Anda di halaman 1dari 28

BAB III

ELEKTROSURGERY UNIT
MERK BOWA TYPE ARC 350

3.1 PENDAHULUAN
Elektrosurgery merupakan tindakan pembedahan dengan mengalirkan arus listrik
bolak balik (alternating current) dengan densitas tertentu yang akan menimbulkan
panas dalam sel dan merusak jaringan. Di sini terdapat pengalihan elektron pada
jaringan tubuh. Elektrosurgery adalah aplikasi dari arus listrik berfrekuensi tinggi
pada jaringan manusia (atau pada binatang) dengan tujuan mengangkat lesi,
menghentikan perdarahan dan memotong jaringan. Elektrosurgery dapat digunakan
untuk memotong, mengkoagulasi dan memfulgurasi jaringan. Keuntungannya
termasuk kemampuannya untuk memotong secara persisi dengan hilangnya darah
yang terbatas. Sumber dari energi ini berasal dari generator elektro memasok sumber
arus listrik yang memindahkan energi (elektron) ke jaringan.
Pertama kali penggunaan kauter untuk terapeutik didokumentasikan pada daun
papyrus di Mesir pada 3000 B.C. Edwin Smith mendeskripsikan isi papyrus pada
tahun 1862. Pada saat itu Imhotep (Egypt physician) menggunakan besi panas yang
disebut dengan fire drill digunakan sebagai kauter. Albucasis pada 980 BC memakai
besi panas untuk menghentikan perdarahan, dan cara ini merupakan awal dari
kauterisasi yang sesungguhnya. Arsenne d‟Arsonval pada tahun 1893, adalah orang
yang petama kali memakai aliran listrik dengan frekuensi tinggi untuk terapi medis.
Pada 1925, Ward menunjukkan bahwa gelombang sinus yang terus menerus dari
tabung vakum osilator adalah cara yang paling efektif untuk memotong, dan bahwa
bentuk sinusoidal dari osilator spark-gap (percikan bunga api yang terputus-putus),
menghasilkan koagulasi yang lebih efektif. Cushing dan Bovie pada tahun 1928
menemukan 3 efek dari elektrosurgery yaitu desikasi (pengeringan), pemotongan dan
koagulasi. Istilah elektrosurgery dan elektrokauter sering digunakan dengan arti yang
sama, tetapi ini tidak benar dan penting untuk tidak mengacaukan kedua istilah
tersebut. Dalam elektrosurgery, arus listrik diterapkan langsung pada jaringan dan
pasien merupakan bagian dari rangkaian listrik. Dalam elektrokauter, arus listrik
digunakan secara tidak langsung yaitu untuk memanaskan elemen konduktif, yang
membakar jaringan. Perbedaan lain adalah unit elektrosurgery menggunakan sumber

27
energi arus bolak-balik sedangkan unit elektrokauter sumber arus searah. Sumber
elektrosurgery dapat dengan cepat diidentifikasi di kamar bedah dari elektroda tanah
yang dipasang pada pasien. 2 Istilah elektrokauter sering salah penggunaannya dan
seolah-olah nama lain dari elektrosurgery. Elektrokauter adalah destruksi jaringan
oleh kawat panas yang ditimbulkan aliran listrik pada lengkungan kawat (loop)
tersebut tanpa aliran listrik ke dalam jaringan.

3.2 TEORI DASAR


Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus
listrik frekwensi tinggi. Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah
mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan. Pada penggunaan Elektrosurgery Unit,
digunakan arus listrik yang besar dengan frekuensi tinggi yang berguna untuk
memaksimalkan efek panas (thermal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek
ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekuensi diatas 300 KHz. Penggunaan arus
listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan. Namun kerugiannya akan
mengakibatkan terjadinya luka bakar, dan memungkinkan sel-sel jaringan
disekitarnya mati. Arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi
pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik
frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju
elektroda netral.
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik
frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai
medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz
sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar.
Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan
yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung
elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada
mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda
pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi
yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral
didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan

28
jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode
pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk
melakukan pembedahan minor.
Pada saat mengoperasian Elektrosurgery Unit, proses pemotongan, koalugasi,
desikasi, atapun fulgurasi dapat menggunakan energi monopolar atau bipolar sesuai
dengan kebutuhan dan ketersediaan fitur pada unit tersebut. Masing-masing energi
tersebut dapat dijabarkan seperti berikut:

 Energi Bipolar
Metode energi bipolar merupakan metode dimana Elektroda yang keluar
(Aktif) dan Elektroda yang kembali dilakukan di daerah dimana proses operasi
terjadi. Metode ini menggunakan handpiece berbentuk pinset (forceps) yang
dimana salah satu ujungnya akan mengeluarkan elektroda aktif dan menarik
kembali elektroda tersebut di ujung yang lain. Jadi dengan metode ini kita tidak
memerlukan alat untuk menarik elektroda yang keluar untuk ditempel ke tubuh
pasien. Keunggulan dari metode ini ialah pada saat operasi, ESU akan
menggunakan voltase yang lebih sedikit. Akan tetapi memiliki kekurangan pada
saat pemotongan dan koalugasi di bagian pendarahan yang lebar atau besar.

Gambar 3.1 Energi Bipolar


 Energi Monopolar
Metode Monopolar merupakan metode dimana elektroda yang keluar (aktif) akan
dikeluarkan oleh handpiece dan elektroda yang kembali akan ditarik oleh dispersive
pad yang ditempelkan di suatu tempat pada tubuh pasien. Efek samping seperti
terbakar akan terjadi jika panas yang dihasilkan tidak dihilangkan secara aman dengan
ukuran atau tingkat konduksi dari disperse pad. Metode Monopolar ini merupakan
metode yang umum dan paling sering digunakan karena dapat menggunakan berbagai

29
jenis model dan tingkat efektivitasnya yang baik. Electrosurgical Unit yang terbaru
sudah terpasangkan sistem keamanan built-in yang menjaga dari efek terbakar
(burning) dari buruknya pemasangan antara disperse pad dengan tubuh pasien pada
saat menggunakan metode energi monopolar.

Gambar 3.2 Energi Monopolar


Pada umumnya, pesawat elektrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai
bentuk gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan
menghasilkan efek yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk
gelombang yang kontinyu menyebabkan terjadinya penguapan atau pemotongan
jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang
sangat cepat.

Gambar 3.3 Bentuk Gelombang Pada ESU


Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong)
maka akan dihasilkan panas lebih sedikit. Karena hal tersebut maka pada jaringan
akan terjadi pengentalan atau koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1,2 dan
3) bukanlah pencampuran dari gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan
modifikasi pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1 sampai blend 3
siklus tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka panas yang
dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan yang
tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki efek
pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.

30
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di
dalam tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang
dikandung dari masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak
berkadar air sekitar 68%, lemak 14%, semakin banyak kadar air yang dimiliki jaringan
maka semakin baik daya hantar listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik,
maka akan ada energi listrik yang hilang dan berubah menjadi panas. Semakin besar
arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar pula panas yang dihasilkan, serta
makin besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat
mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena
frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain:
1) Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh
aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2) Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus
dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat
rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu
maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300 KHz.
3) Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di
dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion
dalam tubuh.
3.2.1 Elektrosurgery Unit

Gambar 3.4 ESU MEREK BOWA TIPE ARC 350

31
Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus
listrik frekuensi tinggi. Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah
mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan.Pada penggunaan Elektrosurgery
Unit,digunakan arus listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk
memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek
ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300 KHz.Penggunaan arus
listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan. Namun kerugiannya
akan mengakibatkan terjadinya luka bakar, dan memungkinkan sel-sel jaringan
disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi
pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik
frekuensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju
elektroda netral.
3.3 DATA ALAT
3.3.1 Spesifikasi Alat ESU BOWA Tipe ARC 350
Tabel 3.1 Spesifikasi alat

32
3.3.2 Bagian-bagian Alat ESU Merk BOWA Tipe ARC 350
A. Tampak Depan

Gambar 3.5 ESU tampak dari depan

1. Tombol ON/OFF
2. Ikon “CF- jenis alat untuk perlindungan kalibrasi"
3. Ikon “Amati penggunaan instruksi”
4. Touchscreen
5. Layar menu
6. Tombol Effect
7. Tombol maximum output power
8. Indikasi aktivasi Monopolar 1
9. Indikasi aktivasi Monopolar 2
10. Indikasi aktivasi Bipolar 3
11. Indikasi aktivasi Bipolar 4
B. Modul Konektor Monopolar (kiri)
12. Monopolar 1
Soket konektor instrument monopolar Socket dengan saklar tangan atau
kaki
13. Monopolar 2
Soket konektor instrument monopolar Socket dengan saklar tangan atau
kaki
14. Soket konektor untuk elektroda netral

33
C. Soket Konektor Monopolar

Gambar 3.6 Soket konektor monopolar


Alternative 1

D. Soket Konektor Untuk Elektroda Netral

14 Neutral (US type)

Gambar 3.7 Soket konektor elektroda netral

E. Konektor Bipolar Modul (kanan)


15. Bipolar 3
Soket konektor instrument bipolar Socket dengan saklar tangan, kaki
atau autostart*
16. Bipolar 4
Soket konektor instrument bipolar Socket dengan saklar tangan, kaki
atau autostart*
F. Soket Konektor Bipolar
Alternative 1: Alternative 2:

Gambar 3.8 Konektor soket bipolar


34
a BOWA COMFORT a BOWA COMFORT
b 2-pin US type (28.58 mm) b 2-pin US type (28.58 mm)
c Erbe VIO/ICC
G. Panel Belakang

15 Foot switch socket connector 1


Gambar 3.9 Panel belakang
17. Foot switch socket connector 1
18. Foot switch socket connector 2
19. Equipotential bonding terminal
20. IEC power cord connector
21. Fiber-optic signal input connector
22. Fiber-optic signal output socket connector
23. Ethernet connector
24. USB connector
25. Audio In (not occupied)
26. UART communication interface
27. Power switch

3.3.3 Simbol – simbol


Tabel 3.2 Simbol-simbol
Symbol Designation

Foot switch connector

Neutral electrode isolated from ground for HF

CF-type device with defibrillation protection

Alternating current

35
On/off button

During activation (of the HF device) RF energy in the radio


frequency range 9 kHz to 400 GHz is applied, which produces
electromagnetic radiation.

Labeling of electrical and electronic devices in accordance with Directive


2002/96/EC (WEEE); see "Disposal"

(Active) HF output; caution: hazardous voltage

Manufacturer

Date of manufacture

Observe use instructions

Equipotentiality connection

Fiber-optic signal input

Fiber-optic signal output

Ethernet connector

USB connector

Audio In

UART communication interface

3.3.4 Mode Pada Elektrosurgery Unit


Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan
monopolar.
a. Mode Bipolar
Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses
koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan
untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik
frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi
kemudian menuju ujung elektroda yang lain.
b. Mode Monopolar
Mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda
aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang
ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan

36
terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk
mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan.
Dalam mode monopolar terdapat beberapa mode operasi, yaitu :
• Pure Cut Mode
Mode operasi ini adalah yang paling sering digunakan untuk
menggores atau menghilangkan jaringan. Mode ini menggunakan arus
murni tanpa modulasi, dan telah difilter.
• Variable Blend Mode
Mode operasi ini digunakan ketika jaringan berserat atau ketika
pengeringan luka ingin ditingkatkan. Mode ini menggunakanarus yang
dimodulasi dengan duty cycle yang dapat diatur. Tipe Blend 1, 2 atau 3
memiliki duty cycle yang khas.
• Coag Mode
Mode ini digunakan untuk pembekuan jaringan. Memiliki duty cycle
yang khas yaitu 6% on dan 94% off.

3.4 PRINSIP KERJA ALAT


Saat awal alat dinyalakan power supply menyuplai tegangan ke semua rangkaian
agar dapat bekerja. Awal sebelum melakukan pembedahan user memasang elektroda
pasif pada pasien, sambungan elektroda pasif pada pasien yang masuk pada alat akan
dibaca oleh sensor EASY (Elektroda Aplication System) pada kontrol board untuk
mengukur elektroda pasif sudah terpasang baik atau tidak, jika elektroda tidak
terpasang dengan baik atau tidak, jika elektroda tidak terpasang dengan baik maka
kontrol unit memberikan peringatan kepada user melalui display. Setelah elektroda
pasif sudah terpasang dengan baik, selanjutnya user memasang elektroda aktif pada
soket yang disediakan, selain menggunakan micro switch untuk mendeteksi konektor
yang terpasang alat juga dapat mendeteksi konektor yang terpasang dengan
menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification). RFID adalah sistem
identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus
bersentuhan, RFID terdiri dari transporder yang terletak pada konektor elektroda aktif.
Transporder ini berisi kode identifikasi, kode pada transporder yang berada pada
konektor elektroda aktif akan dibaca oleh pembaca pada alat ketika konektor di
hubungkan pada soket.

37
Setelah elektroda aktif dan pasif terpasang dengan baik, selanjutnya user memilih
mode dan intensitas yang akan digunakan melalui layar sentuh display unit yang
dikontrol oleh Display Control Unit (DCU) board. Keluaran frekuensi tinggi tidak akan
keluar sebelum handswitch atau footswitch ditekan, jika handswtich diteka maka
perintah akan masuk pada kontrol board, tetapi jika footswitch ditekan maka perintah
akan diproses pada footswitch board terlebih dahulu lalu diteruskan pada control board,
setelah control board menerima perintah dari footswitch atau handswtich maka kontrol
board akan memerintahkan kontrol elektronik pada power board untuk mengatur
keluaran power supply unit dan generator frekuensi tinggi sesuai dengan setting yang
digunakan oleh user, keluaran arus frekuensi tinggi dari power board masuk ke kontrol
board terlebih dahulu untuk diukur nilai tegangan dan arus yang mengalir melalui
sensor tegangan dan arus pada cnotrol board apakah nilai tersebut sudah sesuai dengan
intensitas yang dipilih oleh user, hal ini bertujuan untuk mendeteksi kegagalan
pembanngkit gelombang pada unit, lalu keluaran arus frekuensi tinggi masuk pada
socket switch board untuk diteruskan pada elektroda yang sedang digunakan, kemudian
arus memlalui jaringan tubuh dan kembli lagi ke alat melalui elektroda pasif.

3.4.1 Blok Diagram


Alat Elektrosurgery unit Merk BOWA Tipe ARC 350 terdiri dari beberapa board yang
terhubung menjadi suatu modul, yaitu :
 Power board
 Control board
 Interface board
 Front Unit
 Socket switch board
 Low voltage power suplly unit
 Footswitch board
Board-board yang terhubung menjadi modul memiliki kegunaan dan fungsi masing-
masing yang bertujuan dapat menghasilkan daya frekuensi tinggi sesuai kebutuhan.
Frekuensi tinggi yang dikeluarkan dipilih sesuai kebutuhan mode yang akan
digunakan. Seperti mode cutting untuk memotong atau mode coagulation untuk
pembekuan jaringan.

38
Gambar 3.10 Blok diagram ESU BOWA ARC 350

3.4.2 Cara Kerja Blok Diagram


a. Power Board
Pada power board terdapat semua rangkaian yang dibutuhkan untuk mengeluarkan
daya frekuensi tinggi dari tegangan utama.
1. Penyearah tegangan
2. Power supply unit
3. Pendeteksi kegagalan tegangan
4. Generator
5. Kontrol elektronik

39
Gambar 3.11 Power board
1. Penyearah Tegangan
Penyearah tegangan terhubung melalui saklar utama ke power input soket.
Penyearah tegangan mengubah dari tegangan jala jala (AC) menjadi tegangan DC (±
160 V) menggunakan switch-mode power supply. Tegangan jala jala masukan dapat
diatur antara 115 v atau 230 v sesuai dengan tegangan jala jala yang digunakan
melalui soldering bridge :
1) Soldering bridge untuk pilihan tegangan jala jala JP14
2) Soldering bridge untuk pilihan tegangan jala jala JP9

Tabel 3.3 soldering bridge

Tegangan jala-jala Soldering bridge Soldering bridge Fuse yang


pada JP14 pada JP9 digunakan
115 V Posisi 115 V Posisi 115 V T 10A
230 V Posisi 230 V Posisi 230 V T 10A

2. Power Supply Unit (PSU)


Power supply unit menggunakan switch-mode power supply, dengan tegangan
output yang diatur oleh kontrol elektronik. Tegangan keluaran supply antara 0 V
DC sampai 380V DC

40
3. Generator
Generator terletak pada bagian depan power board dan memiliki tiga generator
frekuensi tinggi yang terpisah dapat dilihat pada gambar
1) Generator pulsa Monopolar
2) Generator sinus Monopolar
3) Generator sinus Bipolar
Dari tegangan DC power supply unit (0V-380V DC), terdapat generator yang dapat
membangkitkan gelombang sinus dengan tegangan antara 10 Vp sampai 1300 Vp
atau gelombang pulsa dengan tegangan mencapai 5000 Vp. Gelombang sinus dapat
dikeluarkan secara terus menerus atau termodulasi.
b. Kontrol Board

Gambar 3.12 Kontrol Board


Pada kontrol board terdapat beberapa fungsi :
1. EASY sensor
2. Finger swicth elektronik
3. Arc sensor
4. Sensor arus dan tegangan
5. Power board interface
6. Mikroprosesor
7. Supply tegangan rendah
8. Footswtich interface dengan power supply terisolasi

41
9. Sistem control
10. Bipolar fingerswitch elektronik

1. EASY Sensor
EASY (Elektrode Aplycation System) sensor berfungsi mengukur impedansi antara
celah permukaan split. Nilai resistansi optimal antara elektroda split sebesar 20 Ω
yang menandakan elektroda terpasang dengan baik.
2. Fingerswitch elektronik
Fingerswitch elektronik memonitoring masing masing monopolar output soket, dan
mengirim sinyal aktivasi yang sesuai pada MCU ketika fingerswitch pada elektroda
monopolar yang tersambung ditekan. Komunikasi dengan MCU mneggunakan
optical coupler.
3. Arc Sensor
Arc sensor mengubah nilai intensitas bunga apiyang terukur sinyal PWM (Pulse
With Modulation) atau dapat juga disebut sinyal pulsa termodulasi. Sinyal PWM
terisolasi mneggunakan tiga buah optical coupler dan mengirimkannya ke control
board.
4. Sensor tegangan dan arus
Sistem sensor terdiri dari beberapa komponen, antara lain :
 4 buah sensor
(2 sensor arus berlebih monopolar, 2 sensor arus berebih bipolar)
 2 buah sensor tegangan
(mengukur tegangan berlebih monopolar dan bipolar, dapat bergantian)
 Monopolar
Dua sensor arus berlebih terpasang seri dengan jalur beban dan jalur kembali,
kebocoran arus yang kelaur dapat diukur dengan membandingkan dua hasil
yang terukur.Kedua sensor tegangan berlebih dihubungkan secara paralel dan
harus memberikan dua nilai ukur identik.
 Bipolar
Dua sensor arus berlebih terpasang seri dengan jalur beban dan jalur kembali,
dan kebocoran arus yang keluar dapat diukur dengan membandingkan dua hasil
yang terukur. Sensor tegangan dan arc sensor bekerja bergantian dengan sensor
monopolar.

42
5. Power board interface
Kontrol board tersambung dengan power board melalui kabel pita (JP216).
Tegangan yang disuplai melalui power board ke kontrol board melalui 6 jalur kabel
(JP123).

Tabel 3.4 Pinout power board konektor JP123


Pin Tegangan
1+2 +5
3+4 GND
5 +15
6 -15

6. Mikroprosesor
Mikroprosesor memproses semua sinyal sensor dan mengatur output parameter
yang telah ditetapkan. Mikroprosesor juga memonitor semua fungsi keamanan.
Fungsi unit dikendalikan melalui pengaturan menu di TFT display. Sinyal-sinyal
ini dikirim dari papan DCU (Display Control Unit) ke mikroprosesor melalui kabel
pita 40 jalur dan diproses sesuai dengan tujuan pengaktifkan power board.
7. Supply tegangan rendah
Tegangan rendah disuplai oleh tegangan 24 V DC dari power supply switchmode
yang terpisah. Tegangan ekstra rendah yang dihasilkan dari tegangan input ini.
Selain itu, LED menunjukkan kesiapan operasional tegangan tersebut.
Berikut adalah tegangan output yang dihasilkan

Tabel 3.5 Tegangan output suplly tegangan rendah

Tes poin/LED Tegangan output

D108 +24 V

D109 +5 V

D110 +15 V

D111 -15 V

D112 +3.3 V

D113 +3.0 V

43
8. Footswitch Interface
Footswitch board terhubung ke control board melalui footswtich interface (JP103).
Kode footswitch yang berbeda dapat dihubungkan melalui interface ini.
DC / DC converter menyediakan tegangan 5 V yang terisolasi secara terpisah
untuk elektronik footswtich.
C. Front unit
Front unit memiliki beberapa komponen antara lain :
 Layar sentuh
 TFT Display
 DCU board (Display Control Unit)
 RFID board untuk soket monopolar 1 dan 2 (opsional)
 RFID board untuk soket bipolar 1 dan 2 (opsional)
 5 light ring board untuk pencahayaan soket
 5 soket keluaran frekuensi tinggi untuk instrument ( Monopolar 1, Monopolar 2,
Bipolar 1, Bipolar 2, Netral)
 5 buah mikroswitch untuk mendeteksi bahawa instrumen telah terpasang
 Tombol ON/OFF dengan lingkaran lampu LED.
Unit front panel terhubung ke control board melalui DC yang terintegrasi dengan
kabel pita 40 jalur dan kabel suplly 2-arah.

1. DCU board
DCU (Display Control Unit) board bertanggung jawab untuk tampilan dan
touchscreen.
Selain itu berikut fungsi yang ditangani oleh DCU-board :
 Sinyal audio
 Output soket backlight
 RFID
 Pendeteksi instrument terpasang
 Interface

44
Gambar 3.13 DCU-Board
2. RFID board (Radio Frequency Identification)
Sistem RFID (Radio Frequency Identification) adalah sistem identifikasi tanpa kabel
yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan, RFID terdiri dar
transporter, yang terletak pada konektor instrument. Transporder ini berisi kode
identifikasi kode pada transporder yang berada pada konektor instrumen akan dibaca
oleh pembaca pada alat ketika konektor di hubungkan pada soket. Pada ARC 350
dilengkapi dengan dua RFID board.Satu di soket keluaran monopolar dan satu di
soket keluaran bipolar.

Gambar 3.14 RFID board


3. Supply tegangan rendah
Unit power supply tegangan rendah menyediakan tegangan ekstra-rendah untuk panel
kontrol, unit ini dapat menerima masukan tegangan dari 100 V ke 240 V AC, unit ini
menghasilkan 24 V tegangan DC.

45
Gambar 3.15 Supply tegangan rendah
4. Board Interface
Board interface pada ARC 350 memungkinkan untuk dapat berkomunikasi
dengan peralatan eksternal dan ARC PLUS Agon device.

Gambar 3.16 Interface Board


5. Soket switch board
Socket switch board menghubungkan arus frekuensi tinggi yang dibangkitkan
oleh power board ke output soket sesuai yang telah dipilih (monopolar/bipolar).
Board ini terhubung pada senstor kontrol board dan output soket yang sesuai
(monopolar/bipolar).

Gambar 3.17 Socket switch board

46
6. Footswitch board
Footswtichboard pada ARC 350 menyediakan komunikasi footswtich dan kontrol
board.
DC / DC converter pada kontrol board menyediakan tegangan +5 V yang terisolasi
untuk menyuplai tegangan pada elektronik footswtich.

Gambar 3.18 Footswtich board

3.5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


1. Persiapan
a. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan/tindakan
b. Lepaskan penutup debu
c. Siapkan aksesoris-aksesoris elektrosurgery unit meliputi :
- Elektroda aktif
- Elektroda netral
- Kabel power
- Foot switch
- Instrumen
d. Pastikan kondisi aksesoris baik dan lengkap
e. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian
f. Pastikan alat laik pakai
2. Pengoperasian standar
a. Sambungan jala jala
 Pastikan tegangan yang masuk sesuai dengan spesifikasi
 Sambungkan kabel power ke jala-jala listrik
 Tekan tombol power dibagian belakang untuk menyalakan alat
 Tekan tombol ON/OFF di bagian depan alat
- Alat akan melakukan functional test

47
-Indikator iluminate aktif
-Alat dapat berfungsi ketika terdengar indikator suara menyala dan
menandakan alat dalam mode start
b. Mengaktifkan dan menonaktifkan sambungan
 Untuk mengaktifkan dan non-aktifkan sambungan konektor, sambungan
konektor ke soket, indikator akan menyala jika konektor sudah terhubung
 Ketika melepaskan instrumen, indikator akan mati
c. Pemilihan mode
 Untuk memilih tipe arus, pilih pada masing-masing pemilihan yang telah
tersedia
 Pada program, akan muncul program untuk pemilihan mode CUT dan
COAG
 Pilih mode yang diinginakn (CUT/COAG) dengan menggunakan tombol
“Mode”.
-Pemilihan mode akan muncul pada layar
-Mode aktif, ditandai dengan panah berwarna oranye
-Untuk memilih mode yang di inginkan, gunakan panah atau untuk
menonatifkan mode pilih “OFF”
-Konfirmasi pemilihan dengan tekan tombol “OK”
 Untuk tombol “Max Watt” digunakan untuk mengatur daya keluaran
maksimal
d. Pemilihan elektroda netral
 Tekan tombol “EASY” pada tampilan layar untuk memilih elektroda netral
atau gunakan menu neutral elektroda untuk memilih elektroda netral
 Pilih tipe elektroda yang akan digunakan dengan memilih icon atau non-
split elektroda netral
 Konfirmasi pemilihan metode yang dibutuhkan dengan menekan tombol
“OK” atau kembali ke tampilan menu utama namun tanpa merubah
pemilihan sebelumnya, ketuk tombol bagian luar pada pemilihan menu.
e. Lakukan tindakan
3. Selesai pengoperasian
a. Matikan alat
b. Lepaskan alat dari catu daya

48
c. Periksa kembali alat, trolli alat dan aksesoris pastikan tidak ada kabel yang
terbakar atau terkelupas
d. Bersihkan alat mneggunakn desinfektan
e. Bersihkan kembali menggunakan kain basah
f. Keringkan alat menggunakan kain kering
g. Pasang penutup debu
h. Simpan alat pada tempatnya

3.6 PEMANTAUAN FUNGSI ALAT ELEKTROSURGICAL UNIT MERK BOWA


TIPE ARC 350
a. Persiapan
1. Siapakan formulir lembar kerja dan kartu pemantauan fungsi
2. Siapkan buku manual servis dan instruksi kerja pemeliharaan
3. Siapakan aksesoris elektrosurgery unit meliputi :
- Kabel power
- Elektroda aktif
- Elektroda netral
- Footswtich
4. Siapakan alat kerja
5. Pemberitahuan kepada unit pelayanan penggunaan alat
b. Pelaksanaan
1. Cek kondisi alat dan aksesoris dari kerusakan yang terlihat
2. Cek fuse pada power input socket sesuai dengan spesifikasi
3. Cek sambungan grounding telah tersambung dengan baik
4. Lakukan pengencangan baut pada alat menggunakan obeng
5. Lakukan pengcekan fungsi dan kondisi
6. Lakukan pemeriksaan kinerja alat dengan mode selftest
7. Lihat riwayat kerja pada alat
8. Lakukan penyetelan jika diperlukan
c. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat
2. Simpulkan hasil pemantauan fungsi (baik atau tidak baik)
Pengguna alat menandatangani formulir kerja sebagai bukti pemantauan
fungsi telah dilakukan

49
d. Penyimpanan
1. Cek alat kerja dan alat ukur
2. Rapihkan dokumen teknisi peserta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta ke tempat
semula.
3.7 Pemeliharaan Rutin Alat Elektrosurgical unit Merk BOWA Tipe ARC 350
a. Persiapan
1. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemantauan fungsi
2. Siapkan buku manual servis dan instruksi kerja pemeliharaan
3. Siapkan alat kerja dan alat ukur
b. Pelaksanaan
1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat
2. Lakukan pembersihan pada bagian elektroda aktif, elektroda neutral dan
footswitch setelahs selesai penggunaaan
3. Lakukan pengencangan baut-baut
4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat
5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan
6. Lakukan penyetelan apabila diperlukan
c. Pencatatan
1. Lakukan pengisian kembali fomulir lembar kerja dan kartu pemeliharaa alat
2. Simpulkan hasil pemantauan fungsi (Baik atau Tidak Baik)
3. Pengguna alat menandatangani formulir kerja sebagai bukti pemantauan fungsi
d. Penyimpanan
1. Cek alat kerja dan alat ukur
2. Rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta ke tempat
semula.

3.8 Kalibrasi Alat ESU


a. Persyaratan
1. Alat kesehatan dalam kondisi baik.
2. Alat ukur dalam kondisi baik (Terkalibrasi)
3. Alat kerja lengkap (toolset).
4. SDM tersertifikasi.

50
5. Dokumen teknis, protap kalibrasi, lembar kerja kalibrasi dan protap
pengoperasian, tersedia.
6. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.
7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.
b. Persiapan
1. Siapkan surat perintah kerja (SPK).
2. Siapkan formulir lembar kerja kalibrasi.
3. Siapkan protap kalibrasi dan protap pengopersian alat.
4. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.
c. Pelaksanaan
1. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.
2. Lakukan pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan kuantitatif alat.
3. Lakukan pengukuran arus bocor.
4. Lakukan pengukuran kinerja alat berupa output Cutting dan
Coagulation.
d. Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja kalibrasi dan SPK.
2. Kesimpulan hasil kalibrasi, alat baik atau tidak baik.
3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar kerja kalibrasi dan
SPK, sebagai bukti kalibrasi telah dilaksanakan.
e. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuai dengan lembar kerja.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.
3. Kembalikan alat kerja dan alat ukur serta dokumen ke tempat semula.
4. Bersihkan alat Electro Surgery Unit dan lokasi kalibrasi.
f. Laporan
1. Laporkan hasil kalibrasi kepada Unit Pelayanan pengguna alat dan
serahkan ESU yang sudah dikalibrasi.
2. Laporkan hasil kalibrasi kepada pemberi tugas.

51
3.9 TROUBLESHOOTING ALAT ESU BOWA TIPE ARC 350
a. Tabel 3.6 Langkah tindakan alat tidak menyala
Kemungkinan Kasus Tindakan
 Sambungan power tidak Cek kabel power sudah tersambung dengan
terpasang baik
 Socket keluaran tidak sesuai Ganti kabel power
 Kabel power putus
Tegangan masukan pada alat tidak Cek tegangan jala jala
sesuai Sambungkan alat pada stop kontak lain
Fuse putus Ganti fuse
Kabel di dalam alat tidak tersambung Cek semua kabel telah tersambung dengan
atau putus baik
 Sambungan control board rusak Cek semua kabel sambungan telah tersambung
 Control board tidak bekerja dengan baik
Kegagalan komponen dari unit depan Ganti unit depan

b. Tabel 3.7 Langkah tindakan alat tidak melakukan self-test


Kemungkinan Kasus Tindakan
Pesan informasi telah di salin Cek display utama untuk pesan informasi
Kabel di dalam alat tidak tersambung Cek semua kabel telah tersambung dengan
atau putus baik
Tegangan masukan pada alat tidak Sambungkan alat pada stop kontak lain
sesuai Cek tegangan jala jala
Cek semua kabel telah tersambung dengan
 Sambungan control board rusak
baik
 Control board tidak bekerja

Kegagalan software Matikan alat kemudian nyalakan kembali

c. Tabel 3.8 Llangkah tindakan alat footswitch tidak aktif


Kemungkinan Kasus Tindakan
Salah penempatan soket footswitch Tempatkan footswitch pada socket yang benar
Sinyal footswitch tidak di prosses oleh Cek semua kabel sambungan telah tersambung
control board dengan baik

52
d. Tabel 3.9 Langkah tindakan alat tidak ada tampilan
Kemungkinan Kasus Tindakan
Konektor antara display unit dan DCU Cek konektor antara display unit dan DCU
board rusak atau terlepas apakah sudah tersambung dengan baik
Konektor antara front panel dan control Cek konektor antara front panel dan control
board (front panel power supply) rusak board apakah sudah tersambung dengan baik
atau terlepas
Cek tegangan pada front panel

DCU mengirim informasi yang salah


Ganti seluruh unit depan
pada display
Kegagalan sistem dari unit depan Ganti seluruh unit depan

e. Tabel 3.10 Langkah pengecekan alat display tidak berubah


Kemungkinan Kasus Tindakan
Pembumian pada casing tidak tepat Cek pembumian pada monitor
Cek pembumian pada alat
Alat elektronik lain menyebabkan
interferensi pada monitor menyebabkan Sambungkan semua alat elektronik pada satu
efek timbal balik dengan alat pembumian yang sama
elektrosurgical unit
Sambungkan monitor menggunakan kabel
Kabel video tidak tertutup
video yang tertutup
Monitor rusak Ganti monitor

f. Tabel 3.11 Langkah tindakan alat tidak mengeluarkan tegangan


Kemungkinan Kasus Tindakan
Matikan alat
Cek konektor dan soket
Kegagalan fungsi pada footswtich atau Nyalakan kembali alat
fingerswitch Ganti instrumen yang tersambung
Ukur hambatan dari fingerswicth electrode
ketika ditekan (<200 ohm)
Kegagalan fingerswtich monitor Cek control board apakah berfungsi dengan

53
baik
Sambungkan fingerswitch pada soket yang
Salah menyambungkan fingerswtich
benar
Kegagaalan control board cek indikator sinyal pada control board

g. Tabel 3.12 Langkah tindakan alat adanya interferensi alat


Kemungkina Kasus Tindakan
Cek semua kabel penghubung antara
Sambungan antar konektor tidak
Elektrosurgikal Unit
terpasang dengan baik
dengan alat lain telah tersambung dan tidak
rusak
Gunakan sambungan konektor sependek
Sistem penasaran potensial tidak
mungkin
konsisten
Sambungkan semua alat pada sambungan
pembumian yang sama
Jika interferensi teradi setelah alat di
operasikan: alat bereaksi oleh frekuensi
Cek data pabrikan alat
yang di keluarkan oleh Elektrosurgical
unit

54

Anda mungkin juga menyukai