Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Oleh :

PUTRI AYU HANDAYANI

2101180312

UNIVERSITAS BUNG KARNO


2019

1
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 3
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
E. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 4
F. Kegunaan Penulisan ....................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 6
KAJIAN TEORI ........................................................................................................................................... 6
A. Landasan Teori ............................................................................................................................... 6
2.1. Definisi Kemiskinan ................................................................................................................ 6
2.2. Definisi Pengangguran............................................................................................................ 6
2.3. Penyebab Masalah Pengangguran Dan Kemiskinan ........................................................... 7
B. Uraian Teori .................................................................................................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 9
A. Pengamatan Lapangan ................................................................................................................... 9
3.1. Keadaan Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia ...................................................... 9
3.2. Pengaruh Pengangguran & Kemiskinan ............................................................................ 11
3.3. Faktor Penyebab Kemiskinan.............................................................................................. 12
3.4. Indikator – Indikator Kemiskinan ...................................................................................... 14
3.5. Penanggulangan Kemiskinan............................................................................................... 14
3.6. Program Pemerintah ............................................................................................................ 15
BAB IV ....................................................................................................................................................... 19
PENUTUP.................................................................................................................................................. 19
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 19
B. SARAN ........................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah
pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap
kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat.
Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak
krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja
menjadi sangat besar dan kompleks. Pengangguran terjadi disebabkan jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari
kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja,
yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat
krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi;
hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Tahun ini tingkat kemiskinan di indonesia
semakin meningkat, dimana sedikitnya lapangan kerja unntuk masyarakat dan
kemampuan/keterampilan. Masyarakat tidak bisa dimilikinya, karena kurangnya pendidikan di
indonesia masih menjadi masalah. Maka dari itu pemerintah harus memberikan lapangan
pekerjaan bagi para pengangguran dan membuat bangunan sekolahan untuk masyarakat yg tidak
mampu.

B. Identifikasi Masalah

Pemerintah harus lebih tanggap dalam mengatasi masalah ekonomi yang selama ini
melilit bangsa Indonesia. Masalah-masalah seperti ini haruslah di atasi secara langsung dengan
bersosialisasi dengan rakyat secara langsung. Tidak hanya bergantung pada orang-orang yang
telah dipercaya untuk mengatasi masalah ekonomi Negara, namun juga harus dilakukan
peninjauan secara langsung mengenai proyek atau program yang akan dilaksanakan.
Di Indonesia banyak sekali jumlah pengangguran bahkan sarjana sekalipun juga banyak yang
menganggur. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah seharusnya dapat
dimanfaaatkan dengan tepat guna, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun

3
golongan. Pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia memerlukan komitmen
yang sangat tinggi dan jangka waktu yang panjang. Proses pengembangan itu merupakan
proses pemberdayaan yang sangat sulit, harus dilakukan secara bertahap dan diikuti oleh semua
yang terlibat, terutama para peserta yang dibangun, tanpa bisa diwakilkan. Karena kualitas
keluarga indonesiayang relative rendah, maka pemberdayaan SDM itu dilakukan dengan
pertama-tama, atau minimal sekaligus, memberdayakan keluarga sebagai lembaga yang
pertama dan utama dari setiap insan anggotanya. Dalam proses pengembangan anggota
keluarganya, maka keluarga akan memegang peranan yang sangat menentukan.

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, hanya terfokus pada topik yaitu pengaruh kemiskinan dan
pengangguran, tidak membahas lebih luas di luar masalah tersebut. Dan juga penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran.

D. Rumusan Masalah
a. Bagaimana keadaan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia?
b. Bagaimana pengaruh pengangguran dan kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi?
c. Program apakah yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi masalah
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia?

E. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
diharapkan bagi kita semua. Serta dapat lebih memahami masalah-masalah pembangunan
terhadap perekonomian kita, agar mahasiswa dapat membarikan ide-ide yang bisa membangun
perekonomian.

F. Kegunaan Penulisan
a. Bagi penulis : Penulisan ini sebagai penambah pengetahuan secara teoritis, detail,
dan pengetahuan tentang beberapa pengaruh kemiskinan dan pengangguran.

4
b. Bagi pembaca : Penulisan ini membarikan informasi mengenai hal-hal yang dapat
ataupun tidak dapat di lakukan dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
2.1. Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan


seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur akan
menyebabkan kemiskinan.di Indonesia jumlah rakyat miskin masih cukup banyak, walaupun
pemerintah telah berupaya mengatasinya. Kemiskinan bisa menyebabkan dua hal yakni dari
dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain karena
pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan kerena sifat pemalas. Sedangan faktor
eksternal anatara lain disebabkan oleh kondidi ekonomi Negara yang buruk, harga melambung
tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya
dari segi moral dan evaluative, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan.

2.2. Definisi Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang

6
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.

2.3. Penyebab Masalah Pengangguran Dan Kemiskinan

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari 2 hari dalam seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah lainnya. Dinegara-negara berkembang seperti Indonesia dikenal istilah
pengangguran terselubung, dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga
sedikit dilakukan oleh lebih banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini
sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan
setengah penganggur yang besar pendapatanrelatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi
beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, menghambat pembangunan dalam
jangka panjang. Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas
sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan
keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai
pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup,
kesehatan, pendidikan anggota keluarganya. Pengangguran di Indonesia terjadi disebabkan
antara lain yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga karena efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat
dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja disebabkan antara lain; perusahaan menutup atau

7
mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif,
peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor impor.
Padahal perang melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama di negri ini. Di Orde Baru
misalnya, pemerintah menggalangberbagai sarana dan cara untuk mengatasi kemiskinan.
Pembangunan fisik digenjot diberbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi fokus perhatian,
investasi asing digalakkan, berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan kredit
modal kerja digelar, bahkan hutang luar negri pun ditempuh sebagai altrnatif untuk menopang
idea of progress bernama pembangunan. Akan tetapi karena keberpihakan ideologis pemerintah
tidak jelas, pembangunan ala Orde Baru itu tidak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis
bawah. Masalahnya sekarang apakah para elite, politisi, dan birokrat kita mempunyai
keberpihakan ideologis untuk melawan kemiskinan? Adakah komitmen tegas dari para penentu
kebijakan Negara untuk memberantas KKN secara radikal? Jika Negara tidak sanggup
menyatakan perang terhadap kemiskinan, gagal dalm memerangi korupsi, dan tetap malas
melaksanakan agenda reformasi sebagai perintah konstitusi maka kemiskinan bangsa mungkin
akan menjadi simbol abadi negeri ini.

B. Uraian Teori
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini
masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan
adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang
melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris mengalami
kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa.
Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an
dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya
dan terkaya di dunia. Dalam penulisan ini akan di bahas teori mengenai kemiskinan dan
pengangguran, dari definisi, penyebab hingga penanggulangan nya.

8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengamatan Lapangan
3.1. Keadaan Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil
dengan luas tabah sekitar 2 juta km² dan populasi yang keempat terpadat di dunia setelah China,
India, dan Amerika. Kesuburan atau kelahiran merupakan salah satu penambah faktor selain
migrasi penduduk, jumlah kelahiran setiap tahun di Indonesia masih besar, jumlah bayi yang
lahir setelah tahun 2000 masih banyak setiap tahun jumlah kelahiran di Indonesia mencapai
sekitar 4,5 juta bayi . Tingkat kelahiran yang tinggi adalah apa yang menyebabkan ledakan
penduduk di Indonesia. Jumlah penduduk yang banyak tentu menyebabkan banyak masalah,
seperti kemiskinan, pendidikan, dan lain-lain. Hal-hal seperti itu, yang menyebabkan
kesenjangan sosial di masyarakat. Kesenjangan ini terjadi disebabkan oleh kemiskinan yang
merajalela dan kurangnya lapangan kerja. Kesenjangan sosial adalah ketidakseimbangan sosial
negara yang ada di masyarakat yang membuat perbedaan yang sangat mencolok. Fenomena ini
terjadi di hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia
terlihat, antara kaya dan miskin, dan antara pejabat dan orang-orang. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan ketimpangan sosial ini di antaranya adalah kemiskinan dan kurangnya lapangan
pekerjaan. Kemiskinan adalah suatu kondisi di mana ada ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan merupakan penyebab utama ketimpangan sosial dalam masyarakat. Kemiskinan
memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta penguasaan aset-aset ekonomi oleh
kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab kemiskinan. Pertanyaan sekarang, apa yang bisa
dilakukan pemerintah maupun perusahaan untuk mengurangi angka kemiskinan? Mampukah
program tanggung jawab sosial pemerintah maupun perusahaan menjadi salah 5 satu solusi
penting dalam upaya mengurangi angka kemiskinan?. Mengurangi kemiskinan dan
pengangguran adalah tugas semua pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu pemerintah
termasuk pemda, perusahaan, masyarakat, akademisi, dan lain-lain sebagainya. Program ini akan
berjalan efektif jika semua pihak duduk bersama tanpa ada kecurigaan yang selama ini terjadi,
kurang adanya koordinasi diantara lembaga-lembaga tersebut. Setiap departemen pemerintah,

9
mempunyai program pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Namun tidak ada koordinasi
yang jelas. Akibatnya mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. Kalau ada yang mengkoordinir,
seperti perusahaan holding misalnya, maka hasilnya akan lebih efektif, untuk mengurangi
kemiskinan dan pengangguran, yang perlu dilakukan adalah memberdayakan masyarakat. Ini
akan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan bantuan yang sifatnya sesaat, yang
dibutuhkan adalah pemberian akses kepada masyarakat tersebut. Ini kurang dilakukan
pemerintah, pemerintah perlu diberi akses kepada masyarakat dibanding ekonomi, sosial, budaya
dan sebagainya. Mereka harus dibantu untuk bisa mencari makan sendiri. Jadi jangan hanya
diberi makan. Intinya adalah buatlah program-program pemberdayaan yang berkesinambungan.
Pembangunan di bidang ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah pada dewasa ini di sektor
pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan pertambangan, hakekatnya ditujukan selain untuk
mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk mengatasi pengangguran
dan kemiskinan. Seharusnya tidak semua masalah kemiskinan menjadi tanggung jawab
pemerintah. Rasanya tidak fair kalau seluruhnya dibebankan hanya kepada pemerintah.
Masyarakat, terutama golongan yang mampu juga secara sukarela diharapkan dapat
berkontribusi mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Progam mengatasi
kemiskinan yang paling murah adalah si kaya membantu si miskin atau si pandai membantu
yang bodoh. Idealisme dan pengorbanan yang diperlukan untuk mengatasi kemiskinan di negeri
ini bukan sesuatu yang berada di menara gading dan bukan pula yang diada-adakan. Idealisme
dan pengorbanan tersebut sesungguhnya adalah sebuah realita yang sudah terjadi di masyarakat.
Banyak orang beranggapan bahwa kemiskinan adalah takdir atau mereka miskin karena mereka
malas, tidak kreatif, dan tidak memiliki etos kerja. Kemiskinan memiliki dampak yang luas
terhadap kehidupan, tidak hanya kehidupan pribadi orang miskin, tetapi juga untuk orang-orang
yang tidak tergolong miskin. Kemiskinan bukan hanya beban pribadi, tetapi juga beban dan
tanggung jawab masyarakat, negara dan dunia untuk menanggulanginya. Meningkatnya jumlah
orang yang tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai, sehingga jumlah
pengangguran tumbuh. Hal ini disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan. Pekerjaan lapangan
memiliki pengaruh besar dalam perekonomian masyarakat, sementara ekonomi adalah faktor
kesenjangan sosial. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah tingkat pertumbuhan
lapangan kerja lebih tinggi dari laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan negara-negara
di Eropa dan Amerika, di mana pekerjaan masih berlebihan.

10
3.2. Pengaruh Pengangguran & Kemiskinan

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari 2 hari dalam seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah lainnya. Negara-negara berkembang seperti Indonesia dikenal istilah
pengangguran terselubung, dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga
sedikit dilakukan oleh lebih banyak orang. Mas sumber daya dan potensi yang ada, menjadi
beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, menghambat pembangunan dalam
jangka panjang. Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas
sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan
keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai
pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup,
kesehatan, pendidikan anggota keluarganya. Pengangguran di Indonesia terjadi disebabkan
antara lain yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga karena efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat
dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja disebabkan antara lain; perusahaan menutup atau
mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif,
peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor impor. Padahal perang
melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama di negri ini. Di Orde Baru misalnya, pemerintah
menggalangberbagai sarana dan cara untuk mengatasi kemiskinan. Pembangunan fisik digenjot
diberbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi fokus perhatian, investasi asing digalakkan,
berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan kredit modal kerja digelar, bahkan hutang luar
negri pun ditempuh sebagai altrnatif untuk menopang idea of progress bernama pembangunan.
Akan tetapi karena keberpihakan ideologis pemerintah tidak jelas, pembangunan ala Orde Baru
itu tidak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis bawah. Masalahnya sekarang apakah para
elite, politisi, dan birokrat kita mempunyai keberpihakan ideologis untuk melawan kemiskinan?
Adakah komitmen tegas dari para penentu kebijakan Negara untuk memberantas KKN secara

11
radikal? Jika Negara tidak sanggup menyatakan perang terhadap kemiskinan, gagal dalam
memerangi korupsi, dan tetap malas melaksanakan agenda reformasi sebagai perintah konstitusi
maka kemiskinan bangsa mungkin akan menjadi simbol abadi negeri ini. Satu penyebab
pengangguran structural yang lain adalah adanya ketidakseimbangan struktur upah relative.
Penyebab umum hal semacam ini adalah upah minimum, perjanjian buruh yang memperkecil
perbedaan upah, perjanjian upah struktur nasional tanpa mempertimbangkan kondisi pasar local,
peraturan pengupahan sama di mana majikan tidak pernah merasa bahwa kelompok-kelompok
bersangkutan semua memberikan konstribusi yang sama pada profitabilitas perusahaan.
Kebijakan semacam ini mengakibatkan kelompokkelompok tertentu kehilangan pekerjaannya,
karena upah relative mereka berada di atas tingkat ekuilibriumnya. Angka pengangguran yang di
ukur, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena angka itu memasukkan pengangguran suka
rela dan tidak memasukkan pekerja malas yang telah meninggalkan angkatan kerja. Tingkat
pengangguran dan semi pengangguran di desa-desa dan wilayah kota cenderung meningkat.
Distribusi pendapatan diantara yang kaya dan yang miskin semakin memburuk kalau
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak penduduk merasakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang cepat justru telah gagal menghapuskan atau paling tidak mengurangi
tingkat kemiskinan absolute yang meluas yang tetap menjadi kenyataan kehidupan ekonomi di
hamper semua negara sedang berkembang. Pengangguran dapat ditekan dengan meningkatkan
permintaan agrerat, memudahkan permintaan antar pekerjaan, memperlambat laju perubahan
ekonomi, dan dengan menaikkan biaya menganggur. Akan tetapi, menekan pengangguran
menjadi nol merupakan hal yang tidak mungkin dan tidak diinginkan.

3.3. Faktor Penyebab Kemiskinan

Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan

dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini:

a. Merosotnya Standar Perkembangan Pendapatan Perkapita secara Global.

Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak

seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur

12
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya

produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa

faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:

(1) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

(2) Politik ekonomi yang tidak sehat.

(3) Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:

o Rusaknya syarat-syarat perdagangan

o Beban hutang

o Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang

b. Menurunnya Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat.

Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk

menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang

bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan

maksimal.

c. Biaya Kehidupan yang Tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya

keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis

dari realita di atas.Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan

banyaknya pengangguran.

13
3.4. Indikator – Indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-

indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari

Badan Pusat Statistik, antara lain sebagi berikut :

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,

dll).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan

keluarga).

4. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan terbatasnya Sumber Daya Alam.

5. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

6. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

3.5. Penanggulangan Kemiskinan

Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.Namun nyatanya

program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan

masalah kemiskinan. Beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan untuk mengatasi

masalah kemiskinan diantaranya adalah program Bantuan Langsung Tunai serta bantuan

dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Namun kedua hal

tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan, bahkan

beberapa pakar kebijakan Negara menganggap bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan

14
pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan dalam rangka

menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Diantaranya yaitu:

1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga

mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab

kemiskinan terbesar di Indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia sehingga setiap masyarakat bisa

menikmati makanan yang berkualitas, hal ini akan berdampak pada meningkatnya

angka kesehatan masyarakat.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk

para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di

sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak Negara.

3.6. Program Pemerintah

Faktor Yang Menyebabkan Pengangguran di Indonesia :

a. Kurangnya sumber daya manusia pencipta kerja.


b. Overpopulasi / pencari kerja.
c. Kurangnya kain komunikasi antara pencari kerja dengan majikan.
d. Kurangnya pendidikan bagi pewirausaha.

Kesenjangan sosial akan menjadi semakin serius jika tidak segera diatasi. Adapun masalah
yang akan disebabkan oleh adanya kesenjangan sosial :

a. Melemahnya Wirausaha Kesenjangan sosial menjadi perusak kepentingan ingin


memulai bisnis, crusher ingin terus mempertahankan bisnis, bahkan semangat
crusher bagi perusahaan untuk mengembangkan lebih maju. Hali ini karena
pengusaha selalu dianggap sepele.
b. Terjadi Kriminalitas Banyak orang miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan uang, seperti pencopetan, pencurian, perjudian, jambret, begal.
Dll.
15
Upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan masalah ketimpangan
sosial yang terjadi di Indonesia :

a. Mengutamakan Pendidikan.
b. Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
c. Meminimalkan korupsi dan memberantas korupsi.
d. Meningkatkan sistem peradilan di Indonesia dan melakukan pengawasan ketat dari
mafia peradilan. Kesenjangan sosial terjadi karena jumlah orang miskin dan
pengangguran di Indonesia. Indonesia sebenarnya mampu menjadi negara maju dan
negara yang mampu memberikan kesejahteraan masyarakat. Karena Indonesia
memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan melimpah tapi mengapa masih
terjadi kesenjangan sosial yang sangat mencolok. Ini adalah pertanyaan besar
kebutuhan untuk jawaban dan titik terang. Ini adalah tugas bagi pemerintah untuk
menjadi kesejahteraan sosial dan meminimalkan kesenjangan sosial.

3.7. Sebab-Sebab terjadinya Pengangguran

Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut:

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja


Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara
tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut
mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja,
sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat

16
mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu
negara ke negara lainnya.
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan, Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar
belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang
ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka
yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
6. Pemalas, Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di
Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang
ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
7. Tidak mau ambil resiko, “Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima
bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan
hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya ”. Adakah yang berani
mengambil resiko seperti itu? Saya yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru
menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-
banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.

3.8. Dampak-Dampak Pengangguran

a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara


Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran
berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
o Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
o Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan

17
pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
o Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-
barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian
tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat

Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
o Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
o Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
o Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
o Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
o Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan

18
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Banyak program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah perekonomian yakni
mengenai masalah kemiskinan dan pengangguran namun pada kenyataannya hasil yang dicapai
tidak sesuai yang diharapkan, dan juga banyak pengangguran yang ada di Indonesia karena
kurangnya lapangan pekerjaan yang ada dan ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia yang menyebabkan bertambahnya kemiskinan di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa masalah dasar kemiskinan dan pengangguran bermula dari sikap pemaknaan kita
terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan, yang berarti
bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun
akan semakin banyak. pengangguran masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari
pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas
dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang
romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan
digalakkannya hal ini, kemungkinan kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal
mungkin. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.

B. SARAN

Dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan tidak hanya tanggung jawab pemerintah,
selaku masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi dari mereka atau seorang
pengusaha di harapkan dapat membantu memberikan lahan pekerjaan. Dalam menghadapi
kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan

19
eksploratif.Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke
depan mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dudung. 2015. Faktor dan Cara Menanggulangi Kesenjangan Sosial di


Masyarakat. www.DosenPendidikan.com. 23,13.18 G. Lipsey, Richard. Peter O. Steiner.
Douglas D. Purvis. Jaka Wasana. Kirbrandoko. 1997. Pengantar Makroekonomi.
Jakarta: Erlangga Oktaviyani, Lilis. Kemiskinan dan Pengangguran.
http://lilisoktaviyani1001.blogspot.co.id. 23,14.05
P. Todaro, Michael. 1994. Ekonomi untuk Negara Berkembang. Jakarta: Bumi
Aksara

21

Anda mungkin juga menyukai