Anda di halaman 1dari 24

1.

Judul Proposal :
ANALISA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN
DISTRIBUSI DI PENYULANG SINDU PADA PT. PLN (PERSERO) ULP
SANUR DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP

2. Latar Belakang
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik terbesar di Indonesia yang
bergerak di bidang pendistribusian dan penyediaan energi listrik. Tenaga Listrik
disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik
terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh karena
itu, jaringan distribusi merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan
masyarakat. Jaringan distribusi dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan
distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Tegangan distribusi primer
yang dipakai PLN adalah 20 kV, 12 kV, 6 KV. Pada saat ini, tegangan distribusi
primer yang cenderung dikembangkan oleh PLN adalah 20 kV. Tegangan pada
jaringan distribusi primer, diturunkan oleh gardu distribusi menjadi tegangan
rendah yang besarnya adalah 380/220 V, dan disalurkan kembali melalui jaringan
tegangan rendah kepada konsumen. Keandalan sistem dan kontinuitas pelayanan
dari gangguan dapat di minimalisisrkan dengan pemasangan peralatan proteksi
yang handal. Sistem proteksi yang handal memiliki memiliki tingkat selektifitas,
ekonomis, kecepatan bereaksi dan tingkat kepekaan yang tinggi. (Hewitson, L.G.,
dkk. 2004. Practical Power System Protection. Elsevier. Netherland ).
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan – gangguan yang
dapat mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen.
Gangguan adalah penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu
keadaan dari sistem penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi
normal. Suatu gangguan di dalam peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya
suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang menyebabkan aliran arus listrik
keluar dari saluran yang seharusnya.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


1
Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu
kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu
elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Suatu gangguan hampir selalu
berupa hubung langsung atau melalui impedansi. Hubung singkat merupakan
suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada impedansi yang relatif
rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang mempunyai
potensial yang berbeda. Tripnya rele masukan pada penyulang yang disebabkan
adanya gangguan menyebabkan keterlambatan atau kegagalan sistem proteksi.
Hal ini dapat menyebabkan trip pada penyulang lain yang tidak mengalami
gangguan namun mendapat suplai tegangan dari masukan tersebut., sehingga
sistem proteksi pada penyulang menjadi kurang handal dan akan mempengaruhi
keandalan sistem penyaluran tenaga listrik.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir
dengan mengangkat judul mengenai “Analisa Gangguan Hubung Singkat Pada
Jaringan Distribusi Di Penyulang Sindu Pada PT. PLN (Persero) ULP
Sanur”.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan oleh penulis, adapun masalah
yang akan dianalisis dalam tugas akhir ini adalah :
a. Berapa besar arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, gangguan
hubung singkat fasa ke fasa, gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah, dan
gangguan hubung singkat tiga fasa yang terjadi di penyulang ?
b. Bagaimana Pengaruh Dari Terjadinya Hubung Singkat?
c. Dimana Letak titik Terjadinya Hubung Singkat di penyulang tersebut ?

4. Batasan Masalah
Dari perumusan masalah di atas, penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas, yaitu :

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


2
1. Membahas arus gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi di penyulang
mulai dari gangguan satu fasa ke tanah, gangguan fasa- fasa, gangguan dua
fasa ke tanah serta gangguan tiga fasa.
2. Membahas pengaruh yang mungkin terjadi akibat dari adanya gangguan
hubung singkat.
3. Membahas mengenai letak terjadinya gangguan hubung singkat.
4. Program Simulator yang digunakan adalah program ETAP, yang digunakan
untuk mensimulasi arus hubung singkat.

5. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain :
1. Untuk menentukan besar arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah,
gangguan hubung singkat fasa ke fasa, gangguan hubung singkat dua fasa ke
tanah, dan gangguan hubung singkat tiga fasa yang terjadi di penyulang sindu.
2. Untuk menentukan pengaruh dari terjadinya gangguan hubung singkat.
3. Untuk mengetahui letak terjadinya hubung singkat.

6. Tinjauan Pustaka
6.1 Teori Penunjang Yang Digunakan Dalam Penelitian
6.1.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
System tenaga listrik adalah suatu system membangkitkan, mengatur,
menyalurkan, mendistribusikan hingga menggunakan dan memanfaatkan tenaga
listrik. Secara umum system ketenagalistrikan terdiri dari lima system utama yaitu
pembangkit listrik, system transmisi, gardu induk, system distribusi, dan beban.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


3
Gambar 1. Sistem Ketenagalistrikan
(sumber : https://www.warriornux.com)
Dapat dilihat pada Gambar 1 suatu sistem tenaga listrik dari pembangkit sampai
konsumen atau beban. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh Generator unit
pembangkit sebelum disalurkan melalui jaringan tegangan tinggi atau transmisi
dinaikan tegangannya di transformator unit pembangkit biasa disebut
transformator step up yang menjadi 500 kV yang berada sub transmisi di Gardu
Hubung adalah 150 kV atau 70 kV. Dari sistem transmisi diturunkan lagi di Gardu
Induk menjadi tegangan distribusi primer 20 kV atau jaringan tegangan
menengah. Untuk dapat didistribusikan langsung kepada konsumen, jaringan
tegangan menengah ini kembali diturunkan menjadi tegangan rendah 380V/220V
pada jaringan distribusi atau jaringan tegangan rendah dan dibatasi alat pengukur
dan pemutus.

6.1.2 Gardu Distribusi Tenaga Listrik


Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu
bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah
(TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V). Konstruksi gardu
distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan
tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan
Pemda setempat. Gardu sebagai komponen sistem tenaga listrik memegang
peranan penting pada kontinyuitas suplai tenaga listrikkepada konsumen.
Dengan semakin bertambahnya permintaan konsumen listrik maka semakin besar

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


4
pula beban listrik yang ditanggung oleh Gardu lebih besar dari kapasitas
gardumaka gardu akan mengalami overload yang berakibat suplai listrik ke
konsumen terhenti.

Gambar 2. Single Line Diagram Gardu Distribusi

6.1.3 Transformator Tenaga


Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak
balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet dimana perbandingan tegangan
antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah
lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Transformator
terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan,
yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


5
Gambar 3. Transformator Tipe Cangkang dan Tipe Inti(Sumber : Buku Tenaga
Listrik dan Elektronika Daya, Zuhal 1988)

6.1.4 Konduktor Sistem Distribusi


Konduktor termasuk komponen utama dalam sistem distribusi tenaga listrik.
Konduktor berperan menyalurkan arus dari satu bagian menuju bagian lain dan
juga berfungsi menghubungkan bagian-bagian yang dirancang mempunyai
tegangan level yang sama. Pemilihan jenis dan ukuran konduktor harus memenuhi
syarat-syarat teknis dan juga ekonomis. Bahan konduktor yang paling umum
digunakan adalah tembaga dan alumunium. Dilihat dari jenis isolasi yang
digunakan, konduktor terdiri dari dua jenis, yaitu konduktor kawat telanjang dan
konduktor berisolasi atau kabel.
Kegunaan konduktor kawat telanjang yaitu sebagai berikut :
1. Menyalurkan energy listrik dari satu gardu distribusi ke distribusi yang lain.
2. Menyalurkan energy listrik dari gardu induk ke trafo distribusi.
3. Membagi penyaluran daya pada gardu induk dan panel. Konduktor kabel
digunakan pada jaringan distribusi terutama dikawasan perkotaan yang padat
penduduk selain itu juga digunakan untuk menyalurkan energy listrik dari trafo
daya ke panel control dan dari panel control ke jaringan distribusi hantaran udara.
Impedansi kawat penghantar AAAC ( All Aluminium Alloy Conductor) tegangan
20 kV menurut SPLN 64 : 1985 adalah :

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


6
Tabel 1. Impedansi Kawat penghantar AAAC

6.1.5 Pemutus Tenaga


Pemutus tenaga Termasuk peralatan proteksi, yang berfungsi untuk memutus arus
gangguan, dan memutus serta menghubungkan daya listrik. Menurut SPLN 108 :
1993, Pemutus Tenaga adalah alat hubung mekanik yang dapat menutup,
mengalirkan dan memutus arus dalam kondisi normal (saat tidak terjadi
gangguan), dan juga menutup, mengalirkan arus selama waktu tertentu dan
memutus arus secara otomatis saat terjadi gangguan (saat kondisi abnormal),
seperti hubung singkat. Pemutus tenaga dapat digunakan untuk memutus arus,
karena memiliki media pemadam busur api listrik didalamnya.[5]

6.1.7.1 Recloser/Penutup Balik Otomatis


Automatic circuit recloser didefinisikan sebagai peralatan yang mengontrol
dirinya sendiri untuk secara otomatis membuka ataupun menutup rangkain
bedasarkan urutan kerja membuka dan menutup diikuti oleh proses mengeset
ulang, hold closed atau mengunci. Automatic circuit recloser, atau yang umum
dikenal dengan recloser. Merupakan peralatan pemutus rangkaian yang umum

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


7
digunakan pada jaringan distribusi, dimana recloser ini akan membatasi besarnya
arus gangguan.
6.1.7 Gangguan Hubung Singkat
Gangguan Hubung Singkat sering terjadi dan berbahaya bagi sistem tenaga listrik
adalah gangguan hubung singkat. Adanya hubung singkat menimbulkan arus lebih
yang pada umumnya jauh lebih besar daripada arus pengenal peralatan dan terjadi
penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik. Dimana besar nya arus hubung
singkat tergantung dari sumber yang memasok, luas penampang jaringan, dan
lokasi dimana gangguan hubung singkat tersebut terjadi.

Gambar 4. gangguan pada jaringan radial


Akibat dari adanya arus gangguan ini adalah dapat merusak peralatan peralatan
listrik dan terganggunya penyaluran listrik pada konsumen.
Berdasarkan lama terjadinya gangguan hubung singkat pada sistem distribusi
dibagi menjadi dua jenis yaitu ;
1. Gangguan Temporer
Gangguan yang bersifat sementara karena dapat hilang dengan sendirinya dengan
cara memutuskan bagian yang terganggu sesaat, kemudian menutup balik
kembali, baik secara otomatis (autorecloser) maupun secara manual oleh operator.
Bila gangguan sementara terjadi berulang ulang maka dapat menyebabkan
gangguan permanen dan merusak peralatan.
2. Gangguan Permanen
Gangguan bersifat tetap, sehingga untuk membebaskannya perlu tindakan
perbaikan atau penghilangan penyebab gangguan. Hal ini ditandai dengan
jatuhnya (trip) kembali pemutus tenaga setelah operator memasukkan sistem
kembali setelah terjadi gangguan.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


8
Berdasarkan kesimetrisannya, gangguan hubung singkat yang terjadi pada
jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :
1. Gangguan Asimetris
Gangguan Asimetris merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan dan
arus yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang.
Gangguan ini terdiri dari :
a. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
b. gangguan hubung singkat dua fasa
c. Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah
2. Gangguan Simetris
Gangguan simetris merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya (tiga
fasa) sehingga arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah
gangguan terjadi.
Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan, sehingga
untuk mengamankan peralatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka
hubungan kelistrikan pada bagian yang terganggu perlu diputuskan dengan
peralatan pemutus tenaga atau Circuit Breaker (CB). Bila gangguan hubung
singkat dibiarkan berlangsung dengan lama pada suatu sistem daya, banyak
pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan yang dapat terjadi (Stevenson, 1982:
317) :
1. Berkurangnya batas-batas kestabilan untuk sistem daya.
2. Rusaknya perlengkapan yang berada dekat dengan gangguan yang
disebabkan oleh arus tak seimbang, atau tegangan rendah yang
ditimbulkan oleh hubung singkat.
3. Ledakan-ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mengandung
minyak isolasi sewaktu terjadinya suatu hubung singkat, dan yang
mungkin menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan orang
yang menanganinya dan merusak peralatan – peralatan yang lain.
4. Terpecah-pecahnya keseluruhan daerah pelayanan sistem daya itu oleh
suatu rentetan tindakan pengamanan yang diambil oleh sistem – system
pengamanan yang berbeda-beda

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


9
5. kejadian ini dikenal sebagai “cascading”.

6.1.7.1 Perhitungan Arus Hubung Singkat


1. Impedansi sumber
Sebelum menghitung impedansi sumber pada sisi 20 Kv harus diketahui nilai
kapasitas daya hubung singkat (MVA). Kapasitas daya hubung singkat dapat
dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

= kapasitas daya hubung singkat GI (MVA)

= arus hubung singkat 3 fasa maks GI (Ka)

= tegangan primer trafo (kV)

Untuk menghitung impedansi sumber di sisi 20kv, maka dihitung dahuu


impedansi sumber disisi 150kv, menggunakan rumus :

Keterangan :

= impedansi sumber ( )

= tegangan sisi primer trafo tenaga (kV)

= kapasitas daya hubung singkat GI (MVA)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


10
Arus hubung singkat di sisi 20kv diperoleh dengan mengkonversi impedansi
sumber disisi 150kv ke sisi 20kv, menggunakan rumus :

2. Impedansi trafo
Untuk mencari nilai impedansi trafo (Zt) dihitung dengan cara sebagai berikut.
Langkah pertama yaitu mencari Zt pada 100 % dengan rumus :

Keterangan :

= impedansi trafo (Ω)

= tegangan sisi sekunder trafo (kV)

= kapasitas daya trafo (MVA)

Tahap selanjutnya mencari impedansi trafo tenaga :


a. Impedansi urutan positif negative (Zt1 = Zt2) dihitung dengan menggunakan
rumus :

Zt = %

b. Impedansi urutan nol (Zt0)


Sebelum menghitung Zt0 terlebih dahulu menghitung data trafo yang
digunakan seperti kapasitas belitan delta yang ada di dalam trafo. Dalam
perhitungan digunakan persamaan

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


11
3. Impedansi penyulang
Impedansi penyulang adalah :

ZL =

Keterangan :
ZL = impedansi penyulang (Pu)

= impedansi penyulang (ohm)

= impedansi dasar (ohm)

4. Impedansi ekivalen penyulang


Perhitungan yang akan dilakukan disini adalah perhitungan besarnya nilai
impedansi ekivalen urutan positif, negative, dan nol dari titik gangguan sampai ke
sumber. Untuk menghitug impedansi ekivalen urutan positif dan negative (yaitu
dengan cara menjumlahkan impedansi urutan positif dengan negative yang ada,
sedangkan untuk menghitung impedansi ekivalen urutan nol dimulai dari titik
gangguan sampai ke trafo tenaga yang netralnya di tanahkan.
Besarnya impedansi ekivalen urutan positif dan negative dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= impedansi ekivalen urutan positif (ohm)

= impedansi ekivalen urutan negative (ohm)

= impedansi sumber sisi 20kv (ohm)

= impedansi transformator urutan positif (pu)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


12
= impedansi penyulang urutan positif (pu)

6.2.2 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa


Gangguan tiga fasa dapat terjadi pada jaringan tenaga listrik karena ketiga fasanya
terhubung dengan pohon atau kawat dari benang layang – layang. Dimana nilai
arus hubung singkat dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut
yaitu:

Dimana :

= Arus Gangguan Tiga Fasa (A)

Eph = Tegangan Fasa - Netral (V) (20 kV 3)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Gangguan (Ohm)

6.2.3 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa


Gangguan hubung singkat terjadi antara fasa B dan fasa C. gangguan fasa fasa
yang terjadi pada system tenaga listrik ini biasanya karena pohon atau kawat
layang layang. Nilai arus hubung singkat dua fasa dapat dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut yaitu :

Dimana :

= Arus Gangguan Dua Fasa (A)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


13
= Tegangan Fasa – Fasa (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Negatif (Ohm)

= Impedansi Gangguan (Ohm)

6.1.7.4 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah


Gangguan hubung singkat ini terjadi antara fasa B dan fasa C yang terhubung ke
tanah. Biasanya hubungan ini terjadi karena ranting pohon terkena dua fasa. Nilai
arus hubung singkat dua fasa ke tanah dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut yaitu :

Dimana :

= Arus Gangguan dua Fasa ke tanah (A)

Eph = Tegangan Fasa - Netral (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Negatif (Ohm)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


14
=

= Impedansi Equivalent Urutan Nol (Ohm)

= Impedansi Gangguan (Ohm)

6.2.5 Gangguan hubung singkat Satu fasa ke tanah


Munculnya arus gangguan disebabkan karena adanya gangguan pada salah satu
fasa, dalam hal ini dimisalkan gangguan pada fasa A. gangguan terjadi karena
salah satu kawat terhubung ke tanah akibat ke pohon atau penyebab lainnya.

Nilai arus gangguan hubung singkat ke tanah dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut yaitu :

Dimana :

= Arus Gangguan Satu Fasa Ke Tanah (A)

Eph = Tegangan Fasa - Netral (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Negatif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Nol (Ohm)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


15
=

= Impedansi Gangguan (Ohm)

7. Metodelogi
7.1 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan ada dua macam, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan data sekunder diambil
langsung dari PT. PLN (Persero) UP3 Bali Selatan.
Berikut ini adalah metode-metode untuk memperoleh data-data yang diperlukan,
yaitu :
1. Data-Data Primer
a. Metode Observasi
Suatu metode yang mana penulis memperoleh data dengan mengadakan suatu
pengamatan secara langsung pada lokasi di penyulang sindu PT. PLN (Persero)
ULP Sanur. Dalam prosesnya, penulis melakukan pencarian dan pengumpulan
data – data yang dilakukan dengan mencari data dari sumber yang tepat dan
memadukan data hasil penelitian dengan teori yang ada.
b. Metode Wawancara
Penulis melakukan pengambilan data dengan cara diskusi, tanya jawab atau
wawancara dengan pembimbing lapangan di PT. PLN (Persero) UP3 Bali Selatan
mengenai semua yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
c. Metode Dokumentasi
Merupakan suatu metode untuk mendapatkan data dengan mencatat dokumen-
dokumen yang ada dalam perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan. Data-
data tersebut antara lain : survei di lapangan dilakukan untuk mengetahui alat
dalam bentuk nyata dari objek yang di bahas.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


16
2. Data-Data Sekunder
a. Metode Studi Literatur
Penulis mendapatkan data dan referensi terkait melalui literatur seperti buku-
buku, sumber dari media elektronik yang ada kaitannya dengan permasalahan
yang akan dijadikan tugas akhir ini.

7.2 Metode Pengolahan Data


7.2.1 Data Impedansi
Data Impedansi yang dibutuhkan adalah data impedansi sumber dan impedansi
jaringan atau penyulang. Data impedansi ini dibutuhkan untuk mengetahui
besarnya impedansi hubung singkat yang terjadi
berikut merupakan persamaan untuk impedansi sumber sebagai berikut ;

Untuk menentukan besarnya impedansi ekivalen di jaringan dapat dihitung


menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= impedansi ekivalen urutan positif (ohm)

= impedansi sumber sisi 20kv (ohm)

= impedansi transformator urutan positif (pu)

= impedansi penyulang urutan positif (pu)

7.2.2 Data Arus Hubung Singkat Tiga Fasa


Gangguan tiga fasa dapat terjadi pada jaringan tenaga listrik karena ketiga fasanya
terhubung dengan pohon atau kawat dari benang layang – layang. Dimana nilai

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


17
arus hubung singkat dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut
yaitu:

Dimana :

= Arus Gangguan Tiga Fasa (A)

Eph = Tegangan Fasa - Netral (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Gangguan (Ohm)

7.2.3 Data Arus Hubung Singkat Dua Fasa


Gangguan hubung singkat terjadi antara fasa B dan fasa C. gangguan fasa fasa
yang terjadi pada system tenaga listrik ini biasanya karena pohon atau kawat
layang layang. Nilai arus hubung singkat dua fasa dapat dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut yaitu :

Dimana :

= Arus Gangguan Dua Fasa (A)

= Tegangan Fasa – Fasa (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


18
= Impedansi Equivalent Urutan Negatif (Ohm)

= Impedansi Gangguan (Ohm)

7.2.5 Data Arus Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah


Gangguan hubung singkat ini terjadi antara fasa B dan fasa C yang terhubung ke
tanah. Biasanya hubungan ini terjadi karena ranting pohon terkena dua fasa. Nilai
arus hubung singkat dua fasa ke tanah dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut yaitu :

Dimana :

= Arus Gangguan dua Fasa ke tanah (A)

Eph = Tegangan Fasa - Netral (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Negatif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Nol (Ohm)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


19
= Impedansi Gangguan (Ohm)

7.2.5 Data arus hubung singkat Satu fasa ke tanah


Munculnya arus gangguan disebabkan karena adanya gangguan pada salah satu
fasa, dalam hal ini dimisalkan gangguan pada fasa A. gangguan terjadi karena
salah satu kawat terhubung ke tanah akibat ke pohon atau penyebab lainnya.

Nilai arus gangguan hubung singkat ke tanah dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut yaitu :

Dimana :

= Arus Gangguan Satu Fasa Ke Tanah (A)

Eph = Tegangan Fasa - Netral (V)

= Impedansi Equivalent Urutan Positif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Negatif (Ohm)

= Impedansi Equivalent Urutan Nol (Ohm)

= Impedansi Gangguan (Ohm)

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


20
7.3 Hasil Yang Diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan penulis pada akhir penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui besar arus gangguan pada hubung singkat yang terjadi di
penyulang baik pada gangguan hubung singkat tiga fasa, gangguan hubung
singkat fasa – fasa, gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah serta
gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yang nantinya akan di sajikan
dalam bentuk tabel.
2. Mampu menemukan lokasi daripada terjadinya hubung singkat tersebut.
3. Dapat digunakan serta bermanfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian
lebih lanjut.

7.4 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Observasi /
Wawancara

Pengambilan Data
Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali
21
Perhitungan Arus
Gangguan Hubung Simulasi
Singkat Dengan ETAP

Tidak
Hasil
Analisa ?

Ya
Kesimpulan

Selesai

8. Jadwal Kegiatan

Untuk menyelesaikan tugas akhir ini penulis membuat jadwal kegiatan agar
nantinya di kegiatan yang dilakukan lebih terjadwal dan terstruktur.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


22
9. Daftar Pustaka
[1] http://blog.unnes.ac.id/antosupri/sistem-distribusi-tenaga-listrik/

[2] https://pdsahabat.com/2018/10/05/pengertian-dari-gangguan-sistem-tenaga-
listrik-beserta-pembagiannya
[3] https://docplayer.info/48795775-Bab-iii-gardu-distribusi.html

[4] https://trafoinstrumen.wordpress.com/2016/06/07/gardu-portal/

[5] Ir. Wahyudi Sarimun N.,MT.2016.Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik.

[6] Hendriyadi.Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat Pada Jaringan


Distribusi Di Kota Pontianak.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


23
[7] I Gde Komang Jaryanta Arya Mantara, I.A.Dwi Giriantari, I Wayan
Sukerayasa. 2018. Analisis Hubung Singkat Pada Jaringan Tegangan Menengah
20 Kv Penyulang Kedonganan. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro,Vol. 17.

Proposal – PS TL – Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bali


24

Anda mungkin juga menyukai