Anda di halaman 1dari 5

MIKROBIOLOGI KESEHATAN

PENDAHULUAN

KOMPETENSI DASAR 3.1 MENGANALISIS SISTEM IMUNITAS .

PENGERTIAN SISTEM IMUN.

Pengertian Sistem Imunitas


Sistem imunitas merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh yang
memiliki peran dalam mengenali dan menghancurkan benda-benda asing
atau sel abnormal yang merugikan tubuh kita. Sistem imunitas kita ini tidak
memiliki tempat khusus di tubuh kita dan tidak dikontrol oleh otak, temen-
temen. Sistem imunitas ini berbentuk sel-sel tertentu yang berfungsi
sebagai pasukan pertahanan tubuh kita dalam memerangi patogen yang
sudah disebutkan di atas tadi, yang berpotensi menyebabkan gangguan
pada tubuh kita. Saat Patogen masuk ke tubuh kita, antigen atau molekul
yang terletak pada dinding sel bakteri atau lapisan organisme, merangsang
sistem imunitas kita untuk menghasilkan antibodi untuk melawan dan
melindungi tubuh kita. Nah, sistem imunitas tubuh kita ini berlapis-lapis dan
dibagi menjadi dua jenis, temen-temen. Pertama, sistem imunitas
nonspesifik dan sistem imunitas spesifik.

Sistem Imunitas Nonspesifik


Sistem imunitas nonspesifik seringkali disebut juga sebagai pertahanan
tubuh bawaan. Disebut pertahanan tubuh bawaan karena sistem imunitas
nonspesifik ini merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam
melawan semua patogen yang masuk ke tubuh kita. Sistem pertahanan
tubuh bawaan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya peradangan setelah
adanya luka atau infeksi pada tubuh kita.

Terus kenapa disebut sebagai sistem imunitas nonspesifik? Itu karena


sistem pertahanan pertama tubuh kita ini tidak bisa membedakan patogen
yang masuk ke tubuh kita. Semua patogen yang terdeteksi oleh sistem
imunitas lapis pertama ini akan dianggap sebagai benda asing yang
berpotensi mengganggu tubuh kita. Anggota sistem imunitas nonspesifik
tubuh kita ini ada kulit, membran mukosa, sel-sel fagosit, protein
antimikroba, dan inflamasi.

Kulit merupakan garis pertahanan pertama tubuh kita karena susunan sel
epidermisnya yang sangat rapat, sehingga menyulitkan patogen masuk ke
tubuh kita. Kalau patogen berhasil menembus kulit, kita memiliki membran
mukosa, sel-sel fagosit, protein antimikroba, dan inflamasi sebagai garis
pertahanan kedua tubuh kita. Mereka berperan sebagai pertahanan
kimiawi dan mekanis. Mereka akan mengeluarkan bahan kimia dan, kalau
diperlukan, mereka juga bisa memakan patogen yang masuk ke tubuh kita.
Kalau kulit kita gatal, bentol-bentol, bengkak, memerah, dan demam, itu
merupakan tanda bahwa sedang terjadi perang antara patogen dengan
sistem imunitas nonspesifik dalam tubuh kita, temen-temen. Sistem
imunitas kita sedang berperang melawan patogen yang berhasil masuk ke
tubuh kita.

Sistem Imunitas Spesifik


Kalau patogennya ternyata kuat banget dan berhasil menembus
pertahanan kedua tubuh kita, patogen ini harus melewati garis pertahanan
ketiga tubuh kita, yaitu sistem imunitas spesifik. Anggota sistem imunitas
spesifik ini terdiri dari sel limfosit B, limfosit T, makrofag, dan juga antibodi.
Mereka ini akan beredar di seluruh tubuh kita untuk mengatasi patogen-
patogen yang berhasil masuk ke tubuh kita, temen-temen. Mereka udah
kayak tentara yang patroli dan siap berperang di dalam tubuh kita.
Imuno - Serologi

Imunoserologi – Definisi, Metode


dan Jenis Pemeriksaan
Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses identifikasi akan
antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah dari sel darah putih yang bereaksi terhadap
antigen. Antigen ini diketahui pula sebagai sebuah jenis protein asing pada tubuh manusia. Jika
melihat dari nama bidang ilmu ini, tentu sudah dapat ditebak juga bahwa fokusnya adalah lebih
kepada sistem kekebalan tubuh.

Investigasi yang berkaitan erat dengan sistem daya tahan tubuh juga termasuk di dalam
imunoserologi ini. Jenis penyakit autoimun pun menjadi salah satu yang perlu diinvestigasi pada
bidang ilmu ini. Penyakit autoimun merupakan jenis kondisi di mana sistem daya tahan tubuh dapat
berubah dan justru melakukan perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri.

Tak hanya itu saja, imunoserologi juga adalah bidang ilmu kesehatan yang juga berfokus pada
kelainan imunodefisiensi dan kelainan autoimun. Kondisi kelainan imunodefisiensi ini adalah ketika
sistem daya tahan tubuh dinyatakan tidak atau kurang aktif. Jadi, segala hal yang berhubungan
dengan kondisi imunitas tubuh seseorang, maka imunoserologilah yang dapat menangani.

Imunoserologi juga diketahui sebagai sebuah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari akan
kecocokan antara organ satu dan organ lain untuk prosedur transplantasi. Sebelum beranjang pada
jenis imunoserologi, ada baiknya untuk mengetahui betul apa itu imunologi dan juga serologi.
Keduanya bisa dikenali lebih dulu seperti berikut:

 Imunologi

Dari ilmu biomedis, imunologi ini merupakan sebuah cabang yang begitu luas di mana mencakup
kajian tentang segala aspek sistem kekebalan atau imun tak hanya pada manusia tapi pada seluruh
organisme. Pada bidang imunologi, ilmu kesehatan ini berfokus mempelajari tentang peran fisiologis
sistem kekebalan pada kondisi yang sakit ataupun sehat pada organisme.

Selain itu, imunologi juga adalah bidang yang mempelajari tentang malfungsi sistem kekebalan pada
gangguan imunologi di mana hal ini mencakup pula akan keadaan defisiensi imun, penyakit
autoimun, penolakan allograft, dan hipersensitivitas. Segala tentang karakteristik kimiawi, autoimun,
dan fisiologis komponen sistem imun in situ, in vitro, serta in vivo juga ada pada imunologi ini.

 Serologi

Pada serologi, ini merupakan sebuah ilmu kesehatan yang diketahui lebih berfokus mempelajari
respon antigen antibodi secara in vitro. Tujuan dari bidang ilmu ini adalah supaya dapat membantu
penegakan diagnosa sebuah penyakit infeksi. Dalam penegakan diagnosa tersebut, maka penting
dan wajib untuk menemukan dan juga mengisolasi kuman penyebabnya.

Proses dari isolasi itu sendiri akan membutuhkan waktu yang termasuk lama karena untuk
menemukan kuman penyebab yang dimaksud sangatlah sulit dalam praktiknya. Alasan yang
menjadikan hal ini sulit untuk dilaksanakan adalah karena kuman yang sudah masuk ke dalam tubuh
maka kuman sudah dianggap menjadi sebuah antigen alias sebuah benda yang asing. Benda asing
yang masuk ke dalam tubuh kita kemudian bakal memicu pembentukan antibodi terhadap kuman
yang menginvasi tersebut.

Penegakan diagnosa akan sebuah penyakit infeksi tertentu akan menjadi jauh lebih mudah ketika
antibodi tersebut dapat ditemukan di dalam tubuh kita. Untuk itulah, kita membutuhkan yang namanya
pemeriksaan serologi dan bidang ini penting dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menemukan
sekaligus mendeteksi keberadaan kuman atau antigen beserta antibodi yang telah terbentuk di dalam
tubuh, pemeriksaan serologi adalah yang paling dibutuhkan.

Diketahui ada sejumlah panel umum yang memang sudah biasa digunakan pada proses tes
imunoserologi, yakni antara lain:

 PMS atau Penyakit Menular Seksual.k


 Rematik
 Torch
 Hepatitis
 Infeksi lain.

Antibodi monoklonal kerap dipergunakan untuk terapi kanker, namun lebih dari itu, antibodi ini juga
baik digunakan untuk proses pendeteksian bermacam-macam zat. Penggunaan antibodi sebagai
reagensia juga bakal sangat membantu dalam prosedur pendeteksian tersebut. Justru hal ini
dianggap sebagai pendukung diagnosa dari penyakit infeksi karena reaksi antigen antibodi dianggap
sangat spesifik.

Metode Imunoserologi

Sejumlah metode imunoserologi digunakan cukup sering dan alangkah baiknya kalau kita dapat
mengenalnya satu per satu seperti berikut:

 Reaksi Aglutinasi

Pada reaksi ini biasanya dilaksanakan untuk antigen yang tak larut atau yang larut namun memiliki
ikatan dengan sel atau partikel. Ada suatu agregat yang dapat terbentuk oleh antigen yang bereaksi
dengan antibodi dan aglutinasi adalah hasil penampakan yang bisa dilihat.

 Reaksi Presipitasi

Untuk metode kedua ada presipitasi di mana reaksi ini dilaksanakan dengan tujuan agar kadar
antibodi pada serum bisa diketahui. Terjadinya presipitasi adalah dikarenakan reaksi antara antigen
yang larut dengan antibodi dan kemudian membentuklah kompleks yang bentuknya berupa anyaman.

 Reaksi Fiksasi Komplemen

Kadar antibodi yang rendah dapat ditentukan oleh reaksi ini. Biasanya, penentuan hanya untuk kadar
antibodi rendah yang nyatanya tak mampu terdeteksi melalui pengujian presipitasi atau aglutinasi.

 Reaksi Netralisasi

Reaksi ini juga diketahui sebagai sebuah reaksi antara antibodi dan antigen dengan tujuan untuk
mencegah adanya efek berbahaya seperti keberadaan eksotoksin virus maupun bakteri. Antitoksin
adalah senyawa yang diketahui mampu membuat toksin menjadi netral dan sel hospeslah yang
memroduksi antibodi spesifik tersebut.

 ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)

Metode ini termasuk yang paling luas dan terdapat 2 cara yang diketahui biasa dilaksanakan, yakni
mendeteksi antigen secara langsung serta tidak langsung untuk pendeteksian antibodi. Teknik ini
adalah yang dianggap paling simpel dan hasilnya pun terinterpretasi secara jelas dan baik, entah itu
negatif atau positif.

 RIA (Radioimmuno Assay)

Metode ini kerap digunakan untuk pengukuran konsentrasi antigen maupun antibodi yang kadarnya
rendah. Untuk itulah, metode ini termasuk sangat baik untuk proses pendeteksian kelainan tubuh dari
awal.

 Reaksi Imunofluoresensi

Metode ini adalah kombinasi antara antibodi dan juga zat warna fluoresein sehingga akhirnya warna
pendaran dapat muncul saat dicek melalui mikroskop menggunakan sinar UV. Metode ini cukup
sensitif, cepat dan bahkan termasuk spesifik sehingga sangat bisa diandalkan.

Anda mungkin juga menyukai