Anda di halaman 1dari 78

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

MENINGKATKAN EDUKASI PADA PASIEN POST PARTUM


DI PUSKESMAS RAWAT INAP PRINGSURAT
KABUPATEN TEMANGGUNG

Disusun Oleh :

Nama : Dewi Puspita


NIP : 19880609 201903 2 005
Gol/Angkatan : II / XCIV
No Presensi : 10
Jabatan : Bidan Terampil
Unit Kerja : Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Kabupaten Temanggung
Coach : Drs. Heru Gunawan, MM
Mentor : dr. Doli Doe Putra

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XCIV


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

MENINGKATKAN EDUKASI PADA PASIEN POST PARTUM


DI PUSKESMAS RAWAT INAP PRINGSURAT
KABUPATEN TEMANGGUNG

Disusun oleh :
Nama : Dewi Puspita, A.Md.Keb
NIP : 19880609 201903 2 005

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari, Tanggal : Senin, 15 Juli 2019
Tempat : Balai Pelatihan Pertanian (BAPELTAN)
Soropadan

Temanggung, 13 Juli 2019


Mengetahui,
Coach, Mentor,

Drs. Heru Gunawan, MM dr.DOLI DOE PUTRA


Widya Iswara Ahli Muda Kepala Puskesmas Pringsurat
NIP 19691109 199003 1 006 NIP : 19760706 200312 1 011

HALAMAN PENGESAHAN

iii
Judul : Meningkatkan Edukasi Kepada Pasien Post Partum di
Puskesmas Rawat Inap Pringsurat Temanggung
Nama : Dewi Puspita.,A.M.Keb
NIP : 19880609 201903 2 005
Unit Kerja : Puskesmas Rawat Inap Pringsurat Temanggung

Telah diseminarkan:
Di : Soropadan
Hari, tanggal : Senin, 15 Juli 2019

Peserta Pelatihan Dasar

Dewi Puspita., A.Md.Keb


NIP 19880609 201903 2 005

Coach, Mentor,

Drs. HERU GUNAWAN,MM dr.DOLI DOE PUTRA


Widya Iswara Ahli Muda Kepala Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
NIP 19691109 199003 1 006 NIP. 19661215 1992111 001

Penguji,

SUTARDI, API, MMA


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 19660818 199203 2 015

PRAKATA

iv
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi
dengan judul “Meningkatan Edukasi Pasien Post Partum di Puskesmas
Rawat Inap Pringsurat”.
Selama penyusunan dan penulisan rancangan aktualisasi ini, penulis
telah banyak mendapat bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak
terutama widyaiswara BPSDMD Tanbun. Sehingga rancangan aktualisasi
penulis dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam penulisan laporan
ini, antara lain:
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
2. Bupati Pemerintahan Kabupaten Temanggung beserta jajarannya
3. Sutardi, Api, MMA selaku Penguji yang telah memberikan saran dan
masukan serta penilaian rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
4. Drs. Heru Gunawan, MM selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
5. dr. Doli Doe Putra selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
6. Keluarga besar Puskesmas Rawat Inap Pringsurat atas dukungan dan
kerjasamanya.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikandan diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan Pelatihan Dasar.
9. Keluarga besar peserta Latsar Golongan II Angkatan XCIV tahun 2019.

v
10. Orang tua, Mertua, Suami, dan anak-anak yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan dalam proses pembuatan rancangan aktualisasi
11. Keluarga besar Puskesmas Rawat Inap Pringsurat atas segala bantuan
dan motivasi sehingga kegiatan rancangan aktualisasi ini dapat tersusun
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proses
penyusunan rancangan aktualisasi ini. Untuk itu penulis memohon kritik
dan saran demi perbaikan rancangan aktualisasi.

Temanggung, 15 Juli 2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B. Identifikasi Isu………………………………………………………….. 5
C. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 10
D. Tujuan…………………………………………………………………… 10
E. Manfaat…………………………………………………………………. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
1 Sikap Perilaku Bela Negara……………………………………….. 12
2 Nilai-nilai Dasar PNS………………………………………………. 13
3 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI………………………... 26
4 Bidan…………………………………………………………………. 32
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1 Data Umum………………………………………………………….. 34
2 Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi…………………………… 36
3 Struktur Organisasi………………………………………………… 37
4 Deskripsi, SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain………………. 39
B. Tugas Jabatan Peserta Latsar
1 Tugas Peserta sebagai Aparatur Sipil Negara………………….. 41
2 Tugas Fungsional Bidan…………………………………………… 42
3 Tugas Pokok dan Tugas Fungsional Bidan Terampil………….. 43
C. Role Model……………………………………………………………… 46
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA………………………………………………………….. 48
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi (30 hari)………………………….. 60
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala…………………….. 61
BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu Strategis………………………………………………...6


Tabel 1.2 Analisis Isu Strategis……………………………………………………8
Tabel 3.1 Sarana Prasarana Puskesmas……………………………………….41
Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Aktualisasi………………………………………..50
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi……………………………………..60
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala.................................61

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Puskesmas Rawat Inap Pringsurat ………………………………34


Gambar 3.2 Peta Wilayah Puskesmas rawat Inap Pringsurat………………..35
Gambar 3.3 Bagan Struktur Organisasi…………………………………………38

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara hukum dengan berlandaskan pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah. Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS
pada kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter PNS,
setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses
pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda
habituasi.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah Indonesia
membutuhkan (ASN) . ASN tersebut terdiri dari PNS dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan yang digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Sebagai bentuk implementasi reformasi kepegawaian
untuk mewujudkan aparatur sipil Negara yang akuntabel dan
berorientasi pada pelayanan publik serta selalu mengedepankan
kepentingan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang
memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan

1
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Peraturan baru
tentang tentang ASN yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014
tersebut sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum
disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis
pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik.
Maka dari itu, sebagai ASN perlu membuat aktualisasi, khususnya
pelayanan dalam pelayanan kebidanan.
Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN,
seorang PNS harus memiliki Nilai-nilai dasar keprofesiannya yaitu :

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan


berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cernat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.

2
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh seluruh potensi
bangsa Indonesia, baik pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi
perubahan perilaku yang mendorong masyarakat lebih sadar, mau dan
mampu berperilaku hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development). Dalam fase ini masyarakat
perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat
berperilaku hidup sehat, sehingga masyarakat dapat hidup menolong
diri sendiri dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Dengan demikian, upaya promosi kesehatan hendaknya dapat
berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pencapaian SDGs
dalam mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat.
Indikator Program Indonesia Sehat diprioritaskan pada upaya
penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian bayi, Angka Gizi
buruk, pengendalian penyakit menular, serta upaya Menjamin
Kelestarian Lingkungan Hidup. Angka Kematian Neonatal
menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
antenatal care, pertolongan persalinan, dan postnatal ibu hamil.

3
Semakin tinggi angka kematian neonatal berarti semakin rendah
tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak. Jumlah Kematian Neonatal
Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Pringsurat tahun 2017 sebesar
2 kematian. Salah satu penyebab kurangnya pelayanan kesehatan ibu
dan anak yaitu kurangnya edukasi yang diberikan tenaga kesehatan
terutama bidan kepada pasien post partum, sehingga belum siapnya
pasien menjadi seorang ibu mengakibatkan perawatan bayi tidak
optimal.
Bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
keberlangsungan sebuah bangsa. Karena dengan adanya standar
pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-
hari. Standar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai
pelayanan. Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health
provider) harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan. Dalam
membentuk sosok Aparatur Sipil Negara seperti diatas perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) yang mengarah kepada upaya peningkatan sikap dan
semangat pengabdian di instansi masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat
yang profesional dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai
dasar. Lima nilai dasar profesi tersebut adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi atau bisa
juga disingkat menjadi ANEKA.
Kelima nilai dasar tersebut memiliki indikator-indikator yang
perlu untuk diimplementasikan dalam lingkungan kerjanya. ASN yang

4
mampu memahami nilai-nilai dasar tersebut diharapkan dapat
memperbaiki kinerja dan mengubah karakter Calon Aparatur Sipil
Negara untuk menjadi pelayan masyarakat yang profesional dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa. Selain itu, ASN diharapkan
mampu menjadi pionir dalam menggalakkan dan menyukseskan
reformasi birokrasi yang sedang gencar dilakukan oleh instansi-
instansi pemerintah.
B. Identifikasi Isu
Indonesia merupakan negara hukum dengan berlandaskan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah. Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS
pada kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter PNS,
setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses
pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda
habituasi.
Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber
dari aspek:
1. Whole of government (WoG),
2. Pelayanan publik, dan
3. Manajemen ASN.
Isu-isu yang ada di Puskesmas Pringsurat Temanggung
selanjutnya telah dipetakan menjadi antara lain:
a. Kurang berjalannya persiapan pulang pasien post partum
b. Kurang dimanfaatkannya ruangan laktasi

5
c. Kurang berjalannya pemantauan obat, alat dan bahan habis
pakai di ruang PONED
d. Kurang berjalannya operan jaga
e. Kurang optimalnya pelayanan ANC 10 T
Kurangnya edukasi pada pasien post partum menunjukkan
kurangnya pelayanan dan perhatian bidan sebagai tenaga kesehatan
terhadap kebutuhan ibu post partum dimana ini sangat penting
mengingat ibu seharusnya sudah paham dan siap menjadi seorang
ibu. Hal ini diperlukan bagi setiap ibu baik yang baru pertama kali
memiliki anak maupun yang sudah berpengalaman sebelumnya.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di
identifikasi isu-isu di Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Temanggung sebagai berikut:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No Identifikasi Isu Sumber Kondisi Saat Ini Kondisi yang


Isu Diharapkan
1 Kurangnya Pelayanan Pasien belum Tenaga kesehatan
edukasi pada Publik dibekali dengan ilmu khususnya bidan dapat
pasien post dan informasi memberikan ilmu dan
partum di tentang ASI informasi tentang ASI
Puskesmas Eksklusif, perawatan Eksklusif, perawatan
Rawat Inap payudara, cara payudara, cara
Pringsurat menyusui, perawatan menyusui, perawatan
Temanggung bayi, perawatan bayi, perawatan
perineum. perineum.
2 Kurang Pelayanan Untuk ruang laktasi Dengan adanya promosi
optimalnya ruang Publik sudah ada namun dan petunjuk arah ruang
laktasi di belum dimanfaatkan laktasi diharapkan dapat
Puskesmas karena belum optimalnya penggunaan
Rawat Inap adanya promosi ruang laktasi
Pringsurat serta petunjuk arah
Temanggung ruangan

6
3 Kurang optimalnya Pelayanan Pemantauan obat, Diharapkan setiap hari
pemantauan obat, Publik alat dan bahan habis bisa dilakukan
alat dan bahan pakai tidak dijalankan pemantauan obat, alat
habis pakai di dengan baik di ruang dan bahan habis pakai
ruang poned di PONED di ruang PONED
Puskesmas Rawat
Inap Pringsurat
Temanggung
4 Kurang optimalnya Whole of Belum optimal Diharapkan dapat
komunikasi Goverment komunikasi optimal secara tertib
pergantian shift di pergantian shift dan teratur disetiap
Puskesmas Rawat pergantian shift
Inap Pringsurat
Temanggung
5 Kurang optimalnya Pelayanan Pelayanan ANC Dapat melakukan
pelayanan ANC 10 Publik kurang terpadu pelayanan ANC secara
T di Puskesmas kurang dari 10T maksimal 10 T
Rawat Inap
Pringsurat
Temanggung

Identifikasi isu dilakukan melalui analisis menggunakan alat


bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis ini bertujuan untuk
menetapkan kualitas dan prioritas isu yang perlu diangkat untuk
diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). Identifikasi penentuan kelayakan isu dilihat
dari nilai APKL, sedangkan penentuan prioritas isu yang akan
dipecahkan dapat dilihat dari nilai USG yang dapat dilihat pada tabel
1.2 berikut:

Tabel 1.2 Analisis Isu Strategis

7
Kriteria A Kriteria B Pering
Identifikasi -kat
Sumber Isu
Isu A P K L Ketera- U S G ∑
ngan
Pelayanan Kurangnya + + + + Memenu 5 5 4 14 I
Publik edukasi hi syarat
pada
pasien
post
partum
Pelayanan Kurang + + + + Memenu 5 4 4 13 II
public optimal hi syarat
pelayanan
ANC 10 T
Manajemen Kurang + + + + Memenu 4 4 4 12 III
SDM pemantaua hi syarat
n obat, alat
dan bahan
habis pakai
di ruang
poned
Pelayanan Kurang + + + - Tidak
public optimal memenu
ruang hi syarat
laktasi..
Whole of Kurang + + + - Tidak
Government optimal + memenu
komunikasi hi syarat
pergantian
shift

Keterangan:
A: Aktual U: Urgency
P: Problematik S: Seriousness
K: Kekhalayakan G: Growth
L: Kelayakan

8
Berdasarkan data di atas, ada beberapa proses untuk
menganalisis isu guna menentukan isu mana yang menjadi prioritas.
Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu, yaitu:
1. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
a. Aktual artinya peristiwa yang benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki permasalahan yang
kompleks, sehingga perlu suatu solusi.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk menemukan pemecahan masalahnya.
2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan suatu isu. Setiap variabeldiberikan rentang skor 1-5.
a. Urgency (urgensi), dapat dilihat dari mendesak atau tidak
masalah tersebut untuk diselesaikan.
b. Seriousness (keseriusan), dapat dilihat dari dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kinerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, dan sebagainya.
c. Growth (berkembangnya masalah), dapat dilihat dari
perkembangan masalah tersebut jika tidak diselesaikan, apakah
berkembang sedemikian rupa bahkan bisa menimbulkan
masalah lain.

9
Berdasarkan analisis APKL dan USG seperti tercantum pada
tabel 1.2. Analisis Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang
memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut:
1 Kurang optimal edukasi pada pasien post partum
2 Kurang optimal pelayanan ANC 10 T
3 Kurang optimal pemantauan obat, alat dan bahan habis pakai di
ruang PONED
Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling
prioritas yakni “Kurangnya edukasi pasien post partum di Puskesmas
Rawat Inap Pringsurat” dengan perolehan skor USG 14
C. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan edukasi pada pasien post partum di
Puskesmas Rawat Inap Pringsurat Temanggung serta aktualisasi nilai
–nilai dasar PNS (ANEKA) yang mendasari kegiatan baik secara
langsung maupun tidak langsung ?
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini untuk meningkatkan
edukasi pada pasien post partum di Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Temanggung serta aktualisasi nilai –nilai dasar PNS (ANEKA) yang
mendasari kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung
E. Manfaat
Manfaat aktualisasi nilai dasar ANEKA ini adalah :
1 Bagi Calon Tenaga Negeri Sipil (CPNS)
Mampu mengimplementasikan dan melaksanakan nilai-nilai
dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalis, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) sebagai pedoman
dalam menjalankan tugas dan pokok fungsi di unit kerja.

10
2 Bagi Unit Kerja/Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Meningkatkan edukasi pada pasien post partum di Puskesmas
Rawat Inap Pringsurat.
3 Bagi Pihak Lain
Pasien mendapatkan pelayanan prima sebagai wujud aktualisasi
nilai dasar ANEKA serta membantu meningkatkan prestasi
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

11
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1 Sikap Perilaku Bela Negara


Konsep bela negara erat dengan rasa patriotisme seseorang
terhadap bangsa ataupun negaranya. Dilihat dari segi fisik, bela negara
adala suatu upaya untuk menghadapi suatu ancaman, serangan dari
pihak luar maupun pihak dalam negeri yang mengancam keberadaan
suatu negara. Sedangkan dari segi non fisik, bela negara dapat
dipandang sebagai cara yang dapat dilakukan untuk memajukan
kesejahteraan bangsa yang dapat dilakukan melalui bidang pendidikan,
kesehatan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang ada dalam negara tersebut.
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwaii
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3, menyebutkan bahwa
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Begitu pula dengan seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN) sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Seorang ASN harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar
PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di unit kerja

12
masing-masing. Peran ASN dalam memajukan bangsa dan negara
melalui pelayanan di masing-masing institusi merupakan salah satu
wujud dari bela negara. (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
2 Nilai-nilai Dasar PNS
Didalam menjalankan tugasnya, seorang ASN dituntut untuk
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani
masyarakat.Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014, yaitu mencetak PNS dengan mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter. Oleh karena itu,
seorang PNS harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA). Harapannya karakter PNS akan kuat, sehingga
berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun
nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas
dapat dilihat sebagai suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
1) Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
(a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship), adalah hubungan antara dua belah pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.

13
(b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented). Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah
perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
(c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting). Dengan memberikan laporan kinerja
mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah
dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu
memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah
dilakukan.
(d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences). Akuntabilitas adalah
kewajiban, kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
(e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance). Tujuan utama dari akuntabilitas adalah
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
2) Jenis-jenis akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
(a) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
(b) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas. Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat
pemerintah untuk melapor “kesamping” kepada pejabat
lainnya dan lembaga negara.

14
3) Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas
kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.:
(a) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada
diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya
sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
(b) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu
dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya
sebagai pemberi wewenang.
(c) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya atas kerja sama kelompok,
maka pembagian kewenangan dan semangat kerja sama yang
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah
institusi memainkan peranan penting dalam tercapainya kinerja
organisasi yang diharapkan.
(d) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu
terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
(e) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan, pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi
akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi

15
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang
adil, responsive dan bermartabat.
4) Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan
yaitu:
(a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di
mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya
(b) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
(c) Integritas
konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
(d) Tanggung jawab
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
(e) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
(f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
(g) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

16
(h) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
(i) Konsistensi
Adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b) Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Ada lima nilai dasar dari nasionalisme yang harus
diperhatikan di mana setiap sila diuraikan dalam beberapa butir-
butir, yaitu:
1) Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
(a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
(c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
(d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.

17
(e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
(g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
2) Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
(a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
(b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
(e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
(f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(h) Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
(i) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

18
3) Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
(a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
(c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
(e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
(f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
(g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4) Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
(a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
(b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
(d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
(e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
(f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

19
(g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
(h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
(i) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5) Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
(a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
(b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(d) Menghormati hak orang lain.
(e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
(f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
(h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
(i) Suka bekerja keras.
(j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

20
(k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
c) Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standard/norma yang
menentukan baik/buruk, perilaku benar/salah, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayan publik. Etika merupakan
sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-
hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut. Sebagai ASN diharapkan mampu menanamkan nilai dan
membentuk sikap dan perilaku patuh kepada standar etika publik
yang tinggi.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut:
1) Kebersamaan: dapat diartikan bagaimana individu menciptakan
rasa kebersamaan untuk menjalankan pelayanan kepada
pelanggan.
2) Empati: dapat diartikan bagaimana individu memberikan rasa
empati kepada pelanggan tentang masalah/kesulitan yang
dihadapi.
3) Kepedulian: dapat diartikan bagaimana individu peduli terhadap
kesulitan pelnggan dan mencoba mencari solusinya.
4) Kedewasaan: dapat diartikan bagaimana individu berpilaku
dewasa sesuai tugas/tupoksinya.
5) Orientasi organisasi: dapat diartikan bagaimana individu
memperhatikan orientasi dalam berperilaku kepada pelanggan.

21
6) Respek: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku sopan
dan santun saat memberikan pelayanan.
7) Kebajikan: dapat diartikan bagaimana individu berberilaku baik
sesuai dengan norma yang berlaku saat melayani pelanggan.
8) Integritas: dapat diartikan bagaimana kesesuaian perkataan dan
perbuatan individu.
9) Inovatif: dapat diartikan bagaimana individu berinovasi dalam
memberikan pelayanan.
10) Keunggulan: dapat diartikan bagaimana individu memiliki
keunggulan tersendiri ketika memberikan pelayanan.
11)Keluwesan: dapat diartikan bagaimana individu menggunakan
berbagai cara/pendekatan dalam mengatasi persoalan untuk
pelayanan yang baik.
12)Kearifan: dapat diartikan bagaimana individu bijaksana sesuai
dengan situasi dan kondisi saat melayani.
d) Komitmen Mutu
Mutu merupakan pencerminan nilai keunggulan suatu
produk/jasa yang diberikan pelanggan. Komitmen mutu adalah janji
pada diri sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam
tindakan untuk menjaga mutu kinerja. Komitmen mutu merupakan
tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Ada enam indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Orientasi mutu: orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas
pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.

22
2) Efektif dan efisien: efektif dapat diartikan sejauh mana dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai
apapun yang coba dikerjakan. Efektivitas organisasi tidak
hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan. Sedangkan efisien dapat diartikan
jumbah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Efisiensi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia untuk mencapai tujuan.
3) Inovasi: Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan
mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan,
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
(a) Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai
mengadaptasi dari program atau organisasi lain untuk
meningkatkan mutu organisasinya.
(b) Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana
pegawai memberikan pelayanan sepenuh hati kepada
pelanggan.
(c) Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana
pegawai/organisasi melakukan suatu perbaikan setelah
melihat situasi dan kondisi yang ada di unit kerjanya.
e) Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar

23
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih
luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai-nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri dari
perbuatan curang.
2) Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa
sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk
tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.

24
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir
dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil merupakan
kemampuan seseorang untuk memperlakukan orang lain sesuai
dengan hak dan kewajibannya.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan
yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat
jangka panjang. Fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan
kehidupan dan dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai
yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadikan sarana
untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.

25
3 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka
diundangkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. PNS memegang
peranan besar dalam kelaancaran pemerintahan dan pembangunan,
maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting
dalam berjalannya sistem pemerintahan serta pelayanan lembaga
negara kepada masyarakat.
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu:
a) Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
b) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan Intervensi semua Golongan dan Parpol.
c) Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
d) Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,
namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas
umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan
kewajiban kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah

26
Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan
tentang kewajiban selaku PNS sebagai berikut:
a) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
b) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
d) Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
e) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
f) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
g) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
h) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
i) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
j) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
k) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
l) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
m) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
n) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan

27
o) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
1) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama
ini belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu , diangkat sebagai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. PPPK adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesusi
dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;

28
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2017).
2) Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) dipandang menunjukkan atau
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas
sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Dari definisi itu diketahui bahwa WoG merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat
sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk
pendekatannya bias dilakukan dalam pelembagaan formal atau
pendekatan informal.
Beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal antara lain:
a) Penguatan koordinasi antar lembaga, yaitu penguatan koordinasi
yang dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masuh terjangkau dan manageable.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus, yaitu pembentukan
lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian.
c) Membentuk gugus tugas, yaitu bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan diluar struktur formal, yang sifatnya tidak
permanen.
d) Koalisi sosial, yaitu merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.

29
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek antara lain:
a) Kapasitas SDM dan institusi
b) Nilai dan budaya organisasi
c) Kepemimpinan
Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh
pendekatan WoG adalah:
a) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik
yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat.
b) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan
lainnya.
c) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat seperti jalan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya.
d) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan maupun kebijakan
publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan
dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
a) Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan
publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang, tugas, fungsi dan wewenangnya.
b) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara terpadu pada suatu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.

30
c) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan masyarakat
yang diberikan secara tunggal oleh satu unit kerja pemerintahan
berdasarkan pelimpahan kewenangan dari unit kerja pemerintah
terkait lainnya yang bersangkutan.
d) Pola pelayanan terpusat, yaitu pelayanan masyarakat yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku
koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah.
Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan
otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat elektronik
atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan
kapasitas masyarakat pengguna merupakan otomasi dan otomatisasi
pemberian layanan yang bersifat elektronik atau on-line sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas
masyarakat pengguna.
3 Pelayanan Publik
Pelayan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusatdan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau
jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga
Admunistrasi Negara: 1998). Sedangkan definisi yang ada saat ini
menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik
sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

31
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur
pertama adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur
kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga adalah
kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Kesadaran seluruh anggota ASN untuk
memberikan kontribusi terhadap upaya perbaikan kualitas pelayanan
publik di Indonesia akan memiliki implikasi strategis jangka panjang
yang penting bagi upaya untuk mengubah kinerja birokrasi dalam
memberikan pelayanan publik.
ASN perlu memahami berbagai hal yang menjadi fundamen
pelayanan publik antara lain:
a) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi.
b) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.
d) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai
manusia,akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi).
4 Bidan
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah

32
Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat
lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasidan memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada
ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang
sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga
kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau
kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan
dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan
dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).
Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang
penting, Mulai dari perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan
psikologis menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah hati
yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Namun
kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan
ibu, kemungkinan timbul masalah atau penyulit, yang bila tidak

33
ditangani segera dengan efektif akan dapat membahayakan
kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa
postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan (Syafrudin &
Fratidhini,2009). Seorang bidan pada saat memberikan asuhan
kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa hal yang harus
dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan kebidanan pada ibu masa
nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan
perkembangannya.

34
BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

Gambar 3.1 Puskesmas Rawat Inap Pringsurat


Kabupaten Temanggung
1 Data umum
Puskesmas Rawat Inap Pringsurat beralamatkan di Jalan
Raya Pingit Pringsurat Kabupaten Temanggung merupakan
Puskesmas dengan akreditasi Madya. Memiliki ruang rawat inap
sebanyak 20 TT,

35
Gambar 3.2 Peta Wilayah Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Kabupaten Temanggung
Puskesmas Pringsurat terletak di Kecamatan Pringsurat dan
mempunyai luas wilayah kerja 2.941 km2 yang terbagi dalam tujuh
desa, yaitu Desa Ngipik, Pingit, Klepu, Soborejo, Nglorog,
Pagergunung, Wonokerso. Adapun batas-batas wilayah kerja
Puskemas Pringsurat Kecamatan Pringsurat adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara :
Kecamatan Sumowono dan Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang.
b. Sebelah Timur :
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

36
c. Sebelah Selatan :
Wilayah kerja Puskesmas Rejosari, Kecamatan Pringsurat.
d. Sebelah Barat :
Kecamatan Kaloran dan Kecamatan Kranggan.
2 Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi
a. Visi dan Misi Organisasi
1) Visi Puskesmas Pringsurat
Mewujudkan Masyarakat Pringsurat Sehat dan Mandiri
2) Misi Puskesmas Pringsurat
(a) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berfokus pada
kepuasan pelanggan baik yang bersifat promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
(b) Mendorong masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
secara mandiri.
(c) Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
b. Nilai-nilai Organisasi
1) TANGGAP
Memberikan pelayanan secara cepat kepada semua
lapisan masyarakat
2) HARMONIS
Memberikan pelayanan yang tidak diskriminasi, tidak
membeda-bedakan dalam meberikan pelayanan kepada
masyarakat
3) EFEKTIF
Memberikan pelayanan yang tepat sasaran
4) BERINOVASI
Selalu memberikan pelayanan yang berorientasi pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

37
5) EFISIEN
Mampu memberikan pelayanan yang tepat dan cermat
6) SANTUN
Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan
7) TERPERCAYA
Pelayanan diberikan secara profesional oleh tenaga yang
berkompeten
3 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, maka untuk struktur organisasi UPTD
Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung, disebutkan
bahwa susunan Organisasi Puskesmas Pringsurat terdiri dari :
a. Kepala Puskesmas
b. Kasubag Tata Usaha
c. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat
d. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan,
Kefarmasian, dan Laboratorium
e. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan
Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

38
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Kabupaten Pringsurat

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PRINGSURAT
JL. RAYA PINGITPRINGSURAT, KODEPOS 56272
&FAX ( 0298 ) 596001,EMAIL : PUSKESMAS.PRINGSURAT@YAHOO.COM

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS PRINGSURAT


( RAWAT INAP )

KEPALA PUSKESMAS

dr. Doli Doe Putra

KASUBBAG TATAUSAHA

Enggar Wigati

SIMPUS & UMUM &


ASSET KEPEGAWAIAN KEUANGAN
SIPT
DessiAriyani,AMd.PK Subiyanto,AMK EnggarWigati Prasetiyo, AMR

PENANGGUNG PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNGJAWAB


JAWAB UKM JAWAB UKM UKP,KEFARMASIAN & PELAYANAN
ESENSIAL PUSKESMAS& JEJARING
PENGEMBANGAN RAWAT INAP FASYANKES

Erna Sulistyowati, Erna Sulistyowati, dr. Tumisah Yovita M, Amd.Keb


Amd.Keb
Amd.Keb

PUSTU PUSTU
PROMKES RAWAT RAWAT PENUNJANG NGLOROG WONOKERSO
JALAN INAP PELAYANAN
Nurhayati, Amd.Keb
Sofiatun,AMK Ariyati, Amd.Keb

LANSIA PEMERIKSAAN
UMUM IGD LABORATORIUM

BIDAN
Winda S, Amd.Keb PUSLING
P2P dr.Tumisah dr.Anis M LenyTusiani DESA PINGIT

Novi Tri B.U, AMK DyahHarini Widya S, Amd.Keb

PEMERIKSAN RAWAT INAP KEFARMASIAN


GIGI

Kristiyaningsih, AMK Dewi H BIDAN BIDAN


drg.DewiRatna P
P,S.Farm.Apt DESA NGIPIK DESA KLEPU
KIA
Winda S, Amd.Keb Windasari, Amd.Keb
Yovita M, Amd.Keb
KIA – KB PERSALINAN

UKK Trisni R, Amd.Keb Sri Ambarwati, Amd.Keb BIDAN DESA


PAGERGUNUNG
BIDAN DESA
NGLOROG

KB Nurhayati, Amd.Keb
Sofiatun,AMK Erna S, Amd.Keb

Trisni R, Amd.Keb
MTBS
Yovita M, Amd.Keb
BIDAN DESA BIDAN DESA
SOBOREJO WONOKERSO
Kesehatan
Lingkung Nimas A C, Amd.Keb
Ariyati, Amd.Keb

EniKusrini H IVA
an
Yovita M, Amd.Keb
Jejaring Jejaring
Fasyankes Fasyankes
GIZI
MASYARAKAT
dr.Anis M Trisni R, Amd.Keb

DewiSaparini,AMG FISIOTERAPI

Dian Mareta S

Perkesmas
Subiyanto, AMK IMUNISASI

Sri Ambarwati, Amd.Keb

39
4 Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah seluruh karyawan UPTD Puskesmas Pringsurat adalah
59 orang, terdiri dari :
1) 39 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2) 5 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
3) 5 orang BLUD
4) 1 orang Tenaga Honorer Daerah
5) 9 orang Tenaga Honorer DKK
b. Berdasarkan Pendidikan
1) S1 Kedokteran Umum : 3 orang
2) S1 Kedokteran Gigi : 1 orang
3) S1 Farmasi : 1 orang
4) S1 Akuntansi : 1 orang
5) D4 Kebidanan : 1 orang
6) S1 Akuntansi : 1 orang
7) S1 Gizi : 1 orang
8) D3 Gizi : 1 orang
9) D3 Kesehatan Lingkungan : 1 orang
10) D3 Keperawatan : 9 orang
11) D3 Keperawatan Gigi : 2 orang
12) D3 Kebidanan : 12 orang
13) D3 Analis Kesehatan : 1 orang
14) D3 Rekam Medik : 1 orang
15) D3 Penata Rontgen : 1 orang
16) D3 Fisioterapi : 1 orang
17) D1 SPPPU : 1 orang
18) SPK : 3 orang
19) SMA/Sederajat : 5 orang

40
20) SMP/Sederajat : 2 orang
21) SD/Sederajat : 5 orang
c. Berdasarkan Unit Pelaksana/Job Diskripsi :
1) Kepala Puskesmas : 1 orang
2) Kasubag Tata Usaha : 1 orang
3) Dokter Umum : 2 orang
4) Dokter Gigi : 1 orang
5) Perawat Umum : 12 orang
6) Perawat Gigi : 2 orang
7) Bidan Puskesmas : 5 orang
8) Bidan Desa : 7 orang
9) Petugas Laboratorium : 1 orang
10) Apoteker : 1 orang
11) Ahli Gizi : 2 orang
12) Sanitarian : 1 orang
13) Petugas Rekam Medik : 1 orang
14) Petugas Promkes : 1 orang
15) Petugas Imunisasi : dirangkap tenaga bidan
16) Bendahara : dirangkap bidan dan perawat
17) Administrasi : 2 orang
18) Driver : 1 orang
19) Kebersihan : 4 orang
20) Petugas Laundry : 1 orang
21) Petugas Masak : 3 orang

41
d. Sarana dan Prasarana Puskesmas Pringsurat
Tabel 3.1 Sarana Prasarana Puskesmas Rawat Inap Pringsurat
Kabupaten Temanggung

NO JENIS SARANA JUMLAH KONDISI

1. Puskesmas Induk Rawat Jalan 1 unit Baik

2. Puskesmas Pembantu 2 unit Baik

3. PKD 4 unit Baik

4. Mobil Puskesmas Keliling 1 unit Baik

5. Sepeda Motor 8 unit Baik


6. Ambulan 2 unit Baik

B. Tugas Jabatan Peserta Latsar


1 Tugas Peserta sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
disebutkan dalam pasal 11 bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Selain hal di atas di dalam pasal 23 UU ASN juga disebutkan
beberapa kewajiban ASN yaitu:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan pemerintah yang sah;

42
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yangberwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan’
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2 Tugas Fungsional Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
AparaturNegara (Permenpan) No 01 Tahun 2008 tentang
jabatan fungsional bidan dan angka kreditnya dijelaskan dalam
Pasal 1 (1) bahwa bidan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang, tanggung jawab, hak oleh Pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan kebidanan pada
sarana pelayanan kesehatan.
Dalam Pasal 4 disebutkan bahwa tugas pokok bidan
adalah melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
perempuan, pelayanan keluarga berencana, pelayanan
kesehatan bayi dan anak, serta pelayanan kesehatan
masyarakat.

43
3 Tugas Pokok dan Tugas Fungsional Bidan Terampil
Disebutkan pula dalam pasal 7 (b) bahwa tugas bidan
yaitu :
a. Persiapan pelayanan kebidanan
b. Pengkajian kepada klien/Pasien
c. Penegakkan diagnose kebidanan
d. Pelaksanaan kolaborasi
e. Penyusunan rencana asuhan kebidanan
f. Persiapan pelayanan asuhan kebidanan
g. Pelaksanaan asuhan kebidanan
h. Pelaksanaan KIE
i. Rujukan asuhan kebidanan
j. Evaluasi asuhan kebidanan
k. Dokumentasi pelayanan kebidanan
l. Pengelolaan pelayanan asuhan kebidanan
m. Pelayanan kesehatan masyarakat
Dirincikan dalam Pasal 9 (b) kegiatan bidan terampil
pelaksana adalah sebagai berikut :
a. Mepersiapkan pelayanan kebidanan
b. Melaksanakan anamnesa klien /pasien pada kasus fisiologis
tanpa masalah
c. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
d. Melaksanakan pemeriksaan fisik pada klien/pasien pada
kasus fisiologis tanpa masalah
e. Melaksanakan pemeriksaan fisik pada klien/pasien pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan

44
f. Pengambilan/penyediaan bahan laboratorium dengan
melakukan pengambilan sediaan/bahan laboratorium
dengan melakukan pengambilan darah tepi
g. Pemeriksaan laboratorium sederhana dengan melakukan
pemeriksaan HB darah
h. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil
pengkajian pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan
i. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada
kasus fisiologis tanpa masalah
j. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
k. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada
kasus fisiologis tanpa masalah
l. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
m. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada
klien/pasien pada kasus fisiologis tanpa masalah
n. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada
klien/pasien pada kasus patologiskegawatdaruratan
kebidanan
o. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus fisiologis tanpa
masalah
p. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
q. Melaksanakan pelayanan pada klien/pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah pada persalinan kala I
r. Melaksanakan pelayanan pada klien/pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah pada persalinan kala II

45
s. Melaksanakan pelayanan pada klien/pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah pada persalinan kala III
t. Melaksanakan pelayanan pada klien/pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah pada persalinan kala IV
u. Melaksanakan pelayan pada klien/pasienpada kasus
fisiologis tanpa masalah pada ibu hamil, ibu nifas, bayi baru
lahir, KB sederhana, hormonal oral dan suntik
v. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
w. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada
saat tugas di kamar bedah kebidanan sebagai
instrumentrator tindakan bedah/operasi
x. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan pada
kasus fisiologis tanpa masalah
y. Melaksanakan tugas sebagai pengelola di puskesmas
sebagai penanggung jawab tugas sore dan malam
z. Melakukan tugas jaga / shift di tempat / Rumah Sakit
aa. Melakukan tugas jaga / shift on call
bb. Melaksanakan tugas jaga / shift sepi pasien
cc. Melaksanakan tugas di daerah konflik / rawan / daerah
penyakit menular
dd. Melaksanakan asuhan kebidanan pada individu di keluarga
ee. Melakukan dan mendeteksi dini resiko

Lebih lanjut lagi tugas bidan terampil pelaksana di


Puskesmas Rawat Inap Pringsurat sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan kepada kesehatan Ibu dan


kesehatan reproduksi, pelayanan KB dan kesehatan
masyarakat

46
b. Memberikan pelayanan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir dalam kasus fisiologis dan kasus
patologis
C. Role Model

Gambar 3.4 Foto Bidan Wiwik Mutmainah


Role Model adalah seseorang yang perilaku dan sikapnya
dijadikan panutan dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Dalam
kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi role model adalah Bidan Wiwik
Mutmainah. Penulis menjadikan beliau role model karena beliau
adalah sosok ASN yang akuntabel, senang melakukan inovasi,
konsisten, kepemimpinan yang tinggi dan jujur.
Sejak kecil, Wiwik Mutmainah sudah bercita-cita ingin menjadi
bidan. Pesona pada ahli persalinan itu muncul saat seorang bidan
membantu persalinan ibunya. Karena itu, bidan teladan yang lahir di
Bandung, 2 April 1944 dan telah menggeluti dunia persalinan sejak
1965 ini sudah nekad ingin jadi bidan di usianya yang masih belia.
Saking inginnya, ketika saya berusia 15 tahun, beliau sudah
mendaftarkan diri jadi bidan, sayanganya ditolak. Penolakan itu

47
ternyata tidak membuat beliau menyerah. Tahun 1965, setelah
diterima di sekolah bidan, untuk pertama kalinya ditempatkan untuk
jadi bidan di Lampung. Hanya dua tahun di Lampung, tahun 1967
dipindahtugaskan di Jakarta, tepatnya Puskesmas Kemayoran. Saat
itu sudah menjadi bidan teladan pertama di Indonesia.
Bidan Wiwik Mutmainah membuat inovasi dengan menciptakan
phantom wanita yang akan melahirkan agar dapat dilakukan
mahasiswi-mahasiswi kebidanan praktek sehingga benar-benar dapat
memahami kondisi sesungguhnya rahim wanita. Sangking bagusnya
saat ini phantom tersebut dijualbelikan hingga ke luar negeri. Saat ini
beliau telah menjadi master trainer pada Jaringan Nasional Pelatihan
Kesehatan (JNPK), selain itu beliau juga aktif mengajar dan membantu
penelitian di Universitas Indonesia. Beliau menjalankan tugasnya
dengan menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, etika public, komitmen
mutu dan anti korupsi.

48
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai


ANEKA
Unit kerja : Puskesmas Rawat Inap Pringsurat,
Temanggung
Identifikasi isu : 1 Kurangnya edukasi pada pasien
post partum
2 Kurang optimalnya pelayanan
ANC 10 T
3 Kurangnya pemantauan obat,
alat dan bahan habis pakai di
ruang PONED
4 Kurang optimal ruang laktasi
5 Kurang optimal komunikasi
pergantian shift
Isu yang diangkat : Kurangnya edukasi pada pasien
post partum di Puskesmas
Rawat Inap Pringsurat Temanggung
Judul Meningkatkan edukasi pasien post
partum di Puskesmas Rawat Inap
Pringsurat Temanggung
Gagasan Penyelesaian Isu: a. Membuat poster dinding untuk
ditempelkan di ruang nifas
b. Membuat banner stand
mengenai edukasi apa saja
yang perlu diketahui pasien
post partum sebelum pulang
c. Menyediakan alat peraga

49
edukasi berupa phantom bayi
dan box penghangat bayi
d. Membuat form checklist
mengenai KIE yang sudah
diberikan bidan kepada pasien
post partum
e. Melakukan edukasi kepada
pasien post partum
f. Membuat customer service
untuk pelayanan pasien setelah
di rumah melalui whatssap
g. Melakukan sosialisasi dengan
teman sejawat mengenai
kegiatan edukasi yang akan
dilakukan
h. Membuat leaflet edukasi yang
diberikan pada pasien

50
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat poster 1. Melakukan 1 Telah disetujuinya 1. Etika Publik: Kontribusi kegiatan Aktualisasi ini
dinding untuk konsultasi dengan rencana pembuatan 2. Nasionalisme: ini adalah sebagai untuk
ruang nifas Kepala Puskesmas poster Sila keempat perwujudan visi memperkuat
(sumber mengenai rencana 2 Telah terjadi (Musyawarah) Puskesmas Rawat nilai organisasi
kegiatan: Inovasi) membuat poster koordinasi dengan Saya melakukan Inap Pringsurat Puskesmas,
dinding untuk ruang bidan koordinasi musyawarah yaitu: “Menjadikan yaitu: efektif,
nifas. tentang pembuatan dalam masyarakat efisien
2. Melakukan poster pembentukan Pringsurat yang berinovasi.
koordinasi dengan 3 Telah terjadi design poster sehat dan mandiri”
bidan coordinator koordinasi dengan Sila Kelima serta misi yang
mengenai ketua UKP dan (Keadlian) pertama yaitu:
pembuatan poster bendahara UKP Saya “Mewujudkan
dinding. dalam rencana menempatkan pelayanan
3. Melakukan anggaran pembuatan poster dinding kesehatan yang
koordinasi dengan poster ditempat yang berfokus pada
Ketua UKP dan 4 Telah tersusunya dapat dilihat oleh kepuasan
bendahara rencana anggaran pasien tanpa pelanggan baik
mengenai rencana pembuatan poster membeda-bedakan yang bersifat
membuat poster 5 Telah tersedianya pasien secara adil. promotive,
dinding alat-alat pembuatan 3. Akuntabilitas: preventif, kuratif
4. Menyusun poster (Tanggung dan rehabilitatif.”
anggaran untuk 6 Tersedianya poster Jawab,
pembuatan poster dinding Transparansi,
dinding dan 7 Telah terpasangnya kejelasan)
mendiskusikannya poster dinding di Saya menyusun
kepada bendahara ruang nifas rencana anggaran
UKP dengan penuh
5. Membelanjakan tanggung jawab,
alat-alat yang transparansi

51
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
digunakan untuk 4. Anti Korupsi:
membuat poster (Jujur )
dinding Saya
6. Membuat poster membelanjakan
dinding untuk alat-alat untuk
ditempel di ruang kebutuhan poster
nifas dinding dengan
7. Menempelkan penuh kejujuran
poster dinding di 5. Komitmen Mutu:
ruang nifas (Efektif, efisien,
Inovasi)
Saya melakukan
kegiatan
pembuatan poster
dengan design
yang inovasi,
efektif dan efisien

2. Membuat 1. Konsultasi 1 Telah mendapat 1 Nasionalisme: Kontribusi kegiatan Aktualisasi ini


banner stand dengan Kepala persetujuan dari Sila keempat ini adalah sebagai untuk
mengenai Puskesmas Kepala Puskesmas (Musyawarah) perwujudan visi: memperkuat
Terlaksana “Menjadikan nilai organisasi
edukasi yang mengenai untuk pembuatan
masyarakat Puskesmas,
harus diketahui pembuatan banner konsultasi
Pringsurat yang yaitu:
oelh pasien banner stand. 2 Telah terlaksanan dengan Kepala sehat dan mandiri” berinovasi.
sebelum 2. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas serta misi yang
pulang. koordinasi bidan coordinator dengan pertama yaitu:
(Sumber dengan bidan 3 Telah terjadi musyawarah “Mewujudkan
kegiatan: coordinator,men koordinasi dengan Sila kedua pelayanan
Inovasi) genai ketua UKP dan (Keadlian) kesehatan yang
pembuatan bendahara UKP Saya berfokus pada

52
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
banner stand. 4 Telah tersusun menempatkan kepuasan
3. Melakukan anggaran untuk banner stand pelanggan baik
koordinasi pembuatan banner agar terlihat oleh yang bersifat
dengan Ketua stand semua pasien promotive,
preventif, kuratif
UKP dan 5 Telah tercetaknya tanpa memilih-
dan rehabilitative
bendahara UKP stand banner milih agar semua
6 Telah pasien atau
4. Menyusun ditempatkannya keluarga pasien
anggaran untuk stand banner di dapat melihat
pembuatan ruang PONED dan
banner stand. mendapatkan
5. Membuat banner informasi secara
stand adil demi
6. Menempatkan
banner stand di
dekat ruang
tunggu nifas dan
PONED

3. Menyediakan 1. Melakukan 1 Telah mendapat 1 Nasionalisme : Kontribusi kegiatan Aktualisasi ini


alat peraga Konsultasi persetujuan dari (Musyawarah) ini adalah sebagai untuk
edukatif dengan Kepala Kepala Puskesmas Saya melaksan perwujudan visi: memperkuat
berupa Puskesmas mengenai konsultasi “Menjadikan nilai organisasi
masyarakat Puskesmas
phantom bayi mengenai penyediaan alat dengan Kepala
Pringsurat yang Rawat Inap
dan box penyediaan alat peraga Puskesmas sehat dan mandiri” Pringsurat,
penghangat peraga edukatif 2 Telah terjadi secara serta misi yang yaitu:
bayi berupa phantom koordinasi dengan musyawarah pertama yaitu: berinovasi,

53
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Sumber bayi bidan koordinasi 2 Etika Publik: “Mewujudkan efektif, efisien
kegiatan: 2. Melakukan mengenai (Respect) pelayanan
inovasi) koordinasi penyediaan alat Saya melakukan kesehatan yang
dengan bidan peraga komunikasi berfokus pada
kepuasan
coordinator 3 Telah terjadi dengan respect
pelanggan baik
mengenai koordinasi dengan untuk yang bersifat
penyediaan alat ketua UKP dan mendapatkan promotive,
peraga phantom bendahara UKP persetujuan preventif, kuratif
bayi. 4 Telah tersusun mengenai dan rehabilitatif
3. Melakukan rancangan penyediaan
koordinasi anggaran phantom bayi.
dengan ketua penyediaan alat 3 Akuntabilitas :
UKP dan peraga (Kejelasan,
bendahara UKP 5 Telah tersedia alat tanggung
4. Membuat peraga jawab,
rancangan transparansi)
anggaran Saya menyusun
penyediaan anggaran dengan
phantom bayi. jelas
Saya
membelanjakan
phantom bayi
dengan
transparansi
5. Menempatkan 4 Anti korupsi
dan menyimpan (Tanggung
phantom bayi di jawab)
ruang PONED Saya menyususn

54
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
untuk digunakan anggaran dengan
dalam jujur dan
memberikan KIE mendapatkan
kepada pasien. persetujuan dan
kepercayaan
anggaran
5 Komitmen
Mutu :
Saya
menyediakan
tempat
penyimpanan
phantom bayi di
ruang PONED
dengan baik,
menjaga
kebersihan dan
kelayakan
phantom bayi
agar terjaga dan
awet sehingga
efisien, efektif
4. Membuat form 1. Melakukan 1 Telah mendapatkan 1. Nasionalisme: Kontribusi kegiatan Aktualisasi ini
checklist KIE konsultasi persetujuan dari (Musyawarah) ini adalah sebagai untuk
yang telah dengan Kepala Kepala Puskesmas Terlaksananya perwujudan visi: memperkuat
diberikan Puskesmas untuk pembuatan konsultasi “Menjadikan nilai organisasi
masyarakat Puskesmas
kepada pasien mengenai form checklist dengan Kepala
Pringsurat yang Rawat Inap
(Sumber pembuatan form KIE Puskesmas sehat dan mandiri” Pringsurat,

55
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kegiatan: checklist KIE 2 Terjadi koordinasi secara serta misi yang yaitu:
Inovasi) yang telah dengan bidan musyawarah pertama yaitu: berinovasi
diberikan kepada koordinasi 2. Etika Publik: “Mewujudkan
pasien. mengenai (Respect) pelayanan
kesehatan yang
2. Melakukan pembuatan form Saya melakukan
berfokus pada
koordinasi checklist KIE konsultasi kepuasan
dengan bidan 3 Telah tersusun dengan pelanggan baik
koordinator anggaran untuk komunikasi yang yang bersifat
mengenai pembuatan form respect untuk promotive,
pembuatan form checklist mendapatkan preventif, kuratif
checklist KIE 4 Tersedianya persetujuan dan rehabilitatif
3. Menyusun peralatan untuk pembuatan form
anggaran untuk pembuatan form checklist KIE.
pembuatan form checklist KIE. 3. Anti Korupsi :
checklist edukasi 5 Terciptanya form (Jujur,
4. Membelanjakan checklist KIE tanggung
alat untuk jawab)
membuat form Saya menyusun
checklist KIE. anggaran dengan
5. Membuat form jujur, dan penuh
checklist KIE tanggung jawab
4. Akuntabilitas :
(Konsistensi)
Saya melakukan
pengisian form
dengan konsisten

5. Melakukan 1. Melakukan 1. Terlaksananya 1. Nasionalisme:

56
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
demonstrasi konsultasi konsultasi dengan Sila keempat,
edukasi pada kepada Kepala Kepala Puskesmas (musyawarah)
pasien post 2. Terlaksananya berkonsulasi
Puskesmas
partum dengan konsultasi pada secara
mengenai musyawarah
alat peraga Kepala bidan
edukasi yang 3. 2. Etika Publik
(Sumber kegiatan diberikan 4. Tersedianya materi (Respect,
: SKP) 2. Melakukan yang akan empati)
konsultasi bidan diedukasikan secara saya
jelas dan inovatif berkomunikasi
koordinasi
5. Tersedianya alat dengan respect
mengenai sehingga
dan bahan untuk
edukasi yang mendapatkan
edukasi ke pasien
akan diberikan dengan orientasi persetujuan
kepada pasien mutu dan inovatif edukasi yang
post partum 6. Terlaksananya diberikan
3. Mempersiapkan edukasi kepada saya
pasien post partum memberikan
materi yang akan
secara jelas, demonstrasi
di edukasikan kepad pasien
respect, sepenuh
4. Mempersiapkan dengan penuh
hati, peduli/empati
alat dan bahan dan konsisten empati
untuk edukasi 7. Form checklist telah 3. Akuntabilitas:
kepada pasien (Transparansi,
tercentang secara
tanggung jawab,
post partum jujur, dan ada kejelasan,
5. Melakukan perbaikan konsisten)
edukasi kepada berkelanjutan Saya melakukan
demonstrasi
pasien post

57
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Substansi dengan terhadap Visi Nilai
.
ANEKA Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
partum edukasi dengan
6. Mencentang penuh tanggung
jawab, kejelasan
edukasi yang dan konsisten
telah 4. Anti korupsi
disampaikan Saya
pada format menggunakan
anggaran dengnan
checklist penuh kejujuran
5. Komitmen Mutu
(Orientasi
mutu,Inovatif,
perbaikan
berkelanjutan)
Saya melakukan
demonstrasi
dengan orientasi
mutu, inovatif,
dan perbaikan
berkelanjutan.

58
6. Membuat 1. Melakukan 1. Terlaksananya 1. Etika Publik: Kontribusi kegiatan ini Aktualisasi ini
customer koordinasi koordinasi secara (Respect) adalah sebagai untuk
service dengan bidan dengan bidan Saya melakukan perwujudan visi: memperkuat
pelayanan coordinator 2. Terbentuknya konsultasi dengan “Menjadikan nilai organisasi
komunikasi yang masyarakat Puskesmas
pasien setelah untuk aturan-aturan
respect Pringsurat yang sehat Rawat Inap
pulang membuat 3. Telah 2. Nasionalisme: dan mandiri” serta Pringsurat,
(Sumber customer ditetapkannya Sila keempat, misi yang pertama yaitu: tanggap
kegiatan: service admin CS (musyawarah) yaitu: “Mewujudkan
inovasi) whatsapp Saya melakukan pelayanan kesehatan
2. Menentukan konsultasi dan yang berfokus pada
peraturan- menetapkan admin kepuasan pelanggan
peraturan dengan cara baik yang bersifat
dalam musyawarah promotive, preventif,
customer Sila kelima kuratif dan rehabilitatif
(keadilan)
service
3. Akuntabilitas:
whatsapp (Tanggung jawab,
3. Menentukan transparansi)
admin dari Saya memilih admin
customer CS dengan penuh
service WA transparansi dan
menjalankan dengan
penuh tanggung
jawab
4. Etika Publik :
(Kesetaraan)
Saya memberikan
pelayanan kepada
pasien setelah pulang
dengan kesetaraan

59
7. Melakukan 1. Melakukan 1. Mendapatkan 1. Etika Publik Kontribusi Aktualisasi ini
sosialisasi terkait konsultasi persetujuan dari (Sopan,santun) kegiatan ini untuk
kegiatan asuhan dengan Kepala Kepala Terlaksananya adalah memperkuat
gizi dengan Puskesmas Puskesmas konsultasi dengan sebagai nilai
petugas rawat berkaitan dengan 2. Musyawarah Kepala Puskesmas perwujudan organisasi
inap (sumber melakukan dengan kepala dengan komunikasi visi Puskesmas
kegiatan: tugas sosialisasi TU yang sopan dan Puskesmas Pringsurat,
atasan) dengan petugas 3. Tempat dan santun sehingga Pringusrat yaitu: santun
rawat inap materi siap mendapatkan yaitu:
2. Koordinasi disampaikan persetujuan terkait “Terwujudnya
dengan kepala 4. Melakukan melakukan masyarakat
TU terkait dengan sosialisasi sosialisasi dengan Pringsurat
pembuatan petugas rawat inap sehat dan
undangan, waktu guna mendorong mandiri” serta
pelaksanaan, dan masyarakat hidup misi
tempat sehat Puskesmas
3. Menyiapkan 2. Nasionalisme Pringusrat
tempat dan (Musyawarah ) yaitu:
materi dengan kepala TU “Mendorong
4. Melakukan 3. Akuntabilitas masyarakat
sosialisasi (Kejelasan) untuk hidup
Tempat dan materi bersih dan
siap disampaikan sehat secara
dengan jelas mandiri”

4. Anti Korupsi
(Kerja keras)
Melakukan
sosialisasi dengan
kerja keras

60
8 Membuat Leaflet 1. Melakukan 1. Terlaksana 1. Nasionalisme
KIE (Sumber kosultasi dengan kegiatan (Musyawarah)
kegiatan : Perintah Kepala konsultasi dan Saya melakukan
atasan) Puskesmas mendapat konsultasi dengan
terkait persetujuan musyawarah
pembuatan 2. Tersusunnya 2. Etika Publik
leaflet rancangan Saya membuat
2. Menyusun anggaran leaflet dengan
rancangan pembuatan keunggulan
anggaran leaflet 3. Komitmen Mutu :
pembuatan 3. Telah tersedia (Sepenuh hati,
leaflet materi leaflet perbaikan
3. Menyiapkan 4. Tersedianya berkelanjutan)
materi leaflet leaflet Saya membuat
4. Membuat leaflet 5. Leaflet telah leaflet dengan
5. Memperbanyak diperbanyak sepenuh hati,
leaflet 6. Ditempatkannya penuh perbaikan
6. Menempatkan leaflet di ruang berkelanjutan
leaflet diruang tunggu PONED
tunggu PONED

61
B. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi di Puskesmas Pringsurat

62
Juli Agustus
No Kegiatan Bukti Kegiatan
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Membuat poster Foto dan video kegiatan
dinding untuk ruang konsultasi,notulen
nifas konsultasi, rencana
anggaran, nota-nota
belanja,poster dinding,
2 Membuat stand banner Foto dan video kegiatan
foto kegiatan
edukasi yang harus konsultasi, notulen
diketahui pasien konsultasi, nota-nota
sebelum pulang belanja, foto dan video
kegiatan
3 Menyediakan alat Foto dan video kegiatan
peraga phantom bayi konsultasi, notulen
dan box bayi konsultasi, nota-nota
belanja,alat peraga foto
dan video kegiatan
4 Membuat form Foto dan video kegiatan
checklist edukasi yang konsultasi, form
telah diterima pasien checklist, notulen
konsultasi, nota-nota
belanja
5 Mendemonstrasikan Foto dan video kegiatan
kegiatan edukasi konsultasi, formulir
dengan alat peraga checklist KIE, notulen
konsultasi, video dan
foto kegiatan

6 Membuat Customer Foto dan video kegiatan


Service Whatssapp konsultasi, notulen
pelayanan pasien konsultasi, screenschot
setelah pulang percakapan,foto dan
video kegiatan
7 Melakukan sosialisasi Foto kegiatan
terkait kegiatan asuhan konsultasi, foto dan
gizi dengan petugas video kegiatan, daftar
rawat inap hadir sosialisasi

8 Membuat leaflet Foto dan video kegiatan


tentang edukasi pasien konsultasi, notulen
post partum konsultasi, nota-nota
belanja, leaflet, foto dan
video kegiatan

Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan : Hari Libur/Minggu : Pengerjaan Laporan Habituasi

63
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi dan habituasi
ANEKA di unit kerja, terdapat kemungkinan kendala yang akan
dihadapi sehingga rancangan kegiatan tidak dapat terealisasikan
dengan optimal. Maka dari itu, perlu dibuat kemungkinan-kemungkinan
kendala yang akan terjadi, antisipasi menghadapi kendala tersebut
serta strategi menghadapi kendala tersebut yang dipaparkan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan Strategi
No Kegiatan Kendala
menghadapi kendala
1. Membuat poster Terbatasnya dana Berkoordinasi dengan Kepala
dinding Puskesmas dan bendahara
puskesmas agar menggunakan
dana dengan efisien dan efektif.
2. Membuat banner stand Terbatasnya dana a. Berkoordinasi dengan Kepala
ruang penempatan Puskesmas dan bendahara
yang relative sempit puskesmas agar menggunakan
dana dengan efisien dan
efektif.
b. Mengatur agar banner stand
tidak terlalu besar namun juga
dapat terlihat dan terbaca
dengan jelas
3. Menyediakan phantom Terbatasnya dana Berkoordinasi dengan Kepala
bayi dan box Puskesmas dan bendahara
penghangat bayi puskesmas agar menggunakan
dana dengan efisien dan efektif.
4. Membuat form Kurang berminatnya Berkoordinasi dengan bidan
checklist KIE yang para bidan dalam koordinator agar para bidan dapat
diberikan kepada menggunakan karena menggunakan form checklist KIE
pasien menambah beban yang telah diberikan kepada
pekerjaan pasien sehingga pasien telah
teredukasi sebelum pulang

5 Mendemonstrasikan Adanya keterbatasan Berusaha memberikan KIE


edukasi kepada pasien dalam segi bahasa, dengan bahasa yang sopan,
post partum adat istiadat dan santun, ramah dan disesuaikan
pendidikan, ekonomi dengan keadaan pasien dari segi
pendidikan, ekonomi dan adat
istiadat

60
6 Membuat customer Tidak ada batasan Dibuat aturan pelayanan dan
service untuk waktu pasien dalam pemberian informasi pada jam
pelayanan pasien bertanya. kerja saja
setelah pulang
7. Melakukan sosialisasi Kurang responnya Meminta ijin dan bantuan dari
kepada rekan sejawat rekan sejawat dalam Kepala Puskesmas
mengenai kegiatan menanggapi
edukasi yang akan sosialisasi
diberikan
8. Membuat leaflet Kurang menariknya Membuat leaflet yang lebih
edukasi pasien post materi menarik dengan bahasa yang
partum sederhana dan mudah
dimengerti

61
BAB V
PENUTUP

Pegawai Negeri Sipil adalah suatu bagian dari Aparatur Sipil


Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai seorang ASN
terdapat beberapa nilai-nilai dasar yang harus dikuasai, yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi atau biasa diakronimkan menjadi ANEKA. berkaitan dengan
penulis sebagai Calon ASN, untuk dilantik menjadi ASN perlu lulus
mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS. Salah satu penentuan
kelulusan Pelatihan Dasar CPNS adalah dengan membuat Rencana
Aktualisasi yang nantinya akan dihabituasikan di unit kerja.
Puskesmas Rawat Inap Pringsurat memiliki beberapa isu,
diantaranya: kurangnya edukasi pada pasien post partum, kurang
optimalnya pemeriksaan ANC 10T, kurang berjalannya pemantauan
obat, alat dan bahan habis pakai di ruang PONED, kurang
dimanfaatkan ruang laktasi, kurang berjalannya operan jaga. Dalam
rencana aktualisasi penulis memilih kurangnya edukasi pada pasien
post partum. Alasan memilih isu tersebut adalah tidak berikan edukasi
kepada pasien post partum yang akan pulang sehingga pasien tidak
memiliki informasi yang benar mengenai persiapan menjadi ibu mulai
dari cara perawatan bayi, tanda-tanda bahaya ibu dan bayi, cara
menyusui yang benar, ASI Eksklusif, pijat oksitosin, perawatan
perineum, jadwal kunjungan ulang.
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka pasien tidak
teredukasi dan belum memiliki bekal apapun sehingga pasien tidak
siap saat merawat bayi di rumah dan lebih kearah yang kurang tepat
dalam perawatan. Pelayanan kepada pasien post partum telah

63
menjadi tugas pokok fungsional yang telah diatur di dalam Permenpan
no 01 tahun 2008 tentang tugas fungsional bidan dan angka kreditnya.
Adanya kegiatan tersebut diharapkan pasien terbekali informasi-
informasi penting yang berkelanjutan demi keoptimalan kesehatan ibu
dan bayi, serta meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
Puskesmas Rawat Inap Pringsurat Temanggung dengan harapan
dapat menurunkan angka kematian neonatus (AKN)

64
DAFTAR PUSTAKA

IBI. 2016. Definisi Bidan. IBI.


https://ibi.or.id/id/article_view/a20150112004/definisi.html diakses
tanggal 13 Juli 2019
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III : Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I/II dan III : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Whole of Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan
dan Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Permen PAN RB No 01 Tahun 2008. Tentang jabatan fungsional bidan dan
angka kreditnya. Jakarta. MenpanRB.
http://bkd.pemkomedan.go.id/download/peraturan/Pengembangan
%20Karir/JABATAN%20FUNGSIONAL/bidan/PERMENPAN
%20No.01%20Tahun%202008%20Tentang%20Jabatan
%20Fungsional%20Bidan%20dan%20Angka%20Kreditnya.pdf
diakses tanggal 10 Juli 2019

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan Dewi Puspita, A.Md.Keb
gelar)
Formasi Jabatan Bidan Terampil
NIP 19880609 201903 2 005
Tempat dan Tanggal lahir Palu, 9 Juni 1988
a. Jalan Dusun Wates Rt 06 Rw 02
b. Kelurahan/De Losari
sa
Ala-
c. Kecamatan Grabag
mat
d. Kabupaten/Ko Magelang
ta
e. Provinsi Jawa Tengah
Nomor Telepon/Faks/HP 081904090719
e-mail azozobacter@yahoo.com
Instasi Kantor Puskesmas Rawat Inap
Pringsurat
Alamat Kantor Jalan Raya Pringsurat
Temanggung
Nomor Telepon Kantor (0298) 596001
Alamat email Kantor puskesmas.pringsurat@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan
Tin
Nama Sekolah / Juru
No gk Tempat Lulus
Perguruan Tinggi san
at

1 SD SDN 1 PALU PALU - 2000


SM SMP NEGERI YOGYAK
2 - 2003
P 5EPOK SLEMAN ARTA
SM SMAI TAMAN YOGYAK
3 IPA 2006
A MADYA JETIS ARTA

STIKES KEBI
D- YOGYAK
4 III
‘AISYIYAH
ARTA
DAN 2011
YOGYAKARTA AN

Anda mungkin juga menyukai