Anda di halaman 1dari 19

JARINGAN

Oleh :
Putu Tari Rhisma Yanthi
NIS : 18.078

Kelas XI.2

PELAJARAN BIOLOGI SMK FARMASI


SARASWATI 3 DENPASAR
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puja dan Puji Syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan


Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas Asung Kertha Wara Nugrahan-Nya lah makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak
kekuraangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan
berguna untuk para pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar , 29 Maret 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan
berkembang. Pada saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi
terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di
antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu,
susunan, dan fungsi yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe
jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan
jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam
jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam
jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Bagaimana jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
2. Bagaimana organ yang terdapat pada tumbuhan?
3. Bagaimana kultur jaringan dan sifat totipotensi yang diterapkan
pada tumbuhan?
4. Bagaimana jaringan yang terdapat pada hewan?
5. Bagaimana organ yang terdapat pada hewan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada
tumbuhan dan hewan.
Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ
tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jaringan Tumbuhan
            Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis,
yaitu jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang
bersifat permanen, yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok
sel yang aktif membelah. Pembelahan sel tersebut berlangsung secara
mitosis. Setiap satu sel meristematik membelah dan menghasilkan
sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan
pembelahan berikutnya.

Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel


muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan
meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di
antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong
atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya
mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti
sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang
tidak ada.

Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain


berdasarkan letaknya dan terjadinya.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem ujung (apikal)
Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung –
ujung batang dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem
apikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar
tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan
meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan jaringan yang
dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem
ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang
b. Meristem antara (interkalar)
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau famili rumput –
rumputan.
c. Meristem samping (lateral)
Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar
dengan keliling organ tempat jaringan ini ditemukan. Misalnya,
berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan
meristem lateral menyebabkan pembesaran pda akar dan batang
tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan
meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan sekunder dan
jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat
aktivitasmeristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan
besar ke samping.

            Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi


dua.
a. Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari
perkembangan sel – sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari
perkemabangan embrio. Meristem primer bertanggung jawab
terhadap pertumbuhan sekunder
b. Meristem sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berasala dari
perkembangan jaringan yang telah mengalami diferensiasi.
Meristem sekunder bertanggung jawab terhadapa pertumbuhan
sekunder. Contoh meristem sekunder adalah kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a.   Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan
primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan
epidermis terdiri atas dereta sel tunggal yang tersusun rapat.
Jaringan epidermis memiliki beberapa modifikasi, baik yang
terdapat pada akar, batang, maupun daun.
Pada umunya, jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung untuk
semua bagiandalam tumbuhan. Namun, fungsi demikian dapat menjadi
berkembang dengan ditemukannya beberapa modifikasi dari jaringan
epidermis.
Sel – sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau
derivat epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika,
dan sel gabus.
b.   Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari
sel – sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang
bervariasi dam masih melakukan proses fidiologi.
Jaringan pernkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di
setiap bagian tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, sel – sel parenkim
melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan kegiatan fotosintesis,
sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen), transportasi,
mengganti, menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang rusak,
dan membentu generasi baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari
tumbuhan.
c. Jaringan Penguat
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan
tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1)      Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel hidup yang bagian sudut
dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama
terdapat pada organ – organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Sel – sel kolenkim dapat ditemukan di
dalam jaringan primer yang berfungsi untuk menyokong batang serta
daun yang sedang tumbuh. Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim
akan mengeras atau berliginin sehingga dapat berubah menjadi sel
sklerenkim.
2)      Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim
berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi
jaringan-jaringan yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim merupakan
jaringan dasar yang terdiri atas sel – sel dengan dinding sekunder yang
tebal. Dinding sekunder tersebut dapat tersusun dari lignin sehingga
lebih kuat dan keras dibandingkan kolenkim. Fungsi utama sklerenkim
adalah sebagai penyokong dan adakalanya berfungsi sebagai pelindung.
d.  Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan
floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi
tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat
mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang
telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya
yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi,
sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ini dibedakan atas xilem
( pembuluh kayu ) dan floem ( pembuluh tapis ).
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat
mineral dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu
jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel.
Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang
masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati
dengan membran selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga
fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat
makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang
ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya
demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di
antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel
yang telah mati
2.2 . Organ Tumbuhan
1.   Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam
tanah, walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang
menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan anggrek epifit.
Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu
akar primer dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak tumbuhan
masih dalam fase embrio dan tetap ada selama tumbuhan itu hidup. Akar
primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri tegak di
atas tanah, menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan menyimpan
makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat
bersifat permanen atau hanya temporer. Akar liar memiliki bermacam –
macam fungsi. Akar liar ada yang setelah mencapai tanah
Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang
melintang akar muda, susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam
adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis
sel berdinding tipis yang berlapis kutikula dengan susunan yang rapat.
Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk rambut-rambut akar
yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi untuk
memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan
akar pada tanah. Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih
muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami
kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks
yang disebut eksodermis.
b. Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel
tersebut tidak tersusun rapat sehingga memungkinkan air dan garam
mineral bergerak melalui korteks tanpa masuk ke dalam sel. Sel – sel
korteks mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan
sebagai tempat pnyimpanan makanan.
c. Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele
(perisikel). Endodermis berfungsi mengatur masuknya garam – garam
mineral ke dalam stele.
d. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari
stele disebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas
pengangkut berupa xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi
stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan monokotil tida
terdapat kambium.
2.  Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk
menegakkan tubuh serta menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan
penyusun batang dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, dan stele.
a. Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun
rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan
kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dri kekeringan
b. Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding
tipis.
c. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari
stele di sebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas
pengangkut berupa xilem dan floem.

3.  Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut
adalah jaringan dermal ( epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan
jaringan pembuluh ( berkas pembuluh ).
a. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah,
umumnya terdiri dari satu lapis sel yang dinding selnya mengalami
penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian bawah
epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur
membuka dan menutupnya stomata.
b. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan
banyak tuang – ruang antarsel.
c. Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas
pembuluh pada bagian tengah helaian daun membentuk tulang daun.
Berkas pembuluh pada daun ini merupakan lanjutan dari berkas
pembuluh yang tedapat pada batang.

2.3 Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi


Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Terknik perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi
bagian tanaman, seperti daun dan mata tunas, kemudian
menunmbuhkannya pada medium buatan yang kayanutrisi dan zat
pengatur tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini, bagian – bagian
tanaman yang berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi tanaman
yang utuh sebagai suatu individu.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat
totipotensi yang terdapat pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah
kemampuan beberapa sel yang dapat tumbuh membentuk suatu individu.
Sifat totipotensi jaringan pertama kali ditemukan oleh F.C Steward
(1958). Saat itu, ia melihat sifat totipotensi pada jaringan floem dari akar
tanaman wortel.

2.4. Jaringan Hewan


1.   Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang
menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik
di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh sel – sel
yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi
sebagai proteksi ( misalnya, kulit yang melindungi lapisan di bawahnya
terhadap luka – luka mekanis, bahan – bahan kimia, mikrob, dan
kekeringan ). Jaringan epitel lainnya berfungsi untuk absorpsi
( misalnya, lapisan dalam usus halus ), transportasi ( misalnya, tubulus
ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat ), sekresi ( misalnya,
berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons
rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a)      Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat
tembus ) untuk dilalui molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya
adalah dalam proses difusi 02 maupun CO2 serta filtrasi darah pada
porses pembentukan urin.
b)      Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan
absorpsi.
c)      Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang  dan berfungsi dalam
gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d)      Epitel Batang  Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi 
yang mencapai permukaan apikal epitelium.  Sel ini terdapat misalnya
pada bagian dalam saluran pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan
debu yang terperangkat pada lendir dari paru – paru.
e)      Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada
di tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium
ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini
terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga
hidung.
f)        Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti
berada di tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini
berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar
keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
g)      Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan
pada selaput lendir mata dan saluran kelenjar air liur.

h)      Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada
yang berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter,
kandung kemih, eretra.
i)        Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin
dan kelenjar eksokrin
2.  Jaringan  Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan
ikat meliputi tulang keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan
limfa. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan
ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
-            Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan
protein untuk membentuk matriks
-            Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi
menjadi fagositosis
-            Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun
lemak
-            Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk
meghasilkan antibody.
-            Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a)      Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi
ruang di antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang
memberikan makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada
jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara
lain fibroblas dan
makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a)  mengelilingi berbagai organ;
b)  menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-
zatmakanan ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;
c)  menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d)  menyokong jaringan dan organ.
b)      Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena
terbuat dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat
padat tersusun rapat dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan
ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis. Contohnya
terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit,
ligamen (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan
proteksi, menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon)
dan menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1.      Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat
dengan matriks elastis. Pada manusia tulang rawan tedapat di
hidung,telinga,laring, trakea,lempeng intervertebral,permukaan
hubungan tulang, an ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan
lentur karena memiliki serat kolagen dan kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik
pada embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan
matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
-          Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan
transparan, dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan
sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi
permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung
tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
-            Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan
serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas
sehingga bersifat keras.
-            Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut
kolagen yang berbentuk seperti jala.
2.      Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang
disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara
lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini
disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh
menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh
dalam yang lemah, sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan mengikat
otot-otot.
3.      Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan,
hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen
penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
puith), dan trombosit (keping darah).
-          Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung
hemoglobin.
-          Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi
dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
-          Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila
menyentuh permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim
tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
4.       Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat
retikuler yang menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan
macrophage.

3.  Jaringan Otot


Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen
(benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga
memungkinkan otot memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai
alat gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a)      Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot
kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep,
dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki
karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah
kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b)      Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan
memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200
milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa
adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang
berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain,
kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah
lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik
sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, isalnya, usus,
lambung, ginjal,pembuluh darah.
c)      Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung
saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki
pola lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot
jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih
membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos yaitu di
luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4.  Jaringan Saraf
a. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke
badan sel oleh dendrit. Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma.
Dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson
merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa
rangsangan meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata
diselubungi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann.
b. Jenis Sel Saraf
a)      Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul
membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson
euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b)      Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat
susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar.
Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon
tubuh.
c)      Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan
motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara
saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan
antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang
satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi
sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf
yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk  empermudah meneruskan
rangsang yang disebut neurotransmitter.

E.  Organ Pada Hewan


Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang
mempunyai fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung,
kulit yang merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu
jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Semua bagian-bagian
tersebut dinamakan organ.
Organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja
sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan
organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringanjaringan
tersebut bekerja sama dalam rangka menjalankan fungsi usus sebagai
alat penyerapan.
Sistem organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang
bekerja sama untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Sistem organ
selanjutnya akan membentuk individu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa
jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang
lingkup yang berbeda. jaringan tumbuhan dan hewan merupakan
penyusun dari makhluk hidup itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit
terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk
dan berfungsi sama itu akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-
jaringan tersebut akan membentuk organ yang nantinya akan
menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas. Setiap
penyusun dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi
yang dijalankan sesuai dengan organel yang telah tersedia sesuai dengan
fungsi dan bentuknya masing-masing.

3.2 Saran
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang sifetnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini, dan semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai