tetapi apabila mereka melanggar hukum, negara yang bersangkutan
dapat memberikan status persona non grata atau orang yang tidak diinginkan sehingga
harus diusir dan dideportasi.
10. ADA DI EMAIL

Anda mungkin juga menyukai