“KEPERAWATAN KRITIS”
OLEH :
KELOMPOK II (B)
7
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A...KESIMPULAN
LAMPIRAN JURNAL
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalah ini.
Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
KRITIS pada prodi S1 Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Indonesia
Maluku.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah
Keperawatan Kritis kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terutama dari ibu dan
teman-teman.
Tim penyusun
9
BAB I
KASUS BAYANGAN
KASUS :
Ny. M (47 Tahun) dirawat diruang Intermis RSUD Haulussy dengan BB 61 kg, TB 158 cm,
dengan keluhan pusing kepala dan lemas badannya, TD 170/110 mmHg, nadi 66x/ menit, RR
25x/ menit, S 360C. Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi sudah berangkat kerja,
kemudian saat di jalan pasien jatuh dan tidak sadarkan diri. Kemudian pasien ditolong oleh
warga sekitar dibawa ke rumah sakit. Keluarga pasien juga mengatakan pasien mempunyai
riwayat hipertensi, tidak pernah mengalami kecelakaan, tidak memiliki alergi makanan ataupun
obat-obatan.
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 47 th
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Kristen
Suku : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Bentas
Pekerjaan : Pegawai negeri
Diagnosa medis : SH (ICH)
Tanggal masuk : 19-7-2020
BB : 61 kg
TB : 158 cm
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 48 th
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Kristen
Suku : Indonesia
1
Hub. dengan klien : Suami
Pekerjaan : Guru
Alamat : Bentas
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing kepala dan lemas badannya
GCS : E:4, M:6, V:2.
2. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi pergi naik sepeda, sesudah dijalan pasien
gemeteran tangannya lalu lemas kemudian pasien jatuh dan tidak sadarkan diri lalu pasien di
tolong warga sekitar dibawa ke RSUD Haulussy untuk mendapatkan perawatan yang lebih
intensif.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi, keluarga pasien juga mengatakan
Ny. M tidak pernah mengalami kecelakaan dan tidak mempunyai alergi makanan dan obat-
obatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Suami pasien mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan
menurun.
Genogram
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-Laki
= Pasien
= Meninggal
1
= Tinggal dalam satu rumah
= Menikah
1
Do : Tidak terjadi pembesaran tyroid dan getah bening, tidak ada pembesaran pada tekanan
CPV.
9. Jantung
I : Taktil premitus tidak nfuse
P : Tidak ada pembesaran jantung
P : Redup
A : S1 dan S2 reguler
10. Paru-paru
Ds : -
Do :
- RR 25x/menit, kedalaman dangkal, irama irregular, simetris kanan & kiri, terdapat suara
tambahan wheezing, taktil fremitus simetris, pasien tampak kesusahan bernafas, sedikit ada
penumpukan sputum.
11. Abdomen
Ds : -
Do :
- Tampak tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi/luka, tidak ada massa/hernia.
- Auskultasi peristaltic usus 13x/menit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi timpani.
12. Genetalia
Ds : -
Do : Terpasang kateter pada ganetelia tidak terjadi perubahan pada kandung kemih,
13. Anus
Ds :-
Do : Anus pasien bersih, tidak ada hemoroid, lesi dan massa.
14. Ekstremitas
Ds :
Do : Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terjadi fraktur, edema, sikap mencoba untuk
bergerak, tidak mampu untuk berjalan, kemampuan pergerakan sendinya berkurang, kekuatan
otot, dan ditangan sebelah kiri terpasang nfuse.
Kekuatan otot 0 5
3 5
15. Kulit
1
Ds : -
Do : Kulit pasien bersih, warna sawo matang, tidak ada sianosis tidak ada lesi.
16. Kuku
Ds : -
Do : Kuku pasien terlihat agak panjang dan sedikit kotor
17. Persyarafan
Ds : -
Do : Paralisis → pasien sadar, latergi an bahasa → pasien nfuse sadar fungsi saraf kranial
( Nervus cranial NC)
NC I : (Pembauan) = Pasien sadar pembauan baik
NC II : (Penglihatan) = Pasien sadar tetapi penglihatan sedikit lemah
NC III : (Gerakan bola mata keatas) : +
NC IV : (Gerakan bola mata kebawah) : +
NC V : (Ofalmik, maksila, mandibula) : +
NC VI : (Gerakan bola mata kalatenal) : +
NC VI : (Wajah simetris) wajah pasien simetris
NC VIII : (Pendengaran dan keseimbangan) Pendengaran baik dan keseimbangan kurang
NC IX : (Arkus faring, suara serak/ lemah menelan) Pasien mengalami lemah menelan
NC X : (Arkus faring, epiglotis, reflek muntah, fungsi menelan,suara sengau) terganggu
NC XI : (Mengalihkan kepala kearah berlawanan dan ditahan otot bahu) pasien belum mampu
mengalihkan kepala kearah berlawanan
NC XII : (Kekuatan lidah) kekuatan lidah pasien lemah.
18. Imunitas
Do : Tidak ada alergi obat, makanan dan lain-lain pada kulit
1
Do : Pasien BAB 1 hari sekali dan tidak diare, pasien terpasang kateter dan karakteristik urine
berwarna kuning dan bau khas amoniak
4. Aktivitas latihan
Pasien dianjurkan bedrest total jadi aktivitas dilakukan ditempat tidur semua.
5. Tidur istirahat
Pasien tidak dapat tidur dengan teratur 6-8 jam/hari istirahat pasien juga kurang.
6. Kognitif-persepsi
Pasien terlihat mendengar apa yang kita bicarakan tetapi tidak bisa membalas pembicaraan,
kemudian pasien terlihat kesakitan pada saat dimasukan obat melalui selang infus, proses belajar
pada pasien juga terganggu lebih sering tidak sadar.
7. Pola Aktivitas Dan Latihan
Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan 4
Minum
Mandi 4
Toileting 2
Berpakaian 2
Berpindah 2
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
ANALISA DATA
1
mmHg. Arachnoid/ventrikal
Pasien mengalami
penurunan ketajaman
penglihatan PTIK/Herniaris serebral
GCS = E4 M6V2
Iskemik/infark
Defisit neurologi
Hemister kiri
Hemiparase/plegi kanan
1
3 Ds : - Stroke Hemoragik Defisit perawatan
Do : diri
Pasien tampak lemah
Pasien tidak dapat Peningkatan Tekanan Sistemik
melakukan personal
hygiene sendiri karena
mengalami kelemahan Pendarahan
anggota gerak Arachnoid/ventrikel
Seluruh aktifitas pasien
dibantu perawat
Hematama serebral
Iskemik/infark
Defisit neurologi
Hemistes kiri
hemiparase/plegi kanan
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik
1
INTERVENSI
1
meningkat 5. Mencegah kekakuan
Dapat menggerakan
Ekstremitas tangan
kanan dan kaki kanan
3 19 Juli 2020 jam III1. Kaji kemampuan 1. Melihat kemampuan
15.00 WIB setelah klien dalam klien dalam
dilakukan tindakan perawatan diri perawatan diri
keperawatan 1 x 24 2. Bantu klien dalam 2. Membantu memenuhi
jam diharapkan personal hygie kebutuhan personal
kebutuhan perawatan 3. Rapihkan tempat hygie klien
diri pasien terpenuhi tidur klien jika kotor3./ Menjaga kerapiahn
dengan KH berantakan klien
Klien bersih dan rapih 4. Libatkan keluarga 4. Mengajarkan
Dapat melakukan dalam melakukan keluarga melakukan
personal hygiene perawatan diri pasien perwatan diri ketika
sendiri dirumah
IMPLEMENTASI
2
kesadaran pasien pasien composmetis
GCS : E4 M6 V5
Memposisikan klien
supinasi Do : pasien dalam posisi
supinasi
Inj. piracetam 1gr
Obat masuk
2
Do : Pasien posisi supinasi
pada tepi bed
3 20 Juli 2020 III Mengkaji kemampuan Do : Pasien tampak lemah
klien dalam perawatan Pasien masih belum bisa
diri melakukan PH
EVALUASI
2
GCS = E4 M6 V5
TD = 160/100 mmHg
N = 57x/ menit
RR = 20x/ menit
S = 360 C
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
2 Senin, 20 Juli S=
2020 O=
Jam 09.30 Pasien mengalami kelemahan ekstremitas tangan
sebelah kanan
Gerakan terbatas, hanya tidur ditempat tidur
Kekuatan otot 0 5
3 5
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
3 Senin, 20 Juli S=
2020 O = Pasien tampak lemah, tidak melakukan PH
Jam 09.30 sendiri. Seluruh aktivitas bergantung pada perawat dan
keluarga. Lemah ekstremitas kanan.
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
2
3. Kasus Sistem Perkemihan
1. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Tn. M
Umur : 22 tahun
Jenis : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
No Register : 5966716
2
b. Penanggung Jawab
Nama :Nn.M
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
2. Riwayat Kesehatan
a . Keluhan Utama
Satu minggu yang lalu pada tanggal 27/02/2009 klien hanya ingin kontrol /
periksa penyakit yaitu gagal ginjal yang telah tiga tahun dialaminya di RSDK.
Klien mengatakan mengalami kekambuhan jika minum air terlalu banyak. Jika
kambuh pasien mengalami sesak nafas lamanya bisa sehari penuh, bila sesak
nafas yang bisa dilakukan oleh pasien dirumah yaitu dengan tidur di dekat kipas
angin sehingga udara lebih cepat masuk dan sesak berkurang. Selain itu pasien
juga mengalami bengkak pada tangan dan kakinya serta mengalami gangguan
dalam BAK, yaitu BAK tidak lancar, air kencing sedikit dan warna keruh.
Karena pada saat periksa keadaan pasien dalam kondisi memburuk sehingga
terakhir saat ini dirawat di RSDK. Selama ini pasien masih sering kambuh
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada keluarga yang mengalami sakit ginjal,
3. Pola Nutrisi
mengkonsumsi nasi, sayur, lauk, buah, nafsu makan baik, minum 3-4 gelas
Selama sakit : Pasien makan 3 kali sehari, porsi sedikit, tidak habis
1 porsi, habis 2-3 sendok makan. Minum 1 gelas belimbing, pasien merasakan
b. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1 kali perhari, warna kuning, konsistensi lunak. BAK
keras, BAK lewat selang kateter, jumlah urine dalam 24 jam adalah 35 cc, warna
keruh.
Selama sakit : Pasien aktivitasnya dibantu keluarga, karena sesak napas pasien
kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari- harinya selain itu pasien juga
Selama sakit : Pasien tidak bisa tidur karena sesak yang dialaminya.
e. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
Sebelum dan selama sakit daya ingat bagus, tidak ada keluhan nyeri maupun yang
Sebelum dan selama sakit hubungan dengan orang lain baik, orang terdekat ibu
dan kakak.
Pasien mempunyai status belum nikah termasuk usia remaja dan tidak ada
Pasien merasa gelisah dan cemas, keluarga berusaha memberi dorongan kepada
Bila ada masalah pasien biasanya cenderung diam, tapi terkadang juga cerita
dengan ibu dan temannya. Dalam menghadapi penyakitnya pasien selalu optimis
Pasien beragama islam, ibadah sholat 5 waktu tidak tentu, jika sholat berdoa
4. Pemeriksaan Fisik
TD : 170/130 mmHg
N : 80 kali/menit
RR : 30 kali/ menit
T : 37,50C
lemah
Pe : Redup
Au : SD Vesikular
Ronkhi basah
clavicula
Pe : Redup
Aa : Terdengar BJ 1 dan BJ 2 tidak terdapat bunyi tambahan
Abdomen :
I : Datar
Pe : Timpani
g. Genital :
Terrpasang kateter tanggal 2-3-2009, tidak ada infeksi pada area pemasangan
kateter.
h.Ekstremitas
Kekuatan otot menurun, adanya edema pada kaki dan tangan, CRT lebih dari 3detik
i. Kulit
4. Pemeriksaan Penunjang
Pulmo:
Kesan :
b. Pemeriksaan USG
Ginjal Kanan
Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler tampak tidak jelas, ekogenitas
parenkim hiperechoic, tak tampak batu pielokdiks tak melebar, tak tampak
penipisan korteks.
Ginjal Kiri
Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler tampak tidak jelas, ekogenitas
parenkim hiperechoic, tak tampak batu, pielokaliks tak melebar, tak tampak
penipisan korteks.
Vesika Urinaria
Dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak tampak massa.
Kesan :
Rendah garam
6. Therapi
O2 3 lt
2. DS :
2 Sekresi eritropoetin Gangguan perfusi
Pasien mengeluh menurun jaringan perifer
lemah, letih, lesu
DO :
TD : 170/130 mmHg Produksi eritrosit
menurun
N : 80
kali/menit
Bibir
Suplai O2
pucat
kejaringan menurun
Konjungtiva palpebra
anemis
CRT pada ekstremitas Gangguan perfusi
atas dan bawah lebih jaringan
dari 3 detik
Hemoglobin 8.4 g/dl
(Low) Hematokrit
26.4% (Law)
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 kejaringan menurun.
4. Intervensi keperawatan
ANALISA PICO
“Pengaruh Terapi Contrast Bath (Rendam Air Hangat Dan Air Dingin) Terhadap Edema Kaki
Pada Pasien Penyakit Gagal Jantung Kongestif”
Oleh :
2) Gipta Galih W
3) Dewi Puspita
P
(Problem) Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai Edema (bengkak) yang
merupakan salah satu manifestasi klinis dari penyakit gagal jantung
kongestif karena penumpukan cairan pada exstremitas maupun pada
organ dalam tubuh. Studi yang dilakukan adalah quasy experiment
dengan pendekatan non equivalen control group design pada 18 pasien
gagal jantung kongestif yang mengalami edema kaki di RSUD Ungaran,
RSUD Ambarawa, RSUD Kota Salatiga Dan RSUD Tugurejo Provinsi
Jawa Tengah.
(Intervensi) perawatan dengan rendam kaki sebatas betis secara bergantian dengan
menggunakan air hangat dan dilanjutkan dengan air dingin, dimana suhu dari
air hangat antara 36,6 43,3°C dan suhu air dingin antara 10 20 °C
(Sabelman, 2004). Dengan merendam kaki yang edema dengan terapi ini
akan mengurangi tekanan hidrostatik intra vena yang menimbulkan
pembesaran cairan plasma ke dalam ruang interstisium dan cairan yang
berada di intertisium akan kembali ke vena sehingga edema dapat berkurang.
C
Selanjutnya, didalam jurnal ini tidak terdapat penatalaksanaan
(Comparation)
pembanding untuk pasien gagal janung kongestif.
Nilai rata rata pada edema kaki pada pasien penderita penyakit gagal
jantung kongestif pada kelompok perlakuan pretest adalah 6,11 mm dan
posttest adalah 3,44 mm, sedangkan nilai rata rata pada edema kaki pada
O pasien penderita penyakit gagal jantung kongestif pada kelompok kontrol
pretest adalah 5,78 mm dan posttest adalah 5,00 mm. Sehingga dapat
(Outcome)
disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi contrast bath terhadap edema
kaki pada pasien penderita penyakit gagal jantung kongestif pada kelompok
control maupun kelompok perlakuan di RSUD Ungaran, RSUD Ambarawa,
RSUD Kota Salatiga dan RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah.
2) Sari Fatimah
3) Titis Kurniawan
C
Selanjutnya tidak ada penatalaksanaan pembanding pada jurnal ini.
(Comparation)
Terdapat pengaruh pijat punggung terhadap penurunan skor kelelahan
O
pada pasien gagal jantung di RSUD dr. Slamet Garut.
(Outcome)
C. Jurnal 3 Sistem Kardiovaskuler
ANALISA PICO
“Terapi Relaksasi untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Meningkatkan Kualitas Hidup
Penderita Hipertensi”
Oleh :
Indahria Sulistyarini
C
Selanjutnya penatalaksanaan dalam jurnal ini juga disarankan agar
(Comparation)
penderita hipertensi tetap melakukan terapi pengobatan
ANALISA PICO
1) Sheni Desinta
2) Neila Ramdhani
Masalah yang ada di jurnal ini adalah Stres yang sering dikaitkan dengan
P tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi fisik yang sering
(Problem)
dihubungkan dengan stres atau tekanan negatif. Tekanan sebagai respons
psikologis, emosional, dan fisik terhadap masalah yang dianggap sebagai
beban karena mengancam kesejahteraannya. Karena stres berkaitan
dengan persepsi, selain perawatan medis, maka perlu bagi orang dengan
hipertensi juga menerima terapi non-farmakologi. Data dianalisis
menggunakan metode statistik non-parametrik. Hasil analisis
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol subjek
Terapi tawa adalah salah satu cara untuk mencapai kondisi rileks.
I Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan
(Intervensi) juga penurunan kerja sistem saraf simpatetik. Terapi tawa dilakukan
dengan cara mengajak klien melakukan aktivitas terta-wa dengan
melibatkan perilaku dan gerakan tubuh yaitu dengan melakukan latihan
teknik tawa untuk memunculkan tertawa alami lewat perilakunya sendiri
tanpa adanya humor.
(Comparation)
Penelitian ini memberikan rekomendasi terhadap pemanfaatan terapi tawa
membantu penderita hipertensi untuk terus menurunkan tekanan
darahnya. Terlepas dari keberhasilan terapi tawa dalam menurunkan
O
tingkat stres dan tekanan darah subjek dengan hipertensi, penelitian ini
masih membutuhkan pengu-jian ulang dengan subjek sejenis yang lebih
(Outcome) banyak mengingat jumlah subjek yang terlalu sedikit.
ANALISA PICO
1) Weddy Martin
2) Ponia Mardian
P
(Problem) Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai hipertensi yang
ANALISA PICO
“Intervensi Non Farmakologi terhadap Tingkat Stress Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisa”
Oleh :
1) Rokhyati
2) Meidiana Dwidiyanti
3) Sri Padmasari
Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai keadaan ketergantungan
P
mesin dialisa seumur hidup dan penyesuaian diri terhadap kondisi sakit
(Problem)
menyebabkan perubahan kehidupan pasien hemodialisa yang memicu terjadinya
stres. Stres berasal dari keterbatasan aktifitas fisik, perubahan konsep diri, status
ekonomi, dan tingkat ketergantungan.
C
Tidak ada intervensi pembanding dalam jurnal ini.
(Comparation)
Hasil berbagai penelitian menggambarkan bahwa perlunya perawat untuk
mengetahui penatalaksanaan intervensi non farmakologi untuk mengurangi
tingkat stres pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa, bukan hanya
O menjalankan rutinitas pemasangan alat dan melakukan perawatan saja. Oleh
karena itu, penting untuk diteliti tentang pengaruh intervensi keperawatan lain
(Outcome) yang lebih efektif dalam mengurangi atau menurunkan tingkat stres pasien
Gagal Ginjal Kronis yang menjalani Haemodialisa untuk menambah alternatif
pilihan intervensi keperawatan yang dapat digunakan.
B. Jurnal 2 Sistem Perkemihan
ANALISA PICO
Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai Pruritus yang merupakan
P rasa gatal yang menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan dimana
(Problem) dapat muncul sesekali ataupun regular. Masalah keperawatan gangguan
rasa nyaman dan risiko kerusakan integritas kulit dapat ditemukan baik
dari respons subjektif pasien maupun temuan klinis objektif. Gatal dan
pruritus dapat ditemui pada pasien gagal ginjal kronis dengan dialysis
maupun tanpa dialysis. Metode penulisan yaitu analisis studi kasus pada
intervensi keperawatan yang dilakukan di pasien selama perawatan di
ruang rawat penyakit dalam. Evaluasi terhadap keefektifan tindakan
dinilai dari respon pasien terhadap rasa gatal dengan menggunakan
Visual Analogue Scale (VAS) serta pemeriksaaan kondisi kulit.
ANALISA PICO
“Pengaruh Terapi Relaksasi Spiritual terhadap Tingkat Stress Pasien Gagal Ginjal
2) Indah Mukarromah
P Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai stres yang dialami oleh
(Problem) pasien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis dapat
memperburuk kondisi seseorang seperti ketidakpatuhan terhadap diet dan
modifikasi dan pengobatan cairan jika tidak ditangani dengan benar.
Metode pra eksperimental satu kelompok pre dan posttest design dengan
sampel 10 responden melalui teknik proporsional sampling. Variabel
independen adalah relaksasi spiritual dan variabel dependen tingkat stres.
Tingkat stres diukur dengan Instrumen HSS (skala stres hemodialisis) dan
relaksasi spiritual menggunakan Prosedur Operasi Standar.
ANALISA PICO
“Pengaruh Terapi Musik Klasik (Beethoven) terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien
yang Menjalani Hemodialisa dengan Gagal Ginjal Kronik di Rsud Dr. M Yunus
Bengkulu”
Oleh :
2) Meri Susanti
3) Fatsiwi Nunik A
4) Haifa Wahyu
5) Dodi Efrisnal
Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai penyakit ginjal kronik
P
(GGK) yang merupakan masalah kesehatan dunia dengan beban biaya
(Problem)
kesehatan yang tinggi. Tindakan yang dilakukan untuk penanganan GGK
adalah hemodialisa (Hd). Proses hemodialisa seringkali menimbulkan
kecemasan pada pasien. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang menggunakan desain penelitian one group pra-test-posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hemodialisa di RSUD
Dr. M Yunus Bengkulu.
ANALISA PICO
2) Haifa Wahyu
P Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai pasien gagal
(Problem) ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sering merasakan haus
(Comparation)
O Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dapat peneliti
(Outcome)
simpulkan sebagai berikut : skala rasa haus sebelum diberikan intervensi
mengulum es Jeger didapatkan sebagian besar mengalami rasa haus berat.
Dan ada pengaruh mengulum es Jeger terhadap penurunan rasa haus pada
pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu.