215 352 1 SM PDF
215 352 1 SM PDF
ABSTRAK
Berkat perkembangan komponen elektronika daya, maka mulai digunakan transmisi dc untuk
mentransmisi energi listrik. Transmisi dc lebih menguntungkan dari transmisi ac karena membutuhkan
dua kabel penghantar untuk sistem dc linkbipolar dan satu kabel penghantar untuk sistem dc link
monopolar. Untuk transmisi dc yang menggunakan sistem dc link terdiri dari dua konverter yaitu
rectifier dan inverting. Di Indonesia, kondisi geografis yang terbagi atas beberapa pulau mendukung
dibuat saluran transmisi dc bawah laut. Transmisi dc bawah laut digunakan agar palau-pulau yang
kekurangan daya listrik bisa mendapat tambahan daya listrik dari pulau yang kelebihan daya listrik.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem transmisi dc pada saluran transmisi
bawah laut yang menghubungkan listrik antar pulau. Transmisi DC yang digunakan terdiri dari mode
rectifiying di bagian sisi pengirim dan inverting di bagian sisi penerima. Dari perhitungan diketahui
besar tegangan dc pada saluran transmisi ditentukan oleh sudut picu rectifier yang diberikan.
ABSTRACT
The development of power electronics components created the dc transmission which began to be
used to transmit electrical energy. DC transmission is more profitable than ac transmission because it
requires two-cables for bipolar system link cable and a cable for monopolar link system. For the dc
transmission system consists of two dc link converters rectifier and inverting. In Indonesia,which is an
archipelago island, supportsthe underwater dc transmission line to be applied. Underwater dc
transmission is used to provide additional electricity power to islandsthat have insufficient power
from the excess power island. Therefore, this study was conducted to design a dc transmission system
underwater transmission line that connects electricity between islands. DC transmission consisting of
rectifiying mode used on the sending side and inverting mode on the receiving side.According to the
calculation,the great dc voltage on the transmission line is determined by the angle rectifier trigger.
ANALISIS SISTEM
A. Data Jaringan
Pada sistem ini menggunakan
transmisi HVDC monopolar link yang
terdiri dari satu konduktor dengan
tegangan polaritas positif dan arus balik
ditanahkan. HVDC monopolar link ini
menghubungkan listrik dari Palembang
Gambar 7 Rangkaian ekivalen inverting ke Bangka melalui saluran bawah laut
dengan tegangan transmisi dc 350 kV.
Urutan Picu : T1 – T7 – T6 – T12 – T2 – Berikut ini data jaringan transmisi yang
T8 – T4 – T10 – T3 – T9 – T5 – T3 – T11 akan dianalisis:
dst. 1. JenisDC-link : monopolar link
Urutan Konduksi : T1T11T9T5 – 2. Panjangtransmisi : 50 km
T1T11T7T5 – T1T11T7T6 – T1T12T7T6 – 3. Resistansijaringan(Rj): 0,011 /km
T2T12T7T6–T2T12T8T6 – T2T12T8T4 – = 0,55
T2T10T8T4 – T3T10T8T4 – T3T10T9T4 – 4. Daya yang dikirim(P): 1000 MW
T3T10T9T5 – T3T11T9T5 – dst. 5. Trafo 1: 20kV/150kV 1200MVA
6. Trafo 2 : 150kV/20kV 1200MVA
Vdc = sin cos ( )
Pada perancangan ini akan dikirim daya
12.2. sin(75 )Vm sebesar 1000 MW dengan
Vdc = . sin cos ( )
12 menggunakan dc link yang terdiri dari
12.2. sin(75 ). 3. V rectifier dan inverting dengan tegangan
Vdc = sin cos ( )
12 transmisi sebesar 350 kV. Tegangan
Vdc = 3,308. V . cos ( ) (15) masukan dari rectifier diambil dari
tegangan jaringan yang sudah
D. Deret Fourier dinaikkan terlebih dahulu oleh trafo 1
Suatu fungsi yang peiodik dapat yaitu sebesar 150 kV dan dengan
dinyatakan dalam sebuah Deret Fourier mengatur sudut picu ( ) pada rectifier
yang didefinisikan sebagai berikut: dapat diperoleh tegangan transmisi dc
f(t) = + {An . cos n. o. t + yaitu Vdc1 sebesar 350 kV. Setelah
Bn . sin n. o. t} (16) tegangan dc yang membawa daya tiba
34 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juni 2014: 29-38
di bagian inverting maka dapat dihitung Dari daya yang diperoleh dari data
besar sudut picu ( ) pada inverting. jaringan dapat diperoleh persamaan
untuk menghitung arus Idc yang
B. Analisis Sistem Pada Sisi Rectifier mengalir pada saluran transmisi.
Idc = (23)
1000 MW
Idc =
350000
Idc = 2857,142 A
cos n d(t)
T
2 T
A = . Idc . sin n (t)
T n. 2 T
T
. sin n (t)
n. 2 T
1 5
Gambar 11 Urutan konduksi thyristor A = 2. Idc . sin n
rectifier n. 2 6
1 5 1 5
A = 2. Idc . sin n B = 2. Idc . cos n
n. 2 6 n. 2 6
1 1
sin n + cos n
n. 2 6 n. 2 6
1 11 1 11
sin n + cos n
n. 2 6 n. 2 6
1 7 1 7
+ sin n cos n
n. 2 6 n. 2 6
Untuk n = 1 Untuk n = 1
A =0 2 3
B = . Idc = 1,103. Idc
2
B = f(t)sin n. ot dt C = A +B
T
2 C = 1,103. Idc
B = . Idc sin n d(t) C = 3150,4
T T C
Ia =
2
sin n d(t) Ia = 2227,7 A
T
A
2 T = tan
B = . Idc . scos n (t) B
T n. 2 T 0
T = tan =0
+ . cos n (t) 1,103
n. 2 T Dengan mengetahui nilai Ia maka
dapat diketahui daya semu (S) pada
1 5 sekunder trafo Y sebagai berikut:
B = 2. Idc . cos n
n. 2 6 S = 3 V Ia
S = 3 150000 2227,7 A
cos n S = 578,7 MVA
6
1 11
+ cos n
n. 2 6
7
cos n
6
2 2 T
A = f(t)cos n. ot dt B = . Idc . cos n (t)
T T n. 2 T
2 T
A = . Idc cos n d(t) + . cos n (t)
T T n. 2 T
1
B = 2. Idc . cos n( )
cos n d(t) n. 2
T
2 T cos n
A = . Idc . sin n (t) 3
T n. 2 T 1
T + . cos n( )
. sin n (t) n. 2
n. 2 T
4
1 cos n
A = 2. Idc . sin n( ) 3
n. 2
1
B = 2. Idc . cos n( )
sin n n. 2
3
1 1
. sin n( ) + . cos n
n. 2 n. 2 3
1
4 + . cos n( )
sin n n. 2
3 1 4
1 . cos n
n. 2 3
A = 2. Idc . sin n( )
n. 2 Untuk n = 1
1 3
. sin n B = . Idc = 0,955. Idc2857,142
n. 2 3
1 C = A +B
. sin n( )
n. 2
C = 1,103. Idc
1 4
+ . sin n C = 3150,4
n. 2 3 C
Id =
Untuk n = 1 2
3 Id = 2227,7 A
A . idc = 0,551. idc A
= tan
B
2 0,551
B = f(t)sin n. ot dt = tan 30
T 0,955
Dengan mengetahui nilai Id maka
2
B = . Idc sin n d(t) dapat diketahui daya semu (S) pada
T T sekunder trafo sebagai berikut:
S = 3 V Id
sin n d(t) S = 3 150000 2227,7
T
S = 587,7 MVA
S = S + S , dengan S + S berbeda
30 .
38 JURNAL ELEKTRO, Vol. 7, No. 1, Juni 2014: 29-38