Neurosensori
Neurosensori
Neurosensori
Samata, 30 Oktober 2018
Kelompok V
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Allah SWT telah memberikan kepada manusia begitu banyak anugerah dan
nikmat. Dimulai dari nikmat jasmani dan rohani yang tidak terhitung jumlahnya.
Sudah tentu, tidak akan ada satu orang pun yang bisa dan mampu untuk
menghitungnya.Begitupun ketika Allah menciptakan manusia dalam keadaan
yang sebaik-baiknya atau sempurna dan berbeda jauh dengan makhluk hidup
lainnya. Sehingga manusia di kategorikan sebagai makhluk yang paling mulya
dan paling berbeda dari pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. Apakah itu dalam
segi fisik, fostur tubuh, akal dan nafsunya. Al – Qur'an menjelaskan fisik manusia
tersebut dalam QS At- Tin : 4, yang berbunyi:
تَ ْق ِو ٍيم أَحْ َس ِن فِي اإْل ِ ْنسَانَ خَ لَ ْقنَا لَقَ ْد
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.” Pada ayat tersebut Allah berfirman bahwa manusia
diciptakan dengan segala fisik yang sebaik-baiknya. Maha suci Allah yang telah
memuliakan manusia dalam segi penciptaannya.
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena
alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Dan juga makhluk
hidup ( manusia ) selalu berhubungan dengan dunia diluar dirinya serta dapat
mengetahui apa yang terjadi disekitarnya. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat
menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan
yang terjadi, Allah SWT memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Hal tersebut dijelaskan dalam QS An-Nahl ayat 78, yang berbunyi :
ُ ار ال َّس ْم َع لَ ُك ُم َو َج َع َل َش ْيئًاتَ ْعلَ ُمونَ اَل أُ َّمهَاتِ ُك ْم بُطُو ِن ِم ْن أَ ْخ َر َج ُك ْم َوهَّللا
َ صَ تَ ْش ُكرُونَ لَ َعلَّ ُك ْم ۙ َواأْل َ ْفئِ َدةَ َواأْل َ ْب
Artinya : “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.”
2
Sistem neurosensori atau Indera adalah suatu alat tubuh (organ) yang peka
terhadap rangsangan tertentu. Indera ini berfungsi sebagai reseptor terhadap
rangsangan dari lingkungan. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor pada indera
ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor. Interoreseptor ini
berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh.
Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding
pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini
dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa
nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah
menurun/naik dan lain sebagainya. Eksoreseptor adalah kebalikan dari
interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu:
1. Mata sebagai indera penglihatan peka terhadap rangsangan cahaya
2. Telinga sebagai indera pendengaran peka terhadap rangsangan getaran
suara (bunyi)
3. Hidung sebagai indera pencium peka terhadap rangsangan bau
4. Lidah sebagai indera pengecap peka terhadap rangsangan rasa
5. Kulit sebagai indera peraba peka terhadap rangsangan tekanan, sentuhan,
dan rabaan
Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera yaitu reseptor
eksoreseptor. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima
informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari
luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya,
seperti komoreseptor ( penerima rangsang zat kimia ), fotoreseptor ( penerima
rangsang cahaya ), audioreseptor ( penerima rangsang suara ), dan
mekanoreseptor (penerima rangsan fsik seperti tekanan, sentuhan, dan getaran ).
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
a. Apa saja yang termasuk anatomi-anatomi pada sistem Neurosensori?
b. Bagaimana fisologi dari anatomi-anatomi pada sistem Neurosensori?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui yang termasuk anatomi-anatomi pada sistem Neurosensori
b. Memahami fisologi dari anatomi-anatomi pada sistem Neurosensori
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Otot, beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot
dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata
juga mengandung berbagai saraf lainnya.
Kornea, adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak
ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk
membiaskan sinar yang masuk ke mata.
Iris, adalah pigmen yang memberi warna pada mata.
Pupil,atau anak mata adalah pembukaan tengah mata cahaya masuk lewat
pupil diteruskan melalui lensa mata yang memusatkan bayangan ke
retina.pupil terletak di belakang retina bagian tengah.
Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan
kornea (mengisi segmen anterior mata), dihasilkan oleh prosesus siliaris.
Lensa, adalah kristalin lens yang jernih sekali dan ini sebagai media
refraksi untuk bisa kita melihat
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di
depan retina (mengisi segmen posterior mata).
Sclera, adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih dibagian luar
bola mata
Koroid,adalah lapisan pembuluh darah pada mata yang terletak diantara
retina dan sklera.
Retina, adalah lapisan yang akan menerima sinar yang diterima oleh mata
kita.
Bintik kuning, adalah bagian yang sangat peka terhadap rangsangan cahaya
Saraf optik, adalah saraf mata yang menhantarkan sinar keotak untuk
diterjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
Bintik buta, adalah bagian yang tidak peka terhadap rangsangan cahaya.
Jika bayangan benda jatuh di titik buta maka mata tidak bisa melihat
bayangan benda dengan jelas. (Campbell, 2010)
6
2.1.2. Indera Penciuman (Hidung)
Anatomi-Anatomi Hidung
7
struktur ligamen halus yang mengaitkan bagianposterior lidah pada dasar mulut. (Kus:
2004)
8
2.1.4. Indera Pendengaran (Telinga)
Anatomi-Anatomi Telinga
http://riginandhita.wordpress.com
1. Telinga bagian luar
9
Saluran telinga luar (Analis auditoris eksternal) merupakan saluran yang
menghubungkan daun telinga dengan membran timpani. Pada bagian ini juga
di hasilkan kelenjar.
Gendang telinga (Membran Timpani) berupa selaput tipis pada telinga yang
berfungsi untuk penangkap gelombang suara yang disalurkan oleh bagian
bagian telinga luar sebelumnya.
10
3. Telinga Bagian Dalam
Koklea atau rumah siput memiliki bentuk seperti tabung melingkar yang
mengelilingi tulang seperti bentuk rumah siput. Bagian ini merupakan reseptor
paling utama untuk memerima gelombang bunyi yang akan diteruskan ke
syaraf pusat atau otak untuk bisa di oleh sebagai suara yang terdengar.
Kanalis semisirkularis, merupakan saluran setengah lingkaran yang tersusun
atas 3 saluran semisirkuler yakni kanalis semisirkularis horisontal, Vertikal
superior dan vertikal superior
11
Sumber : http://tensanando.wordpress.com
12
Hipodermis merupakan bagian yang terletak di bawah lapisan dermis.
Hipodermis merupakan lapisan yang banyak mengandung lemak yang
bertindak sebagai cadangan makanan, melindungi tubuh terhadap
benturan, serta untuk menahan panas pada tubuh.
13
Cahaya yang masuk pertama-tama akan melewati selaput kornea sebagai lapisan
terluar dari mata. Selanjutnya cahaya akan diteruskan ke rongga mata oleh pupil
(lubang di tengah bola mata yang dibentuk oleh iris). Iris akan mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam rongga mata. Cahaya akan menuju lensa mata
yang menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan diperkecil. Selanjutnya
bayangan akan jatuh pada retina tepat di bintik kuning. Cahaya menerobos lapisan-
lapisan retina untuk mencapai sel batang dan kerucut, tempat cahaya di serap, dan
mengawali sederetan reaksi yang menghasilkan apa yang kita sebut sebagai
penglihatan. (Luiz, 2007)
Pemrosesan informasi visual dimulai di retina, di tempat sel batang dan sel kerucut
membentuk sinapsis dengan neuron yang disebut sel bipolar. Selain sel bipolar,
pemrosesan informasi dalam retina membutuhkan tiga tipe neuron yang lain yaitu sel-
sel ganglion, horisontal dan amakrin. Sel ganglion bersinapsis dengan sel bipolar dan
mneruskan potensial aksi ke otak melalui akson dalam saraf optik. Sel horisontal dan
sel amakrin berfungsi dalam jalur neural yang mengintegrasikan informasi visual
sebelum dikirimkan ke otak. (Campbell, 2010)
2.2.2. Indera Penciuman (Hidung)
A. Fungsi hidung
Hidung dalam sistem pernapasan sebagai perisai yang menyaring udara yang
masuk ke dalam tubuh. Pertukaran oksigen dengan karbondioksida dari darah juga
merupakan fungsi hidung. (Reiza, 2014)
Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Yusuf ayat 94 tentang indera penciuman:
ت َولَ َّما َ َال ْال ِعي ُر ف
ِ َ صل َ َيح أَل َ ِج ُد ِإنِّي أَبُوهُ ْم ق
َ ُون أَ ْن لَوْ اَل ۖيُوسُفَ ِر
ِ تُفَنِّد
Artinya:Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal (tentu kamu membenarkan aku)".
B. Mekanisme penciuman
14
Gambar 10: Mekanisme penciuman
Sumber : http://annisamayasari.blogspot.com
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel-sel pembau.
Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus
olfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf
pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat
kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor
pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan lendir
dengan protein membran pada dendrit.kemudian timbul impuls yang menjalar ke
akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I
otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke
rongga hidung kemudian bersinapsis dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan
impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.
(Reiza, 2014)
2.2.3. Indera Pengecap (Lidah)
A. Fungsi lidah
Fungsi utama dari lidah adalah sebagai pengecap atau perasa. Lidah
merupakan organ yang berfungsi sebagai reseptor kimia yang berada di dalam mulut
sehingga kita bisa menikmati rasa sebuah makanan dan minuman. Reseptor yang ada
pada lidah mampu menerima rangsangan kimia yang berupa larutan sehingga disebut
sebagai kemoreseptor. Selain itu lidah juga mempunyai beberapa manfaat lain yaitu :
15
1. Sebagai alat yang membantu untuk bicara
Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Taha ayat 27-28 tentang lidah sebagai alat
bicara :
ۖ ْلِي قَوْ يَ ْفقَهُوا ۖلِ َسانِي ِم ْن ُع ْق َدةً َواحْ لُل
Artinya:dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku
2. Sebagai pencerna makanan dan membantu mengunyah makanan
3. Membolak-balikan makanan
4. Merasakan panas, dingin, kasar dan halus.
B. Mekanisme mengecap
Pada lidah terdapat empat macam reseptor kimiawi di bagian depan lidah
manusia. Sensor-sensor ini menangkap rasa asin, manis, asam dan pahit. Setelah
serangkaian proses kimia, sensor-sensor rasa atau ujung saraf pengecap (papila)
mengubah persepsi rasa ini ke dalam sinyal elektris dan mengirimkannya ke otak.
Sinyal-sinyal ini dipahami sebagai rasa oleh otak.
2.2.4. Indera Pendengaran (Telinga)
A. Fungsi Telinga
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga
dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak
untuk diolah. [ CITATION efi07 \l 1033 ]
Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Mulk ayat 23 tentang indera
pendengaran :
ٓ ص َر ٱل َّس ْم َع لَ ُك ُم َو َج َع َل أَنشَأ َ ُك ْم ٱلَّ ِذ
ْى هُ َو قُل َ ٰ تَ ْش ُكرُونَ َّما قَلِياًل ۖ َوٱأْل َ ْفٔـِِٔ َدةَ َوٱأْل َ ْب
Artinya:Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur
B. Mekanisme Mendengar
16
Gambar 11: Mekanisme pendengaran
Sumber : http://hikmat.web.id
Mekanisme pendengaran dimulai dengan adanya gelombang bunyi masuk ke
dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar ke tingkap oval. Getaran struktur koklea pada tingkap oval
diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi
akan menggerakkan membran reissneri dan menggetakan cairan limfa dalam saluran
tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengan menggerakkan
membran basher yang engan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran
timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada tingkap bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler yang
akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektoria, terjadilah rangsangan ( impuls ). Getaran membran
tektoria dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ corti dan kemudian
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengaran di dalam otak melalui saraf
pendengaran dan otak akan memberi tanggapan sehingga kita dapat mendengar.
( Efiaty, 2007 )
17
A. Fungsi Kulit
Menurut Reiza 45 : 2014, kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam
menjaga homeostasis tubuh, yaitu:
1. Kulit sebagai alat pengeluaran, kulit sebagai alat pengeluaran zat sisa
metabolisme berupa keringat yang mengandung air dan garam serta sisa bahan
lainnya.
2. Kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Pada tubuh dalam keadaan panas, pembuluh
darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak
dikeluarkan dalam bentuk keringat, demikian ssuhu tubuh akan turun.
3. Kulit sebagai tempat pembentukan vitamin D. Di dalam kulit terdapat
provitamin D yang dapat diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar
ultraviolet matahari pada waktu pagi hari. Vitamin D sangaat penting untuk
pembentukan tulang.
4. Kulit sebagai tempat penyimpanan. Kulit dan jaringan bagian bawah bekerja
sebagai tempat penyimpanan air. Jaringan adipose dibawah kulit sebagai tempat
penyimpanan lemak. Cadangan lemak dapat dibakar sehingga dapat
menghasilkan panas dan energi untuk mrngatasi udara dingin. Untuk itulah
orang yang memiliki banyak lemak atau orang gemuk lebih tahan dengan udara
dingin.
5. Kulit sebagai pelindung. Kulit melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa
tekanan dan gangguan yang bersifat kimia. Selain itu kulit juga melindungi
tubuh dari gangguan yang bersifat biologis, seperti serangan bakteri dan jamur.
Kulit juga menjaga tubuh supaya tidak kehilangan banyak air dan melindungi
tubuh dari sinar ultraviolet.
6. Kulit sebagai indera peraba. Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang
bisa menangkap rangsangan berupa suhu, nyeri dan tekanan. Rangsangan
tersebut akan disampaikan ke otak sebagai pusat informasi sehingga kita dapat
mengetahui apa yang kita sentuh.Dalam Al-Qur’an surah Al-an’am ayat 7
tentang kulit sebagai indra peraba:
18
ٍ ين ِسحْ ٌر إِاَّل ٰهَ َذا إِ ْن َكفَرُوا الَّ ِذينَ لَقَا َل ِبأ َ ْي ِدي ِه ْم فَلَ َمسُوهُ قِرْ طَا
ْس فِي ِكتَابًا َعلَ ْيكَ ْلنَا نَ َّز َولَو ٌ ُِمب
Artinya:Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka
dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir
itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
B. Mekanisme sistem Indera (Kulit)
1. Mekanisme sistem perabaan Menurut Leslie,: 2007, rangsang yang dapat diterima
kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan, dan nyeri.
a. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll)
akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah
permukaan kulit
b. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang)
c. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang
d. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran
utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam
memproses/mengolah informasi sensorik ini).
e. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral
cortex), yang disebut korteks sensorik
f. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya suatu
rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang
tersebut.
2. Mekanisme pengeluaran keringat pada kulit Menurut Leslie, 2007, proses
pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat
menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar
keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan
suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air
garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke
permukaan kulit dalam bentuk keringat. Rangsangan area preoptik di bagian
19
anterior hipotalamus baik secara listrik maupun panas yang berlebihan akan
menyebabkan berkeringat. Impuls dari area yang menyebabkan berkeringat ini
dihantarkan melalui jaras saraf otonom ke medulla spinalis dan kemudian
melalui jaras saraf simpatis mengalir ke kulit di seluruh tubuh. Kelenjar keringat
dipersarafi oleh saraf-saraf kolinergik tetapi juga dapat dirangsang di beberapa
tempat oleh epinefrin atau norepinefrin yang bersikulasi dalam darah. Hal ini
penting pada saat berolahraga, saat hormon ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal
dan tubuh perlu melepaskan panas yang berlebihan yang dihasilkan oleh otot
yang aktif.
20
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2010. Biologi Edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga Efiaty.
Soepardi,Efiaty Arsyad,dkk.2007.Telinga Hidung Tenggorakan Kepala dan Leher
Edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung : CV.
Yrama Widya Leslie. 2007. Histologi Edisi Ketiga. Jakarta : Saunders
Elsevier Luiz. 2007. Histologi Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Reiza. 2014. Anatomi Tubuh Manusia. Surabaya : Vicosta Publishing
21